• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Biologi Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Biologi Dasar"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

Oleh : KELOMPOK 83

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

(2)

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

Oleh :

SUYONO (115080300111142) M.FAJAR PUSPO N. (115080300111136) RANDY DWI ANGGRIAWAN (115080300111130) PANY RUDIANYO (115080300111144) NUR HALIM (115080300111146) ELY MAR’ATU SHOLIHAH (115080300111140) SITI SUFIYAH ADAWIYAH (115080300111132) LISTY FUJI LESTARI (115080300111138)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2011

(3)

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

Oleh : KELOMPOK 83

Mengetaui,

Dosen Pengampu Koordinator Asisten Praktikum

Biologi Dasar Biologi Dasar

Asus Maizar Suryanto H.,S.Pi Fajar Dita Pranata NIP: 19720529 200312 1 001 NIM: 0910810028

(4)

Praktikum 1 :

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroskop (bahasa Yunani, Mikros : Kecil, Scopien : Melihat) adalah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat oleh mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil yang menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopi berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan adalah mikroskop optis ( Wikipedia, 2011 )

Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur benda-benda kecil. Mikroskop pertama kali ditemukan oleh seorang berkebangsaan Belanda. Antony Van Leuwonhuk. Mikroskop yang ditemukan yaitu mikroskop sederhana (berlensa tunggal), pada tahun 1600 Hans dan Zakarias Jansen menemukan mikroskop yang lebih canggih yaitu mikroskop majemuk (berlensa ganda). Mikroskop sederhana dan mikroskop majemuk merupakan mikroskop cahaya, dimana keduanya memanfaatkan pancaran cahaya untuk membentuk bayangan benda. Seiring berjalannya waktu pada tahun 1932 klorofil dan raksa menemukan mikroskop elektron. Mikroskop elektron menggunakan berkas elektron sebagai pengganti cahaya untuk membentuk bayangan benda (Wildan, 2003)

Dari berbagai mikroskop itu ada yang bernama mikroskop elektron yang memiliki perbesaran paling tinggi, dapat memperbesar benda sampai 500.000 kali. Mikroskop ini menggunakan elektron sebagai ganti cahaya pada mikroskop cahaya (Guru Ngeblog, 2008).

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud melakukan praktikum ini adalah mengetahui mikroskop binokuler. Cara penggunaan, pemeliharaan, dan cara penggunaan preparat serta mengetahui sel dan benda-benda kecil lainnya yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

(6)

Tujuan dilakukan praktikum adalah untuk praktikan dapat mengetahui bagian-bagian mikroskop binokuler beserta fungsinya masing-masing, serta bagaimana membuat preparat dan meneliti benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.

1.3 Waktu dan Tempat

Kami melakukan Praktikum Biologi Dasar ini tentang Pengenalan Mikroskop yang dilaksanakan hari Kamis tanggal 29 September 2011 pukul 18.00-20.00 WIB, bertempat di Gedung C lantai 1, Laboratorium IIP (Ilmu-Ilmu Perairan) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya – Malang.

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mikroskop

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata (Wikipedia, 2007).

Antony Van Leunwenhoek orang pertama yang menggunakan mikroskop walaupun dalam bentuk sederhana pada bidang mikrobiologi. Kemudian pada tahun 1600 Hans dan Z Jansen telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan nama mikroskop ganda. Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium (penglihatan). Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.

Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda (Purba, 1999).

Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran sangat kecil. Mikroskop yang dirakit dari lensa optik memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran objek. Hal ini karena batas difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Mikroskop elektron mempunyai kemampuan perbesaran objek atau resolusi yang lebih tinggi dibanding mikroskop optik (Mawar putri, 2009).

2.2 Sejarah Ditemukannya Mikroskop

Untuk yang pertama kalinya, mikroskop ditemukan oleh seorang berkebangsaan Belanda Antony Van Leuwenhoek. Mikroskop yang ditemukan yaitu mikroskop sederhana (berlensa tunggal). Kemudian pada tahun 1600 Hans dan Zaccharias Jansen telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan nama mikroskop majemuk (berlensa ganda). Mikroskop sederhana dan mikroskop majemuk merupakan mikroskop cahaya, dimana keduanya

(8)

memanfaatkan pancaran cahaya (matahari) untuk membentuk suatu bayangan benda . Seiring berjalannya waktu pada tahun 1932 Knall dan Ruska menemukan mikroskop elektron menggunakan berkas elektron, mikroskop elektron sebagai pengganti cahaya untuk membentuk bayangan benda (Wildan, 2003).

Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata kasar. Sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorgnisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi. Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah Antonie Van Leuwenhoek (1632-1723) tahun 1675 Antonie membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga dia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang mengggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut dann banhan pengorekan gigi. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan `animaloule’ (Kaskus, 2010).

Sejarah ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap mikrobiologi, yang memasuki masa keemasan saat berhasil mengamati jasad renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuat mikroskop dengan kontruksi sederhana. Dengan mikroskop tersebut, yaitu Antony Van Leuwenhoek (1632-1723) yang berkebngsaan Jerman dapat melihat organime kecil mikroorganisme (Kusnadi, 2003).

2.3 Macam –macam Mikroskop

 Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya memiliki perbesaran 1000 kali. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler teletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Pada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih ( Wildan, 2003).

(9)

 Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo memiliki per besaran 7 sehingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dilihat secara 3 dimensi. Lensa terdiri dari Lensa Okuler dan Lensa Objektif. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa objektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator (Kaskus, 2007).

Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda berukuran relatif besar. Mikroskop stereo memiliki perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang dilihat dengan mikroskop ini dapat dilihat dengan 3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya (Wikipedia, 2011).

 Mikroskop Elektron

Mikroskop yang mampu melakukan pembesaran objek sampai dua juta kali, menggunakan elektron statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop eektron menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro megnetik yang lebih pendek dibanding mikroskop cahaya (Wildan, 2003).

Mikroskop elektron adalah mikroskop mampu untuk melakukan perbesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik. Untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron menggunakan lensa kaca dan terlalu rumit serta mahal dalam pekerjaan sehari-hari (valk,Wheeler, 1998).

(10)

 Mikroskop Ultraviolet

Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari cahaya yang dapat dilihat. Penggunaan cahaya ultraviolet untuk pencahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa. Batas daya pisah menjadi medium. Karena cahaya ultraviolet tak dapat dilihat oleh mata manusia, bayangan benda harus direkan pada prirngan peka cahaya photografi plate (wikipedia, 2007)

 Mikroskop Pender (Flourenscene Microscope)

Mikroskop pender dapat digunakan untuk menndeteksi benda asing atau Antigen (bakteri, ricketsa, atau virus) dalam jaringan (Wikipedia, 2001).

 Mikroskop Medan – Gelap

Mikroskop medan-gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya mikroskop majemuk. Perbedaanya dari mikrroskop majemuk biasa adalah dalam hal kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat (Fanny, 2008).

 Mikroskop Fase Kontras

Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan alamiahnya : tidak diberi warna dalam keadaan hidup, nmun pada galibnya fragma benda hidup yang mikroskopik tembus cahaya sehingga pada masing-masing tincram tak teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fase kontras (Wikipedia, 2004).

 Mikroskop Konkas Fase

Mikroskop konkas fase mempunyai sistem benda yang menghasilkan bayanagan yang terlihat dari objek transparan, prinsip mikroskop konkas fase adalah berdasarkan kenyataan

(11)

bahwa kecepatan cahaya akan berubah ketiak menerobos struktur sel dan ekstra sel dengan indek repraksi yang berbeda-beda (Voh, 1988).

2.4 Bagian-bagian Mikroskop dan Fungsinya

 Lensa okuler : untuk memperbesar benda yang diamati dan perbesarannya 10x.

 Lensa ojektif :untuk mengamati benda tetapi lebih dekat dengan benda yang diamati dan memiliki perbesaran 4, 10, 40, dan 100..

 Tabung mikroskop : alat untuk transportasi penglihatan.  Meja Preparat : untuk meletakkan objek/benda.  Penjepit : untuk menjepit objek glass.

 Pemutar kasar : untuk menaik turunkan meja preparat.  Pemutar halus : untuk lebih memfokuskan dengan

kecepatan yang lebih rendah.

 Lampu : untuk memberi cahaya.

 Diafragma : untuk mengatur banyaknya sedikit cahaya.  Tombol on/off : untuk menghidupkan dan mematikan

mikroskop.

 Lengan mikroskop : sebagai pegangan

 Kaki mikroskop : sebagai penyangga mikroskop.(wikipedia, 2010)

Lensa okuler pada mikroskop berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Dibawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. (Yonn, 2008).

Bagian-bagian mikroskop dan fungsinya

 Bagian optik yang terdiri dari kondensor, lensa objektif dan lensa okuler.

 Bagian nonoptik yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan pemutar kasar, penjepit kaca objek dan sumber cahaya (wikipedia, 2008).

(12)

BAB III METODOLOGI

3.1 Alat dan Fungsi

Alat – alat yang digunakan dalam praktikum :

 Mikroskop : Untuk mengamati objek dan pergerakan yang halus pada objek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.  Objek glass : Untuk menempatkan objek yang akan diamati.  Cover glass : Untuk menutup objek yang akan diamati.  Gunting : Untuk memotong objek yang akan diamati.  Pinset : Untuk mengambil potongan koran.

 Pipet tetes : Untuk mengambil cairan yang akan diteteskan, pada objek glass.

 Tissue : Untuk membersihkan objek glass dan cover glass yang kotor.

3.2 Bahan dan Fungsi

Bahan-bahan yang digunakan dalam Praktikum :

 Potongan kertas koran fungsinya : Sebagai objek pengamatan.  Ketela pohon fungsinya : Sebagai objek pengamatan.  Aquadest fungsinya : Untuk memperjelas objek

yang diamati.

 Paramecium fungsinya : Sebagai objek yang diamati.  Larutan Y-KY fungsinya : Untuk memperjelas objek

yang diamati.

 Daun hydrilla fungsinya : Sebagai objek yang diamati.  Ephitelium squamosum pipi fungsinya : Sebagai objek yang diamati.  Larutan biru methilene fungsinya : Untuk memperjelas objek

yang diamati.

 Lugol fungsinya : Penjelas paramecium yang diamati.

(13)

3.3 Skema Kerja

3.3.1 Pembuatan Preparat

3.3.2 Pengamatan Mikroskop

Disiapkan kertas koran

Dipotong / digunting huruf “a”

Diletakkan diatas objek glass

Ditetesi aquadest

Ditutup dengan coverglass dengan sudut 45 hasil

Disiapkan mikroskop

Dihubungkan kabel mikroskop ke listrik

Dinyalakan saklar mikroskop

Diletakkan preparat dimeja preparat

Diatur fokusnya

Diamati

(14)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Analisa Prosedur 4.1.1 Pembuatan Preparat

Langkah awal dalam pengamatan preparat adalah persiapkan terlebih dahulu mikroskop fungsinya untuk memperbesar bayangan suatu benda yang kecil. Kemudian praktikan menyediakan alat dan bahan. Alat-alat yang dibutuhkan diantaranya : Objek glass fungsinya untuk meletakkan benda yang akan diamati, cover glass fungsinya sebagai penutup objek yang akan diamati, pinset fungsiya mengambil sampel kecil yang akan diamati, gunting fungsinya untuk menggunting potongan koran, dan pipet tetes fungsinya untuk mengambil larutan dalam skala kecil. Sedangkan untuk bahannya ialah : potongan kertas koran/ huruf “a”.

Langkah selanjutnya adalah siapkan kertas koran, kemudian gunting huruf “a”, lalu letakkan diatas objek glass, setelah itu tetesi huruf “a” tersebut dengan aquades, tutup dengan cover glass dengan sudut 45.

Langkah terakhir, letakkan objek glass pada mikroskop, pastikan objek glass tidak bergerak, atur fokus lensa objektif dan lensa okuler, sehingga terlihat objeknya dan diamati. Lalu catat dibuku sebagai bahan laporan.

4.1.2. Pengamatan Mikroskop

Pada pengamatan mikroskop, pertama-tama praktikan harus mempersiapkan mikroskopnya, kemudian hubungkan kabel mikroskop ke listrik yang telah tersedia. Setelah itu, nyalakan saklar mikroskopnya.

Letakkan preparat dimeja preparat secara perlahan, atur fokus lensa objektif dan lensa okuler, dan terakhir adalah amati, kemudian catat dibuku sebagai bahan laporan.

(15)

4.2 Analisa Hasil

Setelah melakukan berbagai pengamatan dengan menggunakan mikroskop, kita dapat mengetahui sebenarnya mikroskop itu apa? Seperti apa bentuknya? Fungsinya apa? Dan penerapannya bagaimana dalam kehidupan? Disini kita dapati bagian-bagian penting dalam mikroskop, cara pengoperasiannya dan sifat bayangan yang dihasilkan. Seperti yang telah kita amati bahwa bayangan yang dihasilkan pada lensa okuler adalah maya, terbalik, diperbesar.

4.2.1 Gambar sebelum dimikroskop

4.2.2 Gambar sesudah dimikroskop

4.3 Data Hasil Pengamatan dan Gambar 4.3.1 Gambar diambil dari literatur

(16)

Keterangan :

1. Lensa okuler berfungsi untuk meneruskan bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler menggunakan lensa cembung dengan perbesaran 10x.

2. Lensa mikroskop berfungsi sebagai penyangga dan pegangan saat memindahkan mikroskop.

3. Pemutar halus berfungsi untuk memperoleh fokus objek secara perlahan agar dapat memperoleh fokus objek yang tepat.

4. Pemutar kasar berfungsi untuk memperoleh fokus objek dengan cepat.

5. Kaki mikroskop berfungsi untuk menyangga tubuh mikroskop.

6. Pengatur cahaya berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya.

7. Sumber cahaya berfungsi untuk memperjelas objek yang diamati. 8. Pengatur meja preparat bawah berfungsi untuk menggerakkan meja

preparat kekiri dan kekanan.

9. Pengatur meja preparat atas berfungsi untuk menggerakkan meja preparat keatas dan kebawah.

10. Meja preparat berfungsi untuk tempat meletakkan objek glass. 11. Lensa kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.

12. Lensa objektif berfungsi untuk menangkap dan memperbesar bayangan dari objek dengan pembesaran bervariasi 4x, 10x, 40x, dan 100x.

13. Penjepit preparat berfungsi untuk menjepit objek glass agar tidak bergerak saat diamati.

(17)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum mengenai mikroskop dapat disimpulkan bahwa :

 Mikroskop mempunyai sifat bayangan maya, terbalik, diperbesar.

 Praktikan dapat megetahui bagian0bagian mikroskop dan fungsinya

masing-masing.

 Praktikan mengetahui pengrtian dan sejarah terciptanya mikroskop.

 Praktikan mengetahui macam-macam mikroskop. 5.2 Saran

Dalam penggunaan mikroskop hendaknya dilakukan dengan hati-hati karena mikroskop memiliki beberapa lensa utama sebagai fungsi utama mikroskop. Praktikan perlu memahami bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya agar mempermudah melakukan praktikum/ pengamatan terhadap benda-benda kecil.

Praktikan menyadari bahwa penulisan laporan ini jaauh dari smpurna, maka kritik dan saran sangat membantu untuk perbaikan laporan ini.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Johia, mawar putri. Pengeertian mikroskop. http :// www.google.com Diakses pada tanggal 1 Oktober 2011 pukul 08.45 WIB.

Kusnadi. 2003. Sejarah mikroskop. http:// www. google.com Diakses pada tanggal 1 Oktober 2011 pukul 19.30 WIB.

Wikipedia. 2003. Macam-macam mikroskop. http: // www. wikipedia.com Diakses pada tanggal 1 Ok tober 2011 pukul 09.00 WIB.

Wikipedia. 2004. Macam-macam mikroskop. http:// www. wikipedia.com Diakses pada tanggal 1 Oktober 2011 pukul 19.15 WIB.

Wikipedia. 2007. Pengertian mikroskop. http:// www. wikipedia.com Diakses pada tanggal 1 Oktober 2011 pukul 19.00 WIB.

Wildan. 2003. Sejarah mikroskop. http:// www.google.com Diakses pada tanggal 1 Oktober 2011 pukul 08.30 WIB.

(19)

Praktikum 2 :

CIRI-CIRI SEL TUMBUHAN

DAN SEL HEWAN

(20)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seluruh makhluk hidup tersusun atas sel. Sel adalah unit dasar kehidupan, Dalam kingdom monera dan protista, keseluruhan ogranisme tersusun atas sel tunggal. Pada abad ke-19, sel dideskripsikan sebagai sesuatu yang Sekedar memiliki membrane pembatas di bagian luar, nucleus yang terletak di dalam dan suatu massa besar sitoplasma yang mengelilingi nucleus. Hanya sedikit, yang telah mengetahui mengenai sel selain kenyataan bahwa sel ada. Akan tetapi, metode-metode yang semakin maju untuk menyelidiki sel lama-kelamaan membuat para peneliti dapat mengetahui struktur - stuktur internal sel (George, 2005).

Teori sel tidak langsung membawa periode baru dalam ilmu pengetahuan walaupun mikroskop sudah dimanfaatkan, penelitian menarik tentang selmasih menunggu perkembangan lain dalam teknologi yaitu zat warna yang menyebabkan struktur sel dapat terlihat lebih jelas. Hal ini terjadi dengan pesatnya berkat perkembangan pengetahuan kimia disekitar tahun 1850 dan 1860an. Tidak lama kemudian setiap proses hidup dituangkan dengan suatu tipe sebagai satuan struktur, tetapi juga sebagai satuan fungsi (George John, 1993).

Setiap sel bergantung pada sel-sel lain untuk melakukan fungsi-fungsi yang tidak dapat dilakukan sendiri. Selain itu, walaupun tipe sel itu bermacam-macamterdapat persamaan tertentu. Pada sifat-sifat bentuk dan fungsional,yang lazim bagi kebanyakan sel (Soetarmi, 1993).

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan praktikum biologi dasar tentang ciri-ciri sel tumbuhan dan sel hewan serta agar menerapkan penggunaan mikroskop dapat sekaligu binokuler dengan baik dan benar.

(21)

Tujuan diadakan praktikum biologi ini adalah melalui praktikum ini adalah melalui praktikum ini, kita dapat memahami ciri-ciri sekaligus dapat membedakan sel tumbuhan dan sei hewan serta dapat menerapkannyapenggunaaan mikroskop dengan baik dan tepat.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum biologi dasar ini tentang sel tumbuhan, sel hewan dan benda-bendakecil lainnya, yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 29 september 2011 pukul 18.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB dan bertempat di gedung C lantai 1 Laboratorium. IIP (Ilmu-Ilmu Perairan) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

(22)

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pengertian sel

Sel merupakan satuan srtuktural yang fundamental dan fungsional bagi kehidupan makhluk hidup (Tungueira, 1980}.

Sel adalah unit dasar kehidupan. Dalam kingdom monera dan protista, keseluruhan organism tersusun atas sel tunggal. Pada kebanyakan fungsi dan dalam kingdom hewan dan tumbuhan. Organisme adalah susunan yang luar biasa kompleks dari sel-sel yang triliun banyaknya (Leon, 1989).

Menurut penelitian yang tengah berkembang dari abad ke abad, telah disimpulkan bhwa sel adalah kesatuan fungsional makhluk hidup. Sebagai penyusun makhluk hidup/unit structural makhluk hidup dan unit reproduksi (Harmanto, 2003).

2.2 Sejarah Penemuan Sel

Sel pertama kali dikenal oleh Robert Hooke pada tahun 1665, dengan menggunakan mikroskop sederhana mengamati sayatan gabus. Dari hasil pengamatan tampak ruang-ruang kecil yang disebut sel. Ilmuan-ilmuan yang turut melakukan penelitian adalah :

- Felix Durjadin, Prancis : bahwa sel tersusun oleh substansi atau cairan yang disebut protoplasma.

- Johanes Purkinya menyatakan istilah protoplasma pertama kali pada cairan sel.

- Thoeder Schwan, sel merupkan komponen dasar dari semua makhluk hidup. - Rudolf Virchow : setiap sel berasal dari sebelumnya.

- Max Schultze : Bahwa protoplasma merupakan substansi hidup bagi sel hewan dan tumbuhan (Herman, 1988)

(23)

Theoder Schwan melakukan penelitian dengan cara sama yaitu dengan menggunakan mikroskop. Dan dia menyatakan bahwasel merupakan komponen dasar dari semua makhluk hidup (Relf, 1978)

Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (yang hidup pada tahun 1635-1703) yang mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata sel gabus tersebut tampak seperti ruangan-ruangan kecil. Maka dipilihlah kata dari bahasa latin yait cellula yang berarti kamar kecil untuk menamai objek yang telah ditemukan itu (Schaums, 2000).

2.3 Bentuk-bentuk sel dan contohnya

 Dinding Sel, berfungsi untuk memberi bentuk tubuh pada sel.

 Plastida, burfungsi untuk melangsungkan fotosintesis pada reaksi terang dan gelap sehingga terbentuk glukosa yangtertentu yaitu kromoplas.

 Vakuola, sebagai penyimpan cadngan maknn.

 Membran sel, untuk melindungi sel

 Retiklum Endoplasma, sebagai tempat sintesis protein, transpor protein dan lipit ke organ lain dan sebagai tempat sintesis lemak.

 Ribosom, sebagai tempat sintesis protein.

 Lisosom, menerima zat makanan hasil fotosintesis dan pinosintesis, menghancrkan benda dari luar sel.

 Badan Golgi, berfungsi dalam sekresi dan sekresi.

 Mitokondria, sebagai sumber energi sel.

 Nukleus, berfungsi mengatur seluruh aktivitas sel (Wikipedia, 2005) Diantara bentuk sel adalah pipih, bentuknya tipis dan trnsparan contohnya ephitellium, memanjang yaitu bentuknya sangat panjang bersambung-sambungseperti mmbentuk rantai yang panjang. Contohnya adalah sel saraf (Eka, 2004).

Bentuk-bentuk sel itu bemacam-macam, ada yang pipih, memanjang, beraturan (bentuknya teratur dan bias mmbentuk suatu pola trtentu). SEagai contohnya adalah baktei dan ada pula yang bentuknya tidak beraturan seperti amoea (Wikipedia, 2004).

(24)

2.4 Bagain-Bagian Sel dan Fungsinya

Bagian hidup Komponen protoplasma) terdiri atas inti dan sitoplasma termasuk cairan struktur sel sepeti mitokondria, adan golgi dan lain-lain. Bagian mati (inklusio)terdiri atas dinding sel dan isi vakuola (Gurublog, 2010).

Macam-macam bentuk sel antara lain adalah ikonkaf yang sebagai contohnya adalah sel darah merah, spiral, bentuknya seperti par sepeda motor sebagai contohnya jaringan xylem dan flom, ulat contohnya nucleus (Haryo, 1996).

2.5 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Menurut Loope(2000), tabel perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan.

Sel Hewan Sel Tumbuhan

Tidak memiliki dinding sel Tidak memiliki plastida Bentuk tidak tetap

Jumlah mitokondria relatif banyak Vakuola banyak dengan ukuran relatif

kecil

Sentrosom dn sentriol jelas

Memiliki dinding sel Memiliki plstida Bentuk tetp

Jumlah mitokondria relatif sedikit Vakuola sedikit dengan kuran relatif

besar

Sentrosom dan sentriol tidak jelas

Diantara perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan antara lain sel hewan tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki plastida, memiliki lisosom, sentrosom, timbunan, zat berupa lemak dan glikogen, bentuk tidak tetap, pada hewan tertentu memiliki vakuola (kecil) (Siswanto, 2001).

(25)

Yang membedakan dengan sel tumbuhan memiliki dinding sel, umumnya memiliki plastida, tidak memiliki lisosom, sentrosom, timbunan zat berupa pati, memiliki bentuk tetap, vakuola besar-besar dan banyak (Wikipedia, 2005)

(26)

III. METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

Dalam Praktikum sel Hewan dan sel Tumbuhan alat yang digunan,  kop : Untuk mengamati objek dan pergerakan yang

halus pada objek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang

 Objek glass : Untuk menempatkan objek yang akan diamati  Cover glass : Untuk menutup objek yang akan diamati  Gunting : Untuk memotong objek(Koran yang akan

diamati)

 Pinset : Untukmengambil potongan Koran

 Pinset tetes : Untuk mengambil aquades yang diteteskan pada objek yang diamati

 Tissue : Unyuk membersihkan objek glass dan cover glass yang kotor

 Batang korek api : Untuk mengambil ephitelium squamasum pipi  Jarum pentul : Untuk mengambil batang ketela pohon

3.2 Bahan dan Fungsi

Dalam Praktikum sel Hewan dan Tumbuhan bahan yang digunakan adalah

 Potongan kertas Koran : Sebagai objel pangamatan  Aquades : Untuk memperjelas objek yang

diamati

 Paramacium : Sebagai objek yang diamati  Larutan Y-KY : Untuk memperjelas objek  Daun Hidrilla : Sebagai objek yang diamati  Ephitelium Squamasum Pipi : Sebagai objek yang diamati  Larutan Biru Methilen : Untuk memperjelas objek yang

diamati

 Lugol : Untuk memperjelas objek yang

(27)

3.3 Skema Kerja

3.3.1 Ketela pohon 3.3.2 Paramecium

Ditetesi dengan larutan

Y-KY

Diletakkan diatas objek

glass

Ditutup dengan cover

glass dengan sudut 45

o

Diamati dengan

menggunakan

mikroskop

HASIL

Diambil ketela pohon

dengan jarum pentul

Ditetesi dengan larutan

lugol

Diletakkan di atas objek

glass

Ditutup dengan cover

dengan sudut 45

0

Diamati menggunakan

Mikroskop

HASIL

Diambil paramecium

(28)

3.3.3 Hidrilla 3.3.4 Ephitelium Squamosum pipi

Diambil atau disayat

Diletakkan di atas objek glass

Ditutup dengan cover glass dengan sudut 450

Diamati menggunakan Mikroskop

HASIL

Dikorek bagian dalam pipi dengan batan korek api

Di oleskan di atas diatas objek glass diatas objek glass diatas objek glass

Di tutup dengan cover glass dengan sudut 450

Diamati menggunakan Mikroskop

Ditetesi dengan larutan Methilene

(29)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Analisa Prosedur

Sebelum melakukan praktikum, praktikan diwajibkan untuk memahami apa maksud dan tujuan praktikum dan bagaimana prosedur pelaksanaannya. Untuk praktikum biologi dasar tentang sel tumbuhan dan sel hewan, alat-alat yang digunakan diantaranya sebagai berikut : mikroskop digunakan untuk melihat benda-benda kecil yang tak terlihat oleh mata telanjang, objek glass untuk tempat media yang akan diamati, cover glass untuk menutup media diatas objek glass, washing bottle untuk tempat larutan, pipet tetes untuk mengambil cairan dalam skala kecil, jarum pentul untuk mengambil media yang sangat tipis, silet untuk mengiris media, lalu pinset untuk mengambil benda kecil. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu, ketela pohon, hydrilla, paramecium, ephitelium squamosum pipi, aquades, larutan biru methylene, lugol dan larutan Y-KY. Setelah siap semua maka praktikum bisa dimulai.

4.1.1 Ketela pohon

Pada pengamatan ketela pohon, pertama pastikan semua alat telah siapdan dalam keadaan bersih.Kemudian disayat ketela pohon dengan menggunakan silet.Gunakan jarum pentul untuk mengambil irisan ketela pohon.Kemudian letakkan di atas objek glass dan ditetesi dengan larutan Y-KY, lalu ditutup dengan cover glass.Letakkan objek glass di atas meja preparat.Amati menggunakan mikroskop.Dicatat hasilnya.

4.1.2 Hydrilla

Pada pengamatan hydrilla, pastikan semua alat yang akan digunakan telah siap dan dalam keadaan bersih. Kemudian diambil daun satu lembar hydrilla dengan menggunakan pin set letakkan di atas objek glass, lalu ditetesi dengan aquades. Ditutup dengan cover glass.Kemudian diletakkan di atas meja preparat.Amati menggunakan mikroskop.Dicatat hasilnya.

(30)

4.1.3 Paramecium

Pada pengamatan paramecium, pertama pastikan semua alat yang akan digunakan telah siap dan dalam keadaan bersih. Kemudian diambil paramecium dalam rendaman jerami dengan menggunakan pipet tetes.Kemudian diletakkan di atas objek glass, ditetesi dengan lugol.Lalu ditutup dengan cover glass.Kemudian diletakkan di meja preparat.Amati menggunakan mikroskop.Dicatat hasilnya.

4.1.4 Ephitelium squamosum pipi

Pada pengamatan ephitelium squamosum pipi, pertama pastikan semua alat telah siap dan dalam keadaan bersih. Kemudian diambil ephitellium squamosum pipi dengan menggunakan batang korek api pada bagian dalam pipi. Lalu diletakkan di atas objek glass, ditetesi dengan larutan biru methylene.Lalu ditutup dengan cover glass.Kemudian diletakkan di meja preparat.Amati menggunakan mikroskop.Dicatat hasilnya.

4.2 Analisa Hasil

Sel merupakan segumpal protoplasma berinti sebagai individu yang berfungsi menyelenggarakan seluruh aktifitas untuk kebutuhan hidupnya. Atau dengan kata lain sel adalah unit struktural kehidupan dan merupakan unit fungsional dari kehidupan (Kertosapoetra,2004).

(31)

Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan, adapun data yang dihasilkan dari Praktikum Biologi Dasar tentang Sel Tumbuhan dan Sel Hewan adalah sebagai berikut :

No. Bahan Pengamatan Keterangan

1. Ketela pohon

Pengamatan pada gambar menggunakan perbesaran sampai 400 x. Pada gambar terlihat sel ketela pohon seperti titik-titik buram tidak jelas.

2. Hydrilla

Pengamatan pada gambar menggunakan perbesaran sampai 400 x. Pada gambar terlihat sel daun hydrilla berupa persegi panjang yang tersusun rapid an terdapat garis panjang di tengah

3. Paramecium

Pengamatan pada gambar meggunakan perbesaran sampai 400 x. Pada gambar terlihat sel paramecium seperti bintik-bintik merah.

4. Ephitelium squamosum pipi

Pengamatan pada gambar menggunakan perbesaran sampai 400 x. Pada gambar terlihat sel ephitelium squamosum pipi bentuknya ada yang panjang dan ada yang tidak berbentuk.

Dari gambar-gambar hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa bentu-bentuk sel bermacam-macam.

(32)

4.3 Gambar dan Hasil Pengamatan

Berdasarkan analisa prosedur dan analisa hasil pengamatan tentang sel tumbuhan dan sel hewan, dapat diambil perbandingan gambar dan data hasil pengamatan sebagai berikut:

No. Bahan Gambar

Pengamatan Gambar Literatur Keterangan 1. Ketela pohon Perbesaran pengamatan sampai 400 x. Dapat dilihat dari literatur bentuk sel ketela pohon berbentuk persegi dan terdapat titik-titik di sekelilingnya. 2. Hydrilla Perbesaran pengamatan sampai 400 x. Dari gambar literatur dapat disimpulkan bahwa sel daun hydrilla berbentuk persegi panjang dan tersusun rapi. 3. Paramecium Perbesaran pengamatan sampai 400 x. Dari gambar literatur dapat diketahui bahwa paramecium

memiliki bulu atau rambut dan terdapat inti sel ditengahnya.

4. Ephitelium squamosum pipi Perbesaran pengamatan sampai 400 x. Dari gambar literatur dapat diketahui bahwa sel ephitelium

squamosum pipi berbentuk panjang dan lonjong.

(33)

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum sel hewan dan buhan dapat disimpulkan bahwa:

 Sel merupakan penyusun struktur kehidop[an yang paling kecil atau paling sederhana

 Pada selhewan bentuk sel tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel ,sehingga membran sel dapat bergerak bebas

 Pada sel tumbuhan memiliki bentuk yang tetap karena memiliki dinding sel,sehingga membran sel tidak dapat bertgerak bebas

 Pada paraktikum mengenai sel hewan dan tumbuhan alat alat yang digunakan diantaranya :mikroskop binokuler,objek

glass,tissue,silet,batang korek api,jarum pentul,dan cover glass

5.2 Saran

Setiap pangamatan dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal ,dan dalam menggunakan mikroskop cara mencari cahaya di putar pelan- pelan.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Harmantono, 2003. Pengertian sel dan macamnya. Http://www.google.com diakses pada 31 september 2011 pukl 09.00 WIB.

Haryo, 1996. Pengertian sel dan bagiannya. Http://www.google.com diakses pada 31 september 2011 pukul 09.20 WIB.

Leon, 1989. Pengertian sel. Http://www.google.com diakses tanggal 31 september 2011 pukul 08.40 WIB.

Looper, 2000. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan. \Http://www.google.com diakses pada tangga 31 september 2011 pukul 19.50 WIB.

Rahma, 2001. Gambar sel. Http://www.google.com diakses pada 31 september 2011 pukul 20.30 WIB.

Schoum, 2000. Sejarah penemuan sel. Http://www.google.com diakses tanggal 31 september 2011 pukul 18.30 WIB.

Wikipedia, 2005. Bagian-bagian sel dan fungsinya. Http://www.google.com diakses tanggal 31 september 2011 pukl 18.45 WIB.

(35)

Praktikum 3 :

Sistematika, Anatomi, Fisiologi,

dan Morfologi Ikan Nila

(36)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan Nila adalah ikan omnivora yang cenderung herbivore sehingga lebih mudah beradaptasi dengan jenis pakan yang dicampur dengan sumber bahan nabati seperti bungkil kedelai,tepung jagung,tepung enceng gondok (Sayad,1999).

Ikan Nila yang memiliki nama latin Oreochromis niloticus merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih memanjang serta warnanya putih kehitaman.Ikan Nila berasal dari sungai Nill dan danau sekitarnya ,ikan Nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal,seperti daging ikan kakap merah (Sugiarto,1988).

Ikan Nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang ,ramping dan sisik berukuran besar.Panjang Ikan Nila dapat mencapai 30 cm dengan berat 300 gram untuk Ikan Nila dewasa (Rahmantiah, 2003).

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud dilaksanakan Praktikum Biologi Dasar tentang Sistematika,Anatomi,Fisiologi,dan Morfologi Ikan Nila adalah agar Praktikan mengetahui mikroskop binokuler,cara penggunaan,pemeliharaan dan cara penggunaan preparat serta untuk mengetahui bagian-bagian dari ikan nila dan bagian sisik ikan nila yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

1.2.2 Tujuan dilaksanakan Praktikum Biologi Dasar tentang Sistematika,Anatomi,Fisiologi,dan Morfologi Ikan Nila adalah untuk mengetahui bagian-bagian mikroskop binokuler serta fungsinya masing-masing serta bagaimana manggunakan preparat dan meneliti benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,sekaligus dapat mengetahui Sistematika,Anatomi,Fisiologi,dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis Niloticus).

(37)

1.3 Waktu dan Tempat

1.3.1 Waktu dilaksanakan Praktikum Biologi Dasar tentang Sistematika,Anatomi,Fisiologi,dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) dilaksanakan pada hari Kamis,tanggal 6 Oktober 2011 pukul 18.00 – 20.00 WIB. 1.3.2 Tempat dilaksanakan Praktikum Biologi Dasar tentang Sistematika,Anatomi,Fisiologi,dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) dilaksanakan di Gedung C lantai 1 Laboraturium IIP (Ilmu-ilmu Perairan) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang.

(38)

2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Ikan Nila

Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) merupakan spesies yang berasal dari kawasan sungai Nill dan danau-danau sekitarnya di Afrika.Bentuk tubuh memanjang ,pipih kesamping dan warna putih kehitaman.Jenis ini merupakan ikan konsumsi air tawar yang banyak dibudidayakan dilebih dari 85 negara.Saat ini telah tersebar kenegara beriklim tropis dan subtropics,sedangkan diwilayah diiklim dingin tidak dapat hidup dengan baik (Sugiarto,1988).

Bibit ikan didatangkan di Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air tawar pada tahun 1969.Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi,barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di Indonesia.Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan (BAPPENAS RI,2000).

Nila mempunyai sifat omnivore (pemakan nabati maupun hewani) yang dapat memanfaatkan plankton dan perifiton,serta dapat mencerna Blue Green Algae sebagai makanan alami.Nila merupakan jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara luas di Indonesia (Direktorat Usaha,2010).

2.2 Klasifikasi

→ Klasifikasi Ikan Nila sebagai berikut : Kelas : Osterchthyes Sub kelas : Acanthopthrigil Ordo : Percomorphi Sub ordo : Pecordeae Genus : Oreochromis

(39)

→ Klasifikasi Ikan Nila sebagai berikut : Phyllum : Cordata

Sub Phyllum : Vertebrata Class : Pisces

Sub class : Acanthopterigri Family : Cichidae Genus : Oreochromis

Species : Oreochromis SP (Usniari,2008). → Klasifikasi Ikan Nila sebagai berikut :

Kelas : Osterchthyes Sub kelas : Acanthopterigri Ordo : Percomorphi Sub ordo : Percordea Family : Cichlidae Genus : Oreochromis

Species : Oreochromis Niloticus (Sugiarto,1988).

2.3 Morfologi

Ikan Nila mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

 Bentuk badan pipih kesamping memanjang

 Mempunyai garis vertikal sepanjang tubuh 9 – 11 buah

 Garis – garis pada sirip ekor berwarna merah sejumlah 6 – 12 buah

 Pada sirip punggung terdapat garis – garis miring

(40)

Berdasarkan Morfologinya,kelompok ikan Oreochromis ini memang berbeda dengan kelompok Tilapia.Secara umum,bentuk tubuh ikan Nila panjang dan ramping,dengan sisik berukuran besar,matanya besar (menonjol),bagian tepinya berwarna putih,guratsisi (linea lateralis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut tetapi letaknya lebih kebawah dari pada letak garis yang memanjang diatas sirip dada.Jumlah sisik pada guratsisi jumlahnya 34 buah,sirip punggung,sirip perut,dan sirip dubur mempunyai jari – jari lemah tetapi keras dan tajam seperti duri.Sirip punggungnya berwarna hitam,bagian pinggir sirip berwarna abu – abu atau hitam (Khairul dan Khoiruman,2008).

2.4 Anatomi

Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan Nila diantaranya adalah :

 Sistem penutup tubuh (kulit) ; sisik , kelenjar , racun , lendir , dan sumber perwarnaan

 Sistem otot (urat daging) ; penggerak tubuh , sirip – sirip , insang , organ listrik

 Sistem rangka (tulang) ; tempat melekatnya otot – otot pelindung organ dalam dan penegak tubuh (Ainun,2009).

 Sistem pernafasan ; organya terutama insang

 Sistem peredaran darah (sirkulasi) ; organya jantung dan sel – sel darah yang mengedarkan , nutrisi dsb.

 Sistem pencernaan ; organnya saluran pencernaan dari mulut ke anus

 Sistem saraf ; organnya otak dan saraf – saraf tepi

 Sistem hormon ; kelenjar – kelenjar hormon

 Sistem ekskresi dan osmoregulasi ; organnya ginjal

 Sistem reproduksi dan embriologi ; gonad jantan dan betina (Metanisyah,2009).

(41)

2.5 Sistem Pencernaan

Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia sehingga menjadi sari – sari makanan yang mudah di serap di dalam usus , kemudian diedarkan keseluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.Sistem pencernaan ikan Nila terdiri dari 2 bagian yaitu saluran pencernaan (mulut , rongga mulut , dan anus ),dan kelenjar pencernaan (hati dan pancreas). Untuk manghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas mambantu proses penghancuran makanan (Zaldi,2010).

Pertumbuhan ikan Nila sangat tergantung pada kualitas ransum dan system pencernaan. Ikan Nila termasuk ikan omnivora dengan organ pencernaan yang lengakap sebagai tempat hidupnya ekosistem abiotik berupa mikroflora yang hidup disekelilingnya.Kinerja mikroflora dapat ditingkatkan melalui penambahan mikroflora eksogen sebagai tambahan pakan untuk membantu meningkatkan daya cerna dan efisiensi pakan (Mulyani,2008).

Rongga Peutorial terdiri dari lambung , hati , dan organ pencernaan.Rongga Peukardial terletak pada anteriol ruangg peutorial.Pada bagian Peritorium yang dipotong , dapat dilihat hati bagian bawahnya terdapat esophagus , lambung , usus halus.Dibagian anterior usus bwahnya terdapat usus besar dan bagian akhir terdapat anus (Tyte dan Meyer,2005).

2.6 Sistem Ekskresi dan Reproduksi

Ikan Nila memiliki system ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran yang disebut lubang urogenital , ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan yang berada tepat dibelakang anus.Ginjal pada ikan yang hidup di air laut memiliki glomelurus sehingga perisa hasil metabolisme berjalan lambat dibandingkan ikan air lainnya (Ka.462,2008).

Tubuh ikan air tawar lebih hypertonic dari lingkungannya sehingga air banyak yang masuk lewat permukaan tubuhnya,akibatnya ikan inni disebut minum air.Dan urin yang dihasilkan banyak dan encer.Untuk mendapatkan air dan garam dari makanan ,air masuk secara osmosis lewat permukaan

(42)

tubuhnya.Konsentrasi larutan dalam tubuh lebih besar dengan yang ada pada lingkungan supaya mencegah masuknya air dan kehilangan garam.Agar tidak minum ,kulit diliputi mucus,osmosis melalui insang,produksi urin encer dipompa garam melalui sel – sel khusus pada insang (Lutfi,2009).

Pada ikan betina mempunyai indung telur,sedangkan pada ikan jantan mempunyai testis.Baik indung telur maupun testis pada ikan semuanya terletak pada rongga perut disebelah kandung kemih dan kanal alimentasi.Keadaan gonad ikan sangat menentukan kedewasaan ikan,kedewasaan ikan meningkat dengan meningkatnya fungsi gonad.Ikan Nila umumnya memiliki sepasang gonad,terletak pada bagian parterior rongga perut disebelah bawah ginjal.Pada saat ikan Nila bertelur dan sperma dikeluarkan oleh ikan jantan ,pada saat itulah terjadi fertiliisasi diluar tubuh induknya (eksternal) yaitu didalam air tempat ikan itu berada,kemudian mengerami telur didalam mulutnya antara 4 – 5 hari dan telur tersebut menetas 3 – 4 hari.Telur ikan yang dibuahi dan setelah itu menetas dinamakan larva.Larva tersebut mempunyai kuning telur yang masih menempel pada tubuhnya digunakan sebagai cadangan makanan untuk awal kehidupanya (Pratama,2009).

2.7 Jenis dan Bagian Fungsi Sisik Jenis dan bagian fungsi sisik ikan adalah :

 Sisik koloid ; hanya dijumpai pada ikan bangsa Crossopterygi yang telah punah,sisik ini berlapis – lapis dimana lapisan terdalam terbangun dari tulang yang memipih.

 Sisik genoid ; ditemukan pada ikan yang suhu lepirosterdane dan poolyteride ,sisik ini serupa dengan sebuah lapisan gemoin terletak diantara lapisan kasmin dan onamed.

 Sisik plakoid ; dimiliki oleh ikan hiu dan ikan bertulang belakang rawan lainnya

 Sisik leptoid ; didapati pada ikan yang bertulang belakang keras dan memiliki 2 bentuk ; sisik sikolod dan sisik klenoid (The University Of Fisheris,1997).

(43)

2.8 Jenis dan Bagian Fungsi Sirip Ekor

Bentuk sirip pada ikan ; baik sirip punggung ,sirip dada ,sirip perut,sirip ekor(dubur),maupun sirip ekor beraneka ragam.Pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk sirip ekor :

 Sirip ekor bercagak,seperti pada ikan mas,ikan tawes,dan ikan bawal

 Sirip ekor berpinggiran tegak,seperti pada ikan buntal

 Sirip ekor berpinggiran tegak,seperti pada ikan tambakan

 Sirip ekor berlekuk kembar,seperti pada ikan Scatophagus argus

 Sirip ekor berbentuk membundar,seperti pada ikan gurame

 Sirip ekor berbentuk bajir,seperti pada ikan blaso

 Sirip ekor berbentuk meruncing,seperti pada ikan belat

 Sirip ekor berbentuk sabit,seperti pada ikan tongkol

 Sirip ekor berbentuk episerkal,seperti pada ikan atlantik sturgeon

(44)

3.METODOLOGI

3.1 Alat dan Fungsi

Dalam Praktikum Biologi Dasar ,alat yang digunakan untuk mengamati Sistematika,Anatomi,Fisiologi,dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah :

 Mikroskop berfungsi untuk mangamati obyek dan pergerakan yang sangat halus pada obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang

 Obyek glass berfungsi untuk menempatkan obyek yang akan diamati

 Alat bedah (sectioset) terdiri dari :

 Gunting → Untuk menggunting bagian ikan Nila yang akan diamati

 Pisau → Untuk mengiris tubuh ikan

 Pinset → Untuk mengambil bagian ikan Nila seperti sisik  Penusuk → Untuk membunuh ikan yang akan diamati

yakni dengan cara ditusuk pada Medulla Oblegatetnya  Baki plastik → Sebagai tempat ikan Nila

 Lap basah → Untuk mengkondisikan ikan agar tetap hidup

3.2 Bahan dan Fungsi

Dalam Praktikum Biologi Dasar ,bahan yang digunakan untuk mengamati Sistematika,Anatomi,Fisiologi,dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah :

 Ikan Nila → Sebagai obyek yang diamati

 Aquades → Sebagai penjelas obyek yang diamati

(45)

3.3 Skema Kerja

3.3.1 Pengamatan alat pencernaan dan skresi

Diambil Ikan Nila dengan lap basah dan jaring ↓

Diletakkan ikan Nila pada nampan ↓

Ditusuk ikan Nila dengan penusuk pada medulla oblegatanya ↓

Diamati dan digambar bagian tubuh ikan Nila ↓

Dibuka bagian ikan Nila mulai anus hingga rongga perut secara melintang dengan sectioset

Diamati dan digambar bagian pencernaan dan skresi ikan Nila ↓

(46)

3.3.2 Pengamatan Sisik

Diambil sisik dengan pinset ↓

Diletakkan pada obyek glass ↓

Ditutup dengan cover glass dengan sudut ↓

Diamati bagian sisik dengan mikroskop ↓

Hasil

3.3.3 Pengamatan Insang

Diambil insang dengan pinset ↓

Diamati dan di gambar bagian – bagian insang ↓

(47)

4. PEMBAHASAN

4.1 Data dan Gambar Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dalam Praktikum Biologi Dasar dengan metri Sistematika, Anatomi, Fisiologi, dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus).

A. Gambar Ikan Sebelum Dibedah (Morfologi)

Keterangan Gambar :

1. Sirip punggung (dorsal) 2. Sirip bawah (ventral) 3. Sirip dada (pectoral) 4. Sirip dubur (anal) 5. Mulut

6. Mata

7. Tutup insang (opercullum) 8. Sisik

9. Sirip ekor (caudal) 10. Pangkal ekor

(48)

B. Gambar Ikan Nila Setelah Dibedah

Keterangan Gambar :

1. Mulut 7. Sirip ekor (ekor)

2. Mata 8. Sisik

3. Tutup insang (opercullum) 9. Anus

4. Sirip bawah (ventral) 10. Ginjal

5. Sirip dubur (anal) 11. Hati

6. Pangkal ekor 12. Kulit dalam ikan

(49)

C. Gambar Insang Keterangan Gambar : 1. Gill filament 2. Gill rakers 3. Gill arch D. Gambar Sisik 4.2 Analisa Prosedur

Pada Praktikum Biologi Dasar tentang Sistematika, Anatomi, Fisiologi, dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus), pertama-tama disiapkan alat dan bahan. Alat-alat yang digunakan diantaranya adalah satu set sectio set yang terdiri dari pisau yang berfungsi untuk membedah ikan nila, penusuk yang berfungsi untuk menusuk medula oblongata ikan nila yang merupakan pusat syaraf ikan sehingga ikan dapat cepat mati, dan gunting yang berfungsi untuk mempermudah pembedah. Selain itu juga ada baki yang berfungsi sebagai tempat ikan, lap basah yang digunakan untuk memindahkan ikan dari ember ke baki agar ikan tetap dalam keadaan hidup saat dibawa ke meja pengamatan. Alat terakhir adalah mikroskop binokuler yang berfungsi untuk mengamati bentuk sisik pada ikan nila. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ikan nila sebagai obyek pengamatan, serta tissue yang berfungsi untuk membersihkan alat-alat praktikum.

Setelah alat dan bahan disiapkan, praktikan mengambil ikan dan memindahkannnya ke meja praktikum dengan menggunakan lap basah agar ikan tidak mati, setelah itu diletakkan ke baki plastik.

(50)

4.2.1 Pengamatan Alat Pencernaan dan Sekresi

Pada pengamatan Alat Pencernaan dan Sekresi, alat dan bahan yang digunakan adalah sectio set, baki, dan ikan nila. Setelah alat dan bahan disiapkan, diambil alat penusuk dari sectio set untuk ditusukkan di bagian medula oblongata ikan nila. Medula oblongata adalah pusat syaraf pada ikan sehingga ikan dapat cepat mati jika medula oblongatanya rusak. Membedah bagian perut ikan dengan menggunakan pisau atau gunting mulai anus hingga rongga perut secara melintang dengan hati-hati agar tidak merusak organ dalamnya. Mengamati serta mencatat dan menggambar hasilnya.

4.2.2 Pengamatan Sisik

Pada pengamatan sisik, alat dan bahan yang digunakan adalah sectio set, baki, mikroskor binokuler, object glass, cover glass, serta ikan nila. Setelah alat dan bahan disisapkan, praktikan memindahkan mikroskop sevara perlahan hingga posisi lengan mikroskop menghadap ke arah pengamat, mengatur perbesaran, diafragma, dll. Setelah mikroskop binokuler siap, preparat mulai disiapkan. Diambil sisik ikan dengan menggunakan pinset yang ada pada sectio set dan diletakkan pada object glass. Ditutup object glass dengan cover glass kemudian diletakkan diletakkan di meja object mikroskop. Diamati dengan mikroskop dan dicatat serta digambar hasilnya.

4.2.3 Pengamatan Insang

Pada pengamatan insang, alat dan bahan yang digunakan adalah sectio set, baki, dan ikan nila. Setelah alat dan bahan disiapkan, praktikan mengambil insang pada ikan nila dengan cara mengguntingnya dengan gunting yang ada di dalam sectio set kemudian diambil dengan menggunakan pinset yang ada di dalam sectio set pula. Mengamati dan mencatat hasilnya.

4.3 Analisa Hasil

Dari Praktikum Biologi Dasar mengenai Sistematika, Anatomi, Fisiologi, dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan mengamati ikan nila yang telah dibedah, maka dapat diperoleh hasil bagian-bagian ikan nila secara mendetail.

(51)

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dalam Praktikum Biologi Dasar tentang sistematika, Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah :

1. Ikan nila (Oreochromis niloticus) yang mempunyai nama internasional “Nile tilapia” adalah ikan budidaya air tawar.

2. Ikan nila awalnya diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur. 3. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh ikan nila yaitu, mudah berkembang

biak, cepat pertumbuhannya, anakannya banyak, tahan terhadap penyakit, dan mudah beradaptasi.

4. Sistem pernapasan pada ikan nila menggunakan insang.

5. Sistem pencernaan ada dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

6. Saluran pencernaan dimulai dari mulut, rongga mulut, faring, esophagus, lambung, pylorus, usus, rectum dan berakhir pada anus.

5.2 Saran

Pada kegiatan Praktikum Biologi Dasar mengenai Sistematika, Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) terdapat proses awal pre test. Saran kami, waktu menjawab soal-soalnya janganlah terlalu cepat. Sebenarnya soal-soal dapat dijawab, namun waktu yang terlalu cepat membuat jawaban tidak dapat ditulis dengan tuntas.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Koirudin Kairuman, 2008.Agromedia pustaka. Jakarta

Ensiklopedia, 2005. Ekor pada ikan. Ttp: // ensiklofauna.net 46.net/?q=note/17. Diakses pada tanggal 9 oktober 2011 pukul 08.00 WIB.

Fowcett. 2010. The Fish Tail’s Function. New York : Mc Grawhill, inc Google image. 2011. http://google.co.id/image

Diakses tanggal 06 Oktober 2011, pukul 15.00 WIB.

Ika Sgiarto, 1988. Morfologi ikan nila. http ://wordpress.com/index.cfm? Diakses pada tanggal 9 oktober 2011 pukul 08.30 WIB.

Lufti, 2009. Sistem ekresi pada ikan. http: // Luufti.com/sistem-ekresi-pada-ikan/. Diakses pada tanggal 9 oktober 2011 pukul 08.45 WIB.

Mahendra, 2005. Sisik pada ikan. http://mahendra.wordpress.com/ Diakses pada tanggal 9 oktober 2011 pukul 09.00 WIB.

Meitanisyah, 2009. Anatomi dan Fisiologi Ikan.

http://www.allgaul/com/meitanisyah/gaul/99696/anatomi-n.fisiologi ikan. Diakses pada tanggal 9 oktober 2011 pukul 13.00 WIB.

Mulyani, 2008. Sistem pencernaan pada ikan. http://mulyani.com/sistem-pencernaan-pada ikn/. Diakses pada tanggal 9 oktober 2011 pukul 13.15 WIB.

Pratama, 2009. Sistem ekresi pada ikan. http://pratama.com/sistem-ekresi-pada-ikan/. Diakses pada tanggal 9 oktober 2011 pukul 13.20 WIB.

Suriyana.2010. Fungsi Sisik. http:// id.Answer yahoo.com/question/ index?qid=2080414232 707 agkirn

(53)

Praktikum 4 :

JARINGAN TUMBUHAN DAN

HEWAN

(54)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan mempunyai organ-organ penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan. Organ-organ tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel. Adanya jaringan mengakibatkan tumbuhan dapat melakukan proses transportasi, fotosintesisi, respirasi, dan reproduksi (Ensiklopedia, 2009).

Seperti halnya tumbuhan, hewan juga tersusun atas sel-sel. Sel-sel tersebut membentuk jaringan yang terdapat pada organ. Pada hewan tingkat tinggi (mamalia) dibedakan mejadi jaringan embrional, jaringan epitel, jaringan otot, jaringan syaraf, dan jaringan ikat (Suwondo, 2001).

Jaringan merupakan sekumpulan sel yang mempunyai fungsi yang sama. Pada tumbuhan terdapat macam-macam jaringan , yaitu jaringan ephidermis, meristem, parenchim, penguat, pengangkut, sedangkan pada hewan terdapat jaringan ephitellium, syaraf, otot, dan jaringan tulang (Luarfan, 2004).

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud diadakannya Praktikum Biologi Dasar mengenai Jaringan Tumbuhan dan Hewan adalah agar praktikan bisa memahami struktur sel penyusun jaringan tubuh hewan dan tumbuhan serta perbedaannya.

1.2.2 Tujuan diadakannya Praktikum Biologi Dasar tentang Jaringan Tumbuhan dan Hewan adalah untuk mengetahui struktur sel yang menyusun jaringan tubuh hewan dan tumbuhan serta mengetahui perbedaan jaringan hewan dan tumbuhan.

(55)

1.3 Waktu dan Tempat

1.3.1 Praktikum Biologi Dasar mengenai Jringan Tumbuhan dan Hewan ini dilaksanakan pada Hari Kamis, 6 Oktober 2011 pada pukul 18.00-20.00 WIB.

1.3.2 Praktikum Biologi Dasar mengenai Jaringan Tumbuhan Hewan ini dilaksanakan di gedung C lantai 1, Laboratorium IIP (Ilmu-Ilmu Perairan) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

(56)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Jaringan

Jaringan adalah sekumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan hewan yang menyusun organ/fungsi tertentu dan jaringan tumbuhan yang menyusun organ-organ tertentu pada tumbuhan. Jaringan hewan terdiri dari jaringan ephitellium, syaraf, otot dan tulang. Jaringan tumbuhan terdiri dari meristem, ephidermis, parenchim, penguat (kolenchim dan sklerenchym), dan jaringan pengangkut terdiri dari xylem dan floem (indra cahyana, 2004).

Jaringan merupakan kesatuan dari sel yang mempunyai bermacam-macam organel yang mempunyai tugas untuk melaksanakan fungsi hidup tertentu. Sistem organ merupakan kesatuan dari berbagai macam organ yang terkoosdinasi mendukung tugas atau fungsi yang sama (Supardji, 2003).

2.2 Deferensiasi Jaringan

Menurut Theodor Schwann (1804-1881) jaringan dibedakan menjadi dua yaitu jaringan hewan dan tumbuhan. Jaringan hewan terdiri atas jaringan ephitellium, jaringan otot, jaringan syaraf dan jaringan tulang. Sedang pada tumbuhan ada jaringan ephidermis, jaringan meristem, jaringan penguat, jaringan parenchim, dan jaringan pengangkut (Ahelo, 2004).

Jaringan hewan adalah sekumpulan sel yang mempunyai fungsi sama sebagai penyusun tubuh hewan. Jaringan di tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan fungsinya, seperti jaringan otot, jaringan ikat, jaringan syaraf, dan jaringan ephitel. Berdasarkan fungsinya jaringan ephitel dibedakan menjadi 4; ephitel proteksi, kelenjar, absorp dan ephitel sensori (Laila, 2004).

Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel yang membentuk tubuh tumbuhan. Diantara macamnya adalah jaringan ephidermis, meristem, pengangkut, penguat, parenkim yang semuanya mempunyai tugas masing-masing dalam menjalankan proses kegiatan dalam tubuh tumbuhan (Laila, 2004).

(57)

(Gooleimage,2011)

(Googleimage, 2011)

(Googleimage, 2011) 2.3 Jaringan Hewan (Macam-Macam dan Gambar)

Jaringan hewan adalah sekumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Diantara macam-macam jaringan hewan adalah :

- Jaringan ephitellium yaitu jaringan yang letaknya paling luar yang berfungsi melindungi jaringan yang ada di dalamnya. Gambar disamping adalah jaringan ephitellium.

- Jaringan ikat biasa yaitu jaringan yang berfungsi untuk melindungi jaringan dan organ dan mengikat sel-sel untuk membentuk jaringan dan mengikat jaringan untuk membentuk organ. Jaringan ikat tersusun atas matriks dan sel-sel penyusun jaringan ikat. Gambar disamping merupakan gambar dari jaringan ikat.

- Osteon (Jaringan Tulang Sejati), berdasarkan kepadatan matriks ada/tidak ada rongga didalamnya tulang dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Tulang kompak (keras) tersusun atas matriks yang rapat.

2. Tulang spons (bunga karang) matriksnya tersusun longgar.

- Jaringan Otot, tersusun atas sel-sel otot. Mempunyai kontraktibilitas dan relaksibilitas. Berdasarkan struktur penyusunnya jaringan otot dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Otot polos: bekerja lamban, tidak dibawah pengaruh otak. 2. Otot jantung: merupakan otot

khusus penyusun organ jantung, keistimewaannya adalah bekerja tidak dibawah pengaruh otak namun dapat berkontraksi secara ritmis dan terus menerus.

3. Otot lurik: bekerja cepat tetapi tidak

mampu bekerja dalam waktu yang lama. Otot lurik bekerja dibawah pengaruh otak dan melekat pada rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka (Suwanti, 2005).

(58)

Googleimage, 2011

- Jaringan syaraf, tersusun atas sel-sel syaraf (neuron). Jaringan syaraf merupakan perkembangan dari

lapisan embrional ektoderm. Jaringan syaraf sangat penting untuk mengatur kerja organ-organ tubuh bersama sistem hormon (Mochammad Indrawan, 2003).

2.4 Jaringan Tumbuhan (Macam-macam dan Gambar)

Adalah jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan. Berdasarkan sifatnya ada 2 macam jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu jaringan muda/meristem dan jaringan dewasa. Jaringan muda mempunyai sifat selalu membelah sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun batang.

- Jaringan meristem, adalah jaringanyang sel-selnya selalu aktif membelah. Sel hasil pembelahan jaringan ini akan mengalami pendewasaan dan deferensiasi membentuk jaringan lain yang mempunyai fungsi tertentu. Ciri-ciri dari jaringan meristem adalah memiliki dinding sel yang tipis, bentuk selnya isodiametris, kaya akan protoplasma, tidak mengandung cadangan makanan dan vakuolanya kecil. Jaringan meristem dibedakan menjadi 2, yaitu meristem primer, pembelahan yang terjadi pada akar sehingga membuat pohon/tumbuhan bertambah panjang/tinggi, dan meristem sekunder, pembelahan pada kambium menyebabkan tumbuhan bertambah besar (George, 2007).

Menurut posisi, meristem dalam tubuh tumbuhan jaringan ini dapat dibagi menjadi tipe berikut: untuk meristem apikal yang terdapat diujung pucukutama dan lateral serta akar, meristem interkalar yang terdapat diantara jaringan dewasa. Seperti misalnya di pangkal ruas batang rumput-rumputan, meristem lateral yang terletak sejajar dengan lingkaran organ tempat ditemukannya, seperti kambium pembuluh dan felogen (A.Fahn, 1982).

(Gooleimage,2011)

(59)

- Jaringan dewasa

Jaringan epidermis adalah jaringan terluar sebagai penutup seluruh permukaan tubuh tumbuhan. Fungsinya adalah untuk melindungi tubuh tumbuhan dari serangan hewan atau manusia. Sel-sel epidermis mengalami beberapa modifikasi menjadi beberapa bentuk yaitu stomata (sebagai glandular), lentisel (fungsinya sebagai tempat pertukaran gas O2 dan CO2), bulu-bulu akar (berfungsi memperluas bidang penyerapan airdan garam mineral dari dalam tanah agar berlangsung dengan cepat), trikoma, spina dan velamen (Indra L, 2000).

Jaringan parenkim (dasar) merupakan jaringan penyusun sebagian besar organ tumbuhan, baik pada akar, batang, daun, maupun biji. Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dikelompokkan menjadi 4; p. asimilasi (untuk fotosintesis), p. Udara (untuk menyimpan udara), p. Penyimpan cadangan makanan (untuk menyimpan cadangan makanan), p. Pengangkut (untuk mengangkut air dan unsur hara serta parenkim yang mengedarkan zat-zat hasil fotosintesis) (Luna, 2004).

Jaringan pengangkut merupakan jaringan pada tumbuhan yang berfungsi untuk proses transportasi yang terdiri dari xylem yaitu jaringan yang berguna untuk mengangkut air dan garam-garam mineral dari tanah meuju daun dan floem yang bertugas mengedarkan sari-sari makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan (Cartico, 2005).

(Googleimage,2011)

(60)

Jaringan penguat pada tumbuhan ada dua macam, yaitu kolenkim dan sklerenkim. Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat yang berasal dari jaringan parenkim yang mengalami penebalan selulosa pada bagian sudut-sudutnya sehingga sifat selnya merupakan sel hidup. Fungsinya sebagai penguat pada tumbuhan (Wiratman, 2007).

(googleimage,2011)

(61)

BAB III METODOLOGI

3.1 Alat dan Fungsi

Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Biologi Dasar mengenai Jaringan Tumbuhan dan Hewan antara lain:

- Mikroskop : fungsinya untuk mengamati benda-benda kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

- Objek Glass : fungsinya untuk meletakkan obyek yang akan diamati. - Cover Glass : fungsinya untuk menutup Objek Glass dengan sudut

kemiringan 45°. 3.2 Bahan dan Fungsi

Bahan-bahan yang digunakan dalam Praktikum Biologi Dasar mengenai Jaringan Tumbuhan dan Hewan antara lain:

- Irisan melintang umbi batang : fungsinya sebagai objek pengamatan - Irisan melintang paku-pakuan : fungsinya sebagai objek pengamatan - Irisan melintang gabus : fungsinya sebagai objek pengamatan - Irisan melintang akar bawang : fungsinya sebagai objek pengamatan - Irisan melintang daun bawang : fungsinya sebagai objek pengamatan - Irisan melintang hati : fungsinya sebagai objek pengamatan 3.3 Skema Kerja

3.3.1 Pengamatan Batang Melintang Umbi Batang Diambil preparat umbi batang

Diamati bagian preparat dengan mikroskop

(62)

3.3.2 Pengamatan Batang Melintang Akar Bawang

3.3.3 Pengamatan Irisan Melintang Akar Paku-Pakuan

Diambil preparat irisan akar

bawang

Diamati bagian preparat

dengan mikroskop

Hasil

Diambil preparat irisan

melintang akar paku-pakuan

Diamati bagian preparat

dengan mikroskop

(63)

3.3.4 Pengamatan Irisan Melintang Gabus

3.3.5 Pengamatan Irisan Melintang Daun Bawang

Diambil preparat irisan melintang daun bawang Diambil preparat irisan

melintang gabus

Diamati bagian preparat dengan mikroskop

hasil

Diamati bagian preparat dengan mikroskop

(64)

3.3.6 Pengamatan Irisan Melintang Hati

Diambil preparat irisan melintang hati

Diamati bagian preparat dengan mikroskop

Gambar

Gambar tangan  Gambar literatur (Google image,2011)
Gambar tangan  Gambar literatur
Gambar tangan  Gambar literatur

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu perlu dilakukan suatu perencanaan atau perancangan proses bending yang lebih baik daripada mesin bending yang telah ada yaitu merancang alat angle

Arbitrase merupakan suatu pengendalian atau penyelesaian konflik yang menunjuk pihak ketiga untuk memutuskan konflik atau pertentangan tersebut. 2) Mediasi. Mediasi

Pendidikan Tingkat Sarjana (S1) pada Jurusan Sipil. Fakultas Teknik

Kompleks pemakaman vertikal ini diharapkan menjadi salah satu hal baru yang dapat dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan keterbatasan lahan dimana satu area lahan tidak hanya

Setelah membuat alur cerita dengan berbagai angel shot yang di gunakan saat membuat video iklan Dreamours Apparel tersebut kita.. membuat sebuah gambaran adegan dengan

Mendapatkan persetujuan dan komitmen yang jelas dari orang lain dengan membujuk; meyakinkan dan bernegosiasi; memanfaatkan proses politik dengan efektif untuk mempengaruhi

Hal ini berarti besarnya kontribusi pesan dan endorser pada iklan televisi dalam mempengaruhi keputusan pembelian minuman You C 1000 Vitamin di wilayah Surabaya Selatan secara

Perilaku altruistik merupakan tindakan individu secara sukarela untuk membantu orang lain tanpa pamrih maupun ingin sekedar beramal baik, karena altruistik merupakan