• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI OJK DALAM PENANGANAN KEJAHATAN MA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FUNGSI OJK DALAM PENANGANAN KEJAHATAN MA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM PENANGANAN KEJAHATAN MANIPULASI PASAR DI PASAR MODAL (Makalah ini Diajukan Guna Memehuni Tugas Mata Kuliah Hukum Pasar)

Di susun oleh:

ETHY OKTAFIANI M.A 8111412281

JURUSAN ILMU HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan pasar modal dalam perekonomian modern sudah tidak dapat terelakkan

lagi bagi seluruh negara di dunia ini, tidak terkecuali di Indonesia. Tingginya permintaan akan

barang dan jasa akibat dari semakin banyaknya umat manusia di dunia ini membuat

perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa dan perdagangan, harus mampu memenuhi

semua kebutuhan yang diinginkan masyarakat dunia secara global. Indonesia merupakan

negara yang masuk dalam kategori negara berkembang, kebutuhan masyarakat akan barang

dan jasa sangat tinggi. Hal inidibuktikan dengan makin banyaknya perusahaan-perusahaan

baru yang bermunculan di Indonesia, baik domestik maupun asing, karena pangsa pasar yang

potensial ada di Indonesia.

Pasar modal memiliki posisi yang sangat penting dan vital dalam perkembangan

perekonomian Indonesia, (Simanjuntak, 2010). Kemajuan teknologi serta tingginya arus

globalisasi membuat pasar modal Indonesia dapat menjadi sentral perkembangan pasar modal

Asia Tenggara. Perkembangan pasar modal tersebut tidak akan dapat terealisasikan apabila

tidak ada dukungan dari pemerintah dan partisipasi dari masyarakat. Peran pemerintah dapat

berupa menciptakan stabilitas politik dan hukum, stabilitas iklim investasi Indonesia, dan

sebagai pelindung dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi. Sementara masyarakat dapat

berpartisipasi dengan menginvestasikan sahamnya di pasar modal, (Usman dkk., 1994).

Secara umum, ada tiga cara alternatif investasi bagi masyarakat Indonesia dewasa ini.

Ketiga alternatif tersebut adalah tabungan, asuransi, dan investasi pasar modal. Investasi di

pasar modal memiliki risiko yang tinggi (high risk) namun memberikan keuntungan yang

tinggi pula (high return). Dengan berinvestasi di pasar modal dalam bentuk saham, kebutuhan

perusahaan akan modal (selain obligasi) akan terealisasikan sehingga perusahaan dapat

meningkatkan produktivitasnya dan mampu menghasilkan output yang berkualitas. Selain itu,

masyarakat dapat mempunyai hak milik perusahaan dalam bentuk persentase saham sehingga

hal ini mendorong pemerataan pendapatan masyarakat, (Nasarudin dkk., 2004).

Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah sebagai berikut,

(Anwar,2010): (1). Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha

(3)

beragam bagi investor sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi. Alternatif

investasi memberikan potensi keuntungan dengan tingkat risiko yang dapat diperhitungkan.

(3). Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu negara. (4).

Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah. (5). Penyebaran

kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta

mendorong pemanfaatan manajemen profesi.

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta

lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek, (Lay, 2010). Pasar Modal menyediakan

berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di

bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak

sebagai penghubung, (Nyoman, 1998). Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para

nvestor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen

melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar

modal, adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan "kriteria

pasarnya" secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan,

(Nasution, 2001).

Seiring menggeliatnya antusias kegiatan Pasar Modal, tidak menutup kemungkinan

akan terjadi beberapa kejahatan yang dilakukan oleh para pelaku Pasar Modal. Berbagai bentuk

kejahatan tersebut dapat berupa tindak pidana penipuan, manipulasi pasar, tindak pidan

pencucian uang ataupun perbuatan hukum lainnya Untuk melindungi para investor dari

praktik-praktik tidak sehat tersebut, maka perlu dilakukan pengaturan yang baik terhadap

pelaksanaannya. Jika pasar saham tidak diawasi, maka kepercayaan masyarakat akan kegiatan

pasar modal atau pasar saham akan luntur. Untuk itu penulis akan mengangkat masalah tentang

Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Dalam Penanganan Kejahatan Manipulasi Pasar Di Pasar

(4)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis merumuskan beberapa

permasalahan yang akan dibahas yaitu :

1. Apa saja bentuk-bentuk kejahatan yang dapat dilakukan dan terjadi dalam kegiatan

pasar modal ?

2. Bagaimana fungsi otoritas jasa keuangan dalam penanganan kejahatan manipulasi

pasar di pasar modal ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas , dapat diperoleh tujuan penulisan makalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk kejahatan yang dapat dilakukan dan terjadi

dalam kegiatan pasar modal.

2. Untuk mengetahui fungsi otoritas jasa keuangan dalam penanganan kejahatan

manipulasi pasar di pasar modal.

D. Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari pembuatan makalah ini melalui dua pandangan

diantaranya sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bernilai ilmiah bagi

pengembangan khazanah ilmu pengetahuan tentang masalah Fungsi Otoritas Jasa Keuangan

Dalam Penanganan Kejahatan Manipulasi Pasar Di Pasar Modal.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pengetahuan

kepada para pembaca pada umumnya mengenai bagaimana Fungsi Otoritas Jasa Keuangan

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Bentuk-Bentuk Kejahatan Yang Dapat Dilakukan Dan Terjadi Dalam Kegiatan Pasar Modal

Kejahatan di bidang pasar modal adalah kejahatan yang khas dilakukan oleh pelaku

pasar modal dalam kegiatan pasar modal. Persoalan terjadinya kejahatan dan pelanggaran di

pasar modal diasumsikan berdasarkan beberapa alasan, antara lain: kesalahan pelaku,

kelemahan aparat yang mencakup integritas dan profesionalisme, serta kelemahan peraturan.

Bapepam berkewajiban untuk selalu melakukan penelaahan hukum yang menyangkut

perlindungan dan penegakan hukum yang semakin penting. Dikatakan penting karena, lembaga

pasar modal merupakan lembaga kepercayaan, yaitu sebagai lembaga perantara (intermediary)

yang menghubungkan kepentingan pemakai dana dan para pemilik dana. Dengan demikian

perangkat perundang-undangan yang mengatur mengenai pasar modal diharapkan dapat

memberi kontribusi positif bagi penegakan hukum di dalam memberi jaminan dan kepastian

hukum kepada pelaku pasar modal.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah mengatur berbagai

bentuk pelanggaran dan tindakan pidana pasar modal berserta sanksi bagi pelakunya. Perbuatan

yang dilarang tersebut meliputi:

1. Pemalsuan Dan Penipuan

Penipuan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 90 huruf c, adalah:

membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta

material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada

saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian

untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan memengaruhi pihak lain untuk membeli

(6)

Larangan tersebut ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan efek,

bahkan turut serta melakukan penipuan pun tak lepas dari jerat pasal ini. Dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 378 tentang penipuan, disebutkan bahwa penipuan

adalah tindakan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara:

a) Melawan hukum;

b) Memakai nama palsu atau martabat palsu;

c) Tipu muslihat;

d) Rangkaian kebohongan;

e) Membujuk orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya atau supaya memberi

utang atau menghapuskan piutang.

Terkait dengan pengertian KUHP tentang penipuan, Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1995 juga memberikan beberapa spesifikasi mengenai pengertian penipuan, yaitu terbatas

dalam kegiatan perdagangan efek yang meliputi kegiatan penawaran, pembelian, dan/atau

penjualan efek yang terjadi dalam rangka penawaran umum, atau terjadi di bursa efek maupun

diluar bursa atas efek emiten atau perusahaan publik. Mengenai pengertian tipu muslihat atau

rangkaian kebohongan sebagaimana ditentukan dalam KUHP, Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1995 menegaskan bahwa hal tersebut termasuk membuat pernyataan yang tidak benar

mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta yang material.

2. Manipulasi Pasar

Manipulasi pasar menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 91 adalah,

tindakan yang dilakukan oleh setiap pihak secara langsung maupun tidak dengan maksud untuk

menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan pasar, atau

harga efek di bursa efek. Otoritas pasar modal mengantisipasi setiap pihak yang memiliki

kapasitas dan kapabilitas dalam hal modal dan teknologi atau sarana yang kemungkinan bisa

melakukan penggambaran sedemikian rupa sehingga pasar memahami dan merespon

(7)

a) Menyebarkan informasi palsu mengenai emiten dengan tujuan mempengaruhi harga efek

perusahaan yang dimaksud di bursa efek (false information). Misalnya, suatu pihak

menyebarkan rumor bahwa emiten A akan segera dilikuidasi, pasar merespon kemudian harga

efeknya jatuh tajam di bursa;

b) Menyebarkan informasi yang menyesatkan atau tidak lengkap (misinformation). Misalnya,

suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten B tidak termasuk perusahaan yang akan

dilikuidasi oleh pemerintah, padahal emiten B termasuk yang diambil alih oleh

pemerintah. Harga efek di pasar modal sangat sensitif terhadap suatu peristiwa dan informasi

yang berkaitan, baik secara langsung maupun tidak dengan efek tersebut. Informasi merupakan

pedoman pokok para pemodal untuk mengambil keputusan terhadap suatu efek. Jika informasi

tersebut tidak dilindungi oleh hukum sebagai informasi yang benar, bagaimana kegiatan

perdaganyan pasar modal bisa berjalan? Informasi yang dihembuskan oleh pihak tertentu dapat

menimbulkan dampak pada pasar, akibatnya harga efek bisa naik atau turun. Begitu telah ada

konfirmasi bahwa informasi itu benar, maka gejolak pasar akan berhenti dan berjalan normal

kembali.

Transaksi yang dapat menimbulkan gambaran semu adalah transaksi efek yang tidak

mengakibatkan perubahan kepemilikan atau penawaran jual/beli efek pada harga tertentu

dimana pihak tertentu telah bersekongkol dengan pihak lain yang melakukan penawaran

jual/beli efek yang sama pada harga yang kurang lebih sama. Motif dari manipulasi pasar antara

lain untuk meningkatkan, menurunkan, atau mempertahankan harga efek. Dalam praktik

perdagangan efek internasional dikenal beberapa kegiatan yang dapat digolongkan sebagai

manipulasi pasar, yaitu:

a. Marking the Close

Marking the close adalah, merekayasa harga permintaan atau penawaran efek pada saat atau

mendekati penutupan perdagangan dengan tujuan membentuk harga efek atau harga

pembukaan yang lebih tinggi pada hari berikutnya.

b. Painting the Tape

Painting the tape adalah, kegiatan perdagangan antara rekening efek satu dengan rekening efek

(8)

rupa sehingga tercipta perdagangan semu. Pada dasarnya painting the tape mirip dengan

marking the close, namun dapat dilakukan setiap saat.

c. Pembentukan harga berkaitan dengan merger, konsolidasi, atau akuisisi

Pasal 55 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas menentukan

bahwa, pemegang saham yang tidak menyetujui rencana merger, konsolidasi, atau akuisisi

berhak meminta kepada perseroan untuk membeli saham dengan harga yang wajar. Pemegang

saham dapat memanfaatkan ketentuan ini untuk kepentingan pribadi melalui tindakan

manipulasi pasar.

d. Cornering the Market

Cornering the market adalah, membeli efek dalam jumlah yang besar sehingga dapat

menguasai atau menyudutkan pasar. Praktiknya dapat dilakukan dengan short selling, yaitu

menjual efek dimana pihak penjual belum memiliki efeknya. Hal ini dapat dilakukan karena

bursa efek menetapkan jangka waktu penyelesaian transaksi T+3 (penjual wajib menyerahkan

efeknya pada hari ke-3 setelah transaksi). Jika penjual gagal menyerahkan efek pada T+3, maka

yang bersangkutan harus membeli efek tersebut di pasar tunai yang biasanya lebih mahal dari

harga di pasar regular. Pelaku dapat mengambil keuntungan dari situasi tersebut dengan

melakukan cornering the market, yaitu membeli dalam jumlah besar efek tertentu dan

menahannya sehingga akan banyak penjual yang mengalami gagal serah efek dan terpaksa

membeli di pasar tunai yang sudah dikuasai oleh pelaku.

e. Pools

Pools merupakan penghimpunan dana dalam jumlah besar oleh sekelompok investor dimana

dana tersebut dikelola oleh broker atau seseorang yang memahami kondisi pasar. Manager dari

pools tersebut membeli saham suatu perusahaan dan menjualnya kepada anggota kelompok

investor tersebut untuk mendorong frekuansi jual-beli efek sehingga dapat meningkatkan harga

efek tersebut.

f. Wash Sales.

Order beli dan jual antara anggota asosiasi dilakukan pada saat yang sama dimana tidak terjadi

(9)

bahwa mereka membuat gambaran dari aktivitas pasar dimana tidak terjadi penjualan atau

pembelian yang sesungguhnya.

g. Perdagangan Orang Dalam (Insider Trading)

Sejenis nepotisme, dimana pelaku perdagangan ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

pihak pertama yang mengemban kepercayaan secara langsung maupun tidak dari emiten atau

perusahaan publik atau disebut juga pihak yang berada dalam fiduciary position, dan pihak

kedua yang menerima informasi orang dalam dari pihak pertama (disebut juga tippees).

Pihak yang termasuk golongan pertama, antara lain: komisaris, direktur, pegawai,

pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik, orang perseorangan yang karena

kedudukan atau profesi atau hubungan usahanya dengan emiten memungkinkan orang tersebut

memperoleh informasi orang dalam.

Kemungkinan terjadinya perdagangan dengan menggunakan informasi orang dalam

dapat dideteksi dari ada atau tidaknya orang dalam yang melakukan transaksi atas efek

perusahaan dimana yang bersangkutan menjadi orang dalam. Selain itu dapat pula dideteksi

dari adanya peningkatan harga dan volume perdagangan efek sebelum diumumkanya informasi

material kepada publik terkait dengan terjadinya peningkatan atau penurunan perdagangan

yang tidak wajar.

B. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Dalam Penanganan Kejahatan Manipulasi Pasar Di Pasar Modal

Kewenangan adalah otoritas yang dimiliki suatu lembaga untuk melakukan sesuatu atau

tidak melakukan sesuatu. Otoritas Jasa Keuangan sebagai suatu lembaga, tentunya dibekali

beberapa kewenangan yang akan menjadi dasar dalam bertindak agar dapat menciptakan

kegiatan jasa keuangan yang teratur, adil, tranparan, akuntabel, serta mampu mewujudkan

pertumbuhan sistem keuangan secara berkelanjutan. Kewenangan OJK sebagaima diatur dalam

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 terbagi dalam beberapa karakteristik.

Dalam kaitannya dengan pemberian wewenang terhadap lembaga Negara, hal yang

(10)

pembentukan lembaga tersebut, dalam hal ini wewenang yang diberikan harus mampu

mencapai tujuan dari terbentuknya suatu lembaga. Oleh karena ini, sebelum penulis

menguraikan hasil penelitian terkait dengan pelaksanaan wewenang OJK dalam mewujudkan

tujuan pembentukannya, maka penulis akan mengklasifikasikan kewenangan OJK sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 diatur bahwa OJK

melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor

Perbankan, Pasar Modal, Peransuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga

Jasa Keuangan lainnya. Hadirnya OJK yang menggantikan kedudukan Bapepam sebagai

lembaga yang salah satu tugasnya adalah menanggulangi terjadinya manipulasi di pasar modal

merupakan satu kemajuan dalam upaya pengelolaan kegiatan jasa keuangan.

Keberadaan undang-undang OJK tidak menjadikan perangkat hukum yang sebelumnya

mengatur kegiatan jasa perbankan di Indonesia menjadi tidak berlaku, termasuk di dalamnya

bentuk pengawasan terhadap kegiatan manipulasi pasar di pasar modal dalam hal ini Undang -

Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Hal ini secara tegas termuat dalam UU

OJK, yakni pada Pasal 70 yang menentukan bahwa:

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku: (1). Undang-Undang Nomor 2 Tahun

1992 tentang Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor

13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3467) dan peraturan

pelaksanaannya; (2). Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3790) dan peraturan pelaksanaannya; (3). Undang-Undang Nomor

11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992

Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477) dan peraturan

pelaksanaannya; (4). Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3608) dan peraturan pelaksanaannya; (5). Undang-Undang Nomor 23 Tahun

1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 23

(11)

Indonesia Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4962) dan peraturan pelaksanaannya; (6). Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867) dan peraturan pelaksanaannya; dan (7).

peraturan perundang-undangan lainnya di sektor jasa keuangan, dinyatakan tetap berlaku

sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Undang-Undang ini.

Dengan ketentuan tersebut di atas, maka kewenangan yang dimiliki OJK tidak hanya

meliputi kewenangan yang secara tegas disebutkan dalam UU OJK, melainkan juga berbagai

kewenangan terkait pengaturan dan pengawasan jasa keuangan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Kewenangan yang dimiliki OJK ini

merupakan kewenangan yang diambil alih dari kewenangan yang sebelumnya dimiliki oleh

Bapepam-LK. Pembaruan pengaturan dalam pengawasan dan pengaturan kegiatan jasa

keuangan ini tidak hanya dimaksudkan untuk menggantikan kedudukan Bapepam-LK dalam

melakukan pengawasan terhadap kegiatan pasar modal, namun juga memberikan kewenangan

terhadap OJK yang sifatnya lintas sektoral di sektor jasa keuangan.

Pengaturan terkait dengan kewenangan OJK dalam rangka mencapai tujuan

pembentukannya sangatlah banyak, yakni meliputi kewenangan pengaturan dan pengawasan

terhadap kegiatan BANK dan pengaturan terhadap kegiatan jasa keuangan dan pengawasan

jasa keuangan. Dapat dikatakan bahwa kewenangan OJK meliputi seluruh kegiatan yang

berkaitan dengan perbankan di Indonesia, mulai dari pembentukan lembaga jasa keuangan,

kegiatan lembaga selama melaksanakan kegiatan jasa keuangan hingga pada bubarnya lembaga

jasa keuangan.

Namun yang sedikit mengherankan adalah pengaturan kewenangan yang berkaitan

dengan lembaga jasa keuangan berupa Bank, pada pengaturan ini tidak dipisahkan antara

kewenangan yang sifatnya berupa pengaturan dan kewenangan yang sifatnya berupa

pengawasan. Sebaliknya pada ketentuan Pasal 8 dan Pasal 9 kewenangan OJK terkait dengan

kegiatan jasa keuangan memisahkan secara limitatif jenis kewenangannya, yakni pada Pasal 8

diatur yang berkaitan dengan pengaturan, dan pada Pasal 9 diatur mengenai kewenangan yang

berkaitan dengan pengawasan.

Keberadaan OJK dalam kegiatan jasa keuangan dapat memberikan dampak positif

terhadap pengekan hukum di bidang jasa keuangan, dan tentunya akan mampu menjawab

permasalahan dan mengatasi hambatan yang dihadapi Bapepam selaku lembaga yang

(12)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari sudut pandang peraturan hukumnya,

telah terjadi pembharuan pada berbagai aspek dalam undang-undang OJK, yang meliputi ruang

lingkup pengaturan, tugas pokok dan fungsi serta kewenangan yang dimiliki OJK. Selain itu,

pembharuan ini juga terjadi pada bentuk pengaturan dan pengawasan dalam lingkup kegiatan

jasa keuangan yang terintegrasi, tidak lagi ada pemisahan pengaturan dan pengawasan antara

kegiatan pasar modal, lembaga bank, dan lembaga perbankan non-bak.

Dalam UU OJK seluruh kegaitan jasa keuangan tersebut, berada di bawah pengawasan

OJK, sehingga hal ini akan memudahkan OJK untuk melakukan pemeriksaan yang berkaitan

dengan kejahatan pasar modal.

Secara kelembagaan, Otoritas Jasa Keuangan berada di luar Pemerintah, yang dimaknai

bahwa Otoritas Jasa Keuangan tidak menjadi bagian dari kekuasaan Pemerintah. Namun, tidak

menutup kemungkinan adanya unsur-unsur perwakilan Pemerintah karena pada hakikatnya

Otoritas Jasa Keuangan merupakan otoritas di sektor jasa keuangan yang memiliki relasi dan

keterkaitan yang kuat dengan otoritas lain, dalam hal ini otoritas fiskal dan moneter, (Bauer,

2003).

Berbagai bentuk kewenangan yang dimiliki OJK merupakan salah satu upaya dalam

penataan kembali struktur pengorganisasian dari lembaga-lembaga yang melaksanakan tugas

pengaturan dan pengawasan di sektor jasa keuangan yang mencakup sektor perbankan, pasar

modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.

Jika sebelumnya kewenangan tersebut dilakukan oleh lebih dari satu lembaga, maka dengan

adanya UU OJK ini kewenangan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengawasan kegiatan

jasa keuangan di kordinir oleh OJK. Pengaturan terkait dengan kewenangan OJK dalam rangka

mencapai tujuan pembentukannya sangatlah banyak, yakni meliputi kewenangan pengaturan

dan pengawasan terhadap kegiatan BANK dan pengaturan terhadap kegiatan jasa keuangan

dan pengawasan jasa keuangan, (Hariyanti, 2002).

Pengaturan dalam undang-undang OJK yang berkaitan dengan kewenangan OJK tidak

disusun secara sistematis, dapat dikatakan bahwa kewenangan OJK meliputi seluruh kegiatan

yang berkaitan dengan perbankan di Indonesia, mulai dari pembentukan lembaga jasa

keuangan, kegiatan lembaga selama melaksanakan kegiatan jasa keuangan hingga pada

bubarnya lembaga jasa keuangan. Namun yang sedikit mengherankan adalah pengaturan

kewenangan yang berkaitan dengan lembaga jasa keuangan berupa Bank, pada pengaturan ini

tidak dipisahkan antara kewenangan yang sifatnya berupa pengaturan dan kewenangan yang

sifatnya berupa pengawasan. Sebaliknya pada ketentuan Pasal 8 dan Pasal 9 kewenangan OJK

(13)

yakni pada Pasal 8 diatur yang berkaitan dengan pengaturan, dan pada Pasal 9 diatur mengenai

kewenangan yang berkaitan dengan pengawasan. OJK memikul pekerjaan yang sangat berat

dalam pelaksanaan kewenangannya, sehinga dalam pelaksanaan kewenangannya, OJK harus

di topang oleh Sumber daya manusia dengan jumlah yang sangat banyak. Dalam kaitannya

dengan pelaksanaan kewenangan yang berkaitan dengan penanganan kejahatan manipulasi

pasar di pasar modal.

(14)

A. Kesimpulan

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah mengatur berbagai

bentuk pelanggaran dan tindakan pidana pasar modal berserta sanksi bagi pelakunya.

Perbuatan yang dilarang tersebut meliputi:

a. Pemalsuan Dan Penipuan b. Manipulasi Pasar

2. Pelaksanaan kewenangan yang dimiliki OJK dalam melakukan penanganan kejahatan

manipulasi pasar di bidang pasar modal sudah dilaksanakan. Dalam hal pencegahan,

OJK telah melakukan tindak lanjut dalam bentuk penelitian dan pemeriksaan atas

laporan tentang adanya dugaan kejahatan manipulasi pasar di pasar modal. Dalam hal

penanganan OJK telah melakukan pemeriksaan dan penjatuhan sanksi terhadap

beberapa perusahaan yang terbukti melakukan kejahatan pasar modal.

B. Saran

Dalam pelaksanaan kewenangan penanganan kejahatan manipulasi pasar di pasar

modal, diharapkan OJK tidak hanya menunggu adanya laporan dari konsumen/investor

mengenai adanya dugaan telah terjadinya manipulasi pasar, namun harus mampu lebih aktif

dalam melakukan penelitian terhadap kegiatan jasa keuangan yang diduga melakukan

manipulasi pasar. Selain itu, penjatuhan sanksi terhadap pelaku usaha kegiatan jasa keuangan

diharapkan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kerugian yang telah dialami

konsumen/investor, dan tidak hanya sekedar pencabutan/pembekuan izin usaha saja.

(15)

Butje Tampi, Karya Ilmiah (Bentuk-Bentuk Kejahatan Di Bursa Efek Serta Peran Bapepam),

Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Sam Ratulangi, Manado, 2010, Hlm.

Vicky Ho, Juajir Sumardi, Muhammad Ashri .Jurnal Hukum Universitas Hasanudin: Fungsi

OJK pada Pasar Modal.2013

https://draakuskus.wordpress.com/2013/02/04/bisnis-hitam-di-bursa-efek-anatomi-kejahatan-pasar-modal/

Diunduh pada 6 Juni 2015

https://pajarrahmatuloh.wordpress.com/2014/03/21/kejahatan-pasar-modal/

Diunduh pada 6 Juni 2015

https://OTORITAS%20JASA%20KEUANGAN%20_%20Riyanikusuma%27s%20Blog.htm

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini, gratifikasi atau hadiah tersebut dapat dikategorikan sebagai suap, dan suap adalah pekerjaan yang sangat dilaknat oleh Allah, seperti sabda

Sesuai dengan judulnya, maka penulis akan membahas mengenai prinsip kerja mesin, komponen komponen utama yang digunakan,cara merancang dan menganalisis kapasitas

Model jaringan syaraf tiruan yang dihasilkan cukup akurat dalam memprediksi kesehatan koperasi, tetapi masih ada kekurangan yaitu tingkat akurasi yang tidak

6onsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat  profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada indiidu,keluarga

Perlakuan pemberian beberapa dosis pupuk Bokashi pada tanaman Buni umur satu tahun tidak memberikan perbedaan pertumbuhan yang cukup nyata dengan perlakuan tanpa

Dalam bersih desa, seluruh masyarakat ikut terlibat. Di dalamnya terdapat pembagian kerja, dimana individu-individu sebagai bagian dari masyarakat Dusun Sambeng

Menimbang : a bahwa Pengenaan Sanksi Terhadap Pelanggaran Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota

yang harus dibuat oleh setiap guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Dengan adanya perangkat pembelajaran, guru dianggap siap dan mampu. melaksanakan