• Tidak ada hasil yang ditemukan

Knowledge Based Management : Strategi perusahaan dimasa depan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Knowledge Based Management : Strategi perusahaan dimasa depan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Knowledge Based Management : Strategi perusahaan dimasa depan

PENDAHULUAN

Dalam mempertahankan dan meningkan keuntungan kompetitifnya, seringkali suatu perusahaan melaku kan perubahan-perubahan. Kita hidup dalam apa yang disebut oleh Peter Druker (1995) sebagai ‘masa diskontinyuitas’ suatu masa yang memaksa kita untuk bergerak dengan adanya perubahan fundamental dan lingkung-an bisnis yang semakin kompleks dan turbulen. Kemunculan sistem ekonomi global yang amat dinamis menuntut kita untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) dalam beradaptasi dengan berbagai macam perubahan. Hal tersebut tentunya mengharus-kan bagi para pengelola organisasi untuk memikirkan kembali misi, tujuan dan strategi organisasi yang lebih fleksibel dalam keadaan unpredictable dan tidak pasti.

Agar sebuah perusahaan dapat bergerak dengan cepat dan lebih fleksibel, terutama dalam dunia yang penuh peluang, perusahaan harus membuat agar setiap orang didalamnya berperan serta dan ikut menyumbangkan dan mengembangkan gagasan. Kebutuhan akan informasi akan semakin penting bagi setiap individu untuk melakukan pekerjaan dan berkontribusi pada organisasi. Organisasi inilah yang disebut oleh Peter F.Drucker (1988) sebagai organisasi berbasis-informasi. Disisi lain potensi manusia dalam konteks sumber daya memiliki arti bahwa manusia pada hakekat-nya penuh dengan energi, mampu berfikir dan dilengkapi dengan kemampuan mental yang unggul untuk bertindak. Mereka mampu men-jadi proaktif selain reaktif dan memiliki energi tersembunyi (Kalra, 1997). Ukuran tentang seberapa mudah orang-orang dalam organi-sasi dapat saling mengembangkan gagasan orang lain dan mengelola informasi akan mem-bentuk corporate IQ. Tentunya hal ini diperoleh dengan menumbuhkan pembelajaran

(lear-ning) di tingkat individu ataupun kelompok (Bill Gates, 1999).

(2)

tersedia untuk secara radikal merubah struktur budaya dasar dalam berbagai jenis pekerjaan, seperti memper-mudah proses information sharing atau know-ledge sharing paling tidak mempengaruhi antar individu di dalam organisasi. Meskipun

demikian TI hanya merupakan enabler (pemampu).

Keberhasilan dan kesuksesan organisasi masa depan adalah berasal dari organisasi yang gesit dan cepat, sangat responsif, tangkas, kapasitas pembelajaran yang baik dan para pekerjanya memiliki kemampuan atau keterampilan yang baik. Mereka harus dapat belajar secara cepat dan berkesinambungan, inovasi tanpa henti, menggunakan strategi yang lebih cepat, aman serta nyaman. Keberhasilan organisasi tergantung pada: kecepatan mem-baca situasi dalam penerapan dan penggantian strategi yang pas untuk diterapkan; mengelola proses-proses tersebut secara intelejen dan efektif serta efisien; memaksimalkan kontribusi dan komitmen para pekerja, serta membuat keadaan seolah-olah tidak mengalami perubahan (Ulrich, 1998). Dalam arti bahwa bagaimana perusahaan mengelola intellec-tual capital dalam membentuk knowledge management yang pada

akhirnya akan meng-hasilkan corporate IQ lebih tinggi.

Artikel ini ditulis untuk menggambarkan bagaimana membentuk perilaku individu dalam organisasi masa depan. Hal ini didasari karena setiap individu sebagai sumberdaya memiliki intellectual capital yang harus dikelola agar organisasi tetap survive dan cepat beradaptasi dengan perubahan-perubahan. Pertama kali diuraikan organisasi berbasis informasi (Infor-mation-based Organization) dasar teknologi informasi sebagai enabler terhadap peningkatatan

corporate IQ, kemudian diuraikan mengenai definisi knowledge manage-ment,

(3)

ORGANISASI BERBASIS INFORMASI

Organisasi masa depan adalah organisasi yang akan didasarkan pada pengetahuan; dimana suatu organisasi akan terdiri dari banyak spesialis yang melakukan pekerjaan-pekerjaan mereka sendiri dengan mempertimbangkan umpan balik dari teman, pelanggan, dan masyarakat. Organisasi seperti ini disebut sebagai organisasi berbasis-informasi (Information-based Organiza-tion) (Drucker, 1988). Demografi yang ada menuntut adanya perubahan. Ketenagakerjaan bergeser cepat dari para pekerja manual dan klerikal ke pekerja ‘berpengatahuan’.

Adanya informasi dapat mengubah dari pendapat atau opini menjadi diag-nosis dengan pertimbangan sejumlah alternatif secara rasional. Informasi adalah data yang memiliki relevansi dan tujuan. Mengubah data menjadi infor-masi akan memerlukan pengetahuan yang bersifat terspesialisasi. Organisasi berbasis-informasi memerlukan lebih banyak spesialisasi di semua bagian atau operasional daripada organisasi-organisasi komando-dan-kontrol (Drucker, 1988). Organisasi ini juga memerlukan bantuan hukum, hubungan masyarakat dan hubungan antara pekerja yang lebih banyak. Dalam organisasi berbasis-informasi yang menjadi dasar keberhasilannya adalah pengetahuan yang ada dibenak para spesialisasi untuk melakukan pekerjaan-nya dan mengarahkan diri meraka sendiri. Untuk itu dibutuhkan disiplin yang lebih tinggi dan penekanan yang lebih besar pada tanggung-jawab individu dalam hubungan dan komunikasi.

(4)

perusahaan.

Akhirnya agar bisa bertahan hidup dan kompetitif, organisasi masa depan harus mengubah diri menjadi organisasi berbasis-informasi dan harus dapat ber-gerak cepat. Mereka harus mengubah kebiasaan-kebiasaan lama dan meng-gunakan kebiasaan-kebiasaan baru serta bersifat proaktif terhadap per-ubahan-perubahan yang akan terjadi. Organisasi berbasis-informasi akan menciptakan setiap individu yang ada di dalamnya menjadi pekerja ber-pengetahuan yang dapat saling mengembangkan gagasan-gagasan orang lain yang akhirnya akan mem-bentuk corporate IQ.

Meningkatkan IQ Perusahaan Berbasis Teknologi Informasi

Dalam situasi pasar yang dinamis sekarang ini, sebuah perusahaan memerlukan corporate IQ yang tinggi dan sukses. Corporate IQ tidak hanya memiliki sejumlah orang cerdas di-perusahaan, tapi semua perusahaan mengharapkan memiliki orang-orang cerdas sebahagian dari karyawannya. Corporate IQ adalah ukuran tentang seberapa mudah orang-orang dalam

organisasi dapat saling mengembang-kan gagasan orang lain. Corporate IQ meliputi berbagai pengalaman dan pengetahuan yang sudah ada.

Kontribusi terhadap corporate IQ berasal dari pembelajaran (learning) tiap individu dan dari saling mengembangkan diantara gagasan-gagasan yang ber-beda-beda dalam organisasi. Para pekerja di sebuah perusahaan yang memiliki Corporate IQ yang tinggi akan dapat bekerja sama secara efektif sehingga semua

orang termasuk pemim-pin mendapatkan informasi terbaik serta termotivasi. Oleh karenanya banyak perusahaan saat ini telah penyadari pentingnya kebutuhan pengetahuan dan ketrampilan manusia untuk beradaptasi dengan perubahan.

(5)

pada tenaga kerja (fisik) atau otot ke pekerjaan yang menuntut pengetahuan (knowledge-based works) atau pekerja-an otak. Teknologi informasi hanya akan

bermanfaat dan produktif di tangan pekerja yang mengandalkan pada pengetahuan, sehingga di jaman kecepatan ini, pekerja berpengetahuan (knowledge workers) adalah pekerja andalan bagi organisasi.

Menurut Scott Morton (1991), tingkat seberapa jauh seseorang dapat dipengaruhi oleh evolusi teknologi informasi ditentukan oleh seberapa banyak pekerjaan yang didasarkan oleh informasi yang diperoleh seperti infor-masi mengenai produk atau pelanggan, bagaimana melakukannya (pekerjaan produksi), kapan melakukannya serta berhubungan dengan siapa (pekerjaan koordinasi) dan perubahan kerja yang dilakukan oleh manajer yang berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan internal (kerja manajemen). Teknologi informasi tersedia untuk secara radikal merubah struktur budaya dasar dalam berbagai jenis pekerjaan, paling tidak mempengaruhi setengah jumlah individu di dalam organisasi. Meskipun demikian TI hanya merupakan enabler (pemampu). Untuk bisa merubah budaya kerja tersebut diperlukan partisipasi karyawan dan dorongan para profesional manajemen.

Knowledge management sebagai salah satu perilaku organisasi masa depan

di jaman teknologi informasi juga akan menuntut otonomi dan wewenang yang lebih besar dalam diri seorang individu dan organisasi untuk mengelola informasi. Hal ini dimungkinkan karena teknologi informasi menjadikan fasilitas shared databased sebagai information sharing secara optimal yang dilaksana-kan dalam

perusahaan dan antar perusahaan (network). Dengan bantuan

(6)

keberhasilan perusahaan dalam jaman kecepatan ini (Mulyadi, 1999).

Mendefinisikan Knowledge Management

Menurut Bill Gates (1999), untuk mengumpulkan dan mengorganisasi-kan informasi, membagimengorganisasi-kan informasi kepada orang-orang yang mem-butuhmengorganisasi-kan dan secara terus menerus menghaluskan informasi melalui analisis dan kolaborasi – knowledge manage-ment mempunyai manfaat yang besar sekali. Knowledge management telah menjadi istilah yang maknanya bisa sekehandak hati setiap

orang. Namun menurut Gates, knowledge management dimulai dengan tujuan bisnis dan proses-proses serta pengakuan tentang perlu-nya berbagai informasi. Knowledge management tidak lebih dari mengelola aliran informasi,

menyampaikan in-formasi yang benar kepada orang yang membutuhkannya sehingga mereka dapat bertindak sesegera mungkin. Michael Dertouzos (1997) mengemuka-kan dengan keyakinannya bahwa informasi sebagai kata kerja bukan kata benda yang statis. Kerja informasi (infor-mation work) adalah transformasi informasi oleh otak manusia atau oleh komputer. Dan knowledge management adalah sebuah sarana, bukan tujuan akhir. Knowledge management dapat membantu perusahaan manapun dalam empat aspek pokok: perencanaan, layanan pelanggan, pelatihan, dan kolaborasi proyek (Gates, 1999).

Sebagai contoh, Coca-cola sebagai salah satu perusahaan pertama yang menyelenggarakan komunikasi men-dunia dengan sistem digital. Dimana semua informasi yang diperoleh me-mungkinkan Coca-cola mengembang-kan perencanaan, layanan, pelatihan tanpa batas dan kolaborasi antar negara. Knowledge management dalam perusahaan ini juga merupakan pertimbangan

dalam penilaian prestasi kerja dan proses evaluasi.

Knowledge management harus dipandang sebagai suatu investasi dalam

(7)

untuk suatu tujuan bersama. Untuk itu maka manajer harus dapat menciptakan suatu atmosfer yang dapat mempromosi-kan knowledge sharing dan kolaborasi, memprioritaskan bidang-bidang dimana knowledge sha-ring paling berharga, menyediakan piranti-piranti digital yang memungkin-kan knowledge sharing, dan memberi penghargaan kepada orang-prang yang berperan dalam lancarnya aliran in-formasi. Keberhasilan knowledge man-agement akan ditentukan bagaiaman perusahaan berinvestasi dalam aset manusia yang benar-benar memiliki kemampuan dan keahlian.

Berinvestasi Dalam Aset Manusia yang Paling penting

Aset perusahaan yang paling penting adalah sumberdaya manusia. Untuk merekrut dan mempertahankan pekerja dan mengelolanya menjadi orang-orang yang cerdas adalah suatu pekerjaan yang amat sulit. Setiap orang yang ada dalam organisasi pada umumnya memiliki kemampuan intelektual. Organisasi masa depan haruslah memandang knowledge management sebagai suatu investasi dalam modal intelektual yang pada akhirnya akan menghasilkan cor-porate IQ. Modal intelektual adalah nilai yang suda ada dengan sendirinya pada kekayaan intelektual serta pengetahuan yang di-miliki setiap orang di dalam perusahaan. Perusahaan berkewajiban untuk mengelolanya menjadi suatu kekuatan yang fleksibel dalam kondisi perubahan apapun. Pengelolaan modal secara tepat akan dapat meningkat-kan corporate IQ sehingga dapat menimbulkan dampak besar pada nilai perusahaan.

Pergeseran jenis pekerjaan sebagai akibat dari evolusi teknologi informasi di masa yang akan datang ini akan sangat ditentukan oleh bagaimana kita mem-bentuk dan mengelola modal intelektual atau kecerdasan sumber daya manusia. Untuk itu membutuhkan strategi dan pola pikir (mindset) yang berbasis pengetahu-an (knowledge-based).

KNOWLEDGE- BASED MINDSET

(8)

kreatifitas karyawan dalam menghasil-kan dan meningkatkan value perusaha-an. Dengan demikian knowledge asset menjadi modal atau kekayaan penentu organisasi dalam kondisi yang cepat berubah dan turbulen.

Knowledge worker sebagai dasar bagi organisasi pembelajaran (learning

organizations) pada hakekatnya adalah membangun manusia-manusia pem-belajaran dalam organisasi. Dalam membentuk manusia pempem-belajaran diperlukan disiplin dan kemampuan organisasi untuk mengaktualisasikan-nya seperti, membangun culture, iklim, fasilitas infrastruktur organisasi yang dapat memotivasi pembelajaran kar-yawan. Menurut Peter M. Sange (1990), belajar (learning) sebagai aktivitas untuk meningkatkan knowledge atau kesadar-an tentang diri sendiri (self- awareness), lingkungan (cosmo-awareness) dan hubungan keduanya (relationship-awareness), sehingga kita dimungkinkan untuk dengan cepat beradaptasi dalam kondisi atau perubahan apapun.

(9)

pada keberhasilan inovatif.

Personel dan organisasi yang akan unggul dan bertahan di masa depan adalah mereka yang mampu menum-buhkan kemauan dan kemampuan serta komitmen di dalam jajaran organisasi untuk belajar dan terus belajar. Dalam bukunya, Sange mengatakan bahwa organisasi atau perusahaan harus dapat menciptakan komitmen antara pelaku organisasi dalam mengharuskan belajar secara kontinyu dan menyeluruh (com-prehensively), cepat (speed) disetiap tingkatan. Ada lima disiplin yang menjadi unsur utama dalam proses pembelajaran yaitu: pengendalian pribadi (personal mastery), mentalitas (mental models), belajar sebagi tim (learning team), berfikir sistematik (system thingking), dan membangun visi bersama.

Pengendalian Pribadi (personal mastery)

Pengendalian pribadi adalah mengelola dan mengarahkan segala hal yang benar-benar berarti dalam hidup seseorang. Hal inilah yang merupakan dorongan kemauan dan kemampuan untuk selalu belajar dan meningkatkan potensi diri. Perusahaan yang menolak dan menghambat pertumbuhan belajar karyawannya, berarti sedang menyia-nyiakan potensi sumberdaya yang terbesar. Disiplin ini membutuhkan kecakapan dalam mengendalikan diri dalam mengembangkan kapasitas kemampuan dan objektivitasnya.

Mentalitas (mental models)

(10)

Belajar sebagai Tim (learning team)

Kerja tim akan lebih efektif dan efisien dibanding dengan kerja individu secara terpisah. Suatu tim dapat memaksimal-kan kemampuan potensi sumberdaya-nya bila setiap individu yang ada dalam tim dapat mengesampingkan egonya dan berusaha meleburkan diri pada visi dan misi dari suatu tim tersebut. Untuk itu maka diperlukan komunikasi terbuka dalam pencapaian penetrasi dan inovasi. Kebehasilan belajar sebagi tim dapat juga menentukan keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi.

Berfikir Sistematik (system thingking)

Dalam membentuk pola pikir ber-basis pengetahuan (knowledge-based mindset) cara berfikir sistematik akan

sangat diperlukan. Di jaman kecepatan berfikir sistematik sebagai proses pembelajaran harus dilihat sebagai suatu yang integral dalam arti bahwa berfikir secara menyeluruh dalam menilai sesuatu. Cara berfikir ini juga merupakan sarana yang paling sesuai dalam membantu kita memandang sesuatu dengan lebih efektif. gesit dan cepat (faster learning).

Kecepatan pembelajaran dan inovasi akan memungkinkan perusaha-an lebih fleksibel dalam menghadapi perubahperusaha-an. Orgperusaha-anisasi yperusaha-ang dapat belajar dengan cepat ini disebut dengan faster learning organization (FLO).Satu-satunya cara dalam meraih dan mem-pertahankan keunggulan kompetitf di jaman kecepatan ini adalah dengan faster learning (Wick, 1995). FLO akan lebih cepat beradaptasi pada per-ubahan-perubahan yang terjadi dan bersifat proaktif dalam menghadapi perubahan – kemampuan adaptasi dan proaktif ini diperoleh dengan penge-tahuan (knowledge) individu dan or-ganisasi yang terus menerus di up date.

Visi Bersama

(11)

perusahaan, sehingga mereka memiliki komitmen bersama untuk mempertahankan potensi sumber daya dan tetap survive dalam kondisi apapun. Disiplin ini menuntut para pemimpin untuk menyadari bahwa visi yang dihayati bersama dapat menumbuh-kan rasa memiliki dan tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan dan pertumbuhan perusahaan. organisasi. Penerapan prinsip- prinsip kecepatan belajar (faster lear-ning) atau belajar lebih gesit akan meningkatkan kecakapan stratejik, memperkuat kemampuan untuk ber-ubah, dan memperbaiki kinerjanya.

Organisasi masa depan dituntut unutk faster learning bagi setiap individu maupun organisasi sehiongga dapat mempertahankan competitive advan-tage. Kemampuan belajar dengan gesit dan cepat, akan membuat setiap individu dalam organisasi lebih cepat dalam memberi tanggapan (respond) pada perubahan-perubahan yang potensial

Untuk meningkatkan knowledge dan kecepatan beradaptasi dengan ling-kungan unpredictable, setiap individu dalam organisasi harus belajar lebih akan terjadi dan sudah terjadi di jaman kecepatan ini.

USAHA-USAHA DALAM MEMBANGUN KNOWLEDGE MANAGEMENT.

Format organisasi masa depan adalah organisasi yang dapat mengelola potensi sumber daya manusianya menjadi knowledge worker dengan bantuan infrastruktur digital. Bantuan tersebut membantu dalam merespon dengan cepat untuk mendapatkan informasi secara cepat dan membantu perusahaan dalam berinteraksi langsung dengan customer.

(12)

customers.

Perusahaan yang sukses di jaman digital adalah perusahaan yang meng-gunakan peralatan digital dalam memperbaharui dan memperbaiki cara kerjanya.Untuk itu maka Bill Gates mengemukakan beberapa langkah utama yang harus diikuti dalam me-numbuhkan potensi sumber daya manusia, seperti: sosialisasikan e-mail, bangun jaringan (network) dan hubung-an on-line, dorongan dan komitmen seluruh pihak dalam perusahaan, membangun tim virtual dan bangun jalur umpan balik digital.

Sosialisasikan E-mail

Untuk dapat meningkatan dan mempertahankan keunggulan kompetitif dari pesaing, penggunaan e-mail memungkinkan karyawan dapat dengan mudah melakukan proses komunikasi interaksi internal dan eksternal dalam dunia tanpa batas ini. Perusahaan harus memanfaatkan energi atau potensi sumber daya manusianya untuk mem-bentuk mindset (paradigma, keyakinan dasar dan nilai dasar). E-mail akan mendatarkan hirarki organisasi dan dapat menerobos pembatas komunikasi antar pemilik, manajer dan pelaksana.

Bangun jaringan (network) dan hubungan on-line.

Membangun jaringan dan hubungan on-line ditujukan untuk memudah-kan kita dalam memberimemudah-kan respon dan menciptamemudah-kan integrasi di perusahaan dan antar pemasok, perusahaan serta cus-tomers. Network, hubungan on-line dan internet yang merupakan hasil kon-vergensi teknologi informasi dan komunikasi dapat menjalin hubungan satu sama lain dan memungkinkan setiap orang mempunyai peluang akses informasi yang sama diseluruh dunia.

Dorongan dan komitmen karyawan.

(13)

teknologi informasi. Teknologi adalah merupakan alat atau enabler (pemampu) untuk mempermudah manusia dalam bekerja.

Bangun tim kerja virtual.

Seperti yang dikatakan Bill Gates, sistem yang paling perfect di jaman kecepatan ini adalah sistem saraf digital (digital nervous system). Seperti sistem tubuh manusia, dimana anggota-anggota tubuhnya bekerja sebagai suatu kesatuan yang digerakkan dalam alam kesadarannya. Budaya kerjasama yang didukung dengan peralatan digital, memungkinkan semua personel di-seluruh perusahaan bekerja efektif dan efisien serta memudahkan hubungan satu sama lainnya. Suatu tim yang ter-bentuk dari penggabungan hight-tech dan hight-touch atau sering disebut dengan tim virtual akan sangat membutuhkan kehandalan pengelola-an pengetahuan (knowledge) dan tek-nologi. Tujuannya untuk mendorong orang bekerjasama secara eketif, saling mem-bangun gagasan dan akhirnya ber-tindak sesuai dengan tujuan bersama. Peralatan digital merupakan salah satu cara terbaik untuk berkerja di jaman ke-cepatan ini dan menambah fleksibilitas.

Membangun kerja tim virtual akan lebih baik bila perusahaan dapat me-ngurangi atau menghilangkan tugas tunggal. Dalam organisasi modern, pekerja bukan lagi bekerja sendiri-sendiri tetapi menjadi bagian yang cerdas dari seluruh proses perusahaan. Pekerjaan satu dimensi dan repetitif akan berdampak buruk bagi manusia. Oleh karenanya dalam abad digital ini perusahaan perlu membuat karyawan-nya menjadi lebih berpengetahuan.

(14)

Penggunaan e-commerce, e-busi-ness dan e-lainnya dalam jaman kecepatan saat ini, akan memudahkan kita dan perusahaan dalam menerobos hambatan yang menghalangi seperti: waktu, geografis, birokrasi dan lain sebagainya. Akhirnya, Bill Gates mengatakan bahwa perusahaan yang dapat menguasai jagat digital di masa kecepatan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage).

KEUNTUNGAN DARI KNOWLEDGE MANAGEMENT

Pengharapan yang tinggi untuk memperoleh peningkatan-peningkatan strategis, taktis, dan operasional bila perusahaan mengusahakan knowledge management secara aktif (Karl M.Wiing, 1999). Sebagian besar keuntungan

langsung yang diperoleh merupakan keuntungan-keuntungan operasional, sementara keuntungan strategis dan taktis seringkali bersifat tidak langsung dan memerlukan jangka waktu yang lebih lama untuk terealisasi. Namun demikian keuntungan-keuntungan strategis yang diperoleh tersebut mampu mendorong perusahaan untuk me-laksanakan knowledge management secara aktif. Menurut Wiing (1999) mengemukakan beberapa ilustratif dari pengharapan keuntungan strategis, taktis, dan operasional.

Keuntungan strategis:

1. Perusahaan akan mampu membentuk kompetisi untuk menentu-kan produksi dan penyampaian produk atau pelayanan dengan muatan pengetahuan yang lebih tinggi dibanding dengan sebelum-nya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara (a) memiliki tenaga kerja berpengetahuan yang mempunyai akses terhadap pengetahuan terapan secara lebih baik. (b) Mengorganisasikan kerja untuk mendukung penerapan atas pengetahuan terbaik, sehingga diharapkan mampu melakukan penetrasi pasar serta memiliki daya saing pasar yang lebih baik.

(15)

Keuntungan Taktis

1. Perusahaan akan mampu melakukan pembelajaran individual dan organisasional yang lebih cepat karena memiliki pemahaman, variasi tak terduga dalam tugas kerja dan lain sebagainya.

2. Bidang-bidang operasional akan mengalami peningkatan kerja dan penurunan kesalahan-kesalahan operasional.

3. Perusahaanakan mencapai pemanfaatan kembali pengetahuan secara lebih besar.

PENUTUP

Knowledge management sebagai perilaku bagi organisasi masa depan sangat ditentukan oleh bagaimana setiap pelaku organisasi dalam mengelola dan memanfaatkan informasi menjadi suatu pengetahuan. Pengetahuan diperlukan untuk merespon setiap peluang dan perubahan yang terjadi, sehingga perusahan tetap survive dan memper-tahankan keunggulan kompetitif. Pengelolaan potensi manusia sebagai modal intelektual perusahaan akan men-jadi suatu hal yang mendasar dalam corporate IQ yang akhirnya dapat menentukan keberhasilan strategi organisasi.

Knowledge management sebagai suatu aliran informasi antar pelaku

organisasi menuntut setiap individu dalam organisasi untuk learning secara kontinyu. Sange mengatakan bahwa organisasi atau perusahaan harus dapat menciptakan komitmen antara pelaku organisasi dalam mengharuskan belajar secara kontinyu dan menyeluruh (com-prehensively), cepat (speed) disetiap tingkatan. Ada lima disiplin yang menjadi unsur utama dalam proses pembelajaran yaitu: pengendalian pribadi (personal mastery), mentalitas (mental models), belajar sebagi tim (learning team), berfikir sistematik (system thingking), dan membangun visi bersama.

(16)

sosialisasikan e-mail, bangun jaringan (network) dan hubungan on-line, dorongan dan komitmen seluruh pihak dalam perusahaan, membangun tim vir-tual dan bangun jalur umpan balik digital.

Referensi

Dokumen terkait

Dosen memberikan tindajk lanjut kepada mahasiswa dengan memberikan tugas untuk membaca buku referensi/jurnal dirumah tentang jenis-jenis bahan alami yang dapat

Algoritma PACO dan modifikasinya akan dibandingkan dengan algortima scatter search dengan menggunakan 10,15, 20, job dan 10, 15, 20 mesin sedangkan 30, 50 job dengan mesin yang

a. Kelemahan dari proses yang lama antara lain: 1) Dalam proses penjualan terjadi suatu antrian dan menunggunya konsumen yang disebabkan oleh kasir yang

Masing- masing dari ketiga nilai dasar tersebut dikonkretisasi dalam asas dibawahnya: nilai kasih sayang dikonkretisasi dengan sikap saling menghormati kemudian dikonkretisasi

Suling Tambun Desa Rantau Pulut, Desa Teluk Bayur, Desa Gantung Pengayuh, Desa Sukamandang, Desa Ayawan, Desa Mogi Panyuhu, Desa Bukit Buluh, Desa Tumbang Bai,

Subjek penelitian adalah Ki Bey Rangga Carita selaku dalang dalam pertunjukan wayang kulit, dan objek penelitian ini adalah aspek pendidikan nilai kerja keras

kategori lain-lain dibutuhkan untuk menampung komplain seperti sikap pekerja proyek, dan sikap supir truk yang kurang sopan Hasil dari pengujian ini berkorelasi dengan

Berdasarkan Tabel 4, tingkat signifikansi (Prob F-Statistic) yang diperoleh adalah sebesar 0,000046 yang berarti nilai tersebut lebih kecil daripada nilai