• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Pemerintah Kota Salatiga dalam Meningkatkan Ketaatan Hukum Pemilik Angkutan Umum Kota (Angkota) dalam Melakukan Uji Kelayakan Kendaraan Bermotor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Pemerintah Kota Salatiga dalam Meningkatkan Ketaatan Hukum Pemilik Angkutan Umum Kota (Angkota) dalam Melakukan Uji Kelayakan Kendaraan Bermotor"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

29

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Hasil Penelitian

A.1. Gambaran Umum Tentang Dinas Perhubungan Kota Salatiga.

a. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Salatiga.

Dinas Perhubungan Kota Salatiga merupakan unsur pelaksanaan otonomi daerah yang melaksanakan urusan pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada walikota melalui sekretaris daerah. Dinas Perhubungan sebelumnya adalah Dinas LLAJ (Lalu Lintas Angkutan Jalan) yang dipimpin oleh Kepala Dinas Perhubungan yang bertanggung jawab langsung kepada Walikota.1

Dinas perhubungan Kota Salatiga mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang perhubungan darat. Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Perhubungan Kota Salatiga mempunyai fungsi sebagai berikut:

 Perumusan kebijakan teknis dibidang perhubungan darat

 Penyelenggaraan urusan pemerintah dan layanan umum sesuai dengan lingkup

tugasnya

 Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya

 Pelaksanaan tugas lain yang diperintahkan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dinas Perhubungan Kota Salatiga mengalami perubahan kepemimpinan sebanyak 4 (empat) kali perubahan, dan saat ini di pimpin oleh Drs.ADY SUPRAPTO, M.Si sejak 2013 sampai sekarang.2

b. SOTK ( Struktur Organisani dan Tata Kerja).

(2)

30

Berdasarkan pasal 3 ayat 1 Peraturan Walikota Salatiga Nomer 45 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Perhubungan mempunyai susunan organisasi sebagai berikut :

 Kepala Dinas

 Sekretariat, yang membawahi:

- Subbagian Perencanaan dan Keuangan, dan - Subbagian Umum dan Kepegawaian.

 Bidang Lalu Lintas, yang membawahi:

- Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, dan - Seksi Bina Keselamatan dan Ketertiban Lalu Lintas.

 Bidang Angkutan dan Kelaikan Kendaraan, yang membawahi:

- Seksi Pelayanan Angkutan dan Terminal, dan - Seksi Kelaikan Kendaraan.3

Untuk lebih jelasnya dilihat bagan berikut ini :

3 Peraturan Walikota Salatiga Nomer 45 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Perhubungan KEPALA DINAS Drs. ADY SUPRAPTO, M.Si NIP. 19580623 198603 1 006

SEKRETARIS AGUNG NUGROHO, S.SOS, MM.

NIP. 19720911 199203 1002

KEPALA SUBBAGIAN PERENCANAAN DAN

KEUANGAN OKTORA HOLY SUSANTI,

S.SOS

NIP. 19781008 200312 2 006

KEPALA SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

NUR KHOLIS, ST NIP. 19770704 200604

(3)

31

Sumber: DISHUB Kota Salatiga

c. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Salatiga.

Tugas dan Fungsi yang terdapat pada Dinas Perhubungan Kota Salatiga adalah sebagai berikut4:

1. Kepala Dinas

Dinas mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah bidang perhubungan serta tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah.

Adapun fungsi dari kepala dinas adalah :

- Perumusan kebijakan bidang perhubungan - Pelaksanaan kebijakan bidang perhubungan

- Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang perhubungan

4 Peraturan Walikota Salatiga Nomer 45 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Perhubungan KEPALA BIDANG LALU LINTAS

ADI WIBOWO, SE NIP. 19610713 198503 1 013

KEPALA SEKSI MANAJEMEN DWI NOPI AWATIY. S.SiT, MT

NIP. 19720711 199503 1 003

KEPALA UPTD PERPARKIRAN AGUS NUR SOLICHIN, SE NIP. 19600809 198503 1 015

KEPALA BIDANG ANGKUTAN DAN KELAIKAN KENDARAAN

SUDARSO, SE NIP. 19620811 198703 1 006

(4)

32 - Pelaksanaan administrasi Dinas, dan

- Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan dukungan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas serta administrasi kesekretariatan, keuangan dan kepegawaian Dinas.

Funsi dari Sekretariat adalah :

- Perencanaan program dan kegiatan Sekretariat

- Pengoordinasian perencanaan program dan kegiatan Bidang - Penyelenggaraan program dan kegiatan Sekretariat

- Pengoordinasian pelaksanaan program dan kegiatan Bidang - Penyelenggaraan administrasi Dinas

- Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan Sekretariat

- Pengoordinasian monitoring, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan bidang, dan

- Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

3. Kepala Subbagian Perencanaan dan Keuangan.

Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan dukungan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas serta administrasi keuangan Dinas.

4. Kepala Subbagian Umum dan kepegawaian.

Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan dukungan administrasi kesekretariatan dan kepegawaian Dinas.

5. Kepala Bidang Lalu Lintas

(5)

33

- Perencanaan program dan kegiatan Bidang

- Penyusunan kebijakan bidang perhubungan sesuai dengan lingkup tugas Bidang

- Penyelenggaraan program dan kegiatan Bidang

- Pelaksanaan kebijakan bidang perhubungan sesuai dengan lingkup tugas Bidang

- Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan Bidang, dan

- Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

6. Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas.

Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah bidang perhubungan sub urusan lalu lintas dan angkutan jalan dilingkup manajemen dan rekayasa lalu lintas. 7. Kepala Seksi Bina Keselamatan dan Ketertiban Lalu Lintas.

Seksi Bina Keselamatan dan Ketertiban Lalu Lintas melaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah bidang perhubungan sub urusan lalu lintas dan angkutan jalan dilingkup bina keselamatan dan ketertiban lalu lintas.

8. Kepala Bidang Angkutan dan Kelaikan Kendaraan.

Bidang Angkutan dan Kelaikan Kendaraan mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah bidang perhubungan sub urusan angkutan jalan dilingkup angkutan dan kelaikan kendaraan.

Bidang Angkutan dan Kelaikan Kendaraan dalam melaksanakan

menyelenggarakan fungsi:

- Perencanaan program dan kegiatan Bidang

- Penyusunan kebijakan bidang perhubungan sesuai dengan lingkup tugas Bidang

- Penyelenggaraan program dan kegiatan Bidang

(6)

34

- Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan Bidang, dan

- Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

9. Kepala Seksi Pelayanan Angkutan dan Terminal.

Seksi Pelayanan Angkutan dan Terminal mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah bidang perhubungan sub urusan lalu lintas dan angkutan jalan dilingkup pelayanan angkutan dan terminal. 10. Kepala Seksi Kelaikan Kendaraan.

Seksi Kelaikan Kendaraan mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah bidang perhubungan sub urusan lalu lintas dan angkutan jalan dilingkup kelaikan kendaraan.

A.2. Prosedur Perijinan dan Pengawasan Angkutan Kota Salatiga.

Pengawasan Angkutan Kota oleh Dinas Perhubungan Kota Salatiga, sektor transportasi memiliki peran yang cukup penting dalam peningkatan mobilitas warga, baik dari segi kepentingan umum maupun pelayanan perdagangan dan jasa. Tidak hanya itu, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian yang sangat berpengaruh semua aspek perekonomian. Kota Salatiga merupakan salah satu kota kecil yang mengalami peningkatan mobilitas perjalanan.

Dinas Perhubungan Kota Salatiga mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pemerintahan dan pembangunan dibidang perhubungan. Salah satu yang menjadi tugas dari Dinas Perhubungan Kota Salatiga adalah berwenang dalam menerbitkan izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek berupa izin Angkutan Kota. Berkaitan dengan izin trayek, adanya aktivitas lalu lintas yang cukup tinggi di Kota Salatiga tidak menutup kemungkinan terjadinya pelanggaran. Salah satu yang disorot adalah pelanggaran dalam bidang tidak melakukan uji kelayakan kendaraan bermotor secara berkala.

(7)

35

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk trayek tetap dan teratur adalah memiliki Izin usaha angkutan dan Izin trayek. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh Izin usaha angkutan :

 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

 Memiliki Akta Pendirian Perusahaan bagi pemohon yang berbentuk badan usaha, akta pendirian koperasi bagi pemohon berbentuk koperasi dan tanda kependudukan untuk pemohon perorangan;

 Memiliki Surat Keterangan Domisili Perusahaan; Memiliki Surat Izin Tempat

Usaha (SITU)

 Pernyataan kesanggupan untuk memiliki atau menguasai 5 (lima) kendaraan bermotor untuk pemohon yang berdomisili di Pulau Jawa, Sumatera dan Bali

 Pernyataan kesanggupan untuk menyediakan fasilitas penyimpanan kendaraan.

b. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh Izin trayek terdiri dari persyaratan administratif dan teknis, sebagaimana dijelaskan sebagai berikut :

 Persyaratan Administratif

- Memiliki surat Izin usaha angkutan

- Menandatangani surat persyaratan kesanggupan untuk memenuhi seluruh kewajiban sebagai pemegang Izin trayek

- Memiliki atau menguasai kendaraan yang laik jalan yang dibuktikan dengan fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) sesuai domisili perusahaan dan fotokopi Buku Uji Kendaraan

- Menguasai fasilitas penyimpanan/ pool kendaraan bermotor yang dibuktikan dengan gambar lokasi dan bangunan serta surat keterangan mengenai kepemilikan dan penguasaan

- Memiliki atau bekerjasama dengan pihak lain yang mampu menyediakan fasilitas pemeliharaaan kendaraan bermotor sehingga dapat merawat kendaraannya untuk tetap dalam kondisi laik jalan - Surat keterangan kondisi usaha, seperti permodalan dan sumber daya

(8)

36

- Surat keterangan komitmen usaha seperti jenis pelayanan yang akan dilaksanakan dan standar pelayanan yang diterapkan

- Surat pertimbangan dari Gubernur, dalam hal ini Dinas Provinsi atau Dinas Kabupaten/ Kota yang membidangi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

 Persyaratan Teknis

- Pada trayek yang dimohon masih dimungkinkan untuk penambahan jumlah kendaraan

- Prioritas diberikan bagi perusahaan angkutan yang mampu memberikan pelayanan angkutan terbaik.

Penyelesaian Permohonan :

a. Pemberian Izin trayek dan Izin usaha diberitahukan atau ditolak setelah memperhatikan pertimbangan selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima lengkap;

b. Izin insidentil diberikan kepada perusahaan angkutan yang telah memiliki Izin trayek untuk menggunakan kendaraan bermotor cadangannya yang menyimpang dari trayek yang dimiliki, dengan ketentuan :

Masa berlaku izin :

 Izin berlaku untuk jangka waktu 5 tahun;

 Perubahan dan/ atau perpanjangan masa berlakunya, dilakukan dalam hal : - Pembaharuan masa berlaku Izin

- Penambahan trayek atau penambahan kendaraan atau penambahan frekuensi

- Pengurangan trayek atau pengurangan kendaraan atau pengurangan frekuensi

- Perubahan jam perjalanan

- Perubahan trayek (dalam hal terjadi perubahan rute, perpanjangan rute atau perpendekan rute)

(9)

37

- Penggantian kendaraaan meliputi peremajaan kendaraan, perubahan identitas kendaraan dan tukar posisi operasi kendaraan.5

Contoh Bagan Prosedur Perijinan

Pengurusan izin trayek terlampir dalam Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM. 35 tahun 2003 tentang penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan

kendaraan umum pada pasal 45 ayat (1) bahwa : “ Untuk memperoleh izin trayek

(10)

38 b. Persyaratan teknis

Keputusan menteri yang mengikat tentang persyaratam yang harus dimiliki saat mengajukan izin tayek didukung dengan pernyataan yang sama oleh Kepala Seksi Darat Dinas Perhubungan Kota Salatiga.

Pengawasan merupakan salah satu tahapan penting dari adanya suatu aturan. Yang mana dengan adanya suatu pengawasan kita dapat mengukur sejauh mana aturan tersebut sudah dilaksanakan atau dijalankan oleh suatu dinas. Yang mana pada bagian sebelumnya dijelaskan tentang syarat operasional dari Angkutan Kota adalah Izin Trayek. Dengan adanya peraturan yang mengatur, maka Dinas Perhubungan selaku Dinas yang berwenang serta bertanggung jawab terhadap jalannya Angkutan Kota maka Dinas Perhubungan juga wajib mengawasi setiap ketentuan atau aturan yang berlaku untuk setiap angkutan angkota yang berada di Salatiga apakah sudah berjalan sesuai dengan ketentuan atau belum. Dalam melaksanakan kewajibannya, Dinas Perhubungan telah memiliki program-pogram yang dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah ataupun penyimpangan-penyimpangan dari standar/ tujuan sebelum kegiatan dilaksanakan.6

Setiap pengendara Angkutan Kota wajib menjalankan Angkutan Kota sesuai ketentuan yang ada. Yang mana setiap ketentuan tersebut wajib dijalankan oleh setiap pengemudi Angkutan Kota dan tetap harus ada kontrol/ pengawasan dari perusahaan Angkutan Kota jika Angkutan Kota tersebut merupakan Angkutan Kota yang berada dalam naungan organisasi. Namun dari beberapa Angkutan Kota yang ada di Salatiga masih banyak ditemukan pemilik atau pengusaha Angkutan Kota yang melakukan pelanggaran. Pemilik atau pengusaha Angkutan Kota di Salatiga masih kurang taatnya melakukan uji kelayakan kendaraan bermotor. Karena rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh pemilik atau pengusaha Angkutan Kota di Salatiga ini menjadi penyebab sering terjadinya pelanggaran. aturan Dinas Perhubungan di Kota Salatiga telah melakukan pemantauan Angkutan Kota yang dilaksanakan secara langsung kepada

(11)

39

Angkutan Kota. Yang mana hal ini merupakan salah satu bentuk pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan untuk Angkutan Kota Salatiga.

Pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dahulu dalam melaksanakan kegiatan sehingga dapat menetapkan pelaksanaan dan saksi yang diberikan jika terjadi penyimpangan. Sanksi administrative diberikan jika ditemukan nya Angkutan Kota yang beroperasi tidak dalam kondisi standar fisik yang sudah ditentukan. Sepirti ukuran, bentuk tulisan dan bentuk identitas kendaraan pada mobil Angkutan Kota, kelengkapan angkutan kota. Maka dari itu dapat diketahui bahwa masih lemahnya pengawasan dan pengendalian dari Dinas Perhubungan Kota Salatiga terhadap Angkutan Kota di Salatiga karena dari pihak Dinas Perhubungan sendiri belum mampu menjalankan sanksi dan ketentuan yang berlaku sesuai standar yang telah ditetapkan. Sehingga dengan begitu dapat dikatakan peraturan belum berjalan maksimal karena pengawan oleh Dinas Perhubungan yang tidak maksimal terhadap Angkutan Kota Salatiga.

Dalam melaksanakan pengawasan sebagai upaya penegakan peraturan di bidang Angkutan Kota perlu didahului dengan meningkatkan intensitas rutin dari operasi penumbar, pembinaan dan sosialisasi tentang hukum kepada pelaku usaha baik individu maupun perusahaan Angkutan Kota di Kota Salatiga. Sehingga tidak hanya perusahaan yang mengetahui ketentuan yang diberlakukan untuk Angkutan Kota, tetapi pemilik dari Angkutan Kota juga mengetahui ketentuan yang berlaku serta larangan dalam mengemudi Angkutan Kota di Kota Salatiga. Karena dalam hal ini pelanggaran-pelanggaran dari ketentuan yang berlaku akan menyebabkan masalah baru dalam lalu lintas ataupun kemudian akan mengganggu kenyamanan dari penumpang Angkutan Kota sehingga menyebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada menggunakan Angkutan Kota.

(12)

40

dalam Angkutan Kota. Sehingga masyarakat tidak merasa enggan untuk menggunakan fasilitas umum dalam jasa angkutan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Angkutan Kota oleh Dinas Perhubungan Kota Salatiga, kurangnya ketaatan para pemilik atau pengusaha Angkutan Kota juga menjadi salah satu penghambat dalam pengawasan Angkutan Kota di Salatiga.

A.3. Peranan Dinas Perhubungan Kota Salatiga Dalam Pelaksanaan Uji Laik

Jalan.

Berkaitan dengan masalah angkutan umum pada dasarnya ada empat komponen pokok yang berkaitan dengan operasi angkutan umum, yaitu pemakai jasa, operator (pemilik kendaraan), regulator (pemerintah), dan perangkat hokum (law eforment).7 Berdasarkan empat komponen tersebut dibutuhkan sinergiritas antara para pihak untuk mewujudkan system trasportasi yang sesuai dengan tujuan perwujudan system lalu lintas yang aman, tertib, dan lancer, termasuk pula di lingkungan terminal dan angkutan jalan terdapat peran Dinas Perhubungan yang berfungsi untuk mengatur sisem kelancaran trasportasi.8

Peran Dinas Perhubungan dalam melakukan Uji Kelayakan Kendaraan Bermotor sesuai dalam Peraturan Walikota Salatiga Nomer 45 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Perhubungan. Dinas Perhubungan Kota Salatiga mempunyai peran, tugas dan kewenangan untuk melakukan urusan melakukan Uji Kelayakan Kendaraan Bermotor pada pasal 13 yaitu seksi kelayakan kendaraan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang perhubungan sub urusan lalu lintas dan ankutan jalan dilingkup kealikan kendaraan, adalah Dinas Perhubungan.

7 Djoko Setijowarno, Tulus Abadi, Sudaryantmo, 2005, Fakta Kebijakan Trasportasi Publik di Indonesia, Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata, Hal 25

(13)

41

Sesuai data yang diperoleh di atas dapat dilihat bahwa peran dan kewenangan Dinas Perhubungan dalam melakuakn penegakan angkutan umum secara sepenuhnya adalah yang terjadi dalam kewenangan yang dimiliki Dinas Perhubungan.

A.4. Faktor-faktor yang Menyebabkan Pemilik Angkutan Umum tidak

Melakukan Uji Kelayakan.

Kendaraan adalah suatau sarana pengngakutan di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor dan kendaran tidak bermotor. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakan dengan oleh peralatan mekasik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel. Kendaraan bermotor umum adalah setisp kendaraan yang digunakan untuk pengangkutan orang dan/atau barang dengan dipungut bayar (pasal 1 angka 7, 8, dan 9 Undang-Undang Nomer 22 Tahun 2009).9

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, tujuan hukum pengangkutan adalah terpenuhinya kewajiban dan hak pihak-pihak dalam pengangkutan. Kewajiban pihak pengangkut adalah menyelenggarakan pengangkutan dari tempat tertentu ke tempat tujuan dengan selamat.tujuan pengangkutan sendiri adalah tujuan pihak-pihak dalam pengangkutan yang di akui sah oleh hukum. Tujuan yang diakui sah oleh hukum disebut juga tujuan yang halal, sehingga tujuan pengangkutan dapat terlaksana dengan lancar dan sesuai dengan nilai guna masyarakat.10

Sedangkan Pasal 3 UULAJ menyebutkan mengenai tujuan dari Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yakni:

a. Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa,

b. Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa,

9 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Citra Aditya Bakti.Bandung 2013,

hal. 97

(14)

42

c. Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

Apa bila pemilik pengangkutan lalai dalam penyelenggaraan pengangkutan yang menjadi kewajiban menurut ketentuan pasal 49 UULAJ, setiap kendaraan bermotor umum yang berada di jalan harus diuji. Sebagai bukti pengujian yang berhasil baik, kendaraan bermotor harus ada tanda uji kendaraan yang diberikan pula satu surat uji kendaraan yang berlaku diseluruh wilayah indonesia. Pengujian dilakukan oleh instansi yang ditunjuk oleh Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I menurut ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri. Instansi yang ditunjuk oleh Gubernur itu adalah Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya. Tujuan pengujian kendaran bermotor itu sendiri untuk bertujuan pengujian kendaran bermotor yang dilakukan secara berkala, ialah untuk menjaga agar kendaraan bermotor memenui syarat teknis dan kendaraan bermotor tetap dalam keadaan layak jalan.11

Berhubungan angkutan merupakan sektor usaha yang vital bagi kehidpan masyaratak, maka di harapkan kepada para pihak pengusaha yang bergerak di bidang usaha pengangkutan harus mempertibangkan kelayakan kendaraan bermotor atau angkutan itu sendiri, di karenakan di kota selatiga masih kurangnya ketaatan pengusaha/pemilik jasa angkutan umum atau angkota yang tidak melakukan uji kelayakan secara berkala.

Berikut jumlah angkutan umum Kota Salatiga yang tidak melakukan Uji Kelayakan kendaraan bermotor.

Tabel 1

Angkutan Umum Kota Salatiga Yang Tidak Melakukan Uji Kelayakan Tahun

2014-2017

TAHUN TIDAK UJI LAIK JALAN UJI LAIK JALAN

2014 43 378

2015 67 354

11 Abdul Kadir, Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat,Laut dan Udara,Citra Aditya

(15)

43

2016 43 378

2017 57 364

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Salatiga

Dari data diatasdapat dilihat Angkutan Umum Kota Salatiga yang tidak melakukan Uji Laik Jalan tiap tahunnya selalu mengalamai naik turun, dan data terakhir tahun 2017 sampai di bulan september.

Selain tidak di siplinnya atau kurang taatnya tidak melukan uji kelayakan, juga kurang disiplinya waku, kurang di siplinya waktu seperti tidak tepatnya keberngkatan dengan banya alasan seperti belum penuhnya penumpang, dan perlu ditertibkan juga tingkah laku para aparat/petugas dan atau perorangan yang mengurus masalah pengangkutan dan di pertegas sangsi hukum bagi pelanggar hukum pengangkutan pendapat Bapak Ardi Anto12.

Untuk melindungi masyarakat pemakai jasa angkutan umum yang tidak disiplinya muatan, setiap angkutan sudah ditetapkan kapasitas maksimunya 12 (duabelas) orang bagi pengangkutan penumpang angkota. Dilihat dari fakta di lapangan angkutan yang melanngar ketentuan yang melebihi batas penumpang masih bayak di temukan13, dan itu membahayakan penumpang angkutan tersebut, dan adapun hal-hal dari pemilik angkutan tersebut adalah seperti mengejar setoran, tidak terpenui taget setoran harian, tidak adanya biaya khusu mentenen atau perawatan secara berkala akan tetapi mengabaikan keselamatan pengnupang itu sendiri, faktor yang menjadi penghalang agar pemilik atau perusahan angkutan itu tidak melakukan uji kelayakan.

Setiap angkutan umum harus memiliki atau memenui syarat laik jalan maka setiap kendaraan bermotor yang di operasikan di jalan wajib diuji, pengujiaan tersebut meliputi uji tipe dan uji berkala.14 Uji tipe kendaraan bermotor meliputi;

12 Pemilik Angkota Salatiga Bapak Ardi Anto tanggal 23 juni 2017 13 Studi lapangan kota salatiga tanggal 26 april 2017

14 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Citra Aditya Bakti.Bandung 2013,

(16)

44

a. Pengujian fisik untuk pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan yang dilakukan terhadap landasan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Bermotor dalam keadaan lengkap; dan

b. Penelitian rancang bangun dan rekayasa Kendaraan Bermotor yang dilakukan terhadap rumah-rumah, bak muatan, kereta gandengan, kereta tempelan, dan Kendaraan Bermotor yang dimodifikasi tipenya

Sedangkan uji berkala meliputi sebagai berikut;

a. Pemeriksaan dan pengujian fisik Kendaraan Bermotor; dan b. Pengesahan hasil uji.

Pemeriksaan persyaratan teknis dan pengujian laik jalan kendaraan bermotor dalam pasal 54 Undang-undang Nomer 22 Tahun 2009, meliputi ;

a. Susunan, b. Perlengkapan, c. Ukuran, d. Karoseri, dan

e. Rancangan teknis Kendaraan Bermotor sesuai dengan peruntukannya. Pengujian terhadap persyaratan laik jalan meliputi;

a. Emisi gas buang Kendaraan Bermotor b. Tingkat kebisingan

c. Kemampuan rem utama d. Kemampuan rem parkir e. Kincup roda depan

f. Kemampuan pancar dan arah sinar lampu utama g. Akurasi alat penunjuk kecepatan, dan

h. Kedalaman alur ban.

(17)

45

Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa standar dari uji kelaikan jalan atau laik jalan adalah persyaratan minimum, kondisi suatu kendaraan yang harus dipenuhi agar terjaminnya

keselamatan dan mencegah terjadinya pencemaran udara dan kebisingan lingkungan pada waktu dioperasikan di jalan.

Seharusnya persyaratan laik jalam kendaran bermotor harus memenui beberapa aspek pengujian sebagai berikut, akan tetapi di Dinas Perhubungan Kota Salatiga hanya di lakukan dua pengujian saja bagi Angkota Kota Salatiga yaitu Uji lampu dan Uji Rem.

Tabel 2

Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor.

No. Aspek Pengujian Alat Penguji Ambang Batas

Laik Jalan

1. Kandungan emisi gas buang

CO, HC dan ketebalan asap

Gas analyzer and smoke

3. Penyimpangan arah kincup roda

depan

Slide Slip Tester Kincup roda

(18)

46

4. Efisiensi dan penyimpangan

rem

Brake tester Efisiensi rem

utama sebesar 50

5. Penyimpangan alat petunjuk

kecepatan

6. Kebisingan yang ditimbulkan

oleh suara mesin dan klakson

Sound level tester Tingkat suara

klakson

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Salatiga

(19)

47

Lampu yang terdapat kendaraan tidak boleh terlalu terang atau redup yang dapat menyilaukan pengguna jalan lainnya. Sesuai dengan pengamatan yang yang dilakukan peneliti, lampu kendaraan khususnya angkutan kota masih ada yang tidak sesuai dengan standar penerangan tersebut diatas. Kondisi lampu angkutan kota cenderung redup, bahkan lampu kendaraan yang diharapkan menjadi penerangan jalan bahkan dalam kondisi mati.

Sistem pengereman harus dalam kondisi yang baik, harus ada pada kendaraan khususnya angkutan kota, selain sistem pengereman yang baik diperlukan pula sistem rem tangan, agar pengereman dapat dilakukan dengan baik, sehingga ketika angkutan kota beroperasi tidak ditemukan kendala atau kesulitan. Hal ini mengingat angkutan kota merupakan kendaraan umum yang beroperasi mengangkut penumpang yang merupakan masyarakat. Keselamatan atas penumpang merupakan hal utama yang harus diperhatikan.

Speedometer harus ada disetiap kendaraan khususnya angkutan kota, speedometer berfungsi untuk mengontrol kecepatan kendaraan tersebut, agar tidak ugal-ugalan dalam berkendara. Observasi yang dilakukan dilapangan ditemukan ada angkutan kota yang tidak memenuhi standar tersebut diatas, bahkan angkutan umum tersebut tidak dilengkapi dengan speedometer atau speedometer dalam kondisi mati.

Suara yang dihasilkan dari kendaraan bermotor dalam hal ini adalah angkutan kota baik dari mesin maupun klakson kendaraan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan diatas. Klakson sangat diperlukan ketika kendaraan beroperasi yang berguna untuk memberi peringatan kepada pengguna jalan lainnya. Sesuai dengan standar kelayakan bahwa klakson kendaran memiliki tingkat suara serendah-rendahnya 90 db dan setinggi-tingginya mencapai 118 db. Penyimpangan dari standar ini masih banyak ditemukan di lapangan. Masih ada angkutan kota yang memiliki suara klakson yang rendah maka itu saangat berbahaya apa bila di bunyikan untuk penanda akan tetapi suarnya kurang begitu keras.

(20)

48

tidak menimbulkan pencemaran udara di Kota Salatiga. Selain itu, pemerintah menuntut setiap angkot yang beroperasi untuk dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan yakni standar teknis dan standar kelayakan. Hal ini untuk menimbulkan kembali kenyamanan penumpang terhadap kendaraan umum. Sehingga masyarakat tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi dan beralih ke kendaraan umum serta dapat mengurangi kepadatan kendaraan pada Kota Salatiga. Standar yang ditetapkan dalam peraturan, masih banyak ditemukan penyimpangan di lapangan.

Dari hasil pengamatan penulis di Dinas Perhubungan Kota Salatiga dalam melakukan pengujian Laik Jalan kendaraan bermotor untuk Angkutan Umum Kota Salatiga (angkota) hanya dilakukan dua uji saja, seperti: uji lampu dan uji rem, berdasarkan wawancara dengan Wahyu Ari Pamudi selaku petugas Uji Laik Jalan Kendaraan Bermotor. karena kurangnya personil dalam melakukan pengujian Laik Jalan dan apa bila Angkutan Umum Kota Salatiga yang di bawah tahun 2009 kebanyakan tidak mungkin lolos Uji Laik Jalan, dikarenakan umur Angkota yang sudah molai tua dan Kurangnya perawatan dapa bagiang mesin Angkota itu sendiri. Apabila di bidang pengujian di lakukan semua pengujian maka, satu mobil tidak akan selesai dalam satu hari, dikarenakan tidak lolosnya di bagian uji emisi gas buang. Dan apabila diperbaiki akan membutuhkan waktu yang lama.

Ini salah satu contoh pengujian :

(21)

49

Yang dilakukan di lapangan membuktikan bahwa standar yang ditetapkan dalam peraturan tersebut masih belum maksimal dilakukan. Masih ada penyimpangan terjadi dilapangan.

Pada pasal 5 ayat 1 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 menyatakan bahwa

: “Negara bertanggung jawab atas lalu lintas dan angkutan jalan raya dan

pembinaannya dilaksanakan oleh Pemerintah.”15 Pembinaan yang dimaksud meliputi perencanaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan dalam lalu lintas yang akhirnya menciptakan ketertiban lalu lintas. Salah satunya pengawasan terhadap pengujian berkala pada kendaraan umum khususnya angkot. Namun, Dinas Perhubungan kota Salatiga masih saja kecolongan dengan adanya angkot yang dapat beroperasi di jalan raya tetapi tidak mempunyai izin uji kelayakan jalan di jalan raya atau tidak melakukan pengujian berkala.

Berikut keterangan pemilik angkot salatiga,

Tabel 3

Alasan Pemilik Angkutan tidak Melakukan Uji Laik Jalan Kendaraan Bermotor

sudah tidak mungkinya lolos dalam uji KIR tersebut karena sudah cukup tua umur angkota saya karena sudah terlalu lama dan apa bila saya melakukan uji KIR sudah terlalu banyak denda administrasi yang harus di bayar. Dan saya berpesan kepada sopir saya agar berhati-hati saat menjalankan ankota agar tidak ada sesuatu hal yang

merugikan pihak lain yaitu

penumpang. dan kurangnya biaya

(22)

50

setoran itu juga menjadi masalah saya tidak melakukan KIR.

2 Ardi Anto 04 juli 2017 Terkendalanya setoran yang selalu

tidak memenui tarjet dan tidak adanya biaya kusu buat perawatan angkota

maka menjadi sering rusaknya

angkutan saya, tetapi saya selalu melakukan uji KIR tetapi selalu terlambat karena belum adanya uang buat melakukan uji KIR, sebenrnya cukup gampang melakukan uji KIR karena yang di uji cukup lampu-lampu dan rem, semisal uji mesin dan bagian

bawah mobil pasti kebanyakan

angkutan khusunya angkota saya pasti sudah tidak bisa beroperasi lagi.

3 Lulut 11 juli 2017 Saya selalu melakukan uji KIR 5

armada saya akan tetapi ada 2 armada saya yang bekas peremajaan yang masih beroprasi secara sembunyi sembunyi karena belum ada pembeli

pernah terkena razia dan dari DISHUH jarang turun di jalan melakukan

pengecekan maka saya tidak

melakukan KIR karana masih aman-aman saja dan masih kurangnya uang setoran. Alhamdulilah buat hidup sehari-hari masih kurang

5 Ady Utomo 16 juli 2017 Kalo di angkota saya sudah saya

pasrahkan kepada supir saya untuk melakukan uji KIR, KP, Perpanjang STNK, DLL tetapi selalu tidak di lalkukan karna bebagai alasan, sepeti hari

6 Marjito 10 juni 2017 Buat kehidupan sehari-hari bersama

(23)

51

tidakan tegas dari DISHUB, paling di beri surat pemberitahuan.

7 Markus Hendra 23 oktober 2017 Karena melakukan KIR prosesnya

lama saya menjadi malas melakukan KIR

8 Guntue Wibowo 09 juni 2017 Tidak mau berkomentar tentang

masalah KIR, tetapi menurut

keterangan pak Heri Purwanto selaku Bidang Angkutan dan Kelayakan

Kendaraan mengatakan memang

beliyau sudah kami beklis, bearti angkutan beliyau tidak melakukan Uji Kelayakan Kendaraan Bermotor.

Berdasarkan tabel di atas alasan pemilik angkutan umum kota salatiga kebanyakan tidak melakukan uji laik jalan dikarenakan kurang patuhnya pemilik angkutan untuk melakukan uji laik jalan di karenakan umur angkutan yang sudah tua, setoran yang selalu kurang, tidak melakukan uji kelayakan di karenakan belum pernah terkena razia. Lemahnya dalam penegakan hukum terhadap angkutan umum kota salatiga menjadi peluang terhadap pemilik angkota tidak melakukan uji kelayakan. Sedangkan ada beberapa angkutan umum kota salatiga yang sudah tua, apabila melakukan uji laik jalan sudah tidak mungkinya lolos, maka pemilik memutuskan tidak melakukan uji kelayakan akan tetapi masih saja beroprasi dengan hati hati.

Dari alasan-alasan pemilik angkutan umum kota salatiga yang kebanyakan di karenakan umur angkota yang sudah tua, kurangnya setoran dan tidak taatnya pemilik angkutan menjadi alasan yang utama. Karena melakukan uji kelaykan sendiri harus memenui setandar teknis, standar laik jalan.

Dinas Perhubungan Kota Salatiga mempuyai standar-standar yang digunakan dasar pengawasan pada umumnya terdapat pada suatu rencana yang disusun sebelumnya agar semua yang akan dilaksanakan berjalan lancar. Yang menjadi sub indikatornya adalah standar teknis, standar laik jalan dan standar pengujian kendaraan bermotor.

(24)

52

Standar teknis kendaraan adalah standar yang harus dipenuhi secara teknis oleh kendaraan bermotor dalam hal ini adalah angkutan kota yang masih beroperasi di kawasan kota Salatiga. Standar teknis kendaraan melekat langsung pada kendaraan tersebut dan harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum kendaraan tersebut beroperasi di jalan raya. Sebelum dilakukan pengujian kendaraan bermotor yang laik jalan, harus dilihat terlebih dahulu standar teknis pada kendaraan tersebut. Standar teknis kendaraan melekat langsung pada kendaraan yang sudah melalui proses penelitian rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor yakni melakukan pemeriksaan secara teliti atas desain. Desain kendaraan bermotor harus sesuai dengan persyaratan teknis tersebut diatas. Dengan adanya persyaratan teknis ini maka kendaraan bermotor yang sudah di modifikasi atau sudah tidak sesuai dengan standar teknis, maka tidak dapat dilakukan proses pengujian kendaraan bermotor.

2. Standar Laik Jalan

Adalah standar yang harus dipenuhi setiap kendaraan yang dioperasikan di jalan raya. Standar laik jalan adalah standar minimum kondisi suatu kendaraan yang harus dipenuhi agar terjaminnya keselamatan dan mencegah terjadinya pencemaran udara dan kebisingan lingkungan pada waktu dioperasikan di jalan.16

Berikut contoh Angkota Salatiga,

(25)

53

Salah satu angkota yang tidak melakukan uji KIR, terlihat dari stiker uji KIR yang tidak terbapang atau sudah hilang tulisanya yang terdapat pada kertas uji KIR.

(26)

54

Angkutan ini tidak melakukan uji KIR juga tidak di lengkapi dengan lampu sen dan ban yang sudah halus

Berikut sebagian foto angkota Kota Salatiga yang saya temukan di lapangan yang sangat tidak mungkin lolos dalam pengujian kelayakan kendaraan bermotor, ada yang lebih memprehatinkan adalah foto terakhir yang sampai tidak dilenkapi alat ukur kecepatan (sepodo meter), serta bodi kendaraan yang keropos.

(27)

55

Buku Uji Kelayakan Bermotor “Buku KIR”

(28)

56 Studi Lapangan 20 Oktober 2017

Kartu KP adalah kartu trayek ankota tersebut di oprasikan agar sesuai jalur angkota kota salatiga.

A.5. Upaya Dinas Perhubungan Kota Salatiga untuk Meningkatkan Ketaatan

Hukum Pemilik Angkutan Umum Kota Salatiga (angkota) untuk Melakukan Uji

Kelayakan.

Dinas Perhubungan Kota Salatiga dalam meningkatkan ketaatan hukum pemilik Angkutan Umum Kota Salatiga khususnya angkota agar taat melakukan Uji Kelayakan Kendaraan Bermotor dengan cara melakukan upaya pembinaan dan penindakan.

a. Pembinaan

Pembinaan secara etimologi berasal dari kata bina.17 Pembinaan adalah proses, pembuatan, cara pembinaan, pembaharuan, usaha dan tindakan atau kegiatan yang

17 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

(29)

57

dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan baik. Pembinaan menurut Masdar Helmi adalah segala hal usaha, ikhtiar dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan dan pengorganisasian serta pengendalian segala sesuatu secara teratur dan terarah.18

Pembinaan juga dapat diartikan: “ bantuan dari seseorang atau sekelompok orang yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang lain melalui materi pembinaan dengan tujuan dapat mengembangkan kemampuan, sehingga tercapai apa yang diharapkan.19

Dari beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa dalam pembinaan terdapat unsur tujuan, materi, proses, cara, pembaharuan, dan tindakan pembinaan. Selain itu, untuk melaksanakan kegiatan pembinaan diperlukan adanya penyuluhan, sosialisasi.

Penyuluhan, sosialisasi yang dilakukan Dinas Perhubungan Kota Salatiga terhadap Angkutan Umum Kota Salatiga (angkota) melalui paguyupan-paguupan Angkota itu sendiri, ataupun Organda. Penyuluhan atau sosialisasi dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Salatiga dalam 1 (satu) Tahun dilakukan 5 (lima) kali, akan tetapi tergantung dari Organda saat melakukan perkumpulan.

Penyuluhan atau sosialisasi juga dilakukan terhadap angkutan umum dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kota Salatiga. Adapun yang disosialisasikan oleh Dinas Perhubungan Kota Salatiga adalah:

- Tentang kelengkapan izin kendaraan dan pengemudi kendaraan, seperti KIR (Pengujian kendaraan secara berkala/6 bulan), SIM (Surat Izin Mengemudi), STNK, Surat izin Trayek.

- Tentang prosedur atau standarisasi kendaraan atau angkutan umum, seperti dilengkapi tanda nomor kendaraan dengan warna dasar plat kuning dengan tulisan hitam dan diberi kode khusus.

(30)

58

- Tentang ketegasan sanksi yang diberlakukan apabila terjaring razia, seperti Tilang.

Beberapa tindakan pemerintah diatas memang belum bisa dikatakan efektif dan berhasil untuk menekan jumlah supir atau pemilik angkota di Kota Salatiga. Disamping kebijakan diatas masih ada lagi kebijakan terbaru yang akan dilakukan pemerintah dalam melaksanakan ketertiban sosial khususnya tentang angkota, yaitu dengan mensosialisasikan dan melaksanakan yang telah diamanahkan lebih intensif lagi, serta melakukan pengawasan yang lebih ketat lagi dan penegakan hukum yang harus tegas.

Yang terakir dari Dinas perhubungan Salatiga mengadakan pengujian di luar unit kendaraan bermotor yang sering di sebut KIR Masal, tetapi cara ini tidak lebih dari 2 Kali dalam Satu Tahun, karena di kota Salatiga khusunya Kotanya yang tidak begitu besar maka cara ini jarang sekali di lakukan, dan apa bila dilakukan juga terbentur dengan biaya atau anggaran dan angota pengujian dikarenakan sedikitnya personil di Dinas Perhubungan Kota Salatiga. Dan sebenarnya Dinas Perhubungan Kota Salatiga hanya melakukan pelayanan saja, tidak harus turun kelapangan untuk melayani di luar unit pengujian kendaraan bermotor. Faktor kekurangan personil menjadi kendala yang paling utama serata kenyataan yang tidak sesuai.

Dinas perhubungan Kota Salatiga seharusnya juga melakukan pengawasan terhadap angkota, Dalam pelaksanaan pengawasan atau pemantauan rutin dilaksanakan dan langsung turun kelapangan. Namun, dalam menindaklanjuti maraknya angkutan yang tidak melakukan uji kelayakan, sebenarnya adalah kurangnya pengawasan dari pemerintah kota. Petugas yang bertugas hanya menjalankan fungsi kontrol atau pengawasan saja. Oleh karena itu, Dinas Perhubungan Kota Salatiga perlu melakukan diskusi dengan organda atau pengusaha Angkutan umum Kota Salatiga yang disebut Angkota.

(31)

59

Penindakan memiliki kata dasar tindak yang berarti proses, cara atau perbuatan menindak.20 Karena penindakan merupakan kata benda sehingga penindakan dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

Dinas Perhubungan Kota Salatiga selaku Kepala Bidang Angkutan dan Kelayakan Kendaraan Bermotor memiliki wewenang untuk melakukan penindakan berupa Teguran tertulis berbentuk surat dan melakukan Razia di jalan ataupun di terminal. Apabila melakukan razia di jalan raya Dinas Perhubungan Kota Salatiga berkerja sama dengan pihak Kepolisian akan tetapi apabila di terminal cukup bekerja sama dengan petugas Dinas Perhubungan yang berada pada terminal. Teguran secara Tertulis dilakukan apabila sudah mencapai 1 (satu) minngu keterlambatan baru di berikan surat teguran secara tertulis, surat teguran itu sendiri lansung di kirim ke pemilik angkota yang sesuai dengan alamat yang tercantum dalam buku Uji Kelayakan Kendaraan Bermotor. sebenarnya cara ini belum begitu efektif karena banyak kemungkinan alamat dalam buku uji kelayakan sudah tidak sesuai, dikarenakan karna sudah pindanhnya alamat rumah pemilik angkutan umum kota salatiga. Akan tetapi Dinas perhubungan tetap mengupayakan agar surat teguran sampai kepada pemilik angkota deng cara memberikan surat teguran tersebut melalui paguyupan atau organda.

Dinas Perhubungan Kota Salatiga juga melakukan razia di jalan atau diterminal, akan tetapi dari Dinas Perhubungan Kota Salatiga sering melakukannya razia di jalan-jalan yang dilalui angkota, razia laik jalan dilakukan kurang lebik 20 kali dalam satu tahun, akan tetapi sering terbentunya biaya atau anggran dalam melaksanakan razia di jalan. Meliihat dari SK keputusan Walikota Salatiga Nomer : 551.1/155/491/2017 tentang Tim Oprasi Laik Jalan Tahun 2017 ini sudah tersusun keanggotaan tim oprasi laik jalan yang menjadi tanggung jawab, dalam SK juga sudah terbentuk Susunan Keanggotaan Tim Oprasi Laik Jalan Tahun 2017 sebagai berikut.

(32)

60

Tabel 4

Daftar Anggota Tim Oprasi Laik Jalan

NO JABATAN DALAM DINAS KEDUDUKAN DALAM TIM

1 Kepala Dinas Perhubungan Penanggung Jawab

2 Kepala bidang lalulintas pada Dinas Perhubungan

Ketua

3 Kepala Bidang Angkutan dan Kelaikan Sekretaris

4 Kepala Sangsi Bina Keselamatan dan

ketertibn

Anggota

5 Kepala menejemen dan Rekayasa

Lalulintas

Anggota

6 Kepala saksi Angkuta dan Terminal Anggota

7 Kepala Saksi Kelayakan Kendaraan Anggota

8 Kepala UPTD Perpakiran Anggota

9 Staf Terminal Tingkir Kota Salatiga Anggota

10 Staf Dinas Perhubungan Anggota

11 Staf Kepolisian Anggota

12 Staf Kepolisian Resor Salatiga Anggota

Terbentuknya SK yang memuat daftar anggota tim oprasi tersebut akan keluar lagi SP. SP adalah surat perintah melakukan operasi pemeriksaan teknis dan laik jalan. Dinas Perhubungan Kota Salatiga sendiri sering melakukan razia di terminal taman sari, depan GPD (gedung perwakilan daerah) di jalur angkota, seperti di jalan kartini, patimura, diponegoro dan arah menuju ke tetminal tingkir.

(33)

61

tersebut ada angkutan barang dan angkutan umum angkota, dari 16 (enam belas) angkutan kota salatiga (angkota) yang melanggar, berikut ini tabel nama dan jenis pelanggaran, yang dilangar Angkutan Umum Kota Salatiga.

Tabel 5

Daftar Angkutan Umum Kota Salatiga (Angkota) yang Terkena Oprasi

(34)

62

Kebanyak pelanggaran yang di lanngar adalah Uji Kelayakan Kendaraan Bermotor. Sedangkan Dinas Perhunungan Kota Salatiga sendiri masih memberikan keringanan kepada pemilik angkutan umum yang melanngar Uji Kelayakan Kendaraan Bermotor yang terlambat melakukan uji kelayakan dalam waktu 1 (satu) minngu masih di tindak secara penyitaan buku uji kelayakan, tidak di tindak dengan cara penilangan. Dan kemudian harinya pemilik kendaraan bermotor harus wajib melakukan uji kendaraan bermotor ke kantor Dinas Perhubungan Kota Salatiga.

Lemahnya aturan dalam penegakan hukum maka masih banyak angkota yang melanngar tiap di lakukan razia, dan hasil wawancara penulis kepada supir angkot bapak beni memang benar dinas perhubunga kota salatiga sering melakukan razia di jalan-jalan, seperti di Jalan kartini, depan GPD, jalan pahlawan, patimura, arah terminal tingkir, akan tetapi saya sering terkenanya razia di depan gedung GPD karena sering dilakukanya razia, yang sering dilanngar para sopir atau angkota tersebut adalah sudah habisnya masa berlakunya buku KIR tersebut. Dinas Perhubungan Kota Salatiga sendiri jarang melakukan razia di dalam terminal, karena angkota sudah jarang masuk terminal, terutama terminal tingkir yang di karenakan jarang adanya penumpang dia dalam terminal tinggkir tersebut. Dan Dinas Perhubungan Kota Salatiga saat melakukan razia juga suadah bekerja sama dengan kepolisian apabila di luar terminal yaitu di jalan raya.

(35)

63

mau melakukan uji kelayakan. Secara umum dapat peneliti simpulkan bahwa pada umumnya angkutan umum terutama Angkota di Kota Salatiga ini hanya untuk menambah penghasilan saja, karena terpaut masalah ekonomi. Dengan kata lain, masalah ekonomi ini harus sangat diperhatikan. Akan tetapi juga masalah keaman dan kenyaman angkota juga harus di perhatikan, yang sudah menjadi transportasi umum maka ketentuan untuk melakukan uji kelayakan kendaraan bermotor jauh lebih penting agar mencapai ankutan umum yang anyaman dan aman di kota salatiga.

Selain dengan cara mengirim sutar teguran dan razia dijalan, pihak Dinas Perhubungan juga melakukan denda secara andinistrasi seperti keterlambatan yang tertera pada PERDA Kota Salatiga Nomer 12 Tahun 2011 Tentang Retrebusi Jasa Umum yang melakukan uji kelayakan kendaraan bermotor tiap bulanya sebenyak 2% dari uang ke terlambatan pengujian kendaraan bermotor serta dari Dinas Perhubungan Kota Salatiga Juga melakukan penilangan kepada angkutan umum Kota Salatiga yang tidak mengikuti aturan. Proses penilangan sendiri pihak Dinas Perhubungan Kota Salatiga bekerja sama kepada Kepolisian dan Kejaksaan Negeri Salatiga.

B. Analisis

1. Faktor-faktor yang Menyebabkan Pemilik Angkutan Umum tidak Melakukan Uji Kelayakan.

(36)

64

Seperti pada UULLAJ pasal 76 ayat 1, yang tertulis, setiap orang yang melanggar ketentuan pasal uji berkala dikenakan sanksi administratif, berupa peringatan tertulis, pembayaran denda, pembekuan izin, dan pencabutan izin.

Dalam analisis kepatuhan hukum dalam konteks kepatuhan hukum didalamnya ada sanksi positif dan negatif, ketaatan merupakan variable tergantung, ketaatan hukum tersebut didasarkan kepada kepuasan diperoleh dengan dukungan sosial. Ketaatan hukum pemilik atau pengusaha amgkutan umum ( angkota) di kota salatiga masih begitu kurang taatnya pemilik atau pengusaha untuk melakukan Uji Kelayakan Kendaraan Bermotor. Dikarenakan ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat mematuhi hukum

(37)

65

yang bersangkutan, terlepas dari pengaruh atau nilai-nilainya terhadap kelompok atau pemegang kekuasaan maupun pengawasannya. Tahap ini merupakan derajat kepatuhan tertinggi, dimana ketaatan itu timbul karena hukum yang berlaku sesuai dengan nilai-nilai yang dianut.

Tiga faktor tersebut yang paling di patui dalam masyarakat adalah faktor Internalization, pada tahap ini seseorang mematuhi kaidah hukum karena secara intrinsik kepatuhan tadi mempunyai imbalan. Isi kaidah tersebut adalah sesuai dengan nilai-nilainya dari pribadi yang bersangkutan, atau karena Ia mengubah nilai-nilai semula dianutnya. Hasil dari proses tersebut adalah suatu yang didasarkan pada motivasi secara intrinsik. Titik sentral dari kekuatan proses ini adalah kepercayaan orang tadi terhadap tujuan dari kaidah-kaidah yang bersangkutan, terlepas dari pengaruh atau nilai-nilainya terhadap kelompok atau pemegang kekuasaan maupun pengawasannya. Tahap ini merupakan derajat kepatuhan tertinggi, dimana ketaatan itu timbul karena hukum yang berlaku sesuai dengan nilai-nilai yang dianut. Para pengusaha Angkutan Kota Salatiga beranggapan bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar, akan tetapi karena kondisi mobil yang masih bisa jalan dan belum ada kejadian yang begitu fatal, Oleh karena itu peneliti beranggapan bahwa para pengusaha tersebut tidak memiliki nilai-nilai kesadaran dan nilai kepatuhan hukum, hanya saja mereka terpengaruh dengan kondisi atau keadaan yang ada. Dari pemilik Angkutan Umum Kota Salatiga yang kebanyakan tidak melakukan Uji Kelayakan Kendaraan Bermotor di karenakan umur angkota yang sudah tua, kurangnya setoran dan tidak taatnya pemilik angkutan menjadi alasan yang utama. Karena melakukan Uji Kelayakan sendiri harus memenui setandar teknis, standar laik jalan.

(38)

66

sanksi, Sehingga para pengusah beranggapan bahwa mereka melakukan aktivitas tidak melakukan Uji Kelayakan adalah sah-sah saja.Para pengusaha angkutan beranggapan bahwa, jika mereka memiliki kelengkapan surat-surat kendaran serta memiliki surat izin mengemudi, dianggap sebagai sesuatu yang bisa dengan leluasa melakukan aktivitas menjalankan angkutanya yang tidak melakukan Uji Kelayakan, dan masih merasa aman saat beroprasi di jalan.

Kepatuhan merupakan sikap yang aktif yang didasarkan atas motivasi setelah ia memperoleh pengetahuan. Dari mengetahui sesuatu, manusia sadar, setelah menyadari ia akan tergerak untuk menentukan sikap atau bertindak. Oleh karena itu dasar kepatuhan itu adalah pendidikan, kebiasaan, kemanfaatan dan identifikasi kelompok. Jadi karena pendidikan, terbiasa, menyadari akan manfaatnya dan untuk identifikasi dirinya dalam kelompok manusia akan patuh.

Jadi harus terlebih dahulu tahu bahwa hukum itu ada untuk melindungi dari kepentingan manusia, setelah tahu kita akan menyadari kegunaan isinya dan kemudian menentukan sikap untuk mematuhinya. Selain ada teori kepatuhan hukum tersebut juga ada faktor ekonomi dan faktor sosial.

Faktor Ekonomi, Kondisi perekonomian yang selalu berubah mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengujian kelayakan. Kenaikan bahan bakar minyak dan langkanya bahan bakar pemium ternyata ikut mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan uji kelayakan, hal ini dikarenakan daya beli masyarakat berkurang, serta pendapatan para pemilik angkutan kota yang menurun. Belum lagi mereka harus bersaing dengan angkutan online, hal ini dikarenakan banyak para pengguna angkutan umum (angkota) beralih menggunakan transportasi online berbasis aplikasi, sehingga secara tidak langsung mengakibatkan pendapatan angkutan kota berkurang. Sehingga membuat beberapa pemilik angkutan kota yang merasa aman apabila tidak mengujikan kendaraannya memilih tidak mengujikan kendaraannya dari pada harus mengeluarkan uang untuk melakukan pengujian KIR.

(39)

67

melakukan pengujian ketika mendapatkan setoran angkota yang cukup dan masih ada sisa untuk melakuakan perbaikan atau peremajaan angkota, yang di karenakan umur angkota yang sudah tua. Hal ini tentunya harus segera dibenahi dengan cara melakukan sosialisi pentingnya pengujian kelayakan bagi keselamat penumpang maupun pengguna jalan raya lainnya.

Berhubungan angkutan merupakan sektor usaha yang vital bagi kehidupan masyarakat, maka di harapkan kepada para pihak pengusaha yang bergerak di bidang usaha pengangkutan harus mempertibangkan kelayakan kendaraan bermotor atau angkutan itu sendiri, di karenakan di Kota Salatiga masih kurangnya ketaatan pengusaha/pemilik jasa angkutan umum atau angkota yang tidak melakukan uji kelayakan secara berkala. Padahal sudah berbunyi jelas pasal 48 yang setiap kendaraan bermotor yang dioprasikam di jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Dapa pasal 49 yang kendaraan bermotor yang di operasikan di jalan wajib dilakukan pengujian.

Selain tidak displinnya atau kurang taatnya tidak melakan uji kelayakan, juga kurang disiplinya waku, kurang disiplinya waktu seperti tidak tepatnya keberngkatan dengan banya alasan seperti belum penuhnya penumpang, dan perilaku sopir yang mengemudi angkutan umum yang berhenti seenaknya membuat keresahan pengguna jalan lainya yang tentu itu juga berbahaya terhadap isi dari angkota tersebut. Serta perilaku sopir yang merokok saat mengemudi menjadi perilaku yang buruk, yang seharusnya angkutan umum bebas dari asap rokok akan tetapi pengemudi tersebut merokok, sudah bentuk angkutan yang bisa di sebut sudah tidak mungkin layak jalan dan membuat penumpang menjadi was was saat menggunakan transportasi umum tersebut di tambah dengan perilaku sopir yang kurang begitu nyaman terhadap penumpang seperti merokok saat mengemudi.

(40)

68

maksimal 12 orang menjadi kurang nyamanya pengguna jasa yang lain. Jelas-jelas mengangkut pennumpang melebihi kapasitas tentu membahayakan penumpang itu sendiri maupunsi pengemudu tersebut. Seharusnya pemilik maupun pengemudi angkota tersebut harus berbenah agar pengguna jasa angkutan merasa aman dan nyaman agar masyarakat juga mau menngunakan transportasi merasa aman dan nyaman.

Seharusnya pemilik atau pengusaha angkutan umum yang tidak memenui syarat laik jalan harus di tidak secara tegas agar terbentuknya trasportasi yang nyaman dan aman, tentu juga pengemudi yang menjalankan angkutan yang sekiranya tidak layak jalan harus tidak mau menjalankan angkota tersebut sebelum ada pembenaan dari pemilik atau pengusha tersebut. Sedangkan angkutan yang tidak memenui laik jalan harus di tidak dengan di beri kesempatan untuk pemilik melakukan perbaikan dengan cara menahan semua surat surat angkota tersebut sampai angkota tersebut bisa dinyatakan layak jalan, apabila dengan pemberian kesempatan tersebut masih belum mampu memenuhi laik jalan maka Dinas Perhubungan harus melakukan pencabutan ijin atau pembekuan seperti pasal 76 ayat 1. Dan apabila dari segi petugas pengujian yang meloloskan angkutan yang seharusnya tidak layak jalan juga harus di tindak secara tegas.

Pengujian kelayakan kendaraan bermotor di Dinas Perbubungan Kota Salatiga sebenrnya sudah begitu mudahnya angkutan umum bisa lolos uji kelayakan di karenakan Dinas Perhubungan Kota Salatiga hanya melakukan pengujian kemampuan pancaran lampu utama, uji rem utama dan klakson semua itu sangat mudah apabila angkutan yang melakukan uji kelayakan hanya di lihat dengan bentuk fisik saja seperti semua lampu harus nyala dan klason padahal lampu yang redup dan suara klason yang kurang begitu keras juga seharusnya juga tidak bisa begitu saja di loloskan. Seperti lampu yang terdapat kendaraan tidak boleh terlalu terang atau redup yang dapat menyilaukan pengguna jalan lainnya. Sesuai dengan pengamatan yang yang dilakukan peneliti, lampu kendaraan khususnya angkutan kota masih ada yang tidak sesuai dengan standar penerangan yaitu 12.000 cendela. Deviasi penyinaran ke kanan 0,32’

(41)

69

redup atau kurang dari 12.000, bahkan lampu kendaraan yang diharapkan menjadi penerangan jalan dan memberi isyarat untuk berbelok atau berhenti itu bahkan dalam kondisi mati.

Sedangkan pengujian rem utama seharus dalam kondisi yang baik, harus ada pada kendaraan khususnya angkutan kota, selain sistem pengereman yang baik diperlukan pula sistem rem tangan, agar pengereman dapat dilakukan dengan baik, sehingga ketika angkutan kota beroperasi tidak ditemukan kendala atau kesulitan. Hal ini mengingat angkutan kota merupakan kendaraan umum yang beroperasi mengangkut penumpang yang merupakan masyarakat. Keselamatan atas penumpang merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Akan tetapi dilapangan yang sudah melakukan uji kelayakan dan sudah lolos uji masih saya temukan angkutan yang tidak berfungsinya rem tangan, padahal fungsi rem tangan itu sendiri sangat penting saat mengoprasikan kendaraan tersebut dan ketika saya menggunakan jasa angkutan umum (angkota) saya cukup kaget, karena pengereman dilakukan dengan cara di kocok rem tersebut selama tiga kali, dan saya cukup miris dengan keadaan angkutan yang sudah melakukan uji kelayakan kendaraan bermotor dan dinyatakan lolos akan tetapi saat beroperasi di jalan saat melakukan pengereman harus mengkocok selama tiga kali baru angkutan umum tersebut berhenti. Seharusnya dinas perhubungan tidak meloloskan angkutan-angkutan yang melakukan pengereman dengan cara mengocok selama 3 kali tersebut.

(42)

70

uji kelayakan, hal ini dikarenakan daya beli masyarakat berkurang, serta pendapatan para pemilik angkutan kota yang menurun.

2. Upaya Dinas Perhubungan Kota Salaiga untuk Meningkatkan Ketaatan Hukum Pemilik Angkutan Umum Kota Salatiga (angkota) untuk Melakukan Uji Kelayakan.

Hail analisis dari penulis agar meningkatkan kataatan hukum pemilik angkuta umum kota untuk melakukan Uji Kelayakan kendaraan bermotor adalah seperti melakukan Pemeriksaan layak jalan di lapangan yang di sebut secara umum razia atau oprasi kendaraan. Akan tetapi saat pemeriksaan layak jalan dilapangan itu jarang dilakukan dikarenakan kota salatiga sendiri kota yang kecil maka tidak perlunya melakukan pemeriksaan layak jalan di lapangan, karena kurang efektifnya pemeriksaan dan terbenturnya atau tidak adanya anggaran untuk melakukan kegiatan tersebut, dan jarak antara dinas perhubungan dengan terminal atau pemilik angkota cukup dekat maka dinas perhubungan kota salatiga hanya bersifat pelayanan saja tidak harus turun kelapangan.

Saat melakukan razia atau oprasi di jalan saja terbentunya biaya, di karenakan sebelum melakukan razian di jalan dinas perhubungan kota salatiga setiap tahunya sudah menggarkan anggaran tiap awal taunya akan melakukan razia berapa kali dan itu harus menunggu persetujuan dari walikota dan persetujuan badan keunagan daerah kota salatiga.

Maka dinas perhubungan saat melakukan razia di jalan harus menunngu surat persetujuan dari keputusan walikota salatiga nomer: 551.1/155/419/2017 tentang tim operasi laik jalan dan badan keuangan daerah kota salatiga.

Kewenangan dinas perhubungan saat melakukan razia hanya di terminal apa bila melakukan razia di jalan harus bekerja sama dengan kepolisian dan itu sudah di atur di Undang-undang Nomer 22 Tahun 2009 pasal 262.

(43)

71

akan tetapi apabila dinas perhubungan melakukan juga sosialisasi terhadap pemilik atau pengemudi lewat perkumpulan paguyuban angkutan atau bekerja sama dengan ketua paguyuban angkota salatiga saya kira surat teguran itu juga aakan mencapai sasaran yang tepat,

Selain dengan sutar teguran dinas perhubungan juga menerapkan denda administrasi yang di atur dalam pasal 199 Undang-undang Nomer 22 Tahun 2019 serta di PERDA Kota Salatiga Nomer 15 Tahun 2013 pasal 76 juga berbunyi pelanggar atas ketentuan dalam daerah dikenakan sanksi administratif. yang mengenai berapa besar dendanya di atur dalam PERDA Kota Salatiga Nomer 12 Tahun 2011 Tentang Retrebusi Jasa Umum pasal 66 yang mengatur besarnya tarip yang ditetapkan 2 % ( dua persen) dari nilai pajak.

Dinas Perhubungan Kota Salatiga sudah melakukan upaya-upaya yang dilakukan dengan cara tertulis dan turu ke lapangan langsung serta denda administrasi akan tetapi pemilik angkutan umum kota salatiga masih saja kurang begitu sadarnya terhadap pentingnya melakukan uji kelayakan secara berkala, ketaatan hukum pemilik anglota yang masih begitu rendah membuat sulit upaya upya dari DISHUB agar agar taat melakukan uji kelayakan kendaraan bermotor, agar mencapai trasportasi yang nyaman dan aman.

Dengan teori penegakan hukum merupakan proses dilakukannya upaya untuk

tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalulintas atau hubungan–hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam pengertian lain penegakan hukum merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, baik dalam artian formil yang sempit maupun dalam arti materil yang luas, sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para subyek hukum yang bersangkutan maupun oleh aparatur penegakan hukum yang resmi diberi tugas dan kewenangan oleh Undang-undang untuk menjamin berfungsinya norma-norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

(44)

72

sehari-hari, karena angkutan umum sangat di butuhkan oleh masyarakat untuk menunjang perekonomian masyarakat, baik yang tinggal di perkotaan dan pedesaan. Angkutan umum merupakan sarana yang di berikan pemerintah untuk melayani masyarakat namun sangat disayangkan masih banyak masalah yang terjadi di angkutan umum yang seperti tidak melakukan Uji Kelayakan secara berkala. Dikarenakan lemahnya kesadaran pemilik atau pengusaha kendaraan angkutan umum (angkota),sehingga keamanan sering menjadi hal yang di perhatikan. Seharusnya penyedia jasa angkutan umum idealnya harus baik dan benar untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas. Pasal 38 dan Pasal 39 PERDA Kota Salatiga Nomer 15 Tahun 2013 Tentang Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan , telah menetapkan persyaratan teknis dan layak jalan kendaraan bermotor serta mewajibkan kendaraan bermotor yang akan dioperasikan di jalan wajib dilakukan pengujian berkala kendaraan bermotor yang selanjutnya di sebut Uji Kelayakan Bermotor atau (KIR).

Sehinnga angkutan umum (angkota) wajib hukumyan untuk mematui peraturan yang berlaku seperti pasal 39 PERDA Kota Salatiga Nomer 15 Tahun 2013 yang setiap kedaraan bermotor yang di oprasikan di jalan wajib dilakukan pengujian Laik Jalan, agar memenui salah satu persyaratan trsnsportasi publik adalah harus mendapatkan bukti bahwa kendaraan tersebut layak jalan secara berkala sehingga layak untuk dipakai dan ditungankan dalam buku KIR. Buku KIR memiliki peran yang sangat vital dalam setiap pengoperasian kendaraan umum , fungsi utama buku tersebut adalah untuk menjamin keamanan dari kendaraan-kendaraan untuk kepentingan pengoperasian.

(45)

73

Akan tetapi penegakan hukum terhadap angkutan umum yang tidaak melakukan uji kelayakan kendaraan bermotor secara berkala masih begitu lemahnya di kota Salatiga, dikarenakan kurang begitu tegasnya dinas perhubungan melakukan tindakan, seharusnya angkutan umum (angkota) yang tidak layak jalan secara fisik maupun kelayakan harus di tindak secara tegas, agar pemilik angkota tersebut melakukan peremajaan yang umur angkota lebih dari 10 (sepuluh) tahun atau pembenahan angkota tersebut, karena Dinas Perhubungan hanya melakukan tindakan tilang terhadap angkutan yang tidak sesuai aturan, kebanyakn aturan yang di langgar adalah seperti tidak melakukan Uji Kelayakan secara berkala. Dan sementara ini penegakan hukum DISHUB dengan cara penilangan, akan tetapi dengan cara ditilangnya angkutan tersebut masih saya ada banyak angkutan umum yang kurang begitu jeranya dan masih banyak melakukan pelanggaran. Seharusnya Dinas Perhubungan Kota Salatiga mekaukan pembekuan terhadap angkutan umum yang bandel dan tidak layak secara fisik maupu dalam pengujian harus di cabut ijin beroprasinya angkutan tersebut.

Dinas Perhubungan harus bersifat tegas agar pemilik angkutan umun Kota Salatiga mempuntai efek jera atau rasa takut, sementara ini upaya yang dilakukan untuk meneribkan angkutan umum kota salatuiga adalah melakukan razia, surat teguran, sosialisasi, denda administrasi. Maka agar mendapatkan kepatuahan hukum agar pemilik angkutan melakukan uji kelayakan harus dengan tegas dengan cara pembekuan ijin atau menambahkan uanga denda administrasi yang besar biar tercapainya penegaan hukum bagi pemilik angkutan umum Kota Salatiga.

(46)

74

Gambar

Tabel 1 Angkutan Umum Kota Salatiga Yang Tidak Melakukan Uji Kelayakan Tahun
Tabel 2 Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor.
Tabel 3 Alasan Pemilik Angkutan tidak Melakukan Uji Laik Jalan Kendaraan
Tabel 4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum.. Izin Penyelenggaraan Angkutan

Izin Usaha Angkutan adalah Izin Yang dikeluarkan oleh Walikota Banjarbaru, bagi Pengusaha Angkutan Kendaraan Bermotor Umum baik untuk angkutan orang maupun

Sistem pengereman harus dalam kondisi yang baik, harus ada pada kendaraan khususnya angkutan kota, selain sistem pengereman yang baik diperlukan pula sistem rem

Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan tentang kinerja pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang di Dinas Perhubungan

Penegakan hukum terhadap modifikasi Tanda Nomor Kendaraan Bermotor berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh Kepolisian

Salah satu jenis pajak daerah yang erat terkait masalah transportasi adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yaitu pajak yang dipungut atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan

Sistem pengereman harus dalam kondisi yang baik, harus ada pada kendaraan khususnya angkutan kota, selain sistem pengereman yang baik diperlukan pula sistem rem

1470 | Analisis Implementasi E-KIR Terhadap Kualitas Pelayanan dan Uji Kelayakan Berkala Pada Kendaraan Bermotor di UPT Pengujian Dinas Perhubungan Kota Probolinggo Siti Marwiyah