• Tidak ada hasil yang ditemukan

29 ANALISIS MULTI DIMENSI PADA PEMBANGUNAN EKONOMI DI KABUPATEN JEPARA oleh : Ulfa Nadra Fakultas Ekonomi Universitas Al Azhar Medan ABSTRACT - ANALISIS MULTI DIMENSI PADA PEMBANGUNAN EKONOMI DI KABUPATEN JEPARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "29 ANALISIS MULTI DIMENSI PADA PEMBANGUNAN EKONOMI DI KABUPATEN JEPARA oleh : Ulfa Nadra Fakultas Ekonomi Universitas Al Azhar Medan ABSTRACT - ANALISIS MULTI DIMENSI PADA PEMBANGUNAN EKONOMI DI KABUPATEN JEPARA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MULTI DIMENSI PADA PEMBANGUNAN EKONOMI

DI KABUPATEN JEPARA

oleh : Ulfa Nadra Fakultas Ekonomi Universitas Al Azhar Medan

ABSTRACT

Economic development aims not only to make the economic growth, but also to minimalize income gap and to reduce unemployment. This research aims to analyze (1) Regional income gap of Jepara Regency (2) The poverty level of Jepara Regency (3) The unemployment level of Jepara Regency,(4) The programs that aims to reduce income gap, reduce poverty level and reduce unemployment level of Jepara Regency. Williamson Index and Gini Ratio has been used in measuring income gap.The descriptive analysis has been used in analyzing the level of poverty and the level of unemployment of Jepara Regency. The result shows that the score of Williamson Index is approximately 0.2. It means that the inequality is on low level. The Gini Ratio is approximately 0.3. It means that the income gap is on the middle level. The poverty has been happened in some district. The unemployment level of Jepara Regency is lower from the other regency of Central Java Province.

Keywords: economic development, income gap, poverty level, unemployment.

Pendahuluan

Pembangunan merupakan proses mutidimensi yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental dan kelembagaan, termasuk pula percepatan/akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan, dan pemberantasan kemiskinan. Sedangkan pembangunan ekonomi pada hakekatmya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata.

(2)

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, pengentasan kemiskinan, ketimpangan pendapatan, tingkat pengangguran merupakan dimensi-dimensi penting dalam pembangunan ekonomi yang memerlukan strategi-strategi dan program-program khusus untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan ekonomi.

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan menyangkut dimensi-dimensi pembangunan ekonomi di Kabupaten Jepara, yaitu ketimpangan pendapatan, tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran.

Metodologi Penelitian

Analisis Ketimpangan Pendapatan Daerah

Ukuran ketimpangan pendapatan daerah dianalisis dengan menggunakan: 1. Indeks Williamson

Dasar perhitungan Indeks Williamson adalah dengan menggunakan PDRB per kapita dalam kaitannya dengan jumlah penduduk per daerah. Rumus dari Indeks Williamson adalah sebagai berikut:

Keterangan:

IW= Indeks Williamson

fi = Jumlah penduduk kecamatan di Kabupaten Jepara ke-i (jiwa) n = Jumlah penduduk Kabupaten Jepara (jiwa)

Yi= PDRB per kapita kecamatan di Kabupaten Jepara ke-i (Rupiah) y = PDRB per kapita rata-rata Kabupaten Jepara (Rupiah)

2. AnalisisGini Ratio

(3)

G = 1 –∑ ௉௜ሺொ௜ିଵሻ ଵ଴଴଴଴ ௞

௜ୀଵ

G = Gini ratio

Pi = Persentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke i Qi = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke i Qi-1 = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke i-1 K = Banyaknya kelas pendapatan

Oshima menetapkan sebuah kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah pola pengeluaran suatu masyarakat ada pada ketimpangan taraf rendah, sedang atau tinggi. Untuk itu ditentukan kriteria sebagai berikut:

a. Ketimpangan taraf rendah, bila G<0,35

b. Ketimpangan taraf sedang, bila G antara 0,35-0,5 c. Ketimpangan taraf tinggi, bila G>0,35

Nilai indeks gini antara 0 dan 1. Semakain tinggi nilai indeks gini menunjukkan ketidakmerataan pendapatan yang semakin tinggi. Jika nilai indeks gini adalah nol maka artinya terdapat kemerataan sempurna pada ditribusi pendapatan, sedangkan jika bernilai satu berarti terjadi ketidakmerataan pendapatan yang sempurna.

Analisis Tingkat Kemiskinan

Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu. Menurut World Bank(2004), salah satu penyebab kemiskinan adalah karena kurangnya pendapatan dan asset (lack of income and assets) untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan dan tingkat kesehatan dan pendidikan yang dapat diterima.

(4)

Analisis Tingkat Pengangguran

Menurut Sakernas (Survei Keadaan Angkatan Kerja Nasional), pengangguran didefinisikan antara lain sebagai berikut:

1. Mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja.

2. Mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka untuk mempersiapkan suatu usaha atau pekerjaan yang baru.

3. Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin dalam mendapatka pekerjaan, hal ini disebut dengan penganggur putus asa.

4. Mereka yang telah memiliki pekerjaan namun belum mulai bekerja.

Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Adapun data primer berasal dari wawancara langsung dengan key persons seperti aparatur pemerintah terkait yaitu Bappeda Kabupaten Jepara dan SKPD lainnya. Sedangka data sekunder berasal dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara.

Pembahasan

Analisis Ketimpangan Pendapatan Daerah

Berdasarkan perhitungan Indeks Williamson, analisis ketimpangan pendapatan di Kabupaten Jepara, seperti terlihat pada Tabel 1. :

Tabel 1. Indeks Williamson Kabupaten Jepara

Berdasarkan Kecamatan Tahun 2011-2013

Kecamatan

IW

2011 2012 2013

Kedung 0.245 0.245 0.245

Pecangaan 0.252 0.252 0.252

(5)

Kecamatan

IW

2011 2012 2013

Mayong 0.263 0.264 0.264

Nalumsari 0.240 0.239 0.239

Batealit 0.246 0.247 0.246

Tahunan 0.269 0.272 0.273

Jepara 0.233 0.234 0.233

Mlonggo 0.253 0.251 0.254

Pakis Aji 0.211 0.211 0.212

Bangsri 0.278 0.278 0.277

Kembang 0.232 0.232 0.232

Keling 0.212 0.211 0.210

Donorojo 0.208 0.206 0.206

Karimunjawa 0.083 0.083 0.083

Sumber : Kecamatan dan Kabupaten Jepara Dalam Angka Tahun 2011-2013 (diolah)

Nilai Indeks Williamson berada diantara 0 dan 1. Semakin mendekati angka nol (0) berarti pemerataan pendapatan semakin merata. Berdasarkan tabel dapat dilihat nilai pemerataan pembangunan di masing-masing Kabupaten Jepara untuk periode 2011-2013 berkisar di angka 0,2. Sehingga pemerataan pendapatan di masing-masing Kecamatan yang ada di Kabupaten Jepara berhasil. Dengan nilai yang hampir sama, yaitu di range 0,2. Namun hanya ada 1 Kecamatan di Kabupaten Jepara, yaitu Kecamatan Karimunjawa dimana memiliki indeks Williamson selama 3 tahun terakhir (2011-2013) sebesar 0,083 %. Sehingga Kecamatan Karimunjawa merupakan kecamatan yang paling rendah ketidakmerataan pendapatannya bila dibandingkan dengan wilayah atau Kecamatan lain yang ada di Kabupaten Jepara.

(6)

2012, masuk dalam kategori ketimpangan taraf sedang. Kondisi ini bisa menjadi tantangan bagi Pemerintah Daerah, mengingat masih naik-turunnyagini ratioKabupaten Jepara.

Analisis Tingkat Kemiskinan

Tingkat kemiskinan di KabupatenJepara, berdasarkan Desa/Kelurahan di Kabupaten Jepara dapat dilihat bahwa 20 Desa/Kelurahan yang bisa menjadi prioritas pengentasan kemiskinan, dilihat dari banyaknya jumlah penduduk miskin di wilayah tersebut adalah :

1. DesaTedunan (Kec. Kedung). 2. DesaKarangaji (Kec. Kedung). 3. DesaGeneng (Kec. Batealit). 4. DesaKaliombo (Kec. Pecangaan). 5. DesaTanggulTlare (Kec. Kedung). 6. DesaKedungmalang (Kec. Kedung). 7. DesaSowanKidul (Kec. Kedung). 8. DesaMuryolobo (Kec. Nalumsari). 9. DesaBantrung (Kec. Batealit). 10. DesaKawak (Kec. Pakis Aji). 11. DesaPanggung (Kec. Kedung).

12. DesaWanusobo (Kec. Kedung). 13. DesaKepung (Kec. Bangsri). 14. DesaSurodadi (Kec. Kedung). 15. DesaSukosono (Kec. Kedung). 16. DesaPetekeyan (Kec. Tahunan). 17. Desa Rau (Kec. Kedung).

18. DesaMindahanKidul (Kec. Batealit).

19. DesaBugel (Kec. Kedung). 20. DesaDonos (Kec. Kedung).

Dari uraian diatas, masalah kemiskinan di Kabupaten Jepara memang menjadi permasalahan penting dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi. Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional, oleh karena itu upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu. Salah satu prasyarat keberhasilan pengentasan kemiskinan adalah dengan cara mengidentifikasi kelompok sasaran dan wilayah sasaran dengan tepat.

Dalam upaya penanggulangan kemiskinan ada dua strategi utama yang harus ditempuh oleh Pemerintah Daerah. Pertama, melindungi keluarga dan kelompok masyarakat miskin melalui pemenuhan kebutuhan pokok mereka. Kedua, memberdayakan mereka untuk melakukan usaha dan mencegah terjadinya kemiskinan baru.

Analisis Tingkat Pengangguran

(7)

Tabel2. JumlahPenganggurandan Tingkat Pengangguran

Di KabupatenJeparaTahun 2011-2013

Tahun Jumlah Pengangguran (orang) Jumlah Bekerja

Tingkat Pengangguran

(%)

2011 22,597 308,964 6.82

2012 24,085 549,769 4.20

2013 36,308 542,072 6.28

Sumber :ProfilKetenagakerjaanJawa Tengah HasilSakernasTahun 2011-2013

Tingkat pengangguran sangat berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan suatu wilayah yang nantinya akan mempengaruhi dalam ketimpangan pendapatan suatu wilayah. Salah satu upaya bagi Pemerintah Daerah dalam mengatasi besarnya ketimpangan pendapatan adalah dengan menciptakan lapangan usaha yang merata di seluruh wilayah yang ada di Kabupaten Jepara. Selama ini penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Jepara yang terbesar di sektor industry, yaitu sebesar 45%, sedangkan sector berikutnya yang mampu menyerap tenagakerja terbesar adalah sector perdagangan yaitu sebesar 18 %. Sektor yang penyerapan tenaga kerja terkecil di Kabupaten Jepara adalah sektorl istrik, gas dan air (0,23 %).

Tabel3. Tingkat PengangguranKabupatenJepara

Dibandingkandengan Wilayah Lain

Tahun 2011-2013

Kabupaten/Kota

Jumlah Pengangguran Tingkat Pengangguran

2011 2012 2013 2011 2012 2013

Kab. Jepara 22,597 24,085 36,308 6.82 4.20 6.28

Kab. Demak 15,009 45,496 37,371 7.42 8.44 7.04 Kab. Kudus 19,538 25,522 35,019 6.25 5.85 8.01

Kab.Pati 15,200 78,177 46,863 7.17 12.2 7.30

Kab. Blora 6,168 22,657 29,440 6.02 4.88 6.25

(8)

Sumber :ProfilKetenagakerjaanJawa Tengah HasilSakernasTahun 2011-2013

Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat bahwa tingkat pengangguran di Kabupaten Jepara tergolong rendah bila dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Jawa Tengah. Namun tingkat pengangguran tetap harus diminimalisir. Dalam menciptakan peluang kerja di Kabupaten Jepara, sektor yang belum banyak menyerap tenaga kerja bisa dimaksimalkan peranannya (jika masih bisa dikembangkan), namun bila sector tersebut sudah sulit untuk dikembangkan maka sektor yang dimaksimalkan dalam penyerapan tenaga kerja bisa berdasarkan potensi wilayah yang dimilikinya. Yang menjadi perhatian adalah pembangunan lapangan kerja jangan terpusat pada wilayah-wilayah tertentu, namun harus ada wilayah pertumbuhan baru yang akan dikembangkan.

Selain menciptakan lapangan usaha, upaya lain dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara memberikan pelatihan kepada masyarakat, agar masyarakat mampu menjadi pembuka lapangan usaha buat diri sendiri atau orang lain.

Program-program yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan pendapatan,

kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Jepara

Beberapakebijakan yang sudah dan direkomendasikan untukdijalankanterkaitpemerataan pendapatan,pengentasan kemiskinan dan pengurangan pengangguran di Kabupaten Jepara, yang mengacu pada kebijakan di tingkatProvinsi JawaTengah :

1. Menciptakan lapangan usaha pada sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan. 2. Memberikan pelatihan kepada masyarakat, agar masyarakat mampu menjadi pembuka

lapangan usaha buat diri sendiri atau orang lain.

3. Raskin; tujuan diberikannya raskin adalah untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras.

4. Bantuan Siswa Miskin (BSM); tujuan dilaksanakannya program BSM ini adalah menghilangkan halangan bagi siswa miskin untuk memperoleh akses layanan pendidikan, mencegah angka putus sekolah dan menarik siswa miskin memenuhi kebutuhan personal dalam kegiatan pendidikan dasar Sembilan tahun dan pendidikan menengah universal.

5. Program Keluarga Harapan (PKH). PKH adalah program pemberian bantuan tunai kepada rumah tangga sangat miskin berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan dengan melaksanakan kewajiban. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan, meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di Indonesia, dan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan. 6. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). BLSM merupakan bantuan tunai

(9)

Kesimpulan

Ketimpangan pendapatan, tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran di Kabupaten Jepara menjadi dimensi yang penting dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi. Permasalahan tersebut merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat mutidimensional, oleh karena itu upaya perbaikannya harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat dan dilaksanakan secara terpadu.

Strategi utama yang ditempuh oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara adalah melindungi masyarakat miskin melalui pemenuhan kebutuhan pokok mereka dan memberdayakan mereka untuk melakukan usaha dan mencegah terjadinya kemiskinan baru. Upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah perbaikan mutu sumber daya manusia di bidang pendidikan dan kesehatan. Dengan peningkatan kualitas pendidikan, diharapkan dapat meningkatkan peluang kerja dan usaha agar tercapai peningkatan kesejahteraan.

Daftar Pustaka

Analisis Data Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah. 2014. Dinas Sosial Jawa Tengah.

Kabupaten Jepara Dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Pusdatin. 2014.

Statistik Penduduk dan Kemiskinan 2013. Kementrian Pertanian.

Statistik Indonesia. 2014. Badan Pusat Statistik

Statistik Kemiskinan Kabupaten Jepara 2013. Bappeda Kabupaten Jepara.

Gambar

Tabel 1. Indeks Williamson Kabupaten Jepara

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan aktivitas enzim protease dan amylase digesti dalam kurun waktu 24 jam, hasil penelitian ini diharapkan

Abstrak: Di dalam khazanah sastra Sunda klasik terdapat sebuah cerita rakyat yang amat populer dan bernilai mitis-religio-magis bagi masyarakat Sunda masa lalu, yaitu Carita

Adapun tahapan proses analisis data menggunakan langkah-langkah dari Colaizzi (1978, dalam Streubert &amp; Carpenter, 1999) adalah sebagai berikut : 1) Memiliki

Berkenaan dengan kelaziman dan ketepatan (mengungkapkan gagasan secara cermat), keadaan lawan bicara juga perlu diperhatikan sehingga pesan yang akan disampaikan

Deskripsi Data Studi tentang Kualitas Layanan Pengasuhan Taman Penitipan Anak (TPA) melalui survey pada orang tua di Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat berdasarkan

Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain tersebut, laporan keuangan konsolidasi tahun 2006 yang kami sebut di

berarti pengaruh atau konribusi variabel kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer (CSE), persepsi kredibilitas (PC) dan persepsi kemudahan penggunaannya (PEOU)