• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA, JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA, JAWA TIMUR"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN

PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

DI KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Elfira Dwi Lestari NIM. 11160920000058

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN

PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

DI KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA, JAWA TIMUR

Elfira Dwi Lestari 11160920000058

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Peran Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Dalam Pembangunan Daerah di Kawasan Gerbangkertosusila, Jawa Timur” yang ditulis oleh Elfira Dwi Lestari NIM 11160920000058, telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis.

Menyetujui,

Penguji I

Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si NIP. 19620308 198903 2 001

Pembimbing I

Dr. Achmad Tjahja Nugraha, S.P, M.P NIP. 19740803 199903 2 002

Penguji II

Rahmi Purnomowati, S.P, M.Si NIP. 19740803 199903 2 002

Pembimbing II

Dewi Rohma Wati, S.P, M.Si

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi

Prof. Dr. Lily Surayya E.P, M.Env, Stud. NIP. 19690404 200501 2 005

Ketua

Program Studi Agribisnis

Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si NIP. 19620308 198903 2 001

(4)

SURAT PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Januari 2021

Elfira Dwi Lestari 11160920000058

(5)

RIWAYAT HIDUP

Data Diri

Nama : Elfira Dwi Lestari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir: Ciamis, 29 Juni 1998 Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Graha Ciantra Indah Blok. B5 No.2 RT RT/RW 03/11 Cikarang Selatan, Kab. Bekasi

No. HP : 089609983693

Email : elfiradl29@gmail.com

Riwayat Pendidikan

2003-2004 : TK PGRI

2004-2010 : SD Negeri Sukaresmi 01

2010-2013 : SMP Negeri 3 Cikarang Selatan 2013-2016 : SMA Negeri 2 Cikarang Utara

2016-2021 : S-1 Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-Nya. Penyusunan skripsi yang berjudul “Peran Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Dalam Pembangunan Daerah di Kawasan Gerbangkertosusila, Jawa Timur” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan kali ini penulis ingin menggucapkan terima kasih atas bimbingan dan arahan yang diberikan selama penyusunan skripsi ini berjalan. Pihak–pihak tersebut adalah:

1. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah bersedia memberikan waktunya.

2. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis dan Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MM selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

3. Bapak Dr. Achmad Tjahja Nugraha, S.P, M.P dan Ibu Dewi Rohma Wati, S.P, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberi saran, serta meluangkan waktu dan pikiran dalam proses penyusunan skripsi.

(7)

4. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si dan Ibu Rahmi Purnomowati, SP, M.Si selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam sidang munaqosyah serta memberikan saran dan masukan bagi penulis.

5. Keluarga tercinta Bapak Yanto Susanto, Ibu Euis Sariyantin, Kakak Ekky Oktavian, Kakak Anita Yuliani yang selalu mendoakan tanpa henti, mencurahkan kasih sayang dan perhatian, memberikan semangat dan dukungan moril maupun materil. Terima kasih atas segalanya semoga saya bisa menjadi anak yang dapat membanggakan keluarga.

6. Sahabat terbaik kumbang, Desita, Iko, Lutfi, Cika, Wildha, Nabilah, Kris yang selalu memberikan semangat dan dukurngan dalam penyusunan skripsi. 7. Alfian yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta menyediakan

waktunya dalam penyusunan skripsi.

8. Teman-teman agribisnis seperjuangan yang selalu memberikan berbagai informasi dan juga semangat dalam mengerjakan penelitian ini.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada pihak yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat menghargai dan menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian ini. Pennulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi Program Studi Agribisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Januari 2021

(8)

RINGKASAN

ELFIRA DWI LESTARI, Peran Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Dalam Pembangunan Daerah di Kawasan Gerbangkertosusila, Jawa Timur. Di bawah bimbingan Achmad Tjachja Nugraha dan Dewi Rohma Wati.

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses pengembangan kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat jangka panjang yang akan dibarengi dengan perubahan struktur ekonominya. Provinsi Jawa Timur termasuk ke dalam daerah penghasil komoditas pertanian terbesar di Indonesia dengan komoditas utama yaitu tanaman pangan. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Timur karena telah berkontribusi besar dan memberikan daya dukung terhadap sektor industri dan perdagangan. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031 terdapat beberapa kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional, salah satunya adalah Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan (Gerbangkertosusila) dan bertujuan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan antar wilayah.

Kawasan Gerbangkertosusila memberikan kontribusi lebih dari 50 persen perekonomian Jawa Timur. Salah satu komoditas unggulan di Kawasan Gerbangkerosusila adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Nilai kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tujuh Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila selama periode tahun 2015-2019 cenderung memiliki tren yang menigkat. Dengan demikian, pembangunan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi hal penting untuk dilakukan dalam pembangunan Kawasan Gerbangkertosusila, karena sektor tersebut berperan penting sebagai sektor yang berkontribusi tinggi terhadap PDRB juga menjadi sumber mata pencaharian masyarakat yang tinggal di perdesaan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) menganalisis sub sektor basis dan non basis di kawasan Gerbangkertosusila; 2) menganalisis pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di kawasan Gerbangkertosusila; 3) Menganalisis sub sektor pertanian yang menjadi prioritas pengembangan di kawasan Gerbangkertosusila. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data PDRB Kawasan Gerbangkertosusila tahun 2010 sampai 2019. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Location Quotient (LQ) dan analisis Shift Share.

Hasil penelitian menggunakan Location Quotient (LQ) menunjukkan bahwa sub sektor basis di Kawasan Gerbangkertosusila yaitu: sub sektor perikanan di Kabupaten Gresik. Sub sektor tanaman pangan; sub sektor peternakan; sub sektor jasa pertanian dan perburuan; sub sektor perikanan di Kabupaten Bangkalan. Sub sektor tanaman pangan; sub sektor peternakan; sub sektor jasa pertanian dan

(9)

perburuan; sub sektor kehutanan dan penebangan kayu; sub sektor perikanan di Kabupaten Lamongan.

Hasil penelitian menggunakan analisis Shift Share menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan proportional shift, seluruh sub sektor pertanian di tujuh daerah di Kawasan Gerbangkertosusila memiliki pertumbuhan yang lambat dengan nilai Mij negatif. Berdasarkan perhitungan differential shift, sub sektor dengan daya

saing yang kuat memiliki nilai Cij positif adalah peternakan dan perikanan di

Kabupaten Gresik. Sub sektor peternakan di Kabupaten Bangkalan. Tanaman pangan, peternakan, kehutanan dan penebangan kayu, serta perikanan di Kabupaten Mojokerto. Tanaman pangan di Kota Mojokerto. Peternakan di Kabupaten Sidoarjo. Tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, jasa pertanian dan perburuan, kehutanan dan penebangan kayu, serta perikanan di Kabupaten Lamongan. Berdasarkan perhitungan pergeseran bersih, sub sektor dengan pertumbuhan maju atau progressive memiliki nilai positif adalah perikanan di Kabupaten Gresik. Kehutanan dan penebangan kayu serta perikanan di Kabupaten Mojokerto. Perikanan di Kabupaten Lamongan.

Hasil perbandingan dari tujuh Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila menunjukkan bahwa sub sektor yang memenuhi kriteria untuk menjadi prioritas pengembangan adalah sub sektor perikanan. Hal ini dikarenakan perikanan menjadi basis atau unggulan (LQ > 1) di tiga daerah, yaitu Gresik (1,75); angkalan (3,04); dan Lamongan (7,69). Sub sektor perikanan juga memiliki daya saing yang baik (Cij positif) di tiga daerah, yaitu Kabupaten Gresik (10,90);

Kabupaten Mojokerto (40,27); dan Kabupaten Lamongan (10,64). Selain itu, sub sektor perikanan juga memiliki pertumbuhan progressive (PB positif) di tiga daerah, yaitu Kabupaten Gresik (5,16); Kabupaten Mojokerto (34,53); dan Kabupaten Lamongan (4,90).

(10)

x DAFTAR ISI Halaman RIWAYAT HIDUP ... v KATA PENGANTAR ... vi RINGKASAN ... viii DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ... 8

2.2 Pembangunan Pertanian ... 12

2.3 Produk Domestik Regional Bruto ... 13

2.4 Metode Analisis Sektor Unggulan ... 15

2.4.1 Location Quotient ... 15

2.4.2 Shift Share ... 16

2.5 Penelitian Terdahulu ... 17

(11)

xi

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 22

3.1 Jenis dan Sumber Data ... 22

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 22

3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 23

3.3.1 Location Quotient ... 23

3.3.2 Shift Share ... 24

3.4 Definisi Operasional ... 27

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 28

4.1 Geografis Kawasan Gerbangkertosusila ... 28

4.2 Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Gerbangkertosusila ... 31

4.3 Tenaga Kerja Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kawasan Gerbangkertosusila ... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

5.1 Sub Sektor Unggulan Kawasan Gerbangkertosusila Tahun 2010-2019 ... 34

5.1.1 Nilai LQ Kabupaten Gresik ... 34

5.1.2 Nilai LQ Kabupaten Bangkalan ... 35

5.1.3 Nilai LQ Kabupaten Mojokerto ... 36

5.1.4 Nilai LQ Kota Mojoketo ... 37

5.1.5 Nilai LQ Kota Surabaya ... 38

5.1.6 Nilai LQ Kabupaten Sidoarjo... 39

5.1.7 Nilai LQ Kabupaten Lamongan ... 40

5.1.8 Nilai LQ Kawasan Gerbangkertosusila ... 41

5.2 Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Berdasarkan Analisis Shift Share ... 42

5.2.1 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Gresik ... 42

5.2.2 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Bangkalan ... 49

5.2.3 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto ... 55

(12)

xii 5.2.4 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan Kota Mojokerto ... 62

5.2.5 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kota Surabaya ... 68

5.2.6 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo ... 74

5.2.7 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Lamongan ... 80

5.3 Sub Sektor Pertanian Prioritas Pengembangan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kawasan Gerbangkertosusila ... 91

5.3.1 Komparasi Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kawasan Gerbamgkertosusila ... 103 BAB VI PENUTUP ... 107 6.1 Kesimpulan ... 107 6.2 Saran ... 109 DAFTAR PUSTAKA ... 110 LAMPIRAN ... 113

(13)

xiii DAFTAR TABEL

Halaman 1. Jumlah Kecamatan dan Desa Kabupaten/Kota di Kawasan

Gerbangkertosusila ... 29 2. Jumlah Penduduk di Wilayah Gerbangkertosusila ... 30 3. Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kawasan

Gerbangkertosusila ... 31 4. Tenaga Kerja Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kawasan

Gerbangkertosusila ... 32 5. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten

Gresik ... 34 6. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten

Bangkalan ... 35 7. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten

Mojokerto ... 37 8. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kota

Mojokerto ... 38 9. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kota

Surabaya ... 38 10. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten

Sidoarjo ... 39 11. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten

Lamongan ... 40 12. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kawasan

Gerbangkertosusila ... 42 13. Perkembangan Pendapatan Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019 ... 43 14. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Gresik

(14)

xiv 15. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 ... 45 16. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 ... 46 17. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 ... 47 18. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019 ... 48 19. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019 ... 50 20. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten

Bangkalan Tahun 2010-2019 ... 51 21. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 ... 52 22. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 ... 53 23. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 ... 54 24. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019 ... 55 25. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 ... 56 26. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten

Mojokerto Tahun 2010-2019 ... 57 27. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 ... 58 28. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 ... 59 29. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

(15)

xv 30. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 ... 62 31. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kota Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 ... 63 32. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota Mojokerto

Tahun 2010-2019 ... 64 33. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 ... 65 34. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 ... 66 35. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 ... 67 36. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota

Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 ... 68 37. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kota Surabaya Tahun 2010 dan 2019 ... 69 38. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota Surabaya

Tahun 2010-2019 ... 70 39. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Surabaya Tahun 2010-2019 ... 71 40. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Surabaya Tahun 2010-2019 ... 72 41. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Surabaya Tahun 2010-2019 ... 73 42. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota

Surabaya Tahun 2010 dan 2019 ... 74 43. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019 ... 75 44. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo

(16)

xvi 45. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 ... 77 46. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 ... 78 47. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 ... 79 48. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019 ... 80 49. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019 ... 81 50. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten

Lamongan Tahun 2010-2019 ... 82 51. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 ... 83 52. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 ... 84 53. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 ... 85 54. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019 ... 87 55. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Gresik Tahun 2010

dan 2019 ... 88 56. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Bangkalan Tahun

2010 dan 2019 ... 90 57. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Mojokerto Tahun

2010 dan 2019 ... 92 58. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kota Mojokerto Tahun 2010 dan

2019 ... 95 59. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kota Surabaya Tahun 2010 dan

(17)

xvii 60. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010

dan 2019 ... 98 61. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Lamongan Tahun

2010 dan 2019 ... 100 62. Komparasi Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kawasan

(18)

xviii DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Kontribusi Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Terhadap

Perekonomian Jawa Timur... 3 2. Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten/

Kota di Kawasan Gerbangkertosusila ... 4 3. Kerangka Pemikiran ... 21 4. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Gresik Tahun

2015-2019 ... 89 5. Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Gresik Tahun 2015-2019 ... 89 6. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun

2015-2019 ... 91 7. Populasi Ternak Sapi Potong Kabupaten Bangkalan Tahun 2015-2019 .. 92 8. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun

2015-2019 ... 93 9. Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Mojokerto Tahun 2014-2018 . 94 10. Nilai Kontribusi Sub Sektor Tanaman Pangan Kota Mojokerto Tahun

2015-2019 ... 96 11. Produksi Padi Kota Mojokerto Tahun 2015-2019 ... 96 12. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kota

Surabaya Tahun 2015-2019 ... 98 13. Nilai Kontribusi Sub Sektor Peternakan Kabupaten Sidoarjo Tahun

2015-2019 ... 99 14. Produksi Daging Ternak Sapi Potong Kabupaten Sidoarjo Tahun

2015-2019 ... 100 15. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun

2015-2019 ... 102 16. Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan Tahun 2014-2018 .. 102

(19)

xix DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peta Wilayah Kawasan Gerbangkertosusila ... 114

2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Provinsi Jawa Timur Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 ... 115

3. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Gresik Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 ... 116

4. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bangkalan Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 .... 117

5. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Mojokerto Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 .... 118

6. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota Mojokerto Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 .... 119

7. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota Surabaya Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 ... 120

8. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sidoarjo Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019... 121

9. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Lamongan Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 .... 122

10. Hasil Analisis LQ Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 ... 123

11. Hasil Analisis LQ Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 ... 124

12. Hasil Analisis LQ Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 ... 125

13. Hasil Analisis LQ Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 ... 126

14. Hasil Analisis LQ Kota Surabaya Tahun 2010-2019... 127

15. Hasil Analisis LQ Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 ... 128

16. Hasil Analisis LQ Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 ... 129

(20)

xx 18. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019 130 19. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 131 20. Rasio PDRB ADHK 2010 Kota Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 ... 131 21. Rasio PDRB ADHK 2010 Kota Surabaya Tahun 2010 dan 2019 ... 132 22. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019 .... 132 23. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019 133 24. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Gresik

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ... 133 25. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bangkalan

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ... 134 26. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Mojokerto

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ... 134 27. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kota Mojokerto

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ... 135 28. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kota Surabaya

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ... 135 29. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sidoarjo

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ... 136 30. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Lamongan

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ... 136 31. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Gresik

Tahun 2010-2019 ... 137 32. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

(21)

xxi 33. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Mojokerto Tahun 2010-2019 ... 138 34. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kota Mojokerto

Tahun 2010-2019 ... 138 35. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kota Surabaya

Tahun 2010-2019 ... 139 36. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sidoarjo

Tahun 2010-2019 ... 139 37. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses pengembangan kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat jangka panjang. Peningkatan produksi dan pendapatan akan dibarengi dengan perubahan struktur ekonomi yang biasanya ditandai dengan perubahan kegiatan ekonomi, awalnya lebih banyak di sektor pertanian, kemudian bergeser ke industri, dan terakhir ke sektor jasa (Dwijatenaya dan Raden, 2016:7). Indikator yang diperlukan untuk mengetahui kinerja pembangunan ekonomi salah satunya yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan total nilai tambah bruto di suatu wilayah tertentu karena adanya berbagai kegiatan ekonomi selama periode tertentu. Pembangunan ekonomi daerah adalah sutu proses yang melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat untuk memanfaatkan potensi sumber daya untuk menciptakan kesempatan pekerjaan dan mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah (Hasan dan Azis, 2018:108). Diperlukan percepatan pembangunan ekonomi daerah untuk menjaga keseimbangan antara laju pertumbuhan antara perkotaan dan perdesaan, sehingga pelaksanaan pembangunan nasional dan hasilnya dapat lebih merata. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus memahami sektor mana yang memiliki kontribusi terbesar terhadap perekonomian daerah.

Provinsi Jawa Timur adalah Provinsi dengan wilayah terluas di Pulau Jawa mencapai 47.799,75 km2 yang terdiri dari Jawa Timur daratan dan Kepulauan Madura. Berdasarkan besaran PDRB Provinsi Jawa Timur berdasarkan harga

(23)

2 konstan pada tahun 2019, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur mencapai Rp1.650.143,15 miliar. Hal ini dikarenakan struktur perekonomian Jawa Timur di dominasi oleh tiga sektor, yaitu sektor industri pengolahan sebesar 30,24 persen; sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 18,46 persen; serta sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 11,43 persen (BPS Jawa Timur, 2020).

Provinsi Jawa Timur termasuk ke dalam daerah penghasil komoditas pertanian terbesar di Indonesia dengan komoditas utama yaitu tanaman pangan. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Timur karena telah berkontribusi besar dan memberikan daya dukung terhadap sektor industri dan perdagangan. Walaupun kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan pendapatan berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan, tetapi efek penggandanya terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur masih sangat besar. Selama tahun 2015-2019 kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami penurunan dari 13,65 persen menjadi 11,43 persen pada tahun 2019. Penurunan kontribusi ini disebabkan menurunnya kontribusi hampir di semua sub sektor pertanian. Adapun kontribusi masing-masing sub sektor pertanian di Provinsi Jawa Timur periode tahun 2015-2019 berikut.

(24)

3 Gambar 1. Kontribusi Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Terhadap

Perekonomian Jawa Timur

Sumber: BPS Jawa Timur, 2020

Berdasarkan gambar di atas, sub sektor dengan kontribusi terbesar yaitu sub sektor tanaman pangan dan sub sektor dengan kontribusi terendah adalah sub sektor jasa pertanian dan perburuan. Tanaman pangan mencakup komoditas tanaman padi, jagung dan kedelai. Jawa Timur merupakan lumbung pangan dengan daya dukung yang besar terhadap ketersediaan pangan nasional. Pada tahun 2019, jumlah pekerja di Jawa Timur sebanyak 20.655.632 orang dan sebesar 31,2 persen bekerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (BPS Jawa Timur, 2020). Hal ini menunjukkan bahwa sektor tersebut merupakan sektor potensial untuk pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031 terdapat beberapa kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional, salah satunya adalah Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan (Gerbangkertosusila). Gerbangkertosusila merupakan kawasan metropolitan yang mengalami pertumbuhan ekonomi cukup

0 1 2 3 4 5 2015 2016 2017 2018 2019

Tanaman Pangan Tanaman Hortikultura Tanaman Perekebunan Peternakan

Jasa Pertanian dan Perburuan Kehutaan dan Penebangan Kayu Perikanan

(25)

4 pesat dan bertujuan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan antar wilayah. Gerbangkertosusila memberikan kontribusi lebih dari 50 persen perekonomian Jawa Timur. Salah satu komoditas unggulan di Kawasan Gerbangkerosusila adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan nilai pendapatan masing-masing Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila tahun 2015-2019 sebagai berikut.

Gambar 2. Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila

Sumber: BPS Jawa Timur, 2020

Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki peranan penting sebagai penyedia pangan, sumber utama pendapatan masyarakat, penyedia lapangan kerja, penyedia bahan baku industri dan sebagai sumber penghasil devisa negara (Dwijatenaya dan Raden, 2016:47). Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui bahwa pendapatan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di tujuh Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila selama periode 2015-2019 cenderung memiliki tren yang menigkat. Daerah dengan pendapatan terbesar yaitu Kabupaten Lamongan, sedangkan daerah dengan pendapatan paling rendah adalah Kota Mojokerto. Hal

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 2015 2016 2017 2018 2019

Kab. Gresik Kab. Bangkalan Kab. Mojokerto Kota Mojokerto Kota Surabaya Kab. Sidoarjo Kab. Lamongan

(26)

5 ini dikarenakan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki kontribusi tertinggi terhadap perekonomian Kabupaten Lamongan dengan komoditas utama produk pertanian yaitu padi dan jagung.

Berdasarkan uraian di atas, pembangunan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi hal penting untuk dilakukan dalam pembangunan Kawasan Gerbangkertosusila, karena sektor tersebut berperan penting sebagai sektor yang berkontribusi tinggi terhadap PDRB juga menjadi sumber mata pencaharian masyarakat yang tinggal di perdesaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan uraian data di atas, maka permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini yaitu:

1. Sub sektor pertanian apa yang menjadi sub sektor basis dan non basis di kawasan Gerbangkertosusila?

2. Bagaimana pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di kawasan Gerbangkertosusila?

3. Sub sektor pertanian apa yang menjadi prioritas pengembangan di kawasan Gerbangkertosusila?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Menganalisis sub sektor basis dan non basis di kawasan Gerbangkertosusila. 2. Menganalisis pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian, kehutanan dan

(27)

6 3. Menganalisis sub sektor pertanian yang menjadi prioritas pengembangan di

kawasan Gerbangkertosusila. 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak terkait, seperti:

1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dimasa perkuliahan, serta sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi Agribisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bagi pemangku kebijakan, sebagai bahan pertimbangan dan informasi sebelum mengambil kebijakan dalam melakukan implementasi guna mendorong pembangunan pertanian.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi dan bahan pembelajaran dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pembangunan pertanian.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat diketahui bahwa penelitian ini menganalisis sub sektor pertanian basis dan non basis, menganalisis pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian serta menganalisis sub sektor prioritas pengembangan di kawasan Gerbangkertosusila. Daerah yang diteliti adalah Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Lamongan. Data yang digunakan adalah data PDRB Provinsi Jawa Timur, PDRB Kabupaten/Kota di Kawasan

(28)

7 Gerbangkerosusila selama 10 tahun dari tahun 2010 sampai 2019. Kurun waktu selama sepuluh tahun ini dilandasi oleh tahun awal setelah perubahan tahun dasar perhitungan produk domestik bruto menjadi tahun 2010 dan nilai PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang memiliki tren yang meningkat selama kurun waktu tahun 2010-2019. Data tersebut dianalisis mengguankan alat analisis

location quotient (LQ) dan shift share. Penggunaan metode analisis ini dilandasi

oleh tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peran sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kawasan Gerbangkertosusila.

(29)

8 BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan merupakan proses peningkatan pendapatan per kapita suatu negara yang diiringi dengan perubahan dan modernisasi struktur ekonominya. Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan peningkatan produksi dan perubahan struktur ekonomi. Perubahan tersebut diantaranya yaitu, meningkatnya kesejahteraan, penurunan pada sektor pertanian dan peningkatan pada sektor industri, peningkatan pendidikan dan keterampilan angkatan kerja, serta kemajuan penggunaan teknologi (Nafziger, 2006:15). Keberhasilan pembangunan ekonomi ditandai dengan meningkatnya kualitas taraf hidup akibat berkembangnya kemampuan masyarakat, kesejahteraan masyarakat yang meningkat, serta meningkatnya kebebasan masyarakat dalam memilih (Todaro dan Smith, 2014:7). Salah satu teori tentang pembangunan ekonomi adalah teori Dua Sektor Lewis yang dirumuskan oleh Sir W. Lewis. Teori ini membahas tentang proses perpindahan tenaga kerja serta pertumbuhan output dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor modern (Dwijatenaya dan Raden, 2016:23).

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi ekonomi suatu negara secara berkelanjutan menuju keadaan yang lebih baik pada periode tertentu (Muhammad, 2017:24). Pertumbuhan ekonomi berfokus pada proses peningkatan produksi barang dan jasa suatu negara (Siahaan, Purba dan Simangusong, 2001:11). Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan menggunakan Produk Nasional Bruto dan Produk Domestik Bruto (Hasan dan Azis, 2018:11). Pertumbuhan ekonomi

(30)

9 dapat dihitung dengan membandingkan PDRB tahun tertentu (PDRBt) dengan

PDRB tahun sebelumnya PDRB(t-1).

Laju Pertumbuhan Ekonomi=PDRBt-PDRB(t-1)

PDRB(t-1) x 100%

Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi beberapa faktor yaitu:

1. Akumulasi modal didapatkan dari pendapatan yang diinvestasikan dengan tujuan untuk memperbesar output dan pendapatan di masa mendatang. Akumulasi dapat berupa menambah sumber daya baru atau meningkatkan kualitas sumber daya yang ada. Investasi berupa lahan, mesin dan peralatan bahan baku serta sumber daya manusia.

2. Pertumbuhan penduduk angkatan kerja merupakan salah satu faktor positif yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dalam menyerap tenaga kerja produktif.

3. Kemajuan teknologi merupakan salah satu faktor pertumbuhan ekonomi yang penting. Kemajuan teknologi dapat berupa pembaharuan teknis secara modern. (Siahaan, Purba dan Simangusong, 2001:12)

Terdapat beberapa teori mengenai pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai berikut:

1. Teori Klasik

Aliran klasik muncul pada akhir abad ke-18 dipelopori oleh Adam Smith yang berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi karena adanya kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk (Ridwan, 2016:20). Beberapa ahli yang mengemukakan teorinya yaitu, Adam smith, David Ricardo, Robert Malthus

(31)

10 dan John Struart Mill. Beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam teori klasik mengenai teori pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai berikut:

a. Tingkat perkembangan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah modal, luas tanah dan tingkat teknologi.

b. Pendapatan nasional masyarakat dibedakan menjadi tiga, yaitu upah pekerja, keuntungan pengusaha dan sewa tanah bagi pemilik.

c. Peningkatan upah mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk. Tingkat keuntungan merupakan faktor penentu pembentukan modal.

d. Hukum law of diminishing returns berlaku dalam setiap kegiatan ekonomi. (Hasan dan Azis, 2018:31)

2. Teori Rostow

Teori ini dikemukakan oleh W.W. Rostow yang menjelaskan bahwa pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus dari masyarakat yang terbelakang menuju masyarakat yang maju. Proses pembangunan ekonomi dibedakan dalam lima tahap yaitu: 1) masyarakat tradisional; 2) prasyarat untuk lepas landas; 3) lepas landas; 4) menuju kedewasaan; 5) masa konsumsi tinggi (Siahaan, Purba dan Simangusong, 2001:50).

3. Teori Neo Klasik

Pada tahun 1870-an terjadi pergeseran dalam aliran ekonomi, dimana aliran ekonomi neo klasik ini menggantikan aliran ekonomi klasik, dikarenakan penemuan sumber produksi baru. Pada teori Neo Klasik, suatu negara yang sedang mengalami perkembangan ekonomi akan melalui tahap-tahap berikut:

(32)

11 b. Setelah modal memberikan hasil, negara mulai membayar bunga datas pinjaman

tersebut.

c. Setelah pendapatan nasional meningkat, sebagian digunakan untuk melunasi hutang dan sebagain digunakan untuk dipinjamkan ke negara lain.

d. Akhirnya negara menjadi negara pemberi pinjaman dan menerima bunga dari negara lain. (Hasan dan Azis, 2018:44)

4. Teori Basis Ekonomi

Teori basis ekonomi mengasumsikan bahwa pendekatan ekonomi lokal dibagi menjadi dua sektor, yaitu sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis merupakan kegiatan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang berada dalam wilayah perekonomian dan wilayah lain. Kegiatan non basis merupakan kegiatan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang berada di dalam batas wilayah perekonomian. Aktivitas basis memiliki peranan sebagai penggerak utama dalam perubahaan wilayah. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis akan menimbulkan efek ganda (multiplier

effect). Semakin besar ekspor suatu wilayah ke wilayah lain maka akan semakin

maju pertumbuhan wilayah tersebut (Ridwan, 2016:25). 5. Teori Sektor

Teori ini dikembangkan oleh Clark-Fisher yang mengemukakan bahwa kenaikan pendapatan per kapita akan dibarengi oleh penurunan dalam penggunaan sumber daya sektor pertanian dan kenaikan dalam sektor industri manufaktur dan kemudian dalam sektor jasa (Ridwan, 2016:27). Pergeseran sektor dipengaruhi oleh sisi permintaan dan sisi penawaran. Pada sisi permintaan, yaitu elastisitas

(33)

12 pendapatan dari permintaan untuk barang dan jasa dari industri manufaktur dan jasa lebih tinggi dibandingkan dari produk primer. Sehingga pendapatan yang meningkat akan diikuti oleh perpindahan sumber daya dari sektor primer ke sektor manufaktur dan jasa. Pada sisi penawaran, yaitu perpindahan sumber daya tenaga kerja dan modal terjadi akibat perbedaan tingkat pertumbuhan produktivitas pada sektor-sektor tersebut.

2.2 Pembangunan Pertanian

Pertanian merupakan proses produksi yang didasarkan atas pertumbuhan tanaman dan hewan. Pertanian merupakan industri primer yang mencakup sumber daya tanah, air dan mineral, modal, pengelolaan serta memasarkan produk yang dibutuhkan manusia (Hanafie, 2010:3).

Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan sektor ekonomi potensial serta kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional, yaitu kontribusi produk, kontribusi pasar, kontribusi faktor-faktor produksi dan kontribusi devisa.

1. Kontribusi produk, diartikan bahwa produk-produk pertanian berkontribusi penting terhadap PDB melalui konsumsi dan penyedia bahan baku bagi kegiatan industri.

2. Kontribusi pasar, yaitu sebagai sumber pertumbuhan yang penting bagi pasar domestik untuk produk-produk dari industri, termasuk pasar untuk barang-barang produsen (input produksi pertanian) maupun barang-barang-barang-barang konsumsi.

(34)

13 3. Konstribusi faktor-faktor produksi, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan

dianggap sebagai sumber modal untuk investasi, melalui proses transfer modal dan tenaga kerja dari pertanian ke sektor non pertanian.

4. Kontribusi devisa, yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mampu berperan sebagai sumber penting bagi surplus neraca pembayaran (devisa) dari kegiatan ekspor hasil – hasil pertanian. (Muta’ali, 2018:13)

Pembangunan pertanian merupakan suatu proses yang bertujuan menambah produksi pertanian, memenuhi kebutuhan konsumen, sekaligus meningkatkan pendapatan dan produktivitas usaha tani dengan menambah modal dan kemampuan. Tujuan utama dari pembangunan pedesaan yaitu, meningkatkan

output dan pendapatan masyarakat, penyedia lapangan kerja dan peningkatan

distribusi pendapatan (Saragih, 2015: 15).

2.3 Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah domestik suatu negara akibat berbagai kegiatan ekonomi pada periode tertentu. PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Indonesia yang ada saat ini pada dasarnya terdiri atas 17 sektor, yaitu: 1) Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; 2) Pertambangan dan Penggalian; 3) Industri Pengolahan; 4) Pengadaan

(35)

14 Listrik dan Gas; 5) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; 6) Konstruksi; 7) Perdagangan Besar dan Eceran; 8) Transportasi dan Pergudangan 9) Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum; 10) Informasi dan Komunikasi; 11) Jasa Keuangan dan Asuransi; 12) Real Estate; 13) Jasa Perusahaan; 14) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; 15) Jasa Pendidikan; 16) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; 17) Jasa Lainnya.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan terdiri dari 7 sub sektor, yaitu:

1. Tanaman pangan meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas bahan pangan.

2. Tanaman hortikultura meliputi tanaman hortikultura semusim dan tanaman hortikultura tahunan.

3. Tanaman perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan tanaman perkebunan tahunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan (negara maupun swasta).

4. Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong dan diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan.

5. Jasa pertanian dan perburuan meliputi kegiatan jasa pertanian, perburuan dan penangkapan satwa liar.

6. Kehutanan dan penebangan kayu, komoditas kehutanan yang dihasilkan oleh kegiatan kehutanan melipiti kayu gelondongan, kayu bakar, rotan, bambu dan

(36)

15 hasil hutan lainnya. Penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan, getah-getahan dan akar-akaran, serta jasa yang menunjang kegiatan kehutanan berdasarkan balas jasa atau kontrak.

7. Perikanan meliputi semua kegiatan penangkapan, pembenihan dan budidaya segala jenis ikan dan biota air lainnya baik yang berada di air tawar, air payau maupun di laut.

2.4 Metode Analisis Sektor Unggulan 2.4.1 Location Quotient (LQ)

Location quotient (LQ) merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk

menganalisis basis ekonomi suatu wilayah. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor-sektor basis atau unggulan. Terdapat beberapa faktor yang dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan wilayah, seperti kesempatan kerja (tenaga kerja) dan produk domestik regional bruto (PDRB) suatu wilayah (Ridwan, 2016:26).

Secara matematis formula LQ adalah sebagai berikut : LQ=Viw/Vtw

Vir/Vtr

Keterangan:

LQ : Indeks Location Quetiont

Viw : Variabel tertentu suatu sektor atas aktivitas di suatu wilayah

Vtw : Total variabel tersebut di suatu wilayah

Vir : Variabel tertentu suatu sektor atau aktivitas pada wilayah yang lebih luas

Vtr : Total variabel tersebut di suatu wilayah yang lebih luas (Saragih,

(37)

16 Hasil dari analisis adalah jika nilai LQ untuk suatu sektor di suatu wilayah lebih besar dari satu (LQ > 1), maka sektor tersebut relatif unggul dibandingkan wilayah yang lebih luas. Jika nilai LQ untuk suatu sektor di suatu wilayah lebih kecil dari satu (LQ < 1), maka sektor tersebut relatif tidak unggul dibandingkan wilayah yang lebih luas (Saragih, 2015:142).

2.4.2 Shift Share (SS)

Shift Share merupakan alat analisis untuk mengetahui struktur perekonomian

dan pergeseran pangsa sektor suatu wilayah dengan wilayah yang lebih luas dilihat dari penyerapan tenaga kerja dan kontribusi terhadap PDRB. Analisis ini juga dapat digunakan untuk mengatahui pembangunan ekonomi wilayah, apakah masih di dominasi oleh sektor primer, sekunder atau tersier (Saragih, 2015:142). Shift Share digunakan untuk menentukan kinerja pekerjaan atau produktivitas perekonomian daerah dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas (kabupaten, provinsi atau negara). Shift Share memberikan data tentang kinerja suatu sektor dalam tiga aspek, yaitu:

1. Pertumbuhan Ekonomi (regional share)

Mengukur pertumbuhan ekonomi yang terjadi karena adanya perubahan produksi dan kebijakan ekonomi lainnya yang dapat mempengaruhi sektor perekonomian di suatu wilayah.

2. Pergeseran Proporsional (proportional shift)

Mengukur tingkat pertumbuhan sektor di suatu wilayah dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan wilayah referensi total. Hal ini untuk mengukur apakah terdapat perubahan di wilayah referensi.

(38)

17 3. Pergeseran Diferensial (differential shift)

Menentukan daya saing sektor atau industri lokal dibandingkan dengan wilayah referensi yang lebih luas dengan mengukur tingkat pertumbuhannya. Angka positif menunjukkan bahwa sektor tersebut tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama di wilayah referensi. Dengan kata lain, nilai positif memberikan indikasi posisi daya saing yang kuat, dan sebaliknya (Saragih, 2015:143).

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan suatu penelitian yang dilakukan sebelumnya sebagai acuan bagi penulis dalam melakukan penelitian. Penelitian-penelitian tersebut diantaranya yaitu:

1. Alkaf (2015) melakukan penelitian tentang Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Cilacap Periode 2002-2013 dengan menggunakan analisis Shift Share dan Location Quotient. Hasil analisis menunjukkan bahwa sub sektor pertanian yang berada di posisi potensional atau masih dapat dikembangkan adalah sub sektor tanaman perkebunan, sedangkan sub sektor lainnya yang berada di posisi tertinggal adalah sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan dan sub sektor perikanan. Hasil analisis Shift Share menunjukkan bahwa sub sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan yang cepat adalah sub sektor tanaman perkebunan dan sub sektor peternakan, sedangkan sub sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan yang lambat adalah sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor kehutanan dan sub sektor perikanan. Sub sektor pertanian yang memiliki daya

(39)

18 saing yang baik adalah sub sektor tanaman perkebunan dan sub sektor kehutanan. Sub sektor yang menjadi sub sektor basis dalam perekonomian Kabupaten Cilacap yaitu sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor kehutanan. Sedangkan sub sektor non basis yaitu sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan dan sub sektor perikanan.

2. Maisaroh (2017) melakukan penelitian tentang Peranan dan Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Wilayah dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Kabupaten Tulang Bawang) dengan menggunakan analisis Location

Quotient, Dynamic Location Quotient dan Shift Share. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa selama tahun 2011-2015 sektor pertanian menjadi sektor basis dan sub sektor pertanian yang menjadi sub sektor basis yaitu sub sektor tanaman pangan, sub sektor perkebunan dan sub sektor jasa pertanian dan perburuan. Berdasarkan data tahun 2011-2015, sektor pertanian di Kabupaten Tulang Bawang mengalami perubahan peranan di masa yang akan datang dải sektor basis menjadi sektor non basis. Sub sektor pertanian yang mengalami perubahan peranan yaitu sub sektor tanaman pangan dari sub sektor basis menjadi non basis dan sub sektor peternakan dari sub sektor non basis menjadi basis.

3. Masfufah (2015) melakukan penelitian tentang Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur Tahun 2004-2013 dengan menggunakan analisis Shift Share Esteban Marquillas, Analisis Location

Quotient (LQ) dan Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ). Hasil analisis

(40)

19 artinya memiliki spesialisasi namun tidak memiliki keunggulan kompetitif. Sub sektor pertanian yang memiliki nilai efek positif adalah sub sektor peternakan dan sub sektor kehutanan. Sedangkan, sub sektor lainnya memiliki nilai efek alokasi negartif adalah sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor perkebunan dan sub sektor perikanan. Perhitungan pengganda pendapatan menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki kontribusi yang baik terhadap perekonomian Provinsi Jawa Timur. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor pertanian yang termasuk sektor basis adalah sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor peternakan. Sedangkan, berdasarkan hasil analisis DLQ menunjukkan sektor pertanian tidak dapat diharapkan menjadi sektor unggulan di masa yang akan datang. Sub sektor pertanian yang masih dapat diharapkan untuk menjadi sub sektor unggulan adalah sub sektor peternakan.

4. Sofyanto (2015) melakukan penelitian tentang Peran Sub Sektor Pertanian Dalam Pembanguna Daerah di Kabupaten Batang dengan menggunakan analisis

Location Quotient dan Shift Share Analysis. Hasil penelitian dengan

menggunakan LQ menunjukkan bahwa sub sektor pertanian unggulan adalah sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan dan sub sektor perikanan. Berdasarkan analisis Shift Share menunjukkan bahwa sub sektor yang mengalami pertumbuhan cepat yaitu sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan dan sub sektor tanaman perkebunan. sub sektor yang memiliki daya saing yang baik yaitu sub sektor perikanan dan sub sektor tanaman bahan makanan. Berdasarkan nilai pergeseran bersih, sub sektor yang memiliki

(41)

20 peternakan. Rumusan prioritas dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Batang, yaitu sub sektor perikanan dijadikan prioritas pertama, sub sektor tanaman bahan makanan dijadikan prioritas kedua, sub sektor kehutanan dijadikan prioritas ketiga, sub sektor peternakan dijadikan prioritas keempat dan sub sektor tanaman perkebunan dijadikan prioritas kelima.

2.6 Kerangka Pemikiran

Pembangunan ekonomi di wilayah Gerbangkertosusila tidak terlepas dari kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi di dalamnya. Hal ini dikarenakan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan bersifat dinamis dan memiliki keterkaitan yang luas, sehingga jika sektor pertanian, kehutanan dan perikanan terus dikembangkan maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Gerbangkertosusila.

Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan metode Location Quotient (LQ) dan Shift Share (SS). Metode LQ digunakan untuk mengetahui sub sektor pertanian basis dan non basis dan hasil analisis LQ dapat dijadikan sebagai acuan prioritas sub sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Selain itu, metode

Shift Share digunakan untuk mengetahui sub sektor dengan pertumbuhan cepat dan

pertumbuhan lambat, serta untuk mengetahui sub sektor dengan daya saing yang baik dan tidak. Sub sektor pertanian di kawasan Gerbangkertosusila terdiri dari tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan, kehutanan dan penebangan kayu serta perikanan. Daerah yang diteliti yaitu Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kota Mojokerto,

(42)

21 Kabupaten Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Lamongan.

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gerbangkertosusila

Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan terdiri dari: 1. Sub sektor Tanaman Pangan

2. Sub Sektor Tanaman Perkebunan 3. Sub Sektor Tanaman Hortikultura 4. Sub Sektor Peternakan

5. Sub Sektor Jasa Pertanian dan Perburuan 6. Sub Sektor Kehutanan dan Penebangan Kayu 7. Sub Sektor Perikanan

Sub sektor basis dan non basis

Peningkatan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kawasan Gerbangkertosusila

Location Quotient Shift Share Pertumbuhan dan daya saing

Komparasi Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila

Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang Menjadi Prioritas Pengembangan di

(43)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian yang digunakan merupakan data runtun waktu (time

series) selama 10 tahun (tahun 2010-2019) yang merupakan data sekunder. Data

sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kawasan Gerbangkertosusila berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode tahun 2010-2019. Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari berbagai instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan lembaga terkait lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini, berbagai literatur dan sumber-sumber lainnya. Penulis menggunakan data tahun 2010 sampai tahun 2019 karena nilai kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB di masing-masing Kabupaten/Kota di kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan) periode tahun 2010-2019 memiliki tren yang meningkat, tetapi distribusinya memiliki tren yang menurun.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik studi pustaka dari sumber dan lembaga terkait. Data yang digunakan tersebut terdiri dari PDRB sektor-sektor ekonomi menurut lapangan usaha berdasarkan harga konstan tahun 2010 kawasan Gerbangkertosusila periode 2010-2019 dan data PDRB sektor-sektor ekonomi menurut lapangan usaha berdasarkan harga konstan tahun 2010 Provinsi

(44)

23 Jawa Timur periode tahun 2010-2019. Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Badan Pusat Statistik Kota Surabaya, Badan Pusat Statistik Kota Mojokerto, Badan Pusat Statistik Kabupaten Mojokerto, Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo, Badan Pusat Statistik Kabupaten Gresik, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan, Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).

3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Software Microsoft

Office Excel 2016. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan metode deskriptif, metode ini digunakan untuk analisis sub sektor pertanian yang menjadi prioritas di kawasan Gerbangkertosusila.

3.3.1 Location Quotient (LQ)

Metode location quotient (LQ) merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menentukan sektor basis atau non basis di Kawasan Gerbangkertosusila. Indikator yang digunakan dalam analisis ini adalah data PDRB masing-masing sub sektor di Gerbangkertosusila (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan) dan Provinsi Jawa Timur. Rumusan analisis LQ secara matematis adalah sebagai berikut :

LQ= Lij/Lj Nip/Np

(45)

24 Keterangan:

LQ : Indeks Location Quetiont

Lij : Nilai tambah sub sektor i Kab/Kota di Gerbangkertosusila

Lj : Total sektor pertanian Kab/Kota di Gerbangkertosusila

Nip : Nilai tambah sub sektor i Provinsi Jawa Timur

Np : Total sektor pertanian Provinsi Jawa Timur

Berdasarkan formulasi di atas maka apabila :

1. LQ > 1 berarti daerah mempunyai basis pada sub sektor tersebut dan ada kelebihan hasil yang dapat dipasarkan ke daerah lain.

2. LQ < 1 berarti daerah tidak mempunyai basis pada sub sektor tersebut dan hanya dapat memenuhi kebutuhan daerahnya.

3.3.2 Shift Share (SS)

Analisis Shift Share digunakan untuk menganalisis perubahan struktural ekonomi Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila dibandingkan dengan struktur ekonomi Provinsi Jawa Timur. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan produktivitas ekonomi daerah dengan membandingkan terhadap daerah yang lebih luas. Bentuk umum dari model perhitungan Shift Share adalah:

Dij = Nij + Mij + Cij

Keterangan:

i : Sub sektor pertanian yang diteliti j : Kab/Kota Gerbangkertosusila n : Provinsi Jawa Timur

(46)

25 Nij : Regional share Kab/Kota Gerbangkertosusila

Mij : Proportional shift Kab/Kota Gerbangkertosusila

Cij : Differential shift Kab/Kota Gerbangkertosusila

Apabila analisis tersebut diterapkan kepada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dinotasikan sebagai Y, maka:

Dij = Y*ij – Yij

Nij = Yij . rn

Mij = Yij (rin – rn)

Cij = Yij (rij – rin)

Keterangan:

Yij : PDRB sub sektor Kab/Kota Gerbangkertosusila pada tahun dasar

Y*ij : PDRB sub sektor Kab/Kota Gerbangkertosusila akhir pada tahun analisis

rij : Laju pertumbuhan sub sektor Kab/Kota Gerbangkertosusila

rin : Laju pertumbuhan sub sektor Provinsi Jawa Timur

rn : Rata – rata laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Timur

rij= Y*ij-Yij Yij rin= Y*in-Yin Yin rn= Y*n-Yn Yn

(47)

26 Keterangan:

Yin : PDRB Provinsi Jawa Timur

Y*in : PDRB Kab/Kota Gerbangkertosusila akhir tahun analisis

Yn : Total PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa

Timur

Y*n : Total PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa

Timur akhir tahun analisis

Untuk suatu daerah, pertumbuhan nasional, pertumbuhan proporsional dan keunggulan kompetitif dapat ditentukan untuk sub sektor i atau dijumlah untuk semua sub sektor dalam keseluruhan wilayah provinsi.

Persamaan Shift Share untuk sektor i di Provinsi yaitu: Dij

=

Yij . rn

+

Yij

(

rin

-

rn

) +

Yij (rij

-

rin

)

Kriteria pengukuran analisis shift share, yaitu:

1. Jika angka positif pada proportional shift berarti sub sektor tersebut tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sub sektor yang sama di wilayah Provinsi Jawa Timur.

2. Jika angka negatif pada proportional shift berarti sub sektor tersebut tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan sub sektor yang sama di wilayah Provinsi Jawa Timur.

3. Jika angka positif pada differential shift berarti sub sektor tersebut memiliki daya saing yang kuat.

4. Jika angka negatif pada differential shift berarti sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang kuat(Saragih, 2015:145).

(48)

27 Pergeseran bersih digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan suatu sektor, apakah memiliki pertumbuhan yang maju atau mundur. Nilai pergeseran bersih merupakan hasil dari penjumlahan nilai pertumbuhan proporsional (Mij) dan

pertumbuhan pangsa wilayah (Cij), maka rumus pergeseran bersih (PB) sebagai

berikut:

PB = Mij + Cij

Kriteria penilaian:

1. Jika PB > 0 berarti sub sektor tersebut pertumbuhannya progressive (maju). 2. Jika PB < 0 berarti sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive

(mundur).

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah hasil dari nilai tambah seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. 2. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan adalah nilai dari sektor yang

didalamnya terdapat beberapa sub sektor yaitu tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan, kehutanan dan penebangan kayu serta perikanan.

3. Sub sektor prioritas yang merupakan sub sektor basis (LQ>1), pertumbuhan pangsa wilayah (Cij>0) bernilai positif, dan pergeseran bersih (PB > 0) bernilai positif.

(49)

28 BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Geografis Kawasan Gerbangkertosusila

Wilayah administratif Gerbangkertosusila (GKS) termasuk dalam lingkungan Provinsi Jawa Timur. Kawasan Gerbangkertosusila mencakup tujuh wilayah administratif, enam diantaranya berada di Pulau Jawa dan satu di Pulau Madura. Cakupan kawasan Gerbangkertosusila terdiri dari Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kota Sidoarjo, dan Kota Lamongan. Ruang Wilayah Kawasan Gerbangkertosusila (GKS) sebagai berikut:

Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Timur : Selat Madura

Sebelah Selatan : Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang Sebelah Barat : Kabupaten Jombang

Secara topografi wilayah daratan Gerbangkertosusila berdasarkan karakteristik tinggi tempat di atas permukaan laut (dpl), terbagi menjadi beberapa wilayah ketinggi, yaitu:

1. Ketinggian 0-100 meter dari permukaan laut memiliki topografi relatif datar dan bergelombang.

2. Ketinggian 100-500 meter dari permukaan laut memiliki topografi bergelombang dan bergunung.

(50)

29 4. Ketinggian lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut memiliki topografi

bergunung dan terjal.

Rata – rata ketinggian tanah di wilayah daratan Gerbangkertosusila berkisar kurang dari 50 meter di atas permukaan laut (dpl), sehingga topografinya termasuk ke dalam kategori datar (PerPres Nomor 80 Tahun 2019).

Kawasan metropolitan Gerbangkertosusila secara keseluruhan memiliki luas 6.017,15 km2 yang terdiri dari Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan,

Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Lamongan. Berikut data jumlah Kecamatan dan Desa Kabupaten/Kota di Wilayah Gerbangkertosusila.

Tabel 1. Jumlah Kecamatan dan Desa Kabupaten/Kota di Wilayah Gerbangkertosusila

No. Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan

Kelurahan/Desa Luas Wilayah (km2) Kelurahan Desa 1. Kabupaten Gresik 18 26 330 1.191,25 2. Kabupaten Bangkalan 18 8 273 1.260,14 3. Kabupaten Mojokerto 18 5 299 692,15 4. Kota Mojokerto 3 18 0 20,21 5. Kota Surabaya 31 154 0 326,36 6. Kabupaten Sidoarjo 18 31 322 714,24 7. Kabupaten Lamongan 27 12 462 1.812,80 Jumlah 133 257 1.686 6.017,15

Sumber: RPJMD Provinsi Jawa Timur, 2019

Lingkup kawasan metropolitan Gerbangkertosusila berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2024 yaitu mencakup 133 kecamatan yang terdiri dari 257 kelurahan dan 1.686 desa. Kabupaten Lamongan merupakan daerah yang memiliki luas terbesar diantara daerah lainnya di Gerbangkertosusila yaitu sebesar 1.812,80 km2. Jumlah penduduk di Kawasan Gerbangkertosusila dalam kurun waktu sepuluh tahun mulai

(51)

30 dari tahun 2010-2019 mengalami peningkatan, berikut data penduduk di wilayah Gerbangkertosusila seperti yang dijelaskan dalam tabel berikut ini

Tabel 2. Jumlah Penduduk di Kawasan Gerbangkertosusila No. Daerah Administratif

Jumlah Penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (/km2) 2010 2019 1. Kabupaten Gresik 1.180.974 1.312.881 1,06 1.102,10 2. Kabupaten Bangkalan 909.398 1.076.330 1,70 854,14 3. Kabupaten Mojokerto 1.028.605 1.117.688 0,83 1.614,81 4. Kota Mojokerto 120.623 129.014 0,67 6.989,67 5. Kota Surabaya 2.771.615 3.158.943 1,32 9.679,32 6. Kabupaten Sidoarjo 1.949.595 2.266.533 1,52 3.173,35 7. Kabupaten Lamongan 1.180.699 1.373.390 1,52 757,61 Jumlah 9.141.509 10.434.779 1,33 1.734,17

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2020

Selama tahun 2010-2019 jumlah penduduk di kawasan Gerbangkertosusila mengalami peningkatan sebanyak 1.293.270 jiwa atau meningkat 14,15 persen dari tahun 2010 sebanyak 9.141.509 jiwa menjadi 10.434.779 jiwa pada tahun 2019. Dengan luas wilayah sebesar 6.017,15 km2, kepadatan penduduk kawasan

Gerbangkertosusila pada tahun 2019 sebesar 1.734,17 jiwa/km2 dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,33 persen. Kota Surabaya merupakan daerah dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi sebesar 9.679,32 jiwa/km2 hal ini dikarenakan Kota Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur yang mempunyai fungsi kawasan sebagai pusat bisnis, perdagangan dan jasa. Hal tersebut menjadikan Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk tertinggi dan kepadatan penduduk tertinggi di Kawasan Gerbangkertosusila. Sementara daerah dengan tingkat kepadatan penduduk terendah adalah Kabupaten Lamongan sebesar 757,61 jiwa/km2. Kabupaten Bangkalan merupakan daerah dengan laju

Gambar

Gambar 2. Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan  Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila
Tabel 9. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kota Surabaya
Tabel  10.  Nilai  LQ  Sektor  Pertanian,  Kehutanan  dan  Perikanan  di  Kabupaten  Sidoarjo
Tabel 13. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan  Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan pada Permata Bank Cabang TasikmalayaMetode penelitian yang digunakan adalah metode survey.Data

Penelitian IV untuk mengetahui dosis/level tepung daun beluntas dan lama pemberian pakan perlakuan terhadap performa itik betina tua (berumur 12 bulan), kandungan gizi

Manfaat perencanaan SDM pegawai di masa depan menuntut aanya pimpinan yang secara teratur melakukan proses pengembangan strategi sumber daya manusia pada

Di harapkan agar rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya pada kasus ibu bersalin dengan preeklamsi berat yaitu

Dalam melakukan pencarian mahasiswa dapat menggunakan sistem yang sudah tersedia, dengan cara memasukkan kata kunci yang ingin di cari maka secara otomatis sistem

Simpulan dari penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe AIR mampu meningkatkan penilaian ranah afektif, kognitif dan psikomotor dan

Hasil pada simulasi kemudian di bandingkan dengan hasil pada implementasi Tugas Akhir, pada Gambar 4.2, Gambar 4.4, dan gambar 4.6 merupakan hasil keluaran sinyal pada