• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Tukar 2.1.1 Pengertian Fluktuasi Nilai Tukar - Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah-Yen Terhadap Ekspor Indonesia Ke Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Tukar 2.1.1 Pengertian Fluktuasi Nilai Tukar - Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah-Yen Terhadap Ekspor Indonesia Ke Jepang"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nilai Tukar

2.1.1 Pengertian Fluktuasi Nilai Tukar

Nilai tukar mata uang atau sering di sebut dengan kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestik terhadap mata uang asing. (Iskandar Simorangkir dan Suseno,2004 : 4)

Keadaan dimana nilai tukar mata uang suatu negara meningkat atas mata uang asing disebut dengan depresiasi, dan sebaliknya keadaan dimana nilai tukar mata uang suatu negara menurun atas mata uang asing disebut apresiasi.

Nilai tukar terbagi atas dua jenis, yakni nilai tukar nominal dan nilai tukar rill. Nilai tukar nominal menunjukkan harga relatif barang dari dua negara, yaitu perbandingan harga di dalam negeri dengan harga di luar negeri. Sedangkan nilai tukar rill menunjukkan tingkat ukuran suatu barang dapat diperdagangkan antar negara.

(2)

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar

Fluktuasi nilai tukar mata uang sangatlah dipengaruhi oleh interaksi permintaan dan penawaran akan valuta asing (valas). Permintaan dan penawaran ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

2.1.2.1Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Valas: 1. Faktor Pembayaran Impor

Apabila impor akan barang dan jasa semakin tinggi, maka permintaan akan valas menjadi semakin besar, dan hal ini akan menyebabkan nilai tukar cenderung melemah. Begitupun sebaliknya apabila impor menurun, maka permintaan akan valas akan menurun, dan mendorong penguatan nilai tukar, dengan asumsi dimana hal yang lain dalam keadaan konstan (cateris paribus). 2. Faktor Aliran Modal Keluar (Capital Outflow)

Yang termasuk aliran modal keluar, yakni pembayaran hutang oleh pihak swasta maupun negeri pada pihak asing, dan penempatan dana ke luar negeri. Apabila aliran modal keluar ini semakin besar, maka akan menyebabkan permintaan akan valas menjadi semakin meningkat, sehingga mendorong nilai tukar semakin melemah.

3. Kegiatan Spekulasi

(3)

2.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran valas : 1. Faktor Penerimaan Hasil Ekspor

Apabila penerimaan hasil ekspor semakin tinggi, maka jumlah valas yang dimiliki juga semakin tinggi, sehingga nilai tukar terhadap mata uang asing akan menguat (apresiasi). Dan sebaliknya jika peneriman hassil ekspor semakin menurun, maka jumlah valas yang dimiliki juga semakin sedikit, sehingga nilai tukar terhadap mata uang asing akan melemah (depresiasi)

2. Faktor Aliran Modal Masuk (Capital Inflow)

Yang termasuk aliran modal masuk, yakni penerimaan pembayaran hutang oleh pihak asing pada pihak swasta maupun negri , dan penempatan dana ke luar negeri, dan penanaman modal asing. Baik penanaman modal jangka pendek (portofolio investmen) ataupun investasi langsung (foreign direct investmen). Dengan adanya aliran dana masuk ini akan membuat nilai tukar cenderung menguat.

2.1.3Sejarah Singkat Sistem Moneter Internasional

Sistem moneter ini dibentuk dengan tujuan untuk mempermudah transaksi antar negara. Pembagian sistem moneter internasional terdiri atas beberapa periode, yaitu :

1. Periode Standar Emas

(4)

2. Peride Perang Dunia Pertama hingga Perang Dunia Kedua.

Sistem nilai tukar mengambang tanpa adanya intervensi oleh bank sentral. Dipergunakan pada masa perang dunia pertama hingga pada tahun 1925. Kemudian pada tahun 1925 hingga pada tahun 1931 banyak negara yang menggunakan sistem nilai tukar gold exchange standard.

3. Sistem Bretton Woods

Pada sistem ini, Amerika Serikat merupakan satu-satunya negara yang tetap mengaitkan mata uangnya dengan standar emas. Pada saat itu, satu ons emas setara dengan 35 dollar Amerika. Negara-negara lainnya mengkaitkan nilai tukar mereka terhadap dollar Amerika.

Setiap negara dapat melakukan revaluasi dan devaluasi mata uangnya sesuai dengan faktor fundamental. Untuk membantu apabila ada kesulitan moneter dan mendorong kerjasama moneter, maka dibentuk dua lembaga, yakni International Monetary Fund (IMF) dan International Bank for Reconstruction

and Development (IBRD).

4. Pasca Sistem Bretton Woods

Pada awal tahun 1970-an, kepercayaan akan sistem bretton woods semakin bekurang. Mulai tahun 1973 IMF memperbolehkan negara-negara memilih dan mengembangkan nilai tukarnya sendiri.

2.2 Ekspor Impor

(5)

transaksi ini jangkauannya lebih luas dan tidak terbatas pada suatu negara tertentu. Kegiatan ekspor impor merupakan perdagangan yang menembus batas negara.

Pada ekspor dan impor tentunya cakupannya jauh lebih luas dibandingkan dengan perdagangan dalam negeri. Banyak permasalahan yang lebih kompleks yang dihadapi dalam kegiatan ekspor-impor dikarenakan banyaknya perbedaan antar negara. Perbedaan yang dimaksud mulai dari hal yang sederhana, perbedaan bahasa, kebudayaan, nilai tukar, sistem yang berbeda di setiap negara.

Walaupun demikian, kegiatan ekspor-impor ini sangat menguntungkan bagi negara pengekspor dan pengimpor, dimana kegiatan ekspor-impor dapat berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat. Dengan ekspor-impor pemenuhan kebutuhan menjadi lebih sempurna.

Didalam melakukan transaksi ekspor-impor ada beberapa ketentuan yang berlaku. Setiap negara memiliki ketentuan yang berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lain. Demikian pula dalam pelaksanaanya, banyak peraturan yang harus diikuti ataupun kesepakatan baru yang dibuat diantara negara yang bertransaksi.

2.2.1 Masalah-Masalah yang Dihadapi oleh Eksportir-Importir

(6)

pelaksanaanya. Permasalahan ini meliputi permasalahan eksternal maupun internal.

2.2.1.1 Masalah Internal 1. Persiapan-Persiapan Teknis

Perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor-impor haruslah mengetahui peraturan-peraturan yang berlaku. Terkadang persiapan teknis diabaikan oleh eksportir-importir dikarenakan mereka lebih fokus pada keuntungan yang ingin dicapai, sehingga banyak syarat yang tidak dipenuhi.

Beberapa syarat-syarat yang umum, antara lain :

a) Harus merupakan badan hukum, seperti ; PT, CV, dan sebagainya. b)Eksportir wajib memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), atau

memiliki izin dari usaha dari Lembaga Pemerintah Non-Departemen atau merupakan eksportir terdaftar (ET).

c) Importir wajib memiliki Angka Pengenal Importir Sementara (APIS) atau Angka Pengenal Importir (API) atau Angka Pengenal Import Terbatas (APIT).

2. Kemampuan dan Pemahaman Transaksi Luar Negri

(7)

Selain peraturan dan tata cara yang dibutuhkan dalam transaksi ekspor-impor, juga dibutuhkan pengetahuan akan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung kemudahaan transaksi. Fasilitas dimaksud seperti layanan instansi pemerintahan, layanan perbankan, dan sebagainya.

Dengan pengetahuan yang baik oleh eksportir-importir akan mempengaruhi dalam kemudahan bertransaksi.

3. Kemampuan dalam Mempersiapkan Barang

Hal ini terutama bagi para eksportir. Eksportir harus dapat menghadapi dalam menghadapi masalah-masalah mempersiapkan barang. Masalah yang dihadapi seperti mempersiapkan barang sesuai spesifikasi yang ditetapkan, pengemasan, serta administrasi dalam pengiriman barang.

2.2.1.2 Masalah eksternal

1. Kepercayaan antara Eksportir-Importir

Kepercayaan sangat penting dalam melakukan transaksi ekspor-impor. Kedua belah pihak yang saling melakukan transaksi tidak saling mengenal dan berlandaskan pada kepercayaan. Untuk hal ini, dimana kedua belah pihak yang tidak mengenal, kepercayaan dapat dengan lembaga perbankan yang menjamin pembayaran.

(8)

2. Hubungan Perdagangan dengan Negara Lain

Eksporti-importir harus mengetahui hubungan perdagangan negaranya dengan negara lain. Apakah ada pemberlakuan kuota atau hambatan lainnya. Dengan megetahui hubungan kedua negara akan membuat transaksi menjadi lebih efektif dan maksimal.

3. Keterikatan dalam Organisasi Internasional

Keterikatan dalam organisasi nasional akan menyebabkan suatu negara yang bertransaksi akan mendapatkan kemudahan dan keuntungan-keuntungan diantara sesama negara anggota.

2.2.2 Alat Pembayaran Ekspor-Impor 1. Pembayaran dimuka (Advance Payment)

Dalam sistem ini importir membayar dimuka kepada eksportir sebelum barang-barang dikirim oleh si eksportir. Pada sistem ini pihak importir memiliki kepercayaan yang tinggi pada pihak eksportir.

Pembayaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : a) Cek

b) Banker’s Draft

c) Mail Payment Order

d) Cable Payment Order

e) International Money Order

2. Pembayaran Kemudian (Open Account)

(9)

dilakukan dengan kepercayaan pada pihak eksportir. Sistem ini biasanya dilakukan apabila pihak importir memiliki reputasi baik, dan keadaan ekonomi negara pengimpor dalam keadaan stabil, serta dijamin dengan fasilitas asuransi. 3. Wesel Inkasso (Collection Draft)

Sistem pembayaran ini lebih baik daripada pembayaran kemudian, dimana eksportir memiliki hak dalam pengawasan barang-barang hingga wessel di aksep. Eksportir memegang surat kepemilikan yang dibutuhkan oleh pihak importir untuk pengambilan barang. Dokumen kepemilikan tersebut secara langsung maupun melalui perbankan akan dikirimkan oleh pihak eksportir kepada bank importir. Dan pihak importir dapat mengambil dokumen tersebut apabila penagihan wesel telah terpenuhi.

4. Konsinyasi (Consignment)

Konsiyasi merupakan pengiriman barang oleh eksportir kepada importir untuk dijual kembali oleh pihak importir di negaranya. Importir menjual barang seharga yang telah ditetapkan oleh eksportir. Setelah barang terjual, dilakukan pembayaran kepada eksportir, dan apabila barang tidak terjual maka akan dikembalikan pada pihak eksportir. Pada sistem ini resiko ditanggung oleh pihak eksportir.

5. Letter of Credit (L/C)

(10)

pembayaran, dan sebagainya dengan bank yang diunjuk pihak eksportir di luar negeri. Apabila pihak importir tidak melakukan pembayaran, maka bank akan bertanggungjawab akan kewajiban importir. Sistem ini mengurangi resiko bagi pihak eksportir mupun importir.

2.3 Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional merupakan nilai output nasional yang dihasilkan dari kegiatan perekonomian suatu negara pada suatu periode tertentu. Besarnya output nasional tersebut merupakan gambaran dari seberapa besar efisiensi penggunaan sumber daya yang dipergunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, produktivitas suatu negara, gambaran struktural awal mengenai apa yang dihadapi perekonomian suatu negara, serta gambaran mengenai produktivitas dan kemakmuran suatu negara.

2.3.1 Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow) dan Interaksi Antar Pasar 2.3.1.1 Siklus Aliran Pendapatan

Siklus aliran pendapatan (circular flow) merupakan model yang menggambarkan interaksi diantara pelaku ekonomi dalam melakukan kegiatan ekonomi.

Model ini terdiri atas 4 sektor, yaitu :

1. Sektor Rumah Tangga (Household sector)

(11)

bangunan), barang modal, uang dalam kegiatan investasi untuk membantu sektor perusahaan. Dalam hal ini, sektor rumah tangga akan menerima pendapatan berupa gaji dan bunga serta deviden. Sebaliknya sektor ini akan mengalami pengeluaran dalam mengkonsumsi barang dan jasa hasil produksi sektor perusahaan.

Sektor rumah tangga juga berhubungan dengan sektor pemerintah. Sektor rumah tangga dapat menerima pendapatan dari pemerintah berupa gaji, apabila bekerja sebagai pegawai di kantor pemerintahan. Selain itu pendapatan dari sektor pemerintah dapat berupa tunjangan untuk orang yang tidak mampu, dan juga subsidi yang diberikan. Sektor rumah tangga akan mengalami pengeluaran kepada pemerintah melalui pembayaran pajak.

2. Sektor Perusahaan (Firm Sector)

Sektor ini terdiri dari perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang dan jasa. Sektor ini menerima pendapatan dari konsumsi sektor rumah tangga dan pemerintah, serta konsumsi sektor luar negri melalui ekspor. Pengeluaran pada sektor ini yakni untuk membayar upah tenaga kerja sektor rumah tangga, sewa tanah atau bangunan, bunga pinjaman atau deviden, dan pembayaran pajak pada sektor pemerintah.

3. Sektor Pemerintah (Government Sector)

(12)

barang publik dilakukan melalui penarikan pajak dari kedua sektor tersebut. Selain itu sektor ini menerima pajak dari sektor luar negeri.

4. Sektor Luar Negeri

Sektor luar negeri ini terdapat pada perekonomian terbuka (Open Economy). Sektor ini menerima pendapatan dari kegiatan impor di dalam negeri.

Dan melakukan pengeluaran dari kegiatan ekspor dari dalam negri, serta pembayaran pajak saat barang masuk ke dalam negeri.

2.3.1.2 Tiga Pasar Utama (Three Basic Markets)

Pasar dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu : 1. Pasar Barang dan Jasa (Goods and Services Markets)

Merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan barang dan jasa. Konsumen terbesar pada pasar ini yakni sektor rumah tangga dan pemerintah. Barang yang dikonsumsi ini pada umumnya merupakan barang dan jasa akhir.

2. Pasar Tenaga Kerja (Labour Market)

Merupakan interaksi pertemuaan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Dalam perekonomian tertutup penawaran tenaga kerja berasal dari sektor rumah tangga. Dan permintaan akan tenaga kerja dalam perekonomian terbuka berasal dari sektor perusahaan, pemerintah, dan luar negeri.

3. Pasar Uang dan Modal (Money and Capital Market)

(13)

misalnya deposito, obligasi, dan sebagainya. Dibutuhkan pihak perantara untuk efisiensi, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya.

2.3.2 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

Ada tiga cara perhitungan Pendapatan Nasional, yaitu : 1. Metode Output / Metode Produksi (Output Approach)

Menurut metode ini, PDB merupakan total produksi yang dihasilkan oleh suatu perekonomian di suatu negara dalam satu periode tertentu. Cara perhitungan yang dilakukan adalah dengan mengelompokkan perekonomian menjadi beberapa sektor, dan penjumlahan semua sektor merupakan jumlah PDB.

Dengan pengelompokan ini memungkinkan juga terjadi perhitungan ganda, dimana output suatu sektor dapat menjadi input bagi sektor lain. Untuk menghindarinya, maka perlu dilakukan perhitungan PDB dengan menjumlahkan nilai tambah dari masing-masing sektor.

2. Metode Pendapatan (Income Approach)

Menurut metode ini, nilai output merupakan nilai total balas jasa dari faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Balas jasa dari tenaga kerja adalah upah, barang modal adalah pendapatan, pemilik uang dalam aset finansial adalah pendapatan bunga, dan pengusaha adalah keuntungan. Total keseluruhan balas jasa tersebut adalah pendapatan Nasional.

3. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)

(14)

Ada beberapa jenis pengeluaran agregat, yaitu :

a) Konsumsi Rumah Tangga (Household consumption)

Konsumsi oleh sektor ini adalah konsumsi akhir untuk barang dan jasa yang dipakai dalam waktu singkat atau kurang dari satu tahun (durable goods) atau barang yang dapat dipakai bertahun-tahun (non-durable

goods)

b) Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)

Konsumsi pemerintah yang maasuk dalam perhitungan merupakan pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan pemerintah dalam membeli barang dan jasa akhir.

c) Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)

Merupakan pengeluaran oleh sektor dunia usaha yang dilakukan untuk memelihara kemampuan menciptakan nilai tambah, seperti merubah stok berupa barang jadi ataupun barang setengah jadi. Pengukuran investasi akan lebih akurat bila digunakan investasi neto yang merupakan pengurangan investasi bruto dengan penyusutan.

d) Ekspor Neto (Net Export)

Merupakan selisih antara nilai ekspor dengan impor. 2.4 Inflasi

2.4.1 Komponen Inflasi

(15)

Harga suatu barang dikatakan naik jika harga barang tersebut lebih tinggi daripada sebelumnya. Waktu sebelumnya dapat dalam jangka yang panjang ; satu minggu, satu bulan, satu tahun, dan bisa juga didasarkan pada musim (musim kemarau dengan musim panen misalnya).

2. Bersifat Umum

Harga-harga yang naik pada saat terjadi inflasi haruslah bersifat umum. Artinya harga beberapa barang naik. Misalnya bila harga satu barang misalnya harga piring naik, harga barang-barang lain tidak akan ikut naik dan tidak akan terjadi inflasi. Tetapi apabila harga bbm naik, maka harga barang-barang lain seperti bahan pangan, dan bahan lainnya akan naik juga dengan penambahan biaya yang terjadi, sehingga menyebabkan inflasi.

3. Berlangsung Terus-menerus

Kenaikan harga barang secara umum tidak akan menyebabkan inflasi bila hanya seketika. Inflasi akan terjadi dalam rentang waktu yang lama, minimal satu bulan.

2.4.2 Jenis-Jenis inflasi 1. Inflasi berdasar asalnya

Terdiri atas dua, yaitu :

a. Inflasi dalam negri (Domestic Inflation)

Inflasi ini dikarenakan adanya pencetakan uang untuk menutupi defisit anggaran belanja negara.

(16)

Inflasi ini dikarenakan naiknya harga barang-barang luar negri, berasal dari negara mitra dagang.

2. Berdasarkan Tingkat Inflasi

a. Inflasi rendah (lower inflation), kurang dari 10% pertahun. b. Inflasi sedang (middle inflation), antara 10-30% pertahun. c. Inflasi tinggi (high inflation), antara 30-100% pertahun. d. Inflasi hiper (hyper inflation), lebih dari 100% pertahun. 2.4.3 Faktor-Faktor Penyebab Inflasi

Ada beberapa faktor penyebab inflasi, yaitu : 1. Inflasi Tekanan Permintaan (Demand-Pull Inflation)

Merupakan inflasi yang terjadi dikarenakan permintaan agregat dominan. Tekanan permintaan ini menyebabkan output bertambah, dan kenaikan harga-harga, sehingga mendorong terjadi inflasi.

2. Inflasi Biaya Produksi (Cost-Push Inflation)

Merupakan inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi. Biaya produksi yang bertambah ini akan menyebabkan produsen akan menaikkan harga. Kenaikan harga ini akan mendorong harga-harga akan naik secara umum, sehingga akan menyebabkan terjadi inflasi.

2.5 Hubungan Fluktuasi Nilai Tukar, Pendapatan Nasional, Inflasi terhadap Ekspor.

(17)

mempengaruhi dalam kegiatan ekspor. Fluktuasi nilai tukar menjadi sangat berpengaruh bagi perdagangan internasional, terutama bagi negara yang menerapkan perekonomian yang bersifat terbuka.

Fluktuasi nilai tukar tidak hanya akan mempengaruhi perdagangan interternasional, tetapi juga akan mempengaruhi banyak hal seperti perubahan permintaan dan penawaran mata uang, perubahan harga barang yang mendorong iflasi, perubahan kebijakan dalam pemerintahan guna kepentingan ekonomi, dan banyak aspek lainnya.

Fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi tindakan suatu negara dalam melakukan perdagangan internasional. Dimana dengan fluktuasi nilai tukar akan menyebabkan mata uang suatu negara dapat mengalami apresiasi ataupun depresiasi terhadap mata uang negara lain. Didalam kondisi apresiasi, maka akan lebih menguntungkan dalam melakukan kegiatan impor, dimana suatu negara dapat membeli dengan harga yang lebih murah daripada harga yang seharusnya pada saat mata uang negaranya tidak mengalami apresiasi.

Pendapatan nasional suatu negara menunjukkan kemampuan negara dalam melakukan kegiatan ekonomi secara efisien. Pendapatan nasional juga akan mempengaruhi permintaan dan penawaran akan barang dan jasa. Dengan pendapatan yang besar, suatu negara dapat mengimpor barang kebutuhannya dari negara lain.

(18)

yang lebih murah akan mendukung suatu negara melakukan transaksi perdagangan internasional.

2.6Kerangka Konseptual

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual. 2.7Hipotesa

Hipotesa merupakan dugaan sementara terhadap masalah yang hendak diteliti dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan masalah diatas, hipotesa pada penelitian ini :

1. Fluktuasi nilai tukar rupiah-yen berpengaruh pada ekspor Indonesia ke Jepang 2. Pendapatan nasional Jepang berpengaruh pada ekspor Indonesia ke Jepang 3. Inflasi Jepang berpengaruh pada ekspor Indonesia ke Jepang

Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah-Yen

Inflasi

Pendapatan Nasional Ekspor Indonesia ke

Gambar

Gambar 2.1.

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel 3 hubungan paritas dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2011 memberikan gambaran bahwa sebagian

understand , 3) membimbing kelompok untuk bekerja dan belajar sehingga muncul recall, digest dan expand, 4) evaluasi sehingga muncul review dan 5) memberikan

sesuai dengan gen yang dibawa oleh QTL yang diamati yaitu, QTL tinggi tanaman, jumlah anakan, dan jumlah gabah; (2) karakter untuk jumlah anakan total dapat dijadikan seleksi

Kendal Honorarium Tim Pengadaan Barang Dan Jasa dan PPHP, Dekorasi dan Dokumentasi, fotocopy, Makanan Dan Minuman Rapat/Kegiatan, Perjalanan Dinas Dalam Daerah, Perjalanan Dinas

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Pejabat Pengadaan, menurut ketentuan yang berlaku maka, dengan ini kami diberitahukan Penyedia Jasa yaitu

Pada teknik digital, dekoder maupun enkoder adalah rangkaian logika yang menerima data biner pada sekelompok masukan, dan berdasarkan data masukan akan mengaktifkan satu

membran dengan metode ini adalah polimer yang digunakan harus larut pada. pelarutnya atau

neck bunga di mana tampak bahwa serapan hara yang tinggi pada tanaman mawar mini yang ditanam pada media tanam moss dan arang sekam (4:1 v/v) memengaruhi pertumbuhan