• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE MERUMUSKAN STRATEGI UNTUK MENGELO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE MERUMUSKAN STRATEGI UNTUK MENGELO"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

METODE MERUMUSKAN STRATEGI

UNTUK MENGELOLA

ISSUE

DAN MEMULAI PERENCANAAN

PENDIDIKAN STRATEGIS

Oleh:

Siti mudrikah

SEKOLAH PASCASARJANA

JURUSAN

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Kebutuhan terhadap pendidikan / ilmu pengetahuan termasuk kebutuhan yang paling mendasar manusia. Ilmulah yang menjadi ukuran kedudukan mulia atau tidaknya manusia dengan makhluk – makhluk lain atau menjadi tolok ukur mulia atau tidaknya seseorang. Keharusan menuntut ilmu diperjelas melalui Al Qur’an dan Sunnah Rasul SAW:



























Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S. Az-Zumar/39:9)





























…, niscaya Allah akan mengangkat derajad orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadalah/58:11)

Dan sabda Rasululloh SAW:

“menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”

(H.R. Ibnu Adi dan Baihaqi dari Abnas RA, Attobroni dan Alkhatib dari Al Husain bin Ali)

Pendidikan adalah salah satu aspek dalam Islam dan menempati kedudukan yang sentral, karena peranannya dalam membentuk pribadi muslim yang utuh sebagai pembawa misi kekholifahan. Jika pendidikan Islam diorientasikan pada misi dan fungsi kehidupan manusia, maka orientasi ini lebih bernuansa pada performansi manusia, yaitu bagaimana manusia seharusnya berperan / berkiprah sebagai khalifah Allah dan sekaligus sebagai hamba Allah.









Dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? (Q.S. An- Naml/27:62)



























































(3)

ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al- Baqarah/2:30)

Performansi sebagai khalifah ini, bisa teraih melalui pendidikan yang di dalamnya terdapat proses pembelajaran. Dalam proses ini manusia dapat menguasai pengetahuan dan keahlian sehingga menjadi kompetensi yang melekat dan bisa dia aplikasikan dalam kehidupan dan dia kembangkan. Sehingga diharapkan melalui proses pendidikan ini akan terlahir generasi berkualaitas yang akan mampu mengatasi permasalahan yang terjadi di tengah masyarakatnya.

Namun pendidikan yang mampu melahirkan manusia-manusia yang memiliki kualitas atau performansi sebagi khalifah tersebut sepertinya belum mampu dihasilkan dari system pendidikan yang ada sekarang ini, di Indonesia khususnya. Masih banyak problem – problem pendidikan yang belum bisa terpecahkan oleh system pendidikan Indonesia, dan masih banyak isu-isu pendidikan yang menunggu untuk di tindak lanjuti.

Isu pendidikan adalah suatu hal penting dalam pendidikan. Munculnya sebuah isu, tidak lain karena terjadi ketidak sinkronan antara keinginan dengan fakta. Atau bisa dikatakan terjadi fenomena dan indikasi yang sangat tidak kondusif dan kritis untuk mewujudkan kemajuan pembangunan pendidikan.

Saat ini muncul isu pendidikan yang sangat banyak, oleh sebab itu perlu dilakukan analisis untuk menentukan isu mana yang merupakan isu strategis. Isu strategis itulah yang kemudian menjadi dasar atau landasan dalam merumuskan langkah-langkah penetapan kebijakan pendidikan selanjutnya. Perumusan isu yang tidak seksama dapat menghasilkan kebijakan dan langkah yang tidak tepat. Selain itu, perlu dilakukan penerapan solusi kebijakan yang tepat agar tidak lagi muncul isu isu pendidikan yang lain.

2. Rumusan Masalah

Dalam permasalahan ini penulis lebihmenekankan pada :

1. Bagaimana metode merumuskan strategi untuk mengelola isu strategis

2. Bagaimana memulai perencanaan pendidikan strategis berkaitan dengan isu strategis. 3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

a. Merancang metode strategi mengelola isu strategis

b. Membuat memulai perencanaan pendidikan strategis berdasarkan isu strategis.

BAB II PEMBAHASAN

(4)

2.1 Pengertian isu

Kita tidak akan mudah menemukan metode merumuskan strategi untuk mengelola isu, tanpa mengetahui apa yang sebenarnya dimaksud dengan isu (bukan terjemahan dari gossip/rumor).

Chase & Jones menggambarkan “Issue” sebagai ‘sebuah masalahn yang belum terpecahkan yang belum diambil keputusannya’ (‘an unsettled matter which ready for decision’). Regester & Larkin mengatakan bahwa dalam bentuk dasarnya, sebuah a dapat didefinisikan sebgai ‘sebuah titik konflik antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih publiknya (a point of conflict between an organization and one or more of its audicences’).

Sebuah isu yang timbul kepermukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun diluar organisasi, yang jika dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada target–target organisasi tersebut dimasa mendatang. Sehingga munculnya isu merupakan indikasi adanya masalah dalam suatu organisasi yang membutuhkan penanganan.

2.2 Pengertian isu Strategis

Dalam Buku Panduan Bagi Tim Penyusun Renstra yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa secara singkat, isu strategis dapat diartikan sebagai pilihan-pilihan kebijakan yang mendasar yang diperlukan, atau tantangan yang kritis yang harus ditanggapi untuk menuju kondisi terbaik yang diinginkan dan memenuhi hak anak sebaik-baiknya dalam waktu terbatas.

Berdasarkan pengertian tersebut, isu strategis pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu kebijakan mendasar yang diperlukan atau tantangan kritis terkait dengan pelayanan pendidikan yang memiliki pengaruh penting. Isu strategis merupakan landasan untuk pengembangan strategi untuk mencapai tujuan. Isu strategis adalah isu yang penting, berorientasi kedepan, dan berpijak pada kondisi riil sekarang.

2.3 Manfaat isu strategis

Dengan proses identifikasi dan analisis isu isu strategis, akan diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Perhatian dapat difokuskan kepada apa yang benar-benar penting untuk pendidikan. Dengan identifikasi isu strategis maka dapat dikenali empat macam isu:

a. Isu-isu yang tidak dibutuhkan tindakan sekarang b. Isu yang dapat ditangani secara reguler

c. Isu yang memerlukan anggapan segera dan karenanya tidak bisa ditangani dengan cara yang rutin

d. Isu yang tidak terkait dengan atau yang akan mempromosikan hak siswa untuk pendidikan yang bermutu.

(5)

apa masalahnya. Konflik tersebut biasanya berakibat pada perebutan kekuasaan dan bukan pada pemecahan masalahnya.

3. Dapat mendorong organisasi untuk berubah. Isu-isu strategis yang muncul dari analisis internal dan ektsernal dapat memberikan tekanan yang tepat untuk memusatkan perhatian pada perlu tidaknya perubahan atau peningkatan kapasitas internal untuk menyampaikan pelayanan yang lebih baik. Para pengambil keputusan akan secara khusus memperhatikan isu-isu strategis yang akan membawa konsekuensi besar jika isu tersebut tidak diperhatikan. 4. Dapat memberikan petunjuk yang bermanfaat tentang bagimana memecahkan isu tersebut.

Dengan meny atakan secara tepat bagaimana mandate, misi serta faktor internal dan eksternal yang dihadapi maka seseorang mendapatkan wawasan tentang cara yang mungkin untuk menyelesaikan isu tersebut.

5. Proses perencanaan strategis dapat lebih nyata sesuai dengan masalah dan tantangan yang dihadapi. Ketika situasi organisasi dan isu yang dihadapi menjadi jelas, ketika konsekuensi kegagalan menghadapi isu itu dibahas, dan ketika perubahan perilaku yang diperlukan untuk menyelesaikan isu mulai muncul, maka proses perencanaan strategis menjadi tampak lebih nyata. Semakin orang menyadari bahwa penyusunan renstra bisa sangat nyata dalam konsekuensinya, semakin serius mereka untuk melakukannya.

2.4 Merumuskan isu strategis

Organisasi hidup dalam suatu system yang selalu saling berhubungan dan mempengaruhi. Sehingga untuk mempertahankan eksistensinya tersebut, organisasi perlu mengenali dan menguasai berbagai informasi lingkungan strategiknya. Baik berita, isu, dan fakta – fakta yang terjadi di sekitar organisasi tersebut guna mendapatkan strategi yang tepat dan valid dalam penyusunan action plan. A. Telaah lingkungan strategik

Tujuan dari telaah lingkungan strategik adalah untuk mengenali kekuatan dan kelemahan internal organisasi dan memahami peluang dan tantangan eksternal organisasi sehingga organisasi dapat mengantisipasi perubahan-perubahan di masa yang akan datang.

1. Telaah lingkungan strategik

Ada 4 langkah utama dalam telaah lingkungan strategic yaitu:

 Mengidentifikasi sumber-sumber untuk melakukan scanning

 Melakukan scanning terhadap lingkungan internal dan eksternal

 Melakukan analisis untuk menilai hasil scanning

 Merumuskan hasil scanninguntuk keperluan penentuan Action plan 2. Telaah lingkungan internal dan eksternal

 Telaah lingkungan internal meliputi : kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) organisasi

 Telaah lingkungan eksternal meliputi : peluang (opportunity)dan tantangan/ ancaman (Threath) .

(6)

Tabel 1. Format Identifikasi Lingkungan Strategik

INTERNAL EKSTERNAL

KEKUATAN (STRENGTH) PELUANG (OPPORTUNITIES)

1. ………

2. ………

3. ………

4. ……….

5. ……….. dst

1. ………

2. ………

3. ………

4. ……….

5. ……….. dst

KELEMAHAN (WEAKNESS) TANTANGAN/ANCAMAN (THREAT)

1. ………

2. ………

3. ………

4. ……….

5. ……….. dst

1. ………

2. ………

3. ………

4. ……….

5. ……….. dst

3. Kesimpulan analisis faktor internal (KAFI) dan Kesimpulan analisis faktor eksternal (KAFE) merupakan daftar prioritas faktor lingkungan serta dampaknya terhadapmasa depan organisasi.

Tabel 2. Format KAFI (Kesimpulan Analisis Faktor Internal)

No. Faktor-faktor

Internal Strategik Bobot Rating Skor (3x4)

Kesimpulan (Prioritas)

1 2 3 4 5 6

1. 2. 3.

1.

KEKUATAN

(7)

TELAAH

- Kolom 2 isilah dengan faktor-faktor internalberupa kekuatan dan kelemahan berdasarkan hasil tabel 1.

- Kolom 3, beri bob ot pada masing-masing faktor tersebut berdasarkan dampak yang mungkin ditimbulkannya pada keberhasilan organisasi masa kini dan masa depan. kese luruhan bobot berjumlah 100

- Kolom 4, tentukan “Rating” bagi setiap faktor mulai dari 4 (sangat menonjol), 3 (menonjol), 2 (tidak menonjol), 1 (paling tidak menonjol).

- Kolom 5 tentukan ‘skor’ dengan mengalikan bobot dan rating.

- Kolom 6 buatlah kesimpulan dengan memberikan urutan prioritas pada kekuatan maupun kelemahan

Tabel 3. Format KAFE (Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal)

No.

Faktor-faktor Eksternal Strategik

Bobot Rating Skor (3x4) Kesimpulan (Prioritas)

- Kolom 2 isilah dengan faktor-faktor internalberupa PELUANG dan ANCAMAN berdasarkan hasil tabel 1. - Kolom 3, beri bob ot pada masing-masing faktor tersebut berdasarkan dampak yang mungkin ditimbulkannya

pada keberhasilan organisasi masa kini dan masa depan. kese luruhan bobot berjumlah 100

- Kolom 4, tentukan “Rating” bagi setiap faktor mulai dari 4 (sangat menonjol), 3 (menonjol), 2 (tidak menonjol), 1 (paling tidak menonjol).

- Kolom 5 tentukan ‘skor’ dengan mengalikan bobot dan rating.

- Kolom 6 buatlah kesimpulan dengan memberikan urutan prioritas pada PELUANG maupun ANCAMAN

Gambar 1. Alur pikir telaah lingkungan strategik

(8)

B. Analisis strategik dan kunci keberhasilan a. Analisis SWOT

i. Matrix SWOT dalam rangka menentukan asumsi –asumsi strategi Tabel 4. Format KAFI Vs KAFE

KAFE Tanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang menghadapi tantangan atau mengubahnya

ii. Analisis dalam rangka menetapkan pilihan strategi

Tabel 5. Menetapkan urutan asumsi pilihan strategi

Asumsi Strategik Keterkaitan Dengan Urutan Pilihan Strategi

  Visi Misi Nilai-nilai (2+3+4)

1 2 3 4 5

iii. Penetapan faktor-faktor kunci keberhasilan (FKK)

(9)

Dalam buku Delapan Langkah Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Panduan Bagi Tim Penyusun renstra, yang dietrbitkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional, di sebutkan bahwa sebaiknya proses merumuskan isu strategis ini dilakukan dalam lokakarya yang melibatkan beberapa pemangku kewajiban (kepentingan) pendidikan. Kelompok kerja dari dinas pendidikan menyiapkan data dan analisis berkaitan dengan tren kinerja pelayanan pendidikan beberapa tahun kebelakang serta tren proyeksi beberapa tahun kedepan.

Keterlibatan para pemangku kewajiban (kepentingan) dalam perumusan isu strategis ini sangat penting dengan beberapa alasan antara lain:

1. Meningkatkan dan membangun kesadaran bersama tentang arti pentingnya pendidikan 2. Memandang satu hal dari berbagai perspektif sehingga dicapai suatu pemahaman yang

komprehensif

3. Meningkatkan rasa memiliki atau rasa bertanggung jawab para pemangku kewajiban (kepentingan) untuk mencapai tujuan bersama.

4. Memperkuat legitimasi dinas pendidikan

Uraian ini merupakan penjelasan tentang bagaimana merumuskan isu-isu strategis tahap demi tahap.

1. Pelajari dan pahami situasi eksternal yang meliputi: kependudukan, situasi politik, situasi lingkungan, dan arah kebijakan pendidikan yang ada di Renstra Kemdiknas, Renstra Dinas pendidikan propinsi, RPJMD Kabupaten/Kota (bila sudah tersusun), arah kebijakan dinas lain, serta dampaknya terhadap pengembangan pendidikan.

2. Periksa kembali hasil analisis tentang kinerja pelayanan pendidikan di kabupaten/kota bersangkutan, kondisi saat ini dengan kondisi baik atau yang seharusnya. Misalnya, saat ini 30% guru telah berkualifikasi S.1 atau D.IV.

3. Rumuskan kondisi baik pelayanan pendidikan yang ingin dicapai. Misalnya: pada tahun 2013 semua guru (100%) harus berkualifikasi S.1 atau D.IV.

4. Lakukan analisis kesenjangan antara kondisi sekarang dengan kondisi baik yang diinginkan. Rumusan kesenjangan inilah yang akan di jadikan sebagai suatu isu. Misalnya: 70% guru masih perlu ditingkatkan kualifikasinya menjadi S.1 atau D.IV.

5. Ulangi proses nomor 3 dan 4 berkali-kali sehingga akan di dapatkan beberapa rumusan isu yang cukup. Usahakan isu teridentifikasi dari semua bidang yang ada di dinas Pendidikan. 6. Kelompokkan isu-isu yang sudah teridentifikasi tersebut. Kelompok isu bisa berdasarkan

pembidangan di dinas pendidikan (PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan menengah, dll) atau berdasarkan ranah pelayanan pendidikan seperti, Akses, Mutu, Tata Kelola.

7. Pada masig-masing kelompok isu, sepakati kelompok isu yang paling strategis, kemudian isu lainnya dianalisis keterkaitannya dengan isu strategis yang telah disepakati

8. Kebangkan analisis dengan mengidentifikasi penyebab yang menimbulkan adanya kesenjangan tersebut. Misalnya: 1). Banyak guru terutama di daerah yang terpencil kesulitan mengakses perguruan tinggi. 2). Mahalnya biaya pendidikan sehingga sulit terjangkau bagi banyak orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Dll

(10)

9. Kembangkan lagi analisis dengan mengidentifikasi akibat dari isu bila tidak tertangani dengan baik. Misalnya: 1). Materi pelajaran kurang sesuai lagi dengan perkembangan terkini, 2). Teknik dan bahan pembelajaran kurang bervariasi, dll

10. Lakukan langkah 7-9 untuk semua kelompok isu. Bila proses ini dilakukandi dalam lokakarya proses nomer 7-9 bisa dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil.

2.5 Merumuskan Rencana Strategis

Materi rencana strategis meliputi penetapan tujuan, sasaran dan strategik organisasi yang berisi kebijakan, program dan kegiatan. Materi tersebut tetap dikaitkan dengan visi, misi, nilai, serta faktor kunci keberhasilan (FKK) untuk di gunakan secara Integrated untuk menyusun action plan. A. TUJUAN ORGANISASI (GOALS)

Dalam buku Delapan Langkah Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Panduan Bagi Tim Penyusun renstra, yang dietrbitkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional, di sebutkan bahwa Tujuan diartikan sebagai kondisi jangka panjang yang diinginkan, yang dinyatakan dalam istilah yang umum dan kualitatif. Rumusan tujuan harus dapat memberikan arahan pada perumusan sasaran, satu rumusan tujuan (bersifat kualitatif) dapat di capai oleh beberapa sasaran (bersifat kuantitatif). Prinsip-prinsip penetapan tujuan:

1. Mengacu pada Renstra Kementrian Pendidikan Nasional, Visi, Misi, dan Isu Strategis Pendidikan Daerah.

2. Disusun dan mengacu pada SPM Pendidikan dan Urusan Pendidikan. 3. Merupakan pernyataan positif dari isu strategis pendidikan.

4. Menerangkan situasi yang akan terjadi bila permasalahan diatasi.

Tujuan haruslah menegaskan tentang apa (What) yang secara khusus (specific) harus di capai dan kapan (when). Pencapaian tujuan dapat menjadi tolok ukur untuk menilai kinerja organisasi.

B. SASARAN ORGANISASI (OBJECTIVES)

Sasaran merupakan ukuran kuantitatif yang terukur pada jangka waktu tetentu. Berikut merupakan cara menyusun sasaran.

1. Pelajari Profil Layanan Pendidikan.

2. Pelajari Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pendidikan

3. Pelajari sasaran yang ada di dalam Renstra Kemdiknas dan Renstra Dinas Pendidikan Provinsi.

4. Pelajari kemajuan yang dihasilkan pada periode perencanaan sebelumnya.

5. Pelajari perubahan-perubahan yang sudah terjadi dan mungkin akan terjadi dalam kondisi eksternal.

6. Pelajari Visi, Misi, dan Tata Nilai Dinas.

(11)

Spesifik, secara jelas mengidentifikasikan apa yang harus di capai

Terukur, kita dapat melihat apakah sasaran sudah tercapai atau belum

Dapat tercapai, realistis, dalam arti memungkinkan untuk di capai.

Relevan, berkaitan dengan kepentingan public dan public memang betul-betul menginginkan

Berjangka waktu, tercapai dalam jangka waktu tertentu.

Gambar 2. BAGAN keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran.

Contoh tujuan & sasaran yang berkaitan dengan Pemerataan:

Salah satu elemen kunci dari visi dan misi Bupati yang di rumuskan sebagai Visi/Misi Renstra SKPD Pendidikan adalah keadilan dalam layanan pendidikan: “setiap anak akan mendapat kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan bermutu…”

Tujuan & sasaran yang berkaitan dengan visi misi tersebut dapat disusun seperti di bawah ini:

Gambar 3. Contoh BAGAN keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran.

11

VISI

MISI

PROFIL

TUJUAN

SASARAN

VISI Terwujudnya pendidikan yang merata, berkualitas, kompetitif, dan dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal

MISI Mewujudkan pendidikan yang berpihak kepada kelompok sasaran yang memerlukan perhatian khusus

TUJUAN

Meningkat-kan Kualitas  Layanan  pendidikan

SASARAN

(12)

C. STRATEGI ORGANISASI

Merumuskan strategi berkaitan dengan pemakaian sumberdaya untuk mencapai tujuan. Surat edaran Mendagri No.50 mendefinisikan strategi sebagai berikut: ‘strategi adalah cara untuk mewujudkan tujuan yang di rancang secara konseptual, analistik, realistic, rasional, dan komprehensif. Strategi di wujudkan dalam kebijakan dan program.’

Strategi yang efektif mencakup hal-hal berikut: 1. Focus pada elemen – elemen kunci, 2. Saling berkaitan satu sama lain,

3. Saling mendukung antara satu sama lain

Sangat penting bahwa strategi di kembangkan berdasarkan analisis menyeluruh terhadap kondisi nyata layanan pendidikan karena kegiatan yang diusulkan harus mengatasi kelemahan dalam pelayanan pendidikan atau dibangun diatas kekuatannya. Oleh karena itu, meskipun harus mendasarkan pada indikator output, strategi juga di tentukan indikator-indikator input serta proses. Berikut merupakan contoh kemungkinan strategi pada Aspek Mutu.

Tabel 6. contoh kemungkinan strategi pada Aspek Mutu

Profil Pendidikan Tujuan Sasaran Kemungkinan Strategi

Daerah memiliki dari 120 menjadi 20

Fokuskanlah pada upaya untuk peningkatan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Focus pada kinerja rendah melalui pendekatan multi-input, yaitu pendekatan sekolah secara keseluruhan.

Fokuskanlah pada sekolah dengan partisipasi masyarakat yang tinggi

(13)

dikelas 1 begitu tinggi, lebih dari 8%

di fokuskan pada sekolah-sekolah dengan angka mengulang kelas yang tinggi.

Menyelenggarakan pelajaran tambahan bagi murid yang beresiko mengulang kelas. Sinergikan dengan instansi lain (seperti dinas kesehatan) untuk membantu sekolah

menigkatkan status gizi anak.

Dari contoh diatas, dapat dilihat bahwa strategi-strategi tersebut memiliki focus yang kuat pada arah penggunaan sumber daya. Strategi menyebutkan bagaimana menerjemahkan sumber menjadi kegiatan, yang kemudian akan membantu pencapaian tujuan.

Menetapkan Kebijakan

Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan. Menurut targetnya, kebijakan terdiri atas:

1. Kebijakan internal, yaitu kebijakan dalam mengelola pelaksanaan program-program pembangunan (yang termasuk peningkatan kapasitas internal), berikut adalah contoh kebijakan internal:

Tabel 7. Jenis kebijakan internal

No .

Jenis kebijakan Implementasi

1. Kebijakan tentang manajemen berbasis sekolah

Semua Intervensi Dinas Pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar akan berpegang pada prinsip diterapkannya manajemen berbasis sekolah

2. Kebijakan tentang informasi publik

(i) Jenis informasi yang dapat diberikan pada public secara proaktif, dan

(ii) Aturan-aturan tentang bagaiman menanggapi permintaan informasi dari publik

3. Kebijakan tentang kapasitas internal

Dinas pendidikan akan memperkuat fungsi pengawas dengan pelatihan yang khusus dan dengan memasukkkan indikator MBS kedalam criteria pemantauan dan evaluasi tentang sekolah 2. Kebijakan eksternal, yaitu kebijakan yang diterbitkan oleh organisasi dalam rangka mengatur,

mendorong, dan memfasilitasi kegiatan masyarakat. berikut adalah contoh kebijakan eksternal:

Tabel 8. Jenis kebijakan eksternal

No .

Jenis kebijakan Implementasi

1. Kebijakan tentang pembiayaan

pendidikan

Apakah pemerintah memberikan dukungan terhadap pendidikan subsidi silang?

2. Kebijakan tentang partisipasi

masyarakat dan di bidang mana

Misalnya rehabilitasi sekolah

3. Kebijakan tentang sekolah negeri dan swasta

Apakah pemerintah daerah juga memberikan dukungan pada sekolah swasta yang menyelenggarakan pendidikan (madrasah dan sekolah swasta)? Jika ya, dukungan dalam bentuk apa dan tingkat yang mana? Apakah ada perbedaan antara tingkat yang berbeda; misalnya dukungan diberikan pada TKswasta tapi

(14)

tidak pada SD dan SMP swasta

2.6 Menyusun Program Strategis

Secara umum langkah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang proses penyusuanan renstra berdasarkan pendekatan perencanaan di bidang pendidikan. Sebagai tahap lanjutan, maka perumusan program harus didasarkan atas keterkaitan dan kepentingan hasil dengan:

1. Isu strategis yang akan di tangani dalam kurun waktu terencana, 2. Tujuan, strategi, dan kebijakan organisasi

3. Kemampuan sumberdaya manusia, waktu, dan biaya yang mapu dialokasikan untuk program tersebut.

4. Memperhatikan hasil reviu pencapaian target Renstra periode sebelumnya. PENGERTIAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Program adalah intrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran. Sedangkan kegiatan adalah jabaran dari program, yang memuat sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya sebagai masukan (input) dalam rangka pencapaian sasaran yang terukur (output). Kegiatan berorientasi pada sasaran kuatitatif (target), sementara program berorientasi pada pencapaian tujuan strategis (outcome/result).

Adapun rincian jenis-jenis program dan kegiatan pendidikan yang terdapat dalam lampiran Permendagri 59/2007, meliputi:

1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2. Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun 3. Program Pendidikan Menengah

4. Program pendidikan non formal,

5. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan 6. Program manajemen pelayanan pendidikan

7. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan 8. Program penguatan kelembagaan dan pengarus-utamaan gender dan anak 9. Program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara 10. Program pengelolaan sumberdaya manusia/aparatur.

11. Program lainnya sesuai dengan TUPOKSI masing-masing SKPD/Dinas Pendidikan, misalnya di suatu SKPD ada subdin kebudayaan, maka program kebudayaan harus masuk. KELENGKAPAN RUMUSAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Unsur-unsur penting dalam rumusan program adalah adanya kejelasan tentang: 1. Klasifikasi program dan kegiatan.

2. Nama dan kode rekening program dan kegiatan, 3. Sub program terkait isu strategis yang akan di tangani,

(15)

6. Keterangan (mitra Dinas Pendidikan dan lokasi) Contoh program – wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun:

Contoh 30 : program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun Sub program : Peningkatan Mutu Pendidikan

Kabupaten/kota :

Nama SKPD : Dinas Pendidikan Renstra SKPD periode :

Visi Terwujudnya pendidikan yang merata, kompetitif, dan dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokan

Misi Meningkatkan proses pendidikan yang efektif untuk mempersiapkan peserta didik.

Tujuan Peningkatan Kualitas Layanan Bagi Proses Pembelajaran

Sasaran Pada 2010, jumlah SD dengan kinerja sangat rendah akan dikurangi dari 120 menjadi 20 SD

Strategi focus pada sekolah dengan partisipasi masyarakat yang tinggi

No

. Kebijakan Program/subprogram kegiatanIndikasi Indikatorkeluaran

Indikator kegiatan tahun dan 1 tahunPagu indikatif 5 transisi

anggaran a regulasiKerangk Rp.

Sumber

Kolom 2 diisi dengan:

a. Arah/tindakan yang digunakan SKPD untuk menentukan konfigurasi program dan kegiatan b. Kebijakan mempertahankan kinerja SKPD yang sudah tercapai pada periode sebelumnya

(termasuk SPM),

c. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah (bagi SKPD) yang memiliki tugas dan fungsi pengelolaan pendapatan.

Kolom 3 diisi dengan program SKPD,program lintas SKPD, dan program kewilayahan

Kolom 4 diisi dengan nama kegiatan sesuai dengan nomenklatur permendagri 59 atau kegiatan yang dianggap strategis

Kolom 5 diisi dengan hasil yang ingin di capai dari setiapprogram secara kuantitatif atau kualitatif.

Kolom 6 diisi dengan kegiatan pemerintah dalam rangka menyediakan barang dan jasa sesuai kewajiban pemerintah yang tidak dapat di hasilkan masyarakat.

Kolom 7 diisi dengan kegiatan pemerintah yang bersifat pengaturan, memfasilitasi, dan mendorong agar kegiatan masyarakat senantiasa dapat tumbuh dan berkembang.

Kolom 8 dan 9 pagu indikatif anggaran lima tahunan dilengkapi sumber pembenaran. Dalam contoh ini diasumsikan setiap pelatihan selama 5 hari dengan unit cost Rp. 500.000,-/orang

Kolom 10 diisi dengan nama Mitra SKPDuntuk program lintas SKPDdan lokasi kegiatan untuk program kewilayahan dalam skala kabupaten/kecamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Sagala, Syaiful. 2009. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

(16)

akdon. 2009. Strategic Management For Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Kementrian pendidikan nasional. 2010. Delapan Langkah Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Panduan Bagi Tim Penyusun renstra,

http://satrioarismunandar6.blogspot.com/2012/04/perencanaan-strategik-dan.html

Pertanyaan:

1. Contoh halaman 5. rielnya bagaimana 2. Perbedaan isu sama problem.

a. Isu kesenjangan antara keinginan dengan fakta… b. Isu fersi dia: sesuatu yang akan terjadi dan tidak terjadi c. Contoh isu pergantian kurikulum: bgmn?

3. Beri contoh rieel dari 3 perencanaan sekolah…

4. Mendahulukan dulu isu baru rencana atau rencana baru ada isu 5. Sudah punya rencana, terus kemudian ada isu? Bagaimana?

Jawaban no 1. Contoh Format KAFI (Kesimpulan Analisis Faktor Internal) dan KAFE

No. Faktor-faktor Internal Strategik Bobot Rating Skor (3x4)

Kesimpulan (Prioritas)

1 2 3 4 5 6

KEKUATAN

1

pusdik alam raya memposisikan dirinya sebagai pengembang program pendidikan profesional dan

keahlian spesifik 0.047 3 0.141 I

(17)

4

KELEMAHAN

1 kebijakan manajemen penyelengaraan masih banyak diatur secara sentralistik di bandung 0.026 3 0.078 III

2 pusdik alam raya dimata publik kurang populer 0.042 3 0.126 I

3 pendelegasian wewenang masih lemah 0.012 2 0.024 II

4

1

No. Faktor-faktor Internal Strategik Bobot Rating (3x4)Skor Kesimpulan(Prioritas)

1 2 3 4 5 6

PELUANG

1

Kebijakan pemekaran profinsi /kab / daerah semakin banyak membutuhkan SDM keahlian khusus

0.059 4 0.236 I

2 Ada keinginan pemprov agar pusdik alam raya menambah prodi D4 dan s2 0.051 2 0.102 II

3

ANCAMAN

1

Berkembangnya kemampuan PTN dan PTS

menyelenggarakan prodi yang sama dengan pusdik alam raya.

0.053 3 0.159 I

2 Persaingan dalam memperoleh alokasi dana dari departemen XYZ 0.048 3 0.144 II

3 Alumni merasa lepas dari almamater sehingga

kurang mendukung publikasi pusdik alam raya 0.035 2 0.07 III MATRIK KAFI VS KAFE (SWOT)

KAFI

KAFI

KEKUATAN

1. pusdik alam raya memposisikan dirinya sebagai pengembang program pendidikan profesional dan keahlian spesifik

2. keberadaan balai - balai tersebar di 27 propinsi

KELEMAHAN

1. pusdik alam raya dimata publik kurang populer

2. pendelegasian wewenang masih lemah

3. kebijakan manajemen penyelengaraan masih banyak diatur secara sentralistik di bandung 2. ada keinginan

pemprov agar pusdik alam raya menambah prodi D4 dan s2

(kekuatan Vs Peluang) SO Pakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang

1. mengembangkan pusdik dengan

merefungsionalisasi merevitalisasi balai-balai serta menambah program studi yang ada untuk mempercepat penyediaan tenaga teknis professional dalam rangka mendukung pemekaran profinsi /kab /

(kelemahan Vs Peluang) WO

Tanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang

(18)

daerah.

2. Memperkuat jaringan kerja dengan stake holders lainnya melalui keberadaan alumni pusdik yang tersebar di indonesia prodi yang sama dengan pusdik alam raya.

2. persaingan dalam memperoleh alokasi dana dari

departemen XYZ 3. alumni merasa lepas

dari almamater sehingga kurang mendukung publikasi pusdik alam raya

Contoh tabel Menetapkan urutan asumsi pilihan strategi

Asumsi Strategik Keterkaitan Dengan Urutan Pilihan

Strategi Rangking

Visi Misi Nilai-nilai (2+3+4)

1 2 3 4 5 merevitalisasi balai-balai serta menambah program studi yang ada untuk mempercepat

penyediaan tenaga teknis professional dalam rangka mendukung pemekaran profinsi /kab / daerah.

4 4 4 2 3 3 3 4 4 31 I

2. Memperkuat jaringan kerja dengan stake holders lainnya melalui keberadaan alumni pusdik yang tersebar di indonesia

2 3 1 1 3 1 3 3 3 20 II

(19)

2.……….

WO 1.………

2.……….

WT 1.………

2.……….

Gambar

Tabel 2. Format KAFI (Kesimpulan Analisis Faktor Internal)
Tabel 3. Format KAFE (Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal)
Tabel 4. Format KAFI Vs KAFE
Gambar 2.  BAGAN keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Implementasi

Media komunikasi dengan pasien hanya sebatas formulir, tidak bisa berkomunikasi secara langsung (face to face) sehingga mengakibatkan : Data pasien pada database

Selain informasi tentang terjadinya bencana alam berupa angin kencang serta kerja bakti yang dilakukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkannya, isi prasasti

Kondisi ini semakin buruk ketika terdapat lahan sawah dengan luasan kecil yang terletak diantara lahan yang terkonversi sehingga petani tidak memiliki pilihan untuk

Sebelum proses pembersihan dilakukan terlebih dahulu membuat tabel sementara (staging table) untuk menampung data hasil dari proses cleansing,untuk lebih jelas mengenai

Keberhasilan pencapaian tujuan komunikasi pemasaran untuk Heineken adalah merupakan dampak positif untuk reposisi Heineken pada tahun 2013 di Indonesia dapat dilihat

(BOPO) berpengaruh positif dan signifikan terhadap NonPerforming Loan (NPL) Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar Di bursa efek indonesia Periode 2014- 2019.Berdasarkan hasil

MPoin bukan saham dan bukan nilai investasi, tetapi merupakan Bonus Royalti untuk para pemilik Paket Bravo 9 4. Bonus Royalti di atas akan dipotong 30% untuk bonus mega matching