Lampiran I
Tabel Periode Pengaturan Pendanaan Terorisme
Rumpunan Periode Sebelum UU no. 9 tahun
2013
Periode UU no. 9 tahun
2013
Pengaturan
- Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2003 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2002 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme,
- Undang-Undang No. 6 Tahun
2006 tentang pengesahan
International Convention for
the Suppression of the
Financing of Terrorism 1999
- Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang.
Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2013 tentang
Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak
Pidana Pendanaan
Terorisme.
Pasal - Pasal 11, 12 dan 13 UU No. 15
Tahun 2003
- Pasal 2 ayat (1) huruf n) dan
Pasal 3 UU no. 8 Tahun 2010
Pasal 4, 5, 6, dan 8 UU No.
9 Tahun 2013 tentang
Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak
Pidana Pendanaan
Terorisme.
Rumusan
Pasal
Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2003 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002
- Pasal 4, “Setiap Orang
yang dengan sengaja
menyediakan,
tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme,
- Pasal 11 : “Setiap orang yang
mengumpulkan atau
menyediakan sejumlah dana dengan tujuan terorisme……..”
Pasal 12 : “Setiap orang yang menyediakan atau
mengumpulkan harta
kekayaan, dimana harta
kekayaan disini
didefinisikan secara lebih
luas, untuk mendukung aksi
terorisme yang terkait
dengan bahan-bahan nuklir,
senjata kimia dan biologis,
dan lain-lain.”
Pasal 13 : “Setiap orang yang memberikan bantuan
atau kemudahan terhadap
pelaku tindak pidana
terorisme, antara lain
dengan memberikan atau
meminjamkan uang atau
barang atau harta kekayaan
lainnya kepada pelaku tindak pidana terorisme.” Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang.
memberikan, atau
meminjamkan Dana,
baik langsung maupun
tidak langsung, dengan
maksud digunakan
seluruhnya atau
sebagian untuk
melakukan Tindak
Pidana Terorisme,
organisasi teroris, atau
teroris dipidana karena
melakukan tindak
pidana pendanaan
terorisme dengan
pidana penjara paling
lama 15 (lima belas)
tahun dan pidana denda
paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”. - Pasal 5, “Setiap Orang
yang melakukan
permufakatan jahat,
percobaan, atau
pembantuan untuk
melakukan tindak
pidana pendanaan
terorisme dipidana
karena melakukan
tindak pidana
pendanaan terorisme
- Pasal 2 “Harta kekayaan yang
diketahui atau patut diduga
akan digunakan dan/atau
digunakan secara langsung
atau tidak langsung untuk
kegiatan terorisme, organisasi
teroris, atau teroris
perseorangan disamakan
sebagai hasil tindak pidana
dalam Pasal 2 ayat (1) huruf n).”
Pasal 3, “Setiap Orang
yang menempatkan,
mentransfer, mengalihkan,
membelanjakan,
membayarkan,
menghibahkan, menitipkan,
membawa ke luar negeri,
mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata
uang atau surat berharga
atau perbuatan lain atas
Harta Kekayaan yang
diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil
tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) dengan tujuan
menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul
Harta Kekayaan dipidana
sama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4”.
- Pasal 6, “Setiap Orang
yang dengan sengaja
merencanakan,
mengorganisasikan,
atau menggerakkan
orang lain untuk
melakukan tindak
pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4
dipidana karena
melakukan tindak
pidana pendanaan
terorisme dengan
pidana penjara seumur
hidup atau pidana
penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun”. - Pasal 8, “Dalam hal
tindak pidana
pendanaan terorisme
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4, Pasal 5,
dan Pasal 6 dilakukan
oleh Korporasi, pidana
dijatuhkan terhadap
Korporasi dan/atau
Personel Pengendali
karena tindak pidana
Pencucian Uang dengan
pidana penjara paling lama
20 (dua puluh) tahun dan
denda paling banyak
Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah)”.
Penilaian
peneliti
Dalam Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2003 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2002 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Terorisme, belum
mengatur tentang:
- Pemidanaan 15 tahun penjara
tanpa adanya pengaturan
tentang denda.
- Pemidanaan untuk setiap orang
yang merencanakan dan/atau
menggerakan orang lain untuk
melakukan aksi terorisme, atau
berkontribusi dalam
pelaksanaan anti terorisme yang
dilakukan oleh sekelompok
orang dengan tujuan untuk
membantu kelancaran aksi
terorisme.
- Pendanaan atas penyediaan
harta kekayaan untuk organisasi
teroris.
- Belum secara eksplisit
mengatur tentang pendanaan
- Pemidanaan 15 tahun
penjara dan adanya
sanksi denda paling
banyak Rp. 1 Milyar.
- Dijelaskan dengan
terperinci mengenai
unsur-unsur apa saja
dan siapa saja yang
menjadi pelaku tindak
pidana pendanaan
terorisme yang terdapat
dalam Pasal 2.
- Untuk pidana yang
dijerat kepada korporasi
diatur lebih rinci dalam
Pasal 8 ayat (2) UU No.
9 Tahun 2013 tentang
Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak
Pidana Pendanaan
Terorisme.
- Mengatur bahwa jika
korporasi tak mampu
membayar pidana
atas penyediaan harta kekayaan
oleh korporasi.
Dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2010 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang tersebut belum
menjelaskan secara terperinci
mengenai pencegahan dan
pemberantasan pendanaan
terorisme dan belum dapat
mengkriminalisasi kegiatan
pendanaan terorisme bagi para
teroris tetapi hanya menjelaskan
mengenai perbuatan-perbuatan
yang dikategorikan dan/atau
disamakan dengan hasil tindak
pidana dalam pencucian uang
dengan tujuan menyembunyikan
atau menyamarkan asal usul Harta
Kekayaan.
perampasan harta
kekayaan milik
korporasi atau personel
pengendali korporasi
yang berkaitan dengan
tindak pidana
pendanaan terorisme,
dengan jumlah yang
sama dengan putusan
pidana yang dijatuhkan.
Jika penjualan harta
kekayaan tersebut tak
mencukupi, pidana
kurungan pengganti
denda dijatuhkan
terhadap personel
pengendali korporasi
dengan
memperhitungkan
denda yang telah
dibayar.
Lampiran II
Tabel Analisis Putusan
No. Putusan Isi Putusan UU yang bersangkutan
Putusan No.
113/PID/2013/P
T.DKI
Menyatakan terdakwa Cahya
Fitriyanta Alias Fadliansyah alias
Edy Saputra alias Angga Eka
Putra alias Reno Erlangga alias
Harly Pubengga alias Erik
Orlando alias Ronny Setiawan
alias Anas Abdullah alias Abdul
Wakhid alias Hamzah alias Arif
Arhan telah terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana
sebagaimana dalam Pasal :
- Pasal 15 jo. Pasal 11 Perpu.
No.1 Tahun 2002 Tentang
Pemebrantasan Tindak Pidana
Terorisme sebagaimana yang
telah ditetapkan menjadi UU.
- Pasal 3 UU. No.8 Tahun 2010
Tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang.
Menjatuhkan pidana terhadap
Terdakwa CAHYA
FITRIYANTA alias
FADLIANSYAH alias EDY
SAPUTRA alias ANGGA EKA
Putusan yang
dijatuhkan hakim
terhadap terdakwa
Cahya Fitriyanta sudah
sesuai dengan hukum
yang megatur yang
mana perbuatan
terdakwa telah
memenuhi unsur dalam
Pasal 15 jo. Pasal 11
Perpu. No.1 Tahun
2002 Tentang
Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme
sebagaimana yang
telah ditetapkan
menjadi UU, yakni:
- Setiap orang
- Dengan sengaja
- Melakukan
permufakatan
jahat, percobaan,
atau pembantuan
- Menyediakan atau
mengumpulkan
dana
PUTRA alias RENO
ERLANGGA alias HARLY
PUBENGGA alias ERIK
ORLANDO alias RONNY
SETIAWAN alias ANAS
ABDULLAH alias ABDUL
WAKHID alias HAMZAH alias
ARIF ARHAN dengan pidana
penjara selama 12 (dua belas)
tahun dengan dikurangi selama
Terdakwa berada dalam
tahanan/dan dengan perintah tetap
ditahan dan denda
Rp.2.000.000.000,-(dua milyar)
rupiah, sub. 6 (enam) bulan
kurungan.
sebagian atau
seluruhnya untuk
melakukan tindak
pidana terorisme.
Dan memenuhi unsur
dalam rumusan Pasal 3
UU No. 8 Tahun 2010
Tentang Pencegahan
dan Pemberantasan
Tindak Pidana
Pencucian Uang,
yakni:
- Setiap Orang
- Menempatkan,
mentransfer,
mengalihkan,
membelanjakan,
membayarkan,
menghibahkan,
menitipkan,
membawa ke luar
negeri, mengubah
bentuk,
menukarkan
dengan mata uang
atau surat berharga
atau perbuatan lain
- Harta kekayaan
yang diketahuinya
atau patut
diduganya
- Untuk
menyembunyikan
atau menyamarkan
asal usul Harta
Kekayaan
- Dipidana tindak
pidana Pencucian
Uang
Putusan No.
629/PID/Sus/201
4/PN.JKT.TIM
Menyatakan terdakwa Riyanto
alias Ato Margono alias Abu Ulya
terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana Terorisme
sebagaimana diatur dan diancam
pidana dalam Pasal 5 jo. Pasal 4
UU Nomor 9 Tahun 2013 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pendanaan
Terorisme.
Menjatuhkan pidana terhadap
terdakwa RIYANTO alias ATO
MARGONO alias ABU ULYA
dengan pidana penjara selama 13
(tiga belas) tahun dan Denda
sebesar Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah) subsidair 6
(enam) bulan kurungan.
Putusan yang
dijatuhkan hakim
terhadap terdakwa
Riyanto sudah sesuai
dengan hukum yang
megatur yang mana
perbuatan terdakwa
telah memenuhi unsur
dalam Pasal 5 jo. Pasal
4 UU Nomor 9 Tahun
2013 tentang
Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak
Pidana Pendanaan
Terorisme, yakni:
- Setiap Orang
- Dengan sengaja
- Melakukan
permufakatan
jahat, percobaan,
atau pembantuan
untuk melakukan
tindak pidana
terorisme
- Menyediakan,
mengumpulkan,
memberikan, atau
meminjamkan
Dana, baik
langsung maupun
tidak langsung
- Digunakan
seluruhnya atau
sebagian untuk
melakukan Tindak
Pidana Terorisme,
organisasi teroris,
atau teroris
- Dipidana tindak
pidana pendanaan
terorisme