• Tidak ada hasil yang ditemukan

contoh Laporan PKL BBPI Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "contoh Laporan PKL BBPI Semarang"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN PERNYATAAN PENULIS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Arwin

Stambuk : 072 2014 0009

Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Jurusan : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulis Laporan Praktek Kerja

Lapang dengan judul : “Merangkai dan Menghitung Intensitas Cahaya Lampu LED Sebagai Alat Bantu Penangkapan Ikan di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang” Adalah “Benar” hasil Praktek Kerja Lapang penulis dan jika dikemudian hari ternyata diketahui hasil ciplakan

(plagiat) dari laporan orang lain maka penulis bersedia mendapatkan sangsi

akademik yang berlaku.

Makassar, 11 Oktober 2017

Yang membuat pernyataan

A r w i n Diketahui OLeh :

(2)

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING

Judu : Merangkai dan Menghitung Intensitas Cahaya

Lampu LED Sebagai Alat Bantu Penangkpan

Ikan di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI)

Semarang

Nama : Arwin

Stambuk : 07220140009

Jurusan : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Laporan Praktek Kerja Lapang ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Komisi Pembimbing

Dr. Ir.Muh. Jamal Alwi, M.Si Dr. Suparman Sasmita, S.Pi. M,Si

Pembimbing Utama Pembimbing Lapangan

Mengetahui,

Dr. Ir. Danial Sultan, M.Si Dr.Ir. Muh. Jamal Alwi, M.Si

Wakil Dekan I Ketua Jurusan PSP

(3)

Judul : Merangkai dan Menghitung Intensitas Cahaya

Lampu LED Sebagai Alat Bantu Penangkpan Ikan

di Balai Besar Penangkapan Ikan Semarang

Nama : Arwin

Stambuk : 07220140009

Jurusan : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Disahkan Oleh Komisi Penguji

Tim Penguji TandaTangan

Dr. Ir. M. Jamal Alwi, M.Si (...)

Dr. Ir. Ihsan, M.Si (...)

Ir. Kasmawati, M.Si (...)

(4)

Merangkai dan menghitung intensitas cahaya lampu LED sebagai alat bantu penangkapan ikan di Balai Besar Penangkapan Ikan Semarang. Oleh : Arwin, Nomor Stambuk : 07220140009 dibawah bimbingan bapak Dr. Ir. M. Jamal Alwi, M.Si sebagai pembimbing utama dan bapak Dr. Suparman Sasmita, S.Pi. M.Si sebagai pembimbing lapangan.

Peraktek Kerja Lapang ini dilaksanakan mulai tanggal 31 Juli sampai 28 Agustus 2017 di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang, Jawa Tengah yang berlokasi di jalan Yos Sudarso, Kalibaru Barat, Tanjung Emas. Tujuan dari dilakukannya Peraktek Kerja Lapang ini Mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang alat bantu lampu pengumpul ikan menggunakan lampu LED dan cara merangkai alat bantu Lampu LED. Kegunaan dari praktek kerja lapang ini adalah mengaplikasikan ilmu yang didapat dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UMI, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang perikanan khususnya mengetahui tentang merangkai dan Perhitungan intensitas cahaya lampu pada Alat Bantu Penangkapan Ikan dengan Lampu LED (light emitting diode).

Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan operasi penangkapan ikan dengan bagan adalah cahaya. Upaya yang dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi perikanan di Indonesia. Maka ditemukan lampu berbasis Light Emitting Diode (LED). Lampu LED dapat memancarkan cahaya yang lebih terang dengan input ebergi yang lebih kecil. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikondukttor. Lampu LED tipe SMD hasil rangkaian memiliki tegangan 1,2 watt sedangkan lampu LED tipe COB warna biru dan hijau memiliki tegangan 2,4 watt. Sebaran cahaya lampu LED tipe SMD hasil rangkaian terlihat kuat pada jarak 25 cm dan secara vertikal pada jarak 125 cm dengan nilai 2,6 lux, Cahaya lampu LED tipe COB warna biru memiliki kekuatan cahaya secara horizontal kuat pada jarak 75 cm dan secara vertikal kuat pada jarak 100 cm dengan nilai 4 lux dan cahaya lampu LED tipe COB warna hijau kekuatan cahaya secara horizontal terlihat kuat pada jarak kurang lebih 75 cm dan secara vertikal pada jarak 75 cm dengan nilai 40 lux.

(5)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan setitik ilmuNya serta nikmat yang tak berujung sehingga penulis

berkesempatan menyelesaikan laporan praktik kerja lapang ini. Serta shalawat

dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW atas segala

perjuangan dan amanah yang tak pernah padam sampai akhir zaman. Laporan

praktek kerja lapangan ini berjudul Merangkai dan Menghitung Intensitas Cahaya Lampu LED Sebagai Alat Bantu Penangkpan Ikan di Balai Besar Penangkapan Ikan Semarang, merupakan suatu hasil praktek kerja lapang yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan sejak bulan Juli sampai dengan Agustus

2017 dan disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian

pendidikan sarjana (S-1) pada Jurusan Ilmu Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Imdonesia.

Penulis yakin bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Terima kasih dan penghargaan penulis hanturkan

kepada Bapak Dr. Suparman Sasmita, S.Pi. M,Si selaku pembimbing lapangan yang senantiasa meluangkan waktunya selama hampir sebulan lebih memberikan

arahan dan bimbingan selama saya melakukan Peraktek Kerja Lapang (PKL).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak

kekurangan di dalamnya, baik dari sistematis penulisan, isi, tata bahasa serta

(6)

berbagai kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak. Waktu dan

tenaganya dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan

ini.

Penulis ucapkan penuh kerendahan hati, rasa hormat dan terima kasih

penulis juga sampaikan kepada:

1. Keluarga tercinta, Ayahanda Rasbi (Alm) dan Ibunda Masdawiah serta saudara

(i) yang senang tiasa memberikan kasih sayang dan dukungannya baik moril

maupun materi yang diberikan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Asbar, M.Si selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Muslim Indonesia.

3. Bapak Dr.Ir. Muh. Jamal Alwi, M.Si selaku Ketua Jurusan Pemanfaatan

Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Muslim Indonesia serta sebagai pembimbing utama penulis.

4. Ibu Dr. Ir. Andi Asni, MP selaku Penasehat Akademik Penulis.

5. Bapak Dr. Ir. Ihsan, M.Si dan Ibu Ir. Kasmawati, MP selaku Dosen Penguji.

6. Seluruh civitas akademik Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Muslim Indonesia

7. Bapak Ir. Wahid, M.Si, selaku Kepala Balai Besar Penangkapan Ikan,

Direktorat Jendral Perikanan Tangkap, Kementrian Kelautan dan Perikanan

Semarang.

8. Bapak Tri Widodo, Kakanda Zaenala Wasahua, S.pi. M.Si, Bapak Saefuddin,

dan Ibu Surini, S.H, MM yang telah membimbing dan memberi dukungan

(7)

selesainya laporan ini, serta saya ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh

Pengawai yang ada di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang yang

selalu membantu dan memberikan arahan kepada saya, sehingga saya

mendapatkan pengalaman dan skil dalam merangkai lampu LED sebagai alat

bantu penanganan ikan serta mendapatkan ilmu tentang alat tangkap dari para

perekayasa alat tangkap yang ada di BBPI Semarang.

10.Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Khususnya

angkatan 2014 (Estuar14).

Terima kasih atas segala bantuan yang diberikan. Kritik dan saran sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini

bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin Wallahu Amin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 11 Oktober 2017

A r w i n

(8)

Halaman

BAB II METODOLOGI PRAKTEK KERJA LAPANG... 4

2.1. Tempat Dan Waktu... 4

2.2. Alat dan Bahan... 4

2.3. Prosedur Kerja... 6

2.4. Metode Analisis Data... 7

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PKL... 8

3.1. Sejarah Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang... 8

3.2. Batas-batas Wilayah Instansi Meliputi... 10

3.3. Disiplin Kerja Kantor BBPI KKP DJPT Semarang... 11

(9)

3.5. Tugas dan Fungsi BBPI... 13

3.6. Visi dan Misi BBPI... 13

BAB IV KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG... 15

4.1. Pembuatan lampu LED... 15

4.1.1. Rancangan / Desain Gambar... 15

4.1.2. Diagram Lampu LED... 17

4.1.3. Pembuatan Rangkaian Lampu dan Kelistrikan... 18

4.2. Pemasangan... 20

4.3. Pelaksanaan Uji Coba... 20

4.4. Uji Sebaran Cahaya di Ruang Gelap Terbuka... 22

4.4.1. Uji sebaran cahaya lampu LED tipe SMD hasil rangkaian... 23

4.4.2. Uji sebaran cahaya lampu LED tipe COB warna biru... 24

4.4.3. Uji sebaran cahaya lampu LED tipe COB warna hijau... 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 27

5.1. Kesimpulan... 27

5.2. Saran... 29

DAFTAR PUSTAKA... 30

LAMPIRA... 31

(10)

2. Bahan yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya lampu... 5

3. Spesifikasi dan ukuran lampu dalam tabung... 19

4. Spesifikasi dan ukuran lampu luar tabung... 19

DAFTAR GAMBAR

(11)

1. Desain Kontruksi Lampu LED... 5

2. Lampu LED Tipe SMD Dan Lampu LED Tipe COB Sebagai Lampu Perbandingan... 6

3. Titik Cara Pengukuran Dan Alat Pengukuran Intensitas Cahaya Lampu (Luxmeter)... 7

4. Kantor BBPI Semarang... 11

5. Struktur Organisasi BBPI... 12

6. Sketsa Desain Tabung Lampu LED... ...16

7. Desain Kontruksi Lampu LED Tipe SMD... 17

8. Diagram Lampu LED... 18

9. Pemasangan Rangkaian Lampu LED Ke Dalam Botol... 20

10. Lampu LED Tipe SMD Dan Lampu LED Tipe COB Sebagai Lampu Perbandingan... 21

11. Luxmeter Model LX-105 Light Meter Merek Lutron... ...22

12. Aktivitas Pengukuran Intensitas Cahaya Lampu... 22

13. Diagram Sebaran Intensitas Cahaya Lampu LED Hasil Rangkaian... 23

14. Diagram Sebaran Intensitas Cahaya Lampu LED Tipe COB Warna Biru... 25

15. Diagram Sebaran Intensitas Cahaya Lampu LED Tipe COB Warna Hijau. 26

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

1. Jurnal mingguan praktek kerja lapang... 31

2. Gambar alat dan bahan praktek kerja lapang... 39

3. Kegiatan praktek kerja lapang... 41

4. Data hasil pengukuran intensitas cahaya lampu... 42

5. Gambar fasilitas-fasiltas yang ada di BBPI Semarang... 45

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Potensi lestari perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton

per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi

Ekslusif) dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5,12 juta ton

pertahun atau sekitar 80 % dari potensi lestari. Teknologi penangkapan ikan di

Indonesia berkembang pesat terutama pada penggunaan alat bantu cahaya untuk

menarik perhatian ikan. (Baskoro and Arimoto, 2001). Bagan merupakan salah

satu jenis alat tangkap yang menggunakan cahaya sebagai alat bantu

penangkapan. Prinsip penangkapan pada alat tangkap ini pada dasarnya

memanfaatkan tingkah laku ikan, khususnya respon ikan terhadap cahaya.

Salah satu factor yang sangat menentukan keberhasilan operasi

penangkapan ikan dengan bagan adalah cahaya. Pemasangan sumber cahaya di

atas jaring akan menyebabkan ikan terkonsentrasi di catchable area, sehingga akan mempermudah dan mempercepat oprasi penangkapan. Sumber cahaya yang

biasa digunakan oleh nelayan diantaranya adalah lampu Compact Fluorescent Lamp (CFL). Dimana pengoprasiannya di atas permukaan air dan efisiensi energy yang masih cukup besar.

Upaya yang dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi perikanan di

(14)

kecil. LED juga menyala karena adanya perpindahan elektron yang relatif tidak

menghasilkan panas dan aman dalam pengoprasiannya. Selain itu, lampu

berteknologi LED mampu menghemat listrik hingga 85 persen serta memiliki

umur teknis hingga 50.000 jam atau setara dengan 13 tahun pemakaian rata-rata

10 jam sehari (Hindarto, 2011)

LED (Light Emitting Diode) merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikondukttor. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh LED

tergantung pada jenis bahan semi konduktor yang dipergunakannya. LED juga

dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang

sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perankat

elektronik lainnya.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilaksanakan praktek kerja lapang tersebut yaitu :

a. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang alat bantu lampu

pengumpul ikan menggunakan lampu LED dan cara merangkai alat

bantu Lampu LED.

b. Mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuannya tentang teknis dan

cara mengaplikasikan alat bantu Lampu LED.

c. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengukur intensitas cahaya pada

lampu.

Kegunaan dilaksanakan praktek kerja lapang tersebut yaitu :

Hasil praktek kerja lapang ini diharapkan dapat menambah ilmu

(15)

dan Perhitungan intensitas cahaaya lampu pada Alat Bantu Penangkapan Ikan

dengan Lampu LED (light emitting diode) dan juga sebagai bahan informasi bagi penentu kebijakan (pemerintah setempat) untuk mengatur pengelolaan

sumberdaya penangkapan yang berkelanjutan baik itu pemanfaatan maupun

(16)

BAB II

METODOLOGI PRAKTEK KERJA LAPANG

2.1. Tempat Dan Waktu

Praktek lapang ini dilakukan di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI)

Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 31 Juli sampai 28 Agustus 2017.

2.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktek lapang ini dapat di lihat pada

tabel, sebagai berikut:

Tabel 1. Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya

No Nama Alat Fungsi/Kegunaan

Sebagai titik penanda yang akan dihitung lux nya.

Sebagai alat pengukur intensitas cahaya. Untuk mencatat hasil pengukuran intensitas cahaya.

(17)

Tabel 2. Bahan yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya

Desain Kontruksi lampu LED tipe SMD yang digunakan memiliki 24 mata,

sedangkan pada casing yang digunakan adalah botol bekas dan penutup yang

digunakan dari sandal bekas yang dikecilkan mengikuti mulut botol serta untuk

merekatkannya memakai lem.

Gambar 1. Desain kontruksi Lampu LED

Desain lampu LED tipe COB yang digunakan hemat energy dengan beban

2,4 watt, dengan bentuk segi empat yang membuatnya dapat menerangi hampir

semua ruangan. Lihat pada gambar 9:

A

B

(18)

(a) (b)

Gambar 2. (a) Lampu LED warna hijau, (b) Lampu LED warna biru

2.3. Prosedur Kerja

Metode yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini adalah metode

deskriptif dan eksperimental. Metode deskriptif adalah menjelaskan teknik

nerancang lampu LED dalam air. Metode deskriptif adalah metode untuk

membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta

dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata : 2013). Metode

eksperimental yang dilakukan yaitu dengan mengukur intensitas cahaya lampu.

Jenis lampu yang di ukur adalah lampu LED tipe SMD dalam air 1,2 watt dengan

lampu LED tipe COB dalam air 2,4 watt. pengukuran dilakukan dengan

menggunakan model ordinat semu dalam bangun ruang (X,Y,Z) berjarak 25 cm

setiap titiknya. Dimana pengukuran tersebut digambarkan sebagai ruang dalam

bagan tancap pada saat pengukuran.

Pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

(19)

langsung serta melakukan wawancara dengan instruktur, sedangkan data sekunder

diperolah melalui internet dan dengan membaca buku di perpustakaan BBPI.

2.4. Metode Analisis Data

Analisis Data Intensitas Cahaya

Distribusi intensitas cahaya lampu LED tipe SMD dalam air 1,2 watt dan

lampu LED tipe COB dalam air 2,4 watt dapat dianalisis dengan mengunakan

Microsoft Office Excel 2010 untuk menggambarkan sebaran cahaya setiap 25 cm yang dimodelkan sebagai ruang pada bagan tancap. Dimana setiap jaraknya dibuat

dalam titik koordinat X,Y dan Z. Nilai estimasi intensitas cahaya selanjutnya

dibuat kontur distribusi cahaya yang masuk dalam perairan dan dianalisis dengan

counter map surfer v.10 untuk memperoleh gambaran distribusi iluminasi cahaya di bawah rangka bagan tancap.

Berikut ini gambar titik cara pengukuran dan alat pengukuran intensitas

cahaya lampu (luxmeter).

(20)

BAB III

GAMBARAN UMUM TEMPAT PKL

3.1. Sejarah Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang

Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) merupakan Unit Pelaksana Teknis

(UPT) bidang teknologi pengembangan penangkapan ikan di Wilayah

Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia, berada di bawah Direktorat Jenderal

Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Berdirinya BBPI

(Balai Besar Penangkapan Ikan) diawali sebagai Pangkalan Armada Survei dan

Eksplorasi Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian RI bertempat di

Semarang tahun 1975 dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian

Nomor : 190/Kpts/Org/5/1975, tanggal 2 Mei 1975. Seiring perkembangan dunia

perikanan di Indonesia, BPPI pada perkembangan selanjutnya ditetapkan sebagai

salah satu UPT (Unit Pelaksana Teknis) di bidang perikanan berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 308/Kpts/Org/1978 Tahun 1978.

BPPI Semarang awalnya mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan

penerapan dan pengembangan teknik penangkapan dan pengawasan serta

kelestarian sumberdaya hayati perairan. Setelah berkiprah di dunia perikanan

Indonesia hampir selama 28 tahun, lembaga ini sempat berubah menjadi Balai

Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI). Perubahan tersebut,

berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor : Per.03/MEN/

2006, tanggal 12 Januari 2006, tentang Susunan Struktur Organisasi Balai Besar

(21)

Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) sudah mulai dibahas sejak tahun 2009

hingga sekarang, diawali dengan penyusunan Naskah Akademis yang dilanjutkan

dengan pembahasan yang cukup panjang.

Pada tanggal 24 Januari 2014, dilaksanakan rapat pleno dengan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

(KemenPAN-RB) di ruang pertemuan KemenPAN-RB yang dihadiri oleh Unsur

KemenPAN-RB, BAPPENAS, Badan Kepegawaian Negara (BKN), Kementerian

Kelautan dan Perikanan (KKP). Hasil Rapat Pleno tersebut menghasilkan

Penangkapan Ikan (BBPI). Perubahan nomenklatur berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:19/PERMEN-KP/2014 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penangkapan Ikan.

Balai Besar Penangkapan Ikan yang selanjutnya disingkat BBPI, adalah

Unit Pelaksanaan Teknis Direktorat Jendral Perikanan Tangkap di bidang uji terap

teknologi pemanfaatan sumberdaya ikan yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Direktur Jendral perikanan Tangkap. BBPI mempunyai tugas

melaksanakan uji terap, penyebarluasan teknologi pemanfaatan sumberdaya ikan,

pelayanan dan kerja sama teknis, pengujian dan sertifikasi, bimbingan teknis, dan

(22)

3.2. Batas-batas Wilayah Instansi Meliputi Utara : Jalan Kw. Cipta Raya

Barat : Pemukiman warga

Selatan : Pemukiman Warga

Timur : Jalan Yos Sudarso

Secara Geografis, Balai Besar Penangkapan Ikan, Kementrian Kelautan dan

Perikanan, Direktorat Jendral Perikanan Tangkap Semarang, berlokasi di Jl. Yos

Sudarso, Kalibaru Barat, Tanjung Emas, Bandarharjo Utara, Kota Semarang, Jawa

Tengah. Terletak di komplek Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, di atas tanah

seluas + 8500 m². Gedung perkantoran BBPI memiliki fasilitas ruangan yang

terdiri dari: gedung induk, workshop (perbengkelan), rumah jaga, gedung bangsal

ABK, tempat perangaan dan perbaikan jarring, tempat jemur jarring, dermaga,

taman dan lapangan parker, rumah ibadah, rumah gengset, rumah parker, bengkel

perawatan kendaraan, ground reservoir, sarana transfortasi, kapal-kapal survey

dan eksplorasi, guest house dan rumah jabatan kepala, ruang deseminasi dan alat

(23)

Gambar 4. Kantor BBPI Semarang

3.3. Disiplin Kerja Kantor BBPI KKP DJPT Semarang

Disiplin kerja di tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL), masuk pada pukul

08.00 dan istirahat siang pada pukul 12.00 kemudian masuk kembali pada pukul

13.00. Akhir jam kerja diakhiri pada pukul 16.00. Jam kerja karyawan dimulai

dari hari senin hingga jumat (lima hari kerja) setiap karyawan. Meniliki jadwal

yang telah diatur dalam manajemen Balai Besar Penangkapan Ikan. Dan apabila

ada karyawan yang tidak masuk kerja pada jam kerja dan tidak ada keterangan

sama sekali, maka karyawan tersebut dianggap alpa. Hari libur yaitu pada hari

sabtu dan minggu. Kembali kerja pada hari senin berikutnya sebagaimana

(24)

3.4. Sturktur Organisasi

Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi, serta guna

menunjang pengelolaan sumberdaya ikan yang bertanggung jawab, perlu

mengatur organisasi dan tata kerja dalam struktur organisasi dibawah ini :

Susunan organisasi BBPI terdiri atas:

a. Bidang Uji Terap Teknik Pemanfaatan Sumber Daya Ikan

b. Bidang Dukungan dan Kerja Sama Teknik;

c. Bidang Pengujian dan Sertifikasi Produk;

d. Bagian Tata Usaha; dan

(25)

3.5. Tugas dan Fungsi BBPI

Tugas pokok dan fungsi BBPI adalah optimalisasi pelaksanaan tugas dan

fungsi, serta guna menunjang pengelolaan sumberdaya ikan yang bertanggung

jawab, perlu mengatur organisasi dan tata kerja Balai Besar Penangkapan Ikan.

Fungsi BBPI adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana, program, dan anggaran di bidang penangkapan ikan. 2. Pelaksanaan kerjasama teknis di bidang penangkapan ikan.

3. Pelaksanaan dan penyebarluasan uji terap habitat sumber daya ikan. 4. Pelaksanaan pelayanan teknis di bidang penangkapan ikan.

5. Pelaksanaan penerapan dan penyebarluasan uji terap teknik sarana penangkapan ikan.

6. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang penangkapan ikan.

7. Pelaksanaan penyiapan bahan standardisasi dan sertifikasi di bidang penangkan ikan.

8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai besar.

3.6. Visi dan Misi BBPI

1. VISI

Terwujudnya Penangkapan Ikan yang Mandiri, Berdaya Saing dan

Berkelanjutan.

2. MISI

a. Meningkatkan pengelolaan organisasi, fasilitas, keuangan dan SDM yang

terintegrasi

(26)

c. Meningkatkan pelayanan jasa, sistem informasi dan kerjasama di bidang

teknologi perikanan tangkap

d. Mewujudkan pengujian, penyiapan bahan standar di bidang sarana

penangkapan dan habitat sumber daya ikan, serta sertifikasi pengelolaan

(27)

BAB IV

KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG

4.1. Pembuatan lampu LED

Salah satu proses untuk menghasilkan prototype atau tiruan lampu LED yang digunakan sebagai alat bantu penangkapan ikan yang berfungsi sebagai

pengumpul ikan dan mengkonsentrasikan ikan di cathchable area bangan tancap. Merancang dan mengontruksi bentuk lampu LED dalam air sangat perlu

diperhatikan dalam menentukan bentuk dan bahan yang digunakan dalam

pembuatannya. Tahap-tahap yang dilakukan dalam merancang pembuatan lampu

LED dalam air adalah sebagai berikut:

4.1.1.Rancangan / Desain Gambar

Pada rancangan desain tabung yang digunakan sebagai wadah tempat lampu

LED saya menggunakan barang bekas seperti botol bekas. Thenu (2014)

menyatakan bahwa lampu tabung memancarkan cahayanya ke segala arah dengan

intensitas yang berbeda, bagian yang paling terang berada pada samping lampu

karena permukaan lampu bagian samping lebih luas dibandingkan dengan bagian

bawah lampu. Karakteristik sebaran cahaya yang demikian membuat lampu

tabung kurang efektif digunakan pada bagan. Desain dibuat dengan menggunakan

teknik gambar dengan program sofwer CorelDrow 2017. Adapun gambar desain

(28)

Gambar 6. Sketsa desain tabung lampu LED

Penutup yang digunakan pada tabung adalah sandal bekas yang kemudian

diberikan lem untuk merekatkan antara penutup dan mulut botol hingga

menempel sempurna. Sebelumnya pada bagian tutup atas diberikan besi

penggantung dan kabel untuk menghubungkan lampu di dalam tabung dan sumber

listrik (acci/aki).

Adapun rangkaian listrik yang dirancang terdiri dari bagian dalam tabung

dan bagian luar tabung. Rangkaian untuk bagian dalam tabung terdiri dari

rangkaian lampu dan kabel, dimana lampu yang digunakan adalah lampu LED

tipe SMD. Sedangkan rangkaian luar tabung terdiri dari kabel dan rangkaian panel

control lampu (accu/aki).

Lampu LED rancangan yang disusun berdasarkan sistem rangkaian yang

menghubnungkan 24 buah LED. Setiap LED dirangkai dengan rangkaian seri

yang masing-masing terdapat 3 LED. Rangkaian satu unit lampu LED yang

(29)

batang ballpoint. Setiap ragkaian LED terhubung dengan kotak control untuk

menyalakan atau memutuskan aliran listrik. Adapun gambar rangkaian system

lampu LED dapat di lihat pada gambar 10. Lampu yang telah dirangkai perlu

dilakukanuji coba menyala atau tidak. Lampu tidak menyala, maka perlu dicek

kembali rangkaian LED. Apabila lampu menyala, maka dianggap selesai dan

berhasil pada tahap pembuatan rangkaian lampu.

Gambar 7. Rangkaian system lampu LED tipe SMD yang dirancang

Lampu LED dinyalakan dengan menggunakan aki (accu)/power suplay 12

volt dengan kapasitas aki 7 Ah. Lampu akan dipasang pada tempat lampu yang

kita tentukan dan dengan ukuran yang tertentu.

4.1.2.Diagram Lampu LED

Hasil perhitungan yang digunakan untuk menentukan rancangan LED

adalah adaptor dengan tegangan sumber 12 volt dan tegangan LED 12 volt. Arus

yang bekerja sebesar 0,2 Ah pada rangkaian LED tersebut. Selanjutnya rangkaian

LED disusun secara parallel. Adapun lampu yang digunakan dalam 1 buah

(30)

Gambar 8. Diagram lampu LED

4.1.3.Pembuatan Rangkaian Lampu dan Kelistrikan

Rangkaian lampu merupakanbagian yang paling utama dan komponen

terpenting dalam kontruksi lampu LED dalam air, jadi memiliki banyak

pertimbangan pada saat pembuatan lampu berlangsung (Taufik, 2015). Lampu

LED yang dirancang terdiri dari rangkaian LED yang sudah memiliki bahan yang

dapat menyerap panas yang nantinya akan di lekatkan pada wadah yang telah kita

pilih. Spesifikasi rangkaian lampu dalam tabung dan luar tabung sebagai berikut.

1. Dalam Tabung

Berikut bentuk dalam tabung dengan spesifikasi, bentuk dan fungsinya

(31)

Tabel 3. Spesifikasi dan ukuran Lampu dalam Tabung

Berikut bentuk luar tabung dengan spesifikasi, bentuk dan fungsinya sebagai

berikut:

Tabel 4. Spesifikasi dan Ukuran Lampu Luar Tabung

Spesifikasi Kuantitas & Ukuran Fungsi Penghubung rangkaian lampu dengan power suplay

Wadah seluruh komponen listrik Mengukur dan mengatur tegangan listrik pada lampu

Sebagai pengatur potensial listrik dan intensitas cahaya lampu led

(32)

Setelah semua tersusun dalam satu rangkaian, masukkan rangkaian lampu

kedalam botol (sebagai wadah pengganti tabung) dan lihat apakah rangkaian

menyentuh sisi dalam pada botol serta apakah rangkaian sudah berdiri tegak, jika

msih ada yang menyentuh dan belum berdiri tegak cobalah lakukan peneyetelang

ulang sampai pada kondisi ideal yang diinginkan, setelah posisi ideal yang kita

ingikan sudah tepat maka tutuplah mulut botol dengan penutup yang sudah

ditentukan dan jangan lupa sebelum ditutup berikan sedikit lem pada kabel serta

mulut botol sehingga penutupnya lebih kuat dan air tidak bisa masuk ke dalam

botol.

Gambar 9. Pemasangan rangkaian lampu LED ke dalam botol.

4.3. Pelaksanaan Uji Coba

Pengujian lampu skala laboratorium dilakukan pada lampu LED tipe COB

(33)

(a) (b)

Gambar 10. (a) Lampu LED tipe SMD Hasil Rangkaian, (b) Lampu LED tipe COB sebagai bahan perbandingan

Pengujian dilaksanakan pada ruang gelap mendekati 90% dimana pada

ruang tersebut ditentukan titik lampu dan diberikan tali pandu pada setiap 25 cm

dengan model koordinat X,Y dan Z. pengukuran dibedakan menjadi 3 stasiun

sebagai perlakuan jarak pengukuran intensitas. Pengukuran kekutan lampu

dilakukan pada ruang gelap atau tertutup untuk mendapatkan data kekuatan lampu

serta di setiap titik pengambilan data dilakukan sebnyak 3 kali untuk mendapatkan

hasil yang sempurna. Pengamatan nilai lux dilakukan dengan menggunkan alat uji

(34)

Gambar 11. Luxmeter Model LX-105 Light Meter Merek Lutron

Gambar 12. Aktivitas Pengukuran Intensitas Cahaya Lampu.

4.4. Uji Sebaran Cahaya di Ruang Gelap Terbuka

Iluminasi merupakan intensitas cahaya atau kekuatan penerangan. Intensitas

penerangan adalah flux cahaya yang jatuh pada suatu permukaan atau kekuatan cahaya yang dipancarkan dari suatu sumber cahaya. Besarnya diukur dalam satuan

(35)

Iluminasi cahaya akan turun jika jarak sumber cahaya semakin jauh dan apabila

cahaya melewati air.

4.4.1.Uji sebaran cahaya lampu LED tipe SMD hasil rangkaian

Uji sebaran cahaya dilakukan untuk mengetahui tingkat iluminasi dan pola

sebaran cahaya lampu LED yang di buat. Pengukuran intensitas cahaya dilakukan

pada 8 jarak yang berbeda yaitu 25 cm, 50 cm, 75 cm, 100 cm, 125 cm, 150 cm,

175 cm dan 200 cm. Pengukuran ini dilakukan secara horizontal dan vertikal.

Pengukuran hanya dilakukan pada 1 sisi lampu dengan sudut yang di ambil

0° - 90° dan untuk sudut 90° - 360° dianggap sama nilainya, baik pengukuran

secara horizontal maupun vertikal. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk desain

konstruksi lampu yang berbentuk tabung atau silinder vertikal dan jenis maupun

jumlah lampu yang digunakan sama. Pola sebaran intensitas cahaya lampu LED

tipe SMD terdapat pada gambar 13.

X

Y

(36)

Pada saat pengukuran intensitas cahaya lampu LED tipe SMD hasil

rangkaian menunjukkan nilai iluminasi tertinggi terdapat pada titik koordinat

X,Y,Z (0,8,0) dengan nilai 5,3 lux dan nilai terendah pada titik koordinat (8,0,0)

dengan nilai 1 lux.

Berdasarkan pada diagram sebaran cahaya lampu LED tipe SMD hasil

rangkaian bahwa kekuatan cahaya lampu hanya sampai pada titik (1,5), secara

horizontal sebaran cahaya lampu rangkaian masih terlihat kuat pada jarak 25 cm

dan secara vertikal pada jarak 125 cm. Pada titik (3,3) yaitu berada pada jarak

secara vertikal 75 cm, secara horizontal 75 cm dan titik (3,7) yaitu berada pada

jarak secara horizontal 75 cm, secara vertikal 175 cm kemudian pada titik ini

kembali terjadi pengumpulan cahaya dengan nilai terdapat pada kisaran 1 lux -1,8

lux, kemudian pada titik selanjutnya sebaran cahaya lampu melemah dan tidak

merata sempurna kesemua ruanagan.

4.4.2. Uji sebaran cahaya lampu LED tipe COB warna biru

Pada saat pengukuran intensitas cahaya lampu LED tipe COB warna biru

menunjukkan nilai iluminasi tertinggi terdapat pada titik koordinat X,Y,Z (1,8,0)

dengan nilai 19,6 lux dan nilai terendah pada titik koordinat (8,8,0) dengan nilai 1

(37)

X

Y

Gambar 14. Diagram sebaran intensitas cahaya lampu LED warna biru

Berdasarkan pada diagram sebaran cahaya lampu LED tipe COB warna biru

bahwa kekuatan cahaya yang hanya sampai pada titik (3,4), secara horizontal

sebaran cahaya warna biru masih terlihat kuat pada jarak 75 cm dan secara

vertikal sebaran cahaya lampu LED warna biru masih terlihat kuat pada jarak 100

cm dengan nilai 4 lux. Lewat dari titik (3,4), secara horizontal pada jarak 75 cm

dan pada jarak vertikal pada jarak 100 cm menghasilkan sebaran cahaya lampu

menyebar merata kesemua ruangan dengan nilai 1 lux.

4.4.3.Uji sebaran cahaya lampu LED tipe COB warna hijau

Pada saat pengukuran intensitas cahaya lampu LED tipe COB warna hijau

menunjukkan nilai iluminasi tertinggi terdapat pada titik koordinat X,Y,Z (0,8,0)

dengan nilai 156,3 lux dan nilai terendah pada titik koordinat (8,8,0) dengan nilai

(38)

X

Y

Gambar 15. Diagram sebaran intensitas cahaya lampu LED warna hijau

Berdasarkan pada diagram sebaran cahaya lampu LED tipe COB warna

hijau bahwa kekuatan cahaya lampu hanya sampai pada titik (3,3), secara

horizontal sebaran cahaya warna hijau masih terlihat kuat pada jarak kurang lebih

75 cm dan secara vertikal pada jarak 75 cm dengan nilai 40 lux. Kemudian pada

titik seterusnya sebaran cahaya lampu menyebar merata kesemua ruangan dengan

nilai 10 lux.

(39)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Selama penulis mengikuti kegiatan praktek kerja lapang (PKL), penulis

dapat mengambil beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan tempat pelaksanaan

PKL, serta pengetahuan yang diperolaeh dari pengamatan khususnya di Balai

Besar Penangkapan Ikan, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jendral

Perikanan Tangkap Semarang, sebagai berikut:

1. Lampu LED tipe SMD hasil rangkaian memiliki tegangan 1,2 watt

sedangkan lampu LED tipe COB warna biru dan hijau yang digunakan

sebagai lampu perbandingan dalam pengukuran intensitas cahaya lampu

LED hasil rangkaian memiliki tegangan 2,4 watt.

2. Intensitas cahaya lampu LED tipe SMD memiliki nilai iluminasi

tertinggi terdapat pada titik koordinat X,Y,Z (0,8,0) dengan nilai 5,3 lux

dan nilai terendah pada titik koordinat (8,0,0) dengan nilai 1 lux.

3. Intensitas cahaya lampu LED tipe COB warna biru memiliki nilai

iluminasi tertinggi terdapat pada titik koordinat X,Y,Z (1,8,0) dengan

nilai 19,6 lux dan nilai terendah pada titik koordinat (8,8,0) dengan nilai

1 lux.

4. intensitas cahaya lampu LED tipe COB warna hijau memiliki nilai

iluminasi tertinggi terdapat pada titik koordinat X,Y,Z (0,8,0) dengan

nilai 156,3 lux dan nilai terendah pada titik koordinat (8,8,0) dengan

(40)

5. Sebaran cahaya lampu LED tipe SMD hasil rangkaian bahwa kekuatan

cahaya lampu hanya sampai pada titik (1,5), secara horizontal sebaran

cahaya lampu rangkaian masih terlihat kuat pada jarak 25 cm dan secara

vertikal pada jarak 125 cm. Pada titik (3,3) yaitu berada pada jarak

secara vertikal 75 cm, secara horizontal 75 cm dan titik (3,7) yaitu

berada pada jarak secara horizontal 75 cm, secara vertikal 175 cm

kemudian pada titik ini kembali terjadi pengumpulan cahaya dengan

nilai terdapat pada kisaran 1 lux -1,8 lux, kemudian pada titik

selanjutnya sebaran cahaya lampu melemah dan tidak merata sempurna

kesemua ruanagan.

6. Cahaya lampu LED tipe COB warna biru memiliki kekuatan cahaya

yang hanya sampai pada titik (3,4), secara horizontal sebaran cahaya

warna biru masih terlihat kuat pada jarak 75 cm dan secara vertikal

sebaran cahaya lampu LED warna biru masih terlihat kuat pada jarak

100 cm dengan nilai 4 lux. Lewat dari titik (3,4), secara horizontal pada

jarak 75 cm dan pada jarak vertikal pada jarak 100 cm menghasilkan

sebaran cahaya lampu menyebar merata kesemua ruangan dengan nilai 1

lux.

7. cahaya lampu LED tipe COB warna hijau bahwa kekuatan cahaya lampu

hanya sampai pada titik (3,3), secara horizontal sebaran cahaya warna

hijau masih terlihat kuat pada jarak kurang lebih 75 cm dan secara

(41)

seterusnya sebaran cahaya lampu menyebar merata kesemua ruangan

dengan nilai 10 lux

5.2. Saran

Adapun beberapa saran yang bersifat membangun Balai Besar

Penangkapan Ikan, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Perikanan

Tangkap Semarang serta saran yang dapat memaksimalkan rangakain lampu LED

dalam air yang saya rancang, sebagai berikut :

1. Perlu adanya penambahan koleksi buku di perpustakaan terutama

tentang buku perikanan tentang lampu sebagai alat bantu penangkapan

ikan.

2. Perlu adanya inovasi yang lebih baik pada tabung sehingga hasil yang

didapatkan mudah diterima oleh nelayan.

3. Perlu pengembangan lebih mendalam untuk merangkai lampu LED

sehingga alat dan bahan yang dipakai lebih murah.

4. Perlu pemanfaatan barang bekas dalam merangkai lampu LED sehingga

dapat menghemat pengeluaran.

(42)

Aditia, Felix Rizky. 2017. Skripsi–Me-141501 Perancangan Tenaga Surya Lampu Celup Bawah Air (Lacuba) Pada Bagan Apung: Surabaya. Departemen Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Gustaman G, Fauziyah, dan insani.2012. efektikitas perbedaan warna cahaya lampu terhadap hasil tangkapan bagan tancap di perairan sungsung sumatera selatan. Maspari journal. 4 (1). 92-a102.

Sasmita,Suparman dan Zaenal Wasahua. 2015. Laporan Kegiatan Pengembangan Teknologi Alat Bantu Penangkapan Ikan Pengumpul Ikan Menggunakan LED (Light Emitting Diode) Sebagai Inovasi Teknologi Hemat Energi: Semarang. Balai Besar Penangkapan ikan Semarang.

Taufik. 2015. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1 Mei 2015: 51-67 Rekayasa Lampu Led Celup Untuk Perikanan Bagan Apung Di Perairan Patek Kabupaten Aceh Jaya Propinsi Aceh: Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

Yahya, Muhammad Rony. 2017. Lampu Atraktor (Lampu LED dan Lampu LHE) Sebagai Alat Bantu Penangkapan Ikan Pada Alat Tangkap Bangan: Tarakan. Universitas Borneo Tarakan

Gambar

Tabel 2. Bahan yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya
Gambar 2. (a) Lampu LED warna hijau, (b) Lampu LED warna biru
Gambar 4. Kantor BBPI Semarang
Gambar 6. Sketsa desain tabung lampu LED
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi berjudul “ Analisis Performa Pada Lampu LHE dan Lampu LED terhadap Besar Nilai THD dan Penurunan Intensitas Cahaya ” telah diuji dan disahkan oleh Fakultas

Tabel diatas merupakan tabel hasil pengukuran intensitas cahaya dari lampu kombinasi: dua buah lampu Metal Halide dan Tiga Buah Lampu Light-Emitting Diode (LED) dengan medium

Ujicoba penangkapan ikan menggunakan lampu celup LED bawah air, dibandingkan dengan lampu fluorescent sebagai kontrol untuk mengetahui jenis warna lampu yang efesien

Menurut (Notanubun, 2010), pemanfaatan lampu sebagai alat bantu penangkapan ikan telah berkembang secara cepat sejak ditemukan lampu listrik. Sebagian besar nelayan

Pada tingkat produksi telur (butir), kombinasi warna cahaya dengan intensitas cahaya lampu monochromatic LED dengan metode ahemeral berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi

Dengan diadakannya Praktek Kerja lapangan (PKL) diharapkan dari siswa/ siswi dapat mengambil pengalaman Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja

Pada kondisi terang pergerakan ikan kurang aktif dan saat diberi cahaya dari lampu senter ikan mendekat ke arah cahaya, tetapi pada saat ikan diberi makan,

contoh tugas laporan praktek kerja lapangan