• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paradigma Yang Terdapat Dalam Proses Pen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Paradigma Yang Terdapat Dalam Proses Pen"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Paradigma Yang Terdapat Dalam Proses Penelitian

Ahadin Winarko Wibisono Institut Agama Islam Negeri Metro

Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Iringmulo Metro Timur Kota Metro Lampung 34111 Telp.(0725) 41507, Fax. (0725) 47296

Ahadin043@gmail.com

A. Pendahuluan

Kata “penelitian” diartikan kedalam bahasa Inggris yatu “research”, atau didalam bahasa indonesia biasa dikenal dengan kata “riset”. Kata research terdiri dari dua suku kata yaitu, “re” yang

artinya “kembali” dan “search” yang artinya “mencari”. Dengan demikian research (penelitian) secara bahasa memiliki arti “mencari kembali”. Banyak definisi tentang penelitian yang diantaranya disebutkan didalam kamus Webster’s New International mengatakan bahwasannya penelitian adalah sebuah penyelidikan biasanya dilakukan dengan hati-hati dan kritis dalam mencari sebuah fakta dan prinsip-prinsip penyelidikan yang amatlah cerdik guna menetapkan sesuatu masalah tertentu. Dalam kamus online menyatakan bahwa penelitian secara sederhana dapat didefinisikan

sebagai berikut “careful study that is done to find and report new knowledge about something”.

Pada dasarnya proses penelitian akan melalui tiga tahapan terlebih dahulu yaitu, 1). Mengajukan pertanyaan penelitian terlebih dahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, 2)

Mengumpulkan data-data untuk menjawab kembali pertanyaan-pertanyaan yang digunakan saat melakukan penelitian, 3) Memberikan jawaban yang tepat atas pertanyaan-pertanyaan dari penelitian tersebut.

Dari berbagai pengertian penelitian diatas dapat kita simpulkan bahwa penelitian pada dasarnya adalah sebuah metode yang digunakan untuk menemukan sebuah kebenaran dari suatu persoalan yang dihadapi oleh manusia dengan cara-cara ilmiah. Cara-cara ilmiah yang dimaksud adalah sebuah penelitian haruslah dilakukan dengan cara rasional, obyektif, empiris, sistematis, dan teratur. Sehingga hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti akan memberikan sebuah hasil yang sama jika mengikuti atau mematuhi prosedur atau tahapan yang sama1. Dalam melakukan penelitian pastilah ada sebuah kekurangan yang mana kekurangan tersebut dapat menjadi tanda tanya akan penelitian yang telah si peneliti lakukan. Secara umum kelemahan-kelemahan dalam penelitian berdasarkan pengamatan para ahli antara lain disebabkan

(2)

2

oleh rendahnya kualitas si peneliti, rendahnya kulaitas objek yang dignakan si penliti, kurangnya rerferensi yang dimiliki peneliti dan juga kurangnya komunikasi antar peneliti.2

Dari penelitian yang telah dilakukan para peneliti banyak menghasilkan metode-metode yang telah berkembang saat ini salah satunya tentang Konsep Learning Revolution.3 Dimana didalam Konsep Learning Revolution ini berperan dalam proses pembelajaran yang banyak dilakukan saat ini oleh tenaga pendidik atau guru, yang mana di dalam konsep ini juga guru sangat dipermudah karena guru hanya dijadikan sebagai fasilitator bagi peserta didik dalam melaksanakan kegiatan

belajara mengajar didalam kelas dan konsep ini merupakan konsep yang sangat disukai atau diminati oleh para pendidik karena konsep ini merupakan cara arau proses belajar mengajar secara

mengasyikkan dan menyenangkan tanpa terikat oleh sistem atau peraturan yang berlaku.

B. Pembahasan

Dalam melakukan sebuah penelitian pastilah kita mendapati paradigma-paradigma penelitian, paradigma penelitian tersebut dibagi menjadi dua, yakni kuantitatif (scientific paradigm) dan kualitatif (naturalisticparadigm). Sementara itu, ada ahli yang memisahkan kedua paradigma tersebut, seperti Lexy Moleong dan Noeng Muhadjir. Beberapa ahli lain juga berupaya untuk memadukan kedua paradigma tersebut, seperti Julia Brannen.4

C. Penelitian Kuantitatif

Penelitian Kuantitatif secara induktif ialah suatu cara yang digunakan seseorang untuk berpikir dengan mendasarkan pada pengalaman yang terjadi secara berulang-ulang. Bisa juga sebuah kumpulan fakta yang bertebaran yang kemudian dilakukan pencarian kesesuaian diantara fakta-fakta tersebut sehingga masing-masing fakta tersebut memiliki keterkaitan antara satu fakta dengan fakta yang lain. Dengan demikian cara berpikir secara induktif merupakan suatu bentuk rekayasa kejadian yang dilakukan sesorang setelah melakukan observasi atau penelitian dari berbagai macam kasus yang unik atau khusus yang kemudian dilakukan pengembangan materi sehingga menjadikannya sebuah penalaran tunggal yang menggabungkan antara kasus-kasus khusus

menjadi sebuah bentuk pemahaman yang umum dan dapat diterima oleh akal pikiran. Hukum yang

2 Abdul Khobir, “Pendidikan Agama Islam Di Era Globalisasi,” EDUKASIA ISLAMIKA 7, no. 1 (2013): 8, http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/forumtarbiyah/article/view/248.

3 Dedi Wahyudi dan Habibatul Azizah, “Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Konsep Learning Revolition,” Attarbiyah 26 (2016): 4.

(3)

3

dapat disimpulkan dari sebuah fenomena yang telah diselidiki akan berlaku juga bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki (generalisasi).5

Sebuah metodologi penelitian yang dilakukan dengan baik maka akan menghasilkan paradigma yang baru dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang telah ada. Hasil pemikiran paradigma saat ini selalu tidak mencukupi dan terbuka untuk perubahan pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya. Dengan kata lain hasil dari pemikiran yang sudah melalui perubahan paradigma maka akan selalu bersifat relative dalam perkembangannya, hal ini bergantung pada data

dan fakta yang diperoleh saat melakukan observasi atau penelitian dari dunia nyata yang kemudian dianalisis kembali menurut kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku.6

Terdapat 11 Karakteristik dalam Metode penelitian kuantitatif yakni: 1. Jika dilihat dari desainnya metode kuantitatif merupakan metode yang spesifik, jelas dan rinci, ditentukan secara mantap sejak awal, menjadi pegangan langkah demi langkah. 2. Jika dilihat dari tujuannya, metode ini menunjukkan hubungan/pengaruh antar variabel, menguji teori, mencari generalisasi. 3. Jika dilihat dari teknik pengumpulan data, metode kuantitatif menggunakan metode kuesioner, observasi, dokumentasi dan wawancara terstruktur. 4. Jika dilihat dari insterumen penelitiannya metode kuantitatif menggunakan metode berupa tes, angket, wawancara terstruktur, instrumen yang telah terstandar. 5. Jika dilihat dari data, metode kuantitatif menggunakan metode, berupa angka-angka, hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen yang telah ditetapkan. 6. Jiak dilihat dari sampel, metode yang digunakan yakni besar, representatif, random, ditentukan sejak awal. 7. Jika dilihat dari segi analisis data, metode yang digunakan yakni setelah selesai pengumpulan data, deduktif, menggunakanm statistik untuk uji hipotesis. 8. Jika dilihat dari hubungan dengan responden, metode yang digunakan yakni dibuat berjarak, kedudukan peneliti lebih tinggi daripada responden, jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan 9. Jika dilihat dari usulan desain, cara yang digunakan yakni luas dan rinci, literatur yang berhubungan variabel yang diteliti, prosedur spesifik, masalah yang jelas, hipotesis yang jelas, ditulis secara rinci sebelum terjun ke lapangan. 10. Jika dilihat dari waktu penelitian, metode ini berpatokan pada, sebuah penelitian sudah bisa dianggap selesai apabila semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan

dengan baik, 11. Sedangkan jika dilihat dari segi kepercayaan terhadap hasil penelitian, metode ini menggunakan metode pengujian validitas dan relaibilitas instrumen.7

Dalam proses penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif ini berpijak pada apa yang disebut dengan funsionalisme struktural, realisme, positivisme, behaviourisme, dan empirisme yang

5 Mohammad Mulyadi, “Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya,” Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, no. Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media (2011): 129.

6 Mohammad Mulyadi, “Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya,” Jurnal Studi Komunikasi dan Media, no. Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media (2011): 129.

(4)

4

mana pada intinya metode ini menekankan pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata. Sedangkan tujuan dari penelitian ini berfungsi untuk menguji teori, membangun sebuah fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan sebuah deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode ini.8

D. Penelitian Kualitatif

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini didasarakan pada sebuah paradigma

rasionalisme yang mana menghendaki akan adanya pembahasan yang bersifat holistik, sistematik dan mengungkapkan makna dibalik sebuah fakta empiris. Secara epistimologis, sebuah metodologi

penelitian yang menggunakan pendekatan rasionalistik menuntut agar objek yang menjadi pusat penelitian tidak dilepaskan dari konteksnya. Atau setidaknya objek yang akan diteliti tetap dengan fokus atau aksentuasi tertentu tetapi tidak mengiliminasi atau menghilangkan konteksnya. Artinya penelitian seperti ini mengasumsikan bahwa sebuah realitas empiris terjadi dalam sebuah konteks sosio-kultural atar adanya keterkaitan antar satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, setiap fenomena sosial yang ada haruslah diungkap secara holistik.

Yang menjadi pegangan dalam penelitian kualitatif adalah paradigma alamiah yang mana hal ini melahirkan karakteristik yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Karena didalam penelitian kualitatif tidak memakai variabel sebagai satuan kajian melainkan pola-pola yang terdapat didalam masyarakat. Dalam pengumpulan data, instrumen yang dgunakan didalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, karena desain, data yang telah dikumpulkan, dan fokus dari penelitian dapat beubah sesuai kondisi alamiah yang ada.9

Didalam penelitian kualitatif lebih menekankan kepada penggunaan diri si peneliti tersebut guna djadikan instrumen dalam penelitiannya. Lincoln dan Guba mengatakan bahwa dalam pendekatan kualitatif si peneliti hendaklah memanfaakan dirinya sebagai instrumen dalam peneliltian yang ia lakukan, sebab instrumen yang bukan manusia sulit digunakan secara mudah guna menangkap berbagai realitas dan interaksi yang terjadi saat melakukan penelitian. Seorang peneliti harus bisa mengungkap gejala sosia di lapangan dengan mengerahkan seluruh fungsi

inderawinya. Dengan demikian, penelliti harus bisa diterima oleh informan dan lingkungan tempatnya berada agar bisa mengungkap data yang tersembunyi dengan memnggunakan bahasa tutur, bahasa tubuh (gesture), perilaku maupun ungkapan-ungkapan yang muncul di lingkungan informan.10

8 Eko Suharto, “Pendekatan Kuanttatif dan Kualitatif Dalam Metode Penelitian,” MAGISTRA, no. Vol 19, No 60 (2007): Magistra Edisi Maret (2007): 53.

9 Ibid.

(5)

5

Tujuan utama dalam penelitian kualitatif ialah pengembangan pengertian, konsep-konsep, yang mana pada tingkat akhir dijadikan teori, pada tahap ini dikenal dengan “grounded theory

research”. Sedangkan desain penelitian kualitatif bersifat umum, dan berubah-ubah menyesuaikan keadaan dilingkungan sekitarnya. Desainini hanya sebagai asumsi untuk melakukan penelitian, oleh karenanya haruslah bersifat fleksibel atau menyesuaikan dengan keadaan dan haruslah terbuka. Dalam penelitian kualitatif teknik yang digunakan ialah teknik observasi, artinya peneliti terjun langsung guna berinteraksi dengan obyek yang diteliti dan diperlukan sebagai patner.11

E. Meluruskan Dikotomi Kualitatif-Kuantitatif

Pemahaman para ilmuan sosial di Tanah Air tentang metode penelitian kulaitatif sejauh ini tampaknya masih sangat didominasi oleh penilaian bahwa penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif sepenuhnya merupakan suatu dikotomi, bahkan beberapa ahli menilai keduanya merupakan dua paradigma yang muttualy exclusive dan kedua paradigma ini masing-masing memiliki pendapat atau pandangan epistimologi dan ontologi atau quality criteria yang berbeda secara keseuruhan atau sepenuhnya. Pemahaman yang seperti ini memanglah tidak dapat lepas dengan reference yang mereka dapat atau gunakan ketika melakukan sebuah penelitian dilingkungan tempat tinggalnya atau dimana sang peneliti itu berada saat melakukan penelitian yang sesuai dengan obyek yang akan diteliti.

Tabel 1. Perbedaan Antara Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif12

QUANTITATIVE

11Suharto, “Pendekatan Kuanttatif dan Kualitatif Dalam Metode Penelitian,” 55.

(6)

6

Memang terdapat perbedaan antara penelitian yang menggunakan metode kualitatif dan kuantitaif pada umumnya dapat dilihat melalui karakteristik data yang digunakan (terukur versus teramati), metode dalam pengumpulan data (wawancara terstruktur versus wawancara mendalam,

participantobservation) dang yang lebih jelas dari metode analisisnya. Sebagai tanggapan akan persoalan yang telah dijabarkan diatas, beberapa kalangan ilmuwan sosial menilai permasalahan tentang pengaharusan penggunaan metode kualitatif atau metode kuantitatif dalam melakukan penelitian, sesungguhnya hal ini merupakan permsalahan sekunder saja. Namun permasalahan

utmanya ialah dalam penentuan paradigma apakah yang akan dipakai dalam meneliti suatu masalah tertentu yang ada didalam lingkungan masyarakat.13

F. Paradigma Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Secara umum pendekatan penelitian atau sering juga disebut dengan paradigma penelitian yang dominan ialah paradigma penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dilihat dari segi istilah penyebutan oleh para ahli tampak mengenakan istilah atau pemberian nama yang berbeda-beda antar para ahli walaupun mengacu pada permasalahan yang sama, untuk itu guna menghindari adanya kekaburan didalam memahami pengertian kedua pendekatan ini, berikut akan dipaparkan penamaan yang digunakan oleh para ahli didalam penyebutan kedua istilah ini, seperti yang tampak didalam tabel yang telah dirancang dengan sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah tabel yang berisi penamaan tentang penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif sebagai berikut :

Tabel Penamaan.

Quantitative and Qualitative Research : Alternative Labels

Quantitative Qualitative Authors

Rasionallistic Naturalistic Guba &Lincoln (1982)

Inquiry from the Outside Inquiry from the inside Evered & Louis (1981)

functionalist Interpretative Burrel & Morgan (1979)

Positivist Constructivist Guba (1990)

Positivist Naturalistic-ethnographic Hoshmand (1989)

Dari kedeua pendekatan tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Dalam pendekatan kualitatif saat melaksanakan penelitian membutuhkan waktu yang tidak sedikit dengan kata lain banyak memakan waktu, reliabilitasnya sering dipertanyakan, prosedurnya tidaklah baku atau dapat berubah-ubah, memiliki desain yang tidak terstruktur dan tidak dapat digunakan dalam penelitian yang berskala besar dan pada akhir penelitian hasilnya dapat terkontaminasi oleh

13

(7)

7

subyektifitas peneliti. Dalam pendekatan kuantitatif ini memunculkan kesulitan kitika mengontrol variabel-variabel lainnya yang bisa berpengaruh terhadapat berjalannya proses penelitian baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk menghasilkan validitas yang tinggi juga diperlukan kecermatan dalam proses pemilihan sampel, pengambilan data dan penentuan alat yang digunakan untuk menganlisis.

Didalam hal ini yang menjadi masalah terpenting dalam penelitian kuantitatif ialah kemampuan untuk melaksanakan generalisasi hasil penelitian yang dilaksanakan; seberapa jauh

hasil penelitian yang bisa digeneralisasi pada populasi yang ada. Sedangkan pada penelitian kualitatif mencari data tidak digunakan untuk melakukan generalisasi, sebab penelitian kualitatif

hanya meneliti proses bukanlah meneliti permukaan yang tampak.14

Didalam paradima ini juga terdapat beberapa penelitian yang sudah dilakukan dan menggunakan paradigma tersebut yang mana dalam penelitian tersebut banyak menggunakan pencarian data yang telah diperoleh si peneliti. Didalam hal ini penelitian yang menggunakan dua metode ini yaitu, Studi Islam Tentang Dialog Antar Budaya15, Studi Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam16,

Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak17

, Studi Tentang Pendidikan Islam dan Sistem Teknologi Komunikasi18, yang mana didalam beberapa penelitian yang telah

disebutkan disini si peneliti menggunakan salah satu diantara dua paradigma penelitian yang ada dan yang telah diterangkan diatas tentang dua paradigma penelitian yang banyak dipergunakan saat melakukan

penelitian.

Referensi

Imam Machali, Metode Penelitian Kuantitatif Panduan Praktis Merencanakan, Melaksanakan dan Analisis dalam Penelitian Kuantitatif (Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016), 1, http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24023.

Dedi Wahyudi dan Habibatul Azizah, “Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan

Konsep Learning Revolition,” Attarbiyah 26 (2016): 4.

14Mulyadi, “Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya,” 131.

15 Dedi Wahyudi Rahayu Fitri AS, “Islam dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi Dinamika Islam Di Dunia Barat),” FIKRI 1, no. 2 (2017): 270.

16 Dedi Wahyudi dan Tuti Alafiah, “Studi Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam,” MUDARRISA: Jurnal Kajian Pendidikan Islam 8, no. 2 (2016): 225.

17 Dedi Wahyudi, “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak Dengan Program Prezi (Studi di SMP Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran 2013-2014),” JURNAL JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) 1, no. 1 (2015): 8.

(8)

8

Rohmad Qomari, “Teknik Penelusuran Analisis Data Kuantitatif Dalam Penelitian

Kependidikan,” Jurnal Insania, No. Vol 14, No 3 (2009) (2009): 1.

Mohammad Mulyadi, “Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar

Menggabungkannya,” Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, no. Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media (2011): 129.

Mohammad Mulyadi, “Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya,” Jurnal Studi Komunikasi dan Media, no. Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media (2011): 129.

Alfian Erwinsyah, “Pemahaman Penelitian Kuantitatif Bagi Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam,” Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, no. Vol 2, No 2 (2014): Tadbir, Agustus (2014): 276.

Eko Suharto, “Pendekatan Kuanttatif dan Kualitatif Dalam Metode Penelitian,” MAGISTRA, no. Vol 19, No 60 (2007): Magistra Edisi Maret (2007): 53.

Mulyadi, “Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya,”

131.

Suharto, “Pendekatan Kuanttatif dan Kualitatif Dalam Metode Penelitian,” 55.

Dedy N. Hidayat, “Dikotomi Kualitatif – Kuantitatif dan Varian Paradigmatik Dalam

Penelitian Kualitatif,” Scriptura, no. Vol 2, No 2 (2008): Juli 2008 (2008): 83.

Dedi Wahyudi Rahayu Fitri AS, “Islam dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi Dinamika Islam

Di Dunia Barat),” FIKRI 1, no. 2 (2017): 270.

Dedi Wahyudi dan Tuti Alafiah, “Studi Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam,” Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam 8, no. 2 (2016): 225.

Dedi Wahyudi, “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak

Dengan Program Prezi (Studi di SMP Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran 2013-2014),”

JURNAL JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) 1, no. 1 (2015): 8.

S. Pd I. Asnawan dan M. Si, “Pendidikan Islam dan Teknologi Komunikasi,” 98, diakses 30

Maret 2017, http://www.academia.edu/download/35731934/7-asnawan-pendidikan-islam-dan-teknologi-komunikasi.pdf.

Gambar

Tabel 1. Perbedaan Antara Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif12
Tabel Penamaan. Quantitative and Qualitative Research : Alternative Labels

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian sebagaimana disajikan pada Tabel 2 terkait dengan pengaruh edukasi gizi oleh kader terlatih dalam meningkatkan asupan energi dan protein pada

Telekomunikasi (Telkom) Akses Jambi dirasakan menyulitkan calon pelanggan baru dalam proses pelayanan untuk pemasangan telepon, dan modem speedy, selain itu informasi

Sementara itu, Imam berkata dengan santun, “Wahai saudaraku, sungguh telah kau katakan sesuatu padaku, seandainya benar apa yang kau katakan, aku memohon ampunan kepada Allah,

Oleh karena itu dalam penelitian ini saya mencoba untuk mengetahui lebih jauh tentang ekstrakulikuler Badan Dakwah Islam dalam menginternalisasikan nilai-nilai agama Islam bagi

Selain itu hal lain yang dapat disarankan yaitu perlu pengamatan tingkat kesukaan panelis terhadap irisan bit sebelum uji organoleptik dilakukan serta koefisien

Kelainan yang terdapat pada sindroma Apert diakibatkan penggabungan tulang yang terlalu dini (kraniosinostosis), abnormalitas kraniofasial dan sindaktil pada kedua

Hasil dari penelitian menunjukkan perbedaan komposisi substrat slurry pada reaktor A dengan komposisi 1:2 (20% eceng gondok dan 40% limbah jeroan ikan gabus)

Dalam hal ini, bagaimana strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing Lembaga Keuangan syariah, Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) dalam dunia perbankan