• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends pada Siswa Kelas V Semester I SD N 02 Ngadirojo Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends pada Siswa Kelas V Semester I SD N 02 Ngadirojo Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali T"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Ngadirojo Kecamatan Ampel

Kabupaten Boyolali pada kelas V dengan jumlah 30 siswa.Penelitian ini terdiri

dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II masing masing siklus terdiri dari dua

pertemuan. Gambaran pelaksanaan penelitian diuraikan sebagai berikut.

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Kondisi Awal

Kondisi awal adalah keadaan siswa sebelum dilaksanakan tindakan. Hasil

wawancara dan hasil observasi yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 02

Ngadirojo Kecamatan Ampel Kabupaten boyolali tahun pelajaran 2016 / 2017

yang dengan jumlah 30 siswa menunjukan bahwa hasil belajar PKn masih rendah.

Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn sebelumnya

yang menunjukan sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu≥60.

Berikut ini adalah data hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan :

Tabel 4.1

Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran PKn

Kelas V SD N 02 Ngadirojo Sebelum Dilaksanakan Tindakan

No Interval Frekuensi Persentase ( % )

1 85–95 2 6,67

2 74–84 3 10

3 63–73 7 23,33

4 52–62 5 16,67

5 41–51 10 33,33

6 30–40 3 10

(2)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijabarkan hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan

tindakan pada mata pelajaran PKn didapatkan sebanyak 3 siswa berada pada

interval 30- 40 atau 10%, 10 siswa berada pada interval 41- 51 atau 33,33%, 5

siswa berada pada interval 52– 62 atau 16,67 %, 7 siswa berada pada interval 63

– 73 atau 23,33%, 3siswa berada pada interval 74 – 84 atau 10% dan 2 siswa

berada pada interval 85 – 95 atau 6,67%. Dari tabel diatas diperoleh nilai

tertinggi yaitu 87 dan nilai yang terendah adalah 32.

Selain diperolah frekuensi hasil ulangan harian siswa juga diperoleh data

ketuntansan belajar siswa. Berikut ini adalah data ketuntasan hasil belajar siswa

yang disajikan dalam tabel 4.2

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Sebelum Dilaksanakan Tindakan

No Ketuntasan Jumlah Persentase %

1 Tuntas (≥ KKM 60) 18 60

2 Belum Tuntas ( < KKM 60 ) 12 40

Ratarata 59

Skor maksimal 87

Skor minimal 32

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan perbandingan siswa yang telah mecapai

Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu ≥60 sebanyak 18 siswa atau 60%

sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 12 siswa atau 40% . Nilai

tertinggi yang diperoleh adalah 87 sedangkan nilai terendah adalah 32.

Berikut ini disajikan diagram 4.2 yaitu data ketuntasan hasil belajar siswa

(3)

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sebelum Dilaksanakan Tindakan

Dari tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

siswa belum mencapai KKM. Dari hasil observasi sebagian besar siswa tersebut

belum mencapai KKM dikarenakan memiliki kekurangan dalam memahami

materi yang disampaikan guru. Pada pelaksanaan pembelajaran guru hanya

menggunakan model pembelajaran ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam

pembelajaran selain itu siswa juga terlihat bosan dan tidak antusias.

Kemampuan siswa satu dengan yang lain berbeda beda, dari 30 siswa

dikelas V hanya 18 siswa yang mencapai KKM sedangkan 12 siswa lainya tidak

mencapai KKM jika guru menggunakan model ceramah. Jadi metode maupun

model pembelajaran sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Proses

pembelajaran yang tidak menggunakan metode ataupun model yang menarik

dapat membuat siswa cepat bosan dan akhirnya berdampak pada rendahnya hasil

belajar siswa.

Dari data hasil belajar siswa dapat dilihat hasil belajar siswa kelas V SD

Negeri 02 Ngadirojo masih rendah, oleh karena itu peneliti melakukan Penelitian

Tindakan Kelas ( PTK ) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time

60 % Tuntas 40%

Belum Tuntas

(4)

Token Arends untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02

Ngadirojo.

4.2.2 Diskripsi Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus I mengambil Standar Kompetensi

2.Memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah dengan

Kompetensi Dasar 2.2 Memberikan contoh peraturan perundang-undangan tingkat

pusat dan daerah, seperti pajak, anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok.

Penelitian pada siklus 1 dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 05 Desember 2016 dan selanjutnya

pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu 07 Desember 2016. Tahap

pelaksanaan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut :

4.2.2.1 Perencanaan

Tahap perencanaan diawali dengan meminta izin kepada kepela sekolah

SD Negeri 02 Ngadirojo untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).

Selain kepada kepala sekolah, peneliti juga meminta izin kepada guru kelas V

untuk mengadakan penelitian pada mata pelajaran PKn.

Setelah tahap pertama yaitu meminta izin baik kepada kepala sekolah

maupun guru kelas, selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas

V dengan mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi tentang subyek

penelitian yaitu siswa kelas V. Setelah itu peneliti dan guru kelas berdiskusi

mengenai materi pembelajaran serta Standar kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (SK) yang akan digunakan untuk penelitian. Langkah berikutnya peneliti

melaksanakan observasi di kelas V pada mata pelajaran PKn dan bertanya tentang

kendala yang dihadapi guru ketika mengajar PKn serta meminta hasil belajar PKn

pada materi sebelumnya.

Dari permasalahan yang dialami guru tersebut perencanaan yang akan

dilaksanakan dalam siklus 1 untuk meningkatkan hasil belajar PKn kelas V SD

(5)

1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan media yang akan

digunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token

Arends

2. Melaksakankan penelitian dalam dua siklus dan masing masing siklus

terdiri dari dua pertemuan

3. Menyusun instrumen observasi yang digunakan sebagai panduan dalam

mengamati pelaksanaan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe

Time Token Arends

4. Menyusun alat penilaian berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa ( LKS )

yang digunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa.

Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti dan guru berdiskusi tentang model

pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends. Dalam diskusi ini peneliti bertukar

pendapat dengan guru tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Peneliti juga melaksanakan uji coba instrument di SD yang berbeda yaitu SD Negeri

02 Ngadirojo untuk menentukan soal yang valid dan reliable.

4.2.2.2 Pelaksanaan Pertemuan 1

Pertemuan pertama pada siklus 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 05

Desember 2016 dengab alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Pada

pertemuan pertama ini mengambil indicator 1. Menjelaskan pengertian peraturan

pusat dan daerah serta indicator 2. Mendiskripsikan alasan pentingnya peraturan

pusat dan daerah. Tindakan dilaksanakan oleh guru kelas menggunakan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya sedangkan peneliti bertugas

sebagai observer. Tahap observasi yang dilakukan peneliti dilaksanakan setiap

pertemuan pada saat pembelajaran PKn berlangsung. Kegiatan observasi ini

bertujuan untuk mengetahui apakah sintaks model pembelajaran Time Token Arends

dilaksanakan dengan baik ataupun sebaliknya.

(6)

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal atau kegiatan pendahuluan beralokasi waktu 5 menit.

Kegiatan awal ini dimulai dengan guru memberikan salam kepada siswa

selanjutnya guru bersama siswa berdoa bersama, dilanjutkan denga guru

melakukan presensi siswa, guru melaksanakan apersepsi dengan mengajukan

beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, guru

menyampaikan tujuan serta gambaran kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti beralokasi waktu 55 menit dan terdiri dari tiga tahap yaitu

eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru menggali

pengetahuan siswa dengan melakukan tanya jawab tentang materi yang dipelajari.

Setelah itu guru menjelaskan materi tentang pengertian peraturan pusat dan daerah

serta pentingnya mematuhi peraturan secara singkat.

Tahap kedua yaitu tahap elaborasi diawali dengan membagi siswa dalam 5

kelompok. Setelah kelompok terbentuk siswa dibacakan aturan aturan yang harus

disepakati dalam belajar berkelompok. Masing masing anggota dalam kelompok

diberikan kupon berbicara serta setiap kelompok diberikan satu LKS untuk

didiskusikan. Walaupun telah dibacakan aturan yang harus disepakati, tampak

beberapa siswa masih kurang focus pada saat diskusi sehingga terkadang guru

harus mengingatkan aturan yang telah disepakati. Diskusi juga masih didominasi

oleh anggota tertentu saja. ketika diskusi telah selesai, tiba waktunya untuk

mempresentasikan hasil diskusi. Perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi

dan siswa yang lain diminta untuk menanggapi dengan menyerahkan kupon

berbicara jika ingin berpendapat dengan waktu 1 menit. Terlihat masih banyak

siswa yang enggan menyampaikan pendapatnya dengan alasan malu maupun tidak

berani. Maka dari itu guru membimbing siswa agar mau mengutarakan pendapat

mereka salah satunya dengan menunjuk secara acak anggota kelompok untuk

memberikan pendapatnya. Suasana mulai berubah ketika ada beberapa siswa yang

mulai yakin menyampaikan pendapatnya apalagi setelah kelompok yang paling

(7)

Tahap ketiga yaitu tahap konfirmasi yang dimulai dengan siswa dibimbing

untuk menarik kesimpulan hasil diskusi. Siswa diberi motivasi agar pembelajaran

selanjutnya lebih aktif lagi. Dan bagi siswa yang sudah terlibat dengan aktif

diberikan penghargaan berupa tepuk tangan.

c. Kegiatan Akhir atau Penutup

Tahap yang terakhir adalah kegiatan penutup. Siswa diberi kesempatan

untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Setelah itu dengan dibantu guru

siswa menarik kesimpulan tentang materi yang dipelajari selama pembelajaran

berlangsung. Selanjutnya guru menutup pelajaran denga salam.

Pertemuan 2

pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 07 Desember 2016

dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Pada pertemuan kedua

ini mengambil indicator 3. Menyebutkan contoh peraturan perundang undangan

pusat dan daerah serta 4. Menyebutkan tata urutan peraturan perundang

undangan.tindakan dilakukan oleh guru kelas sementara peneliti bertindak sebagai

observer.

a. Kegiatan awal

Kegiatan awal atau pendahuluan beralokasi waktu 10 menit. Dimulai

dengan guru mngucapkan salam kepada siswa, berdoa bersama siswa, guru

melakukan presensi dan kemudian melaksanakan apersepsi dengan bertanya

jawab dengan siswa tentang materi yang akan dipelajari. Tidak lupa guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi yang akan

dipelajari.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilaksanakan dengan alokasi waktu 50 menit yang terdiri dari

tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi

dumulai dengan siswa diminta menyebutkan peraturan yang ada di daerah

(8)

yaitu tentang contoh peraturan peraturan perundang undangan tingkat pusat

dan daerah serta tata urutan peraturan perundang undangan.

Pada tahap kedua atau elaborasi siswa membentuk kelompok diskusi yaitu

5 kelompok. Seperti pertemuan pertama siswa dibacakan aturan yang harus

disepakati dan setelahnya masing masing anggota dalam kelompok diberikan

kupon berbicara. Masing masing kelompok diberikan LKS untuk didiskusikan

tentang contoh peraturan perundang undangan tingkat pusat dan daerah serta

tata urutan peraturan perundang undangan. Pada saat berkelompok, guru

mengkoordinasi kelompok agar diskusi dapat berjalan lebih baik dari

pertemuan 1. Masing masing siswa dalam kelompok diminta mencatat

jawabannya dalam buku catatan. Guru membimbing siswa agar saling

menghargai jika teman dalam satu kelompok mengungkapkan pendapatnya.

Masih sama seperti pertemuan sebelumnya, terlihat beberapa anak masih

menddominasi dalam kelompok. Setelah selesai berdiskusi, perwakilan

kelompok menyampaikan hasil diskusi dan siswa dari kelompok lain berhak

menanggapi dengan menyerahkan kupon berbicara dengan durasi 1 menit. Sesi

berbicara dengan kupon ini diutamakan kepada siswa yang masih sedikit atau

belum menggunakan kupon berbicara pada pertemuan sebelumnya. Guru

memberikan hadiah berupa bintang bagi kelompok yang paling banyak

menggunakan kupon berbicara.

Tahap yang ketiga atau konfirmasi diawali dengan siswa dengan dibantu

guru menarik kesimpulan hasil diskusi. Siswa yang masih belum aktif

deberikan motivasi agar lebih aktif lagi serta bagi siswa yang sudah aktif

diberikan penghargaan berupa tepuk tangan.

c. Kegiatan Akhir atau Penutup

Pada kegiatan akhir siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang

materi yang belum jelas. Kemudian siswa dengan dibantu guru menarik

kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari dan mencatatnya di buku

catatan. Pada pertemuan 2 ini dilakukan evaluasi hasil belajar dengan

memberikan tes pilihan ganda untuk dikerjakan. Setelah semua selesai

(9)

4.2.2.3 Hasil Observasi

Observasi atau pengamatan dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Hal yang diamati atau diobservasi adalah kinerja guru dan aktivitas

siswa dalam pembelajaran.

a. Kinerja Guru

Kinerja guru yang diamati adalah aktivitas guru dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends.

Aspek yang diamati dari kinerja guru berjumlah 17 item pada pertemuan 1

dan 18 item pada pertemuan 2 dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan

model Time Token Arends. Setiap item dinilai menggunakan skor mulai dari yang

terendah yaitu 0 hingga yang skor yang tertinggi yaitu 4. Skor 0 diberikan apabila

item observasi tidak dilaksanakan sama sekali, berikutnya skor 1 apabila item

dilaksanakan tetapi termasuk kategori sangat kurang, skor 2 diberikan apabila

item observasi dilaksanakan namun masuk ke dalam kategori kurang, skor 3

diberikan apabila item observasi dilaksanakan tetapi termasuk kategori cukup

baik, dan yang terakhir adalah skor 4 yang diberikan apabila guru melaksanakan

item observasi sangat baik.

Rata rata skor akhir pada pertemuan 1 dan 2 adalah 84. Pembelajaran

menggunakan model Time Token Arends dilaksanakan dengan baik. Hal ini

nampak pada saat guru memulai pembelajaran dengan memberikan salam,

melakukan presensi dan apersepsi serta menyampaikan materi yang akan

dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada kegiatan inti guru

melaksanakan pembelajaran dengan sintaks Time Token Arends secara runtut.

Pada kegiatan akhir guru mengajak semua siswa untuk menarik kesimpulan

bersama sama, melakukan evaluasi dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

b. Aktivitas Siswa

Pada observasi siswa yang diamati adalah keaktifannya dalam pembelajaran

menggunakan model Time Token Arends. Masih sama dengan lembar observasi

guru, observasi siswa dilakukan dengan memberikan skor antara 0 sampai dengan

(10)

sama sekali, skor 1 diberikan apabila item dilaksanakan tetapi termasuk kategori

sangat kurang, skor 2 diberikan apabila item observasi dilaksanakan namun masuk

ke dalam kategori kurang, skor 3 diberikan apabila item observasi dilaksanakan

tetapi termasuk kategori cukup baik, dan yang terakhir adalah skor 4 yang diberikan

apabila guru melaksanakan item observasi sangat baik.

Rata rata hasil observasi pertemuan I dan pertemuan II adalah 55. Dapat

dikatakan bahwa kegiatan siswa pada pertemuan I dan pertemuan II termasuk

sedang. Hal ini terlihat bahwa siswa mulai aktif namun belum maksimal dalam

kegiatan belajar khususnya saat menanggapi hasil diskusi menggunakan kupon

berbicara.

4.2.2.4 Hasil Belajar

Hasil belajar pada siklus 1 didapatkan dari evaluasi belajar siswa yang

berupa soal pilihan ganda yang dilaksanakan pada pertemuan kedua. Nilai

evaluasi siswa adalah ukuran keberhasilan penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan di SD Negeri 02 Ngadirojo. Hasil evaluasi tersebut kemudian

dianalisa untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran menggunakan

model Time Token Arends yang dilaksanakan pada siklus 1 dengan mengacu pada

KKM yaitu≥60.

Hasil evaluasi pada siklus 1 ini masih terdapat beberapa siswa kelas V

yang masih memperoleh nilai dibawah KKM. Berikut adalah hasil evaluasi siswa

(11)

Tabel 4.3

Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo Pada Siklus 1

No Interval Frekuensi Persentase ( % )

1 95–100 0 0

2 84–94 3 10

3 73–83 5 16,67

4 62–72 11 36,66

5 51–61 5 16,67

6 40–50 6 20

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijabarka hasil evaluasi siswa kelas V pada

mata pelajaran PKn diperoleh 6 siswa berada pada interval 40 – 50 atau 20%, 5

siswa berada pada interval 51–61 atau 16,67 %, 11 siswa berada pada interval 62

– 72 atau 36,66%, 5 siswa berada pada interval 73 – 83 atau 16,67%, 3 siswa

berada pada interval 84 – 94 atau 10% sedangkan yang terakhir tidak ada siswa

berada pada interval 95–100 atau 0%. Hasil evaluasi menunjukkan nilai tertinggi

adalah 90 sedangkan nilai terendah adalah 45.

Selain hasil evaluasi siswa,juga didapatkan data ketuntansan belajar

siswa. Berikut ini adalah data ketuntasan siswa pada siklus 1 SD Negeri 02

Ngadirojo :

Tabel 4.4

Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo Pada Siklus 1

No Ketuntasan Jumlah Persentase %

1 Tuntas (≥ KKM 60) 22 73,33

2 Belum Tuntas ( < KKM 60 ) 8 26,67

Rata–rata 66,03

Skor maksimal 90

(12)

Berdasarkan tabel 4.4 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar atau

KKM ≥60 sebanyak 22 siswa atau 73,33 %. Sedangkan yang belum mencapai

ketuntasan belajar atau KKM≥60 sebanyak 8 siswa atau 26,67 %.

Berikut disajikan diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 :

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo

4.2.2.5 Refleksi

Setelah pelaksanaan siklus 1 selesai dilanjutkan dengan melakukan refleksi

untuk mengetahui kekurangan kekurangan pada pelaksanaan siklus 1 yang

nantinya diperbaiki pada siklus 2. Adapun permasalahan yang didapat pada siklus

1 adalah sebagai berikut :

1. Siswa masih terlihat bingung dengan model pembelajaran

2. Diskusi dalam kelompok masih didominasi beberapa siswa tertentu saja

sehingga anggota kelompok yang lain masih pasif.

3. Siswa masih ragu ragu untuk menyampaikan pendapat

4. Waktu yang digunakan belum efisien

73,33% Tuntas 26, 67%

Belum Tuntas

(13)

4.2.3 Diskripsi Siklus 2

Pelaksanaan siklus 2 tidak jauh berbeda dari pelaksanaan siklus 1. Siklus 2

dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama yaitu hari Jumat 9

Desember 2016 sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal

10 Desember 2016. Pada siklus 2 ini menggunakan Standar Kompetensi dan

Kompentensi Dasar yang sama dengan siklus 1 hanya indikatornya yang berbeda.

Adapun tahap dalam pelaksanaan siklus 2 adalah sebagai berikut.

4.2.3.1 Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus 2 diawali dengan memperhatikan

permasalahan atau kekurangan yang didapati pada siklus 1. Kekurangan atau

permasalahan pada siklus 1 menjadi dasar dalam melaksanakan tindakan pada

siklus 2 agar tindakan yang dilaksanakan berjalan dengan lebih baik.

Dari permasalahan atau kekurangan yang didapat dalam pelaksanaan

siklus 1 maka peneliti menyusun rencana untuk memperbaiki hasil belajar PKn

pada siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo. Perencanaan yang dalam

melaksanakan tindakan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan hasil refleksi pada

siklus1 serta mencari pemecahan masalah untuk memperbaiki kekurangan

pada siklus 1

2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan media yang akan

digunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token

Arends

3. Melaksakankan penelitian dalam dua siklus dan masing masing siklus

terdiri dari dua pertemuan

4. Menyusun instrumen observasi yang digunakan sebagai panduan dalam

mengamati pelaksanaan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe

Time Token Arends

5. Menyusun alat penilaian berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa ( LKS )

(14)

Sebelum melaksanakan siklus 2 peneliti berdiskusi dengan guru kelas tentang

pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Peneliti juga

memaparkan permasalahan atau kekurangan yang didapat dari siklus 1 untuk

saling bertukat pendapat mencari solusinya. Tidak lupa peneliti dan guru kelas

juga berdiskusi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan

dalam siklus 2 ini agar lebih baik dari siklus1.

4.2.3.2 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan 1

Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 09

Desember 2016 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Indicator

yang digunakan dalam pertemuan pertama ini antara lain 5. Menyebutkan akibat

jika tidak mematuhi peraturan perundang undangan serta indicator 6.

Menyebutkan akibat jika mematuhi peraturan perundang undangan. Dalam

pelaksanaan pertemuan pertama yang melaksanakan tindakan adalah guru kelas

sedangkan peneliti bertindak sebagai observer. Tahap observasi yang dilakukan

peneliti dilaksanakan setiap pertemuan pada saat pembelajaran PKn berlangsung.

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama pada siklus II adalah sebagai

berikut :

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal beralokasi 10 menit dimulai dengan guru

mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan berdoa bersama, guru

melaksanakan presensi, kemudian guru mulaksanakan apersepsi dengan

member pertanyaan kepada siswa terkait materi yang akan dipelajari,

selain itu guru juga menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

b. Kegiatan inti

Kegiatan inti dilaksanakan dengan alokasi waktu 50 menit yang

terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Tahap

pertama yaitu eksplorasi dimulai dengan siswa diminta mengamati gambar

(15)

situ guru menggali kemampuan siswa dengan melakukan tanya jawab

berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang akibat tidak

mematuhi peraturan perundang undangan dan akibat yang didapat jika

mematuhi peraturan perundang undangan. Setelah bertanya jawab guru

memaparkan sedikit materi tentang akibat jika tidak mematuhi dan akibat

jika mematuhi peraturan lalu lintas tersebut.

Berlanjut ke tahap yang kedua yaitu elaborasi, siswa diminta

berkelompok sesuai kelompok pada siklus 1. Masing masing siswa

diberikan kupon untuk berbicara dan LKS tentang tentang akibat tidak

mematuhi peraturan perundang undangan dan akibat yang didapat jika

mematuhi peraturan perundang undangan untuk didiskusikan. Sebelum

berdiskusi guru mengingatkan siswa perihal aturan yang harus disepakati

seperti pada pelaksanaan pembelajaran PKn sebelumnya. Pada saat diskusi

guru berkeliling untuk membantu siswa jika ada yang ingin ditanyakan.

Pada diskusi kali ini guru meminta siswa yang masih pasif untuk

berpendapat dan siswa terlibat aktif mencatat pendapatnya. Awalnya siswa

yang diminta berpendapat terlihat enggan melaksanakan perintah guru,

namun guru memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa berani

mengemukakan pendapatnya.Siswa yang aktif diminta untuk

menyampaikan pendapat yang telah dicatat ke teman teman yang lain agar

waktu yang digunakan lebih efisien. Selanjutnya perwakilan siswa diminta

mempresentasikan hasil diskusi. Setelah selesai mempresentasikan hasil

diskusi, guru memberikan kesempatan kepada siswa yang aktif untuk

menyampaikan apa saja yang didapatkan pada kelompoknya dan meminta

siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan menggunakan kupon

berbicara dengan durasi 1 menit. Seperti pertemuan siklus 1 bagi

kelompok yang aktif diberikan hadiah berupa bintang.

Tahap ketiga yaitu konfirmasi, siswa dengan dibantu guru menarik

kesimpulan hasil diskusi. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar

(16)

peningkatan dan terlibat aktif dalam peembelajaran diberikan penghargaan

berupa tepuk tangan.

c. Kegiatan Akhir atau Penutup

Kegiatan akhir atau penutup dilaksanakan dengan alokasi waktu 10

menit diawali dengan siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang

materi yang belum dipahami, dilanjutkan dengan siswa dengan dibantu

guru menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Kesimpulan

yang telah dibuat kemudian dicatat dalam buku catatan siswa.

Pembelajaran diakhiri dengan guru mengucapkan salam penutup.

Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 10 Desember 2016

dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Pada pertemuan kedua

ini mengambil indicator 7. Menentukan sikap dalam menegakkan peraturan

perudang undangan. Tindakan dilaksanakan oleh guru kelas sedangkan peneliti

bertindak sebagai observer.

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama pada siklus II adalah sebagai

berikut :

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal atau pendahuluan beralokasi waktu 10 menit.

Dimulai dengan guru mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan

berdoa bersama, guru melaksanakan presensi, kemudian guru

mulaksanakan apersepsi dengan member pertanyaan kepada siswa terkait

materi yang akan dipelajari, selain itu guru juga menyampaikan materi

yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta

manfaat mempelajari materi yang akan disampaikan.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilaksanakan dengan alokasi waktu 50 menit yang

terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap

perama yaitu eksplorasi siswa diminta untuk mengamati gambar polisi

mengatur lalu lintas pada buku pelajaran PKn. Guru bertanya jawab

(17)

sikap dalam menegakkan peraturan perudang undangan. Dilanjutkan guru

memaparkan sedikit materi yang akan dipelajari.

Tahap kedua yaitu elaborasi siswa dibentuk kedalam kelompok

yang baru. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa belajar bekerja sama

dengan teman teman yang lain. Setelah berkelompok siswa dibacakan

aturan yang harus disepakati dan guru memastikan bahwa semua siswa

mengerti tentang peraturan yang dibacakan. Setiap siswa dalam setiap

kelompok diberikan kupon berbicara serta setiap kelompok diberikan LKS

tentang menentukan sikap dalam menegakkan peraturan perudang

undangan. untuk didiskusikan. Tampak bahwa selama diskusi berlangsung

siswa yang aktif lebih banyak mencatat dan mendengarkan dan juga

memberikan masukan masukan pada jawaban teman satu kelompok. Ada

juga kelompok yang mewajibkan setiap anggota kelompok menuliskan

jawaban masing masing lalu menyatukan jawaban mereka. Seperti pada

siklus 1 setelah berdiskusi perwakilan keompok diminta untuk

mempresentasikan hasil diskusi. Kali ini disepakati bahwa yang

membacakan hasil diskusi adalah siswa yang kurang aktif dan kurang

berani. Siswa lain ditunjuk secara bergantian menanggapi hasil diskusi

kelompok menggunakan kupon berbicara dengan durasi 1 menit. Guru

memberikan bintang kepada kelompok yang paling sering dan tepat dalam

memberikan tanggapan.

Memasuki tahap ketiga yaitu konfirmasi, siswa dengan dibantu

guru menarik kesimpulan hasil diskusi. Guru memberikan motivasi kepada

siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran. Bagi siswa yang sudah

mengalami peningkatan dan terlibat aktif dalam peembelajaran diberikan

penghargaan berupa tepuk tangan.

c. Kegiatan Akhir atau Penutup

Pada kegiatan akhir ini dilaksanakan dengan alokasi waktu 10

menit diawali dengan siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang

materi yang belum dipahami, dilanjutkan dengan siswa dengan dibantu

(18)

yang telah dibuat kemudian dicatat dalam buku catatan siswa. Sebelum

menutup pembelajaran guru memberikan soal evaluasi berupa pilihan

ganda untuk dikerjakan. Pembelajaran diakhiri dengan guru mengucapkan

salam penutup.

4.2.3.3 Hasil Observasi

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung pada

pertemuan 1 dan pertemuan 2. Dalam siklus II ini yang diamati adalah seluruh

proses pembelajaran yaitu kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran

menggunakan model kooperatif tipe Time Token Arends.

a. Kinerja Guru

Kinerja guru yang diamati adalah aktivitas guru dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends.Sama seperti pada siklus 1

keseluruhan aspek yang diamati dari kinerja guru berjumlah 17 item pada

pertemuan 1 dan 18 item pada pertemuan 2, dalam pelaksanaan pembelajaran

menggunakan model Time Token Arends. Setiap item dinilai menggunakan

skor mulai dari yang terendah yaitu 0 hingga yang skor yang tertinggi yaitu 4.

Skor 0 diberikan apabila item observasi tidak dilaksanakan sama sekali,

berikutnya skor 1 apabila item dilaksanakan tetapi termasuk kategori sangat

kurang, skor 2 diberikan apabila item observasi dilaksanakan namun masuk ke

dalam kategori kurang, skor 3 diberikan apabila item observasi dilaksanakan

tetapi termasuk kategori cukup baik, dan yang terakhir adalah skor 4 yang

diberikan apabila guru melaksanakan item observasi sangat baik.

Rata rata skor observasi pada pertemuan 1 dan 2 adalah 92,5.

Pembelajaran menggunakan model Time Token Arends dilaksanakan dengan

baik sekali. Hal ini nampak pada satt guru memulai pembelajaran dengan

memberikan salam, melakukan presensi dan apersepsi serta menyampaikan

materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada

kegiatan inti guru melaksanakan pembelajaran dengan sintaks Time Token

Arends secara runtut. Guru juga memberikan hadiah berupa bintang bagi

kelompok yang aktif dan bagi siswa yang aktif diberikan penghargaan berupa

(19)

kesimpulan bersama sama, meminta siswa untuk memcatat kesimpulan materi,

melakukan evaluasi dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

b. Aktivitas Siswa

Observasi dilaksanakan dengan mengamati aktivitas siswa pada saat

pembelajaran dengan menggunakan model Time Token Arends. Aspek yang

diamati mulai dari keaktifan siswa selama proses pembelajaran hingga

antusisas siswa dalam pembelajaran. Seperti pada siklus 1 observasi siswa

dilakukan dengan memberikan skor antara 0 sampai dengan 4. Skor terendah

yaitu 0 diberikan apabila siswa tidak melakukan item observasi sama sekali,

skor 1 diberikan apabila item dilaksanakan tetapi termasuk kategori sangat

kurang, skor 2 diberikan apabila item observasi dilaksanakan namun masuk ke

dalam kategori kurang, skor 3 diberikan apabila item observasi dilaksanakan

tetapi termasuk kategori cukup baik, dan yang terakhir adalah skor 4 yang

diberikan apabila guru melaksanakan item observasi sangat baik. Berikut ini

adalah hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 2

Rata rata skor pada pertemuan pertama dan kedua adalah 72. Terlihat

adanya peningkatan dari siklus sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa hasil

belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan model Time token Arends

sangat baik.

4.2.3.4 Hasil Belajar

Hasil belajar siswa didapatkan dari hasil evaluasi yang dikerjakan siswa

pada pertemuan 2. Hasil evaluasi ini adalah ukuran keberhasilan penelitian

tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 02 Ngadirojo. Hasil dari evaluasi

yang dikerjakan siswa kemudian dianalisa untuk mengeahui tingkat keberhasilan

dari pembelajaran menggunakan model Time Token Arends yang dilaksanakan

pada siklus 2.

Hasil belajar pada siklus 2 ini terbilang memuaskan sebab semua siswa

telah mencapai KKM. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo pada

pelajaran PKn dengan model Time Token Arends dapat dilihat pada tabel berikut

(20)

Tabel 4.5

Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo Pada Siklus II

No Interval Frekuensi Persentase ( % )

1 95–100 0 0

2 84–94 3 10

3 73–83 13 43,33

4 62–72 10 33,33

5 51–61 4 13,34

6 40–50 0 0

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dijabarkan hasil evaluasi siswa kelas V pada

mata pelajaran PKn diperoleh 0 atau tidak ada siswa yang berada pada interval

40– 50 atau 0%, 4 siswa berada pada interval 51– 61 atau 13,34%, 10 siswa

berada pada interval 62 – 72 atau 33,33%, 13 siswa berada pada interval 73 –83

atau 43,33%, 3 siswa berada pada interval 84 – 94 atau 10% sedangkan yang

terakhir tidak ada siswa yang berada pada interval 95 – 100 atau 0%. Hasil

evaluasi menunjukkan nilai tertinggi adalah 93 sedangkan nilai terendah adalah

62.

Selain hasil evaluasi siswa,juga didapatkan data ketuntansan belajar

siswa. Berikut ini adalah data ketuntasan siswa pada siklus 2 SD Negeri 02

(21)

Tabel 4.6

Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo Pada Siklus II

No Ketuntasan Jumlah Persentase

1 Tuntas (≥ KKM 60) 30 100%

2 Belum Tuntas ( < KKM 60 ) 0 0

Rata–rata 73

Skor maksimal 93

Skor minimal 62

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diperoleh data semua siswa kelas V pada mata

pelajaran PKn dengan jumlah siswa sebanyak 30 telah mencapai ketuntasan

belajar KKM≥60. Nilai tertingginya 93 dan nilai terendah adalah 62.

Berikut disajikan diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II :

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo

4.2.3.5 Refleksi

Dalam pelaksanaan siklus 2 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Time Token Arends pada siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo secara

keseluruhan sudah sangat baik. Permasalahan yang didapatkan dari siklus 1 telah

dilakukan perbaikan pada siklus 2. Misalnya siswa yang belum aktif diberikan

100% Tuntas

(22)

dorongan agar mau menyampaikan pendapatnya. Dari hasil evaluasi yang

dilaksanakan pada pertemuan ke dua, seluruh siswa telah mencapai KKM≥60.

4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends jika dibandingkan mulai

dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dikatakan bahwa siswa mengalami

peningkatan hasil belajar yang signifikan. Hasil belajar siswa pada kondisi awal

menunjukkan bahwa 12 dari 30 siswa belum mencapai KKM yaitu ≥60. Hasil

belajar siswa pada siklus 1 mengalami peningkatan yaitu 22 dari 30 siswa telah

mencapai KKM. Pada siklus II hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan

dari siklus sebelumnya yaitu hasil belajar keseluruhan siswa telah mencapai

KKM. Berikuat adalah hasil belajar siswa mulai dari kondisi awal, siklus 1 dan

siklus II yang disajikan dalam tabel :

Tabel 4.7

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar PKn Dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

NO Nilai

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

F Persen

(%) F

Persen

(%) F

Persen (%)

1 Tuntas 18 60 22 73,33 30 100

2 Belum Tuntas 12 40 8 26,67 0 0

(23)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Time Token

Arends. Dari kondisi awal siswa yang belum mencapai KKM, dan dilakukan

tindakan siklus 1 jumlah siswa yang tuntas meningkat sebanyak 19 siswa.

Dilanjutkan dengan tindakan pada siklus 2 peningkatan hasil belajar juga terjadi

yaitu seluruh siswa telah mencapai KKM. Hal ini membuktikan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model yang menarik akan dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token

Arends membuat siswa lebih memahami materi sebab siswa dituntut aktif dan

harus bisa mengemukakan pendapat tentang materi pembelajaran. Berikut adalah

diagram ketuntasan hasil belajar siswa :

Gambar 4.4 Rekapitulasi Hasil belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus II

Dengan melihat diagram diatas, terlihat adanya peningkatan hasil belajar

siswa muali dari kondisi awal dengan siklus 1 dan siklus II. Kondisi awal ke

siklus 1 menunjukkan peningkatan dari 60% menjadi 73,33 %, sedangkan dari

siklus 1 73,33% mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 100 %.

60% 73.33%

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Ketuntasan Hasil Belajar PKn

(24)

4.4 Pembahasan

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) di kelas V SD Negeri

02 Ngadirojo Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, peneliti berupaya

meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan beberapa strategi. Dari

hasil wawancara, kondisi awal siswa menunjukan masih banyak siswa yang

belum memenuhi KKM≥60.

Berangkat dari masalah tersebut peneliti melaksanakan tindakan dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends yang

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02

Ngadirojo. Pada siklus I pembelajaran dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

Pelaksanaan siklus I berjalan cukup baik, namun pada pertemuan pertama masih

ada beberapa siswa yang mendominasi pembelajaran dan masih ada siswa yang

kurang aktif. Pada pertemuan kedua siswa mulai terlihat beberapa siswa yang

awalnya kurang aktif menjadi berani mengemukakan pendapat setelah diberikan

motivasi oleh guru. Motivasi dari guru sangat penting untuk mendorong siswa

menjadi lebih berani mengemukakan apa yang merekan pikirkan tentang materi

yang dipelajari.jika dibandingkan dengan kondisi awal, hasil belajar pada siklus I

mengalami peningkatan namun hasisl belajar siklus I masih belum mencapai

target maka perlu dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus II.

Sama seperti siklus I untuk siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali

pertemuan dengan model pembelajaran yang sama yaitu Time Token Arends. Pada

pelaksanaan siklus II siswa sudah memahami fase fase dalam model pembelajaran

Time Token Arends sehingga siswa lebih aktif dan berani mengemukakan

pendapat maupun memberikan tanggapan. Hasil belajar pada siklus II ini

meningkat melebihi target yang telah ditetapkan. Penelitian menggunakan model

Time Token Arends pada siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan

hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa kelas V SD negeri 02

Gambar

Tabel 4.1Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran PKn
Tabel 4.2Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Tabel 4.3Hasil Belajar Siswa Kelas V
+6

Referensi

Dokumen terkait

Keyword: Sounds, Emotional Response, Advertisement, Marketing, Emotion, Familiarity,

Penulisan Ilmiah ini bertujuan untuk membuat Website Band class Point sebagai salah satu sarana pengenalan tentang band ini, sehingga memudahkan masyarakat dalam mendapatkan

Hasil dari uji hipotesis simultan dan parsial menunjukan variable bebas secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapan pelaksanaan PP No

[r]

Pengajaran model adalah kegiatan yang dilakukan praktikan dengan cara mengamati guru pamong dalam melakukan proses pembelajaran terhadap siswa, sehingga melalui

Dalam hal ini akan dibuat sebuah model matematis untuk meminimumkan waktu keterlambatan kereta api dengan tidak melanggar kapasitas jalur yang ada dan memperhatikan

Sebagaimana doping dalam perlombaan olah raga harus dianggap kurang etis karena merusak kompetisi yang fair, demikian juga praktek seperti

[r]