• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI mahasiswa"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PSIKOLOGI INDUSTRI DAN

ORGANISASI

Maya Dewi Savitri, MSi.

(2)

Pertemuan 4

Penilaian

Kinerja

(3)

Materi

Pengertian penilaian kinerja

Kegunaan penilaian kinerja

Metode – metode dalam penilaian kinerja

(4)

4

Pengertian Penilaian Kinerja

Sumber:

Rigio, R.E. (2003). Introduction to Industrial/Organizational Psychology. New Jersey: Prentice Hall Griffin, R.W. (2004). Manajemen. Alih bahasa: Gina Gania. Jakarta: Erlangga

Performance Appraisal is assessing worker performance in comparison to certain established organizational standards (Riggio, 2003).

Penilaian kinerja adalah suatu penilaian formal mengenai

(5)

5

Pengertian Penilaian Kinerja

Sumber:

Dessler,G. (2011). Human Resource Management. New Jersey: Prentice Hall

Performance Appraisal

Setting work standards,

assessing

performance, and providing feedback

to employees to motivate, correct, and continue their

(6)

6

Kriteria Penilaian Kinerja

Performance criteria:

Objective

Mengukur kinerja jabatan yang mudah dikuantitaskan

Subjective

(7)

1. HASIL / PRODUK KERJA

PENILAIAN KINERJA

Ukuran yang PALING OBYEKTIF:

Dapat diukur secara KUANTITATIF

 Jumlah batang rokok

Kualitas barang yang

dihasilkan

(8)

2. PERILAKU PEKERJAAN

PENILAIAN KINERJA

Perilaku Pekerjaan yang EFEKTIF

Perilaku yang mengarah ke

tercapaian hasil yang diharapkan:

Team work

 Toleransi

Saling memahami Tenggang rasa

(9)

3. CIRI-CIRI KEPRIBADIAN

PENILAIAN KINERJA

Ciri-ciri kepribadian yang dimiliki oleh SDM yang menunjang kinerja-nya

Ciri kepemimpinan Kecermatan

Kestabilan emosional Inteligensi

(10)

10

Kegunaan Penilaian Kinerja

Sumber:

Schultz , D.P. & Schultz , S.E. (1990). Psychology and Industry Today. NewYork: MacMillan Publ.Co.

Purpose of performance appraisal is to provide an accurate measure of how well a person performing the job (Schultz & Schultz, 1990).

1

Promotions, Wages, Transfers Training requirement

Purpose

Validation of selection criteria

Employee improvement

2

3

4

(11)

11

Kegunaan Penilaian Kinerja

Sumber:

Rigio, R.E. (2003). Introduction to Industrial/Organizational Psychology. New Jersey: Prentice Hall

Untuk karyawan:

• Memberikan penguatan (peningkatan gaji)

• Pengembangan karir (promosi jabatan)

• informasi mengenai pencapaian tujuan kerja

(12)

12

Kegunaan Penilaian Kinerja

Sumber:

Rigio, R.E. (2003). Introduction to Industrial/Organizational Psychology. New Jersey: Prentice Hall

Untuk Supervisor:

• Sebagai dasar untuk mengambil keputusan karyawan

• Penilaian tentang pencapaian tujuan kerja karyawan

• Kesempatan untuk menyediakan feedback konstruktif pada karyawan

(13)

13

Kegunaan Penilaian Kinerja

Sumber:

Rigio, R.E. (2003). Introduction to Industrial/Organizational Psychology. New Jersey: Prentice Hall

Untuk Organisasi:

• Penilaian produktifitas individu dan unit kerja

• Validasi untuk metode seleksi dan penempatan

• Mengenali dan memotivasi karyawan

• Sumber informasi kebutuhan pelatihan karyawan

(14)

Elemen-elemen Kunci Penilaian Kinerja

(Werther & Davis 1996)

Kinerja Karyawan

Arsip-arsip Karyawan Standar-standar

yang terkait dengan Kinerja Ukuran-ukuran

Kinerja

Umpan Balik Karyawan

(15)

Standar Kinerja

Standar kinerja

(performance standards)

adalah tolok ukur

(benchmark)

yang

digunakan untuk mengukur kinerja.

Agar efektif, standar tersebut harus terkait

dengan hasil yang diharapkan dari suatu

jabatan.

Standar-standar kinerja yang terkait dengan

(16)

Ukuran Kinerja

Ukuran kinerja

(performance measures)

adalah nilai atau peringkat yang digunakan

untuk mengevaluasi kinerja.

Ukuran kinerja harus

mudah digunakan

,

(17)

1

Menilai kinerja

Langkah Penilaian kinerja

Menjabarkan jabatan dan menyusun kriteria

Menyediakan umpan balik

2

(18)

Defining the Employee’s

Goals and Work Standards

Set

(19)

Prinsip SMART dalam penetapan standar

kinerja:

Specific: Jelas dan rinci Measurable: Dapat diukur

Achievable: Dapat dicapai (berdasarkan

kesepakatan antara karyawan dengan atasannya).

Result oriented: Berorientasi pada hasil

(20)
(21)

Mendesain Perangkat Penilaian

Apa yang diukur?

Output kerja (kualitas dan kuantitas)Kompetensi personal

Prestasi pencapaian tujuan

Bagaimana mengukur?

(22)

1 Graphic rating scale

Paired comparison

Behaviorally anchored rating scales (BARS)

Narrative forms

Management by objectives (MBO) Computerized and Web-based performance appraisal

Merged methods

Appraisal Methodologies

(23)

Metode dalam Penilaian Kinerja

Metode skala penilaian (rating scales method):

Menilai para karyawan berdasarkan faktor-faktor yang telah

ditetapkan.

Para evaluator menilai kinerja pada sebuah skala yang meliputi

beberapa kategori, biasanya dalam angka 5 sampai 7, yang didefinisikan dengan kata sifat seperti luar biasa, memenuhi harapan, atau butuh perbaikan.

Faktor-faktor yang dipilih untuk evaluasi biasanya ada dua

macam:

(24)

24

(25)

25

Rating Scale adalah penilaian yang didasarkan pada suatu skala. Penilaian dilakukan oleh seorang penilai biasanya atasan langsung, yang dilakukan secara subjektif.

Misalkan skala 5. Amat Baik. 4. Baik.

3. Sedang. 2. Cukup. 1. Kurang

(26)

9–26 FIGURE 9–2

Sample Graphic Rating Performance Rating Form

(27)

FIGURE 9–3 One Item from an Appraisal Form Assessing Employee Performance on Specific Job-Related Duties

(28)
(29)
(30)

Metode peringkat (ranking method):

Penilai menempatkan seluruh karyawan dari sebuah kelompok

dalam urutan kinerja keseluruhan.

Sebagai contoh, karyawan terbaik dalam kelompok diberi

peringkat tertinggi, dan yang terburuk diberi peringkat terendah. Anda mengikuti prosedur ini hingga Anda memeringkat semua karyawan.

Kesulitan timbul ketika semua orang bekerja pada tingkat yang

sebanding (sebagaimana dipersepsikan oleh si evaluator).

(31)

FIGURE 9–5 Scale for Alternate Ranking of Appraisee

(32)

Metode Perbandingan Kelompok

Metode ini dilakukan dengan membandingkan seorang

pegawai dengan rekan sekerjanya, yang dilakukan oleh atasan dengan beberpa teknik seperti :

1. Pemeringkatan (ranking method).

2. Pengelompokan pada klasifikasi yang sudah ditentukan (force distribution).

3. Pemberian poin atau angka (point allocation method). 4. Metode perbandingan dengan pegawai lain (paired

comparison).

(33)

FIGURE 9–6 Ranking Employees by the Paired Comparison Method

Note: + means “better than.” - means “worse than.” For each chart, add up the number of +’s in each column to get the highest ranked employee.

(34)

Metode dalam Penilaian Kinerja

Metode distribusi dipaksakan (forced distribution

method):

Mengharuskan penilai untuk membagi orang-orang dalam

sebuah kelompok kerja ke dalam sejumlah kategori terbatas, mirip suatu distribusi frekuensi normal.

Metode ini dilakukan dengan cara membuat distribusi atau klasifikasi, misalnya :

1. 12,5% terbaik. 2. 25% baik.

3. 50% cukup. 4. 12,5% cukup.

Kemudian seluruh pegawai dimasukkan ke dalam kategori atau klasifikasi dimana

(35)
(36)

Critical incident technique adalah penilaian yang

didasarkan pada perilaku khusus yang dilakukan di tempat kerja, baik perilaku yang baik atau tidak baik. Penilaian dilakukan melalui observasi langsung ke tempat kerja, kemudian mencatat perilaku-perilaku kritis dan mencatat tanggal dan waktu terjadinya perilaku tersebut.

(37)

TABLE 9–1 Examples of Critical Incidents for Assistant Plant Manager

Continuing Duties Targets Critical Incidents

Schedule production

for plant 90% utilization of personnel and machinery in plant; orders delivered on time

Instituted new production

scheduling system; decreased late orders by 10% last month; increased machine utilization in plant by 20% last month

Supervise procurement of raw materials and on inventory control

Minimize inventory costs while keeping adequate supplies on hand

Let inventory storage costs rise 15% last month; over-ordered parts “A” and “B” by 20%; under-ordered part “C” by 30%

Supervise machinery

maintenance No shutdowns due to faulty machinery Instituted new preventative maintenance system for plant; prevented a machine breakdown by discovering faulty part

(38)

Metode dalam Penilaian Kinerja

Metode naratif

(narrative form method)

:

Penilai menulis narasi singkat yang

menggambarkan kinerja karyawan.

Metode ini cenderung berfokus pada perilaku

ekstrim dalam pekerjaan karyawan bukannya kinerja rutin harian.

Penilaian jenis ini sangat bergantung pada

(39)

9–39 FIGURE 9–7

Appraisal-Coaching Worksheet

(40)

Behaviorally Anchored Rating Scale

(BARS)

Developing a BARS

1. Write critical incidents

2. Develop performance dimensions 3. Reallocate incidents

4. Scale the incidents

5. Develop a final instrument

Advantages of BARS

A more accurate gaugeClearer standards

Feedback

Independent

dimensions

(41)

9–41 FIGURE 9–8

Example of a Behaviorally

Anchored Rating Scale for the Dimension

Salesmanship Skills

Behaviorally

(42)

Management by Objectives (MBO)

A comprehensive and formal organizationwide

goal-setting and appraisal program requiring:

1. Setting of organization’s goals 2. Setting of departmental goals

3. Discussion of departmental goals

4. Defining expected results (setting individual goals) 5. Conducting periodic performance reviews

(43)

Using MBO

Setting unclear objective

Conflict with subordinates over objectives

Potential Problems with MBO

(44)

Computerized and Web-Based

Performance Appraisal Systems

Allow managers to keep notes on subordinates.Notes can be merged with employee ratings.

Software generates written text to support appraisals.

Allows for employee self-monitoring and self-evaluation.

Electronic Performance Monitoring (EPM) Systems

Use computer network technology to allow managers access to their

employees’ computers and telephones.

Managers can monitor the employees’ rate, accuracy, and time spent

(45)

9–45 FIGURE 9–9

(46)

Metode Alternatif

Metode dalam Penilaian Kinerja

Penilaian secara psikologis adalah proses penilaian yang

dilakukan oleh para ahli prsikologi untuk mengetahui potensi seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan

seperti kemampuan intelektual, motivasi.

Penilaian ini dilakukan melalui tes psikologi seperti tes

kecerdasan, tes kecerdasan emosional dan tes kepribadian.

Observasi dan tes unjuk kerja adalah penilaian yang dilakukan melalui tes di lapangan.

• Misalkan, seorang pilot setiap enam bulan sekali menjalani tes yang meliputi pengujian pengetahuan mengenai prosedur

pelaksanaan pekerjaan dalam menerbangkan pesawat, yang

(47)

Dealing with Performance

Appraisal Problems

Unclear standards

Leniency or strictness Halo

effect

Potential Rating Scale Appraisal

Problems

Central

(48)
(49)

Hallo effect, yaitu penyimpangan bersifat pendapat pribadi/subjektif.

Central tendency, yaitu penilai tidak senang memberikan penilaian jelek atau baik kepada pegawai.

(50)
(51)

TABLE 9–3 Important Advantages and Disadvantages of Appraisal Tools

Tool Advantages Disadvantages Graphic rating scale Simple to use; provides a quantitative

rating for each employee.

Standards may be unclear; halo effect, central tendency, leniency, bias can also be problems.

BARS Provides behavioral “anchors.” BARS

is very accurate. Difficult to develop.

Alternation ranking Simple to use (but not as simple as graphic rating scales). Avoids central tendency and other problems of rating scales.

Can cause disagreements among employees and may be unfair if all employees are, in fact, excellent.

Forced distribution method

End up with a predetermined number or % of people in each group.

Employees’ appraisal results depend on your choice of cutoff points.

Critical incident

method Helps specify what is “right” and “wrong” about the employee’s performance; forces supervisor to evaluate subordinates on an ongoing basis.

Difficult to rate or rank employees relative to one another.

MBO Tied to jointly agreed-upon performance objectives.

(52)

Choosing the Right Appraisal Tool

Accessibility Ease-of-use Employee Accuracy

acceptance

(53)
(54)

Metode penilaian umpan balik 360-derajat:

Meliputi masukan evaluasi dari banyak level

dalam perusahaan sebagaimana pula dari sumber-sumber eksternal.

Dalam metode ini, orang-orang di sekitar

karyawan yang dinilai bisa memberikan nilai, termasuk manajer senior, karyawan itu sendiri, atasan, bawahan, anggota tim, dan pelanggan internal atau eksternal.

(55)

Gambar

FIGURE 9–12 Sample Employee Development Plan
FIGURE 9–2Sample Graphic
FIGURE 9–3One Item from an Appraisal Form Assessing Employee
FIGURE 9–4Appraisal Form for Assessing Both Competencies and Specific Objectives
+7

Referensi

Dokumen terkait

dapat melakukan penilaian terhadap atasan, bawahan, maupun rekan kerja dan menghasilkan umpan balik terhadap hasil penilaian kinerja karyawan baik dari

Penilaian kinerja yang baik harus bisa memberikan umpan balik kepada karyawan dan tidak hanya memberikan gambaran mengenai kinerja yang baik dan buruk tetapi lebih dari itu

Variabel penelitian yang mencakup penilaian kinerja persepsian, kinerja karyawan dan umpan balik regular peneliti anggap sebagai suatu sistem yang cukup komprehensif

Pengembangan ini dilakukan dengan cara memberi beberapa kegiatan kepada karyawan, memberikan lingkungan yang nyaman untuk karyawan.. Peran lulusan peminatan PIO di

Penilaian formatif merupakan penilaian yang menekankan pada pemberian umpan balik (feedback) tentang kinerja mahasiswa dan bertujuan untuk meningkatkan dan mendorong

Keputusan-keputusan harus dibuat tentang bagaimana cara memberikan umpan balik, yaitu informasi atau penilaian tentang kinerja aktivitas siswa, dan tentang peran

Menurut Komaruddin 2000:56, pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk

Ketika umpan balik positif, karyawan akan memberikan semua yang terbaik saat bekerja, tetapi ketika umpan balik negatif, mereka tidak akan mau Itu bekerja dengan baik dan tidak akan