• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Lamongan Kabupaten Lamongan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kawasan Gerbangkertosusila

5.2.7 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Lamongan Kabupaten Lamongan

Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Lamongan.

81 1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Lamongan berdasarkan harga konstan 2010 pada periode tahun 2010 hingga 2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 34,88 persen dengan peningkatan sebesar Rp2.203,14 miliar. Perkembangan pendapatan PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Lamongan yaitu pada tabel berikut.

Tabel 49. Perubahan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)

No. Sub Sektor Tahun ∆PDRB ∆Yij (%)

2010 2019

1. Tanaman Pangan 2.689,55 2.802,80 113,25 4,21

2. Tanaman Hortikultura 123,94 162,56 38,62 31,16

3. Tanaman Perkebunan 137,01 179,54 42,53 31,04

4. Peternakan 599,19 846,70 147,51 21,0

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 48,08 57,09 9,01 18,74 6. Kehutanan dan Penebangan

Kayu 87,30 130,43 43,13 49,40

7. Perikanan 2.531,24 4.340,33 1.809,09 71,47

Jumlah Total PDRB 6.316,31 8.519,45 2.203,14 34,88

Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 49 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019, seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan tertinggi terjadi pada sub sektor perikanan sebesar 71,47 persen dengan peningkatan Rp1.809,09 miliar. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan jumlah produksi perikanan di Kabupaten Lamongan sebesar 29 persen. Pada tahun 2010 produksi perikanan mencapai 99.477,50 ton menjadi 128.101 ton pada tahun 2018 (BPS Kabupaten Lamongan, 2019).

82 2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Lamongan. Rasio setiap sub sektor dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Lamongan dapat diketahui dari tabel berikut. Tabel 50. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Lamongan

Tahun 2010-2019

No. Sub Sektor Rn Rin Rij

1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 0,042

2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 0,312

3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 0,310

4. Peternakan 0,666 0,215 0,211

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 0,187

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 0,494

7. Perikanan 0,666 0,608 0,715

Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 50 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019 meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada perikanan yaitu sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Jawa Timur. Nilai Rij

tertinggi terdapat pada sub sektor perikanan, yaitu sebesar 0,715 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kabupaten Lamongan. Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan tingginya total produksi perikanan di Kabupaten Lamongan. Total produksi perikanan di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2018 mencapai 128.101 ton dengan 73.955 ton berasal dari perikanan tangkap dan 54.146 ton dari perikanan budidaya (BPS Kabupaten Lamongan, 2019).

83 3. Pertumbuhan Wilayah

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Lamongan dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share (Nij), proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan dari perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kabupaten Lamongan sub sektor i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada tabel berikut.

Tabel 51. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Regional Share (Nij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan 1.790,49 66,57

2. Tanaman Hortikultura 82,51 66,57

3. Tanaman Perkebunan 91,21 66,57

4. Peternakan 465,46 66,57

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 32,01 66,57

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 58,12 66,57

7. Perikanan 1.685,10 66,57

Total 4.204.89 66,57

Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 51 dapat dilihat bahwa pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Lamongan dipengaruhi secara positif oleh pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp4.204,89 miliar dengan pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar yaitu tanaman pangan sebesar Rp1.790,49 miliar, sedangkan sub sektor yang mendapat pengaruh terkecil adalah jasa pertanian dan perburuan sebesar Rp32,01 miliar. Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Lamongan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian Jawa Timur. Dengan demikian, jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur

84 maka akan berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Lamongan. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Abidin (2015) menggambarkan bahwa kebijakan umum, kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap pengembangan seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.

Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub

sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Lamongan pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil

proportional shift pada tabel berikut.

Tabel 52. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (1.646,85) (61,23)

2. Tanaman Hortikultura (55,71) (44,95)

3. Tanaman Perkebunan (50,88) (37,14)

4. Peternakan (314,79) (45,02)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (23,08) (48,01)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (15,50) (17,76)

7. Perikanan (145,27) (5,74)

Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)

Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional

shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel 52 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional

shift negatif (Mij<0) dengan nilai pertumbuhan tanaman pangan Rp-1.646,85 miliar; tanaman hortikultura Rp-55,71 miliar; tanaman perkebunan Rp-50,88 miliar; peternakan Rp-314,79 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-23,08 miliar;

85 kehutanan dan penebangan kayu Rp-15,50 miliar; dan perikanan Rp-145,27 miliar. Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Lamongan memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat.

Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian

Kabupaten Lamongan dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur dikali pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Lamongan pada tahun awal analisis 2010. Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut memiliki daya saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor dengan nilai negatif (Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang kuat (tidak kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel berikut.

Tabel 53. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Differential Shift (Cij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (3039) (1,13)

2. Tanaman Hortikultura 11,82 9,53

3. Tanaman Perkebunan 2,20 1,61

4. Peternakan (3,16) (0,45)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,08 0,18

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,52 0,59

7. Perikanan 269,27 10,64

Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 53 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai differential shift positif yaitu tanaman hortikultura; tanaman perkebunan; jasa pertanian dan perburuan; kehutanan dan penebangan kayu; dan perikanan. Artinya sub sektor tersebut memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing yang kuat jika dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur. Sub sektor dengan nilai differential shift terbesar adalah perikanan sebesar 10,64 persen

86 dengan pertumbuhan sebesar Rp269,27 miliar. Perikanan memiliki daya saing yang baik dikarenakan Kabupaten Lamongan termasuk dalam daerah dengan hasil produk perikanan budidaya terbesar di Jawa Timur, terutama budidaya sawah tambak atau minapadi yang memiliki luas 23.774,73 Ha dengan komoditi utamanya adalah udang, bandeng dan nila. Selain perikanan budidaya, perikanan tangkap di Kabupaten Lamongan juga didukung dengan wilayah pantai sepanjang 47 km dan sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Tenaga kerja perikanan pada tahun 2018 terbesar bekerja pada perikanan budidaya yaitu berjumlah 27.763 orang, diikuti nelayan laut 19.030 orang dan nelayan perairan umum 4.407 orang (BPS Kabupaten Lamongan, 2019). Sub sektor dengan nilai differential shift terendah yaitu tanaman pangan sebesar -1,13 persen. Hal ini dikarenakan terjadinya penurunan jumlah produksi tanaman pangan. Pada tahun 2019, produksi padi di Kabupaten Lamongan sebesar 839.724,43 ton menurun 9,14 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 924.212 ton (BPS Kabupaten Lamongan, 2020).

Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional

shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub

sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive. Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.

87 Tabel 54. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019

No Sub Sektor Pergeseran Bersih (PB)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (1.677,24) (62,36)

2. Tanaman Hortikultura (43,89) (35,41)

3. Tanaman Perkebunan (48,68) (35,53)

4. Peternakan (317,95) (45,47)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (23,00) (47,83)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (14,99) (17,17)

7. Perikanan 123,99 4,90

Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 54 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai pergeseran bersih positif adalah perikanan dengan nilai PB sebesar 4,90 persen atau Rp123,99 miliar, artinya sub sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang

progressive (maju). Sementara tanaman pangan; tanaman hortikultura; tanaman

perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan; serta kehutanan dan penebangan kayu memiliki pertumbuhan yang tidak progressive (lambat).

5.3 Sub Sektor Prioritas Pengembangan Sektor Pertanian, Kahutanan dan