anterior teeth can prevent psychological and social disruption to patients. This article explain the use of natural tooth crowns as a pontic following a cervical fracture using fiber reinforced material as post and to bond the natural tooth crown with adjacent teeth. The use of a natural tooth crown result excellent esthetic, efficient, and the procedure is more economic.
Key word: natural tooth crown, fracture anterior teeth, fiber-reinforced
ABSTRAK
Penggantian gigi anterior yang hilang dapat menimbulkan berbagai masalah terutama estetik. Penggantian dengan segera dari gigi anterior tersebut dapat mencegah terjadinya gangguan psikologis dan sosial bagi pasien. Tulisan ini menjelaskan penggunaan mahkota gigi alami yang sebagai pontik pada gigi yang mengalami fraktur servikal dengan pasak, dan bonding pada gigi tetangga menggunakan bahan fiber-reinforced. Penggunaan mahkota gigi alami menghasilkan estetik yang lebih baik, efisien dan lebih ekonomis.
Kata kunci:natural tooth crown,fraktur gigi anterior, fiber-reinforced
Koresponden:Syamsiah Syam, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Makassar.E-mail: [email protected]
PENDAHULUAN
Pemeliharaan gigitiruan, invasi yang minimal, estetik, biaya,biokompatibilitas bahan prostesis dan pemeliharaanoral hygienemerupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan pada saat melakukan penggantian gigi yang hilang.1,2
Dokter gigi kadang-kadang dihadapkan dengan berbagai kesulitan mengenai masalah estetik pada kasus trauma yang melibatkan gigi anterior,penyakit periodontal yang parah, resorpsi akar gigi atau kegagalan perawatan endodontik. Penggantian gigi anterior yang hilang harus segera dilakukan untuk menghindari masalah estetik, mastikasi dan fonetik, serta untuk mempertahankan ruang edentulus. Secara konvensional, solusi dari masalah ini adalah pembuatan, gigitiruan lepasan sementara akrilik atau resin-bonded bridges yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.1,3
Penggunaan mahkota gigi alami sebagai pontik memberi berbagai keuntungan dalam hal ukuran, bentuk dan warnanya. Keuntungan lain adalah penggunaan mahkota gigi alami memberi nilai psikologis yang positif.1,3,4 Pada artikel ini dibahas mengenai penggunaan mahkota gigi alami sebagai pontik pada gigi yang mengalami fraktur servikal.
TINJAUAN PUSTAKA
Penggantian segera gigi anterior mencegah terjadinya trauma psikologis dan sosial. Piranti
lepasan merupakan satu-satunya pilihan perawatan yang sesuai, akan tetapi adanya keluhan estetik dari pasien, umumnya menjadi masalah utama. Untuk mengatasi masalah estetik tersebut,dapat digunakan mahkota dari gigi alami yang mempunyai berbagai keuntungan, terutama dalam hal estetik.1,4
Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan mahkota alami, antara lain menghasilkan estetik yang baik,1,4-6 mempertahankan struktur mahkota gigi alami,1,4,6 gigi yang telah diekstraksi dapat diganti pada saat yang sama,1 tidak membutuhkan pekerjaan laboratorium,1,7 mengurangi dampak psikologis pasien,1,4 tekniknya reversibel, dapat dilakukan dengan berbagai restorasi lain,digunakan sebagai gigitiruan sementara atau permanen, dan digunakan sebagai pontik dengan mikro-resiliensi yang menghasilkan stimulasi utama pada jaringan serta mencegah terjadinya resorpsi lingir yang berlebihan setelah ekstraksi.1
Indikasi dan kontra indikasi penggunaan mahkota gigi alami
Dentofasial, Vol.11, No.3, Oktober 2012:197-201 198
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penggunaan mahkota gigi alami, yaitu keadaan mahkota gigi alami yang telah diekstraksi dan gigi penyangga harus dalam keadaan baik,1,8 tidak mengalami kontak yang terlalu besar pada oklusi sentrik atau fungsional,1 biaya terjangkau,1,4 dan gigi yang akan diekstraksi didukung oleh jaringan periodontal yang baik. Penggunaan mahkota gigi alami juga sering diindikasikan pada keadaan gigi yang mengalami avulsi, dan tidak dapat dilakukan reimplantasi, dan gigi yang mengalami kegagalan perawatan saluran akar.1
Kontra indikasi penggunaan mahkota gigi alami,
yaitu pasien memiliki kebiasaan parafungsi,mahkota klinis yang tersisa sangat sedikit, dan operator mengalami kesulitan dalam mengisolasi gigi selama prosedurbonding.1
Penggunaan mahkota gigi alami pada gigi yang mengalami fraktur servikal dapat dilakukan dengan dua teknik.
Pertama, teknik yang menggunakan mahkota dan akar gigi alami denganintra canal retainer.Sebelum mengeluarkan segmen gigi yang fraktur, terlebih dahulu dilakukan anestesi lokal. Segmen gigi
dikeluarkan dengan tekanan yang minimal pada jaringan dan disimpan pada air suling steril untuk mencegah terjadinya diskolorisasi dan dehidrasi (Gambar 1).9,10
Perawatan endodontik dilakukan pada akar gigi yang tersisa, dimulai dengan mengukur panjang kerja, preparasi dan pelebaran saluran akar disertai irigasi selama prosedur preparasi. Saluran akar dikeringkan dengan menggunakanpaper pointdan diobturasi dengan endodontic sealer serta gutta pointsecara kondensasi lateral (Gambar 2A).Untuk penempatan pasak, bahan pengisi saluran akar yang berada pada bagian korona dari saluran akar yang telah diobturasi dikeluarkan dengan menggunakan instrumen panas. Setelah perawatan endodontik selesai, saluran akar dipreparasi untuk penempatan pasak fiber reinforced dan disementasi dengan semen ionomer kaca (Gambar 2B).9,10
A B C
Gambar 1AGambaran radiografi sebelum perawatan,Bbagian gigi yang fraktur dikeluarkan,
Cfraktur dari mahkota gigi (Sumber: Zorba YO, Ozcan E. Reattachment of coronal fragment using fiber-reinforced post: A case report. Eur J Dent 2007; 1: 175-7).9
A B
Gambar 2APerawatan endodontik pada akar gigi yang tersisa,BPenempatan pasakfiber reinforced pada saluran akar (Sumber: Zorba YO, Ozcan E. Reattachment of coronal fragment using fiber-reinforced post: A case report. Eur J Dent 2007;1:
A
B
Bagian mahkota yang meng pada permukaan dalam dentin di bur, pengambilan dilakukan seca melindungi daerah di sekitar tepi Fragmen gigi dibersihkan deng dibilas dan dikeringkan, lalu di pada gigi.Komposit jenisflowable
melekatkan pasak pada fragmen komposit diaplikasikan selapis d dipolimerisasi denganlight-cure.K pada bagian tepi dihilangkan den dan dilakukan pemolesan (Gamba Kedua, dengan menggunakan ma sebagai pontik dan di-bondpada g Setelah rencana perawatan dis pencetakan gigi rahang atas dan Gigi diekstraksi setelah dianeste 4A).Selanjutnya,mahkota gigi yang
diseparasi dari akar giginya (Gam pulpa yang terbuka dibersihkan, dan ditutup dengan resin kompo servikal mahkota dibentuk denga
lapuntuk memudahkan pembersih estetik yang baik. Posisi pontik gig pada model yang telah disiapkan ( Selanjutnya dilakukan try in
oklusal, permukaan lingual gigi p dikasarkan dengan instrumen a diisolasi, dibersihkan dan dikering dibersihkan,dibilas dan dikeringka
dan pontik dietsa, dibilas dan dike
bonding resin diaplikasikan pa yang telah dietsa dan dilakukan Selapis tipis resin komposit ditem gigi penyangga dan pontik (Gamb
Resin fiber-reinforced comp
di atas komposit dan dilakukanli A
Gambar 4A Soket y setelah direseksi dari Use of a natural tooth Aust Endod J 2010; 36
engalami kerusakan dihilangkan dengan cara seksama untuk epi (Gambar 3A).9,10 engan klorheksidin, dietsa dan di-bond bledigunakan untuk en gigi. Kemudian s demi selapis dan
e.Kelebihan restorasi engan finishing bur
bar 3B).9,10
mahkota gigi alami a gigi tetangganya. disepakati,dilakukan
dan rahang bawah. stesi lokal (Gambar ang telah diekstraksi,
Gambar 4B). Ruang n, sedikit diperlebar posit. Pada daerah ngan modified ridge
rsihan dan diperoleh gigi alami dicobakan
n (Gambar 5).1
indan penyesuaian i penyangga sedikit abrasif, kemudian ringkan. Pontik juga kan.Gigi penyangga
ikeringkan.Unfilled
pada daerah email n proses light-cure. tempatkan melintasi mbar 6A).1
mposite ditempatkan
light-cure. Lapisan
komposit berikutnya ditem lalu semua permukaan ditu di-light cure. Kelebihan ko posisi gigi dicek kembali
finishingdan pemolesan dila
finishing discdanstoneunt
PEMBAHASAN
Mahkota gigi alami da yang sama baiknya dengan mengurangi proses laborato ekonomis.4-7Penggantian g harus segera dilakukan. M permanen, seperti pengguna rangka logam yang direnca penyembuhan jaringan, na timbul adalah terbatasnya yang estetiknya baik.3,5Gig yang dipasang segera setela banyak tempat yang dapa merasa tidak nyaman dan da
B
t yang kosong setelah ekstraksi gigi 11, B mahkota g ri akar (Sumber: Parolia A, Shenoy KM, Thomas MS, M th crown as a pontic following cervical root fracture: a ca ; 36: 35-8).1
Gambar 5 Pontik mahk ditempatkan pada model (Su KM, Thomas MS, Mohan M crown as a pontic following case report. Aust Endod J 20
mpatkan di atas pitafiber, itutupi oleh komposit dan komposit dihilangkan dan li (Gambar 6B). Prosedur dilakukan dengan memakai
ntuk komposit.1
i dapat memberikan estetik an gigi alami, selain dapat atorium dan biayanya lebih n gigi anterior yang hilang Meskipun diganti secara unaan gigitiruan sebagian canakan setelah terjadinya namun masalah lain yang nya gigitiruan sementara Gigitiruan sebagian akrilik telah ekstraksi memerlukan apat menyebabkan pasien dapat mengganggu proses
gigi alami, , Mohan M. case report.
ahkota gigi alami yang (Sumber: Parolia A, Shenoy M. Use of a natural tooth ing cervical root fracture: a
Dentofasial, Vol.11, No.3, Oktober 2012:197-201 200
penyembuhan. Gigi artifisial akrilik sediaan yang digunakan sebagai pontik dan di-bond pada gigi tetangga dapat menimbulkan masalah dalam hal penyesuaian warna, ukuran, bentuk, dan kadang-kadang membutuhkan banyak modifikasi untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.3
Pada teknik pertama, digunakan pasak sebagai retensi intrakorona.Menurut Hiyasi dkk,dibutuhkan
metode restorasi yang terbaik pada gigi yang kehilangan banyak struktur gigi sehingga dapat memperkuat gigi tersebut. Meskipun demikian, gigi yang mengalami kehilangan lebih dari 50% struktur korona, penggunaan pasak dan inti direkomendasi sebelum melakukan restorasi.9 Beberapa pustaka terdahulu menyatakan secara rinci bahwa pasak tidak menguatkan gigi yang telah dirawat endodontik dan penggunaannya hanya sebatas untuk retensi restorasi korona.9,11,12Restorasi dengan pasak logam tuang dapat menyebabkan timbulnya tekanan pada daerah korona. Hal ini mengakibatkan kerusakan secara irreversible karena menyebabkan fraktur yang akan melemahkan akar. Namun, penggunaan pasak fiber-reinforced dapat mencegah terjadinya fraktur akar.9,10,13
Teknik kedua digunakan pada saat akar gigi tidak dapat lagi dilakukan perawatan endodontik sehingga harus diekstraksi. Beberapa pustaka telah menjelaskan keuntungan dari teknik kedua ini, yaitu membutuhkan preparasi minimal,estetik yang baik,
ekonomis, dan membutuhkan prosedur yang cukup singkat.1,3,8Namun kerugian yang dapat timbul dari teknik kedua ini antara lain adanya risiko debond
dan sulit pembersihan pada daerah antara pontik dan gigi tetangga.8
Penggunaan pasak fiber-reinforced dan bond
pada gigi tetangga telah digunakan dalam berbagai kasus. Penggunaan bahan fiber reinforced dapat meningkatkan kekuatan restorasi,14 memberikan estetik yang baik,14-16diaplikasikan langsung,14 dan pasakfiber reinforcedmemiliki modulus elastisitas mendekati dentin sehingga mencegah terjadinya fraktur akar,11,13,15 serta dapat digunakan dengan preparasi yang minimal.9,17
Disimpulkan bahwa penggunaan mahkota gigi alami sebagai pontik merupakan salah satu pilihan restorasi pada gigi anterior yang mengalami trauma dengan kelebihan yang dapat diperoleh berupa estetik yang baik, efisien, dan lebih ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Parolia A, Shenoy KM, Thomas MS, Mohan M. Use of a natural tooth crown as a pontic following cervical root fracture: a case report. Aust Endod J 2010; 36: 35-8.
2. Nixon RL, Weinstock A. An immediate-extraction anterior single-tooth replacement utilizing a fiber-reinforced dual-component bridge. Pract Periodont Aesthet Dent 1998;10(1):17-26
3. Kretzschmar JL. The natural tooth pontic: A temporary solution for a difficult esthetic situation. J Am Dent Assoc 2001; 132: 1552-3
4. Akkareddy B, Kulkarni S, Choudhari S, Kataria S. Fractured maxillary central incisor restoration with fragment reattachment: A 2 year follow-up case report. J Oral Health Comm Dent 2010;4(1):22-5
5. Garoushi S, Valittu P. Fiber-reinforced composite in fixed partial dentures. Libyan J Med 2006;1;73-81
6. Wadhawani CPK. A single visit multidisciplinary approach to the management of traumatic tooth crown fracture. Br Dent J 2000;188 (11):593-8
7. Mandroli PS. Biologic restoration of primary anterior teeth: A case report. J Indian Soc Pedo Prev Dent 2003;3:97 8. Zitzmann NU, Marinello CP. Anterior single-tooth replacement: clinical examination and treatment planning. Pract
Periodont Aesthet Dent 1999; 11(7):848
A B
dentistry. Eur J Dent 2009;3:329
15. Aboel-ela OA, Atta OA, El-Mowafy O. Fracture resistance of anterior teeth restored with a novel non-metallic post. J Calif Dent Assoc 2008;74(5):441
16. Deliperi S, Bardwell DN. Reconstruction of nonvital teeth using direct fiber-reinforced composite resin: a pilot clinical study. J Adhes Dent 2009;11:71-8