• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning Siswa Kelas IV SDN Gedanganak 02

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning Siswa Kelas IV SDN Gedanganak 02"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri Gedanganak 02

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SDN Gedanganak 02

Kec.Ungaran Timur Kab. Semarang pada semester I tahun ajaran 2017/2018

dengan subyek penelitian adalah kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang

yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.

SD Negeri Gedanganak 02 terletak di desa Gedanganak Kec.Ungaran Timur

Kab.Semarang. SDN Negeri 3 Jumo dapat dijangkau dengan menggunakan

kendaraan pribadi saja, karena tidak terdapat angkutan umum untuk bisa sampai

kesana. Sarana dan prasarana ada kantor guru, 6 ruang kelas, perpustakaan,

buku-buku fiksi dan nonfiksi, buku-buku-buku-buku paket kelas 1-6.

Setiap kelas diampu oleh 1 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru bahasa jawa,

1 guru bahasa inggris, dan 1 guru olahraga. Proses belajar mengajar berlangsung

mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang, kecuali pada hari Jum’at yang

berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 11.00 siang.

4.1.2 Deskripsi kondisi Awal

Kondisi awal merupakan kondisi siswa sebelum dilakukan Penelitian

Tindakan Kelas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas IV

mata pelajaran IPA SD Negeri Gedanganak 02 Kecamatan Ungaran Timur

Kabupaten Semarang semester I tahun ajaran 2017/2018 dalam proses

pembelajaran guru tidak menggunakan media saat menyampaikan materi. Proses

pembelajaran masih berpusat pada guru, guru menyampaikan materi dan siswa

menyimak apa yang disampaikan oleh guru. Hasil belajar siswa masih rendah,

ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi awal disajikan pada tabel 4.1 di bawah

(2)

40 Tabel 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal

Nilai Ketuntasan

KKM 70

Kondisi awal

F %

≥70

<70

Mencapai KKM

Belum

mencapai KKM

11

15

44%

56%

Jumlah 26 100%

Rata-rata 53.93

Nilai Tertinggi 80

Nilai Terendah 28

Gambar 4.1 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Dan Nilai Rata-Rata Siswa Kondisi Awal

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

nilai terendah nilai tertinggi nilai rata-rata

kondisi awal

(3)

41

Dari tabel yang disajikan di atas, terlihat bahwa jumlah siswa yang telah

mencapai KKM hanya ada 11 siswa (44%) dari 26 siswa. Dengan demikian hanya

ada 15 siswa (56%) yang telah mencapai KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh dari

26 siswa pada kondisi awal adalah 53,93 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai

terendah 28. Bardasarkan data tersebut, terlihat bahwa perlu mengadakan tindakan

pembelajaran untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

Nilai kondisi awal siswa diambil dari nilai pretest yang dikerjakan siswa sebelum dilaksanakannya siklus I dan siklus II. Hasil yang diperoleh dari total

jumlah siswa sebanyak 26 siswa, nilai terendah adalah 28, nilai tertinggi 80 dan

nilai rata-rata adalah 53,93. Nilai siswa pada kondisi awal ini digunakan sebagai

acuan apakah tindakan siklus I dan siklus II memberikan peningkatan pada hasil

belajar IPA siswa.

Data dari hasil belajar kondisi awal sebelum dilakukan tindakan siswa yang

tuntas KKM dan tidak tuntas disajikan dalam gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal

Hasil belajar siswa yang rendah ditunjukkan oleh data bahwa dari 26 siswa,

11 siswa (41,67%) diantaranya mencapai KKM dan yang 15 siswa (58,33%)

belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil observasi, rendahnya hasil belajar

siswa dipengaruhi dari guru maupun siswa itu sendiri. Guru dalam pembelajaran

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

tidak tuntas tuntas

tidak tuntas

(4)

42

IPA khususnya, tidak menggunakan media untuk membantu proses pembelajaran,

ceramah masih mendominasi proses kegiatan. Siswa selama mengikuti pelajaran

dikelas merasa bosan sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa.

4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 4.1.3.1 Rencana Tindakan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti merencanakan

tindakan kelas dengan terlebih dahulu berdiskusi dengan guru kelas IV mengenai

materi yang akan diajarkan. Kegiatan yang dilakukan ialah menyusun perangkat

pembelajaran antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menerapkan model pembelajaran Discovery learning dengan bantuan media gambar, menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa.

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Proses belajar mengajar dilaksanakan pada hari Senin, 24 Juli

2017. Berdasarkan SK dan KD, pada pertemuan pertama memiliki 4

indikator yaitu siswa dapat mengidentifikasi wujud benda (padat,cair,dan

gas), siswa dapat menjelaskan sifat-sifat benda (padat,cair, dan gas), siswa

mampu menyebutkan contoh benda (padat,cair, dan gas ), dan siswa

mampu menentukan benda sesuai dengan sifatnya.

Kegiatan Awal

Siswa dipersiapkan oleh guru untuk mengikuti pembelajaran dan

dicek kehadirannya. Apersepsi dilakukan oleh guru dengan

menampilkan gambar benda dan bertanya kepada siswa. Siswa

mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.

Kegiatan inti

Guru memperlihatkan gambar wujud benda padat, cair, dan gas

sebagai bahan ajar materi sifat berbagai wujud benda. Melalui gambar

tersebut guru dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan sifat wuyud

benda dan ada apa saja sifat wujud benda. Setelah itu guru

memperlihatkan contoh-contoh macam benda padat seperti batu bata,

(5)

43

kecap, dan contoh-contoh macam benda gas seperti balon udara. Siswa

diberikan kesempatan bertanya mengenai materi yang tidak dimengerti.

Setelah semua siswa memahami materi yang diajarkan, siswa dibagi

menjadi 7 kelompok yang beranggotakan masing-masing 3 siswa dan

ada yang 4 siswa. Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai

bagaimana cara mengerjakan lembar kerja siswa. Siswa mengerjakan

lembar kerja dengan meneliti gambar-gambar yang telah di berikan oleh

guru, gambar-gambar tersebut termasuk dalam sifat benda yang mana,

setelah itu siswa menempel gambar –gambar tersebut pada kolom yang tersedia sesuai sifat-sifat bendanya.Guru memberikan contoh bagaimana

cara mempersentasikan hasil kerja mereka. Perwakilan kelompok maju

kedepan kelas untuk mempersentasikan hasil penelitiannya di depan

kelas. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada materi

yang belum dipahami dan guru memberi umpan balik kepada siswa jika

ada pertanyaan yang belum di mengerti oleh siswa.

Kegiatan akhir

Siswa bersama guru membuat rangkuman atau kesimpulan materi

pembelajaran hari ini mengenai sifat berbagai wujud benda. Selanjutnya

siswa mengerjakan soal evaluasi berupa isian singkat, setelah selesai dan

soal di kumpulkan kepada guru, kemudian guru memberikan pekerjaan di

rumah, pembelajarn hari ini di tutup.

4.1.3.3 Hasil Tindakan a. Hasil Observasi

Hasil observasi diperoleh dari lembar observasi tindakan guru dan

siswa yang di isi observer yaitu guru kelasIV. Kegiatan yang di amati

meliputi tindakan pengajar (guru) dan tindakan siswa dalam menerapkan

model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media benda gambar. Adapun hasil pengamatan pada siklus 1 sebagai berikut:

Hasil pengamatan pada kegiatan guru pertemuan pertama pada

tanggal 24 Juli 2017, pada tindakan pembelajaran menggunakan model

(6)

44

melaksanakan semua kegiatan sesuai dengan RPP dan tujuan pembelajaran

telah tercapai. Kekurangannya, peneliti masih kurang dalam

mengendalikan siswa agar tidak ramai saat proses pembelajaran

berlangsung bisa dikatakan kurang bisa menguasai kelas. Hasil

pengamatan kegiatan siswa, di peroleh bahwa siswa sudah mengikuti

semua proses pembelajaran dengan baik dan aktif, hanya saja kurang bisa

dikendalikan sehingga berakibat ramai di dalam kelas.

b. Hasil Belajar IPA

Hasil belajar yang diperoleh pada siklus 1 dengan menggunakan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Discovery Learning

berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPA kelas IV semester I

SD N Gedanganak 02, di sajiakan pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1

Nilai Ketuntasan

KKM 70

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terndah 50

Berdasarkan pemaparan data pada tabel 4.2, jumlah siswa yang

telah mencapai KKM sebanyak 15 siswa (56%). Nilai rata-rata pada

siklus I adalah 64,4 dengan nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah

(7)

45

signifikan. Perbandingan seberapa besar ketuntasan hasil belajar kondisi

awal dan Siklus I disajikan pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus I

Nilai Ketuntasan

KKM 70

Kondisi awal Siklus I

F % F %

Gambar 4.3 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-Rata Siswa Siklus I

nilai terendah nilai tertinggi nilai rata-rata

kondisi awal

(8)

46

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat adanya peningkatan hasil belajar.

Pencapaian KKM hasil belajar siswa pada kondisi awal adalah 11 siswa (44%).

Nilai rata-rata yang diperoleh dari 26 siswa pada kondisi awal adalah 53,93

dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 28. Terjadi peningkatan pada siklus I

yaitu jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 15 siswa (56%). Nilai rata-rata

pada siklus I juga meningkat sebesar 53,93 menjadi 64,4 dengan nilai tertinggi

adalah 85 dan nilai terendah adalah 50.

Nilai siswa pada kondisi awal ditunjukkan oleh diagram berwarna merah,

dengan nilai terendah adalah 28, nilai tertinggi 80 dan nilai rata-rata 53,93.

Setelah dilaksanakannya tindakan siklus I, nilai yang diperoleh siswa meningkat.

nilai siswa pada siklus I ditunjukkan oleh diagram berwarna hijau, yang

menunjukkan nilai terendah siswa menjadi 50, nilai tertinggi 85, dan nilai

rata-rata meningkat menjadi 64,4. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan

nilai siswa dilihat dari nilai rata-rata yang juga mengalami peningkatan.

Perbandingan presentase ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan

tindakan dengan setelah dilakukannya siklus I dapat dilihat pada gambar 4.4

(9)

47 Gambar 4.4

Perbandingan Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus I

Terlihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar sebelum siklus (kondisi

awal) dengan setelah Siklus I. Meskipun belum sesuai dengan yang diharapkan

presentase ketuntasan hasil belajar 80% tetapi dapat dilihat perbandingan

peningkatan hasil belajar. Hasil belajar siswa meningkat, dari kondisi awal siswa

yang tuntas adalah 7 siswa (44%) menjadi 9 siswa (56%), sehingga terjadi

peningkatan persentase siswa yang tuntas yaitu sebesar 12%.

4.1.3.4 Refleksi siklus I

Setelah di laksanakannya tindakan pada siklus I. Peneliti melakukan

diskusi dengan guru kelas IV tentang kegiatan pebelajaran pada siklus I yang

mengguakan model kooperatif tipe Discovery Learning berbantuan media gambar. Pada pertemuan petama, nampak semua tujuan pembelajaran telah tercapai. Pada pertemuan pertama, guru kurang bisa menguasai kelas, sehingga

siswa kurang bisa dikendalikan sehingga berakibat ramai di dalam kelas. Namun

siswa tetap aktif dan mau ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Maka

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

kondisi awal siklus I

tidak tuntas

(10)

48

dari itu perlu di lakukan perbaikan supaya guru lebih bisa menguasai kelas

sehingga siswa tidak ramai sendiri.

4.1.4 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 4.1.4.1 Rencana Tindakan

Setelah siklus I telah terlaksana, mengacu pada refleksi siklus I mengenai

kekurangan dan kelebihan, pada siklus II berdiskusi kembali dengan guru kelas IV

dan mulai merancang kegiatan pembelajaran agar kekurangan yang terdapat di

siklus I tidak terulang kembali. Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun

perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP)

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media gambar dengan KD 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair menjadi padat,

padat menjadi cair, cair menjadi gas, gas menjadi cair dan padatmenjadi gas.

4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan

Proses belajar mengajar dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Juli 2017.

Berdasarkan SK dan KD, pada pertemuan pertama memiliki 5 indikator yaitu

siswa dapat mengidentifikasi perubahan wujud benda yang dapat kembali ke

wujud semula, siswa dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi perubahan

wujud benda, siswa mampu menyebutkan contoh perubahan wujud benda, siswa

dapat mengamati macam-macam proses perubahan wujud benda, dan siswa

mampu melakukan percobaan tentang perubahan wujud benda.

Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal, siswa dipersiapkan oleh guru untuk mengikuti

pembelajaran dan dicek kehadirannya. Apersepsi dilakukan dengan

bertanyajawab. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari

hari ini yaitu perubahan wujud benda.

Kegiatan Inti

Guru memperlihatkan video perubahan wujud benda kepada siswa, lalu

guru menjelaskan sedikit tentang apa yang terjadi di dalam video, guru

memperlihatkan gambar-gambar perubahan wujud benda seperti es yang mencair,

air hujan yang mengembun, dari air panas yang menguap. Setelah itu guru

(11)

49

atau 4 siswa. Furu membagikan LKS kepada setiap kelompok. Lalu siswa

bersama guru menyiapkan LKS, alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan

percobaan seperti: lilin, korek api, kapur barus, penjepit, es batu gelas ukur kaki

tiga, kompor spirtus, tutup gelas. Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan

percobaan tentang macam perubahan wujud benda di dalam kelompoknya

masing-masing dengan alat dan bahan yang telah disediakan sesuai intruksi yang

disampaikan dalam LKS tersebut. Siswa secara berkelompok mengisi soal yang

ada pada LKS berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan

di dalam kelompok, lalu dikumpulkan dan dipilih salah satu kelompok untuk

mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. Siswa diberikan kesempatan untuk

bertanya apabila ada materi yang belum dipahami dan guru memberi umpan balik

kepada siswa jika ada pertanyaan yang belum di mengerti oleh siswa.

Kegiatan Akhir

Siswa bersama guru membuat rangkuman atau kesimpulan materi

pembelajaran hari ini mengenai sifat berbagai wujud benda. Selanjutnya siswa

mengerjakan soal evaluasi berupa isian singkat, setelah selesai dan soal di

kumpulkan kepada guru, kemudian guru memberikan pekerjaan di rumah,

pembelajarn hari ini di tutup.

4.1.4.3 Hasil Tindakan Siklus II a. Hasil Observasi

Hasil observasi diperoleh dari lembar observasi tindakan guru dan siswa

yang di isi observer yaitu guru kelas IV. Kegiatan yang di amati meliputi tindakan

pengajar (guru) dan tindakan siswa dalam menerapkan model pembelajaran

Discovery Learning berbantuan media gambar. Adapun hasil pengamatan pada siklus I sebagai berikut:

Hasil pengamatan pada kegiatan guru pada tanggal 27 Juli 2017, pada

tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning

berbantuan media gambar, guru telah melaksanakan semua kegiatan sesuai

dengan RPP dan tujuan pembelajaran telah tercapai. Guru sudah mampu

menguasai kelas dengan baik. Hasil pengamatan kegiatan siswa, di peroleh bahwa

(12)

50

bisa dikendalikan oleh guru walau terdapat beberapa siswa yang tetap susah

diatur.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II dengan menggunakan Discovery Learning berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPA kelas IV semester I SD N Gedanganak 02, di sajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Nilai Ketuntasan

KKM 70

Siklus II

F %

≥70

<70

Mencapai

KKM

Belum

Mencapai

KKM

24

2

88%

12%

Jumlah 26 100%

Rata-rata 73,12

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 60

Berdasarkan pemaparan data pada tabel 4.4, jumlah siswa yang mencapai

KKM terdapat 24 siswa (88%) dan yang tidak mencapai KKM hanya ada 2 siswa

(12%). Nilai rata-rata siklus II adalah 73,12 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai

terendah adalah 60. Hasil belajar siswa meningkat sangat signifikan.

Perbandingan seberapa besar ketuntasan hasil belajar siklus I dan siklus II

(13)

51 Tabel 4.5

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Nilai Ketuntasan

KKM 70

Gambar 4.5 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-Rata Siswa Siklus II

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat adanya peningkatan hasil belajar dari Siklus

I menuju Siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 64,4 meningkat setelah

dilakukan tindakan siklus II menjadi 73,12. Pada siklus I, nilai tertinggi 85 dengan

nilai terendah adalah 50 meningkat menjadi nilai tertinggi 90 dengan nilai

nilai terendah nilai tertinggi nilai rata-rata

siklus I

(14)

52

Perbandingan nilai terendah, nilai tertinggi, dan nilai rata-rata pelaksanaan

siklus I dengan Siklus II di paparkan juga pada tabel 4.5. Nilai siswa siklus I

ditunjukkan oleh diagram berwarna hijau. Berdasarkan data yang diperoleh, nilai

terendah siswa adalah 50, nilai tertinggi 85, dan nilai rata-rata 64,4. Setelah

dilaksanakannya siklus II, nilai yang diperoleh siswa meningkat. Nilai rata-rata

siswa meningkat menjadi 73,12, nilai terendah 60, dan nilai tertinggi 90

Perbandingan presentase capaian KKM Siklus I dan Siklus II dapat dilihat

pada gambar 4.6 berikut:

Gambar 4.6

Perbandingan Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Terlihat bahwa peningkatan presentase hasil belajar siswa sangat tinggi.

Hasil presentase ketuntasan hasil belajar telah mencapai lebih dari 80%, melebihi

target penelitian yaitu 88%. Hasil belajar siswa meningkat sebesar 32%, dari

kondisi awal siswa yang tuntas adalah 9 siswa (56%) menjadi 14 siswa (88%).

4.1.4.4 Refleksi Siklus II

Setelah di laksanakannya tindakan pada siklus II. Peneliti melakukan

diskusi dengan guru kelas IV tentang kegiatan pebelajaran pada siklus II yang

mengguakan Discovery Learning berbantuan media gambar. Pada pertemuan petama nampak semua tujuan pembelajaran telah tercapai. Guru sudah dapat

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

siklus I siklus II

tidak tuntas

(15)

53

menguasai kelas dengan baik, siswa tetap aktif dan mau ikut berpartisipasi dalam

proses pembelajaran.

Dari tindakan siklus II, hasil belajar IPA kelas IV SD Negri Gedanganak

02 tahun pelajaran 2017/2018 semester I melalui kegiatan mengerjakan soal

evaluasi dalam bentuk tes formatif, siswa mencapai ketuntasan sebanyak 24 siswa

(87%) dan yang tidak tuntas 2 siswa (13%).

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil belajar IPA dengan menggunakan Discovery Learning berbantuan media gambar diperoleh melalui tes formatif dengan memberikan soal evaluasi

yang berisi masing-masing siklus 30 butir-butir soal. Hasil belajar IPA yang di

peroleh di sajikan pada tabel 4.6 sebagai berikut ini:

Tabel 4.7

Perbandingan Tindakan Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Nilai Ketuntasan

KKM 70

Tabel 4.7 menunjukan perbandingan hasil belajar dari kondisi awal, siklus

I dan siklus II, terdapat adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD

Negri Gedanganak 02 semester I tahun pelajaran 2017/2018. Nilai rata-rata dari

kondisi awal, siklus I, dan siklus II masing-masing meningkat dari 53,93 naik

(16)

54

tertinggi pada kondisi awal 80 dan nilai terendah adalah 28, pada siklus I nilai

tertinggi 85 dan nilai terendah 50, sedangkan pada siklus II hasil nilai tertinggi 90

dan nilai terendah 60.

Gambar 4.8 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-Rata Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Gambar 4.8 menunjukkan perbandingan nilai terendah, nilai tertinggi, dan

nilai rata-rata siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Nilai terendah yang

diperoleh siswa pada kondisi awal adalah 28, pada siklus I nilai terendah 50, dan

siklus II 60. Nilai ini diperoleh dari hasil tes siswa, yaitu pada kondisi awal nilai

diperoleh dari pretest yang diambil dari hasil tes siswa, selanjutnya pelaksanaan siklus I dan siklus II yang setiap akhir siklus dilakukan tes berupa tes formatif

yang memiliki bobot sama.

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus

II mengalami peningkatan.pada kondisi awal nilai tertinggi 80, terjadi

peningkatan di siklus I dengan nilai tertinggi 85, dan siklus II lebih meningkat

menjadi 90.

Nilai rata-rata kondisi awal, siklus I dan siklus II selalu mengalami

peningkatan. Pada kondisi awal nilai rata-rata 53,93, meningkat pada siklus I

menjadi 64,4, siklus II meningkat lagi menjadi 73,12. Hal tersebut menandakan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

nilai terendah nilai tertinggi nilai rata-rata

kondisi awal

siklus I

(17)

55

bahwa selama pembelajaran siklus I dan siklus II telah mampu meningkatkan

hasil belajar siswa.

Berdasarkan informasi dari guru kelas IV, dua siswa yang tidak mencapai

kriteria KKM adalah siswa yang kurang dalam proses pembelajaran. Aulia dan

Bagus merupakan dua siswa yang tidak begitu menguasai pelajaran, sehingga

tertinggal dari teman-temannya. Saat pembelajaran berlangsung, Aulia

merupakan termasuk siswa ABK yang seharusnya di perlakukan khusus karena

Aulia kurang mengerti dengan perintah yang diberikan oleh guru. Siswa kedua

yang tidak tuntas adalah Bagus, dia susah untuk memahami pelajaran karena

sering bermain sendiri dan mengganggu temannya. Ketika di rumah dia juga

jarang belajar karena dia hanya tinggal dengan neneknya. Hal tersebut memiliki

pengaruh bagi anak, karena setiap anak harus dididik secara memadai, baik di

rumah, di sekolah maupun di masyarakat (Zuhairini dkk, 1993). Jika anak hanya

dididik di sekolah saja hasilnya akan kurang maksimal.

Hasil belajar IPA yang di peroleh dengan Discovery Learning berbantuan media gambarsiswa kelas IV SD Negri Gedanganak 02 semester I tahun pelajaran

2017/2018 kondisi awal, siklus I dan II di sajikan pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.9

Perbandingan Tindakan Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II 0%

10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

kondisi awal siklus I siklus II

tidak tuntas

(18)

56

Berdasarkan dari gambar 4.9 di atas nampak peningkatan hasil belajar IPA

siswa kelas IV setelah mengikuti pembelajaran menggunakan Discovery Learning

berbantuan media benda gambar. Kondisi awal, siswa yang mencapai KKM adalah 11 siswa (44%) sedangkan yang belum mencapai KKM 15 siswa (56%).

Setelah dilaksanakannya tindakan Siklus I, yang mencapai KKM meningkat

menjadi 15 siswa (56%) sedangkan yang belum mencapai KKM 11 siswa (44%),

selanjutnya pada Siklus II mencapai KKM sebanyak 24 siswa ( 88%), sedangkan

yang belum mencapai KKM ada 2 siswa (20%). Hasil belajar IPA siswa

berdasarkan tes dari Siklus I dan Siklus II selalu mengalami peningkatan.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Amin

Rois, M. Chamdani, dan Joharman (2015) dengan judul penelitian Penerapan

model pembelajaran Discovery Learning dengan Media gambar dalam Peningkatan Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SD N 7 Kutosari Tahun

Ajaran 2014/2015 yang menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual

dengan media gambar dapat meningkatkan pembelajaran IPA pada siswa kelas IV

SD Negeri 7 Kutosari tahun ajaran 2014/2015.

Nova Dinda Taurina dan Wasitohadi (2015) juga telah membuktikan bahwa

model pembelajaran Discovery Learning berbantuan alat peraga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika, yang dibuktikan dengan

peningkatan rata hasil belajar pada pra siklus 67, pada siklus I 69, dan pada siklus

II naik menjadi 76,4. Jumlah ketuntasan belajar siswa juga meningkat, pada pra

siklus sebesar 38%, siklus I 62%, dan pada siklus II 81 % dengan KKM 80%.

Keampuhan model pembelajaran Discovery Learning juga telah dibuktikan

oleh Fajarwati (2010) dengan judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Konsep

Perkalian Melalui model pembelajaran Discovery Learning Pada Siswa Kelas III SDN Kapanjenlor 3 Kecamatan Kapanjenkidul Kota Blitar”. Disebutkan bahwa

berdasarkan hasil penelitian penggunaan model pembelajaran Discovery Larning

dalam pembelajaran berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Sama halnya

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Yunita Dwi Suciati (2010) yang

(19)

57

Kabupaten Karanganyar” yang menyebutkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar pada siklus. Nilai rata-rata siklus

Gambar

Tabel 4.1
Gambar 4.2 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal
Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1
Tabel 4.3 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ini disebabkan karena belum adanya aturan tentang wadah yang dapat menampung aktivitas PKL dalam suatu ruang informal dalam Rencana Tata Ruang Kota (RTRK).

Al- Allamah Ibn Baaz berkata dalam ta'//qnya terhadap FathulBari, &#34;Andai saja atsar ini benar sebagaimana kata syarih yang menerangkan kitab ini, namun tidak dapat dijadikan

Ada beberapa kesamaan yang dapat ditarik dari fenomena kampung sebagai kehidupan untuk menyiasati hidup di perkotaan yaitu : (a) Kehidupan yang dilandasi kebersamaan serta

pH optimum dari enzim amylase misalnya dapat diperoleh dengan menentukan jumlah milligram gula yang terbentuk dari beberapa reaksi yang menggunakan

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harasbitara (2007) dengan judul Hubungan status gizi remaja putri dengan usia terjadinya menarche pada

means song can help student to increase and memorable the word using song, because for students elementary school leam vocabulary using song Is very fun and easy to remember.. Songs

Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan (Notoadmodjo, 1992). Bidan

Pada hasil penelitian, setelah pemberian teknik relaksasi nafas dalam secara signifikan menurunkan intensitas nyeri sesuai dengan teori Priharjo (2003, dalam Jayanthi,