PERKENALAN DENGAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
(IPA)
1. Perkembangan pikiran
Manusia
a. Sifat unik manusia b. Rasa ingin tahu
Dengan pertolongan akal budinya
manusia menemukan berbagai cara untuk melindingi dirinya dari
pengaruh lingkungan yg merugikan. Dengan adanya akal budipun
Lanjutan
• Dengan rasa ingin tahunya, manusia selalu mencari jalan untuk memecahkan suatu
permasalahan.
• Kegiatan untuk mencari pemecahan dapat berupa:
a. penyelidikan langsung
b. penggalian hasil-hasil penyelidikan yang sudah pernah diperoleh oleh orang lain
c. kerjasama dengan penyelidik-penyelidik
c. Rasa ingin tahu menyebabkan alam pikiran manusia berkembang
• Dua macam perkembangan alam
pikiran manusia
1. Perkembangan alam pikiran
manusia sejak zaman purba hingga dewasa ini.
2. Perkembangan alam pikiran
a. Mitos
• Menurut A. Comte bahwa dalam
sejarah perkembangan manusia itu ada tiga tahap, yaitu:
1. Tahap teologi atau metafisika 2. Tahap filsafat
b. Penalaran Deduktif
(Rasionalisme)
• Penalaran deduktif adalah cara berpikir
yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik
kesimpulan yang bersifat khusus.
• Penarikan kesimpulan secara deduktif
ini menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme.
• Silogisme terdiri atas dua pernyataan
Contoh penalaran deduktif
• Semua makhluk bernapas (premis
mayor)
• Si Ali adalah seorang makhluk
(premis minor)
• Jadi, si Ali juga bernapas
c. Penalaran induktif
(Empirisme)
• Penalaran induktif adalah cara
berpikir yang bertolak dari
pernyataan yang bersifat khusus untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum.
• Orang-orang yang mengembangkan
pengetahuan berdasarkan
Contoh penalaran induktif
Pernyataan : logam besi, alumunium, tembaga dsb, jika
dipanaskan akan bertambah panjang.
Kesimpulan : semua logam jika
Pengetahuan yang diperoleh
hanya dengan penalaran deduktif
tidak dapat diandalkan karena
bersifat abstrak dan lepas dari
pengalaman. Demikian
pengetahuan yang diperoleh
hanya dari penalaran induktif juga
tidak dapat diandalkan karena
kelemahan pancaindera.
Suatu himpunan pengetahuan
dapat disebut IPA bilamana
memenuhi persyaratan: obyeknya
pengalaman manusia yang berupa
gejala-gejala alam, yang
dikumpulkan melalui metode
keilmuan serta mempunyai
manfaat untuk kesejahteraan
a. Metode ilmiah
• Merupakan cara dalam memperoleh
pengetahuan secara ilmiah
• Gabungan antara pendekatan
rasional dan empiris.
• Rasional memberikan kerangka
pemikiran logis
• Empirisme dalam memastikan
Langkah-langkah Metode
Ilmiah
• Penentuan masalah
• Perumusan kerangka masalah • Pengajuan hipotesis
Keterbatasan metode ilmiah
• Kekeliruan suatu kesimpulan yang
diambil berdasarkan metode ilmiah tetap ada.
• Bersifat tentatif
• Tidak dapat menjangkau untuk
membuat kesimpulan yang
bersangkutan dengan baik buruk atau sistem nilai, tentang seni,
Sikap Ilmiah
• Mencintai kebenaran yang obyektif, dan
bersikap adil.
• Tidak percaya kepada tahayul, astrologi,
maupun untung-untungan.
• Ingin tahu lebih banyak
• Tidak berpikir secara prasangka
• Tidak percaya begitu saja pada suatu
kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata
• Optimis, teliti dan berani menyatakan
b. Pengertian IPA
• IPA merupakan ilmu yang sistematis
dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas
pengamatan dan induksi (H.W. Fowler et.al 1951).
• Menurut Nokes dalam bukunya
Science in Education” menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan
• IPA merupakan ilmu teoritis tetapi
teori tersebut didasarkan atas
pengamatan, percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam.
• Suatu teori dirumuskan tidak dapat
dipertahankan kalo tidak sesuai
dengan hasil pengamatan/observasi.
• Teori tidak dapat berdiri sendiri, teori
Dapat disetujui bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang
khas/khusus , yaitu melakukan observasi eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara
yang lain.
• Sejak abad ke-16 ilmuan mulai
menggunakan metode dalam mempelajari alam semesta.
• Sejak digunakannya metode ilmiah
dalam penelitian ilmiah, dimulailah IPA modern yang kemudian
berkembang pesat.
• Perintis IPA modern : Galileo Galilei
(1564-1942), Isac Newton
(1642-1727), Robert Boyle (1626-1691) dan
c. Relativitas IPA
• Fakta sebenarnya
mendeskripsikan/memberikan fenomena-fenomena (gejala)
• Fenomena yang sama dapat
Contoh
1. Matahari terbit dan naik di sebelah timur, lalu turun dan tenggelam
disebelah barat.
Relativitas ini timbul
terutama apabila si
pengamat sedikit banyak
terlibat di dalam fenomena
itu, atau si pengamat hanya
IPA bersifat dinamis
• Kegiatan IPA berawal dari
pengamatan dan pencatatan baik terhadap gejala-gejala alam pada
umumnya maupun dalam percobaan-percobaan yang dilakukan dalam
laboratorium.
• Dari hasil observasi manusia
berusaha untuk merumuskan
• Jika dilihat dari arah prosesnya maka
dalam hal ini eksperimen mendahului teori.
• Hasil IPA yang berupa merumuskan
konsep-konsep, prinsip, hukum dan teori ini masih terbuka kesempatan untuk diuji kebenarannya.
• Proses IPA berlangsung terus
Jadi proses IPA yang dinamis
ini karena menggunakan
metode keilmuan, dimana
peranan teori dan
eksperimen saling
Manakah yang lebih
Keuntungan dari Ipa yang dinamis
adalah perkembangan IPA yang pesat
sehingga dalam jangka waktu 10-15
tahun pengetahuan IPA telah menjadi
lipat dua. Kemajuan IPA ini mendukung
perkembangan teknologi yang pada
gilirannya dapat menaikkan
a. Peranan matematika dan
daya abstraksi manusia
• Matematika sudah dikenal sejak
zaman dahulu.
• Matematika yang digunakan pada
zaman dahulu masih bersifat sederhana.
• Sesuai dengan perkembangan otak
manusia, maka di dunia ini lahirlah masalah-masalah baru khususnya yang berhubungan dengan
kehidupan mereka guna
Matematika telah
memberikan ciri khas
bahasa tersendiri pada IPA
yang biasa disebut dengan
bahasa matematika yang
sangat berguna pada
peningkatan daya abstraksi
otak manusia.
b. Peran Matematika
terhadap IPA
• Menurut dugaan sejarah, kemampuan
manusia menulis sama tuanya dengan kemampuan manusia untuk dapat
berhitung, yaitu kurang lebih 10.000 SM.
• Tulisan itu pada hakikatnya simbol dari
apa yang ia tulis.
• Dengan adanya matematika dapat
dihitung besarnya bumi (Erathotenes: 240 SM)
• Tanpa Matematika IPA tidak akan
c. IPA Kualitatif dan
Kuantitatif
• Copernicus sampai Galileo merupakan
perintis ilmu pengetahuan pada abad ke-17.
• Penemuan-penemuannya itu
berdasarkan empiri dengan metode induksi dan obyektif dan bukan atas dasar deduksi filosofik seperti Yunani atau berdasarkan mitos seperti pada zaman Babylonia.
• Penemuan-penemuan itu misalnya: di
bulan terdapat gunung-gunung,
• IPA yang kualitatif ini tidak dapat
menjawab pertanyaan yang sifatnya kausal/sebab akibat.
• Untuk memperoleh jawaban dari
pertanyaan tentang hal-hal yang sifatnya kausal, diperlukan