• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEDIA BALON UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MEDIA BALON UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MEDIA BALON UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERNYANYI PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK B TK PKK DESA PAMOTAN, KECAMATAN

SAMBENG, KABUPATEN LAMONGAN

PROPOSAN PENELITIAN

Oleh : NINIT ESPIRANI

NIM 13020134052

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENDRATASIK

(2)

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Anak merupakan salah satu aset bangsa di masa depan. Untuk itu diperlukan anak-anak yang tidak hanya memiliki intelektualitas yang tinggi. Namun memiliki kreativitas yang tinggi pula. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan peranan orang dewasa dalam menyediakan sarana yang menunjang kegiatan anak.

Bernyanyi bagi anak merupakan bagian dari music. Nyanyian berfungsi sebagai alat untuk mencurahkan pikiran dan perasaan untuk berkomunikasi. Bernyanyi pada anak-anak adalah sebagai bahasa emosi, dimana dengan nyanyian anak dapat mengungkapkan perasaannya, rasa senang, lucu, kagum dan haru. Bahasa nada, karena nyanyian dapat didengar, dapat dinyanyikan dan dikomunikasikan. Bahasa gerak, gerak pada nyanyian tergambar pada birama (gerakan atau ketukan yang teratur), pada irama (gerakan atau ketukan panjang) dan pada melodi (gerakan tinggi rendah).

Menyanyi merupakan suatu kegiatan yang disukai anak. Dengan menyanyi. anak akan menirukan suara guru didepan kelas bersama teman-temannya, anak akan semakin senang terhadap apa yang dipelajarinya, terutama dilingkungan sekolah (Ma’arifah, 2009:25).

Dunia anak yang erat sekali dengan kegiatan seperti bernyanyi ini tidak luput diperhatikan oleh para pendidik dan orang tua. Banyak sekali tema-tema yang sudah diterapkan untuk melatih siswa itu untuk belajar benyanyi, salah satunya tema tentang air dan udara, bisa juga menggunaka DVD untuk melatih anak dalam bernyanyi. Dari yang digunakan baik pada lingkup lembaga pendidikan formal maupun pendidikan keluarga. Namun anak akan merasa bosa jika kegiatan bernyanyinya hanya menggunakan multimedia DVD. Di sini penulis membuat media balon untuk meningkatkan kemampuan bernyanyi pada anak usia dini.

Menurut Heinich, dkk (1993:4.4) media merupakan saluran komunikasi. Dengan demikian, diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk itu dengan menggunakan media anak dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan.

(3)

mainan anak-anak yang yang terbuat dari karet yang dikembangkan (dengan ditiup atau diisi gas). Sedangkan pengertian media balon dalam penelitian ini adalah sebuah media untuk mempermudah peserta didik dalam menebak judul lagu dan bisa menyanyikannya. Tujuan pembuatan media balon tersebut untuk mempermudah peserta didik dalam meningkatkan kemampuan bernyanyi, dan mempermudah guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Media balon ini tidak hanya mempermudah peserta didik dalam bernyanyi saja, tetapi bisa digunakan untuk pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menyangkup semua pokok atau inti dalam pembelajaran contohnya mengenal warna dan berhitung.

Sekolah TK PKK adalah sebuah lembaga pendidikan yang memberikan layanan di bidang Playgroup dan Kindergarten yang berdiri sejak 17 Juli 1985, yang berlokasikan di Desa Pamotan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan. Peneliti memilih objek di TK PKK ini karena sekolah ini terletak didaerah pedalaman yang jauh dari kota dan dalam proses belajar mengajar guru kurang melibatkan media. Dari hasil survey peneliti menemukan masalah dalam pembelajaran bernyanyi. permasalahannya adalah anak sulit untuk mengingat lagu anak-anak, konsentrasi mereka tidak terfokus dalam pembelajaran karena pembelajaran menyanyi disana tidak menggunakan media. Jadi Disini peneliti menemukan solusi untuk mempermudah anak dalam belajar bernyanyi, yaitu dengan menggunakan media balon.

Fenomena yang terdapat dari media balon tersebut anak-anak lebih bisa berkonsentrsi dalam bernyanyi, anak-anak lebih mengenal banyak hal tentang warna, berhitung, bernyanyi, media balon ini belum pernah diterapkan di sekolah TK PKK. Dan media balon ini mudah dicari dimana-mana.

Dengan demikian peneliti mengambil judul “Media Balon untuk Meningkatkan Kemampuan Bernyanyi Pada Anak Usia Dini Kelompok B TK PKK Desa Pamotan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan”

2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut di atas, maka permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

(4)

2.2 Apa kendala-kendala yang dihadapi guru pada saat menggunakan media balon ?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

3.1 Untuk mengetahui bentuk media balon untuk bernyanyi dan cara penggunaanya

3.2 Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru pada saat menggunakan media balon

4. Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan dilakukan pasti memiliki manfaat yang diterapkan dalam penelitian. Manfaat secara terperinci, manfaat tersebut adalah :

4.1 Manfaat bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan (pengetahuan) peneliti dalam mengembangkan keterampilan dalam menerapkan media pada suatu pembelajaran yaitu melalui media “Balon”.

4.2 Manfaat Bagi Jurusan Sendratasik

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literature atau bahan kajian sejenis dimasa mendatang

4.3 Manfaat bagi Guru TK

Dapat memotivasi guru untuk melakukan proses pembelajaran yang lebih baik dan akan membaik dari waktu-kewaktu, guru dapat memperbaiki metode pembelajaran, menerapkan media yang bisa menarik anak menjai lebih aktif dalam pembelajaran.

4.4 Manfaat bagi anak

Membantu memotivasi anak untuk lebih kreatif dan sabar dalam berlatih bernyanyi dengan menggunakan media balon.

4.5 Manfaat bagi Orang Tua

Dapat menambah wawasan bagaimana cara melatih anak dalam bernyanyi dengan menggunakan beberapa media, salah satunya media balon.

(5)

Agar tidak terjadi kesalah pahaman, maka perlu adanya difinisi secara operasional terhadap peristilahan yang berhubungan dengan masalah yang dikaji. Adapun istilah-istilah yang dimaksud dapat di definisikan sebagai berikut :

5.1 Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah sekelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhandan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki karakteristik pertumbuhan dan perkembangan fisik, motoric, kognitif, atau intelektual (daya piker, daya cipta), social-emosional, serta bahasa.

Anak usia dini adalah anak yang aktif dan energik, memiliki rasa ingin tahu yang sangat kuat, eksploratif, dan mengekspresikan perilakunya secara spontan.

Berdasarkan keunikannya dalam perkembangan dan pertumbuhan, anak-anak usia dini terbagi ke dalam 3 tahapan yaitu, masa bayi (usia lahir 12 bulan), masa balita (usia 1-3 tahun), masa pra-sekolah (usia 3-6 tahun), masa kelas awal SD (usia 6-8 tahun) (KBK2002).

Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini ini perlu diarahkan pada peletakan dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya, yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan fisik, daya piker, daya cipta, social, emosional, bahasa, dan komunikasi yang seimbang sebagai pembentukan pribadi yang utuh.

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) ditegaskan bahwa kegiatan kelompok bermain disediakan bagi anak pada rentang usia satu tahun sampai dengan empat tahun dan berada dalam pendidikan nonformal.

Menurut Ki hajar Dewantara bahwa memandang anak adalah sebagai salah satu kodrat alam yang memiliki pembawaan masing-masing dan kemerdekaan itu juga sangat relative karena dibatasi oleh hak-hak yang patut dimiliki orang lain.

Dalam proses tumbuh kembangnya seorag anak, Ki Hajar Dewantara memandang ada tiga pusat pendidikan yang disebut dengan “system Tripusat” yang artinya keluarga, sekolah dan masyarakat.

(6)

Pengertian media audio untuk pengajaran, dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk audisi (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar-mengajar. Salah satu media audio yang dapat digunakan adalah dengan kegiatan bernyanyi.

Dalam Jurnal Elisabeth (2005) nyanyian adalah bagian dari music. Bernyanyi sebagai alat untuk mencurahkan pikiran dan perasaan untuk berkomunikasi. Pada hakikatnya nyanyian bagi anak-anak adalah sebagai Bahasa Emosi, dimana dengan nyanyian anak dapat mengungkapkan perasaannya. Bahasa Nada, karena nyanyian dapat didengar, dapat dinyanyikan, dan dikomunikasikan. Bahasa Gerak, gerak pada nyanyian tergambar pada birama (gerak atau ketukan yang teratur), pada irama (gerak atau ketukan panjang pendek, tidak teratur), dan pada melodi (gerakan tinggi rendah). Dalam Jurnal Elisabeth (2005) dimaksudkan bernyanyi merupakan suatu kegiatan yang sangat disukai oleh anak-anak dan dapat memberikan kepuasan, kegembiraan, kebahagiaan bagi anak sehingga dapat mendorong anak untuk belajar lebih giat.

5.3 Media

Media merupakan saluran komunikasi. Dengan demikian, diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk itu dengan menggunakan media anak dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan Heinich, dkk (1993:4.4).

5.4 Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemampuan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar mengajar pada diri peserta didik. Sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Media pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adala media balon.

(7)

5.5 Balon

Balon adalah bola atau pundi-pundi besar yang dibuat dari karet (kertas, kain dsb) yang diisi dengan udara (gas yang ringan) mainan anak-anak yang yang terbuat dari karet yang dikembangkan (dengan ditiup atau diisi gas) Kamus Bahasa Indonesia (2002).

(8)

2.1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Kajian pustaka yaitu tulisan yang merupakan hasil dari mengkaji atau mempelajari tulisan-tulisan yang ada kaitanya dengan topic penelitian baik berupa artikel ataupun hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Kajian pustaka berisi informasi-informasi penting yang berkaitan dengan topic penelitian ini adalah sebagai berikut :

Debora Natalia Fajariawati, telah melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Seni dan Budaya Melalui Multimedia “KELILING JAWA YUK” Karya Dian Lestari Pada Siswa Kindergarten di Pelita Bunda Sidoardjo pada tahun 2009 saat menempuh Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri Surabaya sevagai tugas akhir (skripsi). Pada penelitian yang dilakukan Debora dapat disimpulkan bahwa multimedia “KELILING JAWA YUK “ Karya Dian Lestari telah meningkatkan siswa Kindergarten B Pelita Bunda Sidoardjo dalam pengetahuan akan seni dan budaya Jawa.

Persamaan yang ada dalam penelitian Debora Natalia Fajariawati dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu peneliti sama-sama menerapkan media dalam pembelajaran, sehingga anak pada kegiatan ini mampu mengenal lagu dan bisa bernyanyi dengan benar.

Sedangkan perbedaan antara kedua peneliti yaitu, dalam menggunakan media pembelajaran dalam penelitian Debora menggunakan multimedia “Keliling Jawa Yuk” untuk meningkatkan kemampuan siswa Kindergarten B Pelita Bunda Sidoardjo dalam pengetahuan akan seni dan budaya Jawa. Sedangkan pada penelitian ini peneliti menggunaka media balon untuk meningkatkan kemampuan bernyanyi pada anak usia dini Kelompok B Desa Pamotan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.

Putri Anggraini Priyono, telah melakukan penelitian judul “Pengaruh Kegiatan Bernyanyi Lagu Warna-Warni Duniaku Terhadap Kemampuan Mengenal Warna pada Anak kelompok A di TK Dharma Wanita Persatuan Bluru Kidul Sidoardjo pada tahun 2012 saat menempuh S1-PG PAUD/2012 Universitas Negeri Surabaya sebagai tugas akhir (skripsi).

(9)

fokus dalam media balon untuk meningkatkan kemampuan bernyanyi pada anak usia dini.

Sedangkan perbedaan antara kedua peneliti yaitu, dalam menggunakan media pembelajaran dalam penelitian Putri menggunakan Media lagu “Warna-Warni duniaku” untuk mengenalkan warna pada Anak Kelompok A di TK Dharmawanita Persatuan Bluru Kidul Sidoardjo. Sedangkan pada penelitian ini peneliti menggunaka media balon untuk meningkatkan kemampuan bernyanyi pada anak usia dini Kelompok B Desa Pamotan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.

Ririn Fatmawati, telah melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Mengenal warna Melalui Permainan Balon Pada Anak Kelompok Bermain Permata Bunda Desa Cembor Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto pada tahun 2012 saat menempuh S1 Pendidikan Guru-Pendidikan Anak Usia Dini/2012 Universitas Negeri Surabaya sebagai tugas akhir (skripsi).

Persamaan yang ada dalam penelitian Ririn Fatmawati dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu peneliti sama-sama menerapkan media dalam pembelajara, tetapi dalam penelitian Ririn lebih fokus dalam mengenalkan warna melalui media permainan balon, sedangkan untuk peneliti lebih fokus dalam media balon untuk meningkatkan kemampuan bernyanyi pada anak usia dini dini Kelompok B Desa Pamotan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Pendidikan Anak Usia Dini

Kata pendidikan sendiri merupakan terjemahan dari education, berasal dari kata dasar educate yang bahasa latiannya ialah educi. Educo berarti mengembangkan dari dalam, mendidik, melaksanakan hukum kegunaan. Dalam hal ini, pendidikan tidak hanya dimaknai sebagai transfer pengetahuan. Pendidikan berarti proses pengembangan berbagai macam potensi yang ada dalam diri manusia, seperti kemampuan akademis, relasional, bakat-bakat, talenta, kemampuan fisik dan daya-daya seni.

(10)

lingkungan masyarakat yang lebih luas yaitu sekolah dasar dan lingkungan lainnya. Menurut Bihler dan Snowman (Masitoh dkk, 2008:1.6) pendidikan anak usia dini disediakan bagi anak usia dua setengah tahun sampai dengan enam tahun.

Bredecamp (Masitoh dkk, 2008:1.6) menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini mencakup berbagai program yang melayani anak dari lahir sampai dengan delapan tahun yang dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual, social, emosi, bahasa, dan fisik anak.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) pada pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) batasan anak usia dini di Indonesia adalah dari lahir sampai dengan enam tahun.

Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.

Pendidikan anak usia dini memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan kepribadiannya. Oleh karena itu, pendidikan untuk anak usia dini khususnya TK perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif, bahasa, social, emosi, fisik dan motoric Anderson (Masitoh, dkk 2008:1.8).

Menurut Pastalozzi, pendidikan TK hendaknya menyediakan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, bermakna, dan hangat seperti yang diberikan oleh orang tua di lingkungan rumah.

(11)

dan perkembangan baik koordinasi motoric (halus dan kasar), kecerdasan emosi, kecerdasan jamak (multiple intelegences), maupun kecerdasan spiritual. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini, penyelenggara pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

2.2.2 Pembelajaran Pada Anak Usia Dini

Pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pendidikan. Pembelajaran seharusnya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau meberikan agar peserta didik belajar.

Pembelajaran anak pada usia dini pada hakikatnya adalah pembelajaran yang berorientasi bermain (belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar), pembelajaran yang berorientasi perkembangan yang lebih banyak memberi kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat. Pendekatan yang paling tepat adalah pembelajaran yang berpusat pada anak (Masitoh, dkk. 2008:1.23)

Secara alamiah bermain memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam, dan secara spontan anak mengembangkan kemampuannya. Bermain pada dasarnya mementingkan proses daripada hasil. Bermain merupakan wahana yang penting untuk perkembangan social, emosi, dan kognitif anak yang direfleksikan pada kegiatan Bredecamp (Marsitoh, dkk 1997-2008:1.20). sementara itu piaget Devries (Marsitoh, dkk 2002-2008:1.20) mengemukakan bahwa bermain merupakan wahana yang penting yang dibutuhkan untuk perkembangan berpikir anak.

(12)

Pembelajaran pada anak usia dini selain menekankan pada pembelajaran yang berorientasi juga menekankan pembelajaran yang berorientasi perkembangan. David Weikart (Eliason dan Jenkins, 1994) mengemukakan bahwa pembelajaran yang berorientasi perkembangan mempunyai arti bahwa pendekatan yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran adalah pembelajaran yang berorientasi pada anak itu sendiri. Ini berarti guru TK harus memahami kebutuhan dan karakteristik perkembangan setiap anak secara kelompok maupun secara individual.

Pembelajaran berorientasi perkembangan lebih banyak memberi kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat,umpamanya melalui pengalaman nyata melakukan kegiatan eksplorasi serta melakukan kegiaatan-kegiatan yang bermakna untuk anak.

Tujuan-tujuan dan kegiatan belajar harus mengintegrasikan seluruh aspek perkembangan serta menyediakan kesempatan yang tepat bagi anak agar mereka dapat mengeksplorasi lingkungannya. Agar pembelajaran optimal, berorientasi pada bermain dan berorientasi pada perkembangan, maka pendekatan yang paling tepat dalam pembelajaran di TK adalah pembelajaran yang berpusat pada anak atau Active Learning. Melalui pendekatan ini anak dapat menggunakan seluruh inderanya dalam melakukan berbagai kegiatan.

Kurikulum harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan perkembangan anak. Eliason dan Jenkies (1994) mengemukakan bahwa kurikulum harus memberi kesempatan dalam mengembangkan aspek-aspek perkembangan intelektual atau kognitif. Kurikulum harus memberikan dorongan mengembangkan hubungan “social yang sehat, perkembangan emosi, dan fisik anak”. Kurikulum seperti ini menggambarkan kurikulum humanistic. Nana Syaodih S. (1997) mengemukakan “kurikulum humanistic adalah kurikulum yang menekankan integrasi, yaitu kesatuan perilaku, bukan saja bersifat intelektual tetapi juga emosional dan dan tindakan. Kurikulum harus mampu memberikan pengalaman yang menyeluruh, bukan pengalaman yang terpengal-pengal.

(13)

Eliason dan Jenkis (Masitoh, dkk 1994-2008: 12.3) tema dalam kurikulum terpadu memudahkan anak membangun konsep tentang benda atau peristiwa yang ada dilingkungannya.

Pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan mengintegrasikan kegiatan yang mewakili semua bidang kurikulum atau bidang-bidang pengembangan yang meliputi aspek-aspek kognitif, bahasa, fisik atau motoric, seni social dan sebagainya. Semua bidang pengembangan yang ada dijabarkan kedalam kegiatan-kegiatan belajar yang berpusat pada satu tema, oleh karena itu pembelajaran terpadu di Taman Kanak-Kanak disebut dengan pembelajara tema.

Tema adalah ide-ide pokok. Pembelajaran tema adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas ide-ide pokok atau ide-ide sentral tentang anak dan lingkungannya. Tema yang disajikan kepada anak harus dimulai dari hal-hal yang telah dikenal oleh anak menuju yang lebih jauh, dimulai dari yang sederhana menuju yang lebih berkompleks.

Penggunaan tema untuk mengorganisasikan pembelajaran bagi anak-anak telah popular sejak John Dewey mengusulkan kurikulum yang dihubungkan dengan pengalaman hdup yang rill dan nyata. Dalam mengembangkan suatu tema, guru-guru memilih topic yang relevan dengan minat anak.

Pembelajaran terpadu merupakan pembelajarn yang khas bagi anak usia dini dari jenjang pendidikan pra-sekolah sampai kelas-kelas awal Sekolah Dasar. Meskipun demikian pembelajaran terpadu ini juga dapat digunakan dijenjang-jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan mempertimbangkan kebutuhan dan minat peserta didik. Oleh karena itu, tingkat kesulitanya pun harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan mereka.

(14)

Kurikulum TK Tahun 1994 dikenal dengan Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak atau PKB TK 1994/1995. PKB TK merupakan pedoman kegiatan belajar yang direncanakan untuk menyiapkan dan meletakkan dasar-dasar pendidikan bagi pengembangan diri anak lebih lanjut sedangkan Kurikulum TK 2004 memuat aspek-aspek perkembangan yang dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh yang mencakup bidang-bidang pengembangan. Bidang Pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan anak. Pengembangan kemampuan dasar tersebut meliputi kemampuan berikut :

2.2.2.1 Kemampuan Berbahasa

Bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mambu berkomunikasi secara efektif, dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia. 2.2.2.2 Kemampuan Kognitif

Bertujuan untuk mengembangkan belajar anak untuk dapat mengubah perolehan belajarnya, dapat menemukan bemacam-macam alternative pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematikannya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, mengembangkan kemampuan memilah-milah dan megelompokkan, serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti.

2.2.2.3 Kemampuan fisik/motoric

Bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengkontrol, gerakan tubuh, dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil.

2.2.2.4 Kemampuan seni

(15)

Menurut Bredecamp (Masitoh, dkk 2008:1.17) menyatakan bahwa “Bukan anak yang harus disesuaikan dengan program, tetapi program yang harus disesuaikan dengan anak”.

Ada beberapa kajian yang dapat dicermati tentang hakikat anak diantaranya yang dikemukakan oleh Bredecamp dan Copple, Brenner, serta Kellought, dalam Selohuddin (Masitoh, 2008:1.14) sebagai berikut :

2.2.2.4.1 Anak bersifat unik. Masing-masing anak berbeda satu sama lain. Anak memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan masing-masing. Dengan demikian, meskipun terdapat pola urutan umum dalam perkembangan anak yang dapat diprediksi, pola perkembangan dan belajar tetap memiliki perbedaan satu sama lain. Di samping itu memiliki universalitas, menurut Bredecamp anak juga memiliki keunikan sendiri seperti dalam gaya belajar, minat, dan latar belakang keluarga.

2.2.2.4.2 Anak mengekspresikan perilakunya secara relative dan spontan. Perilaku yang ditampilkan anak pada umumnya relative asli, tidak ditutup-tutupi. Ia akan marah, kalau memang mau marah, dan ia akan menanggis, kalau memang mau menanggis. Ia memperlihatkan wajah yang ceria disaat gembira, dan ia menampakkan muka murung ketika bersedih hati, dan tak peduli dimana ia berada dan dengan siapa saja.

2.2.2.4.3 Anak bersifat aktif dan energik. Anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas. Selama terjaga dari tidur, anak seolah tak pernah berhenti untuk beraktivitas, dan tidak pernah lelah, dan tak pernah bosan. Terlebih lagi kalau anak dihadapkan pada kegiatan baru dan menantang. Bagi anak, gerak dan aktivitas merupakan suatu kesenangan.

(16)

2.2.2.4.5 Anak bersifat eskploratif dan berjiwa petualang. Terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat terhadap sesuatu hal, anak lazimnya sering menjelajah, mencoba dan mempelajari hal-hal baru, misalnya anak senang membongkar pasang alat-alat mainan yang baru dibelinya.

2.2.2.4.6 Anak umumnya kaya dengan fantasi. Anak senang dengan hal-hal yang bersifat imajinatif. Berkaitan dengan karakteristik ini, cerita dapat merupakan sesuatu kegiatan yang banyak digemari oleh anak.

2.2.2.4.7 Anak masih mudah frustrasi. Umumnya anak masih mudah menanggis atau mudah marah apabila keinginannya tidak terpenuhi.

Karakteristik anak yang telah dijelaskan tersebut, sangatlah jelas bahwa anak merupakan sosok individu yang unik dan memiliki karakteristik yang khusus baik dari segi kognitif, social, emosi, bahasa, fisik, maupun motoric, dan sedang mengalami proses pengembangan yang sangat pesat.

2.2.3 Media Pembelajaran

Media Pembelajaran adalah sarana atau alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar (Daryanto, 2009:419).

Peran media pembelajaran di Taman Kanak-Kanak semakin penting artunya mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa kongkret. Oleh karena itu, salah satu prinsip pembelajaran di TK adalah kekontretan, artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajarai sesuatu secara nyata.

Menurut Heinich (Zaman, 2008:4.4) menyatakan media merupakan saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver), mereka mencontohkan media ini dengan film, televise, diagram, bahan tercetak (printed materials), computer, dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan dalam rangka mencapai sebuah tujuan.Menurut beberapa ahli, media diartikan sebagai berikut :

(17)

2.2.3.2 Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran, seperti buku, film, video, slide Brigss (Zaman, 2008:4.5)

2.2.3.3 Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras NEA (Zaman, 2008:4.5) Media pembelajaran itu selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software).

Unsur pesan software adalah informasi atau bahan ajar dalam tema/topic tertentu yang akan disampaikan atau dipelajari anak, sedangkan unsur perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan tersebut.

Nilai-nilai media pembelajaran diantaranya adalah sebagai Mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak, Menghadirkan objek-objek yang terlalu bahaya atau sukar didapatkan dalam lingkungan belajar, Menampilkan objek yang terlalu besar, Melalui media, guru dapat dengan mudah menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara, pasar candi, dan sebagainya didepan kelas untuk menampilkan objek-objek yang terlalu kecil, seperti bakteri, virus, semut dan nyamuk dan Memperlihatkan gerakan yang paling cepat. Dengan menggunakan media film (slow motion) guru bisa memperlihatkan lintasan peluru, melesatnya anak panah atau memperlihatkan proses suatu ledakan. Demikian juga gerakan-gerakan yang terlalu lambat, seperti pertumbuhan kecambah, mekarnya bunga menjadi dapat diamati dalam waktu singkat.

Media pembelajaran juga mampu memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap tercapainya kemampuan-kemampuan belajar anak. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan media pembelajaran bagi anak, diantaranya adalah sebagai Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.

(18)

Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan da nisi pembelajaran. Hal ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada tujuan atau kemampuan yang akan dikuasai oleh anak dalam bahan ajar.

Media pembelajaran berfungsi sebagai mempercepat proses belajar. Hal ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran anak dapat menangkat tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.

Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Pada umumnya hasil belajar anak dengan menggunakan media pembelajaran lebih tahan lama mengendap dalam pikirannya, sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.

Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir. Oleh karena itu, dapat mengurangi terjadinya verbalisme (Zaman, 2008:4.12).

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, dan kemauan peserta didik. Sehngga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Mediapembelajaran yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah media “Balon” untuk meningkatkan kemampuan belajar beryanyi pada anak usia dini.

Adapun didalam penggunaan media memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah media pembeajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang diwakili oleh peserta didik. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari., maka obyeknya yang dibawakan ke peserta didik. Obyek yang dimaksud bisa berupa dalam bentuk nyata, miniature, model, balon, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audiovisual, audio dan multimedia.

(19)

Media pembelajarn memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. Media menghasilkan keseragaman pengalaman, media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret dan realistis, media belajar membangkitkan keinginan dan minat baru, mdia dapat membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar dan media dapat memberikan pengalaman yang integral atau menyeluruh dari yang kongkret sampai yang abstrak.

2.2.4 Pembuatan Media

Dalam perencanaan pembuatan dan penggunaan media pembelajaran diperlukan pemahaman mengenai berbgai jenis dan karakteristik media media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di TK yang meliputi audio visual, media audio dan media audiovisual.

Jenis-jenis media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu. 2.2.4.1 Media pembelajaran visual

Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan melalui pengliatan pemirsa atau media yang hanya dapat dilihat.

2.2.4.2 Media pembelajaran audio

Media yang mengandung pesan dalam bentuk audio ( hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan anak untuk mempelajari isi tema.

2.2.4.3 Media pembelajaran audiovisual

Media ini merupakan kontribusi dari media audio dan media visual atau bisa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan media audiovisual ini maka penyajian is tema kepada anak akan semakin lengkap dan optimal.

Maka penelitian yang akan dilakukan pada kegiatan ini menggunakan media balon sebagai perantara dalam pembelajaran. Didalam penelitian ini pendidikan menggunakan balon yang dgunakan untuk meningkatkan kemampuan bernyanyi pada anak usia ini kelompok B.

2.2.5 Balon

(20)

balon pada penelitian ini adalah sebuah media untuk mempermudah peserta didik dalam menebak judul lagu dan bisa menyanyikannya.

Tujuan pembuatan media balon tersebut untuk mempermudah peserta didik dalam meningkatkan kemampuan bernyanyi, dan mempermudah guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Media balon ini tidak hanya mempermudah peserta didik dalam bernyanyi saja, tetapi bisa digunakan untuk pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menyangkup semua pokok atau inti dalam pembelajaran contohnya mengenal warna dan berhitung.

2.2.6 Bernyanyi

Bernyanyi, dalam Jurnal Elisabeth (2005) nyanyian adalah bagian dari music. Bernyanyi sebagai alat untuk mencurahkan pikiran dan perasaan untuk berkomunikasi. Pada hakikatnya nyanyian bagi anak-anak adalah sebaga Bahasa Emosi, dimana dengan nyanyian anak dapat mengungkapkan perasaannya. Bahasa Nada, karena nyanyian dapat didengar, dapat dinyanyikan, dan dikomunikasikan. Bahasa Gerak, gerak pada nyanyian tergambar pada birama (gerak atau ketukan yang teratur), pada irama (gerak atau ketukan panjang pendek, tidak teratur), dan pada melodi (gerakan tinggi rendah).

Bernyanyi merupakan mengeluarkan suara dengan syair-syair yang dilahukan. Mengelolah kelas dengan bernyanyi berabrti menciptakan dan mengelola pembelajaran dengan menggunakan syair-syair yang dilagukan

Biasanya syair-syair tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang akan diajarkan. Bernyanyi membuat suasana belajar menjadi riang dan bergairah sehingga perkembangan anak dapat distimulasi secara lebih dan optimal, karena pada prinsipnya tugas lembaga PAUD adlah untuk mengembangkan seluruh aspek dalam diri anak, meliputi fisik motoric, social, emosional, intelektual, bahasa dan seni, serta moral dan agama (Purwanto, 2011:2-3).

(21)

Guru belum

2.2.6.1 Sebagai sarana relaksasi dengan menetralisir denyut jantung dan gelombang otak

2.2.6.2 Untuk menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik dalam pembelajaran

2.2.6.3 Untuk menciptakan proses pembelajaran lebih humanis dan menyenangkan

2.2.6.4 Sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran

2.2.6.5 untuk membangun dan menyentuh emosi dan rasa estetika anak 2.2.6.6 sebagai proses internalisasi nilai yang terdapat pada materi

pembelajaran

(22)

METODE PENELITIAN

Dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah, metode penelitian ini bersifat ilmiah, metode penelitian penting, artinya penelitian jika tanpa menggunakan metode penelitian kemungkinan besar akan menghasilkan suatu hasil yang acak-acakan, ini berarti tidak memenuhi kriteria sebagai suatu ilmu pengetahuan. Berkaitan dngan ini, perlu ditemukan beberapa hal sebagai berikut.

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen lainnya.

Pendekatan penlitian ini menyajikan catatan-catatan dari kegiatan-kegiatan di TK PKK yang diajarkan oleh Bu. Siti Suleha dan Bu Tasri dan telah diamati untuk menghasilkan data-data yang akurat. Penelitian ini berupa observasi langsung, peneliti memasuki lapangan penelitian dan wawancara baik secara terstruktur maupun tidak terstruktur.

3.2 Subjek Penelitian

Adapun subjek pada penelitian ini adalah Anak Usia Dini Kelompok B di Sekolah TK PKK Desa Pamotan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan. 3.3 Objek Penelitian

Menurut Arikunto (2006:101) objek penelitian adalah sasaran atau objek yang dijadikan pokok pembicaraan dalam penelitian. Objek dalam penelitian ini adala media balon, untuk meningkatkan kemampuan bernyanyi pada anak usia dini kelompok B.

3.4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di TK PKK Desa Pamotan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

(23)

dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

3.5.1 Observasi (pengamatan)

Didalam proses pengumpulan data, ada beberapa jenis observasi dapat dikemukakan yaitu observasi partisipan dan observasi non partisipan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipan. Yang dimana, peneliti ikut berperan dalam kegiatan pembelajaran di TK PKK Lamongan. Peneliti mengamati media yang diajarkan dalam bernyanyi di sekolah TK PKK Desa Pamotan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.

Observasi dikatakan partisipan apabila observer berperan serta ikut ambil bagian kehidpuan observe. Dalam hal ini yang berperan sebagai observer adalah guru TK dengan menggunakan media balon, sehingga peneliti tersebut dengan mudah mangamati subjek penelitiannya.

3.5.2 Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur agar pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan tidak terlepas jauh dari tujuan penelitian, selain itu juga dapat memudahkan peneliti dalam memberikan pertanyaan kepada orang yang hendak diwawancara.

Wawancara akan sangat membantu dalam mengumpulkan data karena instrument atau alat penelitian dalam metode kualitatif yang merupakan peneliti itu sendiri. Penggunaan model wawancara tentu saja disesuaikan dengan keberadaan data lapangan yang dicari dan diperlukan oleh peneliti. Dengan metode wawancara dapat diperoleh data secara akurat karena data didapatkan dari tangan pertama (primer).

Wawancara ini ditujukan kepada Kepala Sekolah, Guru Pendamping Kelompok B, dan beberapa beberapa siswa kelompok B untuk menggali informasi dan refleksi dari proses penelitian yang telah dilaksanakan.

(24)

data informasi tentang sekolah TK PKK secara umum, mendapatkan data tentang latar belakang sekolah TK PKK.

3.5.2 Dokumentasi

Menurut Winarno Surachmad (Metodologi Penelitian, 1983, hal. 89) pengertian dokumen adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa yang ditulis dengan sengaja untuk menyimpan atau merekam keterangan mengenai peristiwa itu. Dokumen adalah setiap benda tertulis yang mempunyai nilai sebagai alat bukti (Metodologi Penelitian, Prayudi Atmosudirjo, 2980, hal. 125).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode dokumentasi adalah metode untuk mengumpulkan data dalam dokumen sesuai dengan yang diperlukan.

Metode pengumpulan data dengan dokumen dilakukan antara lain: 3.5.2.1 Memeriksa dan mempelajari seluruh dokumen yang

berkaitan dengan subyek meliputi profil dan visi misi TK PKK.

3.5.2.2 Data siswa kelompok B

3.5.2.3 Foto-foto lokasi sekolah (gedung sekolah) dan fasilitas-fasilitasnya

3.5.2.4 Proses kegiatan pembelajaran 3.5.2.5 Perekaman Video

Pencermatan dokumen ini akan sangat membantu untuk melengkapi dan memperdalam hasil pengamatan dan wawancara (Putra dan Dwi Lestari, 2012:78).

3.5.6 Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatn yang disengaja dibuat dengan tujuan agar peneliti dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh siswa. Catatan lapangan dibuat ketika proses pembelajaran berlangsung.

3.7 Teknik Analisis Data

(25)

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang pentng dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Namun, dalam penelitian deskriptif kulitatif, analisis data yang lebih difokuskan selama proses di lapangan, bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam menganalisis data di sekolah TK PKK Lamongan, peneliti memfokuskan wawancara kepada kepala sekolah, guru pendamping dan siswa kelompok B untuk mendapatkan data temuan. Hasil temuan dianalisis sedemikian rupa untuk mendukung dan melengkapi analisis data penelitian.

Penganalisaan data itu ada yang dilakukan secara kualitatif dan ada pula yang dilakukan secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan analisis statistic. Sebelum data dianalisis biasanya didahului dengan melakukan pengolahan data, yang dilakukan dengan melakukan pemberian kode (coding), pemeriksaan (editing) dan pentabulasian (tabulating), pada data hasil pengumpulan data yang menggunakan kuisioner.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data secara deskriptif kualitatif. Artinya data-data yang diperoleh bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen lainnya.

3.8 Validitas Data

Validitas data merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian (Sugiyono, 2011:363)

(26)

Uji kreadibilitas data merupakan uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif. Uji kreadibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan triangulasi.

Whiliam Wiersma (dalam Meleong, 2011:372) menjelaskan bahwa triangulasi dalam pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekkan data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Meleong (2011:373) mengelompokkan triangulasi menjadi tiga, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.

3.8.1 Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kreadibilitas dan dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperlukan melalui beberapa sumber. Sebagai sumber contoh, untuk mengkaji kreadibilitas data tentang media balon untuk meningkatkan kemampuan bernyanyi pada anak usia dini, maka pengumpulan data dan pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan Guru TK PKK sebagai pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan bernyanyi pada anak usia dini dengan menggunakan media balon, dan catatan peneliti pada saat melakukan observasi lapangan. Dari data tiga sumber tersebut tidak dapat dirata-ratakan seperti pada data penelitian kuantitatif

3.8.2 Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara tentang proses pembelajaran di ekolah TK PKK, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar tetapi apabila dari tiga teknik tersebut bisa dikatakan sebagai data yang valid.

3.8.3 Triangulasi Waktu

(27)

suyek penelitian tidak hanya satu kali saja, tetapi beberapa kali sehingga dapat melihat apakah terdapat pengembangan subyek dan oyek penelitian yang berkaitan dengan perubahan kurun waktu sehingga penulis tiak cukup satu kali dating ke lokasi penelitian di Sekolah TK PKK Desa Pamotan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.

3.9 Sumber Data Penelitian

Dalam pengumpulan data atau informasi tentang media balon untuk meningkatkan kemampuan bernyanyi pada anak usia dini kelompok B Desa Pamotan, kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, peneliti menggunakan sumber data yang diperoleh dari :

3.9.1 Data Primer yaitu data yang diperoleh dari sumber utama (Kepala Sekolah, Guru Pendamping Kelompok B dan beberapa murid TK PKK Lamongan).

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Zainal Aqib dan Ali Murtadlo, Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif dan Inovatif, Bandung : Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2016.

Wedia Pekerti dkk, Materi Pokok Metode Pengembangan Seni, Jakarta : Universitas Terbuka, 2008.

Zaman, Badru, Materi Pokok Media dan Sumber Belajar, Jakarta : Universitas Terbuka, 2008.

Wiseso, Iksan, Materi Pokok Evaluasi Pembelajaran TK, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.

Masitoh dkk, “Materi Pokok Strategi Pembelajaran TK” Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.

Prof. Dr. Udin. S. Wiranataputra dkk, “Materi Pokok Teori Belajar dan Pembelajaran” , Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.

M. Toha Anggoro dkk, “Materi Pokok Metode Penelitian” Jakarta: Universitas Terbuka, 2010.

Rini Hildayani dkk, “Materi Pokok Psikologi Perkembangan Anak” Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.

Fridani, Lara, “Materi Pokok Evaluasi Perkembangan” Jakarta: Universitas Terbuka, 2011.

Azwar, Syaifudin, “Metode Penelitian” Pusataka Pelajar, Yogyakarta, tahun 2013.

Prof. Dr. Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D” Alfabeta, Bandung, Tahun 2012.

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Bangun datar ialah bangun yang dibuat (di lukis) pada permukaan datar. Bangun bersisi empat ini disebut bangun datar karena seluruh bangun ini terletak dalam bidang

Diantara ke-18 perlakuan benih yang diuji, teknik biomatriconditioning % SRO\PL[D BG25 + serbuk gergaji (Biomatric BG25 + MS) atau abu arang sekam (Biomatric BG25 + MA) dan

Oleh karenanya perlu adanya monitoring yang dilakukan secara bergantian baik dari Dinas Kabupaten baik Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi maupun dari Dinas

Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dan kecerdasan emosi dengan efikasi diri. Semakin tinggi

Hasil analisis regresi adalah dewan direksi berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit,

Cepatnya umur berbunga pada perlakuan N2, disebabkan karena pupuk organik cair Nasa yang diberikan melalui tanah mampu meningkatkan aktivitas mikroorganisme di dalam

Apabila dilihat dari sisi pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak/Penanggung Pajak akibat dilakukannya proses penagihan pajak, maka hasilnya pun

Prosedur permintaan Informasi guna penelitian Unit Bagian Rekam Medis di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan, dimana Institusi pendidikan yang berkepentingan harus