• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kawasan Gerbangkertosusila

5.2.6 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Sidoarjo. 1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Sidoarjo berdasarkan harga konstan 2010 pada periode tahun 2010 hingga 2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 30,41 persen dengan peningkatan sebesar Rp596,62 miliar. Perkembangan pendapatan PDRB

75 sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Sidoarjo yaitu pada tabel berikut.

Tabel 43. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)

No. Sub Sektor Tahun ∆PDRB ∆Yij (%)

2010 2019

1. Tanaman Pangan 452,49 422,12 (30,37) (6,71)

2. Tanaman Hortikultura 37,38 18,42 (18,96) (50,72) 3. Tanaman Perkebunan 137,86 115,38 (22,48) (16,31)

4. Peternakan 200,70 249,69 48,99 24,41

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 9,31 8,44 (0,87) (9,34) 6. Kehutanan dan Penebangan

Kayu 0,58 0,51 (0,07) (12,07)

7. Perikanan 1,123,36 1.743,74 620,38 55,23

Jumlah Total PDRB 1,961,68 2.558,30 596,62 30,41

Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 43 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019, sub sektor yang mengalami peningkatan pendapatan di Kabupaten Sidoarjo yaitu peternakan dan perikanan. Persentase peningkatan pendapatan terbesar terjadi pada sub sektor perikanan sebesar 55,23 persen dengan peningkatan sebesar Rp620,38 miliar. Persentase penurunan pendapatan terbesar terjadi pada sub sektor tanaman hortikultura sebesar -50,72 persen. Sub sektor perikanan memiliki peningkatan pendapatan terbesar dikarenakan terjadinya peningkatan jumlah produksi perikanan budidaya di Kabupaten Sidoarjo sebesar 43 persen dengan produksi perikanan budidaya tahun 2010 mencapai 54.984,7 ton meningkat pada tahun 2018 menjadi 96.586 ton (BPS Kabupaten Sidoarjo, 2019).

2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Sidoarjo. Rasio setiap sub sektor

76 dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Sidoarjo dapat diketahui dari tabel berikut. Tabel 44. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo

Tahun 2010-2019

No. Sub Sektor Rn Rin Rij

1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 (0,067)

2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 (0,507)

3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 (0,163)

4. Peternakan 0,666 0,215 0,244

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 (0,093) 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 (0,121)

7. Perikanan 0,666 0,608 0,552

Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 44 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019 meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada sub sektor perikanan yaitu sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Jawa Timur. Nilai Rij terbesar terdapat pada sub sektor perikanan, yaitu sebesar 0,552 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kabupaten Sidoarjo. Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan jumlah produksi perikanan darat di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2019 mencapai 112.343 ton dengan 15.757 ton berasal dari perikanan laut dan 96.586 ton dari perikanan budidaya (BPS Kabupaten Sidoarjo, 2020).

3. Pertumbuhan Wilayah

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Sidoarjo dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share (Nij),

77 perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kabupaten Sidoarjo sub sektor i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada tabel berikut.

Tabel 45. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Regional Share (Nij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan 301,23 66,57

2. Tanaman Hortikultura 24,88 66,57

3. Tanaman Perkebunan 91,78 66,57

4. Peternakan 133,61 66,57

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 6,20 66,57

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,39 66,57

7. Perikanan 747,84 66,57

Total 287,28 66,57

Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 45 dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Sidoarjo dipengaruhi secara positif oleh pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp287,28 miliar dengan pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar adalah perikanan sebesar Rp747,84 miliar, sedangkan sub sektor yang mendapat pengaruh terkecil adalah kehutanan dan penebangan kayu sebesar Rp0,39 miliar. Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Sidoarjo sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian Jawa Timur. Dengan demikian, jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur maka akan berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Sidoarjo. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Abidin (2015) menggambarkan bahwa kebijakan umum, kebijakan fiskal dan kebijakan

78 moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap pengembangan seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.

Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub

sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Sidoarjo pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil

proportional shift pada tabel berikut.

Tabel 46. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (277,07) (61,23)

2. Tanaman Hortikultura (16,80) (44,95)

3. Tanaman Perkebunan (51,20) (37,14)

4. Peternakan (90,36) (45,02)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (4,47) (48,01)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,10) 0,00

7. Perikanan (64,47) (5,74)

Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)

Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional

shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel 46 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional

shift negatif (Mij<0), dengan nilai pertumbuhan tanaman pangan Rp-277,07 miliar; tanaman hortikultura Rp-16,80 miliar; tanaman perkebunan Rp-51,20 miliar; peternakan Rp-90,36 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-4,47 miliar; kehutanan dan penebangan kayu Rp-0,10 miliar; dan perikanan Rp-64,47 miliar. Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Sidaorjo memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat.

79 Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian

Kabupaten Sidaorjo dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur dikali pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Sidaorjo pada tahun awal analisis 2010. Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut memiliki daya saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor dengan nilai negatif (Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang kuat (tidak kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel berikut. Tabel 47. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Differential Shift (Cij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (54,54) (12,05)

2. Tanaman Hortikultura (27,04) (72,35)

3. Tanaman Perkebunan (63,06) (45,74)

4. Peternakan 5,74 2,86

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (2,60) (27,91)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,35) (60,88)

7. Perikanan (62,99) (5,61)

Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 47 dapat dilihat bahwa sub sektor dengan nilai differential shift positif yaitu peternakan sebesar 2,86 persen atau Rp5,74 miliar, artinya sub sektor tersebut memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing yang kuat jika dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Jawa Timur. Sub sektor dengan nilai

differential shift terendah adalah tanaman hortikultura yaitu sebesar -72,35 persen.

Peternakan memiliki daya saing yang baik dikarenakan tingginya jumlah produksi ternak besar tahun 2019 di Kabupaten Sidoarjo dan sapi potong merupakan yang terbesar dengan produksi 9.074,05 ton diikuti produksi kambing sebesar 3.382,71 ton. Sementara itu, produksi unggas terbesar adalah ayam pedaging dengan

80 produksi mencapai 13.696,68 ton pada tahun 2019 (BPS Kabupaten Sidoarjo, 2020).

Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional

shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub

sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive. Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.

Tabel 48. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019

No Sub Sektor Pergeseran Bersih (PB)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (331,60) (73,28)

2. Tanaman Hortikultura (43,84) (117,29)

3. Tanaman Perkebunan (114,26) (82,88)

4. Peternakan (84,62) (42,16)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (7,07) (75,92)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,46) (78,64)

7. Perikanan (127,46) (11,35)

Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 48 dapat dilihat bahwa seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Sidoarjo memiliki nilai pergeseran bersih yang negatif dengan nilai PB kurang dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman pangan; tanaman hortikultura; tanaman perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan; kehutanan dan penebangan kayu; dan perikanan memiliki pertumbuhan yang tidak progressive (mundur).

5.2.7 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan