• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA COST

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA COST"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA

COST RECOVERY RATE (CRR) DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN SITTI

‘AISYAH SURABAYA

(Analysis Of Factors Cause Low Cost Recovery Rate In Childrens And Maternity Sitti 'Aisha’s Hospital Surabaya)

EKA WILDA FAIDA

Email: ekawildafaida@gmail.com

ABSTRAK

Latarbelakang: Kemandirian rumah sakit non pemerintah mempunyai kewenangan untuk menggunakan penerimaan fungsionalnya secara langsung (Sekretaris Kabinet RI, 1991). Melalui penertiban akuntansi secara mendasar rumah sakit swasta harus dapat mempertahankan hidup dan mengembangkan rumah sakit dengan biaya mandiri secara bertahap. Pentingnya Cost Recovery Rate (CRR) sebagai alat penentuan efisiensi, adalah bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pendapatan rumah sakit dapat menutupi biaya yang dikeluarkan (Pudjiraharjo,1998). Angka CRRdi Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Sitti ‘Aisyah pada 2011 sebesar 95% dan 2012 sebesar 98% sehingga

selama 2 tahun treakhir adalah < 100%. Idealnya CRR adalah > 1 atau > 100%. Jika CRR = 1 atau CRR = 100%, artinya organisasi tersebut belum memperoleh keuntungan, secara financial tidak ada selisih antara pendapatan dengan pengeluaran (Wulandari,2003). Sehingga tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor penyebab rendahnya CRR. Metode: Berdasarkan dari waktu termasuk penelitian cross sectional yang dilakukan secara observasional. Alat pengumpul data menggunakan tabel analisis data sekunder. Obyek penelitian adalah program kerja tahunan dan laporan kerja tahunan Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Sitti ‘Aisyah Surabaya tahun 2014 dan tahun 2015.

Hasil: penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab rendahnya CRR adalah jika dilihat dari aspek pendapatan adalah rendahnya tarif dan jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap serta jumlah kunjungan Tempat Penitipan Anak (TPA). Jika dilihat dari aspek biaya adalah besarnya biaya operasional di laundry, kantor, rawat jalan, pegawai, transportasi, biaya bahan habis pakai non medis, biaya listrik telepon air. Saran: Pembuatan laporan penerimaan dan pengeluaran rumah sakit perlu dibedakan untuk setiap pusat biaya/ setiap ruangan sehingga dapat diketahui efisiensi setiap pusat biaya, meningkatkan fungsi marketing rumah sakit seperti penyebaran brosur, membuka jenis pelayanan baru yang lebih inovatif dan unik.

Kata kunci: Pendapatan, Biaya, Cost Recovery Rate

ABSTRACT

Background: Independence of non-governmental hospital has the authority to use revenue directly functional (RI Cabinet Secretary, 1991). Through the control of fundamental accounting private hospitals should be able to survive and develop independent hospitals with costs gradually. The Importance of Cost Recovery Rate (CRR) as a means of determining the efficiency, is intended to determine the extent to which income can cover hospital costs (Pudjiraharjo, 1998). Figures CRR at Children's Hospital And Maternity Sitti 'A'isha by 95% in 2011 and 2012 by 98%, resulting in over 2 years treakhir is <100%. Ideally CRR is> 1 or> 100%. If CRR or CRR = 1 = 100%, meaning that the organization has not benefited, financially there is no difference between revenue expenditure, So that the general purpose of this study was to analyze the factors causing low CRR. Based on the time, including cross-sectional study conducted observational. Methode: Data collection tool using secondary data analysis table. Object of study is the annual work program and annual work report Children's Hospital And Maternity Sitti 'Aisha Surabaya in 2014 and in 2015. Results: showed that the factors causing low CRR is when viewed from the aspect of income is the low rate and the number of outpatient visits and inpatient as well as the number of visits Daycare (TPA). When viewed from the aspect of cost is the cost of operating in the laundry, office, outpatient, personnel, transportation, cost of non-medical consumables, the cost of electricity water telephone. Recommendation: Preparing reports revenues and expenditures of the hospital should be differentiated for each cost center / any room so it can know the efficiency of each center costs , improving marketing functions of the hospital such as the distribution of brochures , opening new types of services that are more innovative and unique

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Melalui penertiban akuntansi secara mendasar rumah sakit swasta harus dapat mempertahankan hidup dan mengembangkan rumah sakit dengan biaya mandiri secara bertahap. Tahap pertama pengelolah rumah sakit harus dapat menutupi biaya rutin atau operasional, tidak termasuk gaji dari pendapatan rumah sakit. Tahap berikutnya pengelolah rumah sakit diharapkan dapat menutupi biaya rutin atau operasional termasuk gaji dari pendapatan rumah sakit. Tahap akhir pengelolah rumah sakit diharapkan dapat menutupi seluruh biaya yang terdiri dari biaya rutin atau operasional termasuk gaji dan biaya pengembangan atau investasi (Soejadi,1996)

Adapun suatu biaya dapat dikatakan sebagai penyebab rendahnya Cost Recovery Rate

apabila pada jangka pendek dengan alokasi waktu kurang dari 1 tahun pendapatan rumah sakit tidak mampu menutupi biaya operasional saja tanpa memikirkan biaya investasi, pada jangka menengah dengan alokasi waktu 5 tahun pendapatan rumah sakit tidak mampu menutupi biaya operasional dan biaya pemeliharaan, pada jangka panjang dengan alokasi waktu lebih dari 5 tahun pendapatan rumah sakit tidak mampu menutupi biaya operasional dan biaya investasi (Indrastuti R ,2000)

Pentingnya Cost Recovery Rate (CRR) sebagai alat penentuan efisiensi, adalah bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pendapatan rumah sakit dapat menutupi biaya yang dikeluarkan rumah sakit (Pudjiraharjo,1998). Melalui Cost Recovery Rate (CRR) pula kita dapat mengetahui dan menggambarkan bagaimana hubungan antara hasil yang dicapai suatu usaha yang dilakukan dengan sumberdaya yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk atau output tertentu. Idealnya CRR disuatu

organisasi haruslah > 1 atau > 100%.

Jika CRR = 1 atau CRR = 100%, artinya organisasi tersebut belum memperoleh keuntungan, secara financial tidak ada selisih antara pendapatan dengan pengeluaran (Wulandari,2003).

Oleh karena itu mengingat betapa pentingnya

Cost Recovery rate (CRR) sebagai alat penentuan efisiensi, maka melalui pengelolaan rumah sakit secara mandiri dan efisien berdasarkan CRR diharapkan mampu meningkatkan pendapatan fungsional, mampu mengendalikan biaya yang dikeluarkan, mampu menutupi biaya operasional, pemeliharaan dan investasi yang dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari pendapatan, mampu meningkatkan laba, efisiensi, kualitas, kinerja dan citra rumah sakit yang bagus. Lambat laun juga akan menimbulkan surplus secara ekonomi dan membawa dampak positif bagi kesejahteraan karyawan dan agar tidak terjadi pemborosan yang diinginkan.

Ketidak efisiensian Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Sitti ‘Aisyah Surabaya dapat ditunjukkan bahwa berturut turut pada tahun 2014 dan tahun 2015 pendapatan lebih kecil dibanding tingkat biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit, sehingga dapat berdampak pada rendahnya tingkat Cost Recovery Rate (CRR)

rumah sakit.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah adalah: 1) Bagaimana proporsi biaya yang meliputi biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan di RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya?, 2) Bagaimana proporsi pendapatan yang meliputi pendapatan rawat jalan, rawat inap, dan TPA di RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya?, 3) Berapakah jumlah output actual

dan normatif pelayanan di RSAB Sitti ‘Aisyah

(3)

Total Cost dibandingkan dengan biaya satuan di RSAB

Sitti ‘Aisyah Surabaya?, 6)Apakah total biaya dan total pendapatan merupakan penyebab rendahnya CRR di RSAB Sitti ‘Aisyah

Surabaya?

Tujuan Penelitian

Tujuan umum adalah menganalisis penyebab rendahnya Cost Recovery Rate (CRR) di Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Sitti ‘Aisyah Surabaya. Tujuan Khusus adalah : 1) Menghitung proporsi biaya yang meliputi biaya investasi, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan di RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya, 2) Menghitung proporsi pendapatan yang meliputi pendapatan rawat jalan, rawat inap, dan TPA di RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya, 3) Menghitung jumlah output actual dan

normatif pelayanan di RSAB Sitti ‘Aisyah

Surabaya, 4) Menghitung biaya satuan actual

dan normatif di RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya, 5) Menghitung kerasionalan tarif di RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya dibandingkan biaya satuan, 6) Menganalisis total biaya dan total pendapatan terhadap CRR di RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya.

METODE

Berdasarkan dari waktu, penelitian ini termasuk penelitian cross sectional yang dilakukan secara observasional, yaitu dilakukan pengamatan satu kali dalam saat tertentu saja. Berdasarkan dari kegiatan, penelitian ini termasuk jenis analisis data sekunder, dengan tujuan untuk menganalisis penyebab rendahnya

Cost Recovery Rate (CRR) di Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Siti ‘Aisyah Surabaya. Alat pengumpul data menggunakan tabel analisis data sekunder. Berdasarkan dari sifatnya, penelitian ini termasuk penelitian diskriptif, ka`rena peneliti bermaksud menjelaskan penyebab rendahnya keadaan Cost Recovery Rate (CRR) pada obyek yang akan diteliti. Obyek penelitian adalah program kerja tahunan

dan laporan kerja tahunan Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Sitti ‘Aisyah Surabaya tahun 2011 dan tahun 2012. Teknik pengumpulan data dengan observasi laporan mengenai: kunjungan pasien, keuangan, obat dan alat kesehatan, bahan non medis (plastik obat, kapas, alat tulis kantor), inventaris rumah sakit, jumlah pegawai.

Kerangka Konseptual

Gambar 1. Kerangka Konseptual CRR

:Diteliti

:Tidak Diteliti Biaya

Investasi

Biaya Operasional

Biaya Pemeliharaan

Utilitas

Unit Cost

Konstanta a. Kebijakan Finansial Rumah Sakit b. ATP/WTP

Tarif

Pendapatan

(4)

Keterangan kerangka konseptual analisis penyebab rendahnya Cost Recovery Rate (CRR) adalah: Total cost adalah seluruh biaya produksi atau keseluruhan input yang meliputi biaya investasi, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk atau output. Pendapatan adalah hasil perkalian antara tarif dengan utilitas (jumlah pelayanan yang dimanfaatkan oleh pasien). Sedangkan untuk perhitungan tarif yang diharapkan dapat menambah jumlah pendapatan ataupun dapat menutupi biaya yang telah dikeluarkan adalah melalui perhitungan unit cost yang berdasarkan analisis biaya ditambah dengan konstanta. Semakin tinggi tarif dan semakin banyak jumlah pelayanan yang dimanfaatkan oleh pasien maka akan semakin memperbesar jumlah pendapatan.

Cost Recovery Rate (CRR) adalah perbandingan antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan. Hasil yang dibawah 100% menunjukkan bahwa rumah sakit masih belum mampu mencukupi kebutuhan kegiatannya, sehingga diharapkan CRR rumah sakit adalah sama dengan 100% yang berarti dapat mencukupi kebutuhan kegiatannya atau lebih besar 100% yang berarti telah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan kegiatannya. Setiap perubahan dari salah satu komponen biaya atau pendapatan berdampak terhadap besar kecilnya

CRR.

Dengan hasil Cost Recovery Rate yang masih dibawah 100% maka diperlukan upaya analisis penyebab rendahnya Cost Recovery Rate. Agar dapat dilakukan Cost Containment

dan upaya untuk memperbaikinya.

HASIL PENELITIAN Proporsi Biaya

Dari rincian biaya asli RSAB Sitti ‘Aisyah terbesar adalah untuk biaya operasional sebesar 76% dari total biaya asli. Dari biaya operasional ini yang paling banyak ada pada biaya pegawai rawat inap sebesar 15%. Sedangkan biaya operasional terkecil yang dikeluarkan ada pada biaya bahan habis pakai non medis di laundry sebesar 0,05%. Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan RSAB Sitti ‘Aisyah adalah paling kecil dengan prosentase sebesar 2% dari total biaya asli. Dari biaya pemeliharaan ini yang paling banyak dikeluarkan ada pada biaya pemeliharaan gedung rawat inap sebesar 41% dari total biaya pemeliharaan karena luas gedung untuk rawat inap adalah cukup luas. Sedangkan biaya pemeliharaan yang paling kecil dikeluarkan adalah pada pemeliharaan alat non medis di laundry sebesar 0,06% dari total biaya pemeliharaan. Biaya investasi RSAB Sitti ‘Aisyah adalah sebesar 22% dari total biaya asli. Biaya investasi yang paling banyak dikeluarkan adalah pada alat medis rawat inap sebesar 30% dari total biaya investasi.

Proporsi Pendapatan

Tabel 1. Proporsi Pendapatan RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya Tahun 2015

Jenis Pendapatan Jumlah Pendapatan

a. Pendapatan rawat jalan Rp 243.900.000 (36%) b. Pendapatan rawat inap Rp 348.840.000

(52%) c. Pendapatan TPA Rp 78.850.000

(12%)

Total Pendapatan Fungsional

Rp 671.590.000 (100%)

(5)

pendapatan terkecil di unit TPA sebesar 12% dari total pendapatan fungsional. Pendapatan terbesar di unit rawat inap sebesar 52% dari total pendapatan fungsional.

Output actual dan normatif

Tabel 2. Output Actual Pelayanan RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya Tahun 2015

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa output actual rawat jalan adalah 8.130 jumlah kunjungan pasien. Output rawat inap adalah sebesar 2.907 jumlah hari rawat pasien. Output

TPA adalah sebesar 3.154 jumlah hari anak dititipkan. Total output actual selama 1 tahun adalah 14.191.

Tabel 3. Output Normatif Pelayanan RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya Tahun 2015

Pada tabel diatas perhitungan output normatif rawat jalan adalah berdasarkan pada standar pasien untuk sehari adalah (480 menit dibagi 15 menit per pasien= 32 pasien per hari) kemudian dikalikan setahun (6 hari kerja dikalikan 4

minggu dikalikan 12 bulan) sehingga didapat 9.216 kunjungan pasien. Output normatif rawat inap adalah berdasarkan BOR ideal (75%) dikalikan jumlah tempat tidur (24 buah) dikalikan setahun (360 hari) sehingga didapat 6.480. Output normatif TPA adalah berdasarkan kapasitas anak dititipkan adalah 20 anak dikalikan setahun (5 hari kerja dikalikan 4 minggu dikalikan 12 bulan) sehingga didapat 4.800. Total output normaif RSAB Sitti ‘Aisyah selama 1 tahun adalah sebesar 20.498. 1. Biaya satuan actual dan normatif

Tabel 4. Biaya Satuan Aktual RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya Tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa biaya satuan aktual rawat jalan adalah Rp 424.325.168 dibagi 8.130 yaitu sebesar Rp 52.193. Rawat Inap adalah Rp 864.208.822 dibagi 2.907 yaitu sebesar Rp 297.285. TPA adalah Rp 108.030.354 dibagi 3.154 yaitu sebesar Rp 34.252.

Biaya satuan normatif rawat jalan adalah Rp 20.645 ditambah Rp 28.789 adalah sebesar Rp 49.434. Biaya satuan normatif rawat inap adalah Rp 94.184 ditambah Rp 87.341 yaitu sebesar Rp 181.525. Biaya satuan normatif TPA adalah Rp 18.100 ditambah Rp 6.707 yaitu sebesar Rp 24.807.

Pusat Biaya Produksi Jumlah Output Actual

Rawat Jalan 8.130 jumlah kunjungan pasien

Rawat Inap 2.907 jumlah hari rawat pasien

TPA 3.154 jumlah hari anak dititipkan

Total 14.191

No Pusat Biaya Produksi

Jumlah Output Normatif

1 Rawat Jalan 9.216 jumlah kunjungan pasien

2 Rawat Inap 6.480 jumlah hari rawat pasien

3 TPA 4.800 jumlah hari anak dititipkan

Total 20.498

Pusat Biaya Produksi

Rawat Jalan

Rawat

Inap TPA Total Biaya

Actual 424.325.168 864.208.822 108.030.354 Output

Actual 8.130 2.907 3.154

Biaya Satuan

Actual

(6)

2. Kerasionalan tarif

Tabel 5. Perbandingan Tarif Dengan Biaya Satuan RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya Tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas bahwa tarif rawat inap dan rawat jalan di RSAB Sitti ‘Aisyah saat ini dibanding dengan biaya satuan normatif adalah tidak rasional (tarif < unit cost). Tarif TPA dibanding dengan biaya satuan normatif adalah sudah rasional (tarif > unit cost).

3. Total biaya dan pendapatan terhadap CRR

Tabel 6. Perbandingan Prosentase Anggaran Dengan Realisasi

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa biaya pegawai, transportasi, bahan habis pakai non medis sebesar, biaya umum (listrik telepon air) lebih besar dari anggaran. Sedangkan biaya bahan habis pakai medis sebesar 33% kurang dari anggaran sebesar 40% sehingga merupakan penyebab rendahnya CRR.

Tabel 7. Perbandingan Prosentase Realisasi Dan Anggaran Setiap Pusat Biaya

Pusat Biaya Anggaran Realisasi Keterangan

Kantor Rp

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa biaya kantor, laundry, rawat jalan lebih besar dari anggaran. Sedangkan dapur, rawat inap dan TPA bukan merupakan penyebab rendahnya CRR karena realisasi biaya masih kurang dari anggaran.

Jenis Biaya Operasional

Anggaran Realisasi Keterangan

(7)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Tabel 8. Faktor Pendapatan Dan Biaya Penyebab Rendahnya CRR di RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya

Keterangan tabel :

+ Penyebab rendahnya CRR - Bukan penyebab rendahnya CRR

Saran

Saran yang dapat di rekomendasikan sebagai bahan pertimbangan rumah sakit adalah : 1) Pembuatan laporan penerimaan dan pengeluaran rumah sakit perlu dibedakan untuk setiap pusat biaya/ setiap ruangan sehingga dapat diketahui efisiensi setiap pusat biaya, 2) Mengingat metode double distribution

mampu menggambarkan perhitungan biaya dengan membagi habis pusat biaya penunjang ke pusat biaya produksi dan tingkat keakuratannya lebih tinggi dibanding simple distribution, pihak rumah sakit juga dapat menggunakan metode tersebut untuk menghitung biaya satuan pada setiap pusat biaya yang ada, 3) Untuk meningkatkan jumlah

output/tingkat utilitas baik rawat jalan, rawat inap, dan TPA perlu dilakukan peningkatan fungsi marketing, mutu pelayanan dengan fokus

costumer dan mutu sumber daya manusia, Studi banding dengan rumah sakit bersalin yang lebih bagus dan visite manajemen secara berkala ke tiap ruangan untuk memperbaiki segala kekurangan yang ada, 4) Agar biaya lebih efisien pihak manajemen perlu melakukan cost containment (penghematan biaya).

DAFTAR PUSTAKA

Adikoesoemo,S (1997) Manajemen Rumah sakit. Sinar Harapan. Jakarta

Bambang,S, Kartasaputra (1992) Biaya Produksi, Kalkulasi Dan Pengendalian.

Rineka Cipta. Jakarta

Depkes RI (1991) Himpunan Perundang-Undangan Dan peraturan Kesehatan.

Depkes RI. Jakarta

Dost,R.K (1996) Allocating The Cost Of Account For Computer Service. The CPA Journal

Gani,A (1996) Teori Biaya. Buku Rujukan

YPKM-FKM UI Dan Lembaga

Demografi-FEUI Dengan DEPKES RI. Jakarta

Indrastuti,R (2000) Analisis Cost Recovery Rate Sebagai Dasar Cost Containment di

Komponen

CRR Nama

Penyebab Rendahnya

CRR Pendapatan a. Besaran Tarif

1. Rawat jalan + 2. Rawat inap +

3. TPA -

b. Output/ Utilitas

1. Rawat jalan + 2. Rawat inap +

3. TPA +

Biaya a. Biaya Asli

1. Investasi - 2. Operasional + 3. Pemeliharaan - b. Jenis Biaya

Operasional

1. Biaya pegawai + 2. Biaya transport + 3. Biaya bahan

habis pakai medis

-

4. Biaya bahan habis pakai non medis

+

5. Biaya umum (listrik, telepon, air)

+

c. Pusat biaya Operasional

1. Kantor +

2. Dapur -

3. Laundry + 4. Rawat jalan + 5. Rawat inap -

(8)

Instalasi Patologi Klinik RSUD Haji Surabaya. Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan no.2 vol.1

Krisnawati, Rini (2004) Laporan Tahunan Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Siti Aisyah. Surabaya

LPMK Perdaki (1997) Penetapan Harga Tarif Jasa Rumah Sakit. Makalah Lokakarya. Jakarta

Magister Management RS UGM (1994) Analisis Biaya pelayanan Kesehatan.

UGM. Yogyakarta

Nurul,Thini (2005) Bahan Kuliah Pembiayaan

Dan Penganggaran Pelayanan

Kesehatan. Surabaya

Sabarguna, Boy (2004) Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Konsorsium Rumah Sakit Islam, Yogyakarta.

Siantoro, Haris (2004) Studi Efisiensi Dan Efektifitas RSUD Kelas C Unit Swadana Dan Non Swadana Berdasarkan Grafik Barber-Jhonson Dan Cost Recovery Rate. (Skripsi FKM UNAIR): Surabaya. Soejadi (1996) Efisiensi Pengelolaan Rumah

Sakit. Katira Bina. Jakarta

Sudadi (2004) Analisis Cost Recovery Rate Balai Pengobatan Di Puskesmas Pembantu Studi Kasus Puskesmas Player I Kecamatan Player Kabupaten Gunung Kidul. (Skripsi FKM UNAIR): Surabaya. Supriyanto dan Pudjirahardjo Widodo Jatim, Damayanti Nyoman Anita, Rochmah Thini Nurul, Chalidiyanto Djazuly (2004) Analisis Biaya Satuan Dan

Penyesuaian Tarif Pelayanan

Kesehatan. Bagian Administrasi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR.

Tandiarti,R (1998) Manajemen Efisiensi.

Seminar Nasional PERSI. Jakarta

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konseptual CRR
Tabel 1. Proporsi Pendapatan RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya Tahun 2015
Tabel 4. Biaya Satuan Aktual RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya Tahun  2015
Tabel 5. Perbandingan Tarif Dengan Biaya Satuan RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya Tahun 2015
+2

Referensi

Dokumen terkait

Komunitas pecinta Film di Surabaya, khususnya film pendek ( lndependen), baik penikmat film hingga film maker (lokal) belum mempunyai media komunikasi sebagai

Artinya variasi Indeks Pembangunan Manusia dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yang ada dalam model statistik seperti Produk Domestik Regional Bruto (LOG

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak kelompok B pada TK Pembina Cawas dengan menggunakan metode role

Tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah tulang ikan tuna sebagai tepung tulang berkalsium tinggi dan mengetahui karakteristik mutu tepung tulang

Pada tahap selanjutnya, muncul persimpangan yang merupakan pengembangan, yang sudah tidak sejajar lagi dengan jalan utama, merupakan area baru, yang awalnya hanya

Kewenangan polisi sebagai penyelidik dan penyidik untuk mengungkap tindak pidana, dapat dilihat kembali dalam Pasal 1 angka 8 dan 9, dan Pasal 14 ayat (1) huruf

Penerapan metode experimental learning lebih mendasarkan pada kegiatan mahasiswa dalam mengaktifkan pengalaman yang dimiliki sebagai dasar mengapresiasi puisi, adapun hal-hal

Menurut Prayitno layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan tidak saling