• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan No. 7 Pdt.G 2018 PA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Putusan No. 7 Pdt.G 2018 PA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor 7/Pdt.G/2018/PA.Kras. ﻡـــــــــــــﻳ ِﺣ ﱠﺭﻟﺍ ِﻥَﻣْﺣﱠﺭﻟﺍ ِﻪـــــَــّﻠﻟﺍ ِﻡــــــــــْﺳِﺑ

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENGADILAN AGAMA KARANGASEM yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam musyawarah Majelis telah menjatuhkan putusan atas perkara Cerai Talak antara:

Pemohon, tempat dan tanggal lahir Banyuwangi 24 Desember1988, agama

Islam, Pendidikan SLTP, pekerjaan wiraswasta (kerajinan tangan), tempat tinggal di di Rumah Kadus Lingkungan Belong, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, selanjutnya disebut sebagai Pemohon;

melawan

Termohon, tempat dan tanggal lahir Pesaban,06 Desember 1989, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, tempat tinggal di Rumah orangtua Termohon di Br. Dinas Pesaban Desa Pesaban, Kecamatan Rendang Karangasem,Kabupaten Karangasem, selanjutnya disebut sebagai Termohon;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah mempelajari surat-surat dalam berkas perkara ini;

Telah mendengar keterangan Pemohon, dan saksi-saksi di muka persidangan; TENTANG DUDUK PERKARANYA

(2)

dengan register Nomor 7/Pdt.G/2018/PA.Kras. tanggal 27 Februari 2018, telah mengajukan permohonan cerai talak terhadap Termohon dengan uraian/alasan sebagai berikut:

1. Bahwa pada tanggal 16 Nopember 2015 Pemohon dengan Termohon melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung sebagaimana ternyata dalam Kutipan Akta Nikah Nomor 29/03/XI/2015 tanggal 16 Nopember 2015;

2. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di kos-kosan di Denpasar Kota Denpasar selama kurang lebih 1 tahun kemudian Pemohon dan Termohon pindah ke rumah orangtua Termohon di Br. Dinas Pesaban Desa Pesaban, Kecamatan Rendang,Kabupaten Karangasem;

3. Bahwa selama pernikahan antara Pemohon dengan Termohon telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri dan telah dikaruniai 1 (satu) orang anak bernama ANAK, umur 2 tahun dan sekarang anak tersebut tinggal dan dibawah pemeliharaan dan pengawasan Termohon; 4. Bahwa sejak 28 Oktober 2017 kehidupan rumah tangga Pemohon dengan Termohon mulai tidak harmonis dengan adanya perselisihan antara Pemohon dengan Termohon yang terus menerus dalam rumah tangga yang sulit untuk dirukunkan lagi yang disebabkan bahwa karena, Adat Istiadat, Termohon masih menganut agama sebelumnya & kurang menerima masalah ekonomi selain itu ucapan tidak pernah sopan;

(3)

disebabkan hal-hal tersebut di atas yang akibatnya antara Pemohon dengan Termohon pisah rumah Pemohon tinggal di Rumah Kadus Lingkungan Belong, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem sedangkan Termohon tinggal di Rumah orangtua Termohon di Br. Dinas Pesaban Desa Pesaban, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem sampai sekarang;

6. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah tidak lagi dapat dibina dengan baik sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sudah sulit diwujudkan lagi; dan karenanya agar masing-masing pihak tidak lebih jauh melanggar norma hukum dan norma agama maka perceraian merupakan jalan terakhir bagi Pemohon untuk menyelesaikan permasalahan antara Pemohon dengan Termohon; 7. Bahwa Pemohon bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan

ketentuan yang berlaku;

Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, Pemohon mohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Karangasem untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi : Primer :

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Memberi ijin kepada Pemohon (Pemohon) untuk mengucapkan ikrar talak kepada Termohon (Termohon) dimuka sidang Pengadilan Agama Karangasem;

(4)

Subsider :

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya; Bahwa pada hari-hari sidang yang telah ditetapkan Pemohon telah datang menghadap dipersidangan sedang Termohon tidak datang menghadap dan tidak pula menyuruh orang lain untuk datang menghadap sebagai kuasanya, meskipun telah dipanggil secara sah dan patut sebagaimana relaas Nomor 7/Pdt.G/2018/PA.Kras. tanggal 5 Maret 2018 dan tanggal 22 Maret 2018 yang dibacakan di persidangan, dan tidak ternyata tidak datangnya Termohon tersebut disebabkan oleh halangan yang sah menurut hukum;

Bahwa Majelis Hakim telah menasehati Pemohon agar berpikir untuk tidak bercerai dengan Termohon, tetapi Pemohon tetap pada dalil-dalil permohonannya untuk bercerai dengan Termohon;

Bahwa perkara ini tidak dapat dimediasi karena Termohon tidak pernah datang menghadap meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut, selanjutnya dimulai pemeriksaan perkara dengan membacakan surat permohonan Pemohon yang maksud dan isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon;

Bahwa Pemohon secara lisan menyatakan bersedia memberikan kepada Termohon berupa nafkah iddah besarnya Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) X 3 kali masa suci = Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah), sedang uang mut’ah sebesar Rp. 2.000.000,00,- ( dua juta rupiah)

(5)

1. Fotokopi Buku Nikah Nomor 29/03/XI/2015, tanggal 11 Nopember 2015 yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Klungkung, bermeterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua diberi tanda P1;

2. Fotokopi Kartu Tinggal Sementara (KTS) Nomor 7/KARANGASEM/2018, tanggal 27 Pebruari 2018 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Karangasem, bermeterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua diberi tanda P.2;

Menimbang, bahwa Pemohon selain mengajukan bukti-bukti surat juga mengajukan saksi-saksi dipersidangan sebagai berikut:

Saksi I: SAKSI, tempat tanggal .lahir Banyuwangi 6 Juni 1995, agama Islam, pendidikan Sekolah Lanjutan Atas, pekerjaan wiraswasta, tempat tinggal di Jalan Raya Abian Base, Kelurahan Cice, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan sebagai berikut:

- Saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, dan mereka adalah suami istri yang menikah dua tahun yang lalu;

- Saksi tahu bahwa Pemohon dan Termohon sudah dikaruniai 1 orang anak perempuan bernama ANAK ;

- Saksi tahu Pemohon dan Termohon sesudah menikah tinggal bersama di rumah kos-kosan di Denpasar;

(6)

- Saksi tahu bahwa perselisihan dan pertengkaran tersebut disebabkan Termohon tidak pernah merasa cukup dengan nafkah yang diberikan Pemohon selain itu juga Termohon selalu merasa kurang dengan gaji yang diterima Pemohon, juga Termohon sebagai ibu tidak memperhatikan makanan anaknya;

- Bahwa saat ini Pemohon dan Termohon sudah pisah tempat tinggal, Pemohon tinggal di kos-kosannya di Denpasar sedang Termohon pulang kerumah orang tuanya di Karangasem;

- Bahwa selama pisah tempat tinggal Pemohon dan Termohon tidak pernah lagi kumpul sebagaimana layaknya suami isteri, meskipun demikian Pemohon pernah datang menemui Termohon;

- Saksi tahu bahwa Pemohon berkerja sebagai pembuat kerajinan tangan disamping sebagai tukang ojek, namun saksi tidak tahu persis berpa jumlah penghasilan Pemohon setiap bulan;

- bahwa saksi sudah berusaha merukunkan Pemohon dan Termohon akan tetapi tidak berhasil;

Saksi II: SAKSI, tempat tanggal lahir Ngawi 23 Pebruari 1986, agama Islam, pendidikan Sekolah Lanjutan Atas, pekerjaan Kepala Lingkungan, bertempat tinggal Jalan Raya Abian Base, Kelurahan Cice, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan sebagai berikut:

- Saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, dan mereka adalah suami istri yang menikah dua tahun yang lalu;

(7)

- Saksi tahu Pemohon dan Termohon sesudah menikah tinggal bersama di rumah kos-kosan di Denpasar;

- Saksi tahun bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon pada awalnya baik dan rukun, akan tetapi sejak empat bulan yang lalu Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisihan dan pertengkaran.

- Saksi tahu bahwa perselisihan dan pertengkaran tersebut disebabkan Termohon tidak terima dengan jumlah penghasilan Pemohon, tidak pernah merasa cukup dengan nafkah yang diberikan Pemohon selain itu juga Termohon selalu merasa kurang dengan gaji yang diterima Pemohon, juga Termohon sebagai ibu tidak memperhatikan makanan anaknya;

- Bahwa saat ini Pemohon dan Termohon sudah pisah tempat tinggal, Pemohon tinggal di kos-kosannya di Denpasar sedang Termohon pulang kerumah orang tuanya di Karangasem;

- Bahwa selama pisah tempat tinggal Pemohon dan Termohon tidak pernah lagi kumpul sebagaimana layaknya suami isteri, meskipun demikian Pemohon pernah datang menemui Termohon;

- Saksi tahu bahwa Pemohon berkerja sebagai pembuat kerajinan tangan disamping sebagai tukang ojek, namun saksi tidak tahu persis berpa jumlah penghasilan Pemohon setiap bulan;

- bahwa saksi sudah berusaha merukunkan Pemohon dan Termohon akan tetapi tidak berhasil;

(8)

lisan yang pada pokoknya tetap pada permohonan serta mohon kepada Majelis Hakim untuk menjatuhkan putusannya;

Menimbang, bahwa untuk meringkas uraian putusan ini, hal-hal yang belum tercantum cukup menunjuk Berita Acara Sidang yang dianggap termuat dan menjadi bagian dalam putusan ini;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA

Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana terurai di atas;

Menimbang bahwa sebelum mempertimbangkan pokok permohonan Pemohon, Majelis akan mempertimbangkan terlebih dahulu kewenangan Pengadilan Agama memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo;

Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah pertama dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam antara lain di bidang perkawinan;

Menimbang bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 49 Undang-Undang tersebut di atas, yang dimaksud bidang perkawinan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan antara lain adalah gugatan perceraian;

(9)

Menimbang, bahwa hal lain yang dipertimbangkan Majelis Hakim sebelum memeriksa pokok perkara adalah legalitas para pihak dalam perkara a quo dan berdasarkan pada bukti P.2 berupa foto kopi Kutipan Akta Nikah merupakan bukti autentik bahwa perkawinan Pemohon dengan Termohon dilaksanakan berdasarkan agama Islam, maka berdasarkan ketentuan pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam jo. Pasal 285 RBg. harus dinyatakan terbukti bahwa antara Pemohon dan Termohon telah terikat dalam perkawinan yang sah sampai sekarang, dengan demikian Majelis berpendapat Pemohon dan Termohon berkwalitas secara yuridis menjadi pihak dalam perkara aquo;

Menimbang, bahwa karena Termohon tidak hadir di per sidangan, maka usaha perdamaian melalui mediasi tidak dapat dilaksanakan, namun demikian Majelis Hakim tetap menyarankan agar Pemohon mengurungkan niatnya untuk tidak bercerai namun tidak berhasil dan Pemohon tetap pada permohonannya serta mohon agar Majelis Hakim menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya;

(10)

Menimbang, bahwa atas dalil-dalil Pemohon tersebut diatas, Termohon tidak pernah hadir di persidangan meskipun ia telah dipanggil secara resmi dan patut lagi pula ia tidak menyuruh orang lain menghadap sebagai wakilnya dan ketidak hadirannya itu ternyata bukan dikarenakan suatu sebab yang sah sehingga Termohon tidak dapat didengar jawabannya dan oleh karena itu berdasarkan Pasal 149 ayat (1) RBg, maka perkara ini diputus dengan verstek; Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 22 ayat (2) PP Nomor 9 tahun 1975 dan Pasal 76 ayat 2 Undang Undang Nomot 7 Tahun 1989 “perceraian berdasarkan alasan pasal 19 huruf f (perceraian alasan perselisihan dan pertengkaran) baru dapat di terima setelah terlebih dahulu mendengar pihak keluarga dan atau orang yang dekat dengan suami iseri, maka untuk maksud tersebut, Pemohon telah mengajukan saksi keluarga sebagaimana diuraikan diatas;

Menimbang, bahwa bukti saksi yang diajukan Pemohon adalah dua orang saksi, dibawah sumpahnya telah memberikan keterangan yang dapat disimpulkan yaitu pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon rukun dan harmonis namun sejak bulan Oktober 2017 mulai tidak harmonis, antara keduanya sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan termohon tidak pernah merasa cukup dengan penghasilan Pemohon, selain itu Termohon sebagai ibu rumah tangga tidak pandai mengurus anaknya dan puncaknya pada bulan November 2017 antara keduanya pisah rumah sampai sekarang, keluarga sudah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil;

(11)

saksi dan keterangannya secara materiil antara satu dengan yang lainnya saling bersesuaian dengan dalil Pemohon sehingga mendukung dalil-dalil permohonan Pemohon;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti saksi-saksi tersebut diatas, Majelis Hakim telah memperoleh fakta-fakta hukum yaitu rumah tangga Pemohon dan Termohon sejak bulan Oktober 2017 mulai tidak harmonis, antara keduanya sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan termohon tidak pernah merasa cukup dengan penghasilan Pemohon, selain itu Termohon sebagai ibu rumah tangga tidak pandai mengurus anaknya dan puncaknya pada bulan November 2017 antara keduanya pisah rumah sampai sekarang, keluarga sudah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa dalil-dalil Pemohon telah terbukti dan dengan telah terbuktinya dalil-dalil Pemohon tersebut, maka Majelis Hakim menyimpulkan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak ada keharmonisan, kedamaian dan ketentraman sehingga rumah tangga yang demikian sudah pecah dan retak dari sendi-sendinya karena antara keduanya sudah tidak lagi dapat menjalankan hak dan kewajibannya masing-masing sebagai suami-isteri dan apabila rumah tangga yang demikian tetap dipertahankan tentu akan timbul madhorot yang berkepanjangan bagi keduanya dan untuk menghindari adanya madhorot yang berkepanjangan, maka akan lebih maslahat apabila rumah tangganya diakhiri dengan perceraian;

(12)

dipandang beralasan hukum apabila didasarkan pada alasan yang salah satunya bahwa suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga;

Menimbang, bahwa lebih lanjut menurut pasal 22 ayat 2 PP No 9 tahun 1975, gugatan perceraian berdasarkan pasal 19 huruf f PP Nomor 9 Tahun 1975 baru dapat di terima apabila telah jelas sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran tersebut yaitu berpengaruh bagi keutuhan rumah tangga suami isteri dan telah mendengar pihak keluarga serta orang orang yang dekat dengan suami isteri;

Menimbang, bahwa perkawinan menurut Islam pada hakekatnya adalah suatu ikatan yang sangat kuat (miitsaaqan ghaliidzan) yang dibangun dengan fondasi rasa cinta dan kasih sayang untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya dipandang sebagai suatu ibadah. Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi suami isteri untuk menjalankan rumah tangga dengan penuh kasih sayang serta berupaya secara maksimal mewujudkan rumah tangga sakinah, mawaddah dan rahmah dengan cara antara lain saling mencintai, setia serta sama-sama saling memberikan kasih sayangnya. In casu berdasarkan fakta diatas maka pertengkaran dan perselisihan yang mengakibatkan Pemohon dan Termohon sudah pisah tempat tinggal sejak bulan Oktober 2017 mengakibatkan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak dapat dipertahankan lagi;

(13)

pihak telah meninggalkan pihak lain, tetapi yang perlu dilihat adalah perkawinan itu sendiri apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan lagi atau tidak”. Maka tidak bisa tidak , harus disimpulkan kehidupan rumah tangga Termohon dengan Termohon telah retak sedemikian rupa dan sulit dipertahankan karena apabila akan dipertahankan justru akan menimbulkan permasalahan lain yang baru. Dengan demikian permohonan Pemohon untuk bercerai telah beralasan hukum sebagaimana maksud pasal 19 huruf f serta pasal 22 ayat 2 PP Nomor 9 tahun 1975 dan pasal 117 huruf f Kompilasi Hukum Islam. Oleh karena itu , permohonan Pemohon sebagaimana petitum angka 2 patut dikabulkan secara verstek dengan memberi ijin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak terhadap Termohon;

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 70 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka Pemohon diizinkan untuk mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon di depan sidang pengadilan Agama Karangasem pada waktu yang akan ditentukan kemudian;

Menimbang, bahwa oleh karena Pemohon belum pernah bercerai dengan Termohon, maka talak yang akan dijatuhkan oleh Pemohon adalah talak yang kesatu dan antara suami isteri sudah dalam keadaan bakda dukhul, oleh karenanya berdasarkan ketentuan pasal 118 Kompilasi Hukum Islam, talak yang akan dijatuhkan oleh Pemohon adalah talak raj’i ;

(14)

Nomor 50 Tahun 2009 menentukan bahwa Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan suatu kewajiban bagi bekas isteri; yang artinya bahwa Hakim secara ex ofecio dapat menetukan bahwa kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi bekas suami kepada bekas isterinya;

Menimbang, bahwa Pasal 149 huruf (a ) Kompilasi Hukum Islam, menegaskan: “ Bilamana perkawinan putus karena cerai talak, maka bekas suami wajib : a). memberikan mut’ah yang layak kepada bekas isterinya baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qabla ad-dukhu; dan

ketentuan ini sejalan dengan Alqur’an Surat al-Baqarah ayat 41 yang artinya: “Dan kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh

suaminya) mut’ah menurut yang ma’ruf, sebagai suatu kewajiban bagi

orang-orang yang bertaqwa”;

Menimbang, bahwa kewajiban memberikan mut’ah adalah timbul akibat talak yang dijatuhkan suami pada isterinya yang bertujuan untuk menghibur isteri tersebut atas talak yang dijatuhkan padanya dan untuk meringankan penderitaannya setelah terjadi perceraian, dan berdasarkan fakta dipersidangan bahwa Pemohon tidak keberatan dan bersedia memberikan mutáh terhadap Termohon;

(15)

Menimbang, bahwa hal lain yang harus dipenuhi Pemohon terhadap Temohon adalah kewajiban memberikan nafkah iddah, selanjutnya dalam menetapkan jumlah nafkah iddah Majelis Hakim berdasar pada kepatutan, kelayakan serta rasa keadilan bagi masing-masing pihak suami-istri, karena itu mengingat Pemohon tidak keberatan dan bersedia memberikan nafkah iddah maka dan berdasar pada ketentuan pasal 152 Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi: “Bekas isteri berhak mendapat nafkah iddah dari bekas suaminya kecuali ia nusyuz “ sedang tidak ternyata Termohon isteri yang nusuz maka

Majelis Hakim berpendapat Pemohon diwajibkan juga untuk membayar nafkah iddah kepada yang besarnya sebagaimana tertuang dalam amar putusan;

Menimbang, untuk memenuhi ketentuan pasal 84 Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah di tambah dan diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009, kepada Panitera Pengadilan Agama Karangasem diperintahkan untuk menjalankan amanat pasal tersebut ;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terakhir diubah dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara ini dibebankan kepada Pemohon;

Mengingat, segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI

(16)

2. Mengabulkan permohonan Pemohon secara verstek;

3. Memberi izin kepada Pemohon (Pemohon) untuk menjatuhkan

talak satu raj’i terhadap Termohon (Termohon) di depan sidang Pengadilan Agama Karangasem;

4. Menghukum Pemohon untuk memberikan kepada Termohon

a. Nafkah iddah selama 3 bulan sejumlah Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah rupiah);

b. Mut’ah sejumlah Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah):

5. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk

mengirimkan salinan penetapan ikrar talak kepada pegawai pencatat nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem dan pegawai pencatat nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Klungkung, Kabupaten Semarapura untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

6. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara

sejumlah Rp. 481.000,- (empat ratus delapan puluh satu ribu rupiah).

Demikian perkara ini diputuskan dalam permusyawaratan Majelis Hakim pada hari Rabu tanggal 4 April 2018 M bertepatan dengan tanggal 18 Rajab 1439 H. oleh kami Ahmad Rifai, S.Ag., MH.I. sebagai Ketua Majelis, Abdurrahman, S.Ag. dan Nurul Laily, S.Ag. masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum

oleh Ketua Majelis tersebut dengan didampingi oleh Hakim–Hakim Anggota dan dibantu Salmini, BA. sebagai Panitera Pengganti, dengan dihadiri pula

(17)

Hakim Anggota, Ketua Majelis

Abdurrahman, S.Ag. Ahmad Rifai, S.Ag., M.H.I

Nurul Laily, S.Ag. Panitera Pengganti,

Salmini, BA. Rincian Biaya Perkara:

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa Tergugat tidak pemah hadir di persidangan dan tidak pula menyuruh orang lain sebagai kuasanya untuk datang di persidangan, meskipun Pengadilan telah

Menimbang, bahwa pada hari yang telah ditetapkan Pemohon telah hadir di persidangan sedangkan Termohon tidak hadir, namun Termohon telah mengajukan eksepsi tentang

Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini mengenai perceraian, apa lagi dalil-dalil permohonan tersebut dibantah kebenarannya oleh Termohon, maka Pemohon harus membuktikan

Apabila pada hari yang telah ditentukan, tegugat tidak hadir dan pula ia tidak menyuruh orang lain untuk hadir sebagai wakilnya, padahal ia telah dipanggil dengan patut

Putusan verstek adalah putusan yang dijatuhkan karena Tergugat/Termohon tidak hadir dipersidangan meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut, tidak hadir tanpa alasan yang

Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, wali nikah Pemohon telah dipanggil secara patut tetapi tidak menghadap di persidangan tanpa alasan yang sah,

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Penggugat telah hadir menghadap sendiri di Persidangan, sedang Tergugat meskipun ia telah dipanggil dengan sah dan

Menimbang, bahwa dari jawab menjawab antara Pemohon dan Termohon di persidangan, ternyata Termohon mengakui bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang sah dan