• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Aturan Tata Kelola TI Pemerintah Kota Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Kebijakan Aturan Tata Kelola TI Pemerintah Kota Tangerang"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN STUDI

PENYUSUNAN

KEBIJAKAN DAN ATURAN

TATA KELOLA

TEKNOLOGI INFORMASI

2010

Kegiatan Penyusunan Pedoman Petunjuk Teknis dan Peraturan Komunikasi

(2)

KATA PENGANTAR

Penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan publik memerlukan Good Governance. Implementasi Good Governance akan menjamin transparansi, efisiensi, dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan. Pada sisi lain, penggunaan teknologi informasi oleh institusi pemerintahan sudah dilakukan sejak beberapa dekade lalu, dengan intensitas yang semakin meningkat. Untuk memastikan penggunaan teknologi informasi tersebut benar-benar mendukung tujuan penyelenggaraan pemerintahan, dengan memperhatikan efisiensi penggunaan sumber daya dan pengelolaan risiko terkait dengannya, diperlukan sebuah studi terkait dengan kebijakan dan aturan tata kelola teknologi informasi.

Laporan ini berisi studi proses tata kelola teknologi informasi di Pemerintah Kota Tangerang terkait kebutuhan akan kebijakan dan aturan tata kelola teknologi informasi, sehingga implementasi good governance dapat tercapai. Harapan kami semoga Laporan Studi ini dapat memenuhi kriteria yang diharapkan, serta dapat memberikan kontribusi pada peningkatan pelaksanaan layanan teknologi informasi, sehingga terjadi peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Kritik dan saran terhadap laporan ini demi tercapainya sasaran Kegiatan Penyusunan Pedoman Petunjuk Teknis dan Peraturan Komunikasi Online Antar SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Tangerang sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya. Besar harapan kami bahwa laporan ini dapat menjadi bahan masukan untuk kemajuan Kota Tangerang.

Jakarta, Oktober 2010

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

Bab I Pendahuluan ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

I.3 Tujuan Kegiatan ... 9

1.4 Metodologi Kegiatan... 9

I.5 Sistematika Pembahasan ... 10

Bab II Konsep Penyusunan ... 12

II.1 Panduan Umum Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional Versi 1 12 II.2 Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) Versi 4.1 ... 16

II.3 COBIT Management Tool Set versi 3 ... 19

II.4 Teori Aplikasi Portofolio McFarlan ... 20

Bab III Analisis Proses TI ... 24

III.1 Identifikasi Profil Umum Pemerintah Kota Tangerang ... 24

III.1.1 Identifikasi Visi Kota Tangerang ... 24

III.1.2 Identifikasi Misi Kota Tangerang ... 26

III.1.3 Identifikasi Tujuan Pembangunan Daerah Kota Tangerang ... 28

III.1.4 Identifikasi Proses Bisnis Pemerintah Kota Tangerang... 29

III.1.5 Identifikasi Organisasi Pemerintah Kota Tangerang ... 32

III.2 Identifikasi Layanan TI di Pemerintah Kota Tangerang ... 37

III.2.1 Identifikasi Layanan Sistem Informasi di Pemerintah Kota Tangerang . 38 III.2.2 Identifikasi Aplikasi dan Bahasa Pemrograman di Setiap SKPD ... 44

III.2.3 Identifikasi Hardware, Software, dan Brainware di Setiap SKPD ... 45

(4)

III.3 Layanan TI Kondisi Saat ini dan Kondisi yang diharapkan Pemerintah

Kota Tangerang ... 61

III.4 Langkah Perbaikan Layanan TI di Pemerintah Kota Tangerang ... 75

Bab IV Kebijakan Dan Aturan Teknologi Informasi Kota Tangerang Penutup ... 81

IV.1 Sumber Daya Teknologi Informasi dan Kriteria Informasi ... 81

IV.1.1 Sumber daya Teknologi Informasi ... 81

IV.1.2 Kriteria Informasi ... 82

IV.2 Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi Pemerintah Kota Tangerang .. 83

IV.3 Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Daerah Kota Tangerang ... 83

IV.3.1 Tugas Pokok, Fungsi, dan Wewenang Detikda Kota Tangerang ... 83

IV.3.2 Komisi-Komisi di dalam Detikda Kota Tangerang... 84

IV.4 Data Dan Informasi ... 85

IV.4.1 Kepemilikan Data ... 85

IV.4.2 Kewenangan Atas Data dan Informasi ... 85

IV.4.3 Perencanaan dan Pembentukan Data ... 85

IV.4.4 Pengaksesan dan Pengolahan Data ... 86

IV.4.5 Pembaruan dan Penghapusan Data ... 86

IV.5 Aplikasi Teknologi Informasi ... 87

IV.5.1 Kepemilikan Aplikasi ... 87

IV.5.2 Kewenangan Atas Aplikasi ... 87

IV.5.3 Perencanaan Aplikasi ... 87

IV.5.4 Pengembangan Aplikasi ... 88

IV.5.5 Pemanfaatan dan Pengelolaan Aplikasi ... 88

IV.5.6 Hak Akses ... 89

IV.5.7 Penggantian dan Penghapusan Aplikasi ... 89

IV.6 Infrastruktur Teknologi Informasi ... 89

IV.6.1 Ketentuan Umum ... 89

(5)

IV.6.3 Perencanaan Infrastruktur Teknologi Informasi ... 90

IV.6.4 Pengadaan Infrastruktur Teknologi Informasi ... 90

IV.6.5 Pengelolaan Infrastruktur Teknologi Informasi ... 91

IV.6.6 Keamanan Infrastruktur Teknologi Informasi ... 91

IV.6.7 Pemusnahan Infrastruktur Teknologi Informasi ... 91

IV.7 Sumber Daya Manusia Teknologi Informasi ... 92

IV.8 Aturan Umum Penyelenggaraan Teknologi Informasi ... 92

IV.8.1 Hak Atas Kekayaan Intelektual dan Lisensi ... 92

IV.8.2 Manajemen Permasalahan ... 93

IV.8.3 Manajemen Insiden ... 93

IV.8.4 Manajemen Perubahan ... 94

IV.8.5 Manajemen Konfigurasi ... 94

IV.8.6 Manajemen Rilis ... 94

IV.8.7 Manajemen Kapasitas ... 94

IV.8.8 Manajemen Layanan Kontinuitas Teknologi Informasi ... 95

IV.8.9 Manajemen Ketersediaan... 95

IV.8.10 Pengelolaan Tingkat Layanan ... 95

IV.8.11 Manajemen Keamanan ... 96

IV.8.12 Pengaturan Finansial ... 96

IV.8.13 Manajemen Belanja dan Investasi ... 96

IV.8.14 Realisasi Sistem... 99

IV.8.15 Pengoperasian Sistem ... 103

IV.8.16 Indikator Keberhasilan Pengoperasian Sistem ... 107

IV.8.17 Pemeliharaan Sistem ... 108

IV.8.18 Pelanggaran Dan Sanksi ... 111

IV.9 Ketentuan Lain ... 115

(6)
(7)

Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Kenyataan telah menunjukan bahwa penggunaan media elektronik merupakan faktor yang sangat penting dalam berbagai transaksi internasional, terutama dalam transaksi perdagangan. Penataan yang tengah dilaksanakan harus pula diarahkan untuk mendorong bangsa Indonesia menuju masyarakat informasi. Untuk itu diperlukan sebuah Tata Keloka Teknologi Informasi (TI), agar pengeolaan TI sejalan dengan tujuan organisasi.

Pada saat ini kebutuhan akan sebuah tata kelola TI khususnya pada lingkup organisasi baik berupa organisasi pemerintah maupun organisasi bisnis yang bersifat korporasi telah meningkat secara tajam. Hal tersebut terjadi karena TI telah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam proses bisnis organisasi untuk mencapai misi dan tujuannya. Dengan demikian, agar misi, tujuan dan proses bisnis organisasi dapat berjalan dengan baik terkait dengan layanan TI-nya, diperlukan suatu pengelolaan terhadap TI yang secara taktis dapat memberikan gambaran strategis bagi kebutuhan integrasi dan standarisasi model operasi organisasi. Sehingga keberadaan pulau-pulau informasi sebagai akibat tidak adanya penataan yang baik pada TI dapat dihindari dan dapat dikelola sesuai dengan kebutuhan yang akan dicapai oleh organisasi tersebut.

(8)

pengelolaan risiko terkait dengannya, diperlukan Good Governance terkait dengan TI, atau yang disebut sebagai Tata Kelola TI.

Tata Kelola TI tidaklah diragukan lagi dalam pencapaian tujuan suatu organisasi yang mengadopsi TI, seperti fungsi-fungsi manajemen lainnya pada organisasi publik, maka Tata Kelola TI yang pada intinya adalah bagaimana mengelola penggunaan TI agar menghasilkan output yang maksimal dalam organisasi, membantu proses pengambilan keputusan dan membantu proses pemecahan masalah. Prinsip-prinsip Tata Kelola TI harus dilakukan secara terintegrasi, sebagaimana fungsi-fungsi manajemen dilaksanakan secara sistemik dilaksanakan pada sebuah organisasi publik.

Weill dan Ross (2004:2) mendefenisikan Tata Kelola TI sebagai keputusan-keputusan yang diambil, yang memastikan adanya alokasi penggunaan TI dalam strategi-strategi organisasi yang bersangkutan. Tata Kelola TI merefleksikan adanya penerapan prinsip-prinsip organisasi dengan memfokuskan pada kegiatan manajemen dan penggunaan TI untuk pencapaian organisasi.

Dengan demikian, Tata Kelola TI pada intinya mencakup pembuatan keputusan, akuntabilitas pelaksanaan kegiatan penggunaan TI, siapa yang mengambil keputusan, dan mengelola proses pembuatan dan pengimplementasian keputusan-keputusan yang berkaitan dengan TI. Contoh bidang cakupan Tata Kelola TI sektor publik adalah keputusan pemerintah yang menentukan siapa yang memiliki wewenang dan tanggungjawab dalam pembuatan keputusan tentang berapa jumlah investasi yang dapat dilakukan pada sektor publik X dengan memanfaatkan TI.

Suatu Tata Kelola TI yang efektif berarti penggunaan TI pada organisasi tersebut mampu meningkatkan dan mensinergiskan antara penggunaan TI dengan visi, misi, tujuan dan nilai organisasi yang bersangkutan.

Menurut Weill&Ross (204:10), suatu Tata Kelola TIK yang efektif adalah yang mampu menjawab tiga pertanyaan berikut, yaitu:

1. Keputusan-keputusan apa yang harus diambil untuk memastikan terlaksananya efektif manajemen dan efektif penggunaan TI?;

(9)

3. Bagaimana keputusankeputusan ini dibuat dan dimonitor?

Dengan demikian, pemerintahlah (baik pemerintah pusat ataupun daerahlah) yang memiliki otoritas dalam pembuatan keoputusan dan pengukuran akuntabilitas kinerja pelaksanaan Tata Kelola TI pada organisasi publik di Indonesia. Hal ini diterapkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan tentang IT yang dikeluarkan pemerintah berkaitan dengan prinsip-prinsip Tata Kelola TI dan pelaksanaan outsourcing, public private partnerships ataupun konsultan.

Peraturan daerah ditingkat pemerintah daerah kabupaten dan kota sebaiknya ikut pula memayungi pelaksanaan Tata Kelola TI ditingkat pemerintahan tersebut. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan adanya investor-investor dalam dan luar negeri yang akan bergerak aktif dalam kegiatan outsourcing, public private partnerships dan konsultasi dibidang Tata Kelola TI ditingkat pemerintah kabupaten dan kotamadya.

Adanya kejelasan kebijakan ditingkat kabupaten dan kotamadya akan meningkatkan kemajuan dan perkembangan penggunaan TI pada organisasi publik di Indonesia secara signifikan, terutama dalam memayungi pelaksanaan e-governmentdan semua permasalahan yang berkaitan dengan “the dark side of IT” (seperti credit card fraud, hackers dan virus).

Berkaitan dengan implementasi Tata Kelola TI di Indonesia diperlukan prinsip-prinsip Tata Kelola TI yang tepat yang sesuai dengan karakteristik institusi publik kita. Menurut Weill dan Ross (2004:114), prinsip-prinsip penerapan Tata Kelola TIK yang baik adalah sebagai berikut:

1. Simpel; artinya mekanisme pengimplementasian Tata Kelola TI mesti mendefinisikan dahulu tanggungjawab dan tujuan yang jelas dari tiap-tiap organisasi tersebut. Organisasi publik kita yang pada intinya bertanggungjawab dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat harus disinergiskan dengan tujuannya yaitu kesejahteraan masyarakat.

2. Transparan; artinya adanya mekanisme yang efektif dan proses yang jelas bagi siapapun yang berkaitan dengan keputusan yang dibuat tentang IT. 3. Kecocokan; artinya mekanisme Tata Kelola TIK-nya harus mengikutsertakan

(10)

Tata Kelola TI (IT Governance) jika dilihat dalam sudut pandang implementasi akan menjadi sebuah panduan bagi integrasi dan standarisasi model operasi di organisasi, sehingga akan memberikan manfaat dalam bentuk panduan pada hal-hal seperti berikut ini:

1. Panduan pada nilai pemahaman terhadap kondisi saat ini di organisasi dan visualisasinya yang jelas pada proses bisnis serta alur informasi yang independen di dalam struktur organisasinya.

2. Memberikan wadah komunikasi yang tepat dalam menjelaskan dan mengilustrasikan model operasi dan integrasinya bagi implementasi TI di organisasi.

3. Memberikan panduan terhadap pemangku jabatan di dalam organisasi TI, sehingga ketika ada pergantian pemangku jabatan tidak akan mempengaruhi alur informasi karena telah mempunyai alur yang standar dan baku.

4. Menjadi basis data bagi Critical Success Factor (CSF), biaya-biaya operasional, proses-proses yang terkait dengan SI untuk mencapai posisi TI yang efektif dan efisien.

5. Menjadi basis kerangka kerja konseptual dalam mendefinisikan aktivitas TI, perancangan TI serta gambarannya terhadap kemajuan TI.

6. Menjadi basis definisi sistem arsitektur masa depan di lingkup area aplikasi; mekanisme untuk memetakan aplikasi yang ada saat ini terhadap proses bisnis organisasi.

7. Menjadi basis pengertian istilah-istilah dalam bisnis proses organisasi;

8. Panduan identifikasi bagi redundansi tingkat tinggi (misalkan redundansi pada aplikasi yang ada di organisasi)

Tata kelola TI dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu strategi, taktis dan operasional. Adapun bentuk tata kelola berdasarkan tingkatannya yaitu :

a. Produk yang termasuk ke dalam tingkatan strategis adalah sebagai berikut : 1. Dokumen Kebijakan Tata Kelola TI (IT Governance Policy)

(11)

b. Sedangkan untuk produk tata kelola TI yang termasuk ke dalam tingkatan taktis adalah sebagai berikut :

1. Dokumen Pengelolaan Investasi TI (IT Investment Management) 2. Dokumen Pengelolaan Aset TI (IT Asset Management)

3. Dokumen Pengelolaan Risiko TI (IT Risk Management)

4. Dokumen Pengelolaan Lingkungan TI (IT Environment Management) 5. Dokumen Enterprise Architecture

c. Untuk produk tata kelola TI yang termasuk ke dalam tingkatan operasional dapat dilihat sebagai berikut :

1. Dokumen Rencana Induk TI (ITMP - IT Master Plan) 2. Dokumen Rencana Detail TI (ITDP - IT Detail Plan) 3. Dokumen Panduan Teknis TI (ITTechnical Guidance) 4. Dokumen Prosedur Standar Operasi TI (IT SOP)

Indonesia pada lingkup nasional telah mempunyai kebijakan yang terkait dengan IT Governance yaitu berupa panduan umum pada pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Panduan tersebut adalah Panduan Umum Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (PUTIKN) versi 1 dari Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007). Sedangkan pada lingkup internasional, IT Governance mempunyai kerangka kerja yang disebut dengan COBIT Framework V. 4.1. COBIT yang merupakan singkatan dari Control Objectives for Information and related Technology, merupakan kerangka kerja yang komprehensif dan bersifat sebagai control objectives bagi keberjalanan dan keberlangsungan sebuah pengelolaan TI.

Memperhatikan pertimbangan tersebut, terlihat dengan jelas bahwa fungsi dari PUTIKN, adalah sebagai panduan garis besar pada tata kelola bidang teknologi informasi dan komunikasi di tingkat nasional. Beberapa hal yang mendasari terbentuknya PUTIKN adalah sebagai berikut :

1. Perlunya Rencana TIK nasional yang lebih harmonis

(12)

4. Perlunya pendekatan yang meningkatkan pencapaian value dari implementasi TIK nasional

Manfaat yang didapatkan dari penerapan PUTIKN dalam penyelenggaraan tata kelola TIK, dapat ditinjau dari perspektif nasional, sisi institusional dan sisi publik. Manfaat – manfaat tersebut dapat dilihat di bawah ini.

1. Nasional/Daerah

a. Koordinasi dan integrasi Rencana TIK Nasional/Daerah

b. Mendapatkan standar rujukan kualitas penyelenggaraan TIK di seluruh institusi pemerintahan

c. Memudahkan pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan TIK di seluruh institusi pemerintahan

2. Institusional

a. Mendapatkan batasan dan panduan sesuai best practice dalam penyelenggaraan TIK-nya di lingkungan masing-masing

b. Mengoptimalkan ketercapaian value dari penyelenggaraan TIK di lingkungan kerjanya masing-masing, yaitu internal manajemen dan pelayanan publik.

3. Publik

a. Kualitas pelayanan publik yang lebih baik

b. Transparansi kriteria batasan penyelenggaraan TIK oleh institusi pemerintah, sehingga dapat melakukan fungsi kontrol sosial

Penyusunan sebuah tata kelola TIK pada suatu institusi pemerintahan tidak akan terlepas dari prinsip dan model tata kelola yang telah dibakukan oleh PUTIKN. Model tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini .

(13)

Control Objectives for Information and related Technology (COBIT ®), yang saat ini sudah memasuki versi 4.1. dapat memberikan sebuah pandangan good practise di antara seluruh domain dan proses kerangka kerja (framework) TI, serta memberikan kegiatan yang dapat dikelola dan mempunyai struktur yang sangat logis. COBIT dibuat dan diolah berdasarkan dari konsensus para ahli pada bidang tata kelola TI. COBIT yang merupakan sebuah best practise pada tata kelola TI, akan membantu optimalisasi terhadap investasi dalam bidang TI, serta menjamin ketersediaan layanan TI dan menyediakan proses pengukuran TI dalam rangka evaluasi.

Dasar dari framework COBIT dapat dilihat pada gambar 1.2 di bawah ini. Pengertian dari gambar 1. 2 tersebut adalah agar dapat menyediakan informasi yang diperlukan oleh sebuah enterprises dalam mencapai objektifnya, enterprises perlu melakukan penanaman modal, pengelolaan dan pengendalian sumber-sumber daya TI dengan menggunakan suatu struktur proses dalam menyediakan layanan informasi yang diperlukan perusahaan. Dengan demikian secara harfiah, dapat kita katakan bahwa pengelolaan dan kontrol informasi adalah inti dari framework COBIT, sehingga dapat membantu untuk memastikan keselarasan antara tata kelola TI dengan kebutuhan bisnis.

Gambar 2. Framework COBIT

(14)

1. Menyelenggarakan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan pembangunan, pengembangan, pengelolaan serta pemberdayaan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) dan Website Kota Tangerang;

2. Menyelenggarakan sosialisasi peraturan perundang-undangan mengenai pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);

3. Menyelenggrakan pemberian bimbingan teknis mengenai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi aparatur Pemerintah Daerah, masyarakat, dan kalangan dunia usaha;

4. Menyelenggarakan sosialisasi mengenai Internet Sehat bagi masyarakat; 5. Menyelenggarakan sosialisasi mengenai Indonesia Go Open Source (IGOS); 6. Menyelenggarakan penerapan standarisasi hardware dan software Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan Pemerintah daerah

7. Menyelenggarakan persiapan tim adhoc di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam rangka memfasilitasi penyelenggaraan jenis – jenis layanan public/kegiatan Pemerintah Daerah yang memerlukan layanan elektronik;

Dari tupoksi diatas, maka Dinas Informasi dan Komunikasi telah melaksanakan pembangunan/pengembangan sistem/program aplikasi yang telah dibangun baik secara online maupun offline dengan kondisi saat ini belum dapat menyajikan data secara terintegrasi antara sistem satu dengan lainnya.

1.2 Perumusan Masalah

Guna optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai bagian dari e-government serta tercapainya proses pertukaran data antar instansi/SKPD yang efisien dan efektif baik biaya dan sumber daya perlu adanya peraturan pedoman petunjuk teknis komunikasi online berupa dokumen tata kelola TIK tingkat strategi sebagai payung hukum.

(15)

petunjuk teknis dan peraturan komunikasi online dimaksud yang tertuang dalam Dokumen Tata Kelola TIK tingkat strategi.

I.3 Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan pekerjaan penyusunan pedoman petunjuk teknis dan peraturan komunikasi online dengan tujuan optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai bagian dari e-government serta tercapainya proses penukaran data antar instansi/SKPD yang efisien dan efektif baik biaya dan sumber daya.

1.4 Metodologi Kegiatan

(16)

Gambar 3. Metodologi Kegiatan

I.5 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan pada laporan penelitian pendahuluan ini akan terdiri dari beberapa pembahasan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, berisi uraian mengenai latar belakang kegiatan, perumusan

masalah, tujuan kegiatan, metodologi kegiatan serta sistematika pembahasan.

Bab II Konsep Penyusunan, berisi uraian mengenai kajian teori yang akan

digunakan dalam kegiatan ini, yaitu kajian teori terhadap identifikasi layanan TI, dengan menggunakan COBIT Framework V.4.1 dan COBIT Management Tool Kit versi 3 untuk tahapan strategies of inquiry.

Bab III Analisis Proses TI, berisi uraian mengenai layanan utama TI,

(17)

Bab IV Langkah Perbaikan Layanan TI untuk Keamanan Sistem, berisi langkah-langkah perbaikan terhadap layanan TI berdasarkan keamanan sistem TI.

Bab V Penutup, berisi uraian kesimpulan mengenai hasil kegiatan awal dan

(18)

Bab II Konsep Penyusunan

Konsep penyusunan pada kegiatan ini, akan merujuk pada teori yang akan digunakan berdasarkan perumusan masalah yang dihadapi dalam kegiatan penyusunan kebijakan dan peraturan, yaitu Panduan Umum Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional Versi 1, COBIT Framework V.4.1 dan COBIT

Management Tool SSet versi 3

II.1 Panduan Umum Teknologi Informasi dan Komunikasi

Nasional Versi 1

Panduan Umum Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional versi 1 dari Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007). Panduan tersebut merupakan payung hukum dalam regulasi tata kelola teknologi informasi dan komunikasi dengan lingkup nasional. Selain dari pada itu, pedoman tersebut memberikan prinsip dan model terhadap tata kelola teknologi informasi dan komunikasi dengan lingkup pada institusi pemerintahan, dalam hal ini Pemerintah Kota Tangerang. Berikut pembahasan mengenai Panduan Umum Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (PUTIKN) versi 1 dari Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Panduan Umum TIK Nasional (PUTIKN) berfungsi sebagai panduan garis besar pada tata kelola bidang teknologi informasi dan komunikasi di tingkat nasional. Hal tersebut tercermin dari isi Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007, yang dalam pertimbangannya dinyatakan sebagai berikut :

(19)

2. bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh institusi pemerintahan telah semakin meningkat, sehingga untuk memastikan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut benar-benar mendukung tujuan penyelenggaraan pemerintahan, maka harus memperhatikan efisiensi penggunaan sumber daya dan pengelolaan risiko;

3. bahwa dalam rangka mendukung tujuan penyelenggaraan pemerintahan diperlukan rencana teknologi informasi dan komunikasi yang lebih harmonis, pengelolaan yang lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas belanja teknologi informasi dan komunikasi dan pendekatan yang meningkatkan pencapaian nilai (value) dari implementasi teknologi informasi dan komunikasi nasional;

4. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas diperlukan Panduan Umum Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional

Memperhatikan pertimbangan tersebut, terlihat dengan jelas bahwa fungsi dari

PUTIKN, adalah sebagai panduan garis besar pada tata kelola bidang teknologi informasi dan komunikasi di tingkat nasional. Beberapa hal yang mendasari terbentuknya PUTIKN adalah sebagai berikut :

1. Perlunya Rencana TIK nasional yang lebih harmonis

2. Perlunya pengelolaan yang lebih baik untuk merealisasikan flagship nasional 3. Perlunya peningkatan efisiensi dan efektivitas belanja/investasi TIK

4. Perlunya pendekatan yang meningkatkan pencapaian value dari implementasi TIK nasional

(20)

memberikan pendapat, penilaian maupun evaluasi atas penyelenggaraan TIK di institusi pemerintahan. Pihak tersebut bisa terdiri dari internal auditor pemerintahan, komunitas bisnis maupun publik.

Manfaat yang didapatkan dari penerapan PUTIKN dalam penyelenggaraan tata kelola TIK, dapat ditinjau dari perspektif nasional, sisi institusional dan sisi publik. Manfaat – manfaat tersebut dapat dilihat di bawah ini.

1. Nasional

a. Koordinasi dan integrasi Rencana TIK Nasional

b. Mendapatkan standar rujukan kualitas penyelenggaraan TIK di seluruh institusi pemerintahan

c. Memudahkan pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan TIK di seluruh institusi pemerintahan

2. Institusional

a. Mendapatkan batasan dan panduan sesuai best practice dalam penyelenggaraan TIK-nya di lingkungan masing-masing

b. Mengoptimalkan ketercapaian value dari penyelenggaraan TIK di lingkungan kerjanya masing-masing: internal manajemen & pelayanan publik

3. Publik

a. Kualitas pelayanan publik yang lebih baik

b. Transparansi kriteria batasan penyelenggaraan TIK oleh institusi pemerintah, sehingga dapat melakukan fungsi kontrol sosial

Beberapa pernyataan penting berdasarkan ulasan di atas terkait dengan manfaat PUTIKN selain peruntukan, lingkup, dan tujuan, diharapkan dapat mendukung jawaban pertanyaan penelitian mengenai mengapa rencana strategi TI sangat diperlukan di Pemrintah Kota Tangerang?, yaitu sebagai berikut :

1. Mendapatkan batasan dan panduan sesuai best practice dalam penyelenggaraan TIK-nya di lingkungan masing-masing, yang sesuai dengan tujuan institusinya. 2. Mengoptimalkan ketercapaian value dari penyelenggaraan TIK di lingkungan

(21)

3. Kualitas pelayanan publik yang lebih baik (dalam hal ini, pelayanan TI untuk seluruh civitas akademik dalam hal TI)

Beberapa hal lain dalam PUTIKN yang dapat mendukung pertanyaan penelitian di atas adalah sebagai berikut:

1. Lingkup

a. Keselarasan Strategis : Organisasi - TIK

 Arsitektur dan inisiatif TIK harus selaras dengan visi dan tujuan organisasi.

 Keselarasan strategis antara organisasi – TIK dicapai melalui mekanisme berikut:

 Keselarasan tujuan organisasi dengan tujuan TIK, dimana setiap tujuan TIK harus mempunyai referensi tujuan organisasi.

 Keselarasan arsitektur bisnis organisasi dengan arsitektur TIK (arsitektur informasi, arsitektur aplikasi, dan arsitektur infrastruktur).

 Keselarasan eksekusi inisiatif TIK dengan rencana strategis organisasi.

2. Indikator Keberhasilan

a. Keselarasan Strategis

 Tingkat konsistensi dengan Rencana TIK Nasional

 Tingkat kontribusi tujuan TIK dalam mendukung tujuan organisasi secara umum, dalam perspektif desain

 Tingkat kepuasan stakeholders atas Rencana TIK yang sudah disusun, dalam perspektif akomodasi kepentingan

 Tingkat kesesuaian proyek-proyek TIK yang sudah/sedang berjalan dibandingkan dengan yang direncanakan; kesahihan dasar pengambilan keputusan jika terjadi deviasi khususnya untuk proyek-proyek TIK yang kritikal/strategis

b. Efisiensi Arsitektur Teknis

(22)

Ulasan di atas berkaitan dengan kepentingan keselarasan strategis yaitu antara strategi institusi dengan strategi TI. Dengan demikian Pemerintah Kota Tangerang yang belum mempunyai rencana strategi, perlu segera merancang dan menerapkan rencana strategi TI.

II.2

Control Objectives for Information and Related Technology

(COBIT) Versi 4.1

COBIT versi 4.1 dapat memberikan sebuah pandangan good practise pada seluruh domain dan proses kerangka kerja (framework) TI, serta memberikan pengelolaan terhadap proses TI dan bentuk – bentuk kegiatan (process and activity) yang mempunyai struktur yang sangat logis. COBIT versi 4.1 yang merupakan sebuah best practise pada tata kelola TI, akan membantu optimalisasi terhadap investasi dalam bidang TI, serta menjamin ketersediaan layanan TI dan menyediakan proses pengukuran TI dalam rangka evaluasi0. Framework ini akan menjadi pemandu bagi penulis agar sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang dikaji.

Menurut COBIT versi 4.1, tata kelola institusi/perusahaan/organisasi adalah serangkaian tanggung jawab dan praktek - praktek yang dilaksanakan oleh dewan direksi dan pihak pengelola eksekutif (manajemen) dengan tujuan sebagai berikut (digambarkan juga pada gambar II.1 di bawah ini) :

1. Memberikan arahan strategis

2. Memastikan bahwa tujuan-tujuan tercapai 3. Memastikan risiko telah dikelola dengan baik

4. Memverifikasi sumber daya perusahaan telah digunakan secara bertanggung jawab

(23)

Gambar 4. Area Fokus Tata Kelola TI

Pada gambar di atas, diketahui ada 5 (lima) area fokus pada tata kelola TI menurut COBIT versi 4.1, yaitu sebagai berikut :

1. Penyelarasan Strategis/Strategic Alignment

Fokus dalam memastikan keterhubungan antara bisnis dengan rencana TI; dalam mendefinisikan, merawat dan memvalidasi rencana nilai TI; dan dalam menyelaraskan operasional TI dengan operasional enterprise

2. Penghantaran Nilai/Value Delivery

Berkaitan dengan pelaksanaan rencana nilai melalui sebuah siklus; memastikan bahwa TI dapat menjanjikan keuntungan bagi strategi; dikonsentrasikan pada optimali biaya dan menyediakan dasar nilai TI

3. Pengelolaan Sumber Daya/Resource Management

Berkaitan dengan optimali investasi dan pengelolaan yang benar dari sumber daya TI yang kritis yaitu, aplikasi, informasi, infrastruktur dan personil. Isu kunci yang berhubungan dengan optimalisasi dari pengetahuan dan infrastruktur

4. Pengelolaan Risiko/Risk Management

(24)

risiko yang penting bagi institusi; serta melekatkan tanggung jawab terhadap pengelolaan risiko di dalam institusi

5. Pengukuran Kinerja/Performance Measurement

Mengikuti dan memonitor implementasi strategi, penyelesaian proyek, penggunaan sumber daya, proses kinerja dan layanan TI.

COBIT framework V.4.1 diketahui juga dapat mendefinisikan dan mengidentifikasi 4 (empat) karakteristik utama pada kegiatan ini, yaitu sebagai berikut :

1. Business-focused 2. Process-oriented 3. Control-based 4. Measurement-driven

Pada sisi karakteristik business-focused, COBIT framework V.4.1 menjelaskan mengenai kriteria informasi (information criteria), definisi tujuan dari bisnis dan TI (business goals and IT goals), serta sumber daya TI (IT resources). Sedangkan process-oriented, menjabarkan mengenai standar referensi terhadap proses di aktivitas TI. Control-based pada metode COBIT framework V.4.1, terdiri dari kebutuhan kontrol dari proses TI, kebutuhan bisnis dan kontrol TI, serta kontrol umum TI dan kontrol aplikasi. Terakhir dari kriteria COBIT framework V.4.1 adalah measurement-driven. Measurement-driven akan mengukur tingkat kapabilitas dan kinerja TI. Dengan demikian metode penyusunan rancangan rencana strategi TI dalam penelitian ini, akan berpedoman pada COBIT framework V.4.1.

(25)

Gambar 5. Langkah Penelitian COBIT framework V.4.1 pada DS5

Gambar 5 di atas, menjelaskan mengenai langkah penelitian pada COBIT framework V.4.1 yang akan dilakukan berdasarkan keluaran kegiatan ini.

II.3 C

OBI

T Management Tool Set versi 3

COBIT Management Tool Set, memberikan gambaran bagaimana proses audit dilakukan (audit guidelines), yaitu sebagai berikut :

2

3 1

4

5

(26)

Gambar 6. Audit Guidelines

Proses penelitian berdasarkan audit guidelines di atas, dibatasi sampai dengan garis merah, berkaitan dengan limitasi waktu yang ada. Berikut di bawah ini, gambaran mengenai contoh lembar indentifikasi di versi 3 (dalam hal ini, akan disesuaikan prosesnya dengan COBIT framework V.4.1).

II.4

Teori Aplikasi Portofolio McFarlan

Penyusunan aplikasi portofolio untuk Data Processing (DP), Management Information System (MIS) dan Strategic Information System (SIS) memerlukan sebuah perencanaan dan pengelolaan yang matang dalam memenuhi kebutuhan mendatang terhadap tujuan bisnis dan hubungannya dengan kondisi yang ada pada saat ini. Dahulu, sebuah model portofolio hanya mempertimbangkan hubungan keterkaitan antar sistem dan beban tugas yang diberikan, dari pada melihat pada keterkaitan keberhasilan dalam mencapai tujuan bisnisnya.

(27)

perencanaan dan pengelolaan sistem informasi/teknologi informasi (SI/TI) demi mencapai keberhasilan pada tujuan bisnisnya.

Menurut Ward dan Peppard (2003), penerapan model aplikasi portofolio yang mempertimbangkan pencapaian keberhasilan pada tujuan bisnisnya, dapat dilakukan dengan menggunakan konsep matriks dari McFarlan. Pada model portofolio dengan menggunakan konsep matriksnya tersebut, McFarlan betul – betul mempertimbangkan kontribusi dari SI/TI terhadap kebutuhan bisnis saat ini dan yang akan datang, berdasarkan dampak industri yang ada.

Model tersebut mengusulkan bentuk analisis dengan konsep matriks terhadap kondisi saat ini (existing), yang direncanakan dan aplikasi – aplikasi potensial lainnya, serta memecahnya ke dalam 4 (empat) kategori berdasarkan penilaian pada kepentingan aplikasi bisnis pada saat ini dan yang akan datang. Kategori – kategori tersebut ditetapkan sebagai berikut :

(1) Strategi

(2) Potensi/kesanggupan/kemungkinan tertinggi (3) Kunci operasional

(4) Dukungan

(28)

Gambar 7. Aplikasi Portofolio McFarlan

Gambar 7 merupakan model matriks turunan hasil pengembangan McFarlan dari konsep matriks orisinalnya, memberikan suatu keefektifan dalam menyediakan kerangka kerja (framework) untuk mencapai kesepakatan pada penyediaan dan keperluan portofolio aplikasi bisnis dilihat dari berbagai sudut pandang di dalam organisasi, seperti para manajer, senior manajer, dan para profesional SI/TI.

Keempat kuadran di atas, mengategorikan sistem informasi berdasarkan kontribusi bisnisnya masing – masing. Penjelasan mengenai aplikasi portofolio pada gambar tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Aplikasi Strategis

(29)

perusahaan, tetap saja sebuah penilaian harus berpaku pada kontribusi bisnis.

(2) Kunci Operasi

Aplikasi kunci operasi dapat menopang bisnis operasi saat ini, dan membantu menghindari kerugian yang akan diderita. Diketahui, bahwa aplikasi kunci operasi ini, telah menjadi suatu tembusan yang wajib bagi organisasi dalam mencapai kondisi yang aman dalam industrinya.

(3) Aplikasi Dukungan

Aplikasi dukungan dapat membantu memperbaiki efisiensi bisnis dan pengelolaan yang efektif, tetapi walaupun demikian tidak sepenuhnya dapat menopang sisi keberhasilan bisnis atau menyediakan keuntungan yang kompetitif.

(4) Aplikasi Potensi Tinggi

(30)

Bab III Analisis Proses TI

III.1 Identifikasi Profil Umum Pemerintah Kota Tangerang

III.1.1 Identifikasi Visi Kota Tangerang

Visi dari suatu daerah selalu mengalami proses yang panjang dan telaahan yang mendalam dari berbagai pihak terkait (stakeholders). Sedangkan visi itu sendiri merupakan suatu cara pandang ke masa depan yang mengilhami setiap tindakan secara emosional dan memotivasi secara positif untuk mencapai kondisi yang diinginkan di masa mendatang.

Pengembangan Kota Tangerang dengan melihat kondisi dan potensi-potensi yang ada maka diformulasikan Visi Kota Tangerang, yaitu :

“MEMBANGUN PERADABAN BARU DI TENGAH KOTA INDUSTRI,

PERDAGANGAN DAN JASA, PERMUKIMAN SERTA PENDIDIKAN

YANG AKHLAKUL KARIMAH”

Penjelasan dari Visi Kota Tangerang adalah sebagai berikut :

1. Peradaban Baru

Membangun peradaban baru di sini tidak diartikan secara umum melainkan secara khusus, yaitu adanya suatu penguatan pada sistem pemerintahan, kemasyarakatan, perekonomian, dan perwujudan pembangunan daerah yang berkelanjutan (sustainable development). Penguatan sistem pemerintahan daerah diarahkan pada terwujudnya tata kelola pemerintahan yang bersih dan amanah (clean government and good governance), sedangkan penguatan sistem kemasyarakatan daerah diarahkan pada terwujudnya kesejahteraan masyarakat (social welfare) dan pemerataan hasil pembangunan.

(31)

diarahkan pada optimalisasi pelayanan dan penyediaan infrastruktur perkotaan (basic and supporting services) yang memadai dan berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, masyarakat yang berakhlak mulia (akhlaqul karimah) dalam visi ini lebih diarahkan pada konsep masyarakat madani, yaitu masyarakat berbudaya, bermoral, dan beretika.

2. Industri, Perdagangan dan jasa

Letak geografis yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta membuat Kota Tangerang memiliki posisi strategis. Nilai strategis tersebut semakin bertambah dengan dimasukannya Kota Tangerang dalam konsep pengembangan metropolitan Jabodetabekpunjur, yaitu konsep pengintegrasian tata ruang beberapa kawasan yang memiliki keterkaitan erat dalam konteks pengembangan wilayah. Lokasi strategis yang ditunjang oleh keberadaan Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, menjadikan Kota Tangerang sebagai pintu gerbang bagi masuknya pergerakan orang, barang dan jasa, sehingga menjadi daya tarik investor untuk melakukan investasi di sektor industri. Faktor tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi perkembangan pembangunan Kota Tangerang di bidang industri, perdagangan dan jasa.

Dukungan aksesibilitas yang baik, ketersediaan sarana dan prasarana, kemudahan berinvestasi, serta kondisi lingkungan yang kondusif menjadikan Kota Tangerang memiliki prospek yang cerah dan menjanjikan sebagai lokasi pengembangan berbagai kegiatan perekonomian perkotaan.

3. Permukiman

(32)

Meningkatnya kebutuhan akan permukiman harus didukung dengan pembangunan kawasan permukiman yang ramah lingkungan. Jaminan akan rasa aman, nyaman disertai perilaku masyarakatnya yang agamis, rukun dan toleran merupakan faktor utama bagi terlaksananya kesinambungan pembangunan. Peran serta masyarakat dalam kebijakan pembangunan yang memperhatikan aspek lingkungan dapat memudahkan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan guna peningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik.

4. Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi. Tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai, akan mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Oleh karena itu, upaya mewujudkan biaya pendidikan yang murah dan terjangkau namun tetap berkualitas, menjadi komitmen pemerintah Kota Tangerang.

Selain pembangunan infrastruktur fisik pendidikan, orientasi pembangunan di bidang pendidikan juga diarahkan untuk meningkatkan kompetensi tenaga pengajar dan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Diharapkan melalui upaya tersebut akan tercipta pembangunan pendidikan yang komprehensif dengan didukung oleh partisipasi masyarakat dalam pengawasan, pengelolaan dan pengendalian pendidikan.

III.1.2 Identifikasi Misi Kota Tangerang

Secara umum, misi Kota Tangerang dapat diartikan sebagai sesuatu hal yang harus dilaksanakan agar visi Kota Tangerang dapat direalisasikan dengan baik. Bertolak dari rumusan visi Kota Tangerang tahun 2004-2008 tersebut, maka misi yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi Kota Tangerang adalah :

1. Mewujudkan dan menguatkan tata pemerintahan yang baik (Good Governance);

2. Mendorong pertumbuhan ekonomi;

(33)

5. Mendorong terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).

Penjelasan dari lima misi Kota Tangerang adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanan pembangunan akan berjalan dengan optimal apabila ditunjang oleh tata pemerintahan yang baik. Perwujudan tata pemerintahan yang baik dan bersih membutuhkan aparatur yang profesional, memiliki spirit (agamis), etos kerja dan komitmen yang tinggi disertai dukungan sistem teknologi informasi yang handal, sehingga dapat menjamin kinerja pemerintahan dalam meningkatkan pelayanan publik serta menciptakan kepastian hukum, transparansi dan akuntabilitas publik.

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu upaya untuk mempercepat kemajuan Kota Tangerang. Pertumbuhan ekonomi tersebut dilakukan dengan memajukan kegiatan ekonomi yang menjadi sektor unggulan, seperti industri, perdagangan dan jasa, serta memberdayakan UMKMK sehingga mampu bersaing dan mengurangi pengangguran.

3. Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Kota Tangerang. Peningkatan pelayanan tersebut ditunjang dengan upaya peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat untuk mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang maju dan sejahtera. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur, serta faktor pendukung lainnya.

4. Infrastruktur merupakan faktor penunjang bagi kegiatan industri, perdagangan dan jasa. Penyediaan sarana dan prasarana kota yang memadai, efesien dan efektif mutlak diperlukan sekaligus dapat menjamin berlangsungnya kegiatan ekonomi dan investasi secara produktif.

(34)

III.1.3 Identifikasi Tujuan Pembangunan Daerah Kota Tangerang

Untuk mewujudkan visi dan misi Kota Tangerang tahun 2008-2013, maka dirumuskan 6 (enam) tujuan pembangunan daerah yang ingin dicapai dalam kurun waktu tersebut, yaitu:

1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel dan partisipatif.

2. Menciptakan pemerintahan yang efektif dan efisien.

3. Mendorong pertumbuhan sektor unggulan yang berbasis sumberdaya lokal. 4. Mewujudkan sumber daya manusia Kota Tangerang yang unggul, berkualitas

dan sejahtera.

5. Meningkatkan penyediaan dan pelayanan infrastruktur untuk meningkatkan kualitas permukiman dan perkotaan.

6. Meningkatkan kualitas pembangunan yang menjamin keberlanjutan daya dukung lingkungan.

Keterkaitan Misi dan Tujuan Pembangunan Kota TangerangTahun 2009 - 2013

MISI TUJUAN PEMBANGUNAN

1. Mewujudkan dan menguatkan tata pemerintahan yang baik (good governance)

1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel dan partisipatif 2. Menciptakan pemerintahan yang

efektif dan efisien

2. Mendorong pertumbuhan ekonomi 3. Mendorong pertumbuhan sektor unggulan yang berbasis sumberdaya lokal

3. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial

4. Mewujudkan sumber daya manusia Kota Tangerang yang unggul, berkualitas dan sejahtera 4. Meningkatkan kualitas dan kuantiítas

infrastruktur dan pelayanan publik

5. Meningkatkan penyediaan dan pelayanan infrastruktur untuk meningkatkan kualitas permukiman dan perkotaan

5. Mendorong terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).

(35)

III.1.4 Identifikasi Proses Bisnis Pemerintah Kota Tangerang

Proses bisnis Pemerintah kota Tangerang adalah sebagai berikut.

1. Mewujudkan dan menguatkan tata pemerintahan yang baik

(Good Governance)

Pembangunan akan berjalan dengan optimal apabila ditunjang oleh tata pemerintahan yang baik. Perwujudan tata pemerintahan yang baik dan bersih membutuhkan aparatur yang profesional, memiliki spirit (agamis), etos kerja dan komitmen yang tinggi disertai dukungan sistem teknologi informasi

yang handal, sehingga dapat menjamin kinerja pemerintahan dalam meningkatkan pelayanan publik serta menciptakan kepastian hukum, transparansi dan akuntabilitas publik.

2. Mendorong pertumbuhan ekonomi

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu upaya untuk mempercepat kemajuan Kota Tangerang. Pertumbuhan ekonomi tersebut dilakukan dengan memajukan kegiatan ekonomi yang menjadi sektor unggulan, seperti industri, perdagangan dan jasa, serta memberdayakan UMKMK sehingga mampu bersaing dan mengurangi pengangguran.

3. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial

Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Kota Tangerang. Peningkatan pelayanan tersebut ditunjang dengan upaya peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat untuk mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang maju dan sejahtera. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur, serta faktor pendukung lainnya.

4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan pelayanan

publik

(36)

efesien dan efektif mutlak diperlukan sekaligus dapat menjamin berlangsungnya kegiatan ekonomi dan investasi secara produktif.

5. Mendorong terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan (sustainable

development)

Peningkatan kualitas dan daya dukung lingkungan merupakan salah satu pilar dari pembangunan berkelanjutan. Pengintegrasian faktor lingkungan hidup dengan ekonomi dan sosial budaya dapat menciptakan kondisi yang seimbang dan berdampak positif bagi pembangunan di Kota Tangerang. Dengan demikian, dalam pengembangan ke depannya faktor lingkungan hidup perlu ditingkatkan untuk menyeimbangkan peningkatan aspek sosial dan ekonomi yang telah diakomodir dalam misi-misi sebelumnya

Hasil dari identifikasi proses bisnis tersebut terhadap kriteria layanan TI dan sasaran layanan TI yang diharapkan adalah sebagai berikut.

No

Kebijakan Proses Bisnis Pemerintah Kota

Tangerang

Kriteria Layanan TI Layanan TI 1 Mewujudkan dan

menguatkan tata

pemerintahan yang baik (Good Governance)

Perwujudan tata

pemerintahan yang baik dilakukan melalui layanan teknologi informasi berupa pengelolaan

infrastruktur, aplikasi, informasi, dan personil yang sesuai dengan kriteria informasi berikut: Efektif, Efisien Kerahasiaan, Integritas Ketersediaan,

Kepatuhan, dan Kehandalan.

Tata pemerintahan yang baik

2 Mendorong

pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang pesat dapat dilakukan melalui layanan teknologi informasi berupa pengelolaan

infrastruktur, aplikasi, informasi, dan personil yang sesuai dengan

(37)

No

Kebijakan Proses Bisnis Pemerintah Kota

Tangerang

Kriteria Layanan TI Layanan TI kriteria informasi

berikut: Efektif, Efisien Kerahasiaan, Integritas Ketersediaan,

Kepatuhan, dan Kehandalan. 3 Meningkatkan kualitas

pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial

Peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan yang baik dapat dilakukan melalui layanan teknologi informasi berupa pengelolaan infrastruktur, aplikasi, informasi, dan personil yang sesuai dengan kriteria informasi berikut: Efektif, Efisien Kerahasiaan, Integritas

4 Meningkatkan kualitas dan kuantitas

infrastruktur dan pelayanan publik

Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan pelayanan publik yang baik dapat dilakukan melalui layanan teknologi informasi berupa pengelolaan

infrastruktur, aplikasi, informasi, dan personil yang sesuai dengan kriteria informasi berikut: Efektif, Efisien Kerahasiaan, Integritas

5 Mendorong terwujudnya pembangunan yang

berkelanjutan yang baik dapat dilakukan melalui layanan teknologi informasi berupa

(38)

No

Kebijakan Proses Bisnis Pemerintah Kota

Tangerang

Kriteria Layanan TI Layanan TI pengelolaan

infrastruktur, aplikasi, informasi, dan personil yang sesuai dengan kriteria informasi berikut: Efektif, Efisien Kerahasiaan, Integritas Ketersediaan,

Kepatuhan, dan Kehandalan.

III.1.5 Identifikasi Organisasi Pemerintah Kota Tangerang

(39)

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KOTA TANGERANG

KETERANGAN :

GARIS PERTANGGUNGJAWABAN GARIS KOMANDO

WK. WALIKOTA

1. Bagian Perlengkapan

a. Sub Bag Analisis Kebutuhan b. Sub Bag Pengadaan dan

Penyimpanan c. Sub Bag Pemeliharaan

2. Bagian Hukum

a. Sub Bag Produk Hukum b. Sub Bag Dokumentasi

Hukum

c. Sub Bag Penyuluhan & Pelayanan Hukum

1. Bagian Perekonomian

a. Sub Bag Ketahanan Pangan b. Sub Bag Penanaman Modal c. Sub Bag BUMD dan BLU Kehidupan Beragama

3. Bagian Organisasi

a. Sub Bag Kelembagaan b. Sub Bag Tatalaksana c. Sub Bag Analisis Formasi

Jabatan

2. Bagian Pembangunan

a. Sub Bag Adm Pembangunan b. Sub Bag Pengendalian

Pembangunan c. Sub Bag Evaluasi dan

Pelaporan

3. Bagian Kesejahteraan Masyarakat

a. Sub Bag Pemberdayaan dan Taskin

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 2. Badan Pengendalian

Lingkungan Hidup 3. Badan Kepegawaian

dan Diklat 4. Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu 5. Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan KB 6. Inspektorat 7. Satuan Polisi Pamong

Praja

B.Kantor :

1. Kantor Arsip Daerah 2. Kantor Perpustakaan

Daerah

3. Kantor Kesbang dan Linmas

4. Kantor Penelitian, Pengolahan dan Statistik

1. Bagian Adm Umum

4. Bagian Humas dan Protokol

a. Sub Bag Peliputan dan Dokumentasi b. Sub Bag Pemberitaan c. Sub Bag Protokol

SEKRETARIAT DPRD

2. Bagian Umum

a. Sub Bag Tata Usaha b. Sub Bag Kepegawaian c. Sub Bag Rumah Tangga

3. Bagian Keuangan

a. Sub Bag Anggaran b. Sub Bag Pembendaharaan

dan Akuntansi c. Sub Bag Verifikasi

2. Bagian Adm Keuangan

a. Sub Bag Anggaran b. Sub Bag

Perbendaharaan dan Pembukuan

3. Bagian Persidangan, Informasi dan 1. Bagian Pemerintahan

a. Sub Bag Bina Adm Pem Kec dan Kel b. Sub Bag Pengembangan

Otda

c. Sub Bag Pemerintahan Umum 9. Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

10. Sosial

11. Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

12. Kebakaran dan Penyelamatan Korban

13. Kependudukan & Pencatatan Sipil 14. Informasi dan Komunikasi 15. Kebersihan dan Pertamanan

UPTD

1. Puskesmas (30) 2. Gudang Farmasi 3. Balkesda 4. Labkesda

5. Peralatan dan Perlengkapan 6. BLK

7. Pemadam Kebakaran (3) 8. SMK, SMA, SMP 9. Uji Kendaraan Bermotor 10. Terminal

11. Parkir

12. Pendidikan Dasar (13)

(40)

Dilihat dari hasil identifikasi struktur organisasi Pemerintah Kota Tangerang terlihat bahwa pengorganisasian teknologi informasinya dilakukan dengan tipe horizontal hal ini dapat terlihat dari tersebarnya sumber daya manusia IT di beberapa SKPD, seperti terlihat pada tabel berikut ini.

No Nama SKPD

Jumlah sumber daya manusia berdasarkan Tugas Fungsional

6 Dinas Informasi dan

Komunikasi 0 0 0 0 0 0 0

7

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil)

5 2 1 0 0 0 8

8

Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata

0 0 0 0 0 0 0

9 Dinas Pekerjaan Umum

(PU) 0 0 0 0 0 0 0

10 Dinas Tata Kota 5 0 0 0 0 0 5

11 Dinas Kebersihan Dan

(41)

No Nama SKPD

Jumlah sumber daya manusia berdasarkan Tugas Fungsional

20 Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu 0 0 0 0 0 0 0

21 Inspektorat 0 0 0 0 0 0 0

22 Satuan Polisi Pamong

Praja 8 1 0 0 1 0 10

23 Kantor Arsip Daerah 4 0 0 0 0 0 4

24 Kantor Perpustakaan

Daerah 4 0 0 0 0 0 4

25

Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Statistik (Litbang & Statistik)

Kelemahan pengorganisasi IT secara horizontal adalah sebagai berikut.

1. Proses inti dalam tipe pengorganisasian TI memerlukan waktu yang panjang serta mempunyai lingkungan kerja yang trerbatas

2. Memerlukan perubahan budaya kerja, desain pekerjaan, manajemen, serta informasi dalam penerapan keberjalayanan TI

3. Memerlukan pelatihan sumber daya manusia yang sangat signifikan untuk mencapai efektifitas dalam mencapai proses TI yang sesuai

4. Mempunyai keterbatasan dalam pengembangan ketrampilan

(42)

1. Dapat menimbulkan redudansi aplikasi sistem informasi yang cukup besar di beberapa SKPD.

2. Sumber daya manusia IT hanya fokus untuk mengembangkan aplikasi di SKPD tempat ia bekerja sehingga bisa menimbulkan pulau-pulau informasi. 3. Integrasi sistem informasi akan sulit dilakukan

4. Tidak ada yang fokus memperhatikan layanan TI secara keseluruhan Pemerintah kota Tangerang, karena masing-masing sibuk untuk mengurus layanan TI di SKPD tempat ia bekerja.

Berdasarkan identifikasi organisasi Pemerintah Kota Tangerang sistem pengorganisasian yang paling tepat adalah menggunakan pengorganisasian IT secara matriks. Kelebihan pengorganisasi secara matriks adalah sebagai berikut. 1. Memudahkan koordinasi dari setiap sumber daya manusia TI dari beberapa

SKPD

2. Fleksibel berbagi sumber daya manusia TI antar SKPD

3. Mempunyai kesesuaian untuk keputusan yang kompleks dan sering berubah-ubah dalam lingkungan yang berdinamika tinggi.

4. Menyediakan kesempatan bagi pengembangan dan keterampilan sumber daya TI.

Dengan menggunakan pengorganisasian TI secara matriks, maka fungsi TI Pemerintah Kota Tangerang yang diharapkan adalah tipe Federal. Adapun kelebihan tipe federal adalah sebagai berikut.

1. Menyediakan keselarasan antara tujuan TI dengan tujuan institusi berdasarkan pengelolaan proses TI.

2. Secara struktural personil TI bertanggung jawab terhadap pimpinan SKPD-nya dan secara fungsional bertanggung jawab terhadap pimpinan SKPD pengelola TI.

(43)

III.2 Identifikasi Layanan TI di Pemerintah Kota Tangerang

Berdasarkan profil umum Pemerintah Kota Tangerang sebagai institusi pemerintah daerah di dapat dasar prinsip-prinsip institusi (business principles) dengan mempertimbangkan karakteristik institusi berkaitan dengan kajian teori analisis strategi TI terhadap penilaian dan pemahaman situasi saat ini yang meliputi pertanyaan analisis sebagai berikut :

1. Visi dan strategi institusi

a. Ke mana arah yang dituju oleh institusi? b. Bagaimana pencapaian menuju tujuannya? 2. Dukungan TI terhadap visi dan strategi institusi

a. Bagaimana TI mendukung arah dan tujuan bisnis?

b. Pada bagian mana TI mendukung arah dan tujuan bisnis?

Identifikasi terhadap Layanan TI ini mengacu pada visi, misi, kebijakan pembangunan, proses bisnis serta hubungan antar organisasi di dalam struktur Pemerintah Kota yang diambil dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tangerang Tahun 2005-2025 yang diturunkan menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Tahun 2009 – 2013. RPJPD 2005-2025 dan RPJMD 2009 – 2013 Kota Tangerang akan menjadi faktor utama pertimbangan identifikasi Layanan TI.

(44)

III.2.1 Identifikasi Layanan Sistem Informasi di Pemerintah Kota Tangerang

No Satuan Kerja Pemerintah Daerah

Dasar Hukum

Aplikasi Sistem Informasi (SI)

Layanan SI

Fungsi Sistem Informasi

Kesesuaian Layanan SI

LI 1 LI 2 LE. R S T

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Sekretariat Daerah Perwal No 21 / 2008 2 Sekretariat DPRD No 22 / 2008

3 Dinas Pendidikan No 23 / 2008 Sistem Informasi Manajemen Nomor Unik Pendidikan & Tenaga Kependidikan

√ Untuk Pengolahan Data

Kepegawaian Guru

PADATI WEB √ Untuk Pengolahan Data

Sekolah

Sistem Online DAPODIK JARDIKNAS

√ Pengolahan Data Siswa √

4 Dinas Kesehatan No 24 / 2008 SIMPUS √ Sistem Informasi

Puskesmas

SIKNAS ONLINE √ Sistem Informasi

Kesehatan Nasional

SIMPEG √ Sistem Informasi

Kepegawaian

SIM PHBS √ Sistem Pendataan PHBS

Rumah Tangga

5 Dinas Sosial No 25 / 2008

6 Dinas Ketenagakerjaan No 26 / 2008 7 Dinas Perhubungan No 27 / 2008

(45)

No Satuan Kerja Pemerintah

Fungsi Sistem Informasi

Kesesuaian Layanan SI

LI 1 LI 2 LE. R S T

Komunikasi (Dinas Infokom)

informasi pemerintah

Portal √ komunikasi data,sharing

antar SKPD

Bank Data √ Penyimpanan data SKPD √

SMS gateway √ Pengaduan,penyebaran

informasi pemda

CAP √ Pelayanan dan penyebaran

informasi pemda

9 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dinas Dukcapil)

No 29 / 2008 SIAK (Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan)

√ Penerbitan KTP dan KK

(Dokumen kependudukan)

10 Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Dinas Porbudpar)

No 30 / 2008 Sistem informasi kepariwisataan

√ Mudah diakses,

memudahkan update data kepariwisataan

11 Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU)

No 31 / 2008

12 Dinas Tata Kota No 32 / 2008 13 Dinas Kebersihan dan

Pertamanan

No 33 / 2008

14 Dinas Pemadam Kebakaran No 34 / 2008 15 Dinas Perindustrian,

Perdagangan, dan Koperasi (Dinas Perindagkop)

No 35 / 2008

16 Dinas Pertanian No 36 / 2008 Sistem Database Populasi Hewan Ternak

√ Mengetahui potensi

peternakan di Kota Tangerang

(46)

No Satuan Kerja Pemerintah

Fungsi Sistem Informasi

Kesesuaian Layanan SI

LI 1 LI 2 LE. R S T

17 Dinas Pengelolaan

Keuangan dan Asset Daerah (DPKAD)

No 37 / 2008 SIMBADA √ Aset Daerah √

SIKADA √ Anggaran √

18 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

No 38 / 2008 Sistem informasi perencanaan daerah

√ Menyusun RPKD dan kua

ppas

Sistem informasi menajemen evaluasi dan tatacara pengendalian dan pelaksanaan rencana pembangunan

√ Untuk menyusun hasil

evaluasi

19 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKD)

No 39 / 2008 SIKDA √ Manajemen kepegawaian √

SIMTEK √ Manajemen tenaga kerja

kontrak

SAP √ Pengolahan data arsip

kepegawaian

20 Badan Pemberdayaan Masyarakat

Dan Keluarga Berencana (BPMKB)

No 40 / 2008

21 Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH)

No 41 / 2008

(47)

No Satuan Kerja Pemerintah

Fungsi Sistem Informasi

Kesesuaian Layanan

Informasi Arsip Daerah)

√ Sebagai Sarana Pengolahan

Data Arsip

26 Kantor Perpustakaan Daerah

No 46 / 2008 Sistem Informasi Perpustakaan Daerah

√ Untuk Peminjaman,

Pengembalian Buku, Pencarian Buku Dan Lain2

Sistem Informasi Kepegawaian

√ Untuk Pengolahan Data

Pegawai

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

√ Pengolahan Data Keuangan √

27 (Kantor Kesatuan Bangsa Dan Perlindungan

Masyarakat)

Kantor Kesbang Linmas

No 47 / 2008

28 Kantor Penelitian, Pengembangan, Dan Statistik

(Kantor Litbang & Statistik)

No 48 / 2008

29 Kecamatan No 49 / 2008

30 Kelurahan No 50 / 2008

Keterangan:

(48)

Dari hasil identifikasi layanan sistem informasi tersebut dipetakan ke dalam layanan TI yang ada di proses bisnis Pemerintah Kota Tangerang berikut ini.

No Layanan TI Aplikasi

1 Tata pemerintahan yang baik  SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan)  SIADA (Sistem Informasi

Arsip Daerah)

 Sistem informasi perencanaan daerah

 Sistem informasi menajemen evaluasi dan tatacara

pengendalian dan pelaksanaan rencana pembangunan

 SIMBADA  SIKADA

 Sistem Informasi Kepegawaian  SIKDA

2 Pertumbuhan ekonomi  Sistem informasi perencanaan daerah

 Sistem informasi menajemen evaluasi dan tatacara

pengendalian dan pelaksanaan rencana pembangunan

 Sistem informasi kepariwisataan

 Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

3 Kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial

 Sistem informasi perencanaan daerah

 SIMPUS

(49)

No Layanan TI Aplikasi  SIM PHBS

 Sistem informasi menajemen evaluasi dan tatacara

pengendalian dan pelaksanaan rencana pembangunan

 SIKADA

 Sistem Informasi Manajemen Nomor Unik Pendidikan & Tenaga Kependidikan  PADATI WEB

 Sistem Online DAPODIK JARDIKNAS

 Sistem Informasi Perpustakaan Daerah

4 Kualitas dan kuantiats infrastruktur dan pelayanan publik

 SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan)  Sistem Database Populasi

Hewan Ternak  Sistem informasi

kepariwisataan  SIMPUS

 SIKNAS ONLINE  SIM PHBS

5 Pembangunan berkelanjutan  Sistem informasi perencanaan daerah

 Sistem informasi menajemen evaluasi dan tatacara

pengendalian dan pelaksanaan rencana pembangunan

 SIADA (Sistem Informasi Arsip Daerah)

 SIMBADA

 Sistem Informasi Kepegawaian  Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah  SIKDA

(50)

No Layanan TI Aplikasi

III.2.2 Identifikasi Aplikasi dan Bahasa Pemrograman di Setiap

SKPD

Adapun hasil identifikasi aplikasi dan bahasa pemrograman yang digunakan dalam setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang adalah sebagai berikut.

No Nama SKPD Aplikasi Bahasa

6 Dinas Informasi dan Komunikasi (INFOKOM) Ada PHP, Flash

7

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

(Dukcapil) Ada

Tidak Dapat Informasi

8

Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan

Pariwisata (PORBUDPAR) Ada PHP

9 Dinas Pekerjaan Umum (PU) -

10 Dinas Tata Kota -

11 Dinas Kebersihan Dan Pertamanan -

12 Dinas Pemadam Kebakaran -

13

Dinas Perindustrian, Petdagangan dan Koperasi

(PERINDAGKOP) -

14 Dinas Pertanian Ada VB

15

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPKAD) Ada

Tidak Dapat Informasi

16

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPEDA) Ada

17

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

(BKPP) Ada PHP

18

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga

Berencana (BPMKB) -

(51)

No Nama SKPD Aplikasi Bahasa Pemrograman

25

Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan

Masyarakat (KESBANG LINMAS) -

26

Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik

(Litbang & Statistik) -

27 Kecamatan -

28 Dinas Kesehatan Ada PHP, VB

29 Sekretariat Daerah -

30 Kelurahan -

III.2.3 Identifikasi Hardware, Software, dan Brainware di Setiap

SKPD

Adapun hasil identifikasi hardware, software, dan brainware di setiap SKPD di lingkungan pemerintah Kota Tangerang adalah sebagai berikut.

1. Hardware

a. Jumlah Perangkat Komputer yang Ada di SKPD No

Nama SKPD

Jumlah perangkat komputer yang ada di SKPD

PC Noteb

6 Dinas Informasi dan Komunikasi

(INFOKOM)

19 5 9 3 2 2 6 9

7 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil)

9 Dinas Pekerjaan

Umum (PU) 58 12 22 3 1 0 1 12

10 Dinas Tata Kota 9 20 20 1 3 20 0 13

11 Dinas Kebersihan

Dan Pertamanan 21 11 15 1 2 11 1 8

12 Dinas Pemadam

Kebakaran 14 6 4 4 2 14 0 7

13 Dinas Perindustrian,

(52)

No

Nama SKPD

Jumlah perangkat komputer yang ada di SKPD

PC Noteb

15 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD)

55 14 46 0 3 55 3 12

16 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA)

16 18 15 0 3 0 0 8

17 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP)

20 16 0 2 3 38 2 8

18 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB)

13 10 0 1 3 0 0 8

19 Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH)

12 4 8 0 1 12 0 6

20 Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu 15 5 14 0 2 0 0 4

21 Inspektorat 23 14 17 2 1 0 0 15

22 Satuan Polisi

Pamong Praja 9 7 9 0 1 16 0 6

23 Kantor Arsip Daerah 9 4 5 5 1 9 1 4

24 Kantor Perpustakaan

Daerah 8 3 10 3 1 11 1 4

25 Kantor Kesatuan Bangsa dan

26 Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik (Litbang & Statistik)

b. Jumlah Perangkat Komputer Berdasarkan Sistem Operasi yang Dipakai

No Nama SKPD Jumlah perangkat komputer berdasarkan Sistem Operasi

(53)

WIN.

6 Dinas Informasi dan

Komunikasi 0 8 16 0 0 6 0 0

7 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil)

9 Dinas Pekerjaan

Umum (PU) 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Dinas Tata Kota 0 19 10 0 0 0 0 0

11 Dinas Kebersihan

Dan Pertamanan 0 6 13 0 0 0 0 0

12 Dinas Pemadam

Kebakaran 0 1 19 0 0 0 0 0

13 Dinas Perindustrian, Petdagangan dan Koperasi

(PERINDAGKOP)

0 7 16 0 0 0 0 0

14 Dinas Pertanian 13 6 13 0 0 0 0 0

15 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD)

0 2 67 0 0 0 0 0

16 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA)

0 20 14 0 0 0 0 0

17 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

19 Badan Pengawas Lingkungan Hidup (BPLH)

0 0 24 0 0 0 0 0

(54)

No Nama SKPD

Jumlah perangkat komputer berdasarkan Sistem Operasi yang dipakai

24 Kantor Perpustakaan

Daerah 4 1 3 0 0 0 0 0

25 Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

0 4 7 0 0 0 0 0

26 Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik (Litbang & Statistik)

c. Jumlah Perangkat Jaringan

No Nama SKPD Jumlah perangkat jaringan

Router Hub Modem UPS

7 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

(Dukcapil) 0 0 1 1

13 Dinas Perindustrian, Petdagangan dan Koperasi

(PERINDAGKOP) 0 0 0 0

14 Dinas Pertanian 0 4 32 2

15 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPKAD) 0 0 0 15

16 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPEDA) 0 0 0 2

17 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

(BKPP) 0 6 1 2

18 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga

Berencana (BPMKB) 0 0 1 1

Gambar

Gambar 1. Prinsip dan Model Tata Kelola
Gambar 2. Framework COBIT
Gambar 3. Metodologi Kegiatan
Gambar 4. Area Fokus Tata Kelola TI
+5

Referensi

Dokumen terkait

[3] Alina Alb Lupa¸s, Certain differential superordinations using S˘ al˘ agean and Ruscheweyh operators , Analele Universit˘at¸ii din Oradea, Fascicola Matematica, Tom XVII, Issue

Tebalkan garis putus-putus berikut ini dan buatlah garismu sendiri pada tabel yang masih kosong!.. ©Copyright

Dan kepada Pihak atau Peserta yang berkeberatan atas pengumuman ini, dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis atas pengumuman penetapan pemenang kepada Panitia Pengadaan

Komatu, Distorsion theorems in relation to linear integral transforms, Kluwer Academic Publishers, Dordrecht, Boston and London, 1996..

Pada hari ini Selasa tanggal Empat Belas bulan Februari tahun dua ribu sebelas (14-02- 2012) bertempat di Kantor Dinas Perkebunan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Panitia Pengadaan

Hal ini sesuai hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan evaluasi kualifikasi untuk seluruh peserta yang dievaluasi sebagaimana terlampir pada pengumuman

Bagi Peserta lelang yang keberatan terhadap hasil koreksi aritmatik ini diberi kesempatan untuk mengajukar keberatan terhadap hasil koreksi aritmatik tersebut secara

PANITIA PENGADAAN BARANG/ JASA PADA SEKRETARIAT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN ANGGARAN 2012.. PENGUMUNAN /