• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Repu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Administrasi Negara Kesatuan Repu"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA ( SANKRI )

TUGAS MATA KULIAH

SISTEM POLITIK DAN ADMINISTRASI NEGARA

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Endang Larasati, MS Dr. Hardi Warsono, MTP

Dr. Hari Susanta Nugraha, M.Si

DISUSUN OLEH :

NAMA : AYU JAYANTI

NIM : 14020115410016

ANGKATAN : XLIII PUBLIK

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak tahun 1990an, administrasi negara telah berkembang pesat sampai ke antero dunia termasuk ke Indonesia. Yaitu sejak Woodrow Wilson “menggegerkan” publik Amerika Serikat melalui tulisannya yang berjudul The Study of Administration (1887) pada jurnal Political Science Quarterly. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan ilmu administrasi negara begitu masif terjadi di negara asalnya Amerika Serikat dan negara-negara Anglo-Saxon lainnya seperti Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Baru. Sedangkan di negara-negara berkembang, dinamika administrasi negara-negara tidak begitu intens karena masih kuatnya kontrol politik, birokrasi dan budaya.

Ilmu administrasi negara sejauh ini belum mampu menghasilkan teori yang secara khusus dapat disebut sebagai teori administrasi negara. Selama ini, ilmu administrasi negara mengadopsi atau meminjam teori-teori yang berkembang di disiplin ilmu lain untuk digunakan ketika menjelaskan aktivitas atau perilaku dalam administrasi negara. Misalnya, motivasi dan partisipasi adalah konsep yang dikembangkan ilmu psikologi dan ilmu politik, tetapi banyak dipakai dalam literatur administrasi negara untuk menjelaskan fenomena administrasi negara.

Sulit kita menemukan teori yang secara orisinil merupakan teori administrasi negara. Konsep efisiensi dikembangkan ilmu ekonomi atau manajemen. Konsep birokrasi, kelompok formal dan informal dari ilmu sosiologi. Karena itu, Caiden (1982) menyatakan

“Public administration has not yet develop a systematic body of theory of its own. There are theories in public administration, but there are few general theories of public administration…Meanwhile, public administration have borrowed ideas, methods, techniques, and approaches from other disciplines and have applied them, with varying degrees of success, to public administration.

(3)

”…the whole body of human knowledge whatever appears relevant and useful in explaining the nature of public administration, verifiable through observation or experiment and capable of predicting the behavior of public organizations and the people who compose them and come into contact with them.”

Bailey wants public administration theories to prescribe :

 What conditions and relationships should exist in public administration ?  How should government be organized ?

 How should public servants be selected ?

 How should authority and responsibility be assigned in public agencies ?  What principles should govern direction ?

Pendapat Bailey di atas menyatakan bahwa teori administrasi negara mencakup semua ilmu (teori) yang relevan dan berguna untuk menjelaskan hakikat administrasi negara, yakni menjelaskan : kondisi dan relasi dalam administrasi negara, bagaimana mengorganisir pemerintahan, menyeleksi pegawai, pelimpahan wewenang dan pertanggungjawaban, serta prinsip-prinsip dalam administrasi negara.

Adapun tujuan teori administrasi negara menurut Bailey adalah :

“…to draw together the insight of humanities and the validated propositions of the social and behavioral sciences and to apply the insights and propositions to the tasks of improving the processes of government and aimed at achieving politically legitimated goals by constitutionally mandated means.”

Melihat karakteristik teori administrasi negara yang cenderung lintas disiplin, Bailey (dalam Darwin, 1997) berpendapat bahwa semua teori (dari disiplin ilmu manapun) yang berguna untuk memberikan gambaran teoritis baik dalam bentuk wawasan atau proporsi dalam rangka meningkatkan kualitas proses administrasi pemerintahan adalah teori administrasi negara, atau paling tidak, layak dimasukkan dalam literatur administrasi negara dan diterapkan dalam praktek administrasi Negara.

(4)

konstitusi dan kondisi lingkungan strategik yang sama dengan negara lain. Oleh karena itu sistem administrasi negara dari suatu negara memiliki spesifikasi dan keunikan tertentu.

Bagi Indonesia sebagai suatu negara kesatuan dengan sistem pemerintahan yang berbentuk republik, yang demokratis dan konstitusional adalah tepat apabila sistem administrasi negaranya itu disebut sebagai Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI) dan berperan sebagai sistem penyelenggaraan kebijakan negara.

Sebagai wahana dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa guna mencapai cita-cita dan tujuan bernegara yang diamanatkan dalam konstitusi negara, SANKRI dikembangkan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara dengan berbagai dimensi nilai spiritual, kultural, dan institusional yang terkandung di dalamnya, dan dengan mempertimbangkan kondisi dan perkembangan berbagai faktor lingkungan yang khas dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Indonesia pernah terpuruk dalam krisis multi dimensi yang mengenaskan pada dekade 1990an. Perkembangan nasional yang menyedihkan tersebut memang dipengaruhi perkembangan internasional, namun banyak faktor penyebab mendasar bersumber dari dalam negeri yang berperan secara signifikan atas terjadinya krisis multi dimensi tersebut, sehingga berlangsung cukup berkepanjangan.

Di antara faktor penyebab terjadinya krisis multi dimensi tersebut yang sangat mendasar adalah terletak pada kelemahan pengembangan “sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan bangsa”, yang utama dan hakiki adalah berupa penyimpangan terhadap berbagai dimensi nilai yang semestinya menjadi acuan perilaku individu dan institusi yang berperan dalam penyelenggaraan negara. Kondisi atau tegasnya inkonsistensi tersebut menyebabkan nilai dan prinsip kepemerintahan yang baik yang sesungguhnya melekat atau merupakan bagian dari karakteristik sistem penyelenggaraan negara menjadi terabaikan atau tidak sepenuhnya mendapat perhatian, sehingga sistem kelembagaan negara, dunia usaha, dan masyarakat bangsa menjadi rapuh.

B. RUMUSANMASALAH

(5)
(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Berdasarkan rangkaian kata dalam Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia maka akan dikupas mengenai pengertian masing-masing kata secara lengkap.

1. Definisi Sistem

Definisi Sistem menurut Gabriel A. Almond dan Bingham G. Powell :

“A system implies the interdependence of part, and a boundary between it and its environment. By interdependence we mean that when the characteristic of one part in a system change, all the other parts and the system as whole are affected”.

Dikatakan bahwa sistem memperlihatkan hubungan antar bagian dan pembatasan antar bagian dengan lingkunganya dimana dalam hubungan tersebut dapat mengartikan bahwa ketika sifat yang khas dari suatu bagian sistem itu berubah, maka masing-masing bagian maupun keseluruhan bagian lain menjadi ikut terpengaruh.

Sistem menurut Pamudji adalah :

o Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau terorganisasi, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.

o Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang utuh, dimana di dalamnya terdapat komponen-komponen yang pada giliranya merupakan sistem tersendiri yang mempunyai fungsi masing-masing, saling berhubungan satu sama lain menurut pola, tata atau norma tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan.

Sedangkan menurut W.J.S. Poerwadarminta, sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. Apabila salah satu bagian rusak atau tidak dapat menjalankan tugsanya, maka maksud yang hendak dicapai tidak akan terpenuhi, atau setidak-tidaknya sistem yang telah terwujud akan mendapat gangguan.

(7)

berurutan. Rusaknya salah satu bagian sistem/sub-sub sistem akan mengganggu kestabilan kerja sistem yang lain yang lebih besar, dan seterusnya.

2. Definisi Administrasi

Definisi Administrasi menurut Leonard D. White (1958:1) :

“Administration is the process common to group effort, public or private, civil or military large or small scale”.

Dijelaskan bahwa administrasi adalah sebuah proses yang umum terdapat dalam semua usaha kelompok, baik negara ataupun swasta, sipil atau militer, berskala kecil maupun besar.

Administrasi menurut Dimock & Dimock (1956:3),

“In its broadest sense administration (or management, a word used interchangeably with in common parlance) is involve in almost every individual or group activity” .

Dalam pengertian yang sangat luas, administrasi (atau manajemen, satu kata yang dalam percakapan umum saling dipertukarkan penggunaanya dengan administrasi) bersangkutan dengan setiap aktivitas individu atau kelompok.

Administrasi menurut Herbert A. Simonn :

“Administration can be defined as the activities of groups cooperating to accomplish common goals”.

Administrasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan-kegiatan kelompok kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.

Jadi pada prinsipnya pengertian Administrasi secara lebih luas memiliki unsur adanya kerjasama, banyak orang, untuk mencapai tujuan, atau lebih sempit lebih kita kenal sebagai kegiatan tata usaha. Di dalam administrasi terdapat unsur : manusia, tujuan, tugas, kerjasama, dan sarana, yang lebih kita kenal sebagai.

3. Definisi Administrasi Negara

Definisi Administrasi Negara menurut Leonard D. White (1958:1) :

“In broadest terms, public administration consist of all those operation having for their purpose the fulfillment or enforcement of public policy ”

(8)

Administrasi Negara menurut Dimock & Konieg ( dalam Drs. Suwarno Handayaningrat,1986:3) yaitu

“Public administration is the activity of the state in the exercise of its political power; in a narrow sense, the activity of executive departement in the conduct of government” Administrasi negara adalah kegiatan negara dalam melaksanakan kekuasaan politiknya; dalam arti sempit adalah kegiatan departemen dalam melaksanakan pemerintahan).

Pengertian Administrasi Negara menurut Pfifner and Presthus (1967:7) :

Public administration may be define as the coordination of individual and group efforts to carry out public policy.

Administrasi negara didefinisikan sebagai koordinasi upaya-upaya individu dan kelompok untuk melaksanakan kebijakan negara.

Jadi Administrasi negara secara lebih luas dapat diartikan sebagai keseluruhan kegiatan negara, mencakup seluruh kegiatan lembaga negara dalam rangka mewujudkan tujuan dan cita-cita negara. Dalam arti sempit dapat diartikan sebagai keseluruhan kegiatan lembaga eksekutif dalam rangka mewujudkan tujuan dan kebijakan pemerintahan/ negara.

4. Definisi Negara Kesatuan Republik Indonesia

Menurut UUD 1945 pasal 1 ayat 1, Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk republik. Selanjutnya, Negara Indonesia dikenal dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berdasarkan paham integralistik, setiap unsur berkewajiban untuk menciptakan keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bersama.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah bentuk negara yang terdiri dari banyak wilayah / kepulauan yang tersebar dengan keanekaragaman adat, suku, budaya, dan keyakinan yang memiliki tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur dengan pemerintahan yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dn melaksanakan ketertiban dunia.

(9)

kemampuan keseluruhan aparatur negara beserta seluruh rakyat di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta segenap dana dan daya yang tersedia secara nasional, demi tercapainya tujuan dan terlaksananya tugas nasional/negara sebagaimana tersebut dalam UUD 45.

b. Dalam arti sempit, SANKRI adalah keseluruhan penyelenggaraan pemerintahan (executive power), dengan memanfaatkan dan mendayagunakan kemampuan pemerintah dan segenap aparatur pemerintah dari semua peringkat pemerintahan beserta seluruh rakyat dari seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan dengan memanfaatkan pula segenap dana dan daya yang tersedia secara nasional, demi tercapainya tujuan dan terlaksananya tugas nasional / negara sebagaimana tersebut dalam UUD 45.

B. UNSUR-UNSUR DALAM SANKRI

Dalam eksistensinya sebagai sistem, dan sesuai dengan konstitusi negara yang mendasarinya, SANKRI pada dasarnya mengandung unsur-unsur nilai, struktur, dan proses sebagai berikut :

1. Unsur Nilai

Dapat diartikan sebagai Tata nilai yang mendasari, memotivasi, memberi acuan dan merupakan tujuan. Meliputi landasan atau dasar negara, yaitu Pancasila, cita-cita dan tujuan negara (nasional), serta nilai dan prinsip yang terkandung dalam bentuk negara dan sistem penyelenggaraan pemerintah negara sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang—Undang 1945.

Pancasila sebagai landasan atau dasar negara mengandung 5 prinsip yaitu : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,

(10)

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Cita-cita negara, yakni negara Indonesia yang merdeka, bersatu , berdaulat, adil, dan makmur. Hal ini terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea 2.

Serta tujuan negara, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umun, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Alinea ke 4 yaitu nilai persatuan dan kesatuan, kesamaan dan kebersamaan sebagai bangsa, serta prinsip negara yang demokratis dan konstitusional yang tercermin dan dimanifestasikan dalam bentuk pilihan negara dan sistem pemerintahan negara

2. Unsur Struktur

Merupakan tatanan kelembagaan yang terbentuk dalam kehidupan Negara Republik Indonesia yang demokratis dan konstitusional berupa tatanan organisasi negara dan organisasi yang berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat bangsa yang merefleksikan posisi dan peran ataupun hak, kewajiban, kewenangan, dan tanggungjawab masing-masing dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa, dalam mengemban misi perjuangan bangsa mewujudkan cita-cita dan tujuan bernegara, meliputi Lembaga Negara dan Organisasi-organisasi yang berkembang dalam masyarakat.

Dari bagan diatas jelaslah bahwa tujuan negara sebagai inti dari penyelenggaraan pemerintahan maupun organisasi yang terlibat di dalamnya.

3. Unsur Proses

Tercermin dalam berbagai kegiatan manajerial dari lembaga negara, kementerian negara dan lembaga pemerintahan lainnya serta saling hubungan antar lembaga tersebut dan antara berbagai lembaga pemerintahan itu dengan organisasi yang berkembang dalam masyarakat sesuai posisi dan peran serta tanggungjawab masing-masing dalam

(11)

proses kebijakan dan penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan bangsa di tingkat Pusat dan Daerah.

Dalam posisi dan perannya sebagai sistem penyelenggara negara, SANKRI mewadahi keselurahan sistem dan proses kehidupan bernegara, dan berinteraksi dengan sistem-sistem yang terdapat didalam berbagai bidang kehidupan tersebut seperti sistem sosial budaya, politik, ekonomi, hukum, pertahanan dan keamanan, dan sebagainya. Disinilah SANKRI berperan sebagai integrating system yang menyerasikan dan menyelaraskan serta mengarahkan berbagai upaya bangsa Indonesia mencapai cita-cita dan tujuan. Atau dengan kata lain, peran SANKRI dalam kompleksitas dan dinamika sistem dan proses penyelenggara negara dan pembangunan bangsa adalah mewadahi, memfasilitasi, dan memadupadankan berbagai kegiatan sistem politik, ekonomi, hukum, sosial dan budaya, dan keamanan guna mewujudkan keserasian arah dan langkah kebijakan, agar tujuan nasional tercapai secara optimal.

Implementasi SANKRI dalam dalam penyelenggaraan pemerintaan negara dan pembangunan bangsa guna mewujudkan cita-cita dan tujuan bersama dalam bernegara dilakukan melalui pengembangan dan kerjasama kelembagaan ( antar individu, antar kelompok masyarakat, antar lembaga, antar sektor, antar wilayah, antara negara dengan warga negara; serta antar negara) dengan mengembangkan sistem dan proses kebijakan yang partisipatif dalam berbagai bidang kehidupan.

SANKRI sebagai sistem penyelenggara kebijakan negara mengakomodasikan peran masyarakat yang luas ( terbuka, setara, partisipatif, dan akuntabel ). Dalam pengambilan keputusan politik yang stategis dan kebiajakan-kebijakan dilakukan secara musyawarah dan mufakat ( MPR, DPR ) sebagai representasi rakyat bangsa dari dan diseluruh wilayah negara yang terbagi atas daerah besar ( Propinsi ) dan daerah kecil ( Kabupaten/kota, dan desa ) dengan kewenangan otonomi tertentu. Berbagai kebijakan pemerintah tersebut kemudian dituangkan ke dalam peraturan perundangan ( Ketetapan MPR, UU, PERPU, PP, Kepres, dan Perda. UU, PP dan Perda tentang substansi masalah publik tertentu ditetapkan pemerintah setelah mendapatkan persetujuan DPR, dan pelaksanaan harus dilaporkan dan dipertanggung jawabkan oleh publik.

C. DIMENSI SANKRI

(12)

Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan masalah-masalah nasional yang kompleks, Indonesia hrus memiliki visi yang jelas, menjaga jati diri sebagai bangsa, tetap eksis sebagai negara kesatuan, mandiri, meningkatkan kompetensi dan konsistensinya dalam mengaktualisasikan nilai-nilai kebangsaan dan perjuangan negara bangsa, serta meningkatkan daya saing nasional dalam perekonomian global dan kehidupan internasional.

Di dalam dimensi nilai terdapat unsur-unsur sebagai berikut : a) Dimensi Spiritual

 Pengakuan terhadap eksistensi, keMaha-Kuasaan, dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dalam perjuangan bangsa.

Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia  Memajukan kesejahteraan umum

 Mencerdaskan kehidupan bangsa  Ikut melaksanakan ketertiban dunia  Konstitusional, demokratis, profesional d) Dimensi Mnajerial

The right person in the right place, sistem merit  Etik, integritas, akuntabilitas hubungannya dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara, termasuk dalam penyelenggaraan hubungan antar negara; dan organisasi kesekretariatan lembaga-lembaga tersebut. Berperan mengemban misi perjuangan bangsa mencapai cita-cita dan tujuan NKRI :

(13)

3. Manajemen Pemerintahan Negara

Pengelolaan pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat bangsa dan wilayah pemerintahan negara; pada dasarnya merupakan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pemerintahan pada umumnya, sepert pengelolaan kebijakan, perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan, pengendalian, pelayanan, pengawasan, dan pertanggung jawaban hasil-hasilnya dari setap organisasi pemerintahan negara.

Dalam mengemban tugas pemerintahan negara yang demikian kompleks dan dinamik itu, harus terwujud keserasian strategi dan langkah kebijakan yang secara sistematis terarah pada pencapaian tujuan NKRI. Perlu diperhatikan paradigma-paradigma administrasi negara dan pembangunan relevan, sesuai dengan perkembangan lingkungan stratejik yang dihadapi.

Memerlukan kompetensi (integritas, pengetahuan, keahlian, dan keterampilan dalam pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik).

4. Sumberdaya Aparatur Negara

SDM aparatur terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI dan POLRI - dalam posisinya sebagai abdi masyarakat dan abdi negara, perekat kesatuan dan persatuan bangsa, mempunyai peran, tugas dan tanggung jawab mengemban misi perjuangan bangsa mewujudkan cita-cita dan tujuan bernegara.

Demikian pula unsur-unsur dan manajemen sumber daya lainnya (dana, prasarana, peralatan dan fasilitas kerja, termasuk di dalamnya teknologi informasi dan komunikasi). Dalam SANKRI keseluruhan sumber daya aparatur negara tersebut pada umumnya dikelola dalam organisasi kesekretariatan di setap lembaga, mengikut prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik.

(14)

Kekuasaan dan pelaksanaan tugas pemerintahan negara diselenggarakan melalui kebijakan publik à harus mengenali sistem dan proses kebijakan yg berlaku dalam SANKRI;

stakeholders yg terlibat, tahapan kegiatan yg dilalui, dan nilai-nilai yg menghikmat.

Pengelolaan kebijakan pemerintahan negara dilakukan menurut nilai dan prinsip kepemerintahan yg baik sesuai dengan keluhuran dimensi-dimensi nilai SANKRI.

Fungsi administrasi negara dalam pengelolaan proses kebijakan publik dapat disederhanakan meliput perumusan dan penentuan kebijakan; pelaksanaan kebijakan & evaluasi kinerja kebijakan.

Kebijakan negara dalam rangka penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa dikembangkan untuk (a) mengatasi masalah-masalah bangsa dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk masalah hubungan internasional; ataupun untuk (b) mencapai tujuan bangsa dalam bernegara.

6. Peran Masyarakat Bangsa

Negara eksis karena adanya kesepakatan masyarakat bangsa yg hidup pada wilayah tersebut. Negara didirikan oleh rakyat bangsa untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi dan manajemen pemerintahan tidak boleh mengabaikan aspirasi dan peran masyarakat bangsa dalam penyelenggaraan pemerintahan negara, baik sebagai orang seorang maupun sebagai kelompok.

Organisasi yg berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat bangsa merupakan unsur dan asset pentng dalam bernegara yg bertalian dengan hak dan kewajiban warga negara dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; merupakan

bagian dari sistem dan proses administrasi negara, serta menjadi salah satu fokus perhatian disiplin dan sistem administrasi negara.

7. Hukum Administrasi Negara

Dimensi hukum bertalian dengan pengaturan sistem dan proses penyelenggaraan negara, termasuk mengenai eksistensi, susunan, tugas, fungsi lembaga-lembaga pemerintahan negara, tata cara dalam pengelolaan pelaksanaan tugas, saling hubungannya satu sama lain, serta karya dan kinerja kebijakan dan per-UU-an yg dihasilkan masing-masing lembaga. Pengembangan HAN dimaksudkan agar kelembagaan negara terselenggara secara berkepastan hukum, efisien, proporsional, efektf, tertb, dan mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kebenaran dan demokrasi.

Mengacu pada prinsip negara hukum dan demokrasi, maka proses administrasi negara dilaksanakan dalam kerangka hukum yg berlaku dalam negara, sehingga secara konsttusional administrasi negara terikat pada struktur peraturan perundangan atau strata kebijakan yg ada dan wajib dipatuhi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara serta harus dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.

8. Organisasi dan Manajemen Kesekretariatan

(15)

berupa teknis pelaksanaan kegiatan dan pemberian dukungan termasuk koordinasi atas pelaksanaan tugas lembaga pemerintahan dalam menyelenggarakan tugasnya baik yang sifatnya pengembangan (policy and program development supports) mau pun pelayanaan rutn (services); dan umumnya diisi oleh pegawai negeri professional dengan jabatan dan kepangkatan atau pola karier tertentu.

9. Sistem Kepemimpinan Nasional

E-Adm adalah aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam administrasi publik, sebagai upaya untuk merevitalisasi organisasi dan manajemen pemerintahan agar dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya secara prima, baik dalam pengelolaan kebijakan, pelayanan informasi, maupun dalam pengelolaan pelayanan publik.

Perkembangan e-Adm atau e-Govt tersebut merupakan jawaban atas perubahan lingkungan stratejik yg menuntut adanya administrasi negara yg efisien, efektif, berorientasi pada publik, transparan, dan akuntabel; baik dalam kehidupan bangsa, maupun dalam hubungan antar bangsa.

Pola interaksi berubah dari “one stop services” menjadi “non stop services”. 10. Sistem Kepemimpinan Nasional

Kepemimpinan nasional dalam SANKRI diartkan sebagai sistem kepemimpinan dalam rangka penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa, yang berperan

mengembangkan visi dan mengemban misi perjuangan bangsa mewujudkan cita-cita dan tujuan NKRI sesuai posisi masing-masing dalam pemerintahan negara & masyarakat bangsa.

Proses kepemimpinan dalam SANKRI harus menempatkan dimensi-dimensi nilai SANKRI sebagai guiding values and principles dalam keseluruhan aktvitasnya yg terarah pada pencapaian cita-cita dan tujuan NKRI.

Dalam SANKRI, para pejabat pimpinan dalam mengemban tugasnya dituntut untuk memiliki kemampuan memberikan inspirasi & mengembangkan kebijakan yg dapat menggerakkan orang yg dipimpinnya ataupun masyarakat bangsanya untuk melakukan kegiatan mencapai tujuan nasional sesuai nilai-nilai kebangsaan & perjuangan bangsa.

D. HARAPAN SANKRI DI MASA DATANG

(16)

Upaya pemberdayaan masyarakat memerlukan semangat untuk melayani masyarakat (“a spirit to servef public“), dan menjadi mitra masyarakat (“partner of society“); atau melakukan kerja sama dengan masyarakat (“co production“). Dalam pada itu pelayanan mempunyai makna pengabdian atau pengelolaan pemberian bantuan yang mengutamakan efisiensi dan keberhasilan bangsa dalam membangun, yang dimanifestasikan antara lain dalam perilaku “melayani, bukan dilayani”, “mendorong, bukan menghambat”, “mempermudah, bukan mempersulit”, “sederhana, bukan berbelit-belit”, “terbuka untuk setiap orang, bukan hanya untuk segelintir orang”. Makna administrasi publik sebagai wahana penyelenggaraan pemerintahan negara, yang esensinya “melayani publik”, harus benar-benar dihayati para penyelenggara pemerintahan negara.

Apabila dilihat dari sisi pelayanan, diberlakukannya Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, yang telah memeberikan perluasan kewenangan kepada tingkat pemerintah daerah, dipandang sebagai salah satu upaya untuk memotong hambatan birokratis yang seringkali mengakibatkan pemberian pelayanan memakan waktu yang lama dan berbiaya tinggi. Dengan adanya desentralisasi, pemerintah daerah harus mampu melaksanakan berbagai kewenangan yang selama ini dilaksanakan oleh pemerintah pusat, seiring dengan pelayanan yang harus disediakan. Konsekuensinya, pemerintah daerah dituntut untuk lebih mampu memberikan pelayanan yang lebih berkualitas, dalam arti lebih berorientasi kepada aspirasi masyarakat, lebih efisien, efektif dan bertanggunng jawab. Dengan kata lain, otonomi daerah merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

Desentralisasi merupakan wujud nyata pelaksanaan otonomi daerah dalam SANKRI. Perbedaan perkembangan antar daerah mempunyai implikasi yang berbeda pada macam dan intensitas peranan pemerintah, namun pada umumnya masyarakat dan dunia usaha memerlukan (a) desentralisasi dalam pemberian perizinan, dan efisiensi pelayanan birokrasi bagi kegiatan-kegiatan dunia usaha di bidang sosial ekonomi, (b) penyesuaian kebijakan pajak dan perkreditan yang lebih nyata bagi pembangunan di kawasan-kawasan tertinggal, dan sistem perimbangan keuangan pusat dan daerah yang sesuai dengan kontribusi dan potensi pembangunan daerah, serta (c) ketersediaan dan kemudahan mendapatkan informasi mengenai potensi dan peluang bisnis di daerah dan di wilayah lainnya kepada daerah di dalam upaya peningkatan pembangunan daerah.

(17)

fungsi pengaturan melalui berbagai kebijakan yang memfasilitasi berkembangnya kondisi kondusif bagi kegiatan pelayanan kepada masyarakat, (b) lebih memfokuskan diri pada pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan yang telah dibangun bersama, (c) menerapkan sistem kompetisi dalam hal penyediaan pelayanan publik tertentu sehingga masayrakat memperoleh pelayanan yang berkualitas, (d) terfokus pada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang berorientasi pada hasil sesuai dengan masukan yang digunakan, (e) lebih mengutamakan apa yang diinginkan oleh masyarakat, (f) pada hal tertentu pemerintah juga berperan untuk memperoleh pendapat dari masyarakat dari pelayanan yang dilaksanakan, (g) lebih mengutamakan antisipasi terhadap permasalahan pelayanan, (h) menerapkan sistem pasar dalam memberikan pelayanan.

Tuntutan masyarakat pada era desentralisasi terhadap pelayanan publik yang berkuallitas akan semakin menguat. Oleh karena itu, kredibilitas pemerintah sangat ditentukan oleh kemampuannya mengatasi berbagai masalah sehingga mampu menyediakan pelayanan publik yang memuaskan masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Hal-hal yang dapat dilakukan pemerintah antara lain : a) Penetapan standar pelayanan.

Standar pelayanan memiliki arti yang sangat penting dalam pelayanan publik. Standar pelayanan merupakan suatu komitmen penyelenggara pelayanan untuk menyediakan pelayanan dengan suatu kualitas tertentu yang ditentukan atas dasar perpaduan harapan-harapan masyarakat dan kemampuan penyelenggara pelayanan. Penetapan standar pelayanan yang dilakukan melalui proses identifikasi pelanggan, identifikasi harapan pelanggan, perumusan visi dan misi pelayanan, analisis proses dan prosedur, sarana dan prasarana, waktu dan biaya pelayanan. Proses ini tidak hanya akan memberikan informasi mengenai standar pelayanan yang harus ditetapkan, tetapi juga informasi mengenai kelembagaan yang mampu mendukung terselenggaranya proses manajemen yang menghasilkan pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Informasi lain yang juga dihasilkan adalah informasi mengenai kuantitas dan kompetensi-kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan serta distribusinya beban tugas pelayanan yang akan ditanganinya. b) Pengembangan standard operating procedures (SOP).

(18)

berjalan sesuai dengan aturan yang jelas, sehingga dapat berjalan secara konsisten. Disamping itu, SOP juga bermanfaat dalam hal :

 Untuk memastikan bahwa proses dapat berjalan lancar. Jika terjadi hal-hal tertentu, misalkan petugas yang diberi tugas menangani satu proses tertentu berhalangan hadir, maka petugas lain dapat menggantikannya. Oleh karena itu proses pelayanan dapat berjalan terus.

 Untuk memastikan bahwa pelayanan perijinan dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

 Memberikan informasi yang akurat ketika dilakukan penelusuran terhadap kesalahan prosedur jika terjadi penyimpangan dalam pelayanan.

 Memberikan informasi yang akurat ketika akan dilakukan perubahan-perubahan tertentu dalam prosedur pelayanan.

 Memberikan informasi yang akurat dalam rangka pengendalian pelayanan.

 Memberikan informasi yang jelas mengenai tugas dan kewenangan yang akan diserahkan kepada petugas tertentu yang akan menangani satu proses pelayanan tertentu. Atau dengan kata lain, bahwa semua petugas yang terlibat dalam proses pelayanan memiliki uraian tugas dan tanggung jawab yang jelas.

c) Pengembangan survey kepuasan pelanggan.

Untuk menjaga kepuasan masyarakat, maka perlu dikembangkan suatu mekanisme penilaian kepuasan masyarakat atas pelayanan yang telah diberikan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dalam konsep manajemen pelayanan, kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila produk pelayanan yang diberikan oleh penyedia pelayanan memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Oleh karena itu, survey kepuasan pelanggan memiliki arti penting dalam upaya peningkatan pelayanan publik.

d) Pengembangan sistem pengelolaan pengaduan.

(19)

dihasilkannya sesuai dengan stendar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu didesain suatu system pengelolaan pengaduan yang secara dapat efektif dan efisien mengolah berbagai pengaduan masyarakat menjadi bahan masukan bagi perbaikan kualitas pelayanan.

Negara modern memerlukan sistem administasi negara modern sebagai syarat bagi eksisnya pemerintahan modern dan berfungsinya suatu birokrasi pemerintahan yang modern, yang keseluruhnya itu dimanifestasikan dengan indicator modernitas tertentu. Indikator modernitas mengalami perkembangan dan perubahan, namun ada pula yang bersifat universal berlaku sepanjang zaman. Hal ini ditunjukan dalam paradigma dan proses pembangunan negara-negara berkembang, yang dapat diilustrasikan sebagai berikut.

(20)

Perkembangan menujukan semakin lekatnya nilai-nilai kemanusiaan seperti keadilan, demokrasi, partisipasi, dan hak azasi manusia dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan, sebagai indikator kemajuan dan tingkatan modernitas sistem dan proses administrasi negara dan pembangunan suatu bangsa. Perkembangan yang menggema dalam dekade terakhir ini adalah konsep penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) yang komit terhadap antara lain terhadap nilai dan prinsip kepastian hukum, partisipasi, tranparansi, sensitivitas, professionalitas, efisiensi, efektivitas, desntralisasi, dan daya saing. Apabila kita cermati, nilai dan prinsip tersebut juga terkandung dalam SANKRI, merupakan dimensi kultural operasional SANKRI. Nilai dan prinsip tersebut juga merupakan indikator modernitas setiap sistem administrasi negara Abad 21 ini.

Birokrasi Pemerintah Pusat dan Daerah perlu memiliki visi, misi, strategi, agenda kebijakan, kompetensi, dan komitmen pembangunan dan pelayanan yang jelas dilandasi dimensi-dimensi spiritual SANKRI dan tegas terfokus pada permasalahan yang mendesak perlu di atasi, dan terarah pada perwujudan cita-cita dan tujuan bangsa bernegara. Dengan visi, misi, strategi yang didasarkan pada paradigma pembangunan dan agenda kebijakan yang tepat, didukung dengan sistem manajemen yang berorientasi pada penerapan nilai dan prinsip good governance, disertai kompetensi dan komitmen yang kuat dalam keseluruhan tatanan organisasinya yang tersusun secara tepat disertai pelimpahan kewenangan yang seimbang, pemerintah akan dapat mencapai kinerja yang optimal dalam menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa. Selain itu, tantangan lingkungan stratejik mengharuskan pula pilihan-pilihan kritis terhadap paradigma pembangunan yang harus dipilih sebagai landasaan strategi dan kebijakan pembangunan bangsa. Hal ini juga mensyaratkan manajemen pemerintahan yang baik dan kompetensi SDM yang teruji.

(21)

Pemantapan Sistem Manajemen. Dengan makin meningkatnya dinamika masyarakat dalam penyelengaraan negara dan pembangunan bangsa, pengembangan sistem manajemen pemerintahan diprioritaskan pada pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik yang kondusif, transparan, dan akuntabel, disertai dukungan sistem informatika yang sudah terarah pada pengembangan e-government. Peran birokrasi lebih difokuskan sebagai agen pembaharuan, sebagai motivator dan fasilitator bagi tumbuh dan berkembangnya swakarsa dan swadaya serta meningkatnya kompetensi masyarakat dan dunia usaha.

Peningkatan Kompetensi SDM Aparatur. Mengantisipasi tantangan global, pembinaan sumber daya manusia aparatur negara perlu mengacu pada standar kompetensi internasional (world class). Sosok aparatur masa depan penampilannya harus profesional sekaligus taat hukum, rasional, inovatif, memiliki integritas yang tinggi serta menjunjung tinggi etika administrasi publik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan profesionalisme aparatur harus ditunjang dengan integritas yang tinggi, dengan mengupayakan terlembagakannya karakteristik sebagai berikut: (a) mempunyai komitmen yang tinggi terhadap perjuangan mencapai cita-cita dan tujuan bernegara, (b) memiliki kompetensi yang dipersyaratkan dalam mengemban tugas pengelolaan pelayanan dan kebijakan publik, (c) berkemamapuan melaksanakan tugas dengan terampil, kreatif, dan inovatif, (d) disiplin dalam bekerja berdasarkan sifat dan etika profesional, (e) memiliki daya tanggap dan sikap bertanggung gugat (akuntabilitas), (f) memiliki derajat otonomi yang penuh rasa tanggung jawab dalam membuat dan melaksanakan berbagai keputusan sesuai kewenangan, dan (g) memaksimalkan efisiensi, kualitas, dan produktivitas.

Untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna pada masa globalisasi saat ini, maka dalam SANKRI diperlukan sistem pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang mampu memberikan keseimbangan terjaminnya hak dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil, dengan misi tiap satuan organisasi pemerintah untuk memotivasi kinerja Pegawai Negeri Sipil perlu disusun pola karir yang memungkinkan potensi Pegawai negeri Sipil dikembangkan seoptimal mungkin.

(22)

professionalisme dan syarat bagi kredibilitas pemerintahan, sebab bersifat vital dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, serta dalam pengembangan hubungan internasional. Tegaknya kepastian hukum juga mensyaratkan kecermatan dalam penyusunan berbagai kebijaksanaan pembangu-nan. Sebab berbagai kebijak-sanaan publik tersebut pada akhirnya harus ditungkan dalam sistem perundang-undangan untuk memiliki kekuatan hukum, dan harus mengandung kepastian hukum.

Dalam era globalisasi, dalam ekonomi yang makin terbuka, meskipun untuk meningkatkan efisiensi perekonomian harus makin diarahkan kepada ekonomi pasar, namun intervensi pemerintah harus menjamin bahwa persaingan berjalan dengan berimbang, dan pemerataan terpelihara. Yang terutama harus dicegah terjadinya proses kesenjangan yang makin melebar, karena kesempatan yang muncul dari ekonomi yang terbuka hanya dapat dimanfaatkan oleh wilayah, sektor, atau golongan ekonomi yang lebih maju. Peranan pemerintah makin dituntut untuk lebih dicurahkan pada upaya pemerataan dan pemberdayaan. Penyelenggara pemerintahan negara harus mempunyai komitmen yang kuat kepada kepentingan rakyat, kepada cita-cita keadilan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Darwin, Muhadjir, Teori Organisasi Publik, Magister Administrasi Publik UGM, Yogyakarta, 1994.

Denhart, Robert B., Theories of Public Organization, Montery CA: Books/ Cole Publishing Company, 1984.

Harmon, Michael M. dan Richard T. Mayor, Organization Theory for Public Administration, Boston: Little, Brown & Co, 1986.

Henry, Nicholas, Administrasi Negara dan Masalah-masalah Kenegaraan, Rajawali Pers, Jakarta, 1988.

Keban, Yeremias T., Manajemen Publik dalam Konteks Normatif dan Deskriptif, Laporan Penelitian Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fisipol UGM, Yogyakarta, 1994.

————————, Pengantar Administrasi Negara, Modul Untuk Matrikulasi PS Administrasi Negara Program Pasca Sarjana UGM, 1995.

Lane, Frederick S., Current Issues in Public Administration (third edition), New York: St. Martin’s Press, 1986.

Mustopadidjaja, “Dimensi-dimensi Teoritis Manajemen Modern” dalam Manajemen Pembangunan, No. 10/III, 1995.

(23)

Shafritz J.M., Ott J.S, dan A.C. Hyde, Public Management: The Essential Reading, Chicago, Il: Lyceum Books/ Nelson-Hall Publisher, 1991.

Sukarno, Suyoso, “Pengembangan dan Penerapan Prinsip-prinsip Manajemen Modern Sesuai dengan Budaya Bangsa”, dalam Pembaharuan Administrasi Dalam Menghadapi Era Globalisasi, Pimpinan Pusat PERSADI, Jakarta, 1995.

https://www.academia.edu/9891734/Makalah_Perkembangan_Administrasi_Negara_di_Indo nesia

http://www.slideshare.net/triwidodowutomo/sankri-sistem-administrasi-negara-kesatuan-ri

http://odenkmachron.blogspot.co.id/2008/04/sankri.html

Referensi

Dokumen terkait

Indikator atau Misi Utama dalam bab tersebut adalah (1) menjelaskan ciri-ciri kosakata Arab-Melayu yang merupakan kata serapan dari bahasa Arab, (2) mentransliterasi kata

Berdasarkan hasil ANAREG linear berganda terdapat hubungan yang signifikan secara simultan antara fakor fisik kimia lingkungan (suhu, salinitas, pH dan tingkat kecerahan

Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini dapat dilakukan dengan strategi strategi yang dapat membangun sistem pelayanan yang baik

Tulang demineralisasi akan memiliki sifat osteokonduktif yang baik karena protein-protein yang sebelumnya terperangkap di dalam mineral tulang menjadi terekspos sehingga

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031 terdapat beberapa kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional,

Muncul angka "3" karena terdapat dua Cagar Budaya yang berada pada dua wilayah Provinsi, yaitu Borobudur dan Prambanan yang masing-masing masuk di wilayah Provinsi

Selain itu pendekatan kualitatif dapat mengungkap lebih jauh tentang peranan parapihak (stakeholder) dalam penerapan kebijakan terkait dengan pengelolaan hutan

Hasil analisis kebutuhan pada tahap define yang terdiri dari 2 guru fisika dan 40 siswa kelas X diketahui bahwa guru fisika mengalami kesulitan mengajarkan