• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL Produksi Briket dari Serabut Kel (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ARTIKEL Produksi Briket dari Serabut Kel (1)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

Produksi Briket dari Serabut Kelapa Sebagai Media Pembelajaran Fisika

Untuk Meningkatkan Kemampuan Proses Sains

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Rudi Haryadi, M.Pfis

Disusun oleh :

Amalia fitriyani (2280150012) Madadina dwi andini (2280150014)

Nurhesa mutiara (22801500 Siti rohanah (22801500 Mochammed chameel gamarra (

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2018

(2)

Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Briket dari tempurung Kelapa” . Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Media Pembelajaran Fisika. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pihak – pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang briket dari tempurung kelapa . kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini kedepannya. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Serang, Mei 2018

Penulis

(3)
(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

(5)

1.2TUJUAN

1. Melakukan percobaan briket arang

2. Menemukan kelebihan briket bioarang dibandingkan bahan bakar lain.

3. Memberikan masukan kepada instansi terkait untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai potensi briket bioarang dan mengenai potensinya sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

4. Memberi informasi kepada masyarakat mengenai adanya briket bio arang sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan , mudah cara memperoleh bahan serta cara pembuatannya dan juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran fisika.

5. Diharapkan nantinya dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena pemakaian bahan bakar yang mengandung polutan berbahaya.

(6)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI BRIKET

Briket adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu, yang tersusun dari butiran halus dari bahan yang mengandung karbon tinggi dengan sedikit campuran bahan perekat. Briket merupakan bahan bakar padat yang dapat digunakan untuk memasak. Briket merupakan sumber energi alternatif dan atau pengganti bahan bakar minyak dan atau kayu yang terbuat dari limbah organik, limbah pabrik maupun dari limbah perkotaan dengan metode yang mengkonversi bahan baku padat menjadi suatu bentuk hasil kompaksi yang lebih efektif, efisien dan mudah untuk digunakan (Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, 2006). Salah satu upaya untuk mengatasi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak ialah melalui bahan bakar alternatif, seperti briket. Briket adalah padatan yang umumnya berasal dari limbah pertanian. Sifat fisik briket tidak kompak, tidak keras, dan tidak padat, seperti serbuk gergaji dan sekam.Briket merupakan hasil dari pengolahan limbah atau sampah padat, namun hanya sampah yang bersifat degradable yang hanya dapat dijadikan sebagai briket, artinya hanya sampah yang mudah hancur yang dapat dijadikan briket. Briket sudah sering ditemui di lingkungan dan dikenal sebagai arang, namun kebanyakan briket yang ada di masyarakat adalah briket yang berasal dari kayu dan batu bara, sebab disamping masyarakat belum memahami bahwa briket ini sebenarnya dapat dibuat dari berbagai macam bahan baku, misalnya; tempurung kelapa, kotoran sapi, eceng gondok, kulit kacang, dan sampah organik (contohnya; dedaunan, ranting, serasah, dan jerami).

2.2 MANFAAT BRIKET

1. Pengganti bahan bakar lain seperti kayu bakar, minyak tanah dan lain lain 2. Merupakan bahan bakar yang cukup aman dalam proses penghidupannya. 3. Mudah di temui karena bahan utamanya disediakan oleh alam.

2.3 SABUT KELAPA

Sabut kelapa merupakan bagian terluar buah kelapa yang membungkus tempurung kelapa.ketebalan sabut kelapa berkisar 5-6 cm yang terdiri atas lapisan terluar (exocarpium) dan lapisan dalam (endocarpium). Endocarpium mengandung sel serat halus yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat tali, karung, pulp, karpet, sikat, keset , isolator panas dan suara, filter, bahan pengisi jok/kursi mobil dan papan hardboard. Satu butir buah kelapa menghasilkan 0,4 kg sabut yang mengandung 30% serat. Komposisi kimia sabut kelapa terdiri atas : selulosa, lignin, pyroligneous, acid, gas, arang, tertannin, dan potasium (Rindengan et el, 1995)

(7)

2. Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama. 3. Tidak beresiko meledak/terbakar seperti Kompor Minyak Tanah atau Kompor Elpiji 4. Tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga sehingga tidak membuat alat2

memasak anda menjadi rusak

5. Sumber Briket Sabut Kelapa berlimpah

6. Ramah Lingkungan dan aman Bagi Kesehatan terutama bagi Ibu-Ibu yang sering memasak didapur.

2.5 KELEMAHAN BRIKET TEMPURUNG KELAPA

1. Tidak efisien waktu karena proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama. 2. Daya panas api sedikit lambat dibangdingkan bahan bakar lainnya.

3. Hanya bisa dipakai satu kali sampai habis karena panas briket tidak akan hilang sampai briket menjadi bara.

(8)

METODE PENELITIAN

1. Sabut kelapa dan arang tempurung kelapa 2. Tepung kanji

3. Korek api 4. Air panas

3.2 PROSEDUR PEMBUATAN 1. Penyiapan bahan baku

Usahakan sabut kelapa sudah kering agar mempercepat proses karbonisasi dan hasil karbonisasi lebih homogen.

2. Karbonisasi (pengarangan)

Bakar sabut kelapa hingga sabut kelapa berwarna hitam. 3. Penumbukan arang

Arang yang terbentuk ditumbuk sampai halus. 4. Saringan

Arang yang sudah di tumbuk disaring dengan saringan 0,1 atau 0,5 mm atau saringan mesh atau saringan biasa kalau tidak ada. Arang yang tidak lolos saringan bisa digiling kembali

5. Pencampuran dengan bahan pelekat

(9)

6. Pencetakan adonan

Adonan antara arang dengan bahan perekat dimasukkan di dalam cetakan dengan ditekan-tekan agar padat dan tidak mudah pecah atau hancur. Cetakan bisa terbuat dari kayu, logam, atau PVC yang mempunyai lubang di atas dan di bawah agar mempermudah pengeluaran briket.

7. Pengeringan briket

Briket yang sudah dicetak dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2-3 hari sampai benar-benar kering, selama pengeringan, briket dibolak-balik agar pengeringan merata.

8. Uji nyala

Uji nyala digunakan untuk mengetahui kemampuan briket arang sebagai bahan bakar. Idealnya 200 gram briket bisa mendidihkan 2 liter air dalam waktu 45 menit.

3.3 BIAYA

Untuk masalah biaya sangat murah karena briket merupakan pemanfaatkan limbah yang sudah tidak terpakai lagi.

BAB IV

(10)

Pada proses pembuatan briket sabut kelapa kelompok kami membuat beberapa briket dengan variasi komposisi yang berbeda. Di minggu pertama kami membuat briket dengan bahan sabut kelapa yang dicampur dengan arang tempurung kelapa dan di minggu selanjutnya kami membuat briket dengan bahan hanya sabut kelapa saja. Dan setelah di uji coba ternyata nyala briket yang lebih lama adalah briket hasil campuran antara sabut kelapa dengan arang tempurung kelapa. Mengapa demikian? Karena briket dengan campuran sabut kelapa dan arang tempurung kelapa memiliki kadar karbon yang lebih banyak. Dimana kadar karbon pada arang tempurung kelapa sebesar 76,32 % . presentase karbon pada arang tempurung kelapa mengalami kenaikan setelah tempurung kelapa melewati proses pembakaran. Sebelum menjadi arang, tempurung kelapa memiliki kadar karbon sebesar 18,29 persen. Perubahan tempurung kelapa menjadi arang dilakukan melalui proses pirolisis (pemanasan). Pada proses pirolisis unsur unsur bukan karbon seperti hidrogen dan oksigen akan hilang hingga menyisakan sebanyak mungkin karbon (C) dalam bahan. Sedangkan , kadar karbon pada sabut kelapa sebesar 17%. Semakin besar jumlah karbon semakin lama proses pembakaran yang dihasilkan. Ini berarti briket dengan bahan campuran sabut kelapa dan arang sabut kelapa memiliki lama waktu bertahan lebih lama dibanding briket hanya dengan sabut kelapa saja.selain itu ketika di uji coba nyala briket, briket dengan campuran sabut kelapa dan arang tempurung kelapa lebih cepat dalam menghasilkan bara api sedangkan briket dengan sabut kelapa saja memerlukan waktu yang cukup lama.

(11)

5.1 KESIMPULAN

Dengan adanya briket kita dapat mengolah bahan- bahan yang sudah tidak terpakai lagi menjadi barang yang lebih multifungsi. Proses pembriketan adalah proses pengolahan yang mengalami perlakuan pencampuran bahan baku, pencetakan dan pengeringan pada, sehingga diperoleh briket yang mempunyai bentuk, ukuran fisik, dan sifat kimia tertentu prinsipnya untuk membuat briket ini digunakan proses yang meliputi : Pengeringan, pemisahan, karbonisasi, pencampuran dan pencetakan. Briket dengan campuran sabut kelapa dan arang tempurung kelapa lebih cepat dalam menghasilkan bara api dan juga memiliki waktu daya bakar yang lama Dari kajian mengenai pengertian dan proses pembuatan briket dari sabut kelapa, briket sabut kelapa ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran fisika.

5.2 SARAN

Perlu adanya analisis lebih detail lagi mengenai briket sabut kelapa yang ditinjau dari uji fisika, seperti kerapatan dan tekanan, sehingga pembaca bisa mengetahui bagaimana mengolah briket dengan sabut kelapa namun hasilnya maksimal.

.

5.3 UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada seluruh anggota tim briket sabut kelapa yang telah membantu dalam pembuatan briket sabut kelapa dan juga kepada dosen pengampu mata kulian alat peraga fisika bapak Rudi Haryadi, M.Pfis yang telah memberikan bimbingannya selama proses pembuatan briket sabut kelapa.

(12)
(13)

Serabut kelapa yang telah di keringkan Cobek

Centong

(14)

B. Prosedur percobaan

Saringan Air hangat

(15)

(16)

4. masukan abu sabut kelapa kedalam adonan aci 5. campurkan hingga merata dan kalis

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pula pada daerah dengan pendapatan per kapita tinggi tetapi menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih rendah. Kesalahan dalam pengambilan kebijakan

a) Menilai, memantau, dan menjawab kompetisi global dengan menawarkan nilai yang baik; mengembangkan citra merk unggul dan penentuan posisi produk, cakupan produk yang

Pelaksanaan PBL melatih mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam memecahkan permasalahan keperawatan dan mencari solusi terhadap kasus, dan diharapkan mahasiswa mampu

[r]

Proses kerja harus berdasarkan SOP (setandar oprasional prosedur ) yang di buat oleh PT.HRA,dari tiap roda.Proses pemeliharaan atau maintenance roda mobil mempunyai

b) Penataan ruangan-ruangan pembuatan, termasuk ruangan penyimpanan hendaklah sesuai dengan urutan proses pembuatan, sehingga tidak menimbulkan lalu lintas kerja

Bagi siswa khususnya siswa kelas XI jurusan UJP SMK Negeri 1 Bandung tahun ajaran 2008/2009, yaitu sebagai informasi mengenai tingkat kesalahan penggunaan kakujoshi ni (に)

Objek penelitian ini adalah air sumur gali di Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang kadar mangan (Mn) cukup tinggi, pada salah satu