• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROSPEK BUDIDAYA TAMBAK UDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PROSPEK BUDIDAYA TAMBAK UDANG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PROSPEK BUDIDAYA TAMBAK UDANG DI KABUPATEN GARUT

Ine Maulina, Asep Agus Handaka, dan Indah Riyantini Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Jatinangor, Bandung UBR 40600 Email: inemaulina@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji profil budidaya tambak, menganalisis prospek budidaya tambak di Kabupaten Garut berdasarkan komoditas budidaya dan teknologi budidaya serta menentukan strategi pengembangan budidaya tambak yang sesuai dengan potensi dan daya dukung lingkungan pertambakan di Kabupaten Garut. Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Analisis data menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya udang vanamei di Mekarsari Kabupaten Garut dilakukan secara intensif dengan nilai R/C sebesar 1,9 dan hasil dari perhitungan matriks strategi perusahaan sekarang berada pada kuadran 1 yang cenderung mendukung strategi agresif (S-O). Pemaknaan strategi menghasilkan dua alternatif strategi yaitu peningkatan produksi melalui peningkatan teknologi secara intensif berwawasan lingkungan dan pengembangan produksi tambak dari usaha pembenihan sampai ke pembesaran.

Kata kunci:Analisis SWOT, pola intensifikasi, dan tambak udang vanamei.

ABSTRACT

The aims of the study were to review the profile of aquaculture in Garut to analyze the prospect of aquaculture in Garut based on commodity farming and cultivation technology and to determine aquaculture development strategies appropriate to the potential carrying capacity of the environment and aquaculture in Garut. Data obtained from studies were analyzed quantitative descriptively using SWOT analysis. The results showed that shrimp farming in Mekarsari Garut conducted intensively with a value of R / C of 1.9 and the results of the company's strategy matrix calculations were now at quadrant 1, which were tends to support an aggressive strategy (SO). Based on the analysis of the strategy resulted in two alternative which was firstly to increase production through improved technology intensive and secondly environmentally sound development of the business hatchery pond production of up to enlargement.

Keywords : Shrimp vanamei pond, SWOT analysis , and the pattern of intensification.

(2)

I. PENDAHULUAN

Wilayah pesisir dan laut Kabupaten

Garut memiliki potensi habitat yang beragam

seperti sumber daya ikan dan ekosistem hutan

mangrove yang kaya dengan keanekaragaman

hayati misalnya ikan, udang, burung, mamalia

darat, reptilia dan lain-lain, serta mempunyai

peran dan fungsi sosio-ekologi yang sangat

penting bagi masyarakat dan lingkungan di

sekitarnya. Pemanfaatan dan pengembangan

potensi sumberdaya perairan pantai dan laut

menjadi paradigma baru pembangunan di

masa sekarang yang harus dilaksanakan secara

rasional dan berkelanjutan. Kebijakan ini

sangat realistis karena didukung oleh fakta

adanya potensi sumberdaya laut dan pantai

yang masih cukup besar peluangnya untuk

pengembangan eksploitasi di bidang perikanan

baik penangkapan maupuan usaha budidaya

ikan khususnya budidaya tambak.

Kecenderungan yang terjadi dalam

budidaya tambak udang, khususnya yang

menerapkan teknologi semi intensif dan

intensif adalah memburuknya keadaan

lingkungan tambak sejalan dengan

berlangsungnya masa pemeliharaan, atau

dengan kata lain cenderung mencemari

lingkungannya sendiri. Dampaknya adalah

stress yang akan memperlemah kondisi udang,

sehingga mudah terserang penyakit. Selain

dari itu, lingkungan tambak dapat pula

dicemari oleh polutan yang berasal dari

lingkungan sekitar seperti pemukiman,

industri, persawahan, dan lain-lain.

Masalah lingkungan dalam tambak

udang, banyak terkait dengan proses

pemilihan lokasi yang tidak dilaksanakan

dengan cermat dan manajemen usaha

budidaya yang tidak tepat, misalnya

pengelolaan kualitas air, pemberian pakan,

kuantitas dan kualitas kultivan dan kurangnya

koordinasi antar petambak. Masalah lain yang

sering terjadi dalam usaha budidaya adalah

masalah permodalan yang menyangkut biaya

besar untuk biaya pembangunan tambak baru

yang lengkap dengan saluran sekunder dan

tersier. Selain itu, modal kerja untuk

pembelian benur dan nener untuk petani

bermodal kecil dapat menjadi masalah yang

serius. Pembudidaya sering terbentur masalah

persyaratan perkreditan dari bank, seperti

agunan dan kelayakan usaha. Masalah sarana

produksi yang menyangkut benih, pakan,

pupuk, dan pestisida, pengadaannya sering

tidak tepat waktu. Kualitas, jumlah,dan harga

sarana produksi bersifat fluktuatif, sehingga

menghambat kesinambungan produksi.

Sampai saat ini belum ada analisa yang

memadai terhadap potensi dan kemungkinan

pengembangan usaha pertambakan di

Kabupaten Garut baik dari aspek bio-teknis,

ekonomi maupun sosial ekologis.

Pendekatan teoritis yang akan

dilakukan adalah mengkaji profil potensi

perikanan budidaya tambak berupa volume

(3)

udang, pendekatan berdasarkan aspek teknis

dan ekologis melalui pengukuran kualitas air,

kualitas tanah tambak, teknologi budidaya,

dan kelayakan penggunaan jenis komoditas

baru sesuai dengan daya dukung lingkungan

pertambakan di Kabupaten Garut.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai acuan bagi pemerintah

Daerah Kabupaten Garut dan instansi terkait

dalam merumuskan strategi kebijakan

pengembangan perikanan budidaya tambak

dan menjadi pertimbangan bagi pembudidaya

atau pengusaha dalam mengelola usahanya.

II. DATA DAN PENDEKATAN

Penelitian dilaksanakan pada bulan

April sampai November 2011. Tempat

penelitian dilakukan di pesisir selatan

Kabupaten Garut. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode survei.

Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis

secara deskriptif kuantitatif. Pengumpulan

data dilakukan melalui teknik personal

interview dengan sebelumnya menggunakan

recruitment sheet agar responden sesuai

dengan kriteria sampel (Fauzi 2001).

Data yang dikumpulkan terdiri dari

data primer dan data sekunder. Data primer

yang dikumpulkan terdiri dari (a) contoh air

dan hasil analisis kualitas air untuk

mengetahui sifat fisik dan kimia air, (b)

wawancara dengan pemilik tambak dan Kadis

DKP Kabupaten garut, sedangkan data

sekunder yang dikumpulkan terdiri dari data

suhu, data amplitudo, dan data

produksi. Analisis data yang dilakukan antara

lain (a) analisis kualitatif kualitas air fisik dan

kimia, dan (b) analisis kelayakan finansial

dengan menghitung R/C dan analisis SWOT.

Responden diambil dengan menggunakan

metode sensus yaitu pembudidaya tambak

udang vanamei di kabupaten Garut. Analisis

SWOT adalah analisis yang didasarkan pada

logika untuk memaksimalkan kekuatan

(strength) dan peluang (opportunities) yang

dimiliki dan meminimalkan kelemahan

(weakness) serta ancaman (threats) yang

dihadapi.

III. HASIL DAN DISKUSI

3.1. Kelayakan Teknis Tambak Udang Vanamei Di Kabupaten Garut

Hermanto (2007) menyatakan bahwa

tambak intensif yang ramah lingkungan harus

terdiri dari atas :

1. Saluran pengairan

2. Petak tandon perlakuan air masuk

3. Petak tandon air siap pakai

4. Petak pemeliharaan dengan sistem

pembuangan sedimen limbah

5. Saluran pengendapan limbah

6. Saluran pengurangan nutrien terlarut

7. Petak pengolahan limbah

Pada dasarnya kegiatan budidaya

udang di tambak merupakan suatu kegiatan

pembesaran sekaligus pemeliharaan udang

dalam suatu wadah yang berupa petak-petak

(4)

kondisi lingkungan tertentu yang sesuai bagi

udang yang dipelihara dalam jangka waktu

hingga kondisi udang dianggap layak secara

finansial untuk dimanfaatkan.

Lokasi yang siap pakai untuk

pembudidayaan udang Vannamei di wilayah

pantai selatan (Pansela) Kabupaten Garut 30

Ha. Rata-rata wilayah tersebut berada pada

5-20 m dpl. Memiliki temperatur udara antara

27-35 0C sehingga sangat baik untuk

perkembangan benih udang Vannamei yang

sangat membutuhkan suhu yang optimal untuk

perkembangannya. Kelangsungan hidup udang

vanamei pada tambak di Mekarsari

menunjukkan nilai yang cukup baik.

Tingginya tingkat kelangsungan hidup

disebabkan oleh faktor pemeliharaan dan

pengelolaan lingkungan yang optimal dan

dijaga stabilitasnya. Tingkat kelangsungan

hidup sangat berpengaruh atas hasil produksi

pada saat panen di beberapa tambak udang

vanamei dengan berbagai tingkatan padat

tebar benur (Tabel 1).

Tabel 1. Produksi Tambak Udang Vanamei di Mekarsari Kab. Garut Tahun 2011

No. Komponen Tambak

Intensif*

Petak Kaji

Terap

Petak Milik

Swasta Petak KUB

1. Luas Petakan (m2) 6.000 6.000 6.000 6.000

2. Padat Tebar (ekor) 450.000 1.000.000 600.000 450.000

3. Padat Tebar (ekor/m2) 75 160 100 75

4. Umur Pemeliharaan 105 120 120 120

5. Bobot Rataan (g) 17,1 14,9 14,3 14,3

6. Size (ekor/kg) 57,8 67 70 70

7. Kelangsungan Hidup (%) 85,22 70 70 80

8. Jumlah Pakan (kg) 10.500 20.000 15.000 10.000

9. FCR 1,58 0,75 0,93 1,2

10. Produksi/ha 16.560 15.000 14.000 12.000

Keterangan : Periode pemeliharan Januari-April 2011

(5)

3.2. Kelayakan Finansial Usaha Tambak Udang Vanamei Di Kabupaten Garut

Kelayakan Finansial Usaha Tambak dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perhitungan Finansial Usaha Tambak Udang Vanamei Pola Intensif

No Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah (Rp)

1 Luas lahan petak (6000 m2)

Tahap Persiapan Lahan:

a. Rehab tambak 1 Petak 6,000,000 6,000,000

1. Pembasmian Hama

- Kapur Tohor 400 Kg 500 200,000 - Kaptan (Kapur pertanian) 1150 Kg 1,000 1,150,000 - Samponen 175 Kg 6,000 1,050,000 - Dolomit 1,200 Kg 2,000 2,400,000

- Molase 210 Kg 15,000 3,150,000

- Destan 4 lt 220,000 880,000

2. Peralatan tambak

- Paralon 4 inch 8 lente 250,000 2,000,000 - Paralon 6 inch 45 lente 300,000 13,500,000 - Paralon 8 inch 58 lente 350,000 20,300,000 - Paralon 3/4 inch 2 lente 50,000 100,000

- Bambu 50 buah 5,000 250,000

- Besi viva 32 lente 125,000 4,000,000 - Kayu usuk 3 m 10 buah 3,000 30,000

2 Tahap Budidaya

a. Benur Vanamei F1 1,100,000 35 38,500,000

b. Pakan

- Bulan Ke-1 : 1,400 Kg 6,000 8,400,000 - Bulan Ke-2 : 4,000 Kg 6,000 24,000,000 - Bulan Ke-3 : 8,000 Kg 6,000 48,000,000 - Bulan Ke-4 : 5.743 + 4.000 Kg G.C 10,700 42,800,000 c. Bakteri Pengurai 600 lt 40,000 24,000,000

d. Vitamin C 6 Kg 290,000 1,740,000

e. Telur bebek 600 btr 1,000 600,000 f. Tepung kanji 26 Kg 4,000 104,000

g. Aqua zime 2 Kg 300,000 600,000

h.Ragi 2 Kg 23,000 46,000

3 Bahan Bakar dan Spare part

a. Bahan Bakar Solar 18,000 lt 4,300 77,400,000 b.. Bahan Bakar Oli 400 lt 16,500 6,600,000

c. Spare part 10,000,000 10,000,000

4 Pemanenan Udang

a. Upah panen 15,000,000 15,000,000

b. Peralatan panen

Jaring panen 5 unit 1,500,000 7,500,000

Timbangan 1 unit 2,000,000 2,000,000

Terpal 9 buah 254,000 2,286,000

(6)

No Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah (Rp)

PENGELUARAN 408,966,000

SR 70 %

6 PRODUKSI

Udang Konsumsi Size 74 14,864 Kg 31,700 471,188,800 Udang Konsumsi Undersize 940 Kg 10,000 9,400,000 Udang Konsumsi Size 80 9959 Kg 30,000 298,770,000

PEMASUKAN

480,588,800

Pendapatan TOTAL 71,622,800

Hasil perhitungan nilai R/C

menunjukkan 1,9, dengan kata lain usaha

tambak udang ini menguntungkan. Hal yang

sangat berpengaruh dalam budidaya udang

vanamei di kab. Garut adalah adanya

penerapan teknologi penggunaan plastik mulsa

yang baru dilakukan pada periode tanam

pertama (Januari 2011). Berdasarkan

informasi yang diperoleh penggunaan mulsa

dapat meningkatkan pendapatan. Penambahan

biaya pembelian dan pemasangan mulsa

sebesar Rp. 12-15 juta dapat meningkatkan

pertumbuhan dengan panen size 37 per kg.

Atau dengan kata lain peningkatan produksi

hampir 100 persen meskipun pengeluaran

pakannya pun meningkat.

3.3. Analisis SWOT

Proses pengambilan keputusan

strategis selalu berkaitan dengan latar

belakang, potensi, dan permasalahan yang ada

baik secara internal berupa kekuatan dan

kelemahan maupun secara eksternal berupa

peluang dan ancaman. Strategi dan

pengembangan usaha tambak di Kabupaten

Brebes dilakukan dengan menganalisis

faktor-faktor strategis usaha tambak melalui analisis

SWOT yaitu menganalisis kekuatan

(Strenghts), kelemahan (Weaknesses), peluang

(Opportunity) dan ancaman (Threats).

Penentuan bobot dan rating dalam penilaian

Faktor Strategi Internal dan Ekternal dapat

dilihat pada matrik faktor strategi internal

(kekuatan dan kelemahan) pengembangan

usaha budidaya tambak di Kabupaten Garut

pada Tabel 3 dan Matrik faktor strategi

eksternal (peluang dan ancaman)

pengembangan usaha budidaya tambak di

Kab. Garut tersaji pada Tabel 4. Penentuan

bobot dan rating ditetapkan oleh Kepala

Tambak Program Kaji Terap dinas Propinsi

Kelautan dan Perikanan Jawa Barat. Tabel 3

berisi tentang faktor-faktor strategi internal

yang mempunyai bobot dan rating. Deskripsi

dalam hal ini adalah berisi uraian tentang

(7)

Tabel 3. Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS-Internal Strategic Factors Analysis Summary) Prospek Usaha Budidaya Tambak di Kabupaten Garut

FAKTOR-FAKTOR STRATEGI INTERNAL

BOBOT RATING BOBOT x

RATING URAIAN

KEKUATAN (STRENGHTS)

1. Potensi lahan yang besar 0,15 3 0,45 30 hektar tambak riil dan lahan potensial seluas 278 ha.

2. Ketersediaan benih yang memadai

0,05 3 0,15 Benih berasal dari

pangandaran 3. Jumlah tenaga kerja yang

memadai

0,20 3 0,60 Banyaknya usia kerja di Kab.

Garut 4. Informasi tentang

perkembangan teknologi pertambakan

0,1 4 0,40 Berkembang

5. Ketersediaan modal 0,05 3 0,15 Program PEMP yang

memberikan bantuan

permodalan bagi petambak

Jumlah 1,85

KELEMAHAN (WEAKNESSES)

1. Kualitas SDM rendah 0,10 3 0,30 Pendidikan yang rendah SD

dan SMP

2. Biaya produksi besar 0,10 4 0,40 Untuk pola intensifikasi membutuhkan paling sedikit 1 miliar

3. Lembaga pengujian mutu belum representatif

0,05 2 0,10 Belum tersedia

4. Jaminan keamanan 0,05 4 0,20 Lemahnya penegakan oknum

kurang terjamin 5. Lemahnya penegakkan

hukum

0,15 3 0,45 Sangsi tegas dari aparat

kurang

Jumlah 1,45

Analisis lingkungan eksternal

bertujuan untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi kecenderungan dan kejadian

yang berada diluar control. Analisis

lingkungan eksternal berfokus pada penentuan

faktor-faktor kunci yang menjadi ancaman dan

peluang bagi petambak udang, sehingga

memudahkan menajemen untuk menentukan

strategi-strategi dalam meraih peluang dan

(8)

Tabel 4. Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS-Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) Prospek Usaha Budidaya Tambak di Kabupaten Garut

FAKTOR-FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL

BOBOT RATING BOBOT x

RATING URAIAN

PELUANG (OPPORTUNITY)

1. Pangsa pasar yang besar 0,20 4 0,80 Pangsa pasar cukup potensial 2. Harga udang yang stabil

dan kompetitif

0,05 3 0,15 Peningkatan pendapatan bagi petambak

3. Preferensi konsumen terhadap

hasil tambak

0,05 3 0,15 Produksi tambak telah

dikenal masyarakat

4. Sarana transportasi memadai

6. Kebijakan pemerintah

yang mendukung

1. Menurunnya daya dukung

lingkungan

0,2 3 0,60 Perbaikan lingkungan tambak dengan dilakukannya rehabilitasi

lahan mangrove dan saluran tambak

2. Keamanan yang kurang terjamin

0,1 2 0,20 Koordinasi petambak untuk

menjaga keamanan rendah

3. Adanya kompetitor 0,05 2 0,10 Koordinasi intern petambak

untuk menguatkan

kelembagaan 4. Adanya pencemaran

lingkungan

0,1 3 0,30 Dilakukannya usaha budidaya tambak sistem resirkulasi tertutup

Jumlah 1,20

Berdasarkan analisis internal dan

eksternal yang dilakukan, maka unsur-unsur

yang termasuk dalam kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman yang harus diantisipasi

dalam menghadapi persaingan di masa

sekarang maupun di masa yang akan datang

(9)

1. Kekuatan

a. Potensi lahan yang besar memberikan

kesempatan untuk usaha budidaya

tambak udang. Diharapkan kekuatan

ini dapat dimanfaatkan dan lebih

ditingkatkan agar konsumen dapat

merasa puas dengan kualitas yang

diberikan.

b. Ketersediaan benih.

c. Jumlah tenaga kerja yang memadai

d. Informasi tentang perkembangan

teknologi pertambakan

e. Ketersediaan modal

2. Kelemahan

a. Kualitas SDM rendah

b. Biaya produksi besar

c. Lembaga pengujian mutu belum

representatif

d. Jaminan keamanan belum jelas

e. Lemahnya penegakkan hukum.

3. Peluang

a. Pangsa pasar yang besar.

b. Harga udang yang stabil dan kompetitif

c. Preferensi konsumen terhadap

konsumen besar

d. Sarana transportasi memadai

e. Peluang berusaha yang besar

4. Ancaman

a. Menurunnya daya dukung lingkungan

b. Keamanan yang kurang menjamin

c. Adanya kompetitor

d. Adanya pencemaran lingkungan

Setelah diketahui faktor-faktor krisis dari

proses analisis matrik IFE yang menjelaskan

tentang kekuatan dan kelemahan yang ada

pada perusahaan dan analisis matrik EFE yang

memberikan gambaran peluang dan ancaman

yang dihadapi petambak maka tahap

selanjutnya yang harus dilakukan adalah

pengabungan dari nilai IFE dan EFE dengan

menggunakan matrik strategi. Tujuan dari

penggunaan matrik strategi adalah untuk

memperoleh strategi bisnis sehingga

perusahaan dapat menentukan arah

pengembangan bisnis selanjutnya. Posisi

matrik strategi dapat diketahui melalui

penggabungan hasil total skor matrik IFE dan

total skor matrik EFE. Melalui penggabungan

itu, maka dapat diketahui posisi perusahaan

pada saat ini dan strategi yang harus

diterapkan petambak.

Saat ini berdasarkan hasil perhitungan

diperoleh nilai IFE sebesar (3,25) dengan nilai

faktor kekuatan sebesar (1,85) dan nilai faktor

kelemahan sebesar (1,45) sehingga

memperoleh selisih sebesar (0.41) dan nilai

EFE sebesar (3,01), dengan nilai faktor

peluang sebesar (1.85) dan nilai faktor

ancaman sebesar (1,2) sehingga diperoleh

selisih sebesar (1,4). Oleh karena itu, strategi

yang dapat dilakukan petambak adalah

strategi agresif (kuadran 1) untuk saat ini.

Menurut Rangkuti (2008), kuadran 1

merupakan situasi yang sangat

menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki

(10)

memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada

untuk kemajuan perusahaan. Strategi yang

harus diterapkan dalam kondisi ini adalah

mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif.

Strategi agresif ini bisa dilakukan oleh

perusahaan tambak udang dengan melakukan

peningkatan produksi melalui perluasan lahan

budidaya atau penambahan lahan budidaya,

segmen pasar yang dituju ditambah atau

melakukan penjualan keluar negeri (ekspor),

serta dapat menjalin kerjasama dengan

pembudidaya lain untuk menjadi pemasok.

Adapun matriks strategi pada Gambar 1.

Gambar 1. Matriks Strategi Perusahaan Tambak Udang Vanamei

3.4. Pemaknaan Strategi

Analisis pemaknaan strategi merupakan

tahap pencocokan untuk menghasilkan

alternatif strategi yang cocok dilakukan

perusahaan dengan melibatkan kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman yang sudah

ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan

matrik IFE dan matrik EFE. Strategi yang

dihasilkan merupakan pencocokan atau

pengabungan dari faktor kekuatan dengan

faktor peluang (S-O), faktor kelemahan

dengan faktor peluang (W-O), faktor kekuatan

FAKTOR PELUANG

IV Mendukung

Strategi Defensif

II

Mendukung Strategi Diversifikasi III

Mendukung Strategi turnaround

 

FAKTOR ANCAMAN FAKTOR

KELEMAHAN

FAKTOR KEKUATAN I

Mendukung Strategi Agresif

(11)

dengan faktor ancaman (S-W) dan faktor

kelemahan dengan faktor ancaman (W-T)

yang berdasarkan pada strategi utama yang

didapat pada perhitungan di analisis matrik

strategi yaitu mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif. Adapun

pemaknaan strategi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Matrik Pemaknaan Strategi

Internal

Eksternal

Strenght (S)/ Kekuatan 1. Potensi lahan yang besar 2. Ketersediaan benih yang

memadai

3. Jumlah tenaga kerja yang memadai

4. Kualitas tenaga kerja baik 5. Informasi teknologi sangat

terbuka

6. Ketersediaan modal

Weaknesses (W)/ Kelemahan 1. Kualitas SDM rendah

2. Biaya produksi besar 3. Lembaga pengujian mutu

belum representative 4. Jaminan keamanan

5. Lemahnya penegakkan hukum

Opportunities(O)/ Peluang 1. Pangsa pasar yang besar/ Permintaan udang yang besar

2. Harga udang yang stabil dan kompetitif

3. Preferensi konsumen terhadap hasil tambak 4. Sarana transportasi memadai 5. Peluang berusaha yang besar

Strategi S-O 1. Peningkatan produksi

melalui peningkatan teknologi secara intensif dan berwawasan lingkungan 1. Penggunaan tandon dan

pengolahan limbah

2. Pemberian bantuan permodalan dan kredit lunak

3. Peningkatan keamanan produksi dengan melakukan koordinasi antar petambak.

Threats(T)/Ancaman

1. Menurunnya daya dukung lingkungan

2. Keamanan yang kurang menjamin

3. Adanya kompetitor

4. Adanya pencemaran

lingkungan

Strategi S-T

1. Menajamen kualitas air dan pemberian pakan

2. Pengadaan benur yang bermutu baik dan bersertifikat

Strategi W-T 1. Penerapan manajemen

pengelolaan tambak

2. Penerapan teknologi tepat guna untuk mengatasi menurunnya daya dukung lingkungan 3. Peningkatan produksi dengan

memberlakukan standar mutu produk

Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis SWOT

yang telah dilakukan, maka strategi yang

dilakukan untuk pengembangan budidaya

udang vanamei :

Strategi S-O

1. Peningkatan produksi melalui

peningkatan teknologi secara intensif

(12)

2. Pengembangan produksi tambak dari

usaha pembenihan sampai ke

pembesaran.

Strategi W-O

1. Penggunaan tandon dan pengolahan

limbah

2. Pemberian bantuan permodalan dan

kredit lunak

3. Peningkatan keamanan produksi dengan melakukan koordinasi antar

petambak.

Strategi S-T

1. Menajamen kualitas air dan pemberian

pakan

2. Pengadaan benur yang bermutu baik

dan bersertifikat

Strategi W-T

1. Penerapan manajemen pengelolaan

tambak

2. Penerapan teknologi tepat guna untuk

mengatasi menurunnya daya dukung

lingkungan

3. Peningkatan produksi dengan

memberlakukan standar mutu produk.

IV. KESIMPULAN 4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan di tambak udang dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Pola budidaya tambak udang vanamei

di selatan Garut khususnya desa

Mekarsari yaitu pola intensif.

2. Biaya produksi untuk operasional satu

petakan 6.000 m2 adalah Rp.

408.966.000,- dan penerimaan sebesar

Rp. 779.358.000,- dan R/C sebesar 1,9.

3. Hasil identifikasi faktor-faktor internal

yang dihadapi terdiri dari kekuatan dan

kelemahan. Faktor internal yang

menjadi kekuatan adalah potensi lahan

yang besar, ketersediaan benih yang

memadai, jumlah tenaga kerja yang

memadai, kualitas tenaga kerja baik,

Informasi teknologi sangat terbuka dan

ketersediaan modal. Yang menjadi

kelemahan adalah kualitas SDM

rendah, biaya produksi besar, lembaga

pengujian mutu belum representatif,

jaminan keamanan dan lemahnya

penegakkan hukum. Sedangkan faktor

eksternal yang menjadi peluang adalah

pangsa pasar yang besar/permintaan

udang yang besar, harga udang yang

stabil dan kompetitif, preferensi

konsumen terhadap hasil tambak,

sarana transportasi memadai dan

peluang berusaha yang besar. Faktor

yang menjadi ancamannya adalah

Menurunnya daya dukung lingkungan,

keamanan yang kurang menjamin,

adanya competitor, adanya

(13)

4. Hasil dari perhitungan matriks strategi

perusahaan sekarang berada pada

kuadran 1 yang cenderung mendukung

strategi agresif (S-O). Berdasarkan

pemaknaan strategi menghasilkan dua

alternatif strategi yaitu Peningkatan

produksi melalui peningkatan

teknologi secara intensif dan

berwawasan lingkungan dan

pengembangan produksi tambak dari

usaha pembenihan sampai ke

pembesaran.

4.2. Saran

Usaha budidaya tambak di wilayah

Garut selatan dengan komoditas udang

vanamei dapat dilakukan berdasarkan tata

laksana atau standar operasional prosedur

yang sudah ada. Pola budidaya secara intensif

dengan teknologi penggunaan mulsa dapat

digunakan untuk mendapatkan keuntungan

yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Chen, T.T. 2000. Aquaculture Biotechnology and Fish Disease. In: Hardjito, L. (Ed.). International Symposium on Marine Biotechnology. Center for Coastal and Marine Resources Studies, IPB, Jakarta.

Cholik, F. 1999. Tujuh Pilar Pemberdaya Gema Protekan 2003. Warta Penelitian Perikanan Indonesia Vol.V No.1. Hal : 8-12.

Darmawan, I., Ine M. dan Asep A. 2008. Penyusunan Bussines Plan Budidaya Kakap dalamKeramba jaring Apung Di

Tasikmalaya. Laporan Penelitian. Bandung.

David. 2009. Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-12. Paulyn Sulistio dan Dono Sunardi, Penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Strategic Management.

Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2004a. Kembangkan Budidaya, Kendalikan Penangkapan. Bulletin Mina Bahari Departemen Kelautan dan Perikanan. Vol 02. No.9. Hal :12.

_______________. 2004b. Udang Indonesia Terancam Embargo AS. Bulletin Mina Bahari Departemen Kelautan dan Perikanan. Vol.02. N0.12. Hal : 18-19.

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Garut. 2010. Data Potensi Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut.

Fauzi, A. 2001. Prinsip-prinsip Penelitian

Sosial Ekonomi. Jurusan Sosial

Ekonomi Perikanan dan Kelautan IPB. Bogor.

Hermanto. 2007. Pengelolaan Budidaya

Tambak Berwawasan Lingkungan.

http://ikanmania.wordpress.com//[diakse Program Gapura. http://www.pikiran rakyat.com [diakses 25 Desember 2009].

(14)

Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Produksi Tambak Udang Vanamei di Mekarsari Kab. Garut Tahun 2011
Tabel 2. Perhitungan Finansial Usaha Tambak Udang Vanamei Pola Intensif
Tabel 3. Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS-Internal Strategic Factors Analysis Summary) Prospek Usaha Budidaya Tambak di Kabupaten Garut
Tabel 4. Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS-Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) Prospek Usaha Budidaya Tambak di Kabupaten Garut
+3

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi Dampak Perbaikan Saluran Irigasi Tambak Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Udang (Kasus di Wilayah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan).. Nama Mahasiswa

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengkaji dinamika plankton pada budidaya udang windu ( Penaeus monodon ) semi intensif di tambak beton. Penelitian dilakukan

Untuk membangkitkan kembali usaha perudangan di Sulawesi Selatan pemerintah menganjurkan untuk memelihara udang vanamei sebagai pengganti budidaya udang windu di tambak, namun

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa usaha budidaya udang di Kabupaten Parigi Moutong pada semua strata luas lahan, masih layak diusahakan karena B/C

(c) Perhitungan dengan analisis BEP menunjukkan : Produksi budidaya udang Vannamei adalah sebesar 288,6 kg per hektar telah melampaui titik impas (BEP) volume produksi yaitu

Praktek Kerja Lapang tentang Aplikasi Probiotik (Bacillus sp.) pada Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Tambak Udang Intensif Sidojoyo Group, Banyuwangi, Jawa

c Setelah mengalami kenaikan biaya sebesar l0% pada masing-masing usaha budidaya udang teknologi ekstensif, semi-intensif, dan intensif, maka ketiga usaha tersebut belum menunjukkan

PENUTUP Demikianlah proposal permohonan pembiayaan modal usaha dan investasi budidaya tambak udang di Kabupaten Kaur Propinsi Bengkulu ini kami sampaikan besar harapan kami kiranya