• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR PEMULIAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR PEMULIAAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PEMULIAAN TANAMAN ACARA VI

DESKRIPSI VARIETAS

Semester: Ganjil 2013/2014

Nama : Rahmat Ramadhan

Nim : A1L012048

Rombongan : A2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI PURWOKERTO

(2)

ACARA VI. DESKRIPSI VARIETAS

Tanggal praktikum : 4 November 2013

Nama : Rahmat Ramadhan

NIM : A1L012048

Nama Partner :1.Rizky Utami 2. Nina Karlina 3. Iis Nafisah

4. Yusuf Firdaus Aulia 5. Yuda Galang Priyanto

Rombongan : A2

(3)

BAB I tanaman tersebut mempermudah seorang pemulia tanaman menentukan metode pemuliaan tanaman yang sesuai untuk tanaman tersebut.

Penggunaan varietas unggul untuk meningkatkan produksi tanaman merupakan usaha yang paling mudah diserap oleh petani. Semakin banyak varietas yang beredar di kalangan petani, diharapkan peningkatan produksi tanaman dapat terjamin. Penyebaran masing-masing varietas unggul bervariasi tergantung keunggulannya, daya adaptasi dan selera konsumen terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap varietas.

Penggunaan varietas unggul harus disertai tersedianya benih yang bermutu tinggi yang dalam penyediaannya ditempuh dengan penerapan sistem sertifikasi. Dala kegiatan sertifikasi, kegiatan pkoknya adalah menilai kemurnian benih secara genetis melalui sifat morfologi yang nampak. Untuk itu deskripsi carietas yang berisi sifat-sifat morfologis dapat membantu untuk menilai kemurnian benih. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya pemahaman yang baik mengenai sifat-sifat morfologi yang disajikan dalam deskripsi tanaman.

(4)

Variasi tersebut dapat terjadi pada seua varietas terutama apabila ditanam pada lokasi dan musil tanam yang berbeda.

B. Tujuan

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan tentang sifat-sifat morfologi dan fisiologi tanaman akan sangat berguna dalam kegiatan perakitan varietas baru. Dalam kegiatan perakitan varietas baru seorang pemulia tanaman memerlukan data-data yang lengkap mengenai tanaman yang akan menjadi tetuanya. Morfologi dari suatu tanaman dapat menggambarkan tingkat produktivitasnya. Morfologi tanaman menyangkut bentuk dan struktur tanaman tersebut yang merupakan dasar utama dalam klasifikasi dan digunakan sebagai alat untuk mengenal adaptasi tanaman terhadap lingkungannya (Ismunadji, 1988).

Penelitian di bidang pemuliaan tanaman dikatakan berhasil, apabila diperoleh produk akhir, yaitu adanya pelepasan varietas unggul baru. Sejak tahun 1971 Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masalah perbenihan yakni dengan dibentuknya Badan Benih Nasional atau BBN yang berada dalam lingkup Departemen Pertanian dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Dalam susunan organisasi BBN ini antara lain dibentuk Tim Penilai dan Pelepas Varietas. Dalam kaitan ini pada tahun 1992 diberlakukan Undang Undang Nomor 12/1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman di mana pengaturan pelaksanaannya tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995.Di sini antara lain ditegaskan bahwa dalam pelepasan varietas diperlukan berbagai kebutuhan kelembagaan, syarat-syarat dan prosedur pelepasan varietas. Dalam tulisan ini akan disampaikan kepada para pemulia suatu kajian tentang prosedur dan syarat-syarat dan prosedur pelepasan varietas. Dalam tulisan ini akan disampaikan kepada para pemulia suatu kajian tentang prosedur dan syarat-syarat pelepasan varietas untuk dapat dipenuhi pada waktu pengajuan usulan dan pembahasan oleh Tim Penilai dan Pelepas Varietas, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat berjalan lancar (Sucipto, A. 1993).

Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 476/Kpts/Um 8/1977 menetapkan syarat-syarat dan prosedur pelepasan varietas:

(6)

2. Metode seleksi yang digunakan harus disebutkan

3. Untuk varietas yang akan dilepas harus diadakan percobaan adaptasi, dibandingkan dengan varietas baku, di beberapa tempat yang mewakili daerah, di mana varietas tersebut akan dianjurkan.

4. Percobaan adaptasi dilaksanakan sedemikian rupa sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya.

5. Rancangan percobaan dan cara analisa data percobaan harus memenuhi kaidah statistik.

6. Untuk varietas yang akan dilepas harus tersedia cukup benih. Prosedur pelepasan varietas antara lain :

1. Permohonan pelepasan varietas diajukan secara tertulis kepada Menteri Pertanian melalui Ketua Badan Benih Nasional.

2. Permohonan pelepasan varietas tersebut harus dilampiri keterangan-keterangan mengenai hal-hal yang disebutkan dalam syarat-syarat pelepasan varietas, hasil percobaan dan deskripsi varietas.

3. Deskripsi varietas meliputi sifat-sifat morfologi, fisiologi, agronomi daya adaptasi, ketahanan terhadap hama/penyakit dan sifat-sifat yang dianggap perlu.

4. Setelah mendengarkan pendapat Ketua BBN, Menteri Pertanian dapat menyetujui atau menolak permohonan pelepasan varietas tersebut.

5. Keputusan tentang pelepasan varietas ditetapkan oleh Menteri Pertanian dengan Surat Keputusan.

6. Penyimpangan dari ketentuan-ketentuan dimaksud dalam Surat Keputusan ini dapat dipertimbangkan oleh Menteri Pertanian atas saran Ketua Badan Benih Nasional.

Padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut:

Famili : Gramineae (poaceae) Genus : Oryza Linn

Spesies : ada 25 spesies, dua diantaranya adalah:

Oryza sativa L

(7)

Tanaman padi (Oryza sativa) termasuk dalam familia Graminea. Bentuk batangnya bulat dan berongga, daunnya memanjang seperti pita yang terdiri pada ruas-ruas batang dan mempunyai sebuah malai yang terdapat pada ujung batang (Deptan, 1983). Padi termasuk tanaman semusim atau tanaman muda yaitu tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu kali berproduksi, setelah berproduksi akan mati atau dimatikan (AAK, 2006). Menurut D. Joy dan E. J. Wibberley dalam AAK (2006), tanaman padi dapat dibedakan dalam dua tipe yaitu padi tipe kering yang tumbuh di dataran tinggi dan padi sawah yang memerlukan air menggenang.

Tanaman padi dapat dikelompokan dalam dua bagian yaitu (AAK, 2006): 1. Bagian vegetatif, yang terdiri atas akar, batang dan daun.

2. Bagian generatif, yang terdiri dari malai atau bulir dan bunga, buah dan bentuk gabah.

Tanaman padi (Oryza sativa L) mempunyai jumlah kromosom 2n = 24. Deskripsi dari tiap varietas padi di Indonesia baik yang telah disahkan dengan Surat Keputusan (SK) maupun varietas lokal yang memiliki sifat unggul diarsipkan di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (Balitpa). Deskripsi varietas padi memuat beberapa keterangan mengenai sifat morfologi maupun fisiologi yang dapat dijadikan pegangan dalam tindakan pemuliaan tanaman.

Berikut merupakan bagian-bagian penting dari tanaman padi yang dapat digunakan untuk membedakan antara varietas yang satu dengan yang lain, yaitu :

1. Habitus (bentuk tanaman) : tinggi, sedang, atau pendek; tegak atau terserak. 2. Anakan : jumlah seluruh tunas dari satu tanaman

induk. Dapat dinyatakan : banyak, sedang atau sedikit.

3. Kaki tanaman : berwarna, bergaris, atau tidak berwarna/bergaris. 4. Batang : berwarna, bergaris, atau tidak berwarna/bergaris. 5. Daun bendera : tegak, mendatar, atau terkulai.

(8)

7. Gabah : besar, sedang, atau kecil; panjang, sedang,atau pendek; berbulu, gundil, atau tidak berbulu; ujung gabah berwarna atau tidak.

(9)

BAB III

METODE PRAKTIKUM A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah padi varietas Inpago Unsoed.Sedangkan alat yang digunakan adalah penggaris, busur derajat, alat tulis dan lembar pengamatan.

B. Prosedur Kerja

1. Tanaman padi varietas Inpago Unsoed diamati penampilan yang akan dideskripsi.

2. Data tanaman yang dideskripsi diambil, meliputi : a. Golongan

b. Umur tanaman c. Bentuk tanaman d. Tinggi tanaman e. Anakan produktif f. Warna kaki g. Warna batang h. Posisi daun

i. Posisi daun bendera j. Bentuk gabah k. Warna gabah

3. Candra tanaman dibuat berdasarkan data yang sudah diperoleh.

(10)

HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Golongan Cere, ujung gabah tidak berbulu

3. Umur Tanaman 65 hari

4. Bentuk Tanaman Tegak : Sudut yang terbentuk 10º

5. Tinggi Tanaman 101 cm

6. Anakan Produktif Sedang : 10 batang

7. Warna Kaki Hijau kekuningan

8. Warna Batang Hijau

9. Posisi Daun Intermediet : Sudut yang terbentuk 60 º 10. Posisi Daun Bendera Miring : Sudut yang terbentuk 55 º 11. Bentuk Gabah Sedang, Rasio 1:2 atau lonjong 12. Warna Gabah Hijau keputihan / hijau kekuningan

Padi ini merupakan padi varietas Silugonggo yang termasuk golongan cere dengan umur tanaman 65 hari.Bentuk tanamannya tegak,dengan sudut 10º.Tinggi tanaman 101 cm,menghasilkan 10 anakan produktif,warna kaki hijau kekuningan dengan warna batang hijau.Daun memiliki posisi intermediet dengan sudut 60º,sedangkan posisi daun bendera termasuk miring dengan sudut 55º.Rasio bentuk gabah 1:2 sedang atau lonjong.Warna gabah hijau kekuningan.

B. Pembahasan

(11)

penampilannya dapat menimbulkan variasi fisik. Variasi tersebut dapat terjadi pada semua varietas terutama jika ditanam pada lokasi dan musim tanam yang berbeda (Soemedi, 1982).

Pendiskripsian suatu tanaman sangat membantu dalam dunia pemuliaan tanaman. Umumnya dalam kegiatan pendiskripsian suatu tanaman lebih banyak ke arah sifat-sifat morfologi dari tanaman tersebut. Praktikum kali ini mendiskripsikan tanaman padi varietas Silugonggo.Variabel pencandraannya meliputi golongan, umur tanaman, bentuk tanaman, tinggi tanaman, anakan produktif, warna kaki, warna batang, posisi daun, posisi daun bendera, bentuk gabah, dan warna gabah. Hal – hal utama yang harus tercantum dalam penulisan deskripsi varietas padi menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2008) yaitu: N

o

Istilah Keterangan

1 Nomor seleksi Nomor urut persilangan yang pernah dilakuka dan silsilah turunan bagaimana tanaman materi pemuliaan diseleksi sampai menjadi galur harapan calon VUB 2 Asal persilangan Penjelasan tentang asal-usul materi genetic dan atau cara

persilangan yang telah dilakukan dalam perakitan varietas yang bersangkutan

3 Golongan Pengelompokan varietas kedalam klasifikasi taksonomi “sub spesies” padi antara lain: 1. indica, 2. Japonica, 3. Javanica atau japonica tropis, 4. Intermediate (tipe tanaman berada anatar indica dan japonica)

4 Umur tanaman Umur varietas sejak sebar sampai matang fisiologis (+ 75% biji dalam semua malai matang)

(12)

2. Agak tegak : batang membentuk sudut 450 3. Terbuka : batang membentuk sudut 600

4. Berserak : Jika rumpun dengan garis tegak lurus dengan bidang permukaan tanah membentuk sudut 600 tetapi batang tidak menyentuh tanah 5. Menjalar (tidak teratur) : Batang dari rumpun

tanaman mendekati permukaan tanah

6 Tinggi tanaman Tinggi dari permukaan tanah sampai ujung malai paling panjang

7 Anakan produktif Rata-rata jumlah anakan yang mampu menghasilkan malai, dari rumpun yang berada pada luasan 1 m2

8 Warna kaki Warna dasar bagian bawah pelepah rumpun tanaman yang diamati pada saat awal sampai akhir fase vegetatif 9 Warna batang Warna dasar bagian luar batang padi yang diamati pada

akhir fase vegetative 10 Telinga daun

(auricule)

Organ tanaman padi yang bentuknya menyerupai daun telinga, terletak di pangkal daun bagian luar.

11 Warna telinga daun

Dibedakan menjadi hijau tua yaitu hijau pucat dan ungu yang diamati saat akhir fase vegetative

12 Lidah daun

(ligula)

Organ tanaman padi yang bentuknya menyerupai lidah, terletak di ketiak daun

13 Warna lidah daun Dibedakan menjadi tiga kelas yaitu (1) putih (2) garis ungu dan (3) ungu yang diukur pada akhir fase vegetatif 14 Warna daun Warna helaian daun pertama setelah daun bendera

dikelompokan mejadi hiaju pucat, hijau, hijau tua, ungu pada bagian ujung, ungu pada bagian garis tepi daun, campuran antara ungu dan hijau, ungu seluruhnya. Pengamatan dilakukan pada akhir fase vegetatif

15 Permukaan daun Kekasaran dan kehalusan permukaan helaian daun yang didasarkan pada hasil perabaan daunsecara cermat menggunakan ibu jari dan telunjuk. Dapat dibedakan atas 1. halus termauk bagian tepi daun 2. sedang dan 3. berblu (diamati pada fase vegetatif akhir)

(13)

tegak (sudut < 450), 2. sudut daun mendekati 900) dan 3. terkulai (sudut daun > 900)

17 Daun bendera Daun yang terakhir keluar dari batang, membungkus malai atau bunga padai pada saat fase bunting

18 Sudut daun

bendera

Sudut daun yang diukur dari pelekatan daun bendera terhadap tangkai malia, dikelompokan jadi 4 yitu: 1.tegak (< 300), 2. agak tegak/ sedang (450), 3. mendatar (90), terkulai (descending) (lebih dari 900)

19 Bentuk gabah Hasil pengamatan terhadap panjang dan lebar gabah , bentuk gabah dikelompokan berdasarkan rasio antara panjang dan lebar gabah, dapat dikelompokan menjadi : bulat (p/l = 1), agak bulat (1,1 – 2,0), sedang (2,1 – 3,0) ramping/panjang (lebih dari 3,0)

20 Warna gabah Warna palea dan lemma pada saat biji masak. Diklasifikasikan ke dalam 11 kelas :

1. kuning jerami

2. keemasan dan atau bergaris keemasan dengan latar belakang warna jerami

3. kuning jerami berbercak coklat

4. kuning jerami dengan garis gari coklat 5. coklat kekuningan

2. sedang apabila 25-50% gabah rontok

(14)

ketegakan tanaman pada seluruh plot. Diklasifikasikan berdasarkan skor, yaitu:

1. tahan (tidak ada yang rebah)

2. Agak tahan (sebagian tanaman condong/tidak tegak lagi)

3. agak rentan (sebagian besar tanaman agak rebah) 4. lemah (sebagian besar tanaman rebah hampir rata

dengan tanah)

27 Potensi hasil Hasil tertinggi yang pernah dicapai pada suatu daerah tertentu

28 Gabah kering giling

Gabah kering giling dengan kadar air 14 % 29 Ketahanan

terhadap hama penyakit utama

Respon tanaman terhadap serangan hama dan penyakit yang saat ini diklasifikasikan sebagai hama dan penyakit yang paling destrktif merusak tanaman padi.

(15)

Seleksi yang dimaksud adalah seleksi untuk penanaman yang baik, padi yang dapat menghasilkan sesuai yang diinginkan dan sampai bentuk maupun tekstur nasi nanti yang dipilih (Soemedi,1982).

Deskripsi ini juga meliputi : Asal tanaman dimana asal tanaman ini merupakan suatu silsilah dan awal dalam varietas tersebut.Golongan menunjukkan bulu yang terdapat pada ujung gabah. Umur tanaman dihitung mulai benih sampai 80% masak fisiologi.Bentuk tanaman yaitu posisi tunas tanaman berdasarkan sudut yang terbentuk antara sumbu batang dengan tunas primer. Anakan produktif yaitu jumlah anakan yang hanya menghasilkan malai.

Selain itu, terdapat warna kaki yaitu warna pelepah daun bagian luar. Warna batang yaitu warna ruas batang yang terletak antara dua buku batang. Posisi daun terhadap sumbu batang. Posisi daun bendera yaitu posisi bendera terhadap sumbu batang. Bentuk gabah berdasarkan rasio antara lebar dan panjang gabah. Warna gabah, teksur nasi, bobot 1000 biji, kadar amilosa dan ketahanan terhadap hama dan penyakit.

(16)

Padi varietas Silugonggo berasal dari persilangan IR9129-209-2-2-2/IR19774-23-2-2//IR9729-67-3.Padi varietas Silugonggo termasuk dalam golongan cere.Tinggi tanaman padi tersebut 110 cm.Bentuk tanamannya tegak karena membentuk sudut 10°.Anakan produktifnya termasuk kategori sedang karena memiliki anakan sebanyak 10 buah.Posisi daunnya termasuk kategori intermediet karena membentuk sudut 60°,sedangkan posisi daun benderanya termasuk miring karena membentuk sudut 55°.Namun menurut Bambang et al (2009) disebutkan bahwa varietas ini memiliki posisi daun dan daun bendera yang tegak. Katayama (1993), menyatakan bahwa padi yang memiliki daun tegak, daun bawahnya akan memperoleh cahaya dan udara segar lebih banyak sehingga dapat memproduksi hasil yang lebih tinggi.Bentuk gabahnya termasuk sedang dengan rasio 1:2 atau lonjong.Warna gabah hijau keputihan atau hijau kekuningan.Warna kaki dan warna batang varietas Silugonggo yaitu hijau.Tekstur nasi yang dimiliki varietas ini agak pulen dengan kadar amilosa 23%.Bobot 1000 butir varietas ini yaitu 25 gram.

Deskripsi varietas kedelai anjasmoro (Deptan, 1983) :

(17)

Kategori : Varietas unggul nasional (released variety)

Potensi Hasil : 2.25-2.03 ton/ha

Pemulia : Takashi Sanbuichi, Nagaaki Sekiya,

Jamaluddin M, Susanto, Darman M.Arsyad, Muchlish Adie

Nama galur : MANSURIA 395-49-4

Warna hipokotil : Ungu

Warna epikotil : Ungu

Warna daun : Hijau

Warna bulu : Putih

Warna bunga : Ungu

Warna polong masak : Coklat muda

Warna kulit biji : Kuning

Jumlah buku pada batang utama :12.9-14.8

(18)

Ketahanan terhadap karat daun : Sedang Ketahanan terhadap pecah polong : Tahan

Tahan pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan system pertumbuhan batang ini didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang determinate ditujukan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga.Sementara petumbuhan batangtipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walupun tanaman sudah mulai berbunga. Disamping itu, ada carietas hasil persilangan yang mempunyai tipe batang mipir krduanya sehingga dikategorikan sebagaio semi-determinate atau semi-indeterminate.

Deskripsi varietas kacang tanah varietas Kelinci (Deptan, 1983) :

Dilepas tahun : 1987

Nomor induk : GH-470

Asal : IRRI-Filipina dengan No. Acc-12

Hasil rata-rata : 2,3 t/ha

Warna pangkal batang : Hijau

Warna batang : Hijau

Warna daun : Hijau tua

Warna bunga : Kuning

Warna ginofor : Hijau

Warna biji : Merah muda

Bentuk polong : Agak nyata

Kulit polong : Nyata

Bentuk tanaman : Tegak

Bentuk daun tua : Elip, kecil, bertangkai empat Jumlah polong/pohon : ± 15 buah

Jumlah biji/polong : 4

Umur berbunga : 25–29 hari

Umur polong tua : ± 95 hari

(19)

Kadar protein : ± 31%

Kadar lemak : ± 28%

Ketahanan terhadap penyakit : -Agak tahan penyakit layu bakteri (Pseudomonas sp.)

- Tahan karat daun (Puccinia arachidis) - Toleran bercak daun (Cercospora sp.) Sifat-sifat lain : Rendemen biji dari polong 67%

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Penentuan deskripsi varietas dapat ditentukan dengan melihat penampilan luar sampai setelah panen yang berbentuk nasi.

2. Deskrispi varietas ini dapat mempermudah kita untuk lebih memehami dan mengenal berbagai macam jenis padi khususnya varietas Silugonggo.

(20)

B. Saran

Praktikan harus lebih teliti dalam mengamati varietas padi agar tidak terjadi kekeliruan

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 2006. Budidaya Tanaman Padi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Abdullah, B., S. Tjokrowidjojo, dan Sularjo. 2008. Status, Perkembangan, dan Prospek Pembentukan Padi Tipe Baru di Indonesia. Prosiding Simposium V Tanaman Pangan – Inovasi Teknologi Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol 2: 269-287

Allard RW and AD Bradshaw. 1964. Implications of genotype enviromental interaction in applied plant breeding. Crop Sci. (4). 503-508

(21)

Deptan, Sekretariat Badan Pengendali BIMAS. 1988. Pedoman Perbenihan seri 1. Kumpulan Deskripsi Varietas Padi yang Dianjurkan. Jakarta

Deptan, Sekretariat Badan Pengendali BIMAS. 1983. Pedoman Bercocok Tanam Padi Palawija Sayur-sayuran. Deptan. Jakarta

Hardjodinomo, Soekirno B.A. 1970 . Bertanam Padi. Binacipta. Bandung

Ismunadji, M, dkk. 1988. Padi Buku I. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor

Katayama, T. C. 1993. Morphological and taxonomical characters of cultivated rice (Oryza sativa L.). p. 41-49. In M. Takane and K. Hoshikawa (Eds). Science of the Rice Plant Vol.1: Morphology. Food and Agriculture Policy Research Center. Tokyo

Satoto dan B Suprihatno. 1998. Heterosis dan stabilitas hasil hibrida-hibrida padi turunan galur mandul jantan IR62829A dan IR58025A. Jurnal Penelitian Tanaman Pangan. Vol 17. No 1. 1998. Puslitbangtan. Badan Litbangtan. Bogor

Siregar, Hardian. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya. Bogor

Soemedi. 1982. Pedoman Bercocok Tanam Padi. Universitas Jenderal Sodirman Purwokerto

Suprihanto, Bambang,et al. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang

(22)
(23)

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi 100 ppm dan 300 ppm merupakan perlakuan yang mampu menekan pertumbuhan tanaman paling baik dibandingkan dengan kontrol maupun perlakuan lain pada minggu

Dari tabel 2 diatas dapat digambarkan bahwa Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 mencapai angka 73.54 (data tahun 2013) Angka tersebut merupakan

Dibandingkan dengan siswa yang kurang atau tidak mempunyai minat baca, maka secara otomatis tidak akan efektif dalam membaca, dan sangat berpengaruh terhadap hasil penilaian

Lilin aromaterapi adalah salah satu bentuk diversifikasi dari produk lilin, yaitu aplikasi lain dari cara inhalasi atau penghirupan aromaterapi yang biasa

Protein terlarut rusip selama fermentasi Protein terlarut pada ikan merupakan hasil hidrolisis protein menjadi peptida, dipeptida, dan asam amino bebas dengan berat molekul

Maksud dan tujuan Perusahaan Perseroan (PERSERO) tersebut pada Pasal 1 Peraturan Pemerintah ini, selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini disebut PERSERO, adalah

Rancangan Acak Kelompok Tak Lengkap Seimbang merupakan rancangan dimana kombinasi-kombinasi perlakuan yang digunakan dalam masing-masing kelompok dipilih dalam suatu

Penulis melakukan wawancara kepada kepala sekolah SDN Tawang Mas 01 Semarang, untuk mendapatkan informasi mengenai sistem yang sedang berjalan dan data-data akademik