• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR I Vo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR I Vo"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I VOLUME MOLAR GAS

Oleh : Ayu Intan Saridewi

(1408105029) Kelompok 10 Gelombang 1

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

Volume Molar Gas I. Tujuan

Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda Mempelajari hukum-hukum gas seperti hukum Boyle, Charles, Gay

Lussac, tentang tekanan parsial dan hukum Avogadro. II. Dasar Teori

Benda-benda di alam raya ini dapat digolongkan menjadi tiga golongan, diantaranya adalah zat padat, zat cair, dan gas. Gas dapat dimampatkan dalam tempat tertutup, tetapi bila gas dimasukkan kedalam tempat yang lebih besar dari volume semula maka gas dapat mengisi tempat itu secara merata. Gas memiliki sifat-sifat khusus yaitu :

 Peka terhadap perubahan temperatur  Peka terhadap perubahan tekanan

Selain hal tersebut gas mempunyai sifat-sifat fisis yang khas yaitu :  Gas mempunyai volume dan bentuk menyerupai wadahnya  Gas merupakan wujud materi yang paling mudah dimampatkan  Gas-gas akan segera bercampur secara merata dan sempurna jika

ditempatkan dalam wadah yang sama.

 Gas memiliki kerapatan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan cairan dan padatan.

1. Hukum Boyle

(3)

Secara matematis, hubungan antara tekanan dan volume

Hubungan antara volume gas dan suhu ditemukan oleh fisikiawan Perancis Jacques Charles pada tahun 1787 dan secara terpisah oleh Joseph Louis GayLussac yang mempublikasikannya pada tahun 1802. hukum Charles dapat dinyatakan dengan, “Volume dari sejumlah gas pada tekanan konstan adalah berbanding lurus dengan suhu Kelvin (mutlak).” T = temperature gas (K) k = konstanta

Hukum Charles dapat disusun kembali menjadi persamaan :

V1

(4)

3. Hukum Gay-Lussac

Gay-Lussac, seorang ilmuwan asal Prancis, meneliti hubungan antara tekanan gas (P) dan temperatur (T) gas pada volume tetap. Apabila botol dalam keadaan tertutup kita masukkan ke api, maka botol tersebut akan meledak. Hal ini terjadi karena naiknya tekanan gas di dalamnya akibat kenaikan suhu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa: “Apabila volume gas yang berada pada ruang tertutup dijaga konstan, maka tekanan gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya”. Pernyataan tersebut dikenal dengan Hukum Gay Lussac. Secara T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K) P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2) T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)

4. Hukum Avogadro

Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro memecahkan dilema ini dengan mengajukan bukan saja hipotesis “volume sama - jumlah sama”, melainkan juga bahwa molekul gas dapat pecah menjadi setenggah molekul jika molekul-molekul itu bereaksi. Dengan menggunakan istilah modern, kita akan mengatakan bahwa molekul O2 terbelah menjadi atom-atomnya, yang kemudian bergabung dengan molekul H2 membentuk molekul H2O. dengan cara ini, volume oksigen yang diperlukan hanya setengah dari volume hidrogen.

(5)

1) Volume yang sama dari gas-gas berbeda yang dibandingkan pada suhu dan tekanan sama akan mengandung jumlah molekul yang sama.

2) Jumlah molekul yang sama dari gas-gas berbeda yang dibandingkan pada suhu dan tekanan sama akan menempati volume yang sama.

Hubungan yang mengikuti hipotesis Avogadro, sering disebut Hukum Avogadro, yaitu:

“Pada suhu dan tekanan tetap, volume gas berbanding lurus dengan jumlah gas.”

Jika jumlah mol gas (n) dilipat-duakan, volumenya akan berlipat-dua, dan seterusnya. Secara matematis dapat dinyatakan dengan:

V∞ n dan V = c x n

Pada STP, jumlah molekul yang terkandung dalam 22,4 L gas adalah 6,02 x 1023, atau 1 mol.

1 mol gas = 22,4 L gas (pada STP)

5. Persamaan Gas Ideal

Gabungan dalam satu pernyataan dari hukum Boyle, Charles, Gay-Lussac, serta Avogadro ini disebut hukum gas ideal.

Hukum Boyle:V∝P1(n dan T konstan)

Hukum Charles:V∝T(n dan P konstan)

Hukum Gay−Lussac:P∝T(n dan V konstan)

Hukum Avogadro:V∝n(P dan T konstan)

Hal tersebut berarti volume gas berbanding lurus terhadap jumlah gas dan suhu serta berbanding terbalik terhadap tekanan, yaitu :

V∝nTP dan V=RnTP atau PV=nRT

(6)

dengan mensubstitusikan volume molar gas ideal. Namun, nilai R kemudian bergantung pada satuan apayang digunakan untuk menyatakan tekanan dan volume. Dengan volume molar 22,4140 L dan tekanan dalam atmosfir, maka kita dapatkan:

R

=

PVnT

=

11atm xmol x22273,4140,15KL= 0,082057 L atm mol-1 K–1

Dengan menggunakan satuan SI m3 untuk volume Pa untuk tekanan, dihasilkan :

R

=

PVnT

=

101,325Pa x2.2410x10 −2

1mol x273,15K m3 = 8,3145 m3 Pa mol-1 K-1

Satuan m3 Pa mol-1 K-1 juga mempunyai signifikansi lain. Pascal memiliki satuan kg m-1 s-2 sehingga satuan m3 Pa menjadi kg m2 s-2, yaitu satuan SI untuk energy, joule. Jadi, R juga memiliki nilai

R= 8,3145 J mol-1 K-1

III. Alat dan Bahan a. Alat :

a. Termometer c. Gelas Ukur

b. Ember d. Neraca Analitik

b. Bahan : a. Air

b. Butana Cair (korek api yang bahan bakarnya dari BUtana)

IV. Cara Kerja

(7)

alat penampung telah penuh tandai dan mencatat, kemudian diganti dengan alat penampung yang lain.

Melanjutkan pengumpulan gas yang dibebaskan hingga korek api tersebut kosong. setelah itu, mencatat semua data dari gas yang dikumpulkan kemudian menutup kembali klep korek api dan menimbangnya sambil memperkirakan volume cairan butana yang berubah menjadi gas. Setelah data terkumpul, menghitung perbandingan dari volume gas butana dengan volume cairan butana yang massanya sama.

V. Hasil Pengamatan 1. Korek Api

Objek Massa Awal

(gram) Massa Akhir (gram)

Massa Cairan yang berubah menjadi gas

(gram)

Korek

Api 12,6 9,4

12,6 - 9,4 = 3,2

2. Cairan Butana

Objek Volume Awal

(ml) Volume Akhir (ml)

Volume Gas Butana (ml)

Cairan

Butana 4 0 1450

(8)

Massa awal korek api : 12,6 gram Massa akhir korek api : 9,4 gram

Massa cairan butana yang berubah menjadi gas : 12,6 - 9,4 = 3,2 gram Cairan Butana

Konstanta molar gas (R) = 0,082 L.atm/K.mol

Ar C = 12

Mencari mol butana (C4H10) dari data hasil pengamatan :

PV = nRT

1.1,45 = n.0,082.300

n = 1,4524,6

n = 0,058mol

Mencari Mr butana (C4H10) dari data hasil pengamatan :

(9)

 Perkiraan volume yang kurang mendekati hasilnya  Neraca penimbang yang kurang berfungsi maksimal

 Saat penimbangan kembali masih terdapat air di dalam korek gas  Klep dari korek api tidak diikat dengan pipa karet, sehingga

kadang-kadang tertutup sebentar karena tangan praktikan kelelahan memegang klep korek api.

Perbandingan antara volume cair butana dengan volume gas butana adalah sebagai berikut :

V . Butana cair

V . Buatana gas

=

14504mlml

=

7252mlml

VII. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang Penentuan Titik Leleh dan Titik Didih, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :

 Volume 1 mol gas ada suhu dan tekanan tertentu dinyatakan dalam volume molar gas

 Menetukan volume molar gas pada keadaan standar dilakukan dengan menimbang sejumlah volume gas tertentu dalam tabung yang sudah diketahui berat kosong tabung gas tersebut pada suhu 0OC.

 Digunakan Rumus Persamaan Gas Ideal :

Hukum Boyle:V∝P1(n dan T konstan)

Hukum C h arles:V∝T(n dan P konstan) Hukum GayLussac:P∝T(n dan V konstan)

Hukum Avogadro:V∝n(P dan T konstan)

Hal tersebut berarti volume gas berbanding lurus terhadap jumlah gas dan suhu serta berbanding terbalik terhadap tekanan, yaitu :

V∝nTP dan V=RnTP atau PV=nRT

(10)

1. Staf laboratorium Kimia Dasar.2014.Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Jurusan Kimia FMIPA, UniversitasUdayana : Bukit Jimbaran, Bali

2. Wikipedia.Volume Molar .

http://id.wikipedia.org/wiki/Volume_molar (Diakses pada 22 November 2014)

3. Wikipedia.Hukum

Gay-Lussac.http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Gay-Lussac. (Diakses pada 22 November 2014)

4. Wikipedia.Hukum

Boyle.http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Boyle. (Diakses pada 22 November 2014)

5. Wikipedia.Hukum Charles.

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Charles. (Diakses pada 22 November 2014)

6. Wikipedia.Hukum Avogadro.

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Avogadro. (Diakses pada 22 November 2014)

7. Nurhayati Rahayu & S.Pd. Jodhi Pramuji Giriarso,

S.Si.2009.Rangkuman Kimia SMA.Jakarta:GagasMedia.210 hlm 8. Ir. Tety Elida S.1996.Pengantar Kimia.Jakarta:Gunadarma. 111

hlm

(11)

IX. LAMPIRAN A. Pertanyaan

Gas yang keluar dari sumber gas ditampung sebanyak 1,30 liter. Berat gas tersebut adalah 2,9 gram. Bila suhu dan tekanan pada kondisi tersebut adalah 270C dan tekanan 72 cmHg. Hitunglah massa 1 mol gas tersebut ?

B. Jawaban Pertanyaan Diketahui :

V = 1,30 liter m = 2,9 gram T = 270C = 300 K

P = 72 cmHg = 0,9474 atm R = 0,082 L.atm/ K.mol Ditanya : Massa 1 mol gas (Mr) = …? Jawab :

PV = nRT

0,9474. 1,30 = n . 0,082 . 300 n = 1,2316224,6

n = 0,05 mol

n =Mrm

0,05 = 2,9Mr

Mr = 0,052,9

Mr = 58 gr/mol

Referensi

Dokumen terkait

jika dikaitkan dengan hukum kekekalan massa yaitu walaupun massa sebelum dan sesudah pemanasan Mg berbeda namun perbandingan massa Mg tetap sama atau

Misalnya pada percobaan stoikiometri 1 antara NaOH dan CuSO4 dapat diketahui titik stoikiometrinya berdasarkan grafik yang dibuat antara volume (boleh volume NaOH ataupun CuSO 4 )

Dengan menggunakan nilai tekanan uap pada suhu kamar, bersama-sama dengan data mengenai volume labu erlenmeyer dan berat molekul udara

Padatan Asam Oksalat yang sudah ditetes indikator PP dihitung dulu volumenya, kemudian dititrasi dengan NaOH sampai titik akhir atau larutan merah... muda seulas bukan sampai

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Praktikum Kimia

Dengan mengetahui titik leleh suatu zat, maka kita dapat mengetahui kemurnian suatu zat.Untuk zat-zat murni, pada umumnya memiliki titik leleh yang lebih

Tegangan permukaan terjadi karena pada permukaan adanya gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya kohesi antara molekul-molekul cairan sehingga menyebabkan

memecahkan elmulasi pada suatu ekstrasi Labu erlenmeyer Wadah dari bahan kimia cair yang diguunakan untuk proses titrasi untuk menampung larutan yang akan digunakan Labu ukur