• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan praktikum biologi jaringan pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan praktikum biologi jaringan pada"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

I. JUDUL : Mempelajari Jaringan pada Hewan dan Tumbuhan

II. TUJUAN :

1. Mahasiswa dapat mengetahui penyusun jaringan pada hewan 2. Mahasiswa dapat mengetahui penyusun jaringan pada tumbuhan III. DASAR TEORI :

Jaringan adalah sekelompok sel dengan asal-usul, struktur, dan fungsi yang sama.

 Jaringan tumbuhan

Jaringan pada tumbuhan dikelompokkan berdasarkan tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi, asal-usul, dan tahap perkembangannya. Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi jaringan sederhana dan rumit. Jaringan sederhana bersifat homogeny, hanya terdiri atas satu tipe sel, sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen, terdiri atas dua atau lebih tipe sel. Parenkim, kolenkim, dan sklerenkim adalah jaringan sederhana, sedangkan xylem dan floem, dan epidermis adalah jaringan rumit.

a. Jaringan meristem

Pada tahap perkembangan embrio, semua sel mengalami pembelahan. Pertumbuhan dan perkembangan sel kebih lanjut menunjukkan adanya

diferensiasi menjadi bagian khusu tumbuhan dan juga masih ada sel yang tetap bersifat embrio (embrional), yaitu mampu mengadakan pembelahan terus-menerus, jaringan yang bersifat embrio dalam tubuh tumbuhan dewasa ini disebut meristem.

 Pengelompokan meristem

Pengelompokan meristem didasarkan pada berbagai kriteria, yaitu tempatnya dalam tubuh tumbuhan, asal-usul dan jaringan yang dihasilkan, struktur, tahap perkembangan, dan fungsinya. Menurut tempatnya, meristem dalam tubuh tumbuhan dibedakan menjadi tiga.

1. Meristem pucuk, yang terdapat pada bagian pucuk akar dan batang. 2. Meristem interkalar, yang terdapat di antara jaringan dewasa,

misalnyanpada buku Graminae.

(2)

Disamping itu, dikenal juga meristem primer dan meristem sekunder yang didasarkan pada asal-usulnya. Secara kesepakatan, meristem primer adalah sel yang berkembang secara langsung dari sel bersifat embrio dan gtetap bersifat embrio. Meristem sekunder adalah jaringaan yang berkembang dari jaringan dewasa yang masih tetap dapat berdiferensiasi (Prof.Dr.sri Mulyani E.S.2006:83,84,85)

Menurut asal pembentukannya jaringan meristem dibagi menjadi 3 kelompok:

a. Jaringan Promeristem

Merupakan jaringan yang sudah ada semenjak tumbuhan berfase embrio.

Fungsi: Pertumbuhan pada embrio dan menghasilkan jaringan meristem primer.

b. Jaringan Meristem Primer

Merupakan jaringan yang ditemukan pada tumbuhan dewasa. Terletak apada ujung akar dan ujung batang, oleh karena itu jaringan ini disebut juga meristem apikal.

Fungsi: Menambah tinggi dan panjang tumbuhan c. Jaringan Meristem Sekunder

Merupakan jaringan hasil perkembangan dari meristem primer, contohnya adalah cambium (anonim. http://www.biologi-sel.com.2013)

b. Jaringan dewasa 1. Jaringan pelindung

a. jaringan epidermis: melindungi jaringan yang ada didalamnya. Contoh derivate epidermis stomata dan trikoma

b. jaringan gabus: jika epidermis rusak maka digantikan jaringan gabus, yang dibedakan atas eksodermis, endodermis, dan peridermis

2. Jaringan parenkim (dasar)

Jaringan dasar yang kaya akan ruang antar sel (contoh: palisade, tempat fotosintesis berlangsung, jaringan parenkim spons selain sebagai tempat fotosintesis juga sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesis)

(3)

a. jaringan kolenkim: sel-selnya hidup, mengalami penebalan zat selulosa pada dinding selnya.

b. jaringan sklerenkim: sel-selnya mati, mengalami penebalan oleh lignin

4. Jaringan pengangkut

a. floem: tersusun oleh parenkim floem, serabut floem, pembuluh tapis, sel pengiring. Berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan

b. xylem: tersusun oleh parenkim xylem, serabut xylem, trake, trakeid, dan unsure pembuluh. Berfungsi mengangkut air dan mineral dari dalam tanah melalui akar sampai daun.

 Akar

Secara umum berfungsi untuk: melekatnya tumbuhan pada media, menyerap air dan unsur hara, alat pernafasan, tempat menyimpan cadangan makanan, dan menopang tegaknya batang. Akar berkembang dari meristem apical di ujung akar yang dilindungi kaliptra (tudung akar). Pembelahan meristem apical membentuk zona pemanjangan sel, zona diferensiasi sel, dan zona pendewasaan sel. Urutan struktur jaringan akar pada tumbuhan (secara anatomi dari luar ke dalam) :

1. Epidermis: terdiri atas satu lapis sel, tersusun rapat, dinding sel tipis, dan mempunyai rambut akar untuk memperluas bidang penyerapan

2. Korteks: tersusun berlapis-lapis, dinding sel tipis, dan memiliki banyak ruang antar sel, terdapat: parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.

3. Endodermis: berupa satu lapis sel, tersusun rapat, dinding sel

mengalami penebalan gabus (yang dinamakan pita kaspari). Terdapat jaringan perisikel yang tersusun dari sel parenkim yang menebal, yang berfungsi untuk membentuk akar samping dan berperan dalam pertumbuhan sekunder.

4. Stele/silinder pusat: terdapat berkas pengangkut.  Batang

(4)

tempat tumbuh organ generative, efisiensi penyerbukan dan pemancaran benih,tempat pemyimpanan cadangan makanan.

Jaringan penyusunnya terdiri atas:

1. Epidermis: tersusun oleh selapis sel, rapat, dinding luar terdapat kutikula, dan pada tumbuhan kayu yang tua terdapat kamium gabus.

2. Korteks: mengandung amilum dan tersusun oleh sel-sel parenkim, kolenkim dan sklerenkim.

3. Stele: terdapat perisikel, sel parenkim, dan berkas pengangkut. Kambium hanya di miliki oleh tumbuhan dikotil, dibedakan menjadi 2: 1. Kambium intravaskuler: cambium terletak di antara xylem dan floem.

2. Kambium intervaskuler: cambium terletak di antara dua berkas pengangkut.

 Daun

Berfungsi sebagai tempat fotosintesis, tempat terjadinya transpirasi dan gutasi, penyimpanan cadangan makanan (pada vakuola amilum),

transpirasi dan pertukaran gas(pada stomata).

Daun lengkap terdiri atas: tangkai daun, pelepah daun, dan helaian daun. Jaringan penyusun daun:

1. Epidermis: berupasatu lapis sel, dinding sel mengalami penebalan dari zat kutin (kutikula) atau lignin, terdapat stomata, dan terkadang ada trikoma dan sel kipas.

2. Mesofil: terdapat parenkim palisade (jaringan tiang), dan parenkim spons (jaringan bunga karang).

3. Berkas pengangkut: terdapat dalam tulang daun (xylem dan floem).  Bunga

(5)

epidermis, endotesium, lapisan tengah dan tapetum. Putik terdiri atas kepala sari dan tangkai putik. Bagian-bagian bunga:

1. Kelopak: melindungi bagian bunga yang ada di dalam

2. Mahkota: membungkus dan melindungi benang sari dan putik 3. Benang sari: alat perkembangbiakan jantan

4. Putik: alat perkembangan betina

Berdasarkan keberadaan bagian steril (pedunculus, pedicellus,

receptacle, brachtea, brachteola, sepal, dan petal) dan bagian fertil (benangsari dan putik) bunga dapat digolongkan menjadi bunga lengkap (contoh: bunga sepatu dan bunga melati) danbunga tak lengkap (contoh: bunga kelapa dan bunga salak).

Berdasarkan kelengkapan alat kelamin bunga dapat digolongkan dalam bunga sempurna (memiliki benang sari dan putik) contoh: bunga papaya dan bunga terung, bunga tidak sempurna (memiliki benang sari atau putik saja) contoh: bunga jagung dan bunga pinus.

 Buah dan biji

Buah merupakan perkembangan dari bakal buah. Buah yang seluruhnya terbentuk dari bakal buah disebut buah sejati (mangga), sedangkan yang terbentuk dari bakal buah dan bagian lain dari bunga di sebut buah semu (jambu monyet).

Buah tersusun atas tiga bagian eksokarp (kulit buah), mesokarp (daging buah) dan endokarp (lapisan dalam buah).

Bakal BIJI yang terdapat dalam bakal buah akan berkembang menjadi biji, yang merupakan alat perkembangbiakan utama. Biji terdiri atas kulit biji, tali pusar/tangkai biji, inti biji/isi biji (Darmawan, Ericka.2011.

www.pusatbiologi.com).  Jaringan Hewan

(6)

 Jaringan epitel tersusun atas sel-sel yang dikemas dengan rapat dan melapisi-melapisi permukaan tubuh.seringkali epitel berfungsi sebagai sawar (barrier), pengatur penyerapan zat-zat, ataupun pelindung dari dehidrasi, dingin, serangan mikroba dan lain-lain. Kulit, misalnya, sebagian besar terdiri dari jaringan-jaringan epitel, saluran pencernaan dan rongga-rongga lain pada tubuh, begitu pula halnya dengan saluran-saluran dan pembuluh-pembuluh darah, juga dilapisi oleh jaringan epitel ketiga jenis sel yang menyusun jaringan epitel (sel-sel skuamosa yang tipis dan rata, (sel-sel-(sel-sel kuboidal, dan (sel-sel-(sel-sel kolumnar) salah satu ujungnya biasanya tertambat pada membrane basal yang berserat,

sementara ujung satunya lagi memiliki berbagai macam fungsi.

Bentuk jaringan epitel pada dasarnya dapat dibedakan atas dasar

bentukan sel dan jumlah lapisannya. Jaringan epitel dapat terdiri atas selapis sel atau bertingkat yang terdiri atas dua atau lebih lapisan. Bentuk sel individu dapat berbentuk pipih (squamosa), kubus (epitel kuboidal), dan kolumnar (epitel kolumnar). Sel-sel bertingkat semu atau pseudostratifield kolumnar yang bersilia dapat dibedakan dengan melihat nukleus epitelnya (Rachmadiarti, 2007 : 197).

 Jaringan ikat terdapat dalam berbagai bentuk, tetapi dicirikan oleh matriks ekstraseluler tempat sel-selnya berada. Misalnya saja, tulang terutama terdiri atas matriks ekstraselular, denga sel-sel tulang yang relatife sedikit berada dalam lakuna (ruang kosong) dalam matrik yang padat. Bentuk-bentuk jaringan ikat yang lain adalah darah, kartilago tulang rawan (zat penyokong yang keras namun fleksibel yang menyusun, misalnya telinga), dan bernagai jenis serat penyokong yang memberi kekuatan dan, terkadang, elastis bagi tubuh dan kerap kali menghubungkan sutu jaringan dengan jaringan lain (misalnya saja tendon, yang melekatkan otot ke tulang).

 Jaringan saraf terdiri atas neuron (sel-sel saraf), beberapa diantaranya dapat mencapai semester panjangnya. Impuls saraf bergerak dari badan sel neuron melalui akson-nya dan menuju badan sel neuron melalui salah satu dendrit-nya. Neuron sensoris seringkali sangat terspesialisasi untuk

(7)

lain-lain). Neuron motoris berperan dalam mengaktifkan respon otot dan biasanya berkoordinasi dengan neutron sensorin melalui neuron asosiasi. Jaringan saraf ditemukan diseluruh tubuh, terutama di otak dan urat saraf tulang belakang (George H. Fried, Ph.D. dan George J. Hademenos, Ph.D.2006:41-42)

 Jaringan otot

Jaringan ini sebagian besar sel-sel yang berbentuk serabut-serabut dengan ukuran panjang bervariasi. Dapat dikatakan tidak mengandung matriks. Sel-sel tersusun dalam berkas-berkas yang dibungkus oleh jaringan pengikat. Jaringan otot mempunyai daya kerut yang cukup tinggi, panjangnya dapat menyusut sampai separuh atau sepertiga panjang normal.

Jaringan otot dapat dibedakan atas: oto seranlintang, otot polos, dan otot jantung.

a. Otot seran lintang

Otot ini umumnya melekat pada tulang-tulang kecuali pada otot lidah. Dipandang dari ujudnya otot ini disebut otot seranlintang, tetapi dari segi faalnya disebut otot yang dipengaruhi kehendak. Setiap otot seran lintang tersusun atas sejumlah besar serabut-serabut halus yang rata-rata panjangnya 120 mm dan diameternya 100 mikron.

b. Otot polos

Tersusun atas sel-sel atau serabut-serabut otot yang berbentuk

kumparan pipih, kadang-kadang ujungnya berbelok.serabut itu panjangnya 0,05

mm dan lebarnya 1601 mm. Di tengah –tengah serabut terdapat nucleus

dikelilingi oleh sarkoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat myofibril-miofibril, yang merupakan unsur-unsur kontraktil.

c. Otos jantung

Dalam beberapa hal strukturnya ada kemiripan dengan otot

(8)

IV. METODE : 4.1 Alat

 mikroskop

4.2 Bahan

 Preparat awetan jaringan ikat dan otot (pada hewan)

 Preparat awetan penampang melintang akar, batang, dan daun (jaringa

tumbuhan) 1.3 Langkah Kerja

a. Pengamatan jaringan hewan

Menggambar dan memberi keterangan bagian-bagian dari preparat yang dilihat

Memperhatikan bentuk/struktur selnya

Apabila mengalami kesulitan, meminta petunjuk dari pembimbing b. Pengamatan jaringan tumbuhan

Meletakkan preparat penampang melintang bahan (daun, batang, dan akar) di bawah mikroskop

Mengamati di bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat

Menggambar bagian yang terkihat serta memberi keterangan secara lengkap

V. HASIL PENGAMATAN

Dari pratikum yang dilakukan, didapat hasil pengamatan sebagai berikut : a. Jaringan epitel

(9)

 Jaringan epitel selapis (40 kali) 1. Inti sel 2. Lumen

(Kelenjar tiroid)

 Jaringan epitel kubus berlapis banyak (10 kali)

1. Inti sel 2. Lumen

(Kelenjar susu)

b. Jaringan ikat

Gambar Keterangan

 Jaringan ikat kendur(4 kali) 1. Ungu elastin 2. Biru kolagen

 Jaringan ikat padat (10 kali) 1. Ungu elastin 2. Biru kolagen

c. Jaringan otot

(10)

 Otot polos (40 kali) 1. Inti sel

2. Membrane plasma

 Otot lurik ( 100kali) 1. Inti sel

2. Membrane plasma

d. Penampang melintang daun

Gambar Keterangan

 Daun beringin (40 kali) 1. Floem 2. exylem

 Daun jagung 1. Epidermis ats

2. Jaringan pengangkut 3. Stomata

4. Epidermis bawah

(11)

Gambar Keterangan

 Batang jagung (10 kali) 1. Jaringan pengangkut

 Batang Ficus elastic 1. Floem

2. xylem

f. Penampang melintang akar

Gambar Keterangan

(12)

 Akar dikotil ( kali) 1.

VI. PEMBAHASAN

Dalam kegiatan praktikum yang telah dilakukan tentang jaringan pada hewan dan tumbuhan ada 12 preparat awetan yang dijadikan obyek pengamatan. Preparat awetan jaringan hewan yang diamati diantaranya adalah :

1. Jaringan epitel yang terdiri dari dua jaringan yaitu kelenjar tiroid (jaringan epitel selapis) dan kelenjar susu (jaringan epitel kubus berlapis banyak) 2. Jaringan ikat yang terdiri dari jaringan ikat kendur dan jaringan ikat padat 3. Jaringan otot yang terdiri dari otot polos dan oto lurik

Sedangkan jaringan tumbuhan yang kami amati diantaranya ; jaringan batang dikotil ( batang Filus elastica ), jaringan daun dikotil ( daun beringin ), jaringan akar dikotil ( Arachis hipogea ), jaringan daun monokotil ( daun jagung ), jaringan batang monokotil ( batang jagung ) dan jaringan akar monokotil ( akar jagung ).

Pada kegiatan praktikum kemarin kami melakukan pengamatan terhadap jaringan pada tumbuhan dan manusia. Berikut penjabaran dari hasil pengamatan yang kami lakukan.

a. Pengamatan jaringan epitel selapis (kelenjar tiroid)

Dalam melakukan kegiatan pengamatan terhadap preparat awetan jaringan epitel selapis yaitu kelenjar tiroid dengan perbesaran 4 kali didapat hasil pengamatan bahwa terlihat inti sel dan membran plasma. Berbentuk pipih an hanya disusun oleh selapis sel. Hal ini sama dengan teori yang menyebutkan bahwa epitel selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk pipih.

(13)

Pengamatan kedua ini yang menggunakan kelenjar susu dengan perbesaran 40 kali didapat hasil pengamatan bahwa terlihat inti sel dan disusun oleh 2 atau lebih sel tetapi tidak berbentuk kubus. Hal ini berbeda dengan teori yang menybutkan bahwa sel epitel kubus berlapis banyak terususun dari 2 atau lebih sel dan berbentuk kubus. Perbedaan hasil pengamatan dengan teori ini disebabkan karena pengamatan yang dilakukan kurang teliti atau mungkin juga disebabkan perbesaran yang digunakan kurang bagus. Sehingga gambar hasil pengamatan yang terlihat kurang jelas dan tampak seperti jaringan epitel selapis.

 Dari hasil pengamatan dua jaringan epitel tersebut terdapat perbedaan

yang menyusun jaringan tersebut. Pada sel epitel selapis hanya disusun oleh satu sel pipih saja, sedangkan pada jaringan epitel kubus berlapis banyak disusun oleh 2 atau lebih sel.

c. Pengamatan jaringan ikat kendur

Pengamatan ke tiga yang kami lakukan adalah mengamati jaringan ikat kendur. Pengamatan kami lakukan dengan perbesaran 4 kali. Pada pengamatan yang kami lakukan, didapatkan gambar hasil pengamatan berupa serat yang menyusun jaringan tersebut longgar dan tidak padat. Dan terdapat warna ungu untuk elastin dan warna biru untuk kolagen, tetapi elastin lebih banyak daripada kolagen. Hal ini disebabkan karena d. Jaringan ikat padat

Pengamatan keempat adalah mengamati jaringan ikat padat. Pada pengamatan ini, kami menggunakan perbesaran 10 kali. Dari gambar hasil pengamatan yang diperoleh, terlihat beberapa bagian dari preparat awetan yang diamati. Bagian bagian tersebut diantaranya ; tersusun atas serat-serat yang padat dan teratur

 Diantara jaringan ikat yang kami amati terdapat perbedaan pada

organel penyusunnya yaitu, jaringan ikat kendur tersusun atas serat-serat yang longgar dan tidak teratur. Sedangkan pada jaringan ikat padat tersusun atas serat-serat yang padat dan teratur.

 Jaringan ikat kendur dan padat memiliki fungsi yang berbeda. Jaringan

(14)

menghubungkan elemen dari jaringan / organ lain. Sedangkan jaringan ikat padat berfungsi sebagai penghubung antartulang melalui sendi. e. Pengamatan jaringan otot polos

Pengamatan yang kelima adalah jaringan otot polos yang

diperbesar 40 kali. Berdasarkan hasil pengamatan didapat hasil gambar bentuk sel seperti gelondong yang memiliki ujung runcing dan

bercabang. Setiap satu sel memiliki satu inti ditengah sel. Otot polos menghasilkan gerak peristaltic yang mana otot ini bekerja secara tidak sadar atau tidak di bawah kendali.

f. Pengamatan jaringan otot lurik

Pengamatan yang keenam yaitu mengamati preparat awetan otot lurik. Pengamatan ini menggunakan perbesaran 100 kali. Berdasarkan hasil pengmatan didapat bahwa bentuk otot lurik memanjang dan sesuai dengan namanya yaitu berlurik-lurik. Memiliki inti sel yang banyak dan letaknya ditepi. Otot ini bekerja secara sadar dan biasanya terdapat pada rangka.

 Pada pengamatan antara otot polos dan otot lurik terdapat beberapa

perbedaan. Diantaranya adalah letak inti sel, dimana otot polos letak inti selnya berada ditengah. Sedangkan otot lurik inti selnya berada ditepi. Jumlah sel, pada otot polos jumlah inti sel untuk setiap selnya adalah satu, sedangkan otot lurik memiliki inti sel banyak dalam satu selnya. Bentuk dari otot polos berbeda dengan otot lurik. Pada otot polos bentuknya seperti gelondong sedangkan otot lurik berbentuk memanjang dan berlurik-lurik.

g. Pengamatan penampang melintang daun (daun beringin)

(15)

yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Sedangkan floem berperan dalam mengangkut hasil fotosintesis.

h. Pengamatan penampang melintang daun (daun jagung)

Pengamatan yang kedelapan adalah mengamati preparat awetan penampang melintang daun jagung (Zea mays). Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, di dapatkan gambar hasil pengamatan penampang melintang daun yang tersusun atas beberapa bagian. Bagian bagian tersebut diantaranya ; epidermis, jaringan pengangkut, xylem, floem, dan stomata.

Jaringan epidermis merupakan jaringan yang melindungi daun. Jaringan ini terletak dibagian atas dan bawah permukaan daun. . Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas saat tumbuhan melakukan proses fotosintesis. Dan jaringan pengangkut pada daun jagung tersebar dan tidak rapat. Sel sel penyusun jaringan epidermis pada daun jagung tersusun rapat.

 Daun beringin merupakan tumbuhan dikotil, dilihat ciri-cirinya bahwa

berkas pembuluh pada daun beringin tersusun sangat rapat dan teratur. Sedangkan daun jagung merupakan tumbuhan monokotil. Dapat dilihat dari struktur jaringan pengangkut yang tersebar dan tidak rapat.

 Perbandingan antara daun dikotil dan monokotil

Dikotil : (1) Pertulangan daun menyirip/menjari.

(2) Mesofil letakya terjadi antara epidermis atas dan bawah,dan berdifrensiasi

(3) Jaringan tiang dan jaringan bunga karang/spons tersusun oleh sel-sel yang tidak teratur dan berdinding tipis.

(4) Jaringan pengangkut berupa tulang daun yang terletak pada helai daun punya satu ibu tulang dan cabang-cabangnya berbentuk jala. Monokotil : (1) Pertulangan daun sejajar/melengkung.

(16)

(3) Jaringan pengangkut membentuk tulang daun yang letaknya sejajar sumbu daun dan dihubungkan oleh berkas pengangkut kecil diantaranya.

i. Pengamatan penampang melintang batang (Ficus elastica)

Pada pengamatan yang keembilan ini adalah mengamati penampang melintang batang dari tanaman Ficus elastica yang menggunakan

perbesaran 10 kali. Pada pengamatan ini terlihat berkas pengangkut yang tersusun rapat dan teratur. Floem dan xilem merupakan satu kesatuan yang dipisahkan oleh kambium. Floem terdapat di bagian luar dari kambium yang bentuknya tumpul. Floem ini berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis tumbuhan dan mengedarkannya ke seluruh bagian tumbuhan. Xilem terletak dibagian dalam dari kambium yang berbentuk runcing. Xilem berperan penting dalam mengangkut zat-zat dan unsur yang diperlukan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis dari dalam tanah. j. Pengamatan penampang melintang batang (Zea mays)

Pengamatan kesepuluh yang kami lakukan adalah mengamati penampang melintang batang yang mana tumbuhan yang kami gunakan sebagai objek pengamatan yaitu tumbuhan jagung. Pengamatan kami lakukan dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 kali. Pada gambar hasil pengamatan yang didapat, terdapat bagian bagian yang menyusun batang tumbuhan jagung. Bagian bagian tersebut adalah jaringan pengangkut.  Batang tanaman Ficus elastic adalah dikotil, sedangkan pada jagung

adalah monokotil. Hal ini bias disebabkan oleh berkas pengangkut yang ada pada tanaman Ficus elastica yaitu xylem dan floemnya letaknya terpisah oleh kambium. Sedangkan pada batang jagung tidak terdapat kambium sehingga letak xylem dan floemnya tidak terpisah. k. Penampang melintang akar dikotil (Arachis hypogea)

Pada pengamatan kesebelas ini, kami mengamati preparat awetan penampang melintang akar pada tumbuhan dikotil. Pada gambar hasil pengamatan, didapatkan beberapa bagian penyusun akar tumbuhan

(17)

Epidermis merupakan bagian terluar dari akar tumbuhan ini. Jaringan epidermis terdiri atas satu lapis sel. Seperti halnya daun, jaringan

epidermis ini berfungsi sebagai pelindung jaringan di dalamnya. Selain itu juga memberi bentuk pada akar. Sel sel penyusun jaringan epidermis ini berdinding tipis dan cenderung tersusun rapat. Sehingga tidak terdapat rongga di antara sel sel penyusunnya.

Korteks merupakan bagian dalam setelah jaringan epidermis. Korteks terletak pada bagian akar tmbuhan. Pada bagian korteks ini, sel sel penyusunnya memiliki dinding tipis dan mempunyai banyak ruang antar sel. Pada gambar hasil pengamatan, korteks tampak hanya satu lapis. Ini mungkin dikarenakan perbesaran mikroskop yang digunakan masih kurang atau pengamatan yang dilakukan kurang fokus.

Di bagian dalam dari korteks terdapat berkas pengangkut. Pada berkas pengangkut ini, terdapat beberapa bagian yang menyusunnya. Bagian bagian tersebut diantaranya ; floem, kambium, xilem dan empulur. Keempat bagian tersebut membentuk lingkaran dari ujung akar sampai pada ranting ranting tumbuhan.

Xilem dan floem merupakan satu kesatuan berbentuk segitiga yang dipisahkan oleh kambium. Floem merupakan bagian terluar dari berkas pengangkut yang berfungsi untuk mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Kambium berfungsi sebagai pemisah antara xilem dan floem. Floem memiliki fungsi sebagai pengangkut mineral dan unsur unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai bahan dalam proses fotosintesis. Empulur merupakan bagian tengah dari suatu akar tumbuhan. l. Pengamatan penampang melintang akar monokotil (jagung)

(18)

 Terdapat perbedaan antara sistem akar dari tanaman dikotil dan monokotil. Pada tanaman dikotil tidak memiliki cambium sehingga berkas pengangkutnya tersebar dan tidak tersusun rapat. Sedangkan pada tanaman dikotil memiliki cambium sehingga berkas pengangkut yakni xylem dan floem terpisah oleh kambium.

 Perbandingan antara batang dan akar dari tumbuhan dikotil dan

monokotil 1. Akar

Dikotil : (1) Batang bercabang.

(2) Pembuluh angkut teratur dalam susunan lingkaran. (3) Punya cambium vaskuler,sehingga dapat tumbuh membesar.

(4) Tidak punya maristem interkalar.

(5) Jari-jari empulurnya berupa deretan parenkim di antara berkas pengangkut.

(6) Dapat dibedakan/sudah terdifrensiasi antara korteks dan empulur

Monokotil : (1) Jenis akar serabut.

(2) Batas ujung akar dan kaliptra jelas

(3) Perisikel terdiri dari beberapa lapis sel yang berdinding tebal yang hanya membentuk akar.

(4) Xilem dan floem letaknya berselang seling. (5) Empulurnya luas pada pusat akar.

(19)

Dikotil : (1) Batang bercabang.

(2) Pembuluh angkut teratur dalam susunan lingkaran. (3) Punya cambium vaskuler,sehingga dapat tumbuh membesar.

(4) Tidak punya maristem interkalar.

(5) Jari-jari empulurnya berupa deretan parenkim di antara berkas pengangkut.

(6) Dapat dibedakan/sudah terdifrensiasi antara korteks dan empulur

Monokotil : (1) Batang tidak bercabang.

(2) Pembuluh angkut tidak teratur atau tersebar.. (3) Tidak punya cambium vaskuler,sehingga tidak dapat tumbuh membesar.

(4) Punya maristem interkalar. (5) Tidak memiliki jari-jari empulur.

(6) Tidak dapat dibedakan/belum terdifrensiasi antara korteks dan empulur

Setiap makhluk hidup tersusun atas sel. Ada yang tersusun atas satu sel saja (uniseluler) da nada yang multiseluler. Timbuhan dan hewan umumnya tersusun atas banyak sel (multiseluler). Kemudian kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama membentuk sebuah jaringan. Jaringan terbagi menjadi dua berdasarkan makhluk hidup yang memilikinya. Yaitu jaringan pada hewan dan jaringan pada tumbuhan. Antara keduanya terdapat banyak sekali perbedaan. Tentu juga memiliki fungsi yang berbeda pula.

(20)

jaringan ikat, dan jaringan saraf. Jaringan epitel merupakan jaringan pelindung, seperti contoh epitel pipih. Jaringan otot merupakan jaringan yang berfungsi menggerakkan tubuh hewan. Jaringan ikat merupakan jaringan yang berfungsi mengaitkan komponen komponen dalam tubuh. Jaringan ikat dapat dibedakan menjadi jaringan jaringan ikat padat, dan jaringan ikat padat longgar. Jaringan saraf adalah jaringan yang mengkoordinasi setiap tindakan dan tanggapan yang dilakukan oleh tubuh.

1. Letak jaringan epitel pada tubuh  Epitel pipih

Epitel pipih memiliki bentuk, nukleusnya bulat, dan terletak di tengah. Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel pipih dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1) Epitel pipih selapis

Jaringan epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk pipih dan tersusun sangat rapat. Jaringan ini berfungsi dalam proses difusi, osmosis, ltrasi, dan sekresi. Contoh: pada pembuluh darah, alveolus, pembuluh limfa, glomerulus, dan ginjal.

2) Epitel pipih berlapis banyak

Jaringan epitel berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk pipih dan tersusun sangat rapat. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung. Contoh: pada kulit, rongga mulut, dan vagina.  Epitel batang (silindris)

Epitel batang berbentuk seperti batang, nukleusnya bulat, dan terletak di dasar sel.

1) Epitel silindris selapis

Jaringan epitel silindris selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk batang. Contoh: pada lambung, jonjot usus, kantung empedu, saluran pernapasan bagian atas.

2) Epitel silindris berlapis banyak

(21)

 Epitel kubus

Epitel kubus berbentuk seperti kubus, nukleusnya bulat, besar, dan terletak di tengah. Berdasarkan lapisan penyusunnya, maka epitel kubus dibagi menjadi:

1) Epitel kubus selapis

Jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk kubus. Jaringan ini berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung. Contoh: pada kelenjar tiroid, permukaan ovarium, dan lensa mata. 2) Epitel kubus berlapis banyak

Jaringan epitel kubus berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk kubus. Jaringan ini berfungsi dalam sekresi dan absorpsi. Contoh: pada saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit. 3) Epitel kubus berlapis banyak semu

Jaringan epitel kubus berlapis banyak semu berfungsi sebagai

perlindungan, sekresi, dan gerakan zat yang melewati permukaan. Epitel ini sebenarnya tersusun atas selapis sel epitel batang namun ketinggian sel yang menyusun tidak sama. Akibatnya, epitel ini nampak berlapis. Contoh : pada rongga hidung dan trakea

2. Letak jaringan ikat pada tubuh

Jaringan Ikat Padat. Penyusun utama jaringan ikat padat adalah serabut kolagen. Oleh karena itu, sifat jaringan ini fleksibel dan tidak elastik. Berdasarkan struktur serabutnya, jaringan ikat padat dapat dikelompokkan menjadi jaringan ikat padat teratur dan jaringan ikat padat tidak teratur. Jaringan ikat padat teratur menghubungkan antara otot dan tulang (tendon), serta menghubungkan tulang dengan tulang (ligamen).

Sementara itu, jaringan ikat padat tidak teratur terdapat di kulit.

3. Letak jaringan otot pada tubuh  Otot Polos

Defenisi : jaringan otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong.

(22)

mengontrol diameter pembuluh darah dan gerakan pupil mata. Struktur : bentuk serabut panjang(serabut serabut fibril) seperti kumparan, dengan ujung runcing, dengan inti berjumlah satu terletak dibagiann tengah sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis.

Kontraksi : tidak menurut kehendak (invontary) atau diluar kendali sistem saraf pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah. Letak : organ-organ bagian dalam tubuh, seperti saluran pencernaan, kandung kemih, pembuluh nadi, dan pembuluh balik.

Otot Lurik (otot rangka)

Defenisi : jaringan otot yang berlurik, dan melekat pada seluruh kerangka tubuh.

Fungsi : untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras, juga sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan tubuh. Struktur : serabut panjang, berwarna/lurik dengan karena mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya berselang-seling gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sel atau serabut otot lurik berbentuk silindris atau serabut panjang. Setiap sel mempunyai banyak inti dan terletak di bagian tepi sarkoplasma.

Kontraksi: menurut kehendak kita (dibawah kendali sistem syaraf pusat/ voluntary), gerakan cepat, kuat, mudah lelah dan tidak beraturan

Letak : melekat di seluruh kerangka tubuh

4. Letak jaringan saraf pada tubuh

 Jaringan saraf terletak diseluruh tubuh manusia teruma di otak dan

sumsum tulang belakang manusia.

(23)

jaringan yang terletak hampir di semua bagian tumbuhan. Jaringan pelindung terdiri dari jaringan epidermis dan jaringan gabus. Jaringan pengangkut terdiri dari floem dan xilem. Jaringan penguat adalah jaringan penyusun tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai penguat atau memperkokoh tubuh tumbuhan. Jaringan ini tersusun atas jaringan kolenkim dan sklerenkim.

VII. PENUTUP

VII.1 Kesimpulan

 Jaringan penyusun pada hewan terdiri dari jaringan epitel, jaringan

otot, jaringan ikat dan jaringan saraf . jaringan epitel merupakan jaringan penyusun tubuh hewan yang tersusun rapat dan tidak terdapat ruang antar sel. Jaringan otot merupakan jaringan penyusun organ hewan yang sel selnya berbentuk serabut memanjang. Jaringan ikat merupakan jaringan yang sel sel penyusunnya memiliki letak berjauhan antara satu dan yang lainnya. Jaringan saraf merupakan jaringan yang mengkoordinasi segala kegiatan dan tanggapan terhadap apa yang terjadi pada tubuh kita.

 Jaringan penyusun pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu jaringan maristem ( embrional ) dan jaringan dewasa. Jaringan maristem sel sel penyusunnya masih muda dan mudah melakukan pembelahan diri. Sedang jaringan dewasa, sel sel penyusunnya sudah terdiferensiasi menjadi jaringan tertentu yang memiliki fungsi tertentu. Jaringan dewasa terdiri dari jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penguat dan jaringan pengangkut.

VII.2 Saran

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Soesilo,Drs.,dkk.1986.Buku Materi Pokok Biologi.Karunika Jakarta Universitas Terbuka.Jakarta

Fried, Ph.D,George H.,Hademenos, Ph.D.,George J.2006.Schaum’s Outline of Theory and Problems of BIOLOGY.PT Gelora Aksara Pratama.Erlangga Mulyani E.S,Prof.Dr.Sri.2006.Anatomi Tumbuhan.penerbit Kanisius.Yogyakarta Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember.

Rachmadiarti, Fida. 2007. Biologi Umum. Surabaya: Unesa University Press. Anonim.2013. http://www.biologi-sel.com/2013/09/jaringan-tumbuhan-rangkuman.html. (akses:24 maret 2013.19.00 WIB)

(25)

LAMPIRAN 1. Jaringan epitel selapis (kelenjar tiroid)

2. Jaringan epitel kubus berlapis banyak (kelenjar susu)

3. Jaringan ikat kendur

4. Jaringan ikat padat

(26)

6. Jaringan otot lurik

7. Penampang melintang daun beringin

8. Penampang melintang daun jagung

9. Penampang melintang batang Filus elastica 10. Penampang melintang batang jagung

11. Penampang melintang akar Arachis hypogea

Referensi

Dokumen terkait

Tracer Study akan bermanfaat dalam menyediakan informasi penting mengenai hubungan antara pendidikan tinggi yang dilaksanakan di prodi Pendidikan Fisika dan dunia kerja, menilai

Pada Gambar 7 nampak rataan produksi Cabel lokal pada empat kali periode panen pada polibag lebih tinggi dibandingkan dengan rataan produksi pada petak

Berikan tanda Silang ( X ) pada kolom yang anda pilih sesuai dengan pengalaman anda atas pelayanan pengiriman paket JNE..

Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi metode titrasi kompleksometri pada penentuan ion Gd (III) dan ligan DTPA bebas dalam sediaan Gd-DTPA sehingga diperoleh

 Misalkan a adalah bilangan bulat dan m adalah bilangan bulat > 0. Sebagai contoh, Jika sekarang adalah pukul 07.00 maka pukul berapa jam kemudian? Untuk menentukan 8 jam

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi

Prinsip dalam rangkaian hidraulik adalah menggunakan fluida kerja berupa zat cair yang dipindahkan dengan pompa hidraulik untuk menjalankan suatu sistem tertentu.. Pompa

Indonesia secara geografis adalah negara kepulauan terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik besar yang sangat aktif yaitu lempeng australia, lempeng pasifik dan