• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I - TE Makro 1 | M. Fakhrudin Hidayat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bab I - TE Makro 1 | M. Fakhrudin Hidayat"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Bab I

Pengantar Ekonomi Makro 1.1 Pendahuluan

1.1.1 Deskripsi Singkat

Bab ini menjelaskan kerangka analisis ekonomi makro, pendapatan nasional, alur perputaran ekonomi, dan teknik perhitungan pendapatan nasional. Bab ini menjelaskan jenis-jenis perhitungan pendapatan nasional, definisi pertumbuhan ekonomi, definisi inflasi dan macam-macam inflasi.

1.1.2 Relevansi dan Manfaat

Kerangka analisis ekonomi makro, pendapatan nasional, alur perputaran ekonomi, dan teknik perhitungan pendapatan nasional merupakan konsep penting dan mendasar yang diperlukan dalam mempelajari ekonomi makro. Pemahaman konsep ini akan memberikan dasar bagi mahasiswa dalam mempelajari konsep ekonomi makro selanjutnya.

1.2.3 Kompetensi

1.2.3.1Standar Kompetensi

Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan kembali berbagai konsep dalam ekonomi makro yang meliputi alur perputaran ekonomi, analisis pendapatan nasional, teori konsumsi, teori investasi, keseimbangan IS-LM, pasar tenaga kerja, permintaan agregatif, perekonomian terbuka serta ancaman inflasi terhadap perekonomian.

1.2.3.1 Kompetensi Dasar

Setelah mempelajari dengan baik pengantar ekonomi makro, mahasiswa diharapkan dapat:

1. menjelaskan kerangka analisis ekonomi, pengertian pasar, dan bentuk-bentuk pasar,

(2)

3. menjelaskan konsep pendapatan nasional,

4. menyebutkan dan menjelaskan teknik-teknik perhitungan pendapatan nasional,

5. menjelaskan konsep pertumbuhan ekonomi,

6. menjelaskan konsep inflasi dan menyebutkan penggolongan inflasi.

1.2 Penyajian

1.2.1 Kerangka Analisis Ekonomi Makro

Aspek utama kerangka analisa ekonomi makro antara lain “apa” yang disebut kegiatan ekonomi makro, “di mana” kegiatan ekonomi makro dilakukan, serta aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya. Analisa ekonomi makro akan memperlihatkan kepada kita kegiatan ekonomi nasional secara lebih menyeluruh, dimana kita dapat melihat pasar-pasar barang atau jasa lainnya sebagai satu pasar besar.

Ekonomi makro tidak hanya mempelajari satu pasar saja. Namun, perekonomian nasional akan kita lihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari empat pasar besar yang saling berhubungan antara satu sama lainnya, yaitu:

a. Pasar Barang b. Pasar Uang

c. Pasar Tenaga Kerja d. Pasar Luar Negeri

Pengertian pasar dalam teori ekonomi mikro dapat digambarkan sebagai pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan (total dari masyarakat) barang-barang dan jasa-jasa akan bertemu dengan seluruh barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan (ditawarkan) oleh seluruh produsen di pasar barang (masyarakat) dalam suatu periode. Sedangkan permintaan masyarakat terhadap uang akan bertemu dengan jumlah uang yang beredar di pasar uang.

(3)

dengan penawaran dari hasil-hasil tersebut yang bisa disediakan oleh eksportir-eksportir kita; dan pada sisi lain, permintaan negara kita akan barang-barang impor bertemu dengan penawaran barang-barang tersebut oleh pihak luar negeri.

Pengertian pasar dalam teori ekonomi mikro tidak terlepas dari dua aspek yaitu harga dan kuantitas. Hal ini juga berlaku dalam masing-masing pasar “makro” yang akan kita pelajari. Kita akan selalu menjumpai dua aspek utama pasar, yaitu apa yang terjadi dengan harga (P) dan kuantitas yang di-transaksi-kan (Q). Pemahaman terhadap dua aspek tersebut akan membantu mengetahui tinggi rendahnya tingkat inflasi dan naik turunnya GDP.

1.2.2 Alur Perputaran Ekonomi 1.2.2.1 Perekonomian Dua Sektor

(4)

Diagram Aliran Melingkar Perekonomian Dua Sektor

Bagian Atas menunjukkan aliran faktor produksi yang berasal dari rumah tangga digunakan perusahaan dalam kegiatan produksi dengan memberikan imbalan yang menjadi pendapatan bagi rumah tangga. Bagian bawah menunjukkan aliran barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang akan dikonsumsi rumah tangga. Untuk itu, rumah tangga akan membayar perusahaan atas barang dan jasa yang dikonsumsi tersebut. Namun jika rumah tangga membelanjakan semua pendapatannya maka perekonomian akan seimbang karena antara pengeluaran dan pendapatan sama. Jika sektor rumah tangga memutuskan untuk menabung sebagian pendapatannya, maka keseimbangan akan terjadi jika lembaga keuangan menyalurkan tabungan ke perusahaan dalam bentuk investasi.

1.2.2.2 Perekonomian Tiga Sektor

Perekonomian tiga sektor adalah perekonomian makro yang hanya melibatkan tiga sektor ekonomi (pendekatan pengeluaran) yaitu sektor rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Pengeluaran sektor rumah tangga disebut pengeluaran konsumsi,

Faktor Produksi

Perusahaan Rumah Tangga

Pendapatan

Barang dan Jasa

Konsumsi

Investasi Lembaga

Keuangan Tabunga

(5)

sektor perusahaan disebut pengeluaran investasi, dan sektor pemerintah disebut pengeluaran pemerintah.

Diagram Aliran Melingkar Perekonomian Tiga Sektor

Pada perekonomian tiga sektor, rumah tangga tidak hanya menggunakan pendapatan untuk konsumsi dan menabung tetapi juga membayar pajak kepada pemerintah. Keseimbangan perekonomian akan terjadi jika investasi ditambah pengeluaran pemerintah sama besarnya dengan tabungan ditambah dengan pajak.

1.2.3 Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional merupakan salah satu konsep dan variabep penting dalam Ilmu Ekonomi Makro. Istilah lain yang sering diartikan mempunyai pengertian yang yang

Perusahaan Rumah Tangga

Pendapatan

Barang dan Jasa Faktor Produksi

Konsumsi

Investasi Lembaga

Keuangan Tabunga

n

Kebijakan Moneter

Pajak Netto

(Tx-Tr) Pemerintah

Pengeluaran Pemerintah

(6)

sama dengan pendapatan nasional adalah Gross Domestic Bruto (GDP). GDP sendiri adalah salah satu konsep dalam perhitungan pendapatan nasional.

GDP merupakan nilai seluruh output atau produk dalam perekonomia suatu Negara. GDP juga merupakan nilai uang berdasar harga pasar dari semua barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan selama suatu periode biasanya satu tahun. Perhitungan atau pengukuran kegiatan ekonomi dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain: (1) kita dapat mengukur tingkat produksi suatu perekonomian pada suatu saat tertentu dan menganalisis faktor-faktor penyebabnya, (2) kita dapat mengetahui arah pertumbuhan ekonomi suatu Negara dengan membandingkan pendapatan nasional sepanjang periode waktu tertentu, (3) pendapatan nasional merupakan dasar bagi perumusan kebijakan makro pemerintah.

1.2.4 Teknik Perhitungan Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional sebagai salah satu indikator penting untuk melihat prestasi suatu perekonomian dapat dihitung dengan 3 (tiga) metode perhitungan pendapatan nasional. Tiga macam metode perhitungan pendapatan nasional :

1. Pendekatan produksi (production approach) 2. Pendekatan pendapatan (income approach) 3. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)

1) Pendekatan Produksi (Production Approach)

Metode ini dilakukan dengan cara perhitungan dan jumlah nilai (nilai = harga dikalikan dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan) oleh masyarakat untuk suatu perekonomian atau negara pada periode tertentu. Metode ini mempunyai kelemahan berupa double counting (perhitungan benda) perhitungan benda ini terjadi jika beberapa output dari suatu jenis usaha ditentukan input usaha lain.

(7)

added). Nilai akhir suatu barang merupakan nilai barang yang siap dikonsumsi oleh konsumen akhir. Nilai tambah suatu produk adalah selisih antara nilai suatu barang dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut, termasuk nilai bahan baku yang digunakan. Contoh perhitungan metode produksi dapat dilihat di Tabel 1.1

Tabel 1.1

Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Produksi

Hasil Nilai akhir Nilai Tambah

Produsen I Kapas 225 225

Produsen II Benang 460 235

Produsen III Kain 840 380

Produsen IV Pakaian jadi 1.300 460

Jumlah Nilai Tambah 1.300

Sumber: Angka Hipotesis

2) Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

Metode ini dilakukan dengan cara menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh semua pelaku ekonomi (faktor produksi) dan aktivitas ekonominya dalam suatu masyarakat atau Negara pada periode tertentu. Pendapatan yang diterima oleh pelaku ekonomi antara lain :

a. Sewa b. Upah c. Bunga

d. Keuntungan (kewirausahaan)

(8)

Tabel 1.2

Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Pendapatan

Penghasilan dari Nilai

Kompensasi kepada pegawai 2.600

Bunga 1.000

Sewa 230

Laba perusahaan 210

Pendapatan dari kekayaan 66

Rp4.106 Sumber: Angka Hipotesis

3) Pendekatan pengeluaran

Metode ini dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan semua pelaku ekonomi (sektoral). Pengeluaran pelaku ekonomi atau sektor-sektor meliputi:

1. Sektor rumah tangga 2. Perusahaan

3. Pemerintahan 4. Luar negeri

Angka yang diperoleh dari perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ini menunjukkan produk nasional bruto. Tabel 1.3 menunjukkan contoh metode pengeluaran.

Tabel 1.3

Perhitungan Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran

Jenis Pengeluaran Nilai

Pengeluaran konsumsi 3500

Investasi 1250

Pengeluaran pemerintah 1000

Ekspor netto (X-M) 50

(9)

1.2.5 Pertumbuhan Ekonomi

Analisis ekonomi makro memaknai istilah pertumbuhan ekonomi dalam dua sisi yang berbeda. Istilah pertumbuhan ekonomi dapat digunakan untuk menggambarkan bahwa sesuatu perekonomian telah mengalami perkembangan ekonomi dan mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi. Makna lain istilah pertumbuhan ekonomi bertujuan untuk menggambarkan tentang masalah ekonomi yang dihadapi dalam jangka panjang. Masalah pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang dihadapi suatu negara dapat dibedakan menjadi 3 aspek. Aspek pertama dari masalah pertumbuhan itu bersumber dari perbedaan di antara tingkat pertumbuhan potensial yang dapat dicapai, dan tingkat pertumbuhan yang seharusnya tercapai. Aspek kedua mengenai masalah pertumbuhan ekonomi adalah meningkatkan potensi pertumbuhan itu sendiri. Adakalanya pertambahan potensial dari kemampuan menghasilkan pendapatan nasionak adalah tidak mencukupi untuk masalah ekonomi yang dihadapi. Aspek yang ketiga mengenai masalah pertumbuhan ekonomi adalah mengenai keteguhan pertumbuhan ekonomi yang berlaku dari satu tahun ke tahun lainnya.

Teori pertumbuhan ekonomi telah mengalami perkembangan dari pandangan klasik, neoklasik, serta modern. Teori pertumbuhan ekonomi menurut klasik sendiri merupakan sumbangan pemikiran dari beberapa pemikir ekonomi, antara lain, Adam Smith, Schumpeter, dan Harrod-Domar.

Adam Smith melalui bukunya yang berjudul “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations,” mengemukakan beberapa pandangan mengenai beberapa faktor yang penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi. Pandangan-pandangannya yang utama adalah (1) peranan sistem bebas, (2) perluasan pasar, dan (3) spesialisasi dan kemajuan teknologi. Smith berpendapat bahwa sistem mekanisme pasar (peranan system pasar bebas) akan mewujudkan kegiatan ekonomi yang efisien dan pertumbuhan ekonomi yang teguh . Oleh sebab itu Smith merasa pemerintah tidak perlu melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa

(10)

dan jasa, makan semakin tinggi tingkat produksi dan tingkat kegiatan ekonomi. Selain itu, Smith menekankan pasar luar negeri dalam mengembangkan kegiatan di dalam negeri. Pandangan selanjutnya dari Smith adalah perluasan pasar dan perluasan kegiatan ekonomi yang digalakan akan memungkinkan dilakukannya spesialisasi dalam kegiatan ekonomi. Selanjutnya, spesialisasi dan perluasan kegiatan ekonomi akan memacu perkembangan teknolologi sehingga produktivitas meningkat.

1.2.6 Inflasi

Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat sebut inflasi, kecuali jika kenaikan harga barang tersebut mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain. Syarat adanya kecenderungan kenaikan yang terus menerus perlu diperhatikan. Kenaikan harga-harga yang terjadi secara musiman, seperti menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan tidak dapat disebut sebagai inflasi.

Penggolongan Inflasi

Inflasi dapat digolongkan menjadi beberapa macam sesuai dengan kriteria dan tujuan yang kita inginkan. Pengolongan dapat dilakukan berdasarkan kriteria tingkat keparahan inflasi, penyebab terjadinya inflasi, atau asal sumber inflasi.

Penggolongan berdasarkan tingkat keparahan dapat bedakan menjadi: 1. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)

2. Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun) 3. Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun) 4. Hiperinflasi (di atas 100% setahun)

Penentuan tingkat keparahan inflasi sangat relatif (subyektif) karena tergantung pada selera pihak yang membaginya.

Penggolongan yang kedua adalah berdasar penyebab awal dari inflasi. Berdasar kriteria penyebab inflasi kita dapat membedakan dua macam inflasi:

1. Demand inflation. Inflasi ini timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat.

(11)

Dampak kedua macam inflasi tersebut, dari segi kenaikan harga output, tidak berbeda, tetapi dari segi volume output (GDP riil) ada perbedaan. Dalam kasus demand inflation, biasanya ada kecenderungan untuk output (GDP riil) meningkat bersama-sama dengan kenaikan harga umum. Sebaliknya, dalam kasus cost inflation, biasanya kenaikan harga-harga dibarengi dengan penurunan omzet penjualan barang (“kelesuan usaha”).

Perbedaan yang lain dari kedua proses inflasi ini terletak pada urutan dari kenaikan harga. Dalam demand inflation kenaikan harga barang akhir (output) mendahului kenaikan barang-barang input dan harga-harga faktor produksi (upah dan sebagainya). Sebaliknya, dalam cost inflation kita melihat kenaikan harga barang-barang akhir (output) mengikuti kenaikan harga barang-barang-barang-barang input/faktor produksi.

Penggolongan inflasi yang ketiga adalah berdasarkan asal dari inflasi. Di sini kita bedakan:

1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation). 2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation).

Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan percetakan uang baru, panen yang gagal, dan sebagainya. Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga (yaitu, inflasi) di luar negeri atau di negara-negara mitra berdagang negara kita.

1.2.7 Latihan

Pengertian Pendapatan Nasional dan Cara Perhitungan Pendapatan Nasional

Kerjakan latihan perhitungan pendapatan nasional ini dengan ketentuan sebagaimana sebagai berikut:

1. Seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro dibagi kedalam 3 kelompok studi;

2. Setiap kelompok studi tersebut menentukan langkah-langkah perhitungan pendapatan nasional, dimana masing-masing kelompok menggunakan metode yang berbeda

(12)

1.2.8 Rangkuman

(a) Pemahaman terhadap ekonomi makro akan meliputi aspek utama kerangka analisa ekonomi makro antara lain “apa” yang disebut kegiatan ekonomi makro, “di mana” kegiatan ekonomi makro dilakukan, serta aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya.

(b) GDP sebagai salah satu konsep dalam pendapatan nasional merupakan nilai seluruh output atau produk dalam perekonomia suatu Negara.

(c) Tiga macam metode perhitungan pendapatan nasional adalah pendekatan produksi (production approach), pendekatan pendapatan (income approach), dan pendekatan pengeluaran (expenditure approach).

(d) Pertumbuhan ekonomi dapat digunakan untuk menggambarkan bahwa sesuatu perekonomian telah mengalami perkembangan ekonomi dan mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi. Makna lain istilah pertumbuhan ekonomi bertujuan untuk menggambarkan tentang masalah ekonomi yang dihadapi dalam jangka panjang.

(e) Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat sebut inflasi, kecuali jika kenaikan harga barang tersebut mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain.

1.3 Penutup 1.3.1 Test Formatif

Jawablah soal-soal di bawah ini! A. Soal Benar Salah

1. Permintaan dunia terhadap hasil ekspor kita bertemu dengan penawaran dari hasil-hasil yang bisa disediakan oleh eksportir-eksportir kita di pasar barang.

(13)

3. Pengukuran GNP tidak memasukan intermediate value barang dan jasa yang diproduksi.

4. Disposible income sama dengan pendapatan ditambah pembayaran transfer dikurangi pajak.

B. Jawaban Singkat

1. Pengukuran GNP dengan menambahkan nilai tambah setiap perusahaan dalam perekonomian secara agregat disebut?

2. Mengapa dalam perekonomian agregat pendapatan sama dengan pengeluaran?

3. Bahan mentah, produk yang belum selesai, dan produk akhir namun belum dijual oleh perusahaan disebut?

4. Jelaskan definisi inflasi? C. Uraian

1. Apakah kenaikan 10 persen CPI bermakna juga bahwa biaya hidup meningkat sebesar 10 persen?

2. Jelaskan perhitungan GNP dengan pendekatan pendapatan faktor! 3. Tabel menunjukkan

Tahap Aktivitas Harga Value

Added 1 Petani menjual Wheat ke

miller

Rp2500

2 Miller menjual flour ke baker Rp3000 3 Baker menjual roti ke grosir Rp4000 4 Grosir menjual ke eceran Rp5500

Lengkapilah kolom terakhir dengan menghitung nilai tambah pada setiap tahap proses produksi!

1.3.2 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

(14)

mencatat dan mendokumentasikan langkah-langkah perhitungan pendapatan nasional. Simpulkan dan presentasikan di depan kelas.

Pemahaman mahasiswa terhadap pengertian dan penyebab inflasi dengan praktek, yaitu mahasiswa mencari data dan mencatat definisi dan faktor penyebab inflasi. Mahasiswa diminta untuk pergi ke perpustakaan untuk mencatat dan mendokumentasikan macam-macam inflasi, langkah-langkah perhitungan inflasi, kebijakan yang perlu diambil untuk meredam inflasi. Simpulkan dan presentasikan di depan kelas.

Mahasiwa dapat melanjutkan ke Pokok Bahasan selanjutnya jika mahasiswa mampu menjawab semua pertanyaan paling tidak 75% benar. Selamat bagi Anda yang telah lolos ke materi berikutnya!

1.3.3 Kunci Jawaban

A. Jawaban Salah Benar 1. Salah

2. Benar 3. Benar 4. Benar

B. Jawaban Singkat

1. Perhitungan pendapatan nasional pendekatan produksi (Production Approach).

2. Dalam suatu perekonomian yang menggunakan asumsi bahwa seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor produksi akan dibelanjakan maka seluruh pendapatan akan dikonsumsikan sehingga jumlah pendapatan akan sama dengan pengeluaran yang terjadi dalam perekonomian.

3. Intermediate product.

4. Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus

(15)

1. Kenaikan 10 persen CPI bermakna bahwa telah terjadi kenaikan harga barang-barang secara umum sebesar 10 persen, atau daya beli uang yang dimiliki masyarakat dalam membeli barang dan jasa berkurang sebesar 10 persen, sehingga untuk mempertahankan jumlah barang dan jasa yang dapat kita konsumsi membutuhkan lebih banyak uang lagi yang besarnya sekitar 10 persen. Artinya telah terjadi kenaikan biaya untuk memperoleh barang dan jasa sebesar kenaikan inflasi.

2. Metode ini dilakukan dengan cara menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh semua pelaku ekonomi (faktor produksi) dan aktivitas ekonominya dalam suatu masyarakat atau Negara pada periode tertentu.

3. Menghitung Nilai Tambah

Tahap Aktivitas Harga Value Added

1 Petani menjual Wheat ke miller Rp2500 0 2 Miller menjual flour ke baker Rp3000 500 3 Baker menjual roti ke grosir Rp4000 1000

4 Grosir menjual ke eceran Rp5500 1500

DAFTAR PUSTAKA / ACUAN / BACAAN ANJURAN

Budiono, (1982). Ekonomi Makro: Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2, Edisi Keempat, Jogjakarta: BPFE UGM.

Faried Wijaya, (1989). Ekonomikamakro: Seri Pengantar Ekonomika, Edisi Ketiga, Jogjakarta: BPFE UGM.

Froyen, R.T., (1998). Macroeconomics: Theories and Policies, Sixth Edition, Prentice Hall.

Mangkusubroto, Guritno, dan Algifari, (1998). Teori Ekonomi Makro, Edisi Ketiga, Jogjakarta: BP STIE YKPN.

(16)

Soelistyo dan Insukindro, (1986). Teori Ekonomi Makro I, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

(17)
(18)

Gambar

Tabel 1.1Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Produksi
Tabel 1.3      Perhitungan Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam skripsi ini, penulis tertarik untuk meneliti perbedaan fungsi morfem 「~ た」dan morfem rangkap 「~ていた」yang merupakan bagian dari aspek karena kedua morfem ini

Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, peraturan

Hal yang sangat krusial dalam kompleksitas dan kerumitan penggunaan lahan adalah pengabaian hak, identitas, social, ekonomi dan cultural masyarakat; bahkan terjadi

Menurut studi yang dilakukan oleh Antariksa Budileksmana (2005: 491) menyatakan bahwa dengan periode pengamatan pada return pasar tahun 1999- 2004, pengujian membuktikan

Peta Rencana Pemanfaatan Ruang Kawasan sebagaimana dimaksud Pasal 13 dan Pasal15 tercantum dalam Lampiran I.C yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini..

Mengapa ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan aturan pelaksanaannya yaitu Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep-100/Men/VI/2004 Tahun

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

Pada uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 18,270 dan nilai Ftabel sebesar 3,21, maka Fhitung > Ftabel (18,270 > 3,21), sehingga keputusannya adalah hipotesis tidak