TASAWUF DALAM HIERARKI ILMU-ILMU ISLAM
Disampaikan pada mata kuliah Ahlak Tasawuf
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tasawuf Dalam Hierarki Ilmu-Ilmu Islam
Dalam tradisi intelektual Islam, para ulama telah membuat klasifikasi ilmu berdasarkan sudut pandang islam. Diantara mereka, pendapat Ibn Khaldun cukup penting diutarakan. Dalam Muqaddimah, Ibn Khaldun membagi ilmu menjadi dua jenis. Pertama, ilmu-ilmu hikmah dan filsafat (ulum al-hikmiyah al-falsafiyyah) yang diperoleh dengan akal manusia, dan ilmu yang diajarkan dan ditransformasikan (ulum al-naqliyyah al-wadhi’iyah) yang bersumber kepada syariat islam (Alquran dan Hadis).
Ibn Khaldun telah mengulas tasawuf sebagai sebuah disiplin ilmu dalam kitab Muqaddimahnya. Dari aspek sumber, tasawuf sebagai salah satu dari ilmu syariah, menurut Ibn Khaldun, bersumber dari syariat yakni Alquran dan Hadis, dan akal tidak memiliki peran dalam ilmu-ilmu syariah kecuali menarik
kesimpulan dari kaidah-kaidah utama untuk cabang-cabang permasalahannya.
Meskipun muncul belakangan sebagai sebuah disiplin ilmu, tasawuf sebagai bagian dari ilmu-ilmu syariat telah dipraktikkan pada zaman Nabi Muhammad SAW., sahabat dan tabi’in, dan pada masa itu tasawuf masih berupa bentuk ibadah semata. Menurut Ibn Khaldun, kebanyakan fukaha menolak ajaran kaum sufi tentang tasawuf.1
Penolakan fukaha (Sunni) tidak serta merta ditunjukkan kepada semua jenis tasawuf. Menurut al-Taftazani, dari abad ketiga sampai abad keempat hijriah, aliran tasawuf terbagi menjadi dua.
Pertama, tasawuf Sunni, yaitu aliran yang memagari pengikutnya dengan Alquran dan Hadis, serta mengaitkan ajran mereka, terutama keadaan dan
tingkatan rohani mereka, dengan kedua sumber ajaran tersebut.
Kedua, tasawuf falsafi, yaitu aliran yang cenderung kepada ungkapan-ungkapan ganjil (syatadat), memadukan antara visi mistis dan visi rasional dan banyak menggunakan terminologi filosofis, bahkan dipengaruhi banyak ajaran filsafat.
Para fukaha dari mazhab Sunni menolak banyak teori tasawuf yang dikembangkan oleh sufi-sufi dari mazhab tasawuf falsafi yang ternyata lebih diterima dan bewrkembang didunia Syiah.
Dalam ke-Hierarki’annya, seperti yang dikutip dari Buku Ahlak Tasawuf, ilmu tentang ahlak tasawuf ini juga berkaitan dengan disiplin ilmu lain, yakni ilmu kalam.
Dapat dilihat dari segi kemiripan makna dalam ilmu pembelajarannya yang sama-sama mempelajari tentang ilmu ketauhidan (Ilmu Ketuhanan) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui pengajaran dan penerapan sifat-sifat ketuhanan seperti yang dipelajari kaum sufi kebanyakan. 2
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari segi definisi mengenai tasawuf , membahas pendefinisian Tasawuf dari segi kata-kata yang didasari oleh sifat dan ciri-ciri yang dimiliki oleh kaum sufi. Secara hierarki dan kedudukannya dalam ilmu-ilmu islam, tasawuf berada pada tingkatan pembentukan ahlak dan karakter manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT., yang sama-sama dijelaskannya.
DAFTAR PUSTAKA
DR. Ja’far, MA, Gerbang Tasawuf. (Medan. Perdana Publishing, September 2016).