RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS
PASIEN DI PUSKESMAS KEBONSARI
Fx Tambudi Hermono 1)
1) S1 / Jurusan Sistem Informasi, STIKOM Surabaya, email : franstambudi@gmail.com
Abstract: Medical records are one of the basic assessment of the quality of medical service of a community health center. Medical records can provide information about the details of the cost of treatment, the type of disease, the patient's health condition and so on. Through medical record physician can also specify further actions in patient care effort until next medical action. Still manual recording and documenting medical records led officers had difficulty in finding documents patient's medical record. If the document medical record is not found, it can be difficult for clinicians in determining the medical treatment for the patient.
Medical Record Information System Implementation in Health Center Kebonsari used to document medical records data so much easier when storing and searching medical records of patients. The information system is also used to process the data so that patient records can generate daily reports for management and operational health center Kebonsari.
This application can provide easy access to patient medical records and can generate managerial information in the form of reports containing data, morbidity, contains mortality data, drug consumption data, and data services from the health center Kebonsari..
Keyword
:
Information systems, health service,patient recordPuskesmas adalah sebuah tempat
untuk alternative berobat, bagi masyarakat
selain rumah sakit. Dari segi biaya yang lebih
murah, keberadaan puskesmas hampir ada di
setiap kecamatan. Dalam proses pelayanan
kesehatan, puskesmas mempunyai dokter
yang ahli dalam bidangnya masing-masing.
Kemajuan teknologi sekarang ini
telah membuat manusia bekerja dengan tepat
dan akurat, sehingga pemanfaataan waktu
harus dilakukan secara efisien. Komputer
adalah salah satu solusi yang dapat
memecahkan masalah-masalah diatas.
Dengan komputer ini diharapkan dapat
mempercepat dan mempermudah kerja
Puskemas dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari.
Puskesmas Kebonsari memiliki lemari
kartu pasien yang besar dengan ribuan kartu
pasien. Jumlah pasien besar dihadapkan pada
beberapa masalah administrasi, di antaranya
masalah penanganan kartu pasien, pencatatan
medis pasien, pencacatan obat-obatan, dan
pembuatan laporan bulanan baik laporan obat
maupun laporan data jumlah penyakit. Setiap
hari petugas pendaftaran harus mencari kartu
pasien yang datang memeriksakan diri ke
Puskesmas. Jika pasien yang datang belum
memiliki kartu pasien, petugas pendaftaran
membuatkan kartu pasien baru. Proses
pencarian atau pembuatan kartu pasien ini
memakan waktu yang cukup lama karena
masih dilakukan secara manual sehingga
menimbulkan antrian pasien yang cukup
panjang. Petugas harus mencari kartu pasien
setiap kali pasien mendaftar dan
menyimpannya kembali setelah pasien
selesai diperiksa. Proses pencarian dan
penyimpanan kembali kartu pasien ini cukup
menyita waktu. Kadang kala terjadi
mendaftar. Hal tersebut mengakibatkan
seorang pasien akan memiliki lebih dari 1
kartu pasien. Penanganan kartu pasien seperti
ini sangat tidak efektif baik dari segi waktu
pelayanan maupun dari segi pengadaan kartu
pasien.
Selain administrasi kartu pasien yang
tidak efektif tersebut, pencatatan rekaman
data medis pasien di Pukesmas Kebonsari
masih menggunakan cara manual, dengan
mencatat setiap hasil rekaman data medis
pasien kedalam setiap buku catatan kecil
yang berada di setiap bagian Puskesmas. Hal
ini antara lain disebabkan minimnya sistem
pencatatan yang handal untuk merekam
semua data pemeriksaan pasien. Informasi
yang disimpan dalam kartu pasien belum
terlalu lengkap. Terlebih lagi pencatatan data
medis yang semuanya dilakukan secara
manual sering kali terbentur pada
kekurangtelitian atau kekurangakuratan
manusia(human error).
Proses pembuatan laporan bulanan
juga menjadi masalah tersendiri bagi
Puskesmas Kebonsari karena memakan
waktu cukup lama untuk membuat laporan.
Hal ini karena laporan dan sumber-sumber
laporannya masih berupa laporan tertulis.
Misalnya untuk membuat laporan obat yang
keluar dari apotek, petugas farmasi setiap
hari nya harus menyalin resep ke dalam
laporan pemakaian obat, setiap akhir bulan
petugas harus menghitung dan mencocokkan
laporan obat tersebut dengan stok yang ada.
Contoh lain, setiap hari petugas harus
menyalin catatan medis pasien yang berobat
terjadi. Setiap bulan petugas yang sama harus
menyalin ulang catatan jumlah penyakit tadi
ke dalam laporan bulanan. Dengan
pembuatan laporan sacara manual seperti
yang di jelaskan di atas, maka sering
terhambatnya proses pembuatan pelaporan ke
Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Berdasarkan permasalahan di atas,
maka dibutuhkannya sistem informasi yang
terintergrasi antara bagian pendaftaran,
poli-poli dan apotek. Dengan adanya sistem
pendaftaran, sistem pencatatan medis pasien
yang berobat dan sistem pencatatan data
resep yang diterima oleh bagian farmasi,
yang terintergrasi diharapkan dapat membuat
kinerja karyawan di Puskesmas menjadi lebih
efisien dan efektif, serta dapat menghasilkan
laporan-laporan dari kegiatan yang ada lebih
valid dan terjamin serta menjaga data pasien
tetap terjaga dengan baik.
TUJUAN
Tujuan dari pelaksanaan tugas
akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Membangun sistem informasi rekam
medis pada Puskesmas Kebonsari.
2. Membangun sistem pencatatan dan
pelaporan rekam medis pasien pada
Puskesmas Kebonsari
LANDASAN TEORI SISTEM INFORMASI
Menurut Hartono (2001:1) “Sistem
adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan
(2001:8) ”Informasi adalah data yang diolah
mejadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya. Data
merupakan bentuk yang masih mentah yang
belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu
diolah lanjut”.
Basis Data/client server
Konsep client/server adalah konsep
sistem yang berperan sebagai peminta dan
sebagai pelayan yang berfungsi sebagai pelayan
adalah server sedangkan yang berperan sebagai
peminta adalah client yang dapat menggunakan
berbagai aplikasi untuk meminta data. Konsep
client/server dapat berjalan pada suatu jaringan
komputer yaitu komputer yang digunakan lebih
dari satu yang saling berhubungan. Satu
komputer yang memenuhi kriteria server
digunakan sebagai database server sedangkan
yang lain sebagai client. Server biasanya terletak
di pusat kendali (terpusat).
Rekam Medis
Rekam medis adalah keterangan baik
yang tertulis ataupun yang terekam tentang
identitas, anamnes, penentuan fisik,
laboratorium, diagnose segala pelayanan dan
tindakan medic yang di berikan kepada
pasien dan pengobatan baik yang dirawat
inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan
pelayanan gawat darurat (Gondoputro,2007).
Sedangkan menurut Pasal 46 ayat (1)
UU praktek kedokteran, yang dimaksud
dengan rekam medis adalah berkas yang
berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana
pelayanan kesehatan (Sjamsuhidajat,2006).
Rekam medis mempunyai pengertiaan
yang sangat luas, tidak hanya sekedar
pencatatan, akan tetapi mempunyai
pengertiaan sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai
pencatatan selama pasien mendapatkan
pelayanan medis, dilanjutkan dengan
penanganan berkas rekam medis yang
meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta
pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan
untuk melayani permintaan atau peminjaman
dari pasien atau keperluan lainnya.
Rekam medik (RM) merupakan salah
satu sumber informasi sekaligus sarana
komunikasi yang dibutuhkan baik oleh
penderita, maupun pemberi pelayanan
kesehatan dan pihak-pihak terkait lain
(klinisi, manajemen RSU, asuransi dan
sebagainya), untuk pertimbangan dalam
menentukan suatu kebijakan tata
laksana/pengelolaan atau tindakan medik.
Rekam medis pasien adalah
cakupan informasi resmi yang
mengidentifikasi pasien dan mendokumentasi
hasil pemeriksaan, penatalaksanaan kasus,
kemajuan dan hasil pengobatan. Rekam
medik merupakan data tertulis yang dapat
menjadi alat bukti yang sah menurut hukum.
Guna mengungkapkan informasi
apa saja yang dapat diperoleh dari RM, maka
dilakukan suatu studi eksplorasi terhadap
rekam medik rawat jalan dan rawat inap di
beberapa RSU pemerintah. RM dianggap
bersifat informatif bila memuat informasi
1. karakteristik/demografi penderita
(identitas, usia, jenis kelamin,
pekerjaan dan sebagainya
2. tanggal kunjungan, tanggal
rawat/selesai rawat
3. riwayat penyakit dan pengobatan
sebelumnya
4. catatan anamnesis, gejala klinik
yang diobservasi, hasil
5. pemeriksaan penunjang medik
(lab, EKG, radiologi dan
sebagainya)
6. pemeriksaan fisik (tekanan
darah, denyut nadi, suhu dan
sebagainya)
7. catatan diagnosis
8. catatan penatalaksanaan
pendenita, tindakan terapi obat
(nama obat, regimen dosis),
tindakan terapi non-obat
9. nama/paraf dokter yang
menangani (diagnosis,
penunjang, pengobatan) dan
petugas perekam data
(paramedik)
Rekam Medik (RM) mencatat
semua hal yang berhubungan dengan
perjalanan penyakit penderita dan terapinya
selama dalam perawatan di unit pelayanan
kesehatan. Karenanya, RM dapat menjadi
sumber informasi, baik bagi kepentingan
penderita, maupun pihak pelayanan
kesehatan, sebagai bahan pertimbangan
untuk mengambil tindakan medik atau
menentukan kebijakan tata laksana /
pengelolaan.
RM menyimpan data klinik penderita
baik yang rawat inap maupun rawat jalan,
disamping itu RM dapat pula bertindak
sebagai suatu scratch pad yang antara lain
berisi pendapat/ pandangan, kesan, atau
permintaan (requests) pada anggota tim
kesehatan lainnya untuk suatu
layanan/tindakan/rujukan bagi penderita yang
bersangkutan serta tanggapan atas
permintaan/ pendapat/kesan tersebut. Dengan
demikian RM juga berfungsi sebagai sarana
komunikasi antar anggota tim kesehatan yang
terlibat dalam pelayanan tersebut.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
Setiap progam akan menghasilkan
data. Data yang dihasilkan perlu dicatat,
dianalisis dan dibuat laporan. Data yang disajikan
adalah informasi tentang pelaksanaan progam
dan perkembangan masalah kesehatan
masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas,
dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi
pengetahuan bagi semua staf puskesmas.
Pencatatan kegiatan harian progam
puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar
gedung. Pelaporan yang dibuat dari dalam
gedung Puskesmas adalah semua data yang
diperoleh dari pencatatan kegiatan harian progam
yang dilakukan dalam gedung puskesmas seperti
tekanan darah, laboratorium, KB dan lain-lain.
Data yang berasal dari luar gedung adalah data
yang dibuat berdasarkan catatan harian yang
dilaksanakan diluar gedung Puskesmas seperti
Kegiatan progam yandu, kesehatan lingkungan,
UKS, dan lain-lain.
Pencatatan harian masing-masing
terpadu puskesmas atau yang disbut dengan
system pencatatan dan pelaporan terpadu
Puskesmas (SP2TP). SP2TP ini dikirim ke dinas
kesehatan Kabupaten atau kota setiap awal bulan,
kemudian DINKES kabupaten atau kota
mengolahnya dan mengirimkan umpan baliknya
ke DINKES propinsi dan Depkes pusat. Umpan
balik tersebut harus dikirimkankembali secara
rutin ke Puskesmas untuk dapat dijadikan
evaluasi keberhasilan progam. Namun sejak
otonomi daerah dilaksanakan puskesmas tidak
punya kewajiban lagi mengirimkan laporan ke
DEPKES pusat tetapi dinkes kabupaten/kota lah
yang berkewajiban menyampaikan laporan
rutinnya ke depkes pusat.Ada beberapa jenis
laporan yang dibuat oleh Puskesmas antara lain:
1. Laporan harian untuk
melaporkan kejadian luar biasa
penyakit tertentu.
2. Laporan mingguan untuk
melaporkan kegiatan penyakit
yang sedang ditanggulangi
3. Laporan bulanan untuk
melaporkan kegiatan rutin
progam. Laporan jenis ini ada 4
jenis yaitu:- LB1, berisi data
kesakitan
4. LB2, berisi data kematian
5. LB3, berisi data progam gizi,
KIA, KB, dll
6. LB4, berisi data obat-obatan
Ada juga jenis laporan lain seperti
laporan triwulan,laporan semester dan laporan
tahunan yang mencakup data kehiatan progam
yang sifatnya lebih komprehensif disertai
penjelasan secara naratif. Yang terpenting
adalah bagaimana memanfaatkan semua jenis
data yang telah dibuat dalam laporan sebagai
masukan atau input untuk menyusun
perencanaan puskesmas ( micro planning) dan
lokakarya mini puskesmas (LKMP).
Analisis data hasil kegiatan progam
puskesmas akan diolah dengan menggunakan
statistic sederhana dan distribusi masalah
dianalisis menggunakan pendekatan
epidemiologis deskriptif. Data tersebut akan
disusun dalam bentuk table dan grafik informasi
kesehatan dan digunakan sebagai masukkan
untuk perencanaan pengembangan progam
puskesmas. Data yang digunakan dapat
bersumber dari pencatatan masing-masing
kegiatan progam kemudian data dari pimpinan
puskesmas yang merupakan hasil supervisi
lapangan.
PERANCANGAN SISTEM
Untuk dapat mencapai keinginan yang
dimaksud maka perlu dilakukan perancangan
sistem. Tahap perancangan sistem ini
merupakan prosedur yang mengkonversi
spesifikasi logis ke dalam sebuah desain yang
dapat di implementasikan pada sistem
computer organisasi. Adapun tujuan utama
dari perancangan sistem adalah:
1. Melakukan evaluasi serta
merumuskan pelayanan sistem baru
secara rinci dan menyeluruh dari
masing-masing bentuk informasi
yang akan dihasilkan.
2. Mempelajari dan mengumpulkan
data untuk disusun menjadi sebuah
struktur data yang teratur sesuai
dengan sistem yang akan dibuat
yang dapat memberikan kemudahan
fleksibelitas keluaran sistem serta
fleksibelitas keluaran informasi
yang dihasilkan.
3. Penyusunan perangkat lunak sistem
yang akan berfungsi sebagai sarana
pengolah data sekaligus penyaji
informasi yang dibutuhkan.
4. Menyusun kriteris tampilan
informasi yang akan dihasilkan
secara keseluruhan sehingga dapat
memudahkan dalam hal
pengidentifikasian, analisis dan
evaluasi terhadap aspek-aspek yang
ada.
Context Diagram
Berikut adalah context diagram sistem
informasi Rekam medis pasien di Puskesmas
Kebonsari pada gambar 1
LIST_ANTRIAN_OBAT_PASIEN_BKIA
Gambar 1.context diagram
Pada context diagram tampak aliran data
yang bergerak dari sistem ke masing-masing
entitas
Entity relationship diagram(ERD)
Relation_165
Gambar 2.conceptual data model(CDM)
NO_INDEX = NO_INDEX
Gambar 3.Physical data model(PDM)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dibangunnya sistem ini adalah
mebuat sistem informasi rekam medis yang
dapat mengolah dan menyimpan data record
pasien pada saat selesai berobat.
Gambar 4.
Data Antrian Pasien
Gambar 4 ini digunakan oleh tiap poli
atau balai pengobatan untuk mengatur antrian
pasien menurut nomor antrian yang telah
didapat pada saat pasien melakukan registrasi
di loket agar pasien yang menjalani
pengobatan mendapat penanganan sesuai
dengan prosedur yang harus dijalani.
2.Proses Pemeriksaan
Gambar 5. Input Data EMR
Gambar 5 digunakan untuk input
keterangan tentang keluhan penyakit pasien,
tindakan yang telah dilakukan oleh dokter
atau petugas poli atau balai pengobatan. Di
form ini juga akan diinputkan pasien
menerima injeksi atau suntikan dari dokter
atau tidak, di dalam form ini juga dokter
menginputkan akan memberikan resep atau
tidak kepada pasien. Tombol batal, bersih,
simpan untuk maintenance data rekam medik
pasien dan tombol cetak digunakan untuk
mencetak rekam medik pasien. Form ini
tersedia di poli atau balai pengobatan yang
ada di puskesmas.
3. Penyimpanan Rekam Medis Pasien
Gambar 6 data rekam medis pasien
Gambar 6 Form ini digunakan
untuk menampilkan data pasien berdasar
nama pasien yang telah berobat pada
puskesmas
KESIMPULAN
Pada proses pengembangan Sistem
Informasi Rekam Medis Pasien di Puskesmas
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
Setelah dilakukan analisis, perancangan
sistem dan pembuatan aplikasi Rancang Bangun
Sistem Informasi Rekam Medis Pasien di Puskesmas
Kebonsari ini serta dilakukan evaluasi hasil
penelitiannya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sistem informasi Rekam Medis ini mampu
menyimpan histori pasien setelah berobat di
2. Sistem informasi Rekam medis ini mampu
menghasilkan laporan berisi data kesakitan,
berisi data kematian, berisi data obat-obatan,
dan laporan pelayanan yang diadakan oleh
Puskesmas Kebonsari.
DAFTAR RUJUKAN
Gondodiputro, Sharon, 2007
.Rekam Medis dan Sistem Informasi Kesehatan diPelayanan Kesehatan
Primer(PUSKESMAS).
Bandung:
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Falkutas
Kedokteran
Universitas
Padjajaran.
Kendall, dan Kendall, 2003,
Analisis danPerancangan Sistem Jilid 1
,
Prenhallindo, Jakarta.
Hartono, Jogiyanto,
2001,
Analisis Dan Disain Sistem Informasi: PendekatanTerstruktur Teori Dan Praktek
Aplikasi Bisnis.
ANDI,Yogyakarta
Marlinda, Linda, S.Kom, 2004,
Sistem BasisData
, ANDI OFFSET, Yogyakarta.
Perdana, I Gusti Bagus Yoga Satria, 2011,
Rancang Bangun Sistem Informasi
Pelayanan Kesehatan Dan
Pengelolaan Obat Puskesmas
,
STIKOM, Surabaya.
Sjamsuhidajat, dkk, 2006
,Manual RekamMedis.
Yogyakarta:
Konsil
Kedokteran Indonesia
Romeo, 2003,
Testing Dan ImplementasiSistem