• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PERAN MANAJERIAL PENGELOLA KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PERAN MANAJERIAL PENGELOLA KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

11 - Volume 4, No. 4, November 2015

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PERAN MANAJERIAL PENGELOLA KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH.

Fauzan Rahman1, Nadirsyah 2, Syukriy Abdullah 3

1) Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2.3) Staf Pengajar Magister AkuntansinPascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Abstract: The purpose of this research is to acquire knowledge about the effect of budgetary participation, accounting information system and managerial role of local finance on local government performance in partially and simultaneously.There are 34 respondents used in this research taken from local governments agencies (SKPK) in Aceh Tengah as budget user. The research type used is verificative research by using cencus method. This research is using multiple regressions analysis. The result indicates that: budgetary participation, accounting information system and managerial role have influences positively on local government performance. Partially, budgetary participation, accounting information system and managerial role of local finance on local government performance

Key word: Budgetary Partcipation, Accounting Information System and Managerial Role of Local Finance, Local Government Performance

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran, sistem informasi akuntansi dan peran manajerial pengelola keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah kabupaten Aceh Tengah. Responden penelitian ini sebanyak 34 orang yaitu SKPK sebagai Pengguna Anggaran. Metode yang digunakan adalah sensus, yaitu seluruh elemen populasi diselidiki satu persatu dalam pengumpulan data. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran, sistem informasi akuntansi dan peran manajerial pengelola keuangan daerah secara bersama-sama dan sendiri-sendiri berpengaruh terhadap kinerja pemerintah kabupaten Aceh Tengah.

Kata kunci: Partisipasi Anggaran, Sistem Informasi Akuntansi, Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah dan Kinerja.

PENDAHULUAN

Kinerja organisasi sektor publik dapat dijelaskan sebagai suatu kajian tentang kemampuan suatu organisasi dalam pencapaian tujuan. Penilaian atas kinerja tersebut dapat dipakai untuk mengukur kegiatan-kegiatan organisasi dalam pencapaian tujuan dan juga sebagai bahan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Fenomena yang terjadi pada organisasi sektor publik khususnya di dalam organisasi kepemerintahan di Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2011 sampai dengan 2013 terjadi

(2)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 12 dalam pengelolaan keuangan mengalami

penurunan.

Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur (Permendagri No.13/2006). Kinerja organisasi sektor publik adalah hasil akhir (output) organisasi sesuai dengan tujuan organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa informasi, visi dan misi, berkualitas, adil serta diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai (Kurotomo dan Erwan, 2005:103).

Soetrisno (2010) menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja. Keterlibatan SKPD dalam menyusun anggaran berpengaruh terhadap kinerja. Kinerja pemerintah semakin baik dikarenakan SKPD dilibatkan dalam penganggaran sehingga menjadikan anggaran lebih efektif dan berorientasi terhadap kinerja. Kinerja pemerintah daerah akan meningkat dengan adanya partisipasi anggaran. Partisipasi dalam konteks pemerintahan daerah adalah keterlibatan Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kepala SKPK merupakan Pengguna Anggaran (PA)/Pengguna Barang (PB), yang diberi kesempatan untuk mengajukan usulan terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPK yang dipimpinnya. Kepala SKPK menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

yang secara substansi harus sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan target kinerja dan pagu anggaran yang telah disetujui dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS). RKA-SKPK inilah yang disebut sebagai dokumen anggaran partisipatif di pemerintah daerah secara internal terkait penentuan alokasi anggaran dan target kinerja yang akan diakomodasi di dalam Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) dan akhirnya dalam Peraturan Daerah (Perda) APBD (Abdullah, 2012). Kinerja tidak hanya dipengaruhi oleh partisipasi anggaran. Sistem informasi juga ikut berpengaruh terhadap kinerja.

(3)

13 - Volume 4, No. 4, November 2015 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Dalam rangka mewujudkan kinerja pemerintahan secara menyeluruh tidak berhenti pada tahap awal penganggaran, namun dibutuhkan peran manajerial pimpinan daerah khususnya pengelola keuangan yang ada di daerah. Hasil penelitian Herminingsih (2009) menemukan bahwa peran manajerial pengelola keuangan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi. Peran manajerial menurut Mintzberg (1973) terdiri atas peran perseorangan, peran informasi dan peran pengambilan keputusan. Peran manajerial pengelola keuangan daerah memungkinkan tercapainya kinerja dan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien. Memperhatikan betapa pentinganya partisipasi anggaran, sistem informasi akuntansi dan peran manajerial pengelola keuangan daerah dan kinerja pemerintah daerah, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh partisipasi anggaran, sistem informasi akuntansi dan peran manajerial pengelola keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah Kabupaten Aceh Tengah.

1. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis

Partisipasi Anggaran

Anggaran yang digunakan oleh suatu daerah bersumber dari pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disebut APBD adalah rencana

keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 1 ayat 9). Sebagai rencana keuangan tahunan pemerintah daerah, maka dalam APBD tergambar semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah dalam kurun waktu 1 tahun. Selain sebagai rencana keuangan pemerintah daerah, APBD merupakan instrumen dalam rangka mewujudkan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara.

(4)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 14 partisipatif, yakni dengan melibatkan

masyarakat secara langsung melalui mekanisme Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan). Musrenbang dilaksanakan secara berjenjang, yang mencakup tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional (Abdullah, 2008).

Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi yang digunakan untuk pembuat keputusan (Romney dan Steinbart (2006:6). Kegunaan sistem informasi akuntansi adalah: (1) Menghasilkan laporan ekternal.; (2) Mendukung aktivitas rutin.; (3) Pengambilan keputusan. Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan non rutin pada tingkat dalam organisasi; (4) Perencanaan dan pengendalian.; (5) Impelementasi pengendalian internal. (Rama dan Jones, 2006:6).

Pada penjelasan PP No.56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) disebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan Informasi Keuangan Daerah kepada publik. Pemanfaatan teknologi informasi penting bagi berbagai pihak untuk mengakses, mengelola, dan mendayagunakan informasi keuangan daerah secara cepat dan akurat. Sistem akuntansi di

pemerintah daerah memiliki transaksi yang komplek dan besar volumenya. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi informasi akan sangat membantu mempercepat proses pengolahan data transaksi dan penyajian laporan keuangan. Sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh Pemerintah Daerah adalah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).

Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah

Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, petanggung jawaban, dan pengawasan daerah (Permendagri No.13/pasal 1 ayat 8). Pengelolaan keuangan yang berorientasi pada kinerja menuntut adanya desentralisasi. Desentralisasi pengelolaan keuangan daerah merupakan desentralisasi administratif, yaitu pendelegasian wewenang pelaksanaan sampai pada tingkat hierarkhi yang paling rendah. Dalam hal ini Pengelola Keuangan Daerah diberi wewenang dalam batas yang telah ditetapkan dalam sistem pengelolaan keuangan daerah, namun mereka memiliki elemen kebijaksanaan dan kekuasaan serta tanggungjawab tertentu dalam halsifat dan hakekat jasa dan pelayanan yang menjadi tanggungjawabnya (Coralie, 1982 dalam Kementrian Keuangan, 2013).

(5)

15 - Volume 4, No. 4, November 2015 digambarkan dalam kaitannya dengan berbagai “peran” atau serangkaian perilaku yang terorganisir yang diidentifikasi dengan suatu posisi (Mintzberg, 1973 dalam Herminingsih, 2009). Mitzberg menjelaskan bahwa para manajer dapat memainkan tiga peran melalui kewenangan dan statusnya didalam melaksanakan tugas- tugas yang dipercayakan antara lain: peran antar pribadi, peran informasional, peran pengambil keputusan.

Peran manajerial pengelola keuangan daerah memungkinkan tercapainya kinerja dan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif. Peran menunjukkan partisipasi seseorang dalam mewujudkan tujuan organisasi. Peran manajerial pengelola keuangan daerah menunjukkan tercapainya mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif. Desentralisasi memberikan kesempatan Pengelola Keuangan Daerah untuk mendorong kreatifitas pengelola keuangan daerah. Individu yang terlibat dan diberi tanggungjawab dalam penyusunan anggaran akan bekerja lebih keras untuk mencapai tujuan, sehingga kinerja organisasi akan semakin tinggi (Rohman, 2007).

Kinerja Pemerintah Daerah

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi (Lembaga Administrasi Negara, 1999:3). Lebih lanjut LAN-RI mendefinisikan indikator masukan (inputs) adalah segala

sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan atau peraturan perundang-undangan, dan sebagainya. Indikator keluaran (outputs) adalah sesuatu yang dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan atau non fisik. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Indikator manfaat (benefits) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator dampak (impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

Pengaruh Partisipasi Anggaran, Sistem Informasi Akuntansi dan Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah

Anthony dan Govindarajan (2005:87) menjelaskan bahwa partisipasi anggaran memiliki dampak positif karena dua alasan yaitu: (a) kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran jika anggaran dipandang berada dalam kendali pegawai dibandingkan bila secara eksternal, (b) hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi yang efektif.

(6)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 16 berpengaruh terhadap kinerja organisasi.

Adanya keterlibatan dari manajemen pada saat proses penyusunan anggaran dapat mencapai tujuan organisasi sehingga dapat meningkatkan kinerja organisasi.

Kinerja erat hubungannya dengan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi sektor publik merupakan sistem pembagian kekuasaan dalam organisasi Pemerintah Daerah melalui pemrosesan data keuangan mulai dari catatan akuntansi sampai dengan penyajian informasi dalam laporan keuangan. Perancangan sistem pengolahan informasi diintegrasikan untuk mengelola informasi akuntansi (Bastian, 2007:4). Sistem informasi akuntansi sektor publik disusun karena adanya perubahan sistem politik, sosial dan kemasyarakatan serta ekonomi yang dibawa oleh arus reformasi yang menimbulkan tuntutan yang beragam terhadap pengelolaan pemerintah yang baik.

Pengelolaan keuangan yang berorientasi pada kinerja menuntut adanya desentralisasi. Desentralisasi pengelolaan keuangan daerah merupakan desentralisasi administratif, yaitu pendelegasian wewenang pelaksanaan sampai pada tingkat hierarkhi yang paling rendah. Dalam hal ini Pengelola Keuangan Daerah diberi wewenang dalam batas yang telah ditetapkan dalam sistem pengelolaan keuangan daerah, namun mereka memiliki elemen kebijaksanaan dan kekuasaan serta tanggungjawab tertentu dalam halsifat dan hakekat jasa dan pelayanan yang menjadi tanggungjawabnya (Coralie, 1982 dalam

Kementerian Keuangan, 2013). Herminingsih (2009) menemukan bahwa peran manajerial pengelola keuangan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi.Hal ini mengindikasikan bahwa adanya suatu peran yang dilakukan oleh pejabat pengelola keuangan daerah (pengguna dan kuasa pengguna anggaran/ barang) untuk mendorong dan memotivasi bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan adanya peran manajerial tersebut, mendorong para pengelola keuangan daerah untuk lebih berpartisipasi dalam pencapaian kinerja pemerintah daerah yang lebih baik, melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi pemerintah daerah.

Berdasarkan tinjauan terhadap teori kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Partisipasi anggaran, sistem informasi akuntansi dan peran manajerial pengelola keuangan daerah berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

2. Partisipasi anggaranberpengaruh terhadap kinerja pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

3. Sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. 2. Peran manajerial pengelola keuangan daerah

(7)

17 - Volume 4, No. 4, November 2015 3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pemkab Aceh Tengah yaitu SKPK Kabupaten Aceh Tengah. Teknik penumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab oleh responden, biasanya dalam alternatif jawaban yang cukup jelas (Sekaran, 2006:82). Setiap kuesioner dengan pernyataan positif akan diberi bobot 1 sampai 5 terhadap tingkat setuju atau ketidaksetujuannya. Penelitian ini menggunakan skala likert dengan interval 5 point yaitu:Kuesioner diberikan langsung kepada Pengguna Anggaran (PA) atau kepala SKPK di Kabupaten Aceh Tengah.

Teknik analisis data pada pengujian hipotesis menggunakan pengujian analisis regresi linier berganda.. Persamaan regresi linear berganda yang digunakan untuk meneliti pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε Keterangan :

Y = Kinerja Pemerintah Daerah α = Konstanta

β1β2β3 = Koefisien regresi X1 = Partisipasi Anggaran X2 = Sistem Informasi Akuntansi

X3 = Peran Manajerial Pengelola Keuangan

ε = Error

4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Pengaruh Partisipasi Anggaran, Sistem Informasi Akuntansi dan Peran Manajerial

Pengelola Keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Darah

Hasil uji regresi dengan menggunakan bantuan software SPSS adalah seperti pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Uji Regresi

Nama Variabel

Koefisien Regresi

(β) R R

2

Konstanta 2.465

0.774 0.599 Partisipsi

Anggaran 0.528

Sistem Informasi

Akuntansi 0.190

Peran Manajerial Pengelola

Keuangan Daerah 0.231 Sumber: Data Primer Diolah (2014)

Berdasarkan Tabel 1 dapat ditulis persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

(8)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 18 Nilai koefisien determinasi (R²) sebesar

0.599 atau 59.9%, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variasi yang terjadi pada variabel kinerja pemerintah daerah (Y) sebesar 59.9% dipengaruhi atau disebabkan oleh perubahan yang terjadi secara bersama-sama pada partisipasi anggaran, sistem informasi akuntansi dan peran manajerial pengelola keuangan daerah, sedangkan 40.1% sisanya disebabkan oleh faktor-faktor dari variabel-varibel lain yang tidak tercakup dalam model regresi tersebut.

Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Pemerintah Daerah

Pengujian hipotesis kedua yaitu pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja pemerintah daerah dilakukan dengan analisis regresi liner berganda dengan bantuan SPSS. Hasil olah data regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 1. Untuk menguji pengaruh anggaran terhadap kinerja pemerintah daerah dilakukan dengan melihat koefisien regresi (β). Koefisien regresi (β) partisipasi anggaran sebesar 0.528, dimana β ≠ 0. Hasil penelitian menerima hipotesis kedua yaitu partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Partisipasi anggaran (X1) mempunyai pengaruh yang positif atau dengan kata lain setiap terjadi 1% perubahan dalam variabel partisipasi anggaran secara relatif akan menaikan 0.528% variabel kualitas kinerja peerintah daerah.

Penganggaran di pemerintahan tidak sepenuhnya “tergantung pada” karyawan. Di

organisasi pemerintahan, karyawan atau birokrat mengemban akuntabilitas ganda (dual

accountability), yakni bertanggungjawab

kepada kepala organisasinya (di Pemda disebut SKPD atau kepala daerah) dan juga kepada masyarakat (yang diwakili oleh lembaga perwakilan atau DPRD). Pada saat ini, dalam penganggaran di pemerintahan daerah di Indonesia dikenal mekanisme penganggaran partisipatif, yakni dengan melibatkan masyarakat secara langsung melalui mekanisme Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan). Musrenbang dilaksanakan secara berjenjang, yang mencakup tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional (Abdullah, 2008). Keterlibatan SKPD dalam pengangaran akan memudahkan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam RPJM Kabupaten, sehingga kinerja pemerintah akan meningkat.

Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Pemerintah Daerah

(9)

19 - Volume 4, No. 4, November 2015 setiap terjadi 100% perubahan dalam variabel sistem informasi akuntansi secara relatif akan menaikan 19% variabel kinerja pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

Kinerja pemerintah kabupaten juga dipengaruhi oleh sistem informasi akuntansi. Sistem adalah sekumpulan dari dua atau lebih komponen saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Informasi merupakan data yang telah di organisasikan dan di proses untuk menyediakan arti bagi pengguna (Romney dan Steibart, 2006:4-5). Pemerintah kabupaten aceh tengah sudah menggunakan sistem informasi akuntasi dalam pengelolaan keuangan. Tujuan adanya sistem informasi akuntansi di SKPK akan membuat akuntabilitas keuangan peemrintah menjadi transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga pelaporan keuangan yang menjadi bagian dari kinerja peerintah dalam pengelolan keuangan akan selesai tepat waktu.

Pengaruh Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah

Pengujian hipotesis keempat yaitu pengaruh peran manajerial terhadap kinerja pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. dilakukan dengan melihat koefisien regresi (β3). Berdasarkan Tabel 4.8, koefisen regresi (β3) peran manajerial sebesar 0.231. Dimana β3 ≠ 0. Hal ini menunjukkan bahwa peran manajerial berpengaruh terhadap kinerja pemerintah Kabupaten Aceh Tengahsehingga menerima hipotesis. Peran manajerial (X3) mempunyai

pengaruh yang positif atau dengan kata lain setiap terjadi 100% perubahan dalam variabel peran manajerial secara relatif akan menaikan 23.1% kinerja pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

Peran manajerial ikut berpengaruh terhadap kinerja. Dalam organisasi sektor publik, Kepala SKPK adalah manajer atau bagian dari manajerial yang menjadi pelaksana program dan kegiatan pemerintah kabupaten. Adanya peran manajerial akan memudahkan pemerintah kabupaten dalam mencapai visi dan misi Kepala Daerah. Herminingsih (2009) menemukan bahwa peran manajerial pengelola keuangan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi. Peran manajerial menurut Mintzberg (1973) terdiri atas peran perseorangan, peran informasi dan peran pengambilan keputusan. Peran manajerial pengelola keuangan daerah memungkinkan tercapainya kinerja dan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien.

5. Kesimpulan, Keterbatasan Dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

(10)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 20 variabel dapat digunakan dalam

menignkatkan kinerja pemerintah daerah kabupaten aceh tengah.

2. Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa adanya partisipasi dalam penganggaran pemerintah dapat meningkatkan kinerja pemerintah daerah kabupaten aceh tengah.

3. Sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa sistem informasi yang terintegrasi membantu pemerintah daerah dalam mecapai tujuan dari organisasi sehingga berdampak terhadap peningkatan kinerja pemerintah daerah kabupaten aceh tengah.

4. Peran Manajerial pengelola keuangan berpengaruh terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa peran manajerial sangat penting dalam mencapai target kinerja pemerintah daerah kabupaten aceh tengah.

1. Keterbatasan

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menggunakan partisipasi anggaran, sistem informasi akuntansi dan peran manajerial, diduga masih banyak faktor-faktor lain yang

mempengaruhi kinerja seperti budaya organisasi dan sistem pengendalian intern.

2. Responden penelitianini hanya Kepala SKPK sebagai Pengguna Anggaran, sebaiknya kedepan bisa ditambah dengan pejabat-pejabat teknis lainnya. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah untuk meningkatkan kinerja pemerinah kabupaten adanya partisipasi anggaran, sistem informasi akuntansi dan peran manajerial sehingga target yang ingin dicapai pemerintah kabupaten setiap tahunnya akan tercapai.

Nilai Koefisien determinasi (R2) sebesar 0.599 menunjukkan masih ada variabel lain yang diduga mempengaruhi kinerja pemerintah daerah. Penelitian selanjutnya diharapkan memasukkan variabel yang diduga berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah seperti serapan anggaran.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukriy. 2008.

http://syukriy.wordpress.com/2008/12/

25/

partisipatif-di-penganggaran- pemerintahan-dan-bisnis-perbedaan-dan-isu-isu-penelitian.

Abdullah, Syukriy. 2012.

(11)

21 - Volume 4, No. 4, November 2015 2005. Management Control System. Jakarta: Salemba Empat.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmosudirjo, Slamet Prayudi. 1997.

Administrasi dan Managemen Umum.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Bastian, Indra. 2007. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Cooper, Donald and Pamela Schindler. 2006.

Marketing Research (International Edition). Boston: McGraw Hill.

Donnelly. Mike, John F. Dalrymple, dan Ivan P. Hollingsworth. 1994. The Use and Development of Information Systems and Technology in Scottish Local Government. International Journal of Public Sector Management. Vol. 7 No. 3: 4-15.

Dwiyanto, Agus Pratini. 2006. Reformasi

Birokrasi Publik di Indonesia.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Herminingsih. 2009. Partisipasi dalam Penganggaran dan Peran Manajerial

Pengelola Keuangan Daerah

terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Demak). Tesis. Semarang: Program Pasca sarjana Universitas Diponegoro.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1998.

Metodogi Penelitian Bisnis.

Yogyakarta: BPFE.

Kementrian Keuangan. 2013. Perencanaan dan

Penganggaran. Jakarta.LAN. 1999.

Pedoman Penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. Jakarta: LAN.

Kumorotomo, Wahyudi. 1996. Etika Administrasi Negara. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kumorotomo, Wahyudi dan Erwan Agus Purwanto. 2005. Anggaran Berbasis Kinerja, Konsep dan Aplikasinya.

Magister Administrasi Publik. Yogyakarta: UGM.

Kusrini dan Andri Koniyo. 2007. Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic & Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Andi.

Kuncoro, Mudrajarad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Mahsun, Mohammad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.

McKeen. J.D, T. Guaimares & J.C. Wetherbe. 1994. The Relationship between User Participation and User Satisfaction: An Investigation of Four Contingency Factors. MIS Quartely Vol. 18 4: 427-451.

Mintzberg, H, 1973, The Nature of Manajement

Work, Harper Row: New York

Palmer, J. 1991. Information Technology at Your Service. Personnel Management. Vol. 23 No. 6: 57-60.

Rama, Dasaratha V. dan Frederick L. Jones. 2006. Sistem Informasi Akuntansi Buku 1. Terjemahan oleh M. Slamet Wibowo. Jakarta: Salemba Empat.

(12)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 22 ---, 2007. Permendagri No. 59 Tahun

2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah.

---, 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.

---, 2011. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Pemerintah Aceh.

---, 2013. Kementrian Dalam Negeri. http://www.kemendagri.go.id

/pages/sipkd/sistem-informasi-pengelolaan-keuangan-daerah-sipkd.

---, 2014. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.

Ratnawati, Jul dan Petrus, Arnold C.W. 2011. Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah dan Fungsi Pemeriksaan Intern serta Pengaruhnya terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Dian. Vol. 11 No. 2:182-191.

Robbins, Stephern P. 1998. Organization Behavior, Concepts, Controversies,

Application. Seventh Edition.

Englewood Cliffs. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Rohman, Abdul. 2007. Pengaruh Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah dan Fungsi Pemeriksaan Intern terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. (Survey pada Pemda Kota,

Research Methods for Business-A Skill Building Approach. 5th Edition. Wiley.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. Edisi 4 buku 1. Terjemahan Yon, Kwan. Jakarta: Salemba Empat.

---, 2006. Research Methods for Business.Edisi 4 buku 2. Terjemahan Yon, Kwan. Jakarta: Salemba Empat.

Suhartono, Erhmann. 2004. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Pemerintah Daerah dengan Motivasi sebagai Variabel Pemoderasi. Tesis. Tidak di Publikasikan

Susilatri, Amaris, Rusli, Tanjung dan Surya Pebrina. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah Kota Pekan Baru.

Jurnal Ekonomi. Vol. 18 No. 2:121-132.

Susanto, Azhar. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Gramedia.

Soetrisno. 2010. Pengaruh Partisipasi, Motivasi dan Pelimpahan Wewenang dalam Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial. Tesis. Semarang: Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.

Tuaskial, Askam. 2008. Pengaruh Pengawasan, Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan dan Pengelolaan Keuangan terhadap Kinerja Unit Satuan Kerja Pemerintah Daerah. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, Vol 10 No 1:66.

Thoyib Armanu. 2005. Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi dan Kinerja: Pendekatan Konsep, Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.7

Gambar

Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaannya begitu mudah serta bentuk alat yang ringkas, sehingga pada saat membeli kabel kita dapat menguji langsung kabel tersebut apakah layak pakai atau tidak, dan tidak

IX Solok

Selain itu model active learning dengan tipe Team Quiz juga menuntut peserta didik untuk terlibat aktif didalam setiap proses pembelajaran karena metode ini

Pemesanan Barang Analisis yang dilakukan pada pemesanan barang meliputi jumlah barang dipesan yang dapat dilihat per departemen, barang, kategori, jenis, plan, periode

Negara yang memiliki sistem ekonomi politik yang inklusif akan berpotensi menjadi negara kaya, sedangkan negara yang memiliki sistem ekonomi politik yang ekstraktif tinggal

koefisien determinasi pada hasil estimasi tersebut dapat diketahui bahwa 40,77 persen keragaman penerimaan mahasiswa baru jenjang strata 1 di kampus STMIK Atma

 Adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, namun belum memiliki nilai

From the generic structure, what make big different is that analytical exposition ends with paragraph to strengthen the thesis while hortatory makes