• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS MASYARAK (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS MASYARAK (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL ILMIAH

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI KAWASAN JURUG GEDE, DESA NGORO-ORO, KECAMATAN

PATHUK, KABUPATEN GUNUN KIDUL, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BIDANG KEGIATAN: PKM-M

Diusulkan oleh:

Ririn Putri Aurita 13405241032 2013

Dimas Aditya Putra Wahindra 12405244024 2012

Ester Arde Lam 13808141028 2013

Novi Laniastuti 13405241030 2013

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA

(2)

Industri pariwisata merupakan industri yang diperkirakan akan terus berkembang dengan pesat. Salah satu konsep pariwisata yang telah muncul adalah konsep ekowisata berbasis masyarakat. Ekowisata berbasis masyarakat merupakan salah satu upaya pengembangan perdesaan melalui sektor pariwisata yang menyuguhkan sumber daya tarik wisata yang masih alami dan juga berkontribusi dalam pelestarian serta konservasi lingkungan, dengan masyarakat sebagai pengelola utama dalam pengembangan dan pengendaliannya.

Jurug Gede merupakan sebuah air terjun beserta sungai yang mengalir di bawahnya yang terletak di Desa Ngoro-oro, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Karakteristik kawasan Jurug Gede dinilai sesuai dengan karakteristik kawasan yang dapat dikembangkan sebagai kawasan ekowisata, yaitu kondisi lingkungan yang masih alami dan masih bercirikan perdesaan, serta memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan. Akan tetapi sebagian besar warga masyarakat di Desa Ngoro-oro khususnya yang bertempat tinggal di sekitar Jurug Gede belum menyadari akan potensi wisata yang dimiliki oleh wilayahnya. Oleh karena itu, perlu diadakannya pembinaan dan pemberdayaan terhadap masyarakat agar dapat mengelola, membangun, serta mengembangkan berbagai potensi fisik dan nonfisik yang ada sehingga dapat terciptanya sebuah kawasan ekowisata. Selanjutnya, kawasan ekowisata Jurug Gede ini akan dapat mengurangi tingkat pengangguran masyarakat di sekitar wilayah tersebut.

(3)

Jurug Gedhe merupakan salah satu daya tarik wisata berupa sebuah kawasan air terjun dan sungai yang terletak di Desa Ngoro-oro, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Karakteristik kawasan Jurug Gedhe yang masih alami dan bercirikan perdesaan serta memiliki berbagai potensi wisata dinilai memenuhi syarat sebagai kawasan yang dapat dikembangkan sebagai sebuah kawasan ekowisata.Selain itu, sungai di Jurug Gedhe memiliki beberapa anakan air terjun, sehingga semakin menambah daya tarik pengunjung untuk berwisata alam. Potensi lain dari Jurug Gedhe yakni sungai dan bumi perkemahan. Dengan suasana khas pedesaan yang masih sangat alami, akan menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Sumber daya manusia di sekitar Jurug Gedhedinilai mempunyai peran andil yang besar. Masyarakat setempat membentuk karang taruna, PKK, kelompok karawitan, dan kelompok tani. Namun semua potensi tersebut belum dapat termanfaatkan dengan baik, masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap peluang pariwisata maka berbagai potensi wisata yang tersedia belum maksimal.

Air terjun yang ada di kawasan Jurug Gedhe dapat dikembangkan sebagai salah satu objek ekowisata di daerah Gunungkidul. Namun, seperti halnya air terjun di berbagai daerah, jika menghadapi musim kemarau, air yang mengalir pada air terjun hanya sedikit, bahkan cenderung kering. Hal tersebut mengakibatkan atraksi wisata air terjun kurang menarik bila dikunjungi pada musim kemarau. Oleh karena itu,diperlukannya atraksi wisata lainnya untuk menunjang ekowisata Jurug Gedhe.Sebagai alternatif pemecahan masalah kekeringan di ekowisata Jurug Gedhe pada saat musim kemarau, dibuatlah ekowisata berbasis masyarakat yang nantinya akan ada objek wisata penunjang air terjun, seperti untuk bumi perkemahan, wisata kebudayaan dan kesenian yang ada di Jurug Gedhe, dan pengembangan potensi SDM di Jurug Gedhe. Didukung dengan promosi melalui website, media sosial, maupun buku panduan wisata.

Sumber daya manusia di Jurug Gedhe sangat potensial sebagai penunjang ekowisata di Jurug Gedhe namun perlu pendampingan untuk memaksimalkan potensi tersebut. Oleh karena itu, dibentuklah kelompok unit usaha ekowisata untuk memaksimalkan potensi SDM dalam mengelola potensi ekowisata Jurug Gede. Selain itu, kami juga melakukan pendampingan dan penyuluhan dalam hal pariwisata yang berkaitan dengan potensi budaya, potensi geografis, dan potensi wisata edukasi. Sehingga, potensi kesenian dan kebudayaan yang ada di Jurug Gedhe akan dikembangkan agar nantinya pengunjung Jurug Gedhe dapat menikmati kesenian dan kerawitan khas Jurug Gedhe.

(4)

Ekowisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Jurug Gedhe, Desa Ngoro-oro, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”.

B. Metode Pelaksanaan 1. Sosialisasi

Tahap awal pelaksanaan ini adalah sosialisasi program. Setelah tim menemukan potensi-potensi yang dapat dikembangkan seperti potensi alam berupa air terjun dan panorama alam pedesaan yang masih asri serta potensi SDM yang mendukung untuk mengembangkan program ekowisata berbasis masyarakat di kawasan Jurug Gedhe, Desa Ngoro-oro, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunungkidul. Sosialisasi ini akan dilaksanakan untuk menyampaikan program program yang akan di laksanakan di kawasan tersebut dalam rangka kegiatan PKM-M DIKTI 2015.

2. Pembentukan tim usaha ekowisata Jurug Gedhe

Langkah selanjutnya adalah pembentukan tim usaha yang dipunggawai oleh masyarakat setempat, terutama pemuda dan pemudi beserta tokoh masyarakat yang akan mempermudah dalam penggerakan masyarakat dalam program pengembangan ekowisata Jurug Gedhe tersebut. Pembentukan tim usaha ekowisata akan mengerucut ke dalam sistem koperasi jasa wisata yang anggota dan pengurusnyamerupakan masyarakat desa Ngoro-oro. Untuk menunjang atraksi ekowisata Jurug Gedhe lebih kompleks maka akan dibentuk kelompok-kelompok kecil yang akan membidangi secara spesifik atraksi wisata seperti wisata budaya, wisata edukasi pertanian tradisional, wisata adventure, dan wisata air terjun tersendiri.

3. Penyuluhan dan pengadaan fasiltas penunjang

Langkah selanjutnya setelah pembentukan tim usaha adalah mengadakan penyuluhan maupun pelatihan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam pengelolaan atraksi wisata. Penyuluhan dan pelatihan akan dilaksanakan dalam berbagai bidang yakni bidang kepariwisataan dan pemandu, bidang kebudayaan dan kuliner, serta bidang edukasi dan pelestarian lingkungan. Pengadaan fasilitas penunjang pun akan direalisasikan seperti papan informasi, peralatan outbound, tempat parkir, dan papan peringatan.

4. Peresmian dan launching ekowisata

Langkah selanjutnya merupakan peresmian ekowisata Jurug Gedhe yang ditargetkan akan diresmikan oleh Ibu Bupati Gunungkidul, dan akan di launching dengan tema pesta rakyat yang berbudaya.

5. Promosi dan kerjasama lain

Tahap selanjutnya merupakan tahap promosi yang mana tahap promosi ini akan berperan penting dalam pemasaran ekowisata Jurug Gedhe. Target sasaran

(5)

kerjasama promosi yaitu stasiun TV, radio, media cetak, tour and travel dan media sosial. Melalui promosi diharapkan akan timbul kerjasama dari pihak lain untuk mengembangkan program kami.

6. Pendampingan dan evaluasi

Tahap terahkir merupakan tahap pendampingan dan evalusai. Program pendampingan sendiri berupa pendampingan langsung ke lapangan maupun pendampingan melalui perantara (media). Pendampingan berupa pendampingan pengelolaan ekowisata, pemasaran, dan pengembangan program bila diperlukan. Kemudian tahap evaluasi, tahap ini merupakan tahap dimana program akan kesepakatan untuk menjalankan program pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di kawasan Jurug Gedhe. Sosialisasi ini tim PKM-M diterima dengan baik dan antusias warga yang positif. Dalam sosialisasi tim menyampaikan potensi-potensi yang ada di sekitar kawasan Jurug Gedhe, seperti potensi alam, potensi budaya, potensi edukasi pertanian tadisional, dan potensi kuliner yang akan dikembangkan untuk menunjang ekowisata Jurug Gedhe. Selain itu, ditemukan berbagai persoalan yang akan dicarikan solusi bersama pada saat pengabdian selama tiga sampai lima bulan mendatang.

2. Terbentuknya tim usaha ekowisata

Minggu berikutnya sampai minggu ketiga setelah melaksanakan tahap sosialisasi tim PKM-M bersama masyarakat membentuk kelompok usaha ekowisata yang nantinya akan menjadi penggerak ekowisata Jurug Gedhe. Dalam pembentukan ini tim PKM-M menemukan kesepakatan bekerjasama dengan Karang Taruna, ibu-ibu PKK, dan masyarakat umum lainya yang terwadahi dalam koperasi wisata yang terbentuk padasaat pengabdian tahun 2013-2014. Dalam tahap ini tim PKM-M berhasil membentuk berbagai kelompok yang akan menjadi penggerak atraksi ekowisata dan pemecahan masalah kemarau di Jurug Gedhe, antara lain :

a. Kelompok tani tradisional “Sujarwo”

(6)

b. Kelompok budaya dan kuliner

Kelompok ini beranggotakan ibu-ibu PKK dan remaja yang nantinya akan memegang atraksi budaya dan kuliner seperti karawitan dan tarian khas Jurug Gedhe yang dibuat oleh tim PKM-M , serta inovasi makanan khas yang dilatih oleh narasumber yang didatangkan oleh tim PKM-M.

c. Kelompok wisata alam

Kelompok ini dipunggawai oleh pemuda-pemudi atau karangtaruna yang akan memegang atraksi wisata alam di kawasan Jurug Gedhe. Atraksi wisata alam tersebut antara lain atraksi wisata susur sungai, wisata air terjun, serta wisata outbound dan camp area.

3. Koordinasi tim ekowisata

Hasil dari koordinasi tersebut adalah akan diselenggarakannya pelatihan/penyuluhan sesuai dengan yang dibutuhkan masayarakat, seperti pelatihan tari khas Jurug Gedhe, pelatihan membuat inovasi produk makanan khas Jurug Gedhe, pelatihan pemandu wisata, dan pelatihan promosi menggunakan fasilitas media online.

4. Penyuluhan

Tim PKM-M mengadakan penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pelaku atraksi wisata. Penyuluhan yang sudah terlaksana diantara lain:

a. Pelatihan dan pembuatan tarian baru khas Jurug Gedhe. Tarian ini menggambarkan panorama alam kawasan Jurug Gedhe yang diimplementasikan disetiap gerakan-gerakan tari. Dalam kegiatan ini tim PKM-M berhasil membimbing kelompok tari yang dibuat tim PKM-M bersama kelompok karawitan Ngudilaras. Prospek dari pelatihan tari ini akan menjadi pemegang atraksi kebudayaan khas Jurug Gedhe.

b. Pelatihan kuliner. Dalam pelatihan ini tim PKM-M mendatangkan narasumber yaitu Ibu Hindun Susilowati dari AB Catering. Pelatihan ini berjalan lancar dan menghasilkan masakan-masakan berbahan tradisional yang inovatif. Prospek kedepan pelatihan ini masyarakat lebih inovaif dalam mengolah masakan tradisional sehingga memiliki pasar yang baik dalam kegiatan penunjang ekowisata Jurug Gedhe.

c. Penyuluhan kepariwisataan dan pelatihan pemandu wisata. Penyuluhankepariwisataan ini mendatangkan narasumber pembimbing PKM-M kami yaitu Bapak Heru Pramono, SU (dosen geografi bidang ekowisata) dan Ibu Mawanti (dosen geografi pariwisata). Dalam penyuluhan ini narasumber memaparkan materi-materi dan strategi dalam bidang kepariwisataan. Prospek kedepan yaitu masyarakat lebih sadar wisata dan meningkat kapasitas pengetahuannya mengenai kepariwisataan. 5. Pengadaan fasilitas

(7)

Tim PKM-M dalam tahap ini membantu dalam pengadaan fasilitas penunjang ekowisata Jurug Gedhe. Fasilitas yang dibantu oleh tim PKM-M yaitu:

a. Pembuatan paket wisata dan buku panduan wisata Jurug Gedhe. Tim PKM-M bersama komponen masyarakat merumuskan paket wisata diantara lain paket wisata adventure/wisata alam, paket wisata edukatif, dan paket wisata regular. Kegiatan ini tertuang dalam buku paket wisata Jurug Gedhe yang akan menjadi pedoman kegiatan ekowisata Jurug Gedhe.

b. Pengadaan peralatan outbound untuk menunjang kegiatan ekowisata Jurug Gedhe. Peralatan outbound yang diberikan dari tim PKM-M berupa peralatan fun games (antara lain holahop, bola, pipa, bakiak, dan tali tambang)

c. Pengemasan kuliner khas Jurug Gedhe untuk menujang kegiatan ekowisata Jurug Gedhe berupa kuliner khas “pathilo”. Dalam hal ini tim memilih paper bag sebagai pengemasan kuliner khas jurug gedhe.

6. Pelaksanaan launching ekowisata dan peresmian

Tanggal 26 April 2015 kami meresmikan ekowisata Jurug Gedhe yang. Dalam peresmianekowisata ini tim PKM-M mengambil tema pesta rakyat, dimana seluruh kompnen masyarakat memiliki peran andil dalam pelaksanaan launching ekowisata tersebut. Launching dan peresmian ekowisata ini disahkan oleh Bupati Gunungkidul dengan potong tumpeng dan penandatanganan prasasti.

7. Promosi melalui media radio, TV, dan media sosial.

Dengan menggandeng partner yaitu Jogja TV, POP fm, radio Yasika,Geronimo fm, Magenta fm, dan UNY Tour and Travel kami dapat mempromosikan ekowisata Jurug Gedhe ke khalayak umum yang lebih luas dan berdampak positif dari segi peningkatan pengunjung serta investor yang mulai berdatangan.

8. Pelatihan website promosi ekowisata Jurug Gedhe

Dengan adanya pelatihan website, diharapkan promosi ekowisata Jurug Gedhe akan semakin baik dan semakin dikenal masyarakat lokal maupun mancanegara. Sehingga jumlah pengunjung Jurug Gedhe pun akan semakin meningkat.

9. Pendampingan dan evaluasi

Tim PKM-M setiap hari Rabu/ Jumat di setiap minggunya mengadakan pendampingan kepada masyarakat sasaran. Untuk evaluasi sendiri dilaksanakan tiap sebulan sekali di hari Rabu minggu pertama disetiap bulanya.

D. Kesimpulan

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Kualitatif Dokumen Rekam Medis Rawat Inap pada Pasien Obstetri terkait. Dengan Risiko Kehamilan Post Sectio Caesarea Triwulan I di

Nilai estetik yang terdapat pada Masjid Jamek Tanjung Malim adalah kelihatan pada kubahnya yang bergabung dengan bumbung bertangkup serta kubah-kubah

pembelajaran hari itu materi yang pelajari sama dengan materi yang di ajarkan pada kelas VII excellent. Dalam pengamatan pada hari itu memang terlihat jelas

dialami oleh sector bisnis perbankan sebagai bentuk dari berbagai keputusan yang dilakukan dalam berbagai bidang, seperti keputusan penyaluran kredit, penerbitan kartu kredit,

Oleh karena itu hasil perhitungan yang menunjukkan nilai p < 0,05 pada nyeri saat bangkit dari posisi duduk dan nyeri saat naik tangga 3 trap, artinya terdapat

Perbedaan warna kulit manusia disebabkan oleh perbedaan kandungan melanin dalam tubuh. Proses pembentukan melanin ini melibatkan tirosinase dan apabila pembentukan melanin

Dari beberapa percobaan, dihasilkan bahwa algoritma RSA dapat digunakan untuk enkripsi dan dekripsi sebuah file untuk meningkatkan keamanan pada suatu jaringan