• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Dra. Rahmiati1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 160

PENGGUNAAN QUIPPER SCHOOL MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Dra. Rahmiati1), Didi Pianda, S.T., MSM.2)

SMK Negeri 2 Lhokseumawe1), SMK Negeri 6 Lhokseumawe2)

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

URL : http://e-jurnalmit rapendidikan.co m

© 2018 Kresna BIP. e-ISSN 2550-0481 p-ISSN 2614-7254

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

Dik irim : 22 Februari 2018 Revisi pertama : 05 Maret 2018 Diterima : 06 Maret 2018 Tersedia online : 06 Maret 2018

Dalam Pembelajaran Matematik a di SMK Negeri 2 Lhok seumawe, penulis menemuk an dua permasalahan yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Pertama, k emampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran belum memuask an dan k urangnya rangsangan siswa untuk melak ukan latihan-latihan atau mengulangi materi pelajaran yang baru didapat di sek olah atau sek aligus mencoba ilmu pengetahuan yang telah dimilik inya serta membiasak an diri siswa mengisi wak tu luangnya di luar jam pelajaran. Penulis mencoba mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan Quipper School (QS). Quipper School

adalah sebuah platform online gratis untuk guru dan siswa.

Quipper School terdiri dari dua bagian: LINK untuk guru dan LEARN untuk siswa. Quipper School Link adalah tempat di mana guru dapat mengelola k elas secara online dan melihat perk embangan siswa. Quipper School Learn adalah tempat di mana siswa belajar. Penggunaan Quipper School mampu meningk atkan minat dan hasil belajar siswa. Selain itu, penggunaan Quipper School terbukti dapat (a) memberik an k esempatan pada siswa untuk mengulang tugas yang diberik an guru sehingga nilai merek a mencapai 100 % (b) menjadi pemicu semangat siswa untuk mendapat nilai 100 (c) mendorong siswa lebih rajin mengerjak an tugas (d) mampu menarik perhatian siswa lain untuk belajar online.

Kata Kunci : Quipper School, Matematik a, Minat dan Hasil Belajar

(2)

Dra. Rahmiati1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 161 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembelajaran matematika yang menggunakan media komputer

perkembangannya sangat pesat, begitu banyak pembelajaran matematika dewasa ini disajikan dengan media interaktif berupa CD pembelajaran dan media internet ( e-learning), namun media yang tersedia dipasaran kadangkala tidak sesuai dengan kebutuhan kurikulum dan kebutuhan siswa, dengan demikian guru sebagai subjek pendidikan yang memahami kurikulum dan kebutuhan siswanya hendaknya mampu menciptakan sendiri media interaktif bagi siswanya. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada dalam kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik dan menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibanding pelajaran lain dan termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional setiap tahunnya, apalagi di tahun 2017 Ujian Nasional sudah mulai di jalankan dengan menggunakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Pembelajaran Matematika diberikan sejak TK sampai dengan Perguruan Tinggi. Pada tahun ajaran 2016/2017, SMK Negeri 2 Lhokseumawe sudah mulai berjalan menerapkan Kurikulum 2013 pada kelas X Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman sehari- hari dalam pembelajaran Matematika di SMK Negeri 2 Lhokseumawe pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak, kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari observasi kegiatan belajar siswa dan hasil hasil evaluasi yang diperoleh siswa untuk mata pelajaran matematika masih di bawah KKM dan kurangnya rangsangan siswa untuk melakukan latihan- latihan. Penulis kemudian melakukan wawancara dengan beberapa siswa dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah penulis lakukan dan menemukan beberapa penyebab keadaan tersebut terjadi karena guru (a) memberikan banyak tugas sehingga membebani siswa (b) materi pelajaran disajikan monoton (c) tidak memberikan kesempatan memperbaiki tugas karena waktu yang tidak mencukupi. Mengingat rendahnya minat dan hasil belajar peserta didik , penulis memutuskan untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Perbaikan pe mbelajaran dilakukan menggunakan Quipper School untuk tugas tugas dan ujian matematika secara online. Dalam praktiknya, penggunaan Quipper School ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan. Bahkan penulis berkeyakinan pembelajaran yang dilakukan penulis merupakan pembelajaran matematika terbaik yang pernah penulis lakukan baik dari segi proses dan hasil belajar. Oleh karena itu penulis melaporkan perbaikan pembelajaran tersebut sebagai kegiatan best practice

berjudul “Penggunaan Quipper School Dalam Pembelajaran Matematika Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-Multimedia SMK Negeri 2 Lhokseumawe.

Rumusan Masalah

(3)

Dra. Rahmiati1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 162 sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-Multimedia SMK Negeri 2 Lhokseumawe secara online?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam Best Practice ini adalah Untuk untuk mengetahui seberapa besar penggunaan aplikasi quipper school dapat memahami materi Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak melalui pendekatan saintifik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan online.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang Penulis harapkan dalam Best Practice adalah dapat memberikan rujukan dan masukan kepada khalayak khususnya guru, dapat memilih alternatif memberikan tugas kepada siswa secara online dan siswa dapat mengerjakannya (sekaligus mempelajari topik mata pelajaran yang berkaitan dengan tugas tersebut) baik di dalam maupun di luar kelas melalui perangkat mereka masing-masing yang terkoneksi dengan internet, serta dapat Berbagi informasi secara rinci tentang pengalaman pembelajaran memahami Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak dengan menggunakan quipper school.

KAJIAN PUSTAKA Pengertian Matematika

Menurut Abdul Halim (2012 : 17) Matematika salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas, sehingga masing- masing ahli bebas mengemukakan pendapatnya tentang matematika berdasarkan sudut pandang, kemampuan, pemahaman, dan pengalamannya masing- masing. Oleh sebab itu, matematika tidak akan pernah selesai (baca: tuntas) untuk didiskusikan, dibahas, maupun diperdebatkan. Penjelasan mengenai apa dan bagaimana sebenarnya matematika itu akan terus mengalami perkembangan seiring dengan pengetahuan dan kebutuhan manusia serta laju perubahan zaman.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun KBBI, 2007:723) matematika diartikan sebagai: “ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur bilangan operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”.

Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang definisi matematika diatas, maka dapat dikemukakan bahwa matematika adalah konsep ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang memiliki struktur besar yang berhubungan satu dengan yang lainnya yang terbagi dalam tiga bidang yaitu: aljabar, analisis, dan geometri.

Hasil Belajar Matematika

(4)

Dra. Rahmiati1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 163 mempelajari matematika. Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Dari definisi diatas, serta definisi-definisi tentang belajar, hasil belajar, dan matematika, maka dapat dirangkai sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes.

Pendekatan Scientific

Pembelajaran Kurikulum 2013 adalah pembelajaran dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan scientific, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati,

menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar dan

mengomunikasikan. Pembelajaran scientific merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah- langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecapakan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Pendekatan scientific atau ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme pembelajaran untuk memfasilitasi siswa agar mendapatkan pengetahuan atau keterampilan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah (Kemdikbud, 2013).

Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Pendekatan Scientific

Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahuin 2013 Lampiran IV, Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah ini memerlukan langkah- langkah pokok dalam proses pembelajaran teriri atas lima pengalaman belajar pokok antara lain:

1. Observing (mengamati)

Objek matematika yang dipelajari dalam matematika adalah buah pikiran manusia, sehingga bersifat abstrak. Mengamati objek matematika dapat dikelompokkan dalam dua macam kegiatan yang masing- masing mempunyai ciri berbeda, yaitu:

a. Mengamati fenomena lingkungan kehidupan sehari- hari yang berkaitan dengan topik matematika tertentu.

b. Mengamati objek matematika yang abstrak. Kegiatan mengamati objek matematika yang abstrak sangat cocok untuk siswa yang mulai menerima kebenaran logis.

2. Questioning (menanya)

Objek kajian matematika yang dipelajari siswa selama belajar di sekolah dapat berupa fakta (matematika), konsep (pengertian pangkal, definisi), prinsip (teorema, rumus, sifat), dan skill (algoritma/prosedur). Fakta, konsep, prinsip, skill tersebut adalah buah fikiran manusia, sehingga bersifat abstrak.

3. Associating (menalar)

(5)

Dra. Rahmiati1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 164 simpulan berupa pengetahuan. Ada dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus.

4. Experimenting (mencoba)

Berdasarkan hasil penalaran yang diperoleh pada tahap sebelumnya yakni berupa konjektur atau dugaan sementara sampai diperoleh kesimpulan, maka selanjutnya perlu dilakukan kegiatan ‘mencoba’. Kegiatan mencoba dalam proses pembelajaran matematika di sekolah dimaknai sebagai menerapkan pengetahuan atau keterampilan hasil penalaran ke dalam suatu situasi atau bahasan yang masih satu lingkup, kemudian diperluas ke dalam situasi atau bahasan yang berbeda lingkup.

5. Networking (membentuk jejaring)

Membentuk jejaring dimaknai sebagai menciptakan pembelajaran yang kolaboratif antara guru dan siswa atau antar siswa. Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar melaksanakan suatu teknik pembelajaran di kelas.

Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Scientific

Adapun Kelebihan Pendekatan Scientific yaitu antara lain:

 Siswa harus aktif dan kreatif. Tidak seperti kurikulum sebelumnya, materi di kurikulum terbaru ini lebih ke pemecahan masalah. Jadi siswa untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan materi pembelajar.

 Penilaian didapat dari semua aspek. Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujianya saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain lain.

Adapun Kekurangan Pendekatan Scientific yaitu :  Guru Jarang Menjelaskan

Guru banyak yang beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini guru tidak perlu menjelaskan materinya. Padahal kita tahu bahwa belajar matematika, fisika, dll tidak cukup hanya membaca saja.

Media Pe mbelajaran

Pengertian Media Pembelajaran

Aqib (2008 :88) menyatakan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pembelajar (siswa).

a. Media belajar merupakan bagian dari sumber belajar

(6)

Dra. Rahmiati1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 165 Pemilihan Media Pembelajaran

Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis media maupun topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan dikemudian hari.

Ada beberapa kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam memilih media yaitu (Nurhasnawati, 2011):

1. Kesesuaian dengan Tujuan (intructional goals), Perlu dikaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kemudian bisa dianalisis media apa saja yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.

2. Kesesuaian dengan Materi Pembelajaran (intructional content), Yaitu bahan atau kajian apa yang diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya dari bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauh mana keadaan yang harus dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimba ngankan media apa yang sesuai dengan menyampaikan bahan tersebut.

3. Kesesuaian dengan Karakteristik Pembelajaran atau Peserta didik, Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik peserta didik atau pendidik, yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri-ciri media yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik peserta didik, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri dan kebiasaan lain) dari peserta didik terhadap media yang akan digunakan.

4. Kesesuaian dengan Teori, Pemilihan media ini harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media yang dipilih bukan karena fanatisme pendidik terhadap suatau media yang dianggap paling bagu, namun didasarkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga telah teruji validitasnya. Pemilihan media harus merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran yang fungsinya untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas pembelajaran. 5. Kesesuaian dengan Gaya Belajar Peserta didik, Kriteria ini didasarkan atas

kondisi psikologis peserta didik, bahwa peserta didik belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar peserta didik.

6. Kesesuaian dengan Kondisi Lingkungan, Fasilitas Pendukung, dan Waktu yang Tersedia, Bagaimanapun bagusnya sebuah media apabila tidak didukung oleh fasilitas waktu yang tersedia maka kurang efektif. Media juga terkait dengan user atau penggunaanya dalam hal ini pendidik, jika pendidik tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan media tersebut dengan baik maka akan sisa-sia, begitu juga fasilitas lainnya.[7]

Manfaat Media Pembelajaran

(7)

Dra. Rahmiati1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 166 utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Arsyad (2013: 19) mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam kegiatan proses belajar mengajar dalam hal yang baru dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh mental atau psikologis terhadap peserta didik.

Beberapa manfaat media yang lebih misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu :

a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar h. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Azhar Arsyad ( 2007; hal 27), Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak manfaat- manfaat praktis yang lain. Manfaat praktis media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar send iri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. 4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa

tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karya wisata. Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

Lebih lanjut Sudjana dan Rivai (2013: 3) menambahkan bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berfikir siswa. Hal tersebut juga sejalan dengan teori perkembangan mental piaget, yang menyampaikan bahwa terdapat tahap perkembangan mental seorang individu. Tahap berfikir manusia mengikuti tahap perkembangan berfikir dari kongkrit menuju abstrak.

(8)

Dra. Rahmiati1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 167 Cara Mengatasi Masalah Penggunaan Quipper School

Tujuan utama pemberian tugas adalah sebagai latihan dan untuk meningkatkan kompetensi akademis siswa. Dengan mengerjakan tugas diharapkan siswa mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari dan melatih ke mbali apa yang sudah dipelajari di sekolah. Sayangnya, hanya beberapa siswa saja yang secara bersungguh-sungguh menyelesaikan tugasnya. Bahkan sebagian siswa tidak perlu berapa nilai yang diperolehnya, yang penting bagi mereka, soal sudah diselesaikan. Ole h karena itu, guru memutuskan untuk menggunakan Quipper School yang didirikan Masa Watanabe di London pada Desember 2010.

Quipper School merupakan layanan e- learning gratis demi mempermudah tugas para guru, khususnya dalam hal penugasan kepada siswa. Adapun penugasan tersebut dapat berupa tugas sekolah maupun pekerjaan rumah (PR). Quipper School memiliki ribuan topik (terdiri dari materi pelajaran dan soal), untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan IPS.

Adapun langkah- langkah penggunaan Quipper School adalah sebagai berikut: a. Guru membimbing siswa menggunakan internet.

b. Siswa mengakses ke http://learn.quipperschool.com

c. Siswa mendaftar via facebook atau membuat nama pengguna baru. Siswa memasukkan nama dan kata sandi/password.

d. Siswa memasukkan kode kelas yang diberikan guru ke dalam kotak yang disediakan.

e. Siswa membaca materi yang berkaitan dengan soal yang diberikan guru.

f. Siswa mulai mengerjakan tugas dari guru. Nilai yang sudah keluar akan masuk ke akun guru

g. Untuk remedial, siswa dapat memperbaiki nilainya agar menjadi lebih baik.

Untuk sistem perbaikan nilai, siswa hanya mengganti poin yang salah, jadi tidak mengerjakan lagi dari nomor 1 sampai nomor terakhir. Setelah semuanya selesai, siswa akan mendapatkan poin untuk dibelanjakan di Quipper Shop. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya, guru mencetak hasil belajar siswa dan siswa menempelkannya di majalah dinding yang terdapat di halaman sekolah. Hal ini menarik minat siswa kelas lain untuk melihat hasil belajar dan membuat mereka penasaran terhadap Quipper School. Mereka pun aktif bertanya pada penulis dan teman yang sudah mengenal Quipper. Timbul keinginan untuk mengerjakan tugas yang ada di Quipper. Bahkan, siswa yang mendapat nilai tinggi, tidak sabar dan ingin segera ada tugas baru dari guru.

METODE PENELITIAN Desain Best Practice

(9)

Dra. Rahmiati1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 168 Best Practice dilaksanakan berdasarkan Desain Penelitian. Adapun Desain Penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Desain Penelitian

Sumber: http://gurupembaharu.com

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Lhokseumawe pada kelas X Multimedia semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Kegiatan ini dimulai pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2016 pada mata pelajaran matematika materi fungsi eksponensial dan logaritma.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) melalui Best Practice ini meliputi beberapa kegiatan antara lain: perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan/ pengumpulan fakta (implementation), evaluasi (evaluation), refleksi laporan (refleting) dan tindak lanjut perbaikan. Adapun hasil pembelajaran / tindakan matematika dengan aplikasi quipper school adalah sebagai berikut:

Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan persiapan kegiatan dalam pembelajaran. Beberapa kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada pembelajaran yaitu mengkaji kompetensi dasar yang ada hubungannya dengan materi pembelajaran. Selanjutnya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikaitan dengan kurikulum yang ada pada sistem quiper school serta menyiapkan instrumen pengajaran.

Pelaksanaan/Pengumpulan Fakta (Implementation)

(10)

Dra. Rahmiati1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 169 kemampuan individu untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui online dengan aplikasi Quipper School.

Evaluasi (evaluation)

Secara umum perhatian siswa terhadap penyajian materi dengan aplikasi Quipper School cukup baik, beberapa siswa diam saja sambil menyaksikan, ada juga yang berkomentar, tetapi kebanyakan siswa ingin mencatat semua materi yang ditayangkan. Pengamatan terhadap kemampuan siswa mengerjakan soal online. Penilaian hasil belajar pada materi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dengan menggunakan Quipper School dilakukan pada kompetensi sikap (spiritual dan sosial/ KD 1 dan KD 2), pengetahuan (KD 3), dan keterampilan (KD 4). Namun dalam Best Practice ini yang dibahas hanya penilaian KD 3. Penilaian kompetensi pengetahuan (KD 3) dilakukan melalui pemberian tugas berupa pilihan ganda untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap memahami pangkat rasional. (Soal dan hasil belajar siswa terlampir). Berikut disajikan ringkasan perbandingan hasil belajar siswa pada materi memahami pangkat rasional sebelum dan sesudah menggunakan Quipper School.dapat dilihat pada hasil akhir siklus sebagai berikut: Tabel 1. Ringkasan Hasil Belajar Sis wa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran

No Aspek Sebelum QS Sesudah QS

1 Nilai tertinggi 80 100

2 Nilai terendah 30 80

3 Nilai rata-rata 67,33 88,48

4 Nilai siswa yang tuntas 24 33

5 Jumlah siswa yang tidak tuntas 9 0

6 Tingkat ketuntasan 72,7% 99,9%

Sumber: Hasil Penelitian, Diolah (2016)

Gambar 2. Diagram Ringkasan Hasil Belajar Sis wa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran

Refleksi Laporan (Reflecting)

(11)

Dra. Rahmiati1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 170 67,33, dengan nilai tertinggi 80 dengan jumlah yang tuntas sebanyak 24 siswa. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal menggunakan QS sebesar 99,90% dengan nilai rata-rata sebesar 88,48, dengan nilai tertinggi 100 dengan jumlah yang tuntas sebanyak 33 siswa. Oleh karena itu, peneliti merekomendasi aplikasi QS sebagai media pembelajaran secara online.

Tindak Lanjut Perbaikan

Setelah melihat proses pembelajaran pendekatan secara saintifik dan melihat hasil evaluasi, peserta didik dapat menggunakan sacara kontinu dalam proses pembelajaran dengan menggunakan quipper school dan menjawab atau melakukan uji kompetensi di setiap materi pada masing- masing mata pelajaran secara online dengan waktu yang sangat tidak terbatas.

Pembahasan

Penggunaan Quipper School mampu menyediakan beragam topik pembelajaran sekaligus soal dalam bentuk tampilan yang menarik, bonus koin untuk mengganti latar di akun siswa dan kompetisi antar siswa dengan hadiah menarik mampu meningkatkan minat siswa untuk memahami pangkat rasional. Hal ini sangat berbeda dibandingkan pada pembelajaran sebelumnya ketika guru memberi tugas kepada siswa secara manual. Hanya beberapa siswa saja yang mengerjakan tugas yang diberikan guru. Penggunaan Quipper School terbukti mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Siswa dapat melihat aktivitas teman sekelasnya, melihat teman yang sudah mengerjakan tugas dan yang belum, dan melihat nilai yang diperoleh temannya. Siswa akan merasa malu apabila mendapatkan nilai rendah di bawah KKM karena dia sadar temannya dapat melihat aktivitasnya. Siswa diberi kesempatan satu minggu untuk mengerjakan tugas. Setelah para siswa mengerjakan serta mengumpulkan tugasnya, sistem penilaian yang tersedia pada platform Quipper School akan melakukan analisis data secara sederhana namun canggih yang akan membantu guru mendapat gambaran yang jelas tentang pencapaian siswa. Sistem penilaian hanya bersifat membantu, setelah guru secara manual memasukkan data soal dan jawabannya. Sehingga sistem penilaian bertugas mencocokkan antara jawaban dari siswa dengan kunci jawaban yang sudah ditentukan guru.

Hasil lain yang dapat diobservasi dalam pembelajaran memahami pangkat rasional dengan menggunakan Quipper School adalah sebagai berikut:

a. Quipper School memberikan kesempatan pada siswa untuk memperbaiki

nilainya agar menjadi lebih baik ketimbang sebelumnya. Pada saat memperbaiki, siswa belajar kembali. Tentu hal ini berdampak positif pada minat belajar siswa. b. Quipper School bisa menjadi pemicu semangat siswa untuk mendapat nilai yang

lebih tinggi. Nilai mereka segera muncul setelah selesai mengerjakan tugas. Mereka sangat senang apabila mendapat nilai tinggi pada percobaan pertama tanpa remedial.

(12)

Dra. Rahmiati1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 171 d. Nilai yang diupload di Facebook pada grup siswa SMK Negeri 3 Lhokseumawe dan nilai yang dipajang di majalah dinding sekolah yang terdapat di halaman sekolah mampu menarik perhatian banyak siswa untuk mengenal Quipper School. Ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang menanyakan kode kelas guru dan cara mengerjakan Quipper. Secara tidak langsung, siswa mau belajar dengan menggunakan teknologi dan punya motivasi belajar.

e. Quipper School menyediakan kotak pesan yang menjembatani komunikasi antara guru dan siswa. Pesan ini membuat komunikasi yang baik untuk membahas tugas dan pelajaran yang belum dipahami siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Pembelajaran matematika yang menggunakan media IT masih sangat kurang diimplementasikan di sekolah-sekolah di Indonesia hal ini disebabkan karena keterbatasan sarana dan prasarana komputer yang ada di sekolah. Quipper School merupakan layanan e-learning gratis demi mempermudah tugas para guru, khususnya dalam hal penugasan kepada siswa. Quipper School menjadi media sekaligus sumber pembelajaran yang baik untuk lebih memahami fungsi eksponensial dan logaritma. Penggunaan Quipper School bisa meningkatkan minat siswa untuk mempelajari dan mengerjakan tugas matematika. Dengan menggunakan aplikasi Quipper School untuk mempelajari materi dan menyelesaikan tugas-tugas dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang signifikan dalam memahami pangkat dan logaritma

Saran

1) Quipper School dapat dijadikan alternatif media dan sumber belajar baru bagi siswa. Dengan tampilannya yang menarik, maka keengganan siswa membaca materi dan mengerjakan tugas dapat dihilangkan.

2) Quipper School merupakan sebuah alternatif bagi guru untuk memonitor perkembangan tugas siswa kapan dan di mana saja. Guru dapat melihat perkembangan tersebut pada perangkat yang terhubung dengan internet.

3) Quipper School dapat membantu guru mengelola waktu dalam menulis dan mengoreksi tugas secara manual. Guru hanya perlu memilih topik dan mengirim tugas dengan mudah ke siswa. Sistem Quipper School akan mengoreksi hasil kerja siswa dan menampilkan analisa hasilnya.

a. Guru dapat membuat materi pelajaran berbentuk pdf atau powerpoint sekaligus soal beserta jawabannya melalui fasilitas Qreate yang ada di Quipper School.

b. Penggunaan multimedia dan internet dalam pembelajaran sangat membantu siswa membangun dan mengkontruksi sendiri pemahamannya. Pembelajaran dengan media ini juga dapat meningkatkan antusias belajar siswa karena multimedia dan internet memberi sentuhan yang menarik, menantang dan menyenangkan. Seorang guru harus berusaha keras untuk memfasilitasi kebutuhan anak dan membawa pembelajaran ke dunia mereka. Guru harus

“melek teknologi” karena anak terlahir sekarang ini di dunia digital dan

(13)

Dra. Rahmiati1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 172 DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007), h.27 Abdul Halim Fathani, Matematika: Hakikat & Logika, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2012)

Arief S. Sadiman, et al. Media Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007).

Aqib, Zainal. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia

Aqib, Zainal,dkk. 2008. Membangun profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya

Dadang, Asep. 2007. Membuat PR yang Menyenangkan. Bandung : Globalind Universal Multi Kreasi.

http : //pusat bahasa alazhar.wordpress.com

http://gurupembaharu.com/praktik- melaksanakan-best-practice/oleh,dr.Rahmat, Oktober 20, 2016.

Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Nurhasnawati, Media Pembelajaran, (Pekanbaru: Pusaka Riau, 2011), hlm.54 Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013

Romi Satria W. 2007. Sistem e-Learning Berbasis Model Motivasi Komunitas. Jurnal Imiah Teknodik;Pustekkom. Jakarta.

Tim Penyusun KBBI. 2007 Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka,

Sudjana, Naana dan Rivai, Ahmad. 2013. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset

Gambar

Gambar 1. Desain Penelitian
Gambar 2. Diagram Ringkasan Hasil Belajar Siswa Sebelum

Referensi

Dokumen terkait

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Rambah Tengah Hulu pada Kawasan Objek Wisata Air Panas Sauman didapatkan 3 famili 7 sub

yang nantinya menginkubasi perusahaan pemula dalam industri hilir kelapa sawit dan memberikan layanan bisnis dan teknologi kepada UMKM yang sudah ada. Berperan

And yet, Katherine Duncan-Jones, in her 1997 Arden edition of the sonnets, refused to let Thorpe stand as the only begetter of his tortuous dedication, suggesting instead that,

Already head and shoulders under the hood, Gray simply turned his head and gave her a dry look.. Brianna bit her lip as she watched

Realitas perbedaan kalender Hijriyah di kalangan umat Islam, pada umumnya, terjadi antar-negara.Tetapi tidak demikian yang terjadi di Indonesia.Di Indonesia

Individu atau beberapa anggota kelompok usaha dapat terdaftar secara legal dan memperbolehkan mereka membuat profit Kelompok usaha sepakat bahwa Individu atau beberapa anggota

1) Adanya dukungan Pemerintah Kabupaten Maros di bidang Komunikasi dan Informasi melalui Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Prinsip kerjanya adalah aliran data dari phones (client)/WAP protokol, akan mengirim encoded request, protokol gateway akan mentranslasikan request dari WAP protokol yang