PENGARUH NILAI MATEMATIKA PADA HASIL UAS-BN
SD/MI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
PESERTA DIDIK KELAS VII MTs HASAN KAFRAWI MAYONG
JEPARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh :
IMAMUL HAKIM NIM: 073511076
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Imamul Hakim
NIM : 073511076
Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 12 Desember 2011 Saya yang menyatakan,
iv
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 29 November 2011Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : “Pengaruh Nilai Matematika Pada Hasil UAS-BN SD/MI Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik di Kelas VII MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011”
Nama : Imamul Hakim NIM : 073511076
Jurusan : Tadris Matematika Program Studi : Tadris Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang munaqasyah. Wassalamu ’alaikum wr. wb.
v
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 29 November 2011Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : “Pengaruh Nilai Matematika Pada Hasil UAS-BN SD/MI Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik di Kelas VII MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011”
Nama : Imamul Hakim NIM : 073511076
Jurusan : Tadris Matematika Program Studi : Tadris Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang munaqasyah. Wassalamu ’alaikum wr. wb.
vi ABSTRAK
Judul : Pengaruh Nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI Terhadap Prestasi Belajar matematika Peserta Didik Kelas VII M.Ts.
Hasan Kafrawi Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
Penulis : Imamul Hakim NIM : 073511076
Skripsi ini membahas pengaruh nilai matematika pada hasil UAS-BN terhadap prestasi belajar matematika. Kajiannya dilatarbelakangi oleh banyaknya penyimpangan-penyimpangan pada pelaksanaan UAS-BN sehingga nilai yang di dapat pada hasil UAS-BN bukan dari kemampuanya sendiri tetapi masih banyak juga yang melaksanakan UAS-BN sesuai dengan peraturan sehingga nilai yang di peroleh berasal dari kemampuannya sendiri. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan: adakah pengaruh nilai matematika pada hasil UAS-BN terhadap prestasi belajar matematika. Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 27 peserta didik yang di peroleh dari 25% seluruh populasi, sampel diambil dengan menggunakan teknik random sampling, yang terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas pada seluruh populasi. Pengumpulan data diperoleh hanya dengan metode dokumentasi yaitu pengumpulan nilai matematika pada raport semester ganjil yang digunakan untuk menguji normalitas dan homogenitas, nilai matematika pada hasil UAS-BN serta nilai matematika murni pada hasil ujian semester genap.
Data penelitian yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: ada pengaruh nilai matematika pada hasil UAS-BN terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs. Hasan kafrawi Mayong Jepara tahun pelajaran 2010/2011, ditunjukkan oleh Fhitung > Ftabel, yaitu Fhitung = 14,93 dan Ftabel = 4,24
pada taraf kesalahan 5% dan Ftabel = 7,77 pada taraf kesalahan 1%. Besar pengaruh
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Pengaruh Nilai Matematika pada Hasil UAS-BN SD/MI terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VII MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Program Studi Matematika. Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Wahyudi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.
3. Saminanto, S.Pd, M.Sc., selaku dosen wali dan pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
4. H. Fakhrur Rozi, M.Ag., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
5. Dosen Tadris Matematika, dosen dan staf pengajar di Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang yang membekali berbagai pengetahuan.
6. KH. Tahrir Nawawi, selaku kepala MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
viii
8. Bapak dan ibu tersayang yang tiada hentinya, tidak ada rasa capeknya memberikan do’a, nasihat, dan motivasi serta kasih sayang dalam mendidik penulis dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
9. Mbak ichwati dewi yang selalu memberikan dukungan materi dan spiritnya dengan penuh keikhlasan dan tanpa sedikitpun diiringi dengan keluhan.
10. Saudara-saudara (Mbak Siti dan Kang Muhamad, Mbak Zul dan kang Mukhlis, Kak Kamal dan Mbak Maludah) yang selalu memberikan do’a dan dukungan. 11. Keponakan-keponakan (Rizky serta kakaknya, Sidiq serta
kakak-kakaknya , Intan, dan ziyad) yang selalu mengembangkan senyum keceriaan. 12. Calon Isteri tersayang dan tercinta (Sulistiyani) yang tiada henti dan tiada
capeknya memberikan motivasi, dukungan, serta bantuan sampai terselesaikannya skripsi.
13. Bapak dan Ibu dari Juwana serta Mas dan Mbak dari Kudus yang telah memberikan do’a serta dukungan.
14. Bapak Sarwono beserta Isteri dan kedua putrinya (Mbak Diah dan Tutik) yang telah mmberi tempat tinggal kepada penulis selama menuntut ilmu IAIN Walisongo Semarang.
15. Teman seperjuangan Tadris Matematika 2007 yang senantiasa menjadi penyemangat dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan skripsi ini. 16. Bang Nadhif yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis, serta
teman-teman kos (Dapid, Kholis, Pudin, dan Billa) yang menjadi teman seperantauan.
17. Rombongan sarung (Fa’an, ghofur, Bekan, Likun, Qomar, huda, Zabidi, Alamin, Lubis, dan Alm. Azhar Aniq) yang banyak memberikan inspirasi.
18.Teman-teman seperjuangan yang telah menemani penulis dalam suka dan duka bersama selama melaksanakan perkuliahan di kampus tercinta Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PENGESAHAN ... iii
NOTA PEMBIMBING ... iv
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II : LANDASAN TEORI ... 5
A. Kajian Pustaka ... 5
B. Kerangka Teoritik ... 6
C. Rumusan Hipotesis ... 18
BAB III : METODE PENELITIAN ... 19
A. Jenis Penelitian ... 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20
D. Variabel Penelitian ... 20
E. Pengumpulan Data Penelitian ... 21
x
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 28
A. Deskripsi data Hasil Penelitian ... 28
B. Phasil Penelitian ... 29
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47
D. Keterbatasan Penelitian ... 49
BAB V : PENUTUP ... 50
A. Simpulan ... 50
B. Saran ... 50
C. Penutup ... 51
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ujian nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) mempunyai sejarah yang cukup panjang. Sampai dengan tahun 2000, pemerintah (Departemen Pendidikan Nasional) telah menyelenggarakan apa yang disebut dengan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS). Namun evaluasi ini masih banyak kelemahan-kelemahan di dalam pelaksanaanya sehingga mendapat kritikan dari masyarakat.1
Berdasarkan kritikan yang terjadi dan masukan-masukan dari berbagai pihak yang terkait, akhirnya pemerintah menghapus EBTANAS untuk SD, SDLB, SLB tingkat dasar, dan MI dengan SK. Mendiknas Nomor 011/U/2002 tanggal 28 Januari 2002. Selanjutnya Mendiknas mengeluarkan SK.No.047/U/2002 tanggal 04 April 2002 dan istilah EBTANAS untuk SMP, SMPLB, SMU, SMLB, MA dan SMK diganti menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Namun demikian UAN juga masih banyak mendapat kritikan sama halnya dengan EBTANAS.
Mengingat begitu gencarnya kritikan terhadap UAN, maka dikeluarkanlah Peraturan pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang standar pendidikan, terutama pada pasal 66 sampai dengan pasal 72 yang tentang BSNP. Dengan kata lain, untuk menyelenggarakan ujian nasional tersebut, maka Menteri Pendidikan Nasional membentuk suatu badan yang bersifat mandiri dan independen yang disebut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pada tahun 2006/2007 mulai dilaksanakan UN yang diperkuat oleh Permendiknas No.22/2006 tentang standar isi, Permendiknas No.23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Permendiknas No.45/2006 tentang Kriteria Kelulusan.
2 Pelaksanaan UN juga tidak sepenuhnya sempurna dan masih banyak kritikan yang bermunculan maka berdasarkan kritikan dan masukan dari masyarakat tentang UN dan memperhatikan pula program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, pada tahun 2008/2009 mulai dilaksanakan Ujian Akhir Sekolah Bertaraf Nasional (UAS-BN) untuk sekolah dasar dan yang sederajat. Maksudnya, pembuatan soal dilakukan oleh guru SD di bawah bimbingan dan pengarahan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah serta BSNP. Dari berbagai perubahan yang terjadi dari bentuk ujian nasional, dalam pelaksanaannya dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajar selama mengikuti pendidikan di sekolah, mata pelajaran yang diikutkan dalam ujian nasional meliputi Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Dari berbagai mata pelajaran yang diujikan, yang paling mendapat sorotan adalah matematika. Matematika merupakan ilmu pasti dan ilmu dasar dari berbagai ilmu lain. Matematika sering dijadikan momok oleh peserta didik karena mereka kesulitan untuk mempelajarinya sehingga dalam pelaksanaan ujian nasional peserta didik muncul rasa ketakutan serta tidak percaya diri dalam mengerjakan soal ujian dan akhirnya banyak peserta didik yang menggantungkan dan menunggu jawaban dari peserta didik lain yang dianggap lebih bisa. Hal itu menunjukkan hasil nilai yang dicapai tidak berasal dari potensi/kemampuan diri sendiri.
3 itu juga penyimpangan yang sering terjadi adalah membocorkan soal ujian, dan yang lebih parah lagi ada juga yang mengkatrol nilai ujian supaya peserta didiknya dapat lulus dengan nilai yang bagus. Tentu hal itu menunjukkan hasil yang akan dicapai peserta didik tidak berasal dari potensi/kemampuannya sendiri dan peserta didik juga nantinya pasti akan merasa terpaksa mengikuti skema/strategi yang menyimpang dalam menghadapi ujian. Keadaan seperti itu tentu tidak sesuai dengan semangat pendidikan nasional.
Semua itu dilakukan supaya peserta didiknya dapat melampaui standar kelulusan mimimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan mudah serta bertujuan memberikan modal awal bagi peserta didik untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya karena pada masa sekarang nilai hasil ujian yang terkumpul dalam suatu wadah yang disebut DANEM menjadi modal awal dan dijadikan tolok ukur kemampuan peserta didik ketika melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya.
MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara merupakan salah satu sekolah lanjutan dari SD/MI. MTs Hasan Kafrawi Mayong juga mempunyai karakteristik peserta didik yang heterogen dan tersebar di masing-masing kelas. MTs Hasan Kafrawi Mayong tidak menerapkan sistem kelas unggulan sehingga peserta didik mempunyai kemampuan kelas yang relatif sama.
Berdasarkan uraian di atas dan melihat kecurangan-kecurangan pada pelaksanaan ujian nasional, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Nilai Matematika pada Hasil UAS-BN SD/MI terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik di Kelas VII MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
4 B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI? 2. Bagaimana prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII?
3. Apakah ada pengaruh nilai matematika pada hasil UAS-BN terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara?
C. MANFAAT PENELITIAN
Sesuai dengan judul yang telah diangkat oleh peneliti, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui:
1. Nilai matematika pada hasil UAS-BN masih dapat dijadikan tolok ukur kemampuan peserta didik/tidak.
2. Prestasi belajar matematika kelas VII berbanding lurus dengan nilai matematika pada hasil UAS-BN/tidak.
5 BAB II
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka ini digunakan sebagai bahan pertimbangan baik mengenai kelebihan maupun kekurangan yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, kajian terdahulu juga mempunyai andil besar dalam mendapatkan informasi yang ada sebelumnya mengenai teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan sebagai landasan teori ilmiah, kajian terdahulu juga bisa digunakan untuk membedakan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang sudah ada (distingsi), disamping itu juga digunakan untuk menghindari duplikasi dengan penelitian-penelitian yang sudah ada.
Dalam skripsi yang ditulis oleh Siti Khomsatun NIM 0701060097 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Jurusan Matematika angkatan 2007 dengan judul “Hubungan antara Danem SMP dengan prestasi belajar peserta didik di SMA”, menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Nur Hamiyah NIM 0103550039 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Jurusan Matematika angkatan 2001 yang berjudul “Hubungan antara Nilai Matematika pada Danem SD dengan Prestasi Belajar Siswa di kelas 1 SLTP Negeri 2 Malang pada Materi Segitiga”, juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan.
Berangkat dari hasil penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Pengaruh Nilai Matematika pada Hasil UAS-BN SD/MI terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik di Kelas VII MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011, diharapkan akan adanya pengaruh yang positif.
6 1. Penelitian ini bersifat global artinya tidak terpaku pada suatu
materi matematika tertentu.
2. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh sedangkan kedua penelitian di atas untuk mengetahui hubungan atau korelasi. 3. Variabel bebas dalam penelitian ini diambil dari hasil nilai
semesteran, sedangkan pada penelitian yang dilakukan Nur Hamiyah variabel bebasnya diambil dari salah satu materi pokok matematika.
B. KERANGKA TEORITIK 1. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan upaya sadar atau upaya yang disengaja untuk mendapat kepandaian. Banyak definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman/pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku.2 “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungan”.3
Belajar diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.4
Dari pengertian belajar yang sudah dikemukakan, dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dialami oleh individu dalam pengalamannya yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah
2 Herman Hudojo, Pengembangnan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang: Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang, 2003), ed. Revisi, hlm. 83.
3 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 5, hlm.2.
4
7 laku pada diri orang itu yang disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik.5 Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.6 Jadi, pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang dengan sengaja dilakukan dengan menciptakan berbagai kondisi yang diarahkan untuk mencapai tujuan, yaitu tujuan kurikulum.
Adapun pengertian belajar yang diberikan oleh beberapa ahli pendidikan ialah sebagai berikut:
a. Clifford T.Morgan (dalam Drs. H. Mustaqim, M.Pd, 2009) “Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu.
b. Harold Spears (dalam Drs. H. Mustaqim, M.Pd, 2009)
“Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”.
Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri tentang sesuatu, mendengar, mengikuti petunjuk7
c. Menurut Howard L. Kingsley (dalam Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004) sebagai berikut:
5 Amin Suyitno, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matemátika I, (Semarang: Pendidikan Matemátika Unnes, 2004), hlm. 2.
6 Trianto, Mendesain, hlm. 17.
8 Learning is the process by which behavior (in the broader
sense) is originated changed through practice or training.
(belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan).8
b. Teori-teori belajar
1) Teori Belajar Humanistik
Proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia. Pada kenyataannya teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada gagasan tentang belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa yang telah diamati dalam dunia keseharian. Karena itu, teori ini bersifat eklektif, artinya teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuannya untuk memanusiakan manusia (mencapai aktualisasi diri) dapat tercapai. Empat pakar lain yang termasuk ilmuwan kubu humanistik adalah Kolb, Honey, Mumford, Hubermas dan Carl Rogers.9
2) Teori Belajar Carl Rogers
Carl Roger mengemukakan bahwa peserta didik yang belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas, peserta didik diharapkan mengambil keputusan sendiri dan berani bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang diambilnya sendiri. Dalam konteks tersebut Rogers mengemukakan 5 hal penting daalam proses belajar humanistik, yaitu sebagai berikut:
a) Hasrat untuk belajar: hasrat untuk belajar disebabkan adanya hasrat ingin tahu manusia yang terus menerus
8Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Ed. Revisi, hlm. 127
9 terhadap dunia sekelilingnya. Dalam proses mencari jawabnya, seseorang mengalami aktivitas belajar. b) Belajar bermakna: seseorang yang beraktivitas akan
selalu menimbang-nimbang apakah aktivitas tersebut mempunyai makna bagi dirinya. Jika tidak, tentu tidak akan dilakukannya.
c) Belajar tanpa hukuman: belajar yang terbebas dari ancaman hukuman mengakibatkan anak bebas melakukan apa saja, mengadakan eksperimentasi hingga menemukan sendiri sesuatu yang baru.
d) Belajar dengan inisiatif sendiri: menyiratkan tingginya motivasi internal yang dimiliki. Peserta didik yang banyak berinisiataif, mampu mengarahkan dirinya sendiri, menentukan pilihannya sendiri, serta berusaha menimang sendiri hal yang baik bagi dirinya.
e) Belajar dan perubahan: dunia terus berubah, karena itu peserta didik harus belajar untuk menghadapi kondisi dan situasi yang terus berubah dengan demikian belajar yang hanya sekedar mengingat fakta atau menghafal sesuatu dipandang tak cukup.10
2. Evaluasi belajar dan pembelajaran
Scriven, seorang teoritisi evaluasi mengamati bahwa evaluasi terdiri dari penetapan nilai. Karena itu, evaluasi pendidikan terdiri dari penetapan nilai sehubungan dengan fenomena pendidikan. Penetapan nilai yang kita maksudkan adalah penentuan manfaat atau kebaikan relatif dari segala sesuatu yang kita evaluasi. Misalnya para evaluator pendidikan seringkali berusaha mengetahui nilai atau manfaat prosedur-prosedur instruksional dari berbagai bentuk yang brekembang. Dalam hal ini evaluator tersebut melakukan kegiatan yang sama dengan peneliti pendidikan. Bedanya tugas seorang evaluator tidaklah hanya mengukur perlakuan instruksional yang memberikan hasil lebih besar, tetapi untuk sampai pada suatu pertimbangan seberapa baiklah hasil yang diperoleh.sekali yang perlu kita ingat bahwa evaluasi terdiri dari penentuan manfaat dan pengkuran terdiri penentuan status.
10 Pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan mempunyai manfaat yang luas, tidak sekedar mengukur keberhasilan proses belajar akan tetapi dapat memberikan manfaat dalam berbagai kegiatan lain baik dari guru maupun bagi peserta didik (Nurkancana, 1986). Beberapa fungsi atau manfaat evaluasi pendidikan dan pembelajaran tersebut adalah untuk;
a. Mengetahui taraf kesiapan anak untuk menempuh suatu pendidikan tertentu.
b. Mengetahui seberapa jauh hasil yang telah di capai dalam proses pendidikan.
c. Mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita ajarkan dapat dilanjutkan dengan bahan yang baru ataukah harus mengulang pelajaran-pelajaran yang telah lampau.
d. Mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan dan jabatan yang sesuai untuk pesrta didik.
e. Mendapatkan bahan-bahan informasi apakah seorang anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang di kelas semula.
f. Membandingkan apakah prestasi yang di capai anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.
g. Untuk menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk dilepaskan ke dalam masyarakat atau untuk melanjutkan ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
h. Untuk mengadakan seleksi.
i. Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang dipergunakan dalam pendidikan.11
3. Hasil UAS-BN
Hasil UAS-BN sering disebut dengan Danem. Danem adalah wadah dari berbagai nilai mata pelajaran yang diujiankan/di-UASBN-kan. Danem mulai dikenal pada saat Ujian Nasional menggunakan nama EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasonal) di mana Danem memiliki kepanjangan Daftar Nilai Ebtanas Murni. Di dalamnya hanya terdapat nilai-nilai mata pelajaran yang di-EBTANAS-kan, namun Danem tidak hanya digunakan pada saat EBTANAS saja sampai sekarangpun pada UAS-BN (Ujian Akhir Sekolah Bertaraf Nasional) istilah Danem masih digunakan untuk
11 menyebutkan daftar nilai Mata Pelajaran yang telah diuji. Ini tidak melihat kepanjangan dari Danem itu sendiri tetapi karena kesamaan fungsi, yaitu sama-sama sebagai wadah dari nilai-nilai yang diujiankan. Pada Danem hanya terdapat empat mata pelajaran saja untuk SD/MI. Yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .
Danem yang terangkum dalam Surat Keterangan Hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional sering dijadikan patokan, tolok ukur prestasi peserta didik. Ini terbukti pada masa sekarang Danem memiliki peranan penting untuk masuk jenjang sekolah selanjutnya, karena banyak sekolah yang menjadikan Danem sebagai prasyarat. Banyak sekolah yang memasang target Danem untuk bisa memasuki sekolah tersebut. Danem memang bukan puncak prestasi tapi salah satu indikator yang mudah untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik. Terbukti mereka yang memiliki NEM tinggi mudah menerima materi pelajaran sedangkan yang memiliki NEM rendah susah menerima materi pelajaran. Peserta didik yang memperoleh NEM tinggi tentunya menguasai dan memahami seluruh materi yang diujikan, karena soal-soal yang telah diujikan tentunya mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang di dalamnya berisi tentang Standar Kompetensi Lulusan Matematika SD/MI yaitu:
a. Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
b. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifat-sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
12 d. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda
dan menggunakannya dalam pemecahan masalah sehari-hari. e. Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan
tabel, gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata hitung, modus, serta menerapkannya dalam pemecahan kehidupan sehari-hari.
f. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan.
g. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.12
Di samping itu juga sebelum pelaksanaan Ujian Nasional tiap sekolah mendapatkan Kisi-kisi soal Ujian Nasional yang sudah disesuaikan menurut Standar kompetensi, Kompetensi Dasar beserta indikator-indikatornya dan juga sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Mata Pelajaran yang telah diujikan. Hal itu tentunya sangat membantu guru dalam penyampaian materi agar lebih efisien, lebih mengarah ke target sehingga peserta didik lebih siap dan mudah dalam menghadapi Ujian Nasional.
Melihat fenomena tersebut sangat jelas bahwa Danem merupakan indikator prestasi dari peserta didik, dan menandakan yang menjadi acuan keberhasilan pendidikan di negeri kita adalah angka-angka yang tertulis dalam berbagai laporan penilaian pendidikan.
Dengan berkembang dan berakarnya sistem nilai sosial masyarakat kita yang memandang keberhasilan pendidikan melalui data angka kuantitatif baik dalam raport, ijazah ataupun Danem, jadilah nilai kantitatif yang berupa angka-angka mati yang tidak menginformasikan keseluruhan kualitas seseorang menjadi orientasi utama dalam proses pendidik.
4. Prestasi Belajar Matematika
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan
13 “hasil belajar” (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, di samping itu juga banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran.13
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar (achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik
(feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.14
Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar di atas, maka betapa pentingnya kita mengetahui dan memahami prestasi belajar
14 peserta didik, baik secara perseorangan maupun secara kelompok. Sebab fungsi peserta didik tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Di samping itu, prestasi belajar juga bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap peserta didik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Cronbach bahwa kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain “sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan bimbingan dann penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan sekolah”.15
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem memiliki berbagai komponen yang saling berinteraksi dan beriterpendensi. Salah satu komponen pembelajaran adalah evaluasi. Begitu juga dalam prosedur pembelajaran, salah satu langkah yang harus ditempuh guru adalah evaluasi. Dengan demikian, dilihat dari berbagai konteks pembelajaran, evaluasi mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis karena evaluasi merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran itu sendiri.16
Prestasi belajar adalah hasil belajar seseorang yang dicapai dengan kemampuan maksimal yang akhirnya mengalami perubahan tingkah laku secara tetap baik kognitif, afektif, dan psikomotorik.17 Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok.
Usaha-usaha yang perlu dilakukan oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dengan memanfaatkan
15 fasilitas-fasilitas serta kelebihan-kelebihan yang ada di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan ketrampilan guru atau peserta didik dengan menggunakan alat bantu belajar.
b. Meningkatkan ketrampilan guru dalam menggunakan metode yang tepat.
c. Memanfaatkan alat bantu yang tersedia dan mudah didapat sebagai sumber belajar.18
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
a. Faktor-faktor stimulasi belajar, meliputi: panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, suasana lingkungan eksternal.
b. Faktor-faktor metode belajar, maliputi: Kegiatan berlatih atau praktek, overlearning dan driil, resitasi selama belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitet indera, bimbingan dalam belajar (bimbingan belajar), kondisi-kondisi insentif.
c. Faktor-faktor individual, meliputi: kematangan, faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, motivasi.19
C. KERANGKA BERPIKIR
Dari berbagai perubahan bentuk ujian nasional mulai dari EBTANAS, UAN, UN, sampai dengan UAS-BN yang berlaku pada saat sekarang setiap perubahannya itu dimaksudkan untuk mendapatkan suatu
18Zaenal Arifin,Evaluasi, hlm. 10
16 sistem bentuk ujian nasional yang paling baik serta efisien dan dalam pelaksanaannya dimaksudkan untuk mengukur dan mengetahui hasil belajar selama dalam suatu sekolah. Hal itu dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional atau yang sekarang dikenal dengan istilah UAS-BN (Ujian Akhir Sekolah Bertaraf Nasional) berupa nilai yang terangkum dalam suatu wadah yang dikenal dengan Danem.
Danem dapat digunakan untuk melihat gambaran tentang peta mutu pendidikan dan peta mutu tamatan antar jenis satuan pendidikan dan antar wilayah dari waktu ke waktu, dan bisa juga untuk melihat kemampuan awal peserta didik pada permulaan jenjang sekolah.
Danem memang bukan puncak prestasi tapi salah satu indikator yang mudah untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik. Terbukti mereka yang memiliki nilai ujian tinggi mudah menerima materi pelajaran sedangkan yang memiliki nilai ujian yang rendah susah menerima materi pelajaran.
Pada masa sekarang Danem juga memiliki peranan penting untuk masuk jenjang sekolah selanjutnya, karena banyak sekolah yang menjadikan Danem sebagai prasyarat. Banyak sekolah yang memasang target Danem untuk bisa memasuki sekolah tersebut. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan sekolah-sekolah tertentu berambisi agar peserta didiknya dapat lulus dengan mudah melampaui standar minimal kelulusan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah (Departemen Pendidikan) serta memperoleh nilai ujian tinggi supaya masuk disekolah favorit.
17 Keadaan yang seperti itu tidak sesuai dengan teori belajar Carl Roger mengemukakan bahwa peserta didik yang belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas, peserta didik diharapkan mengambil keputusan sendiri dan berani bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang diambilnya sendiri.20 Keadaan seperti itu juga menunjukkan suatu bentuk belajar yang tidak memanusiakan manusia karena peserta didik tentunya merasa terpaksa dan tidak diberi kebebasan untuk menentukan pilihan sesuai pemikirannya, hal ini juga tidak sesuai dengan teori belajar Humanistik.
Di samping itu masalah ketakutan dan ketidak percayaan diri juga menjadi penyebab peserta didik melakukan penyimpangan, ketakutan dan ketidak percayaan diri ini sering terjadi pada salah satu mata pelajaran yang diujikan yaitu matematika. Matematika sering dianggap sebagai momok peserta didik karena mereka merasa sulit untuk mempelajarinya. Oleh sebab itu banyak peserta didik yang tidak percaya pada jawabannya sendiri karena merasa tidak bisa dan mereka cenderung minta dan menunggu jawaban dari peserta didik lain yang dianggap bisa, tentunya hasil yang telah di capai bukan dari hasil pengerjaannya sendiri dan hal itu tidak bisa dijadikan tolok ukur presasi belajar.
Namun, jika melihat usaha pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan dengan adanya Peraturan-peraturan pemerintah yang mencakup Kriteria Kelulusan, Standar Kompetensi Kelulusan tentunya penyimpangan-penyimpangan itu tidak akan mungkin terjadi karena di dalam Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) terdapat poin-poin yang mengatur syarat kelulusan peserta didik serta rangkuman dari keseluruhan materi. Di samping itu juga sebelum pelaksanaan Ujian Nasional tiap sekolah mendapatkan kisi-kisi soal yang akan diujikan sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar serta indikator-indikatornya.
Hal itu jelas sangat membantu guru dalam memberikan materi agar lebih mengarah ke target kelulusan. Di samping itu juga peserta didik
18 akan merasa lebih siap dan mudah dalam menghadapi ujian nasional. Peserta didik akan lebih merasa percaya diri dalam mengerjakan soal karena sudah mendapatkan tempaan materi dari guru sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan kisi-kisi Ujian Nasional dari Pemerintah serta hasil yang telah dicapai tentu merupakan hasil dari kemampuannya sendiri.
Melihat hal-hal yang demikian tentu akan memberikan banyak pengalaman yang berupa pengetahuan-pengetahuan sehingga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik karena materi dalam Mata Pelajaran Matematika hirarki di mana materi yang telah di dapat dari SD/MI merupakan modal awal dalam mempelajari materi-materi Matematika di MTs terutama kelas VII. Hal ini jelas menunjukkan hasil yang telah di capai pada UAS-BN berpengaruh terhadap prestasi belajar karena UAS-BN memberikan pengalaman yang berupa pengetahuan sedangkan pengalaman yang berupa pengetahuan-pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.
D. HIPOTESIS
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis penelitian ini adalah:
1. Nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI dapat dijadikan tolok ukur kemampuan peserta didik.
2. Prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII berbanding lurus dengan nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI.
19 BAB III
METODE PENELITIAN
A.METODE PENELITIAN 1. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.21 Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VII MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara tahun pelajaran 2010/2011, yang terbagi dalam tiga kelas yaitu:
- VIIA sebanyak 35 anak, - VIIB sebanyak 35 anak, dan - VIIC sebanyak 35 anak.
Jumlah seluruh peserta didik kelas VII sebanyak 105 anak. b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi.22Sampel dipilih secara acak dari 3 kelas yang ada di MTs. Hasan Kafrawi pada kelas VII. Dalam penelitian ini sampel diperoleh dengan menggunakan teknik random sampling. Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi apabila subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.
23
Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas yang perhitungannya dapat di lihat secara lengkap pada lampiran 10, lampiran 11, lampiran 12 dan lampiran 13, maka pemilihan sampel pada tiap kelas dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Melihat populasi dari penelitian ini yang berjumlah 105 peserta didik maka sampel yang diambil adalah 25% tiap kelas.
Kelas VIIA : 25% X 35 peserta didik = 8,75 dibulatkan 9
21 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 130.
20 Kelas VIIB : 25% X 35 peserta didik = 8,75 dibulatkan 9 Kelas VIIC : 25% X 35 peserta didik = 8,75 dibulatkan 9 Jadi jumlah seluruh sampel adalah 27 peserta didik.
Berikut ini adalah nama-nama peserta didik yang menjadi sampel dalam penelitian ini:
Tabel 1
Daftar Nama-Nama Sampel
NO KODE NAMA KELAS
1 S-1 ANITA FITRIANA VII-A
2 S-2 LAELATUL IMATUNNASIROH VII-A
3 S-3 M. NUR EFENDI VII-A
4 S-4 MILATUSSA‟DIYAH VII-A
5 S-5 SELAMET KHOIRUL AMIN VII-A
6 S-6 SITI NURROHMAWATI VII-A
7 S-7 SRI SALAMAH SAKDIYAH VII-A
8 S-8 TITIK INTAN FITRIYANINGRUM VII-A
9 S-9 JAUZA UNAL AUFAQI VII-A
10 S-10 AHMAD REZA MAULANA VII-B
11 S-11 FATHIYATUN NISROH VII-B
12 S-12 INTAN ULFIANA ASSALAFI VII-B
13 S-13 MILATUZZAHRO VII-B
14 S-14 MUHAMAD RIFQI AL HILMI VII-B
15 S-15 MUHAMAD SYAMSUDIN AWS VII-B
16 S-16 PUTRI MURSYADAH VII-B
17 S-17 SITI LILIS NAFI‟ATUN NI‟MAH VII-B
18 S-18 WIRDATUL HIDAYAH VII-B
19 S-19 ANI‟MATUL NIKMAH VII-C
20 S-20 KHOIRUL FATIHIN VII-C
21
22 S-22 MINSAROH VII-C
23 S-23 MUHAMAD FERI FAHRUDIN VII-C
24 S-24 NILA KAMALA VII-C
25 S-25 SITI FITROTUL „AINI VII-C
26 S-26 UMMU SALAMAH VII-C
27 S-27 WAHYU HASANUDIN AL FARIQ VII-C
B.Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.24 Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu nilai matematika pada hasil UAS-BN yang akan dinyatakan dalam X. Untuk daftar nama dan nilai matematika pada hasil UAS-BN dapat di lihat pada lampiran 1, lampiran 2, dan lampiran 3.
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.25 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika peserta didik, yang diambil dari nilai matematika murni pada ujian akhir semester genap dan akan dinyatakan dalam Y. Adapun daftar nama dan nilai matematika murni pada ujian semester genap masing-masing kelas dapat di lihat pada lampiran 4, lampiran 5 dan lampiran 6.
C.Metode Pengumpulan Data Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh daftar nama dan jumlah peserta didik yang menjadi populasi penelitian serta untuk penentuan sampel. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar nama dan daftar nilai seluruh peserta didik kelas VII MTs Hasan Kafrawi Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
22 D.Metode Analisis Data
1. Analisis Tahap Awal
Sehubungan dengan adannya persyaratan yang harus dipenuhi sebelum menentukan teknik analisis statistik yang akan digunakan, maka untuk memeriksa keabsahan sampel untuk diterapi teknik tertentu ada dua cara yaitu: uji normalitas dan uji homogenitas.26
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data yang akan dianalisis. Uji statistik yang akan digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan rumus:27
= frekuensi hasil pengamatan
i
E
= frekuensi yang diharapkan
Rumusan hipotesis uji normalitas adalah sebagai berikut: 0
H = data berdistribusi normal
1
H = data tidak berdistribusi normal
H0 ditolak jika 2hitung > 2tabel. 2 tabel dicari dengan menggunakan
distribusi 2 dengan dk = k– 1 dan taraf signifikan 5%. b) Uji Homogenitas
Untuk menguji apakah sampel-sampel yang diambil secara acak berasal dari populasi yang sama dilakukan uji Bartlett.
Langkah-langkah uji Barlett sebagai berikut:
1) Menyusun data sampel hasil pengamatan ke dalam daftar 2) Menghitung varians masing-masing sampel dengan rumus:
26 Suharsimi arikunto, prosedur penelitian, hlm. 314. 27
23
n-1: banyaknya data dikurangi 1
3) Mendaftar harga-harga yang perlu untuk uji Barlett 2
4) Menghitung varians gabungan untuk semua sampel dengan rumus:
5) Menghitung harga chi-kuadrat menggunakan rumus
ln 10 = 2,3026 disebut logaritma asli dari bilangan 10. Satuan B = (log 2)
( 1)H1:paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku Kriteria:
2. Analisis Akhir
24 regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, atau untuk mengetahui variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks.28
Pada dasarnya analisis regresi dan analisis korelasi keduanya punya hubungan yang sangat kuat dan mempunyai keeratan. Setiap analisis regresi otomatis ada analisis korelasinya, tetapi sebaliknya analisis korelasi belum tentu diuji regresi atau diteruskan dengan analisis regresi.29
Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis regresi linier sederhana ini, yaitu sebagai berikut.
a.Menentukan Persamaan Regresi Linier Sederhana Persamaan umum regresi linier sederhana yaitu: 30
bX a Y Keterangan:
Y = subjek dalam variabel yang dipediksikan a = harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)
b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen.
X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tetentu.
Pada penelitian ini:
28 Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
dalam Penelitian, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), Cet. 1, hlm. 87.
29 Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial,
25
i
Y = nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI
i
X = prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII
b.Uji Keberartian dan Linieritas Regresi
Untuk melakukan uji keberartian dan linieritas reresi, menggunakan rumus sebagai berikut.
Tabel 2
Daftar Rumus Analisis Varians (ANAVA) Regresi Linier Sederhana31 Sumber
26
1) Uji Keberartian
H0 : Koefisien arah regresi tidak berarti (b = 0)
Ha : Koefisien arah regresi berarti (b ≠ 0)
Untuk menguji hipotesis nol (H0), dipakai statistik F= 2
2
dibandingkan dengan Ftabel dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut
= n – 2. H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel berdasarkan taraf kesalahan
yang dipilih dan dk yang bersesuaian. 2) Uji Linieritas
H0 : Regresi linier
Ha : Regresi non-linier
Untuk menguji hipotesis nol (H0), dipakai statistik F= 2
2
kesalahan yang dipilih dan dk yang bersesuaian.
c.Uji Hipotesis Hubungan Antara Dua Variabel
H0 : Tidak ada hubungan antara nilai matematika pada hasil UAS-BN
SD/MI terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII. Ha : Ada hubungan antara nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI
27 Korelasi antara nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII dihitung menggunakan rumus:32
2 2
2 2
) ( )
(
) )( (
Y Y
N X X
N
Y X XY
N rxy
d.Menghitung Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besar pengaruh nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII. Koefisien determinasi = r2.
28 BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Profil Singkat MTs. Hasan Kafrawi
MTs. Hasan Kafrawi berdiri pada tahun 1976 yang terletak di Desa Pancur Kecamatan Mayong Kebupaten Jepara. MTs. ini mempunyai Visi “Berprestasi, berilmu, berbudi luhur, kreatif, dan mampu berkompetisi pada era global” dan Misinya:
a.Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan pembinaan secara menyeluruh dan efektif sehingga setiap peserta didik dan mampu berkembang sesuai dengan potensi yang telah dimiliki secara optimal. b.Menumbuhkan dan menanmkan budi pekerti yang luhur sehingga terjadi
internalisasi dalam kehidupan sehari-hari.
c.Menciptakan situasi yang kondusif untuk mendukung tercapainya visi sekolah.
d.Membekali peserta didik dengan ketrampilan agar mampu berkompetisi dalam era global.
Sedangkan tujuan didirikannya MTs ini adalah: a.Melestarikan dan mengembangkan ajaran islam.
b.Mendidik dan mencetak kader-kader tokoh agama yang mampu menguasai dan mampu menggali hasil karya-karya Ulama salaf sebagai acuan pemahaman islam.
c.Membina generasi yang berwawasan sosial budaya yang luas sesuai dengan perkembangan IPTEK.
3. Keadaan Peserta Didik
29 Tabel 3
Rincian Jumlah Peserta Didik MTs. Hasan Kafrawi Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
No Kelas Jumlah Peserta Didik
1 VII 105 anak
2 VIII 128 anak
3 IX 143 anak
Jumlah Total 376 anak
Adapun kelas VII dibagi dalam tiga kelas, yaitu kelas VII-A sebanyak 35 peserta didik, VII-B sebanyak 35 peserta didik, dan VII-C sebanyak 35 peserta didik.
B. Hasil penelitian 1. Uji Pra-syarat
Untuk menentukan sampel penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan uji homogenitas ini dilakukan dengan menggunakan data nilai matematika pada raport semester ganjil dari kelas VII-A, VII-B, dan VII-C. Adapun daftar nama dan nilai matematika pada raport masing-masing kelas tersebut dapat dilihat pada lampiran 7, lampiran 8, dan lampiran 9.
a.Normalitas
Setelah memperoleh data ulangan masing-masing kelas, peneliti membuat distribusi frekuensi nilai ulangan tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan rentang (R), yaitu nilai tertinggi dikurangi nilai terendah. 2) Menentukan banyak kelas interval (k) k = 1 + 3,3 log n
3) Menentukan panjang kelas interval (p)
as panjangkel
g ren
30 Dengan langkah-langkah di atas, diperoleh tabel distribusi frekuensi masing-masing kelas sebagai berikut.
Tabel 4
Tabel distribusi nilai kelas VII-A
Kelas fi Xi Xi2 fi.Xi fi.Xi2
45 – 49 2 47 2209 94 4418 50 – 54 4 52 2704 208 10816 55 – 59 8 57 3249 456 25992 60 – 64 9 62 3844 558 34596 65 – 69 10 67 4489 670 44890 70 – 74 2 72 5184 144 10368
Jumlah 35 2130 131080
=
S = 6,54011538
Tabel 5
Daftar Nilai Frekuensi VII A
Kelas Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah Ei Oi
44,5 -2,50 0,4938
45 – 49 -2,50 0,0347 1,4 2 0,2698
49,5 -1,74 0,4591 1,2145
50 – 54 -1,74 0,1251 5,0 4 0,2014
54,5 -0,97 0,3340 4,3785
55 – 59 -0,97 0,4172 16,7 8 4,5231
59,5 -0,21 0,0832 14,6020
60 64 -0,21 0,1291 5,2 9 2,8495
i i i
E E
31 –
64,5 0,56 0,2123 4,5185
65 – 69 0,56 0,1943 7,8 10 0,6387
69,5 1,32 0,4066 #REF!
70 – 74 0,0751 3,0 2 0,3356
74,5 2,09 0,4817
#REF! X² = 8,8182
Berdasarkan penghitungan diperoleh:
2
hitung
8,8182
Untuk 5% dengan dk = 5, diperoleh tabel2 11,07
Untuk 1% dengan dk = 5, diperoleh tabel2 15,09
Karena 2 2
tabel
hitung
, maka data tersebut berdistribusi normal.
Tabel 6
Tabel Distribusi Nilai kelas VII-B
Kelas fi Xi Xi2 fi.Xi fi.Xi2
40 – 45 5 42,5 1806,3 212,5 9031,3 46 – 51 4 48,5 2352,3 194 9409 52 – 57 8 54,5 2970,3 436 23762 58 – 63 5 60,5 3660,3 302,5 18301 64 – 69 10 66,5 4422,3 665 44223 70 – 75 3 72,5 5256,3 217,5 15769 Jumlah 35 2027,5 120495
=
32 Tabel 7
Daftar Nilai Frekuensi VII-B
Kelas Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah Ei Oi
39,5 -1,95 0,4744
40 – 45 -1,95 0,0695 2,8 5 1,7728 45,5 -1,31 0,4049 2,4325 46 – 51 -1,31 0,1532 6,1 4 0,7390 51,5 -0,68 0,2517 5,3620 52 – 57 -0,68 0,2716 10,9 8 0,7550 57,5 -0,05 0,0199 9,5060 58 – 63 -0,05 0,2025 8,1 5 1,1864 63,5 0,59 0,2224 7,0875
64 – 69 0,59 0,1664 6,7 10 1,6800
69,5 1,22 0,3888 #REF!
70 – 75 0,0798 3,2 3 0,0115
75,5 1,86 0,4686
#REF! X² = 6,1448
Berdasarkan penghitungan diperoleh:
2
hitung
6,1448
Untuk 5% dengan dk = 5, diperoleh 2
tabel
11,07
Untuk 1% dengan dk = 5, diperoleh 2
tabel
15,09
Karena hitung2 tabel2 , maka data tersebut berdistribusi normal.
i i i
E E
33 Tabel 8
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas VII-C
Kelas fi Xi Xi2 fi.Xi fi.Xi2
55 – 58 4 56,5 3192,3 226 12769 59 – 62 8 60,5 3660,3 484 29282 63 – 66 5 64,5 4160,3 322,5 20801 67 – 70 9 68,5 4692,3 616,5 42230 71 – 74 4 72,5 5256,3 290 21025 75 – 78 5 76,5 5852,3 382,5 29261 Jumlah 35 2321,5 155369
=
S = 6,387
Tabel 9
Daftar Nilai Frekuensi VII-C
Kelas Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah Ei Oi
54,5 -1,85 0,4678
55 – 58 -1,85 0,0790 3,2 4 0,2233 58,5 -1,23 0,3888 2,7650 59 – 62 -1,23 0,1630 6,5 8 0,3360 62,5 -0,60 0,2258 5,7050 63 – 66 -0,60 0,2378 9,5 5 2,1403 66,5 0,03 0,0120 8,3230 67 – 70 0,03 0,2302 9,2 9 0,0047 70,5 0,65 0,2422 8,0570 71 – 74 0,65 0,1575 6,3 4 0,8397
i i i
E E
34 74,5 1,28 0,3997 #REF!
75 – 78 0,0722 2,9 5 1,5445
78,5 1,91 0,4719
#REF! X² = 5,0884
Berdasarkan penghitungan diperoleh:
2
hitung
5,0884
Untuk 5% dengan dk = 5, diperoleh 2
tabel
11,07 Untuk 1% dengan dk = 5, diperoleh 2
tabel
15,09
Karena 2 2
tabel
hitung
, maka data tersebut berdistribusi normal.
b. Homogenitas
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian homogenitas adalah sebagai berikut.
1) Data dikelompokkan untuk menentukan frekuensi varians dan jumlah kelas.
2) Membuat tabel uji Barlett.
3) Menguji varians gabungan dari semua sampel 4) Menghitung satuan B dengan rumus:
log S 1
B 2 ni
5) Menghitung 2 dengan rumus:
2
i i
2 ln10 B n 1logS
Berdasarkan penghitungan pada lampiran 13, diperoleh:
Adapun uji homogenitasnya dengan uji barlett adlah sebagai berikut:
Tabel 10 Sumber data
Sumber variasi VII-A VII-B VII-C
Jumlah 2111 2024 2309
35 60,31 57,83 65,97
Varians (S2) 42,77 89,55 40,79 Standart deviasi (S) 6,50 9,46 6,39
Tabel 11 Tabel Uji Barlett Sampel dk= n
= (2,3025).(179,643 – 176,589) = 7,031499
, maka populasi homogen.
2. Pengujian Hipotesis
36 UAS-BN (X) dan prestasi belajar matematika peserta didik (Y) adalah sebagai berikut.
Tabel 12
Daftar Nilai Matematika pada Hasil UAS-BN (X) dan Nilai Prestasi Belajar Matematika (Y)
No Kode X Y
1 S-1 5 38
2 S-2 3,5 35
3 S-3 4,5 43
4 S-4 4 40
5 S-5 5,5 43
6 S-6 4 35
7 S-7 3,75 35
8 S-8 3,75 35
9 S-9 3,25 34
10 S-10 5 40
11 S-11 3,25 32
12 S-12 4,5 48
13 S-13 5 50
14 S-14 3,5 34
15 S-15 4,5 42
16 S-16 3,5 26
17 S-17 4,5 48
18 S-18 3,5 32
19 S-19 6 50
20 S-20 4,5 26
37
Beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis regresi linier sederhana ini, yaitu sebagai berikut.
a. Menentukan Persamaan Regresi Linier Sederhana Persamaan umum regresi linier sederhana:
bX
Y = prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII
i
X = nilai matematika pada hasil UAS-BN
Tabel 13
Nilai-nilai yang diperlukan Untuk Menghitung a dan b
No Kode X Y X.Y X2 Y2
1 S-1 5 38 190 25 1444
2 S-2 3,5 35 122,5 12,25 1225
3 S-3 4,5 43 193,5 20,25 1849
38
Dari tabel di atas, dapat diperoleh:
39 prestasi belajar matematika adalah sebagai berikut:
X Y11,376,09
Dari persamaan regresi di atas, dapat diartikan bahwa jika nilai matematika pada hasil UAS-BN bertambah 1, maka nilai prestasi belajar matematika bertambah 6,09. Sedangkan apabila tidak memliki nilai matematika pada hasil UAS-BN maka prestasi belajar bernilai 11,37.
b. Uji Keberartian dan Linieritas Regresi
Untuk melakukan uji keberartian dan linieritas regresi, menggunakan rumus sebagai berikut.
Tabel 14
40
41 Tabel 15
Nilai Matematika pada Hasil UAS-BN (X) dan Prestasi Belajar Matematika Peserta didik kelas VII (Y) setelah X dikelompokkan
berdasarkan nilai yang sama
X Kelompok ni Y
3 I 1 26
3,25 34
3,25 32
3,25 II 4 28
3,25 26
3,5 35
3,5 34
3,5 26
3,5 III 6 32
3,5 40
3,5 40
3,75 35
3,75 IV 2 35
4 V 2 40
4 35
4,5 43
4,5 48
4,5 42
4,5 48
4,5 VI 7 26
4,5 28
42
5 38
5 VII 3 40
5 50
5,5 VIII 1 43
6 IX 1 50
Kelompok I = 262 –
= 0
Kelompok II = 342 + 322 + 282 + 262 –
= 1156 + 1024 + 784 + 676 -
=
3640 – 3600 = 40Kelompok III = 352 + 342 + 262 + 322 + 402 + 402–
=
1225 + 1156 + 676 + 1024 + 1600 + 1600 – = 7281 -7141,5= 139,5 Kelompok IV = 352 + 352 –
= 1225 + 1225 – = 2450 – 2450 = 0
43 = 12,5
Kelompok VI = 432 + 482 + 422 + 482 + 262 + 282 + 262 –
= 1849 + 2304 + 1764 + 2304 + 676 + 784 + 676 –
= 10357 –9731,6 = 625,4
Kelompok VII = 382 + 402 + 502 –
= 1444 + 1600 + 2500 – = 5544 – 5461,3
= 82,7 Kelompok VIII = 432–
= 1849 – 1849 = 0
Kelompok IX = 502 –
= 2500 – 2500
= 0
JK(G) = (0 + 40 + 139,5 + 0 + 12,5 + 625,4 + 82,7 + 0 + 0) = 900,1
44 Tabel 16
Daftar Hasil Analisis Varians (ANAVA) Regresi Linier Sederhana Sumber
1) Uji Keberartian
H0 : Koefisien arah regresi tidak berarti (b = 0)
Ha : Koefisien arah regresi berarti (b ≠ 0)
Untuk menguji hipotesis nol (H0), dipakai statistik F= 2 2
res reg
S S
(Fhitung) dibandingkan dengan Ftabel dengan dk pembilang = 1 dan
dk penyebut = n – 2. H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel berdasarkan
taraf kesalahan yang dipilih dan dk yang bersesuaian. Berdasarkan tabel 16, diperoleh:
45 = 14,93
Untuk taraf kesalahan 5%, Ftabel (1,25) = 4,24
Untuk taraf kesalahan 1%, Ftabel (1,25) = 7,77
Fhitung > Ftabel, baik untuk taraf 5% maupun 1%, maka H0
ditolak. Jadi koefisien arah regresi berarti (b ≠ 0).
2) Uji Linieritas
H0 : Regresi linier
Ha : Regresi non-linier
Untuk menguji hipotesis nol (H0), dipakai statistik F= 2
2
G TC
S S
(Fhitung) dibandingkan dengan Ftabel dengan dk pembilang = (k – 2)
dan dk penyebut = (n – k). H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel
berdasarkan taraf kesalahan yang dipilih dan dk yang bersesuaian. Berdasarkan tabel 16, diperoleh:
Fhitung=
18 1 , 900
7 41 , 71
= 0,20
Untuk taraf kesalahan 5%, Ftabel (7,18) = 2,58
Untuk taraf kesalahan 1%, Ftabel (7,18) = 3,84
Fhitung < Ftabel, baik untuk taraf 5% maupun 1%, maka H0
diterima. Jadi regresi linier.
a) Uji Hipotesis Hubungan Antara Dua Variabel
H0 : Tidak ada hubungan antara nilai matematika pada hasil
UAS-BN terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII.
Ha : Ada hubungan antara nilai matematika pada hasil UAS-BN
46 Korelasi antara nilai matematika pada hasil UAS-BN terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII menggunakan rumus:
Nilai-nilai yang telah ditemukan pada tabel 19 dapat dimasukkan dalam rumus di atas, sehingga:
r =
0,381 dan untuk taraf kesalahan 1% diperoleh rtabel = 0,487
Karena rhitung > dari rtabel baik untuk taraf kesalahan 5% maupun
1% (0,6114 > 0,487 > 0,381), maka dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,6114 antara nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI dengan prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII.
b) Menghitung Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besar pengaruh antara nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI dengan prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII.
Koefisien determinasi = r2 Telah diperoleh nilai r = 0,6114 Maka r2 = (0,6114)2 = 0,3738
47 C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, menunjukkan adanya pengaruh nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI dengan prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII. M.Ts. Hasan Kafrawi Mayong Jepara tahun pelajaran 2010/2011, ditunjukkan oleh Fhitung
> Ftabel, yaitu Fhitung = 14,93 dan Ftabel = 4,24 pada taraf kesalahan 5% dan
Ftabel = 7,77 pada taraf kesalahan 1%. Besar pengaruh nilai matematika pada
hasil UAS-BN SD/MI dengan prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII. M.Ts. Hasan Kafrawi Mayong Jepara tahun pelajaran 2010/2011 adalah sebesar 37,38%, ditunjukkan oleh koefisien determinasi 0,6114 pada taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI dapat dijadikan tolok ukur kemampuan peserta didik, prestasi belajar matematika kelas VII berbanding lurus dengan nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI dan 37,38% kemampuan prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII dipengaruhi oleh nilai matematika pada hasil UAS-BN dengan variasi skor nilai matematika pada hasil UAS-BN terhadap prestasi belajar matematika melalui fungsi taksiran
X
Yˆ 11,376,09 . Sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai matematika pada hasil UAS-BN, semakin tinggi pula prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII. Hal ini semakin memperjelas apa yang dikemukakan oleh Scriven dan Nurkancana tentang evaluasi, bahwa evaluasi terdiri dari penetapan nilai, penetapan nilai yang dimaksudkan adalah penentuan manfaat atau kebaikan relatif dari segala sesuatu yang dievaluasikan. Di samping itu Nurkancana juga berpendapat bahwa pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan mempunyai manfaat yang luas, tidak sekedar mengukur keberhasilan proses belajar akan tetapi akan memberikan manfaat dalam berbagai kegiatan lain baik bagi guru maupun bagi peserta didik salah satunya adalah untuk menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk dilepaskan ke masyarakat atau untuk melanjutkan ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.