• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB XIII PROSEDUR IMPOR - 1 - 13_Prosedur Impor 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB XIII PROSEDUR IMPOR - 1 - 13_Prosedur Impor 1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB XIII

PROSEDUR IMPOR - 1

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Prosedur Impor, Mahasiswa akan dapat menjelaskan prosedur dan tata laksana impor di Indonesia dengan benar.

13.1. Pengertian Impor

Sebagaimana ditetapkan dalam UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Bab 1 pasal I), impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Yang dimaksud dengan daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di zona eksklusif dan landas kontinen yang dalamnya berlaku undang - undang ini. Dengan pengertian tersebut maka seluruh wilayah Republik Indonesia. termasuk Pelabuhan Bebas dan ZEE merupakan wilayah di mana ketentuan kepabeanan Indonesia berlaku.

Secara teknis operasional, impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam wilayah pabean Indonesia untuk dikonsumsikan dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Perdagangan impor hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang memiliki Angka Pengenal Impor (Sementara/Terbatas) dan barang yang di impor dalam keadaan baru serta diatur tata niaga impornya. Sedangkan dokumen untuk pencatatan impor dan sebagai salah satu dokumen untuk pengeluaran barang dari pelabuhan adalah Pemberitahuan Impor Barang (PIB). Pelaksanaan transaksi impor barang dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai ijin memasukkan barang dari luar negeri ke dalam wilayah Indonesia dan perusahaan tersebut umum dinamakan importir.

Salah satu tujuan kegiatan impor adalah memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-barang dengan cara mendatangkan barang yang belum tersedia di dalam negeri dari luar negeri.

13.2. Pentingnya Impor Bagi Perekonomian Nasional

Pemerintah di semua negara di dunia umumnya selalu mengupayakan agar kebutuhan yang diperlukan penduduk dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri sehingga impor umumnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang tidak dapat dipasok oleh produksi nasional. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan konsumsi dan kebutuhan produksi. Kebutuhan konsumsi adalah kebutuhan akan barang yang langsung dikonsumir (misalnya makanan, pakaian, dll) sedangkan kebutuhan produksi adalah bahan baku, bahan penolong, serta modal yang merupakan faktor produksi. Hasil produksi yang menggunakan bahan impor dapat digunakan untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor.

(2)

13.3. Pembatasan Impor

Masuknya barang impor dapat menimbulkan dampak negatif bagi kepentingan nasional sehingga sebagaimana juga dilakukan oleh negara - negara lain di dunia, terhadap barang impor tertentu dikenakan aturan khusus untuk tujuan pengawasan, pembatasan dan pelarangan. Pemerintah selalu berkepentingan akan tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup di dalam negeri. Sektor industri pertanian, manufaktur, pertambangan dapat memberikan lapangan pekerjaan apabila sektor tersebut dapat memasarkan barang yang dihasilkannya, baik ke dalam negeri maupun ke luar negeri. Masuknya barang impor dapat menjadi saingan industri di dalam negeri sehingga pemerintah selalu mengutamakan produk dalam negeri di atas barang impor.

Sebagaimana diatur dalam aturan GATT/WTO, kebijakan negara anggotanya (termasuk Indonesia) wajib mengarah pada kebijakan perdagangan Internasional yang makin bebas dari hambatan (maksudnya campur tangan pemerintah). Aturan GATT/WTO sudah menjadi bagian dari perundang-undangan nasional dengan diratifikasinya aturan tersebut melalui UU nomor 7 Tahun 1994. Meskipun demikian, aturan GATT/WTO masih membolehkan berbagai pengecualian yang membatasi impor, yaitu berkaitan dengan barang-barang yang dapat membahayakan :

• moral bangsa

• kesehatan manusia, kelestarian satwa dan tumbuh-tumbuhan serta kelestarian alam

• pemanfaatan tenaga kerja orang hukuman, kekayaan akan barang arkeologis dan barang seni • sumber daya alam yang mudah punah (lihat article XX GATT).

Selain itu, pembatasan impor dapat dikenakan pada barang - barang yang dapat membahayakan keamanan nasional (lihat article XXI GATT).

Pengaturan impor dilakukan untuk tujuan mempertahankan nilai strategis barang tertentu, misalnya pangan. Pemerintah umumnya berkepentingan untuk berjaga jaga dari hal-hal yang dapat menimbulkan ketidakstabilan nasional seperti bahaya ketergantungan pangan yang pasokan luar negeri apabila terjadi kerawanan memberikan subsidi maupun proteksi impor bagi produk-produk pertanian tertentu di dalam negeri.

13.4. Tata Laksana Impor

Oleh karena itu awal dari transaksi impor dari penjelasan di atas yang dilakukan oleh importer sejak persetujuan jual beli barang impor ditanda tangani dalam bentuk kontrak (sales contract) hingga diterimanya barang dari eksporter dari luar negeri dan pembayaran dilakukan importer kepada eksporter. Cara pembayaran dapat dilakukan menggunakan letter of credit maupun tanpa

letter of credit. Dalam hal impor dengan pembayaran menggunakan letter of credit, importer meminta kepada bank devisa untuk menerbitkan letter of credit kepada eksporter melalui korespondennya yang disebut advising bank atau notifying bank yang berada di luar negeri.

13.5. Persyaratan Membuka LC di Bank Devisa

a) Memiliki Angka Pengenal Impor/Sementara/Terbatas (APIS/APIT). b) Menandatangani syarat-syarat umum pembukaan L/C impor. c) Mendapatkan plafon impor

d) Menandatangani Surat Kuasa untuk pengambilan dokumen impor kepada orang yang berhak/orang yang ditunjuk.

(3)

13.6. Fasilitas Impor dengan Membukan LC

Sebagai pihak yang menerbitkan letter of credit, bank menggantikan kedudukan applicant/importer

dihadapan beneficiary/eksporter. Bilamana beneficiary/eksporter dapat menyerahkan dokumen-dokumen sesuai persyaratan letter of credit dan bank (issuing bank) wajib melakukan pembayaran (article 9 UCP 500). Dalam transaksi ini bank hanya berurusan dengan dokumen dan bukan dengan barang ( article 4 UCP 500).

Karena itu suatu permintaan pembukaan letter of credit sama dengan permintaan kredit/pinjaman dan bank dalam hal ini menilai permintaan pembukaan letter of credit sebagai permintaan untuk sebuah pinjaman.

Untuk itu umumnya terlebih dahulu bank akan menyediakan plafond impor yang antara lain penyediaannya didasarkan atas analisa kredit terhadap jenis barang yang diimpor marketable atau tidak, integritas dan tanggung jawab nasabah secara finansial, jaminan serta pertimbangan-pertimbangan lainnya.

13.7. Proses Penerbitan LC

Sebagai dasar persetujuan jual beli (sales contract) yang disepakti oleh pihak pembeli dan penjual maka pesanan barang-barang dapat segera dilakukan. Pembeli dapat mengajukan permohonan ke banknya untuk menerbitkan Letter of Credit sebagai berikut:

a) Applicant/Nasabah mengajukan aplikasi letter of credit di counter Bank Devisa dalam rangkap 7.

b) Petugas Bank Devisa menerima aplikasi dan meneliti: • barang yang diimpor (tata niaga impor).

• negara asal eksporter.

c) Kelengkapan/kebenaran pengisian pada aplikasi letter of credit al : • jenis dan jumlah barang,

• harga satuan dan harga total barang, • biaya tambang,

• nomor tarip pos (harmonize system), • jenis dokumen yang diminta,

• tanggal/batas terakhir letter of credit dan pengapalan, dan lain-lain.

d) Aplikasi letter of credit wajib ditandatangani oleh pemegang API/APIS/APIT dan tanda tangan tersebut wajib diverifikasi.

e) Berikan tanda terima.

Bilamana penerbitan L/C telah disetujui oleh banknya maka pembeli akan diminta menyediakan jaminan atau menyetor dana sesuai mata uang L/C yang diterbitkan sebagai uang muka sebesar 100 persen dari nilai L/C dan bagi nasabah yang mendapatkan plafond, diminta jaminan uang muka yang besarnya bervariasi 0 hingga kurang dari 100 persen. Selanjutnya kewajiban pembeli setelah menandatangani permohonan pembukaan L/C dan menyetujui persyaratan yang telah ditetapkan oleh bank (issuing bank) maka pembeli wajib :

a. mereimburse (mengganti pembayaran) kepada issuing bank atas segala pembayaran yang dilakukan berdasarkan L/C.

b. membayar semua pembebanan yang berkaitan dengan L/C (komisi).

c. Apabila L/C dalam valuta USD maka menyetujui, mereimburse bank dalam valuta USD dengan kurs yang berlaku.

(4)

e. Menginzinkan bank untuk memiliki dan menjual barang-barang apabila tidak terjadi pembayaran.

13.8. Pelaksanaan Membuka Irrevocable LC

Bila issuing bank telah menyetujui aplikasi pembukaan L/C pembeli maka bank (sebagai issuing bank) akan membuka L/C yang ditujukan kepada bank korespondennya di luar negeri (advising bank) di negara ekportir sesuai dengan syarat-syarat dalam formulir pembukaan L/C.

Koresponden dari issuing bank ( advising bank ) inilah yang akan meneruskan L/C tersebut kepada eksportir sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam L/C . Pembukaan L/C issuing bank sebagai bank devisa yang disalurkan melalui bank korespondennya untuk diteruskan kepada eksportir dilakukan dengan cara pengiriman pemberitahuan L/C melalui : Telex/Kawat atau Air Mail

13.9. Perubahan LC (LC Amandemen)

Perubahan-perubahan atas L/C yang baru diterbitkan dapat dilakukan sepanjang mendapatkan persetujuan dari pihak-pihak yang terlibat dalam L/C. Perubahan itu meliputi :

• Penambahan nilai L/C (increasing) • Penambahan jumlah barang

• Perpanjangan masa berlakunya L/C (expire)

• Perpanjangan masa berlakunya pengapafan barang (latestshipment) • Dan persyaratan lainnya dalam L/C.

13.10. Pengawasan Impor

Pengawasan terhadap impor relatif lebih sulit daripada ekspor, dan satu-satunya dokumen yang dapat dijadikan alat pengawasaan adalah PIB (Pemberitahuan Impor Barang). PIB diisi berdasarkan

sale’s contract, surveyor report, L/C, dan B/L. 1. Kebijakan Impor

Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah di bidang impor antara lain:

a. Kebijakan Fasilitas Impor. Kebijakan ini diberikan dalam bentuk pemberian kemudahan atau pemberlakuan khusus terhadap impor barang tertentu. Tujuannya adalah untuk mengamankan impor atau untuk menjamin kelancaran impor barang modal, bahan baku, dan bahan penolong yang dibutuhkan oleh industri di dalam negeri.

b. Kebijakan Pengendalian Impor. Kebijakan ini dilakukan dengan cara menetapkan Kebijakan Tata Niaga Impor, Ketentuan Mutu Barang, Kebijakan Anti Dumping, dll. Tujuannya adalah untuk meredam laju peningkatan impor dari barang-barang yang kurang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

c. Kebijakan Melarang Impor. Kebijakan melarang impor ini dilakukan dengan cara menentukan jenis barang atau negara yang tidak diperbolehkan melakukan transaksi impor. Tujuannya adalah untuk melindungi masyarakat dari pengaruh buruk yang dapat ditimbulkan oleh barang impor tersebut.

Disamping ketentuan pokok diatas, pemerintah juga melengkapinya dengan berbagai aturan seperti:

a. Menunjang terciptanya iklim usaha yang mendorong peningkatan efisiensi dan efektivitas perdagangan internasional.

(5)

c. Mengendalikan impor yang berkaitan dengan perlindungan atas Hak Milik (kekayaan) Intelekual.

d. Mendorong investasi dan produksi untuk tujuan ekspor dan substitusi impor.

e. Melakukan pencatatan (monitoring) lalulintas devisa, menghemat devisa serta mengendalikan inflasi.

f. Memberikan fasilitas impor guna meningkatkan daya saing ekspor.

g. Meningkatkan efisiensi impor melalui harmonisasi tariff dan tataniaga impor.

h. Menertibkan dan meningkatkan peranan sarana serta lembaga-lembaga penunjang impor. i. Meningkatkan penerimaan bea masuk, pajak-pajak impor serta mencegah upaya

penyelundupan.

j. Secara umum memenuhi ketentuan perdagangan internasional dari WTO, serta mempersiapkan pengusaha nasional menghadapi liberalisasi regional maupun global.

2. Ketentuan Impor

a. Yang dimaksud dengan impor adalah kegiatan memasukkan barang-barang kedalam daerah pabean.

b. Barang yang diatur tataniaga impornya adalah barang yang impornya hanya boleh dilakukan oleh perusahaan yang diakui dan disetujui oleh Menperindag untuk mengimpor barang yang bersangkutan.

c. Barang yang dilarang diimpor adalah barang yang tidak boleh diimpor.

d. Barang yang diimpor harus dalam keadaan baru, kecuali kapal niaga dan kapal ikan. e. Impor hanya boleh dilakukan oleh perusahaan yang telah memiliki Angka Pengenal Impor

(API), kecuali untuk barang-barang berikut: 1) Barang pindahan

2) Barang impor sementara

3) Barang kiriman, hadiah, untuk keperluan ibadah, amal, sosial, dan kebudayaan.

4) Barang-barang milik perwakilan negara asing serta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan azas timbal balik.

5) Barang untuk keperluan badan-badan internasional beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia.

6) Barang contoh yang bukan untuk diperdagangkan.

3. Ketentuan Mengenai Angka Pengenal Impor (API) a. API Sementara atau Umum

1) Diterbitkan oleh Kanwil Deperindag setempat, dan diberikan kepada perusahaan non-PMA atau PMDN yang sudah memiliki SIUP.

2) API Sementara berlaku untuk jangka 2 (dua) tahun dan tidak dapat diperpanjang. 3) API Umum berlaku selama perusahaan masih menjalankan kegiatan impornya dan

dapat digunakan diseluruh Indonesia. b. API Produsen

1) Diberikan kepada perusahaan non-PMA atau PMDN yang telah mendapat izin usaha industri dari Departemen Teknis.

2) API Produsen hanya dapat digunakan untuk mengimpor bahan baku/penolong yang semata-mata digunakan untuk proses produksi sendiri.

3) API Produsen berlaku selama perusahaan masih menjalankan kegiatan dan dapat digunakan diseluruh Indonesia.

c. API Terbatas

1) Diterbitkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal.

2) Diberikan kepada perusahaan produksi/industri dalam rangka PMA/PMDN

3) Pada dasarnya hanya dapat digunakan untuk mengimpor barang-barang yang digunakan dalam proses produksi sendiri.

(6)

DAFTAR PUSTAKA:

1. Amir, MS. 2003. Strategi Memasuki Pasar Ekspor. PPM. Jakarta.

2. Amir, MS. 2000. Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

lembaran yang menonjol pada dasar terumbu, berukuran kecil dan membentuk lipatan melingkar. Karang ini berbentuk oval dan tampak seperti jamur, memiliki banyak it beralur dari

Cilj ovog istraživanja je odrediti karakteristike (kemijski sastav i boju mesa) te sastav masnih kiselina prsnog mišića (Musculus pectora- lis major) jarebica kamenjarki

Hasil belajar siswa kelas V SDN Kalibalik 02 setelah mendapat perlakuan dari guru dengan model pembelajaran STAD menjadi lebih baik. Persebaran nilai terjadi

Dengan demikian dipandang perlu untuk melakukan kajian pengaruh variasi densitas bahan bakar, mulai dari 5,92 g/cc hingga 9,47 g/cc, terhadap intensitas sumber

Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning, peserta didik dapat memahami konsep dan prinsip pergaulan yang sehat antar remaja dan menjaga

[r]

Pertama ; dalam pendapat ulama salaf , "cucu lelaki dari anak lelaki terhalang oleh anak laki-laki (ayah) atau garis menyamping (paman)." Sedangkan menurut pendapat

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa tekanan darah sistol responden sebelum dan setelah dilakukan terapi napas dalam didapatkan hasil p Value 0,000 < 0,05,