• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air - Analisa Kadar Fosfat Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Secara Spektrofotometri UV-Visible

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air - Analisa Kadar Fosfat Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Secara Spektrofotometri UV-Visible"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Air

Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi

kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat

dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan

industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air,

antara lain menyebabkan penurunan kualitas air (Effendi, 2003).

Air dipermukaan bumi terdiri atas 97 % air asin di lautan 2 % masih berupa

es, 0,0009 % berupa danau, 0,00009 % merupakan air tawar di sungai dan sisanya

merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup

manusia, tumbuhan dan hewan yang hidup di daratan. Oleh sebab itu, air

merupakan barang langka yang paling dominan dibutuhkan di permukaan bumi

ini.

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.

sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun

dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga

dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang

ada disekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian,

pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain (Chandra, 2006).

Suatu perairan merupakan suatu ekosistem yang kompleks sekaligus

(2)

seperti ikan dan berbagai jenis makhluk hidup berukuran kecil (mikroba) yang

hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop.

Seiring dengan meningkatnya kemajuan di sektor industri, semakin

meningkat pula masalah pencemaran di Indonesia. Masuknya limbah industri ke

dalam suatu perairan dapat menyebabkan menurunnya kualitas perairan tersebut

( Nugroho, 2006).

2.2 Sumber air

Mengingat pentingnya peranan air, sangat diperlukan adanya sumber air yang

dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitas nya. Beberapa

sumber air, yaitu :

a. Air Permukaan (Surface Water)

Air Permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air

lainnya. Air yang jatuh sebagai hujan tidak semuanya dapat mencapai permukaan

tanah, sebagai tertahan oleh vegetasi dan bangunan. Sebagaian air yang mencapai

permukaan tanah akan masuk ke dalam tanah dan menjadi air tanah melalui

proses infiltrasi, sebagaian lagi mengalir ke badan air sebagai air permukaan.

Air hujan yang jatuh ke bumi dan menjadi air permukaan memiliki kadar

bahan- bahan terlarut atau unsur hara yang sangat sedikit. Air hujan biasanya

bersifat asam, dengan nilai pH sekitar 4,2. Hal ini disebabkan air hujan

melarutkan gas- gas yang terdapat di atmosfer, misalnya gas karbondioksida

(CO2), sulfur (S), dan nitrogen oksida (NO2) yang dapat membentuk asam lemah.

b. Air Tanah (Ground Water)

Air tanah (ground water) merupakan air yang berada di bawah permukaan

(3)

kecepatan arus berkisar antara 10-10 m/detik dan kuantitas air yang mampu diserap

oleh tanah tergantung pada kondisi fisik tanah, misalnya bobot isi (bobot tanah

tiap satuan volume tanah), permeabilitas (daya tanah melalukan air), infiltrasi

(daya tanah meresapkan air), porositas (jumlah volume udara yang terkandung

dalam tanah). Sebelum mencapai jenuh, air hujan yang jatuh ke permukaan tanah

akan dialirikan sebagai limpasan permukaan (surface run off ) ke badan air. Air

yang masuk ke dalam tanah akan mencapai akifer (Effendi,2003).

2.3 Kegunaan Air

Air dibutuhkan untuk bermacam-macam keperluan. Kualitas air untuk

keperluan minum berbeda dengan untuk keperluan industri. Kegunaan air dirinci

menjadi golongan sebagai berikut :

Gol. I : Air minum yang dapat digunakan langsung tanpa pengolahan

Gol II: Air untuk minum rumah tangga dan keperluan lainnya tapi tidak

untuk golongan I.

Gol. III : Air untuk keperluan perikanan, peternakan dan keperluan lainnya

tetapi tidak sesuai golongan I dan II

Gol. IV : Air untuk keperluan pertanian, usaha industri listrik tenaga air, lalu

lintah air dan keperluan lainnya tapi tidak sesuai I, II, dan III

Gol. V : Air yang tidak sesuai untuk golongan I, II, III, dan IV

(Gintings. P, 1992)

2.4 Sifat-Sifat Air

Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa

(4)

1. Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia

yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :pada kisaran suhu yang

sesuai bagi kehidupan, yakni 0° C (32° F) – 100° C, air berwujud cair. Suhu 0°C

merupakan titik beku (freezing point) dan pada suhu 100°C merupakan titik

didih (boiling point) air. Tanpa sifat tersebut, air yang terdapat di laut, sungai,

danau, dan badan air yang lain akan berada dalam bentuk gas atau padatan,

sehingga tidak akan terdapat kehidupan di muka bumi ini, karena sekitar 60 % -

90 % bagian sel makhluk hidup adalah air.

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat penyimpan

panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas

ataupun dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang lambat mencegah

terjadinya stresspada makhluk hidup karena adanya perubahan suhu yang

mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk hidup. Sifat ini

juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai pendingin mesin.

3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan

(evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini

memerlukan energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses ini

perubahan uap air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas yang

besar. Pelepasan energi ini merupakan salah satu penyebab mengapa kita kita

merasa sejuk pada saat berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah satu faktor

utama yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas secara baik di bumi.

4. Air merupakan pelarut yang sangat baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis

senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang

(5)

35.000 mg/liter. Sifat ini memungkinkan unsur hara (nutrien) terlarut diangkut

keseluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan air digunakan

sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang

masuk kedalam badan air.

5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan

memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar - molekul cairan

tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi juga memungkinkan

terjadinya sistem kapiler, yaitu kemampuan untuk bergerak dalam pipa kapiler

dan sifat sebagai pelarut yang baik, air dapat membawa nutrien dari dalam

tanah ke jaringan tumbuhan (akar, batang, dan daun). Adanya tegangan

permukaan memungkinkan beberapa organisme, misalnya jenis- jenis insekta,

dapat menyerap di permukaan air.

6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku. Pada

saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki nilai densitas

(massa/volume) yang lebih rendah daripada air. Dengan demikian, es akan

mengapung di air. Sifat ini mengakibatkan danau-danau di daerah yang

beriklim dingin hanya membeku pada bagian permukaan (bagian di bawah

permukaan masih berupa cairan) sehingga kehidupan organisme akuatik tetap

berlangsung.

2.4.1. Parameter Fisika

Parameter fisika umumnya dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air

tersebut. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah

zat padat terlarut (TDS). Air yang baik idealnya tidak berbau. Air yang berbau

(6)

Air yang baik idealnya harus jernih. Air yang keruh mengandung partikel

padat tersuspensi yang dapat berupa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan.

Disamping itu air yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba patogen dapat

terlindungi oleh partikel tersebut.

Air yang baik idealnya juga tidak memiliki rasa/tawar. Air yang tidak

tawar mengindikasikan adanya zat-zat tertentu di dalam air tersebut. Rasa asin

disebabkan adanya garam-garam tertentu di dalam air, begitu juga rasa asam

disebabkan adanya asam di dalam air dan rasa pahit disebabkan adanya basa di

dalam air tersebut.

Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid-TDS) adalah bahan bahan

terlarut (Diameter < 106) dan koloid (diameter 10-6 - 10-3 mm) yang berupa

senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain. Bila TDS bertambah maka

kesadahan akan naik. Kesadahan yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya

endapan/kerak pada sistem perpipaan.

2.4.2. Parameter Kimia

Parameter kimiawi dikelompokkan menjadi kimia anorganik dan kimia

organik. Dalam standard air minum di Indonesia zat kimia anorganik dapat berupa

logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya dan beracun serta derajat keasaman (pH).

Sedangkan zat kimia organik dapat berupa insektisida dan herbisida, Volatile

organic chemicals (zat kimia organik mudah menguap) zat-zat berbahaya dan

beracun maupun zat pengikat oksigen.

Sumber logam dalam air dapat berasal dari industri, pertambangan ataupun

proses pelapukan secara alamiah. Korosi dari pipa penyalur air minum dapat juga

(7)

2.5. Fosfat

Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat,

polifosfat, dan fosfat organis. Ortofosfat adalah senyawa monomer seperti H2PO4-,

HPO42-, dan PO43-, sedangkan polifosfat (juga disebut “condensed phosphates”)

merupakan senyawa polimer seperti (PO3)63- (heksametafosfat), P3O10

5-(tripolifosfat) dan P2O74- (pirofosfat); fosfat organis adalah P yang terikat dengan

senyawa-senyawa organis sehingga tidak berada dalam larutan secara terlepas.

Dalam air alam atau buangan, fosfor P yang terlepas dan senyawa P selain yang

disebutkan di atas hampir tidak ditemui (Alaerts, G. dan Sri Sumestri, S. 1984).

Kandungan fosfat yang tinggi menyebabkan suburnya algae dan organisme

lainnya. Fosfat kebanyakan berasal dari bahan pembersih yang mengandung

senyawa fosfat. Dalam industri kegunaan fosfat terdapat pada ketel uap untuk

mencegah kesadahan. Maka pada saat penggantian air ketel, buangan ketel

menjadi sumber fosfat.

Pengukuran kandungan fosfat dalam air limbah berfungsi untuk mencegah

tingginya kadar fosfat sehingga tidak merangsang pertumbuhan

tumbuh-tumbuhan dalam air. Sebab pertumbuh-tumbuhan subur akan menghalangi kelancaran arus

air. Pada danau suburnya tumbuh-tumbuhan air mengakibatkan berkurangnya

oksigen terlarut karena berkurangnya intensitas cahaya yang masuk ke perairan

dan kesuburan tanaman lainnya (Gintings, 1992).

Air biasanya mengandung fosfat anorganik terlarut. Fitoplankton dan

tanaman lain akan mengabsorbsi fosfat ini membentuk senyawa misalnya

adenosin trifosfat, ATP. Fosfor juga merupakan faktor pembatas. Perbandingan

(8)

organisme hidup. Diduga bahwa fosfor merupakan nutrien pembatas dalam

eutrofikasi, artinya air dapat mempunyai misalnya konsentrasi nitrat yang tinggi

tanpa percepatan eutrofikasi asalkan fosfat sangat rendah. Fosfor ternyata

merupakan pendorong kegiatan pengikatan nitrogen bagi ganggang biru

(Sastrawijaya, 1991).

Didalam suatu perairan sumber nutrien dapat berupa unsur hara makro (C, O,

H, N, P, Mg, Ca, Na dan Cl) dan unsur hara mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, B, Co).

Diantara unsur hara tersebut, yang dianggap sangat esensial untuk produksi yaitu

nitrogen (N) dan fosfor (P) karena dapat dibentuk melalui proses fotosintesis.

Selain itu, N dan P merupakan faktor pembatas pertumbuhan fitoplankton di

perairan alami. Namun demikian, N dan P dapat menjadi pemicu blooming alga

apabila jumlahnya berlebihan.

Tabel 1.1. Kategori Kesuburan Perairan berdasarkan Kandungan Fosfat

Kandungan P (mg/L) Kesuburan Perairan

0,000 – 0,020 Rendah

0,021 – 0,050 Cukup

0,051 – 0,100 Baik

0,101 – 0,200 Baik sekali

>0,201 Sangat baik sekali

(Nugroho, 2006)

Air limbah yang berasal dari rumah tangga (setempat) sangat kaya akan

senyawa-senyawa fosfor. Kadar fosfor anorganik biasanya berkisar antara 2

sampai 3 mg/L; bagian- bagian yang anorganik bervariasi dari 0,4 hingga 1 mg/L.

(9)

sumbangan, dimana jumlah fosfor yang dilepaskan merupakan suatu fungsi

pemasukan protein. Tetapi pada saat ini, karena pemakaian detergen sintetik yang

meningkat, kadar fosfor air limbah rumah tangga dengan cepat meningkat.

Semua air limbah mengandung fosfor dalam jumlah yang memadai, cukup

untuk tujuan- tujuan pemupukan. Jumlah fosfor dalam tumbuh-tumbuhan tidaklah

besar dibandingkan dengan jumlah-jumlah nitrogen dan kalium. Air limbah rumah

tangga bahkan sekarang sangat kaya akan senyawa fosfor, tapi sejumlah fosfor

yang lebih besar barangkali akan harus diberikan pada tanah dikemudian hari

selama dialiri dengan irigasi air limbah, karena meningkatnya penggunaan

detergen sintetik. Sekali pun, jika sejumlah besar fosfor dibawa dalam kombinasi-

kombinasi organik, senyawa-senyawa semacam itu mudah disederhanakan oleh

jasad-jasad renik. Fosfor organik dimineralisasi dan muncul dalam larutan tanah

dalam kombinasi anorganik, yang bentuk khususnya tergantung dari pH tanah

(Mahida, U. N. 1984).

Polusi air yang disebabkan oleh penggunaan detergen terutama menyangkut

masalah surfaktan atau bahan pembentuk. Penanganan terhadap polusi surfaktan

telah banyak dilakukan, sedangkan penanganan terhadap polusi bahan pembentuk

baru akhir-akhir ini banyak dibicarakan dan dipraktekkan. Surfaktan yang banyak

digunakan pada saat ini berbeda dengan yang digunakan beberapa tahun yang

lalu. Perbedaan utama adalah karena yang digunakan pada saat ini mempunyai

sifat dapat dipecah secara biologis (biodegradable), yaitu dapat dipecah menjadi

senyawa-senyawa sederhana oleh bakteri yang terdapat dilingkungan, sedangkan

(10)

sehingga terdapat dalam bentuk tetap tidak berubah dalam jangka waktu lama di

lingkungan.

Setelah perang dunia kedua penggunaan detergen semakin meningkat untuk

berbagai keperluan, dan masalah utama yang timbul bukan karena racunnya,

tetapi busanya yang mengganggu lingkungan di sekitarnya. Surfaktan yang

digunakan dalam detergen sebelum tahun 1965 tidak dapat dipecah dengan cepat

sehingga mengumpul di tempat buangan atau sungai disekitarnya. Masalah ini

kemudian dapat dipecahkan dengan cara mengubah struktur molekul komponen

secara kimia sehingga lebih mudah dipecah oleh bakteri. Perubahan struktur

surfaktan dari yang bersifat “nonbiodegradable” menjadi “biodegradable”

dilakukan sejak tahun 1965 dan ternyata dapat memecahkan masalah utama

tersebut. Bahan pembentuk utama di dalam detergen adalah natrium tripolifosfat

(Na5P3O10). Senyawa ini tidak merupakan masalah dalam dekomposisinya di

lingkungan sebab ion P3O10-5 akan mengalami reaksi hidrolisis perlahan di dalam

lingkungan untuk memproduksi ortofosfat yang tidak beracun.

Reaksinya adalah sebagai berikut:

P3O10-5 + 2H2O → 2HPO4-2 + H2PO4-

(Fardiaz, S. 1992).

2.6. Pemilihan Titik Pengambilan Sampel

Kecepatan aliran dalam sungai, saluran dan sebagainya tidaklah merata, di

dalam danau dan kolam, sifat-sifat air pun tidak homogan, tetapi berada dalam

lapisan-lapisan dengan sifat yang berbeda. Maka bila diperlukan data-data

mengenai badan air tersebut secara keseluruhan titik pengambilan sampel harus

(11)

satu bagian dengan karakteristik yang kebetulan dapat diselidiki. Berikut beberapa

usulan dan anjuran yang dapat dikemukakan, namun diharapkan adanya

pemikiran bahwa setiap pengambilan sampel, merupakan suatu kasus yang

tersendiri.

Bila sampel diambil dari seluruh saluran, sungai dan sebagainya yang

kedalamannya tidak lebih dari 5 meter, dan alirannya cukup turbulen bagi air

tersebut untuk menjadi homogen, sampel sebaiknya diambil kira-kira 1/2sampai 2/3

tinggi penampang basah dari bawah permukaan air. Dekat dasar sungai air

mengandung terlalu banyak zat tersuspensi yang mengendap atau yang dapat

tergerus oleh aliran air. Dekat lapisan permukaan air, ada resiko bahwa lapisan

tersebut mengandung banyak zat yang ringan seperti lumut, minyak dan lemak,

dan sebagainya.Sampel tidak boleh diambil terlalu dekat dengan tepi penampang

sungai atau tepi saluran yang tidak diplester dengan baik karena air di daerah

tersebut kurang mewakili seluruh badan air, namun untuk saluran yang diplester

dengan baik sampel dapat diambil ± 10 cm dari tepi saluran.

Bila sampel diambil dari saluran atau sungai yang terdiri dari aliran- aliran

yang terpisah, misalnya pada musim kering, sampel harus diambil dari aliran

bagian yang paling besar dan yang dapat dianggap bersifat sama dengan keadaan

asli sungai tersebut. Bila penampang sungai tidak teratur (irreguler) sampel harus

diambil (bila mungkin) ditengah aliran utama, yaitu di mana tinggi penampang

basah terbesar dan alirannya tidak terganggu. Bila sampel diambil dari saluran

atau anak sungai yang bermuara di dalam sungai maupun laut, harus diingat

bahwa tinggi permukaan sungai atau laut tersebut dapat berubah pada waktu hujan

(12)

dipilih cukup jauh dari muara, dimana aliran anak sungai atau saluran tidak

terganggu.

Pada umumnya, titik pengambilan sampel dipilih agar sampel benar- benar

dapat mewakili badan air tersebut, debit dapat diukur secara cukup teliti, dan

daerah drainase yang menyebabkan pencemaran dapat diketahui secara lengkap.

Daerah tersebut terdiri dari sumber pencemaran setempat (point source) dan

sumber pencemaran yang tersebar (disperse source). Termasuk sumber

pencemaran setempat adalah pabrik, rumah sakit dan sebuah kampung yang

seluruh air buangannya ditampung oleh satu saluran drainase atau anak sungai

termasuk sumber pencemaran yang tersebar adalah saluran- saluran dan anak

sungai yang mengandung air buangan penduduk dan bermuara di dalam induk

sungai di berbagai tempat sepanjang induk sungai tersebut, atau air irigasi yang

keluar dari sawah-sawah dan dibuang ke dalam induk sungai di tempat- tempat

yang berbeda ( Alaerts, G. dan Sri Sumestri, S. 1984).

2.7. Spektrofotometri

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari

spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum

dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas

cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi, spektrofotometer

digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut

ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang

gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang

gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat

(13)

Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan

diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi

melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter, tidak

mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar- benar monokromatis,

melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada

spektrofotometer, panjang gelombang yang benar- benar terseleksi dapat

diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu

spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,

monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat

mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding.

1. Sumber

Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu

wolfram. Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu, i= K Vη, i = arus cahaya ,

V= tegangan, n= eksponen (3-4 pada lampu wolfram), variasi tegangan masih

dapat diterima 0,2 % pada suatu sumber DC, misalnya : baterai. Lampu hidrogen

atau lampu deuterium digunakan untuk sumber pada daerah UV.

2. Monokromator

Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya dapat

berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang

diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah. Jika celah posisinya

tetap, maka prisma atau gratingnya yang dirotasikan untuk mendapatkan λ yang

diinginkan. Ada dua tipe prisma, yaitu susunan Cornu dan susunan littrow. Secara

(14)

prisma dimana pada sisinya tegak lurus dengan arah sinar yang berlapis

aluminium serta mempunyai sudut optik 30°.

3. Sel Absorpsi

Pada pengukuran didaerah tampak kuvet kaca atau kuvet corex dapat

digunakan, tetapi untuk pengukuran pada dearah UV kita harus menggunakan sel

kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvet

adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan.

Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder dapat juga

digunakan. Kita harus menggunakan kuvet yang bertutup untuk pelarut organik.

Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam

keseluruhannya.

4. Detektor

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada

berbagai panjang gelombang. Pada spektrofotometer, tabung pengganda elektron

yang digunakan prinsip kerjanya telah diuraiakan.

2.7.1. Cara Kerja Spektrofotometer

Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya

monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet

(tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap

oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar

pembaca. Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki

warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah

(15)

diserap oleh zat akan identik dengan jumlah zat di dalam larutan tersebut. Secara

kualitatif, panjang gelombang dimana energi dapat diserap akan menunjukkan

jeniszatnya.

(http://depe22.blogspot.com/2012/05/makalah-spektrofotometer.html)

Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai

berikut.Tempatkan larutan pembanding, misalnya blanko dalam sel pertama

sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel

yang cocok 200 nm - 650 nm (650 nm – 1100 nm) agar daerah λ yang diperlukan

dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup “ nol “ galvanometer

dengan menggunakan tombol dark- current. Pilih yang diinginkan, buka fotosel

dan lewatkan berkas cahaya pada blanko dan “nol” galvanometer didapat dengan

memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol sensitivitas, kemudian

atur besarnya pada 100 %. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang

akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel

Gambar

Tabel 1.1. Kategori Kesuburan Perairan berdasarkan Kandungan Fosfat

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan mengenai kinerja guru mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar siswa pada SMA Negeri Kota Sigli Kabupaten Pidie, secara psikologis

Secara umumnya, hasil analisis statistik mendapati faktor hujan dan luahan sungai mempunyai perkaitan dan hubungan yang baik dan sederhana baik dalam mempengaruhi purata

Hasil penelitian wawancara kepada para petani kopi di Desa Muara Jaya II menunjukan banyak petani yang memiliki tanah yang cukup luas, rata-rata setiap petani mempunyai

Pada alternatif pertama perkuatan mengandalkan kekuatan gesek dari material perkuatan yang dikhususkan untuk menahan bidang longsor lengser,. Alternatif kedua, selain digunakan

Sangat menarik, menyadari bahwa Barus tidak hanya dikenal dari hasil kemurahan alam berupa kamper dan kemenyan yang mengharumkan bandar niaga ini hingga ke

Satria Nusantara Kendari)”. Untuk mengetahui adanya pengaruh kualiats produk secara parsial terhadap keputusan pembelian smartphone Vivo pada Toko Kendari. Untuk

17 Sumber data primer dalam penelitian ini adalah internet sebagai sumber belajar yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner/angket kepada sampel yang diambil,