HUBUNGAN TINGKAT PENGHASILAN ORANG TUA
DENGAN PILIHAN KARIR CALON LULUSAN SLTA
DI KOTA MADIUN
Laporan Akhir Penelitian
oleh
Rino Desanto W. S.E. NIDN: 0702126401
POLITEKNIK MADIUN
2006
Siswa, memilih studi lanjut selain mepertimbangan faktor kemampuan diri juga mempertimbangkan faktor biaya. Faktor biaya mempengaruhi pilihan untuk mengambil kursus saja atau kuliah sampai sarjana. Bagi siswa yang memilih langsung bekerja setelah lulus SLTA, selain mempertimbangkan faktor kemampuan diri dan biaya juga mempertimbangkan faktor lain seperti ingin cepat berdikari dan tidak bergantung pada orang lain.
Penelitian ini bertujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat penghasilan orang tua dengan pilihan karir calon lulusan SLTA.
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Akhir-akhir ini daya beli masyarakat kian menurun. Dengan pendapatan masyarakat yang rendah, daya beli akan rendah. Maka permintaan terhadap berbagai produkpun akan rendah pula, masih ditambah dengan inflasi yang cukup tinggi akibat kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok
Menurunnya daya beli pada kebutuhan dasar makanan dan non makanan tentunya juga akan berpengaruh pada daya beli diluar kebutuhan dasar seperti misalnya pendidikan tinggi. Asumsinya besar kemungkinan daya beli masyarakat untuk pendidikan utamanya pendidikan tinggi akan menurun. Sehingga hanya sedikit anak yang memperoleh kesempatan belajar di perguruan tinggi, terutama anak dari kalangan orang tua mampu.
Anak dari kalangan kurang mampu atau tidak mampu akhirnya harus mengambil pilihan bekerja atau belajar di lembaga pendidikan ketrampilan (LPK) dengan harapan akan dapat segera bekerja. Kemampuan uang orang tua berperan besar terhadap pilihan karir siswa.
2. PERUMUSAN MASLAH
2. TUJUAN PENELITIAN
Dari latar belakang permaslahan dapat diformulasikan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat penghasilan orang tua dengan pilihan karir calon lulusan SLTA.
4. MANFAAT PENELITIAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Gardner Ackley seperti dikutip Rosyidi (1993:97) penghasilan bisa jadi lebih besar daripada pendapatan, sebab secara teoritis, penghasilan bruto harus dikurangi dengan setiap ongkos yang dikorbankan oleh seseorang demi mendapatkan pendapatannya.
Tingkat penghasilan orang tua adalah range penghasilan orang tua, berupa upah, bunga, sewa dan laba sebagai akibat dari jasa-jasanya atau aktivitas produktif. Dari penghasilan, orang tua dapat memenuhi kebutuhannya rumah tangga. Diasumsikan suatu rumah tangga memiliki jumlah anggota rumah tangga rata-rata 4 orang (BPS & Bappeda Kota Madiun, 2005). Bila rumah tangga hanya mampu memenuhi konsumsi makanan hingga mencapai antara 1900 sampai 2100 kalori per orang perhari plus kebutuhan dasar non makanan atau setara dengan Rp. 150.000 x 4 orang perbulan = Rp 600.000,- per bulan, maka rumah tangga ini dikatakan miskin (BPS Pusat, 2005)
Pada penelitian ini penghasilan orang tua sampai dengan Rp. 600.000 dikategorikan tingkat penghasilan I. Tingkat penghasilan II merupakan kelipatan tingkat penghasilan I yaitu penghasilan orang tua dari Rp. 601.000 s/d 1.200.000. sedangkan ingkat penghasilan III adalah penghasilan orang tua diatas Rp. 1.200.000,- dengan tingkat penghasilan yang berbeda (I, II, III), besar kemungkinan pilihan karir anak (kuliah, kursus, bekerja) juga akan berbeda.
langsung bekerja tentu sudah melalui suatu proses pengambilan keputusan. Para responden yang memilih studi lanjut selain mempertimbangkan fator kemampuan diri juga mempertimbangkan factor biaya studi. Faktor biaya mempengaruhi pilihan untuk mengambil kursus saja atau kuliah sampai sarjana. Bagi mereka yang memilih langsung bekerja selain mempertimbangkan factor kemampuan diri juga ada pertimbangan lain seperti ingin cepat berdikari dan tidak lagi bergantung pada orang lain (Gani, 1987).
BAB III
METODE PENELITIAN
1. VARIABEL PENELITIAN:
Untuk menjawab permasalahan yang ada maka dilakukan penelitian dengan menggunakan variable penelitian sebagai berikut:
Dalam penelitian ini yang menjadi variable predictor “Tingkat penghasilan orang Tua”, dengan skala ordinal dibagi menjadi tiga yaitu: Tingkat Penghasilan I, II dan III.
Sedangkan variabel kriterianya “Pilihan karir calon lulusan SLTA”, dengan skala nominal dibagi menjadi tiga yaitu: Bekerja, Kursus, Kuliah.
2. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian adalah adalah siswa kelas III tahun 2005-2006 yang terdiri dari siswa SMA, SMK, MA baik negeri maupun swasta se-Kota Madiun.
Sampel diambil sepuluh persen atau 625 responden dari jumlah populasi. Dari populasi, sejumlah anggota dimasukkan dalam sampel dan tiap anggota populasi mempunyai probabilitas yang sama untuk dimasukkan ke dalam sampel.
3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Kota Madiun. Angket berisi daftar pertanyaan berkaitan dengan data pribadi, tingkat penghasilan orang tua dan pilihan karir.
4. TEKNIS ANALISIS DATA
Analisis dalam penelitian ini menggunakan model analisis Chi kuadrat
(λ2). Dengan menggunakan model akan dapat diketahui ada atau tidak ada korelasi antara variabel “Tingkat penghasilan orang tua” dengan variabel “Pilihan karir calon lulusan SLTA”..
5. HIPOTESIS PENELITIAN
Bertitik tolak dari latar belakang masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka maka diajukan hipotesis:
Ada hubungan signifikan antara tingkat penghasilan orang tua dengan pilihan karir calon lulusan SLTA
6. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Kegiatan
1 - 31 1 - 29 1 - 31 1 - 30 1 - 31 1-30 1-31 Persiapan
Pelaksanaan
BAB IV
ANALISA DATA
1. ANALISIS DESKRIPTIF
Pilihan Karir Tingkat
Penghasilan Kuliah Kursus Bekerja
Jumlah
I 71 33 268 372
II 94 17 42 153
III 76 3 21 100
JUMLAH 241 53 331 625
Tabel 1. Hasil Jawaban Responden
Tabel 1. menggambarkan tingkat penghasilan I ( Rp. 600.000), tingkat penghasilan II (Rp. 601.000 – 1.200.000) dan tingkat penghasilan III (>Rp1.200.000,-) dengan pilihan karir yaitu studi lanjut (kuliah atau kursus) dan langsung bekerja.
Dari 625 responden siswa klas tiga, yang masuk dalam range tingkat penghasilan I = 372 responden, tingkat penghasilan II = 153 responden dan tingkat penghasilan III = 100 responden. Untuk pilihan kuliah = 241 responden, kursus = 53 responden dan bekerja 331 responden.
TINGKAT PENGHASILAN I
Gambar 1. Tingkat penghasilan I (%) Gambar 2.Tingkat Penghasilan II (%) TINGKAT PENGHASILAN II
Pada gambar 2. Tampak orang tua berpenghasilan tingkat II prosentase yang memilih kuliah 3,1 kali lebih besar dari tingkat penghasilan I yang memilih kursus 1,25 kali dari tingkat penghasilan I. tetapi yang memilih bekerja menurun atau 0,38 kali dari tingkat penghasilan I.
Gambar 3. Tingkat penghasilan III (%)
TINGKAT PENGHASILAN III
Demikian juga gambar 3 memperlihatkan pada tingkat penghasilan III, yang memilih kuliah 76%, 3,98 kali lebih besar dari tingkat penghasilan I dan 1,24 kali dari tingkat penghasilan II. Tetapi yang memilih kursus menurun sampai 3%, namun secara bersamaan yang memilih studi lanjut (kuliah dan kursus) tetap meningkat. Untuk yang memilih bekerja menurun jumlahnya hinga 21% atau 0,76 kali dari tingkat penghasilan II dan 0,29 kali dari tingkat penghasilan I.
PROSENTASE TINGKAT PENGHASILAN Pilihan Karir Tingkat
Penghasilan Kuliah Kursus Bekerja Jumlah
I 11.3 5.3 42.9 59.5
II 15.04 2.73 6.73 24.5
III 12.16 0.47 3.37 16
JUMLAH 38.5 8.5 53 100
Tabel 2. Prosentase tingkat penghasilan dengan pilihan karir
Pada tabel 2 terlihat, calon lulusan (siswa) yang berasal dari keluarga berpenghasilan tingkat I adalah yang paling besar 59,5%, kedua tingkat penghasilan II, 24,5% dan terkecil adalah tingkat penghasilan III sebesar 16%. PROSENTASE PILIHAN KARIR
PILIHAN KARIR CALON LULUSAN SMA DAN MA
Ada 242 responden berasal dari SMA dan MA. Pilihan studi lanjut (kuliah dan kursus) 83,5% terdiri 74,4% (180 responden) kuliah dan 9,1% (22
responden) kursus. Sedangkan yang memilih langsung bekerja hanya (40 responden) atau16,5% (lihat tabel 3)
SMA DAN MA Tingkat
Penghasilan Kuliah Kursus Bekerja Jumlah
I 39 11 15 65
II 77 10 16 103
III 64 1 9 74
JUMLAH 180 22 40 242
Tabel 3. Pilihan karir calon lulusan SMA dan MA PILIHAN KARIR CALON LULUSAN SMK DAN MA PERTANIAN
SMK DAN MA Pertanian Tingkat
Penghasilan Kuliah Kursus Bekerja
Jumlah
I 32 22 253 307
II 17 7 26 50
III 12 2 12 26
JUMLAH 61 31 291 383
Tabel 4. Pilihan karir calon lulusan SMK dan MA Pertanian
memilih bekerja. Sisanya memilih studi lanjut yaitu 15,92% (61 responden) memilih kuliah dan 8,1% (31 responden) memilih kursus.
ASAL RESPONDEN DAN DAERAH TUJUAN
Tabel 5 menggambarkan 282 responden berasal dari dalam kota sedangkan 343 responden berasal dari luar kota Madiun. Dalam persen tampak 25,12% responden yang berasal dari dalam kota bersekolah di SMA & MA, sebaliknya 41,28% responden berasal dari luar kota Madiun bersekolah di SMK & MA pertanian. Dengan kata lain 75,2% siswa SMK berasal dari luar kota, sisanya dari dalam kota, sedangkan 55,67% siswa berasal dari dalam kota dan sisanya dari luar kota.
Tabel 5. Asal Responden (dalam/luar kota) Madiun
Madiun sedangkan 83 responden atau 25% menginginkan bekerja di dalam kota Madiun.
Daerah Tujuan Pilihan Karir
Kuliah Kursus Bekerja
Sekolah
Tabel 6. Daerah Tujuan Pilihan karir (didalam kota/keluar kota) Madiun
2. UJI HIPOTESIS
Dengan perhitungan frekwensi diharapkan
n
Penghasilan Kuliah Kursus Bekerja
Jumlah
(
)
= = − =
r
1 i
k
1
j ij
2 ij ij 2
E E O λ
λ2 = 36,63 + 0,071 + 25,59 + 20,76 + 1,23 + 18,77 + 36,52 + 3,56 + 19,32
λ2 = 162,451
Oleh karena harga uji statistiknya λ2 = 162,451 lebih besar dari harga
kritis λ20,005;db(2)(2) = 25,188 maka diputuskan bahwa Ho ditolak pada taraf
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
- Pada taraf signifikansi 0,005 dapat disimpulkan bahwa memang ada korelasi antara tingkat penghasilan (I, II, III) dengan pilihan karir calon lulusan (Kuliah, Kursus, Bekerja)
- Dari grafik tingkat penghasilan juga terlihat, semakin tinggi tingkat penghasilan orang tua semakin banyak yang memilih kuliah. Demikian sebaliknya, tingkat penghasilan orang tua yang semakin menurun semakin banyak yang memilih langsung bekerja.
Tampaknya mereka yang berasal dari keluarga dengan tingkat penghasilan I cenderung masuk SMK dengan tujuan bisa langsung bekerja setelah lulus sekolah, demikian juga dengan mereka yang berasal dari keluarga dengan tingkat penghasilan II dan III cenderung masuk SMA dan memilih studi lanjut.
- Jumlah siswa yang berasal dari keluarga tingkat I adalah yang terbanyak 59,5%. Diikuti urutan kedua mereka yang berasal dari keluarga tingkat penghasilan II, 24,5%. Berikutnya tingkat penghasilan III sebanyak 16%. - Siswa yang berasal Dari dalam kota lebih banyak yang sekolah di SMA &
- Siswa yang memilih kuliah keluar kota cukup dominant 86,7% seiring dengan perguruan tinggi yang diinginkan, PTN 87,9%. Mereka memilih kuliah keluar kota karena di Madiun belum ada PTN.
- Peminat kursus rendah, hanya 8,5% dari jumlah responden dan sebagian besar memilih kursus di dalam kota.
- Tiga per empat responden yang memilih bekerja, lebih memilih bekerja keluar kota dan sisanya di dalam kota.
SARAN
- Melihat kenyataan bahwa prosentase yang ingin studi lanjut (kuliah dan kursus) masih lebih sedikit mereka yang ingin langsung bekerja dan ini tidak lepas keterkaitannya dengan tingkat penghasilan, maka ada dua hal yang bisa kami sarankan kepada pemerintah, bila pemerintah memang menginginkan lebih banyak lagi prosentase yang memilih studi lanjut di masa mendatang.
o Mendorong masyarakat agar bisa meningkatkan penghasilannya.
o Pemerintah menganggarkan dana pendidikan lebih besar lagi sehingga biaya pendidikan terasa murah bagi masyarakat.
- Sudah saatnya kota Madiun memiliki Perguruan Tinggi Negeri agar lulusan SLTA lebih banyak lagi yang kuliah di dalam kota sehinga peredaran uang di kota Madiun bisa dipertahankan, bahkan diharapkan bisa ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
…… , 2005, Pelaksanaan Pendataan Rumah Tangga Miskin, Jakarta : Badan Pusat Statistik.
……, 2005, Kota Madiun Dalam Angka 2004, Madiun : BPS & Bappeda Kota Madiun
Rosyidi Suherman, 1993. Pengantar Teori Ekonomi, Duta Jasa.
Azwar Saefudin, 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Jaswanto, 2001. Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian. Yogyakarta : Liberty
Suhardi, Dewa Ketut, 1987. Bimbingan Karir disekolah-sekolah. Jakarta : Ghalia Indonesia
Lampiran 1 :
DAFTAR PENYEBARAN KUESIONER
PADA SMK DAN MA PERTANIAN SE- KOTA MADIUN
No NAMA SEKOLAH JUMLAH
RESPONDEN
1 SMK Negeri 1 Madiun 40
2 SMK Negeri 2 Madiun 27
3 SMK negeri 3 Madiun 15
4 SMK Negeri 4 Madiun 24
5 SMK Negeri 5 Madiun 28
6 SMK PGRI 1 Madiun 21
7 SMK PGRI 2 Madiun 7
8 SMK PGRI 3 Madiun 15
9 SMK PGRI 4 Madiun 8
10 SMK St. Bonaventura 1 Madiun 16 11 SMK St. Bonaventura 2 Madiun 4 12 SMK Gamaliel 1 Madiun 42
13 SMK Gamaliel 2 Madiun 8
14 SMK Taman Siswa 1 Madiun 6 15 SMK Taman Siswa 2 Madiun 23
16 SMK YP-17 1 Madiun 34
17 SMK YP-17 2 Madiun 1
20 SMK Sore Madiun 15
21 SMK Industri Madiun 5
22 SMK Kusuma Terate Madiun 4 23 SMK Penerbangan Madiun 5 24 SMK 10 Nopember Madiun 2
25 SMK Victoria Madiun 3
26 MA Pertanian Madiun 4
27 SMFK Bina Farma Madiun 12
Lampiran 2 :
DAFTAR PENYEBARAN KUESIONER
PADA SMA DAN MA SE-KOTA MADIUN
NO NAMA SEKOLAH JUMLAH
RESPONDEN
1 SMA Negeri 1 Madiun 33
2 SMA Negeri 2 Madiun 36
3 SMA Negeri 3 Madiun 26
4 SMA Negeri 4 Madiun 25
5 SMA Negeri 5 Madiun 31
6 SMA Negeri 6 Madiun 14
7 SMA Cokroaminoto Madiun 6 8 SMA St. Bonaventura Madiun 25 9 SMA Muhamadiyah-1 Madiun 1
10 SMA PSM Madiun 1
11 SMA Sint Louis Madiun 3
12 SMA Taman Bakti Madiun 4
13 SMA Taman Siswa Madiun 3
14 MA Negeri 1 Madiun 5
15 MA Negeri 2 Madiun 27
16 MA Mujaddadiyyah Madiun 2