• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Kabupaten Mojokerto

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kawasan Gerbangkertosusila

5.2.3 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Kabupaten Mojokerto

Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Mojokerto.

56 1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Mojokerto berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode tahun 2010 hingga 2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 22,96 persen dengan peningkatan sebesar Rp721,11 miliar. Perkembangan pendapatan PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Mojokerto yaitu pada tabel berikut.

Tabel 25. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)

No. Sub Sektor Tahun ∆PDRB ∆Yij (%)

2010 2019

1. Tanaman Pangan 1.265,93 1.474,87 208,94 16,50

2. Tanaman Hortikultura 326,91 365,72 38,81 11,87

3. Tanaman Perkebunan 538,16 579,29 41,13 7,64

4. Peternakan 827,23 1.128,84 301,61 36,46

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 33,68 37,85 4,17 12,38 6. Kehutanan dan Penebangan

Kayu 122,6 222,45 99,85 81,44

7. Perikanan 26,31 52,91 26,6 101,10

Jumlah Total PDRB 3.140,82 3.861,93 721,11 22,96

Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 25 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019, seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan pendapatan. Sub sektor dengan persentase peningkatan pendapatan tertinggi adalah sub sektor perikanan sebesar 101,10 persen. Meskipun sub sektor perikanan mengalami persentase peningkatan tertinggi, tetapi memiliki peningkatan pendapatan yang rendah. Sub sektor dengan peningkatan pendapatan terbesar adalah peternakan sebesar Rp301,61 miliar. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan jumlah produksi peternakan di Kabupaten Mojokerto sebesar 35

57 persen. Pada tahun 2010 produksi daging ternak dan unggas mencapai 14.447,84 ton menjadi 19.515,36 ton pada tahun 2019 (BPS Kabupaten Mojokerto, 2020). 2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Mojokerto. Rasio setiap sub sektor dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Mojokerto dapat diketahui dari tabel berikut. Tabel 26. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Mojokerto

Tahun 2010-2019

No. Sub Sektor Rn Rin Rij

1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 0,165

2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 0,119

3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 0,076

4. Peternakan 0,666 0,215 0,365

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 0,124

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 0,814

7. Perikanan 0,666 0,608 1,011

Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 26 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019 meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada perikanan yaitu sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur. Nilai Rij tertinggi terdapat pada perikanan, yaitu sebesar 1,011 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kabupaten Mojokerto. Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan tingginya total produksi perikanan di Kabupaten Mojokerto. Total produksi perikanan di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2018 sebesar 726 ton dengan 127 ton berasal dari

58 perikanan tangkap dan 599 ton dari perikanan budidaya (BPS Kabupaten Mojokerto, 2019).

3. Pertumbuhan Wilayah

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Mojokerto dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share (Nij), proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan dari perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kabupaten Mojokerto sub sektor i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada tabel berikut.

Tabel 27. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Regional Share (Nij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan 842,75 66,57

2. Tanaman Hortikultura 217,63 66,57

3. Tanaman Perkebunan 358,20 66,57

4. Peternakan 550,70 66,57

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 22,42 66,57

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 81,62 66,57

7. Perikanan 17,52 66,57

Total 2090,91 66,57

Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 27 dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Mojokerto dipengaruhi secara positif oleh pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp2.090,91 miliar dengan pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar adalah tanaman pangan sebesar Rp842,75 miliar, sedangkan sub sektor yang mendapat pengaruh terkecil adalah perikanan sebesar Rp17,52 miliar. Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Mojokerto sangat

59 dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian, jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur maka akan berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Mojokerto. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Abidin (2015), yang menggambarkan kebijakan umum, kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap pengembangan seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.

Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub

sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Mojokerto pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil

proportional shift pada tabel berikut.

Tabel 28. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (775,15) (61,23)

2. Tanaman Hortikultura (146,93) (44,95)

3. Tanaman Perkebunan (199,87) (37,14)

4. Peternakan (372,44) (45,02)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (16,17) (48,01)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (21,77) (17,76)

7. Perikanan (1,51) (5,74)

Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)

Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional

shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel 28 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional

60 tanaman hortikultura Rp-146,93 miliar; tanaman perkebunan Rp-199,87 miliar; peternakan Rp-372,44 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-16,17 miliar; kehutanan dan penebangan kayu Rp-21,77 miliar; dan perikanan Rp-1,51 miliar. Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Mojokerto memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat.

Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian

Kabupaten Mojokerto dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur dikali pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Mojokerto pada tahun awal analisis 2010. Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut memiliki daya saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor dengan nilai negatif (Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang kuat (tidak kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel berikut.

Tabel 29. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Differential Shift (Cij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan 141,33 11,16

2. Tanaman Hortikultura (31,89) (9,75)

3. Tanaman Perkebunan (117,26) (21,79)

4. Peternakan 123,34 14,91

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (2,08) (6,18)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 40,01 32,63

7. Perikanan 10,59 40,27

61 Pada tabel 29 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai differential shift positif yaitu tanaman pangan; peternakan; kehutanan dan penebangan kayu; dan perikanan, artinya sub sektor tersebut memiliki daya saing yang kuat atau keunggulan kompetitif jika dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur. Sub sektor dengan nilai persentase differential shift terbesar adalah perikanan yaitu sebesar 40,27 persen. Meskipun sub sektor perikanan memiliki persentase pertumbuhan tertinggi, tetapi memiliki nilai pertumbuhan yang rendah. Sub sektor dengan nilai differential shift terbesar yaitu tanaman pangan. Hal ini dikarenakan kondisi wilayah dan potensi sumber daya alam Kabupaten Mojokerto yang cocok untuk komoditas pertanian terutama tanaman pangan. Pada tahun 2019, luas panen padi di Kabupaten Mojokerto sebesar 54.993,37 Ha dengan produksi mencapai 339.755,88 ton (BPS Kabupaten Mojokerto, 2020). Sub sektor dengan nilai differential shift terendah adalah tanaman perkebunan yaitu sebesar -21,79 persen. Hal ini dikarenakan terjadinya penurunan jumlah produksi tanaman perkebunan, seperti komoditi tebu yang mengalami penurunan sebesar 10,3 persen yang pada tahun 2010 61.350 ton dan pada tahun 2019 menjadi 55.016 ton (BPS Kabupaten Mojokerto, 2020).

Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional

shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub

sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive. Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.

62 Tabel 30. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019

No Sub Sektor Pergeseran Bersih (Cij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (633,81) (50,07)

2. Tanaman Hortikultura (178,82) (54,70)

3. Tanaman Perkebunan (317,13) (58,93)

4. Peternakan (249,09) (30,11)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (18,25) (54,19)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 18,23 14,87

7. Perikanan 9,08 34,53

Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 30 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai pergeseran bersih positif dengan nilai PB lebih dari nol adalah kehutanan dan penebangan kayu sebesar 14,87 persen dan perikanan sebesar 34,53 persen. Artinya kedua sub sektor tersebut pertumbuhannya progressive (maju). Sementara itu, tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, serta jasa pertanian dan perburuan memiliki pertumbuhan yang tidak progressive (mundur) dengan nilai PB kurang dari nol.

5.2.4 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan