• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menilik Program Kartu Jakarta Sehat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Menilik Program Kartu Jakarta Sehat"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Menilik Program Kartu Jakarta Sehat : Sebuah Proses dan Formulasi Kebijakan Publik dengan Perspektif Inkremental 1

Masduki 2

Baru-baru ini, tepatnya pada pertengahan tahun 2012, DKI Jakarta melakukan suksesi kepemimpinan, yaitu pemilihan gubernur dan wakil gubernur. Pada proses politik ini pada akhirnya memenangkan pasangan Joko Widodo dan Basuki Cahya Purnama atau yang lebih akrab disebut dengan sapaan Jokowi-Ahok. Kehadiran pasangan gubernur dan wakil gubernur yang cukup menyita perhatian publik ini tidak lepas dari sepak terjangnya yang “diluar” kebiasaan dan kebanyakan. Salah satu program yang cukup menggebarak perhatian masyarakat pada awal-awal kepemimpinan pasangan ini adalah peluncuran kartu Jakarta sehat, yang memfasilitasi warga Jakarta untuk mengakses pelayanan kesehatan dengan lebih mudah dan bebas biaya.

Kartu Jakarta Sehat atau yang biasa disingkat KJS, pada awalnya adalah sebuah “komoditas politik” yang ditawarkan oleh Pasangan Jokowi-Ahok dalam proses pilkada DKI Jakarta. Jokowi mencoba menjiplak kesuksesan program kesehatan yang serupa saat masih menjadi Wali Kota Surakarta. Pada akhirnya isu KJS mampu menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi pasangan ini. Tidak menjadi janji palsu semata, saat Jokowi-Ahok terpilih dan kemudian dilantik menjadi penguasa Jakarta akhirnya KJS benar-benar direalisasikan bahkan saat masa kepemimpinanaya belum genap 100 hari. Pro dan kontra memang mewarnai program KJS, namun kemunculannya mampu memberikan sedikit angin segar bagi masyarakat kecil dalam masalah akses kesehatan yang selama ini prosesnya realif susah dan berbrlit untuk diakses.

1 Ditulis sebagai tugas ujian Mata Kuliah Proses dan Formulasi Kebijakan Publik.

(2)

Kartu Jakarta Sehat, Sebuah Kebijakan Inkremental

Kartu Jakarta Sehat adalah suatu program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui UP. Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta kepada masyarakat dalam bentuk bantuan pengobatan. Program ini bertujuan untuk memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi penduduk Provinsi DKI Jakarta terutama bagi keluarga miskin dan kurang mampu dengan sistem rujukan berjenjang. Setidaknya ada 73 rumah sakli di Jakarta dan 3 di luar Jakarta yang dapat diakses pelayanan kesehatannya dengan menggunakan KJS. Selain rumah sakit tentunya semua puskesmas di wilayah Jakarta juga menjadi tempat tujuan untuk mengakses pelayanan kesehatan.

Kartu Jakarta Sehat yang nampaknya seperti kebijakan yang bernuansa politis, sejatinya merupakan kebijakan yang bersifat inkremental. Program KJS pada dasarnya merupakan program kesehatan yang sudah lama ada di ibu kota ini. Program kesehatan yang senantiasa mengalami perbaikan dari tahun ketahun ini sudah ada sejak 16 tahun yang lalu. Data yang diperoleh dari Unit Pelayanan Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyebutkan bahwa luas wilayah Provinsi DKI Jakarta 661.52 Km² dengan jumlah penduduk 9.588.198 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki dan wanita berimbang dengan selisih 130.346 jiwa lebih banyak penduduk wanita. Sedangkan jumlah penduduk miskin hanya 11% dari jumlah keseluruhan jumlah penduduk.

Proses kebijakan inkremental adalah sebuah proses perumusan kebijakan yang sifatnya memperbaharui kebijakan-kebijakan yang sudah ada sebelumnya. Perspektif ini biasanya juga disebut sebagai perspektif tambal sulam. Perspektif incremental mendasarkan pada beberapa fakta bahwa :

 Tidak punya waktu, intelektualitas, maupun biaya untuk penelitian terhadap nilai-nilai sosial masyarakat yang merupakan landasan bagi perumusan tujuan kebijakan.

(3)

 Adanya hasil-hasil program dari kebijakan sebelumnya yang harus dipertahankan demi kepentingan tertentu.

 Menghindari konflik jika harus melakukan proses negoisasi yang melelahkan bagi kebijakan baru.

Proses inkremental dalam Program Kartu Jakarta Sehat dapat kita lihat dalam tabel berikut ini :

Proses Inkremental dalam Program Pemeliharaan Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

1999 Jaringan Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK) Sasaran : Gizi Buruk & Ibu Hamil (resiko tinggi)

APBN 300

juta

2002 Uji Coba Jaminan Pemeiharaan Kesehatan Keluarga Miskin (JPK – GAKIN) -1

Sasaran : Kelaurga Miskin

APBD 6 M

2003 Uji Coba Jaminan Pemeiharaan Kesehatan Keluarga Miskin (JPK – GAKIN) -2

Sasaran : Kelaurga Miskin & Korban Bencana

APBD 69 M

2004 – 2010

JPK GAKIN, Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) & Bencana

Sasaran :

1. Keluarga Miskin ber-KTP DKI, 2. Korban Bencana terjadi di DKI

(ber-KTP DKI/ luar DKI (DBD, Gizi Buruk, Leptospiroris, Flu Burung, AFP/ Polio, KIPI, GED, KDRT, orang terlantar, keracunan makanan, Sasaran : JPK Misikin + JPK PNS

APBD & Masyar

akat

550 M

(4)

Program Kartu Jakarta Sehat pada dasarnya merupakan bagian dari program pemeliharaan kesehatan dengan kelompok sasaran keluarga miskin. Sebagaimana sifat dari kebijakan yang incremental yang melakukan perubahan sebagian pada proses pengakesan pelayanan kesehatan. Trobosan yang dialkukan oleh Jokowi-Ahok dengan meluncurkan program JKS adalah pada aspek “memotong birokrasi”. Selama ini kita paham bahwa pelayanan publik dalam hampir semua bidang selalu berbenturan dengan birokrasi yang cenderung rumit, banyak persyaratan dan memakan waktu yang lama. Dengan memahami persolan ini, Jokowi-Ahok mampu membuat terobosan dengan meluncurkan alat akses pelayanan kesehatan yang mampu memangkas birokrasi. Kartu “ajaib” ini disebut dengan Kartu Jakarta Sehat.

Ilmuwan politik Yale University, Charles Lindblom merangkum model incremental sebagai sebuah model yang terdiri dari strategi-strategi yang saling mendukung dalam melakukan penyederhanaan dan pemusatan fokus. Strategi-strategi itu adalah :

 Pembatasan analisis hanya pada beberapa alternatif kebijakan yang familiar,

 Sebuah analisis tujuan kebijakan yang berjalinkelindan dan nilai-nilai dengan berbagai aspek empiris dari masalah yang dihadapi,

 Sebuah strategi yang mengedapankan analisis untuk mencari masalah yang ingin diselesaikan daripada tujuan-tujuan positif yang ingin dikejar,

 Serangkaian percobaan, kegagalan, dan percobaan ulang,

 Analisis yang mengeksplorasi hanya sebagian, bukan keseluruhan, konsekuensi-konsekuensi yang penting dari suatu alternatif yang dipertimbangkan,

 Fragmentasi kerja analitis untuk berbagai partisipan dalam pembuatan kebijakan (setiap partisipan mengerjakan bagian mereka dari keseluruhan domain).3

Dengan mengunakan konsep Charles Lindblom tentang kebijakan incremental di atas adapat kita amati bahwa program KJS memang dapat kita kategorikan sebagai kebijakn public yang dirumuskan secara tambal sulam.

(5)

Analisis alternative penyelesain masalah lebih fokus pada pemototongan jalur birokasi yang tadinya sangat panjang dan penuh dengan prosedur-prosedur tertentu. Program KJS yang berinduk pada program jamina kesehatan yang dikelola oleh UP Jamkesda ini tidak melakukan perubahan sebagian pada permasalahan dominan, yaitu masalah birokrasi tersebut. Pada perjalannanya kebijakan KJS setelah diimplementasikan juga senantiasa mengalami perbaikan, menutup kekurangan-kekurangan yang ada sebelumnya.

Targeting Program Kartu Jakarta Sehat

Dalam penyusunan sebuah program kebijakan public tentunya perumus akan memilih kelompok sasaran bagi kebijakan itu sendiri. Penentuan kelompok sasaran atau targeting memiliki tujuan agar kebijakan public dapat mencapai manfaat yang sebesar-besarnya karena jumlah sumberdaya yang dimiliki pemerintah bersifat terbatas. Untuk menentukan target atau sasaran kebijakan ada berbagai cara, bisa secara administratif dan juga bisa berbasis pasar, pemilihan targeting ini tetunya berdasarkan dari jenis kebijakan itu sendiri.

(6)

Semacam Penutup

Program Kartu Jakarta Sehat yang telah diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang diprakarsai oleh Jokowi-Ahok pada prinspnya bukanlah kebijakan yang baru. Program ini pada kenyataannya adalah modifikasi dari program pemelihraan kesehatan yang sudah ada di Jakarta sejak 16 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1997. Pembaharuan yang dilakukan oleh Jokowi-Ahok menitik beratkan pada permsalahan aksetabilitas, efektifitas dan efisiensi. Dengan kemunculan KJS, program pelayana kesehatan yang disediakan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta relatif lebih mudah untuk diakses dan pelayanan lebih efektif dan efisien karena birokrasi yang kesannya berbelit-belit, memakan waktu yang lama, banyak persyaratan nyatanya dapat di pangkas dengan program ini.

Program KJS dalam penentuan kelompok sasaran menggunakan administrative targeting yang mendasarkan pada karakteristik tertentu (characteristic administrative targeting) yaitu menyasar pada penduduk DKI Jakarta yang memiliki bukti sah berupa KTP maupun Kartu Kelauarga dan belum menikmati program jaminan kesehatan dalam bentu lain yang telah diberikan oleh pemerintah pada kesempatan sebelumnya.

Referensi Pendukung

Cahill, Anthony & E. Sam Overman, ‘The Evolution of Rationality in Policy Analysis’, hlm. 11-27 dalam Stuart S. Nagel (ed.). Policy Theory and Policy Evaluation. New York: Greenwood, 1990.

Forrester, John, ‘Bounded Rationality and the Politics of Muddling Through’, Public Administration Review 44 (1984): 23-30.

Lindblom, Charles, ‘The Science of Muddling Through’, Public Administration Review 19 (1959): 79-88.

MacRae, Duncan Jr., & James A. Wilde. Policy Analysis for Public Decisions. Lanham, MD: University Press of America, 1985.

(7)

Gambar

tabel berikut ini :

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan denoising DWT yang diterapkan pada mother wavelet Coiflet orde 5 level 10 untuk sinyal diastolic yang telah bercampur dengan White noise 5dB,

Bersirkulasinya kedua clade virus AI subtipe H5N1 (clade 2.1.3 dan 2.3.2) di Indonesia ini menyebabkan penggunaan vaksinasi AI dalam mengendalikan penyakit AI pada

Teknik enkripsi dan deskripsi penulis yang mana akan menerapkan pesan text, teknik keamanan yang diadopsi dari keamanan kuno teknik, yang penulis terapkan pada bahasa

Lempasing disebabkan oleh jumlah upaya penangkapan (trip) melebihi jumlah stok sumberdaya (overfishing). Lempasing secara serempak berpengaruh terhadap hasil tangkapan

Tipologi Peninjauan Kembali RTRW Kota.. Tipolo gi Kriteria Keterangan Tipolo gi /  RTRWK sah simpangan kecil +aktor eksternal tetap. RTRWK berlaku untuk digunakan sebagai

Shafiyyatul Amaliyyah Medan. --- Kata kunci : pembelajaran Al-Qur’an, metode takrir dan metode muraja’ah. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui perencanaan metode

Hubungan riwayat ASI eksklusif dengan kejadian obesitas pada anak usia prasekolah (4-6 Tahun) di Taman Kanak-Kanak wilayah Kecamatan Banjarbaru Utara tahun

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Status Gizi Balita berdasarkan indeks Antropometri BB/U