HALAMAN PERNYATAAN PENULIS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Arwin
Stambuk : 072 2014 0009
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Jurusan : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulis Laporan Praktek Kerja
Lapang dengan judul : “Merangkai dan Menghitung Intensitas Cahaya Lampu LED Sebagai Alat Bantu Penangkapan Ikan di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang” Adalah “Benar” hasil Praktek Kerja Lapang penulis dan jika dikemudian hari ternyata diketahui hasil ciplakan
(plagiat) dari laporan orang lain maka penulis bersedia mendapatkan sangsi
akademik yang berlaku.
Makassar, 11 Oktober 2017
Yang membuat pernyataan
A r w i n Diketahui OLeh :
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING
Judu : Merangkai dan Menghitung Intensitas Cahaya
Lampu LED Sebagai Alat Bantu Penangkpan
Ikan di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI)
Semarang
Nama : Arwin
Stambuk : 07220140009
Jurusan : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Laporan Praktek Kerja Lapang ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
Komisi Pembimbing
Dr. Ir.Muh. Jamal Alwi, M.Si Dr. Suparman Sasmita, S.Pi. M,Si
Pembimbing Utama Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
Dr. Ir. Danial Sultan, M.Si Dr.Ir. Muh. Jamal Alwi, M.Si
Wakil Dekan I Ketua Jurusan PSP
Judul : Merangkai dan Menghitung Intensitas Cahaya
Lampu LED Sebagai Alat Bantu Penangkpan Ikan
di Balai Besar Penangkapan Ikan Semarang
Nama : Arwin
Stambuk : 07220140009
Jurusan : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Disahkan Oleh Komisi Penguji
Tim Penguji TandaTangan
Dr. Ir. M. Jamal Alwi, M.Si (...)
Dr. Ir. Ihsan, M.Si (...)
Ir. Kasmawati, M.Si (...)
Merangkai dan menghitung intensitas cahaya lampu LED sebagai alat bantu penangkapan ikan di Balai Besar Penangkapan Ikan Semarang. Oleh : Arwin, Nomor Stambuk : 07220140009 dibawah bimbingan bapak Dr. Ir. M. Jamal Alwi, M.Si sebagai pembimbing utama dan bapak Dr. Suparman Sasmita, S.Pi. M.Si sebagai pembimbing lapangan.
Peraktek Kerja Lapang ini dilaksanakan mulai tanggal 31 Juli sampai 28 Agustus 2017 di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang, Jawa Tengah yang berlokasi di jalan Yos Sudarso, Kalibaru Barat, Tanjung Emas. Tujuan dari dilakukannya Peraktek Kerja Lapang ini Mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang alat bantu lampu pengumpul ikan menggunakan lampu LED dan cara merangkai alat bantu Lampu LED. Kegunaan dari praktek kerja lapang ini adalah mengaplikasikan ilmu yang didapat dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UMI, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang perikanan khususnya mengetahui tentang merangkai dan Perhitungan intensitas cahaya lampu pada Alat Bantu Penangkapan Ikan dengan Lampu LED (light emitting diode).
Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan operasi penangkapan ikan dengan bagan adalah cahaya. Upaya yang dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi perikanan di Indonesia. Maka ditemukan lampu berbasis Light Emitting Diode (LED). Lampu LED dapat memancarkan cahaya yang lebih terang dengan input ebergi yang lebih kecil. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikondukttor. Lampu LED tipe SMD hasil rangkaian memiliki tegangan 1,2 watt sedangkan lampu LED tipe COB warna biru dan hijau memiliki tegangan 2,4 watt. Sebaran cahaya lampu LED tipe SMD hasil rangkaian terlihat kuat pada jarak 25 cm dan secara vertikal pada jarak 125 cm dengan nilai 2,6 lux, Cahaya lampu LED tipe COB warna biru memiliki kekuatan cahaya secara horizontal kuat pada jarak 75 cm dan secara vertikal kuat pada jarak 100 cm dengan nilai 4 lux dan cahaya lampu LED tipe COB warna hijau kekuatan cahaya secara horizontal terlihat kuat pada jarak kurang lebih 75 cm dan secara vertikal pada jarak 75 cm dengan nilai 40 lux.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan setitik ilmuNya serta nikmat yang tak berujung sehingga penulis
berkesempatan menyelesaikan laporan praktik kerja lapang ini. Serta shalawat
dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW atas segala
perjuangan dan amanah yang tak pernah padam sampai akhir zaman. Laporan
praktek kerja lapangan ini berjudul Merangkai dan Menghitung Intensitas Cahaya Lampu LED Sebagai Alat Bantu Penangkpan Ikan di Balai Besar Penangkapan Ikan Semarang, merupakan suatu hasil praktek kerja lapang yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan sejak bulan Juli sampai dengan Agustus
2017 dan disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian
pendidikan sarjana (S-1) pada Jurusan Ilmu Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Imdonesia.
Penulis yakin bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Terima kasih dan penghargaan penulis hanturkan
kepada Bapak Dr. Suparman Sasmita, S.Pi. M,Si selaku pembimbing lapangan yang senantiasa meluangkan waktunya selama hampir sebulan lebih memberikan
arahan dan bimbingan selama saya melakukan Peraktek Kerja Lapang (PKL).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan di dalamnya, baik dari sistematis penulisan, isi, tata bahasa serta
berbagai kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak. Waktu dan
tenaganya dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan
ini.
Penulis ucapkan penuh kerendahan hati, rasa hormat dan terima kasih
penulis juga sampaikan kepada:
1. Keluarga tercinta, Ayahanda Rasbi (Alm) dan Ibunda Masdawiah serta saudara
(i) yang senang tiasa memberikan kasih sayang dan dukungannya baik moril
maupun materi yang diberikan kepada penulis.
2. Bapak Dr. Ir. Asbar, M.Si selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Muslim Indonesia.
3. Bapak Dr.Ir. Muh. Jamal Alwi, M.Si selaku Ketua Jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Muslim Indonesia serta sebagai pembimbing utama penulis.
4. Ibu Dr. Ir. Andi Asni, MP selaku Penasehat Akademik Penulis.
5. Bapak Dr. Ir. Ihsan, M.Si dan Ibu Ir. Kasmawati, MP selaku Dosen Penguji.
6. Seluruh civitas akademik Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Muslim Indonesia
7. Bapak Ir. Wahid, M.Si, selaku Kepala Balai Besar Penangkapan Ikan,
Direktorat Jendral Perikanan Tangkap, Kementrian Kelautan dan Perikanan
Semarang.
8. Bapak Tri Widodo, Kakanda Zaenala Wasahua, S.pi. M.Si, Bapak Saefuddin,
dan Ibu Surini, S.H, MM yang telah membimbing dan memberi dukungan
selesainya laporan ini, serta saya ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
Pengawai yang ada di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang yang
selalu membantu dan memberikan arahan kepada saya, sehingga saya
mendapatkan pengalaman dan skil dalam merangkai lampu LED sebagai alat
bantu penanganan ikan serta mendapatkan ilmu tentang alat tangkap dari para
perekayasa alat tangkap yang ada di BBPI Semarang.
10.Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Khususnya
angkatan 2014 (Estuar14).
Terima kasih atas segala bantuan yang diberikan. Kritik dan saran sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin Wallahu Amin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, 11 Oktober 2017
A r w i n
Halaman
BAB II METODOLOGI PRAKTEK KERJA LAPANG... 4
2.1. Tempat Dan Waktu... 4
2.2. Alat dan Bahan... 4
2.3. Prosedur Kerja... 6
2.4. Metode Analisis Data... 7
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PKL... 8
3.1. Sejarah Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang... 8
3.2. Batas-batas Wilayah Instansi Meliputi... 10
3.3. Disiplin Kerja Kantor BBPI KKP DJPT Semarang... 11
3.5. Tugas dan Fungsi BBPI... 13
3.6. Visi dan Misi BBPI... 13
BAB IV KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG... 15
4.1. Pembuatan lampu LED... 15
4.1.1. Rancangan / Desain Gambar... 15
4.1.2. Diagram Lampu LED... 17
4.1.3. Pembuatan Rangkaian Lampu dan Kelistrikan... 18
4.2. Pemasangan... 20
4.3. Pelaksanaan Uji Coba... 20
4.4. Uji Sebaran Cahaya di Ruang Gelap Terbuka... 22
4.4.1. Uji sebaran cahaya lampu LED tipe SMD hasil rangkaian... 23
4.4.2. Uji sebaran cahaya lampu LED tipe COB warna biru... 24
4.4.3. Uji sebaran cahaya lampu LED tipe COB warna hijau... 25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 27
5.1. Kesimpulan... 27
5.2. Saran... 29
DAFTAR PUSTAKA... 30
LAMPIRA... 31
2. Bahan yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya lampu... 5
3. Spesifikasi dan ukuran lampu dalam tabung... 19
4. Spesifikasi dan ukuran lampu luar tabung... 19
DAFTAR GAMBAR
1. Desain Kontruksi Lampu LED... 5
2. Lampu LED Tipe SMD Dan Lampu LED Tipe COB Sebagai Lampu Perbandingan... 6
3. Titik Cara Pengukuran Dan Alat Pengukuran Intensitas Cahaya Lampu (Luxmeter)... 7
4. Kantor BBPI Semarang... 11
5. Struktur Organisasi BBPI... 12
6. Sketsa Desain Tabung Lampu LED... ...16
7. Desain Kontruksi Lampu LED Tipe SMD... 17
8. Diagram Lampu LED... 18
9. Pemasangan Rangkaian Lampu LED Ke Dalam Botol... 20
10. Lampu LED Tipe SMD Dan Lampu LED Tipe COB Sebagai Lampu Perbandingan... 21
11. Luxmeter Model LX-105 Light Meter Merek Lutron... ...22
12. Aktivitas Pengukuran Intensitas Cahaya Lampu... 22
13. Diagram Sebaran Intensitas Cahaya Lampu LED Hasil Rangkaian... 23
14. Diagram Sebaran Intensitas Cahaya Lampu LED Tipe COB Warna Biru... 25
15. Diagram Sebaran Intensitas Cahaya Lampu LED Tipe COB Warna Hijau. 26
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jurnal mingguan praktek kerja lapang... 31
2. Gambar alat dan bahan praktek kerja lapang... 39
3. Kegiatan praktek kerja lapang... 41
4. Data hasil pengukuran intensitas cahaya lampu... 42
5. Gambar fasilitas-fasiltas yang ada di BBPI Semarang... 45
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Potensi lestari perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton
per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi
Ekslusif) dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5,12 juta ton
pertahun atau sekitar 80 % dari potensi lestari. Teknologi penangkapan ikan di
Indonesia berkembang pesat terutama pada penggunaan alat bantu cahaya untuk
menarik perhatian ikan. (Baskoro and Arimoto, 2001). Bagan merupakan salah
satu jenis alat tangkap yang menggunakan cahaya sebagai alat bantu
penangkapan. Prinsip penangkapan pada alat tangkap ini pada dasarnya
memanfaatkan tingkah laku ikan, khususnya respon ikan terhadap cahaya.
Salah satu factor yang sangat menentukan keberhasilan operasi
penangkapan ikan dengan bagan adalah cahaya. Pemasangan sumber cahaya di
atas jaring akan menyebabkan ikan terkonsentrasi di catchable area, sehingga akan mempermudah dan mempercepat oprasi penangkapan. Sumber cahaya yang
biasa digunakan oleh nelayan diantaranya adalah lampu Compact Fluorescent Lamp (CFL). Dimana pengoprasiannya di atas permukaan air dan efisiensi energy yang masih cukup besar.
Upaya yang dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi perikanan di
kecil. LED juga menyala karena adanya perpindahan elektron yang relatif tidak
menghasilkan panas dan aman dalam pengoprasiannya. Selain itu, lampu
berteknologi LED mampu menghemat listrik hingga 85 persen serta memiliki
umur teknis hingga 50.000 jam atau setara dengan 13 tahun pemakaian rata-rata
10 jam sehari (Hindarto, 2011)
LED (Light Emitting Diode) merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikondukttor. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh LED
tergantung pada jenis bahan semi konduktor yang dipergunakannya. LED juga
dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang
sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perankat
elektronik lainnya.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakan praktek kerja lapang tersebut yaitu :
a. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang alat bantu lampu
pengumpul ikan menggunakan lampu LED dan cara merangkai alat
bantu Lampu LED.
b. Mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuannya tentang teknis dan
cara mengaplikasikan alat bantu Lampu LED.
c. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengukur intensitas cahaya pada
lampu.
Kegunaan dilaksanakan praktek kerja lapang tersebut yaitu :
Hasil praktek kerja lapang ini diharapkan dapat menambah ilmu
dan Perhitungan intensitas cahaaya lampu pada Alat Bantu Penangkapan Ikan
dengan Lampu LED (light emitting diode) dan juga sebagai bahan informasi bagi penentu kebijakan (pemerintah setempat) untuk mengatur pengelolaan
sumberdaya penangkapan yang berkelanjutan baik itu pemanfaatan maupun
BAB II
METODOLOGI PRAKTEK KERJA LAPANG
2.1. Tempat Dan Waktu
Praktek lapang ini dilakukan di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI)
Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 31 Juli sampai 28 Agustus 2017.
2.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktek lapang ini dapat di lihat pada
tabel, sebagai berikut:
Tabel 1. Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya
No Nama Alat Fungsi/Kegunaan
Sebagai titik penanda yang akan dihitung lux nya.
Sebagai alat pengukur intensitas cahaya. Untuk mencatat hasil pengukuran intensitas cahaya.
Tabel 2. Bahan yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya
Desain Kontruksi lampu LED tipe SMD yang digunakan memiliki 24 mata,
sedangkan pada casing yang digunakan adalah botol bekas dan penutup yang
digunakan dari sandal bekas yang dikecilkan mengikuti mulut botol serta untuk
merekatkannya memakai lem.
Gambar 1. Desain kontruksi Lampu LED
Desain lampu LED tipe COB yang digunakan hemat energy dengan beban
2,4 watt, dengan bentuk segi empat yang membuatnya dapat menerangi hampir
semua ruangan. Lihat pada gambar 9:
A
B
(a) (b)
Gambar 2. (a) Lampu LED warna hijau, (b) Lampu LED warna biru
2.3. Prosedur Kerja
Metode yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini adalah metode
deskriptif dan eksperimental. Metode deskriptif adalah menjelaskan teknik
nerancang lampu LED dalam air. Metode deskriptif adalah metode untuk
membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata : 2013). Metode
eksperimental yang dilakukan yaitu dengan mengukur intensitas cahaya lampu.
Jenis lampu yang di ukur adalah lampu LED tipe SMD dalam air 1,2 watt dengan
lampu LED tipe COB dalam air 2,4 watt. pengukuran dilakukan dengan
menggunakan model ordinat semu dalam bangun ruang (X,Y,Z) berjarak 25 cm
setiap titiknya. Dimana pengukuran tersebut digambarkan sebagai ruang dalam
bagan tancap pada saat pengukuran.
Pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
langsung serta melakukan wawancara dengan instruktur, sedangkan data sekunder
diperolah melalui internet dan dengan membaca buku di perpustakaan BBPI.
2.4. Metode Analisis Data
Analisis Data Intensitas Cahaya
Distribusi intensitas cahaya lampu LED tipe SMD dalam air 1,2 watt dan
lampu LED tipe COB dalam air 2,4 watt dapat dianalisis dengan mengunakan
Microsoft Office Excel 2010 untuk menggambarkan sebaran cahaya setiap 25 cm yang dimodelkan sebagai ruang pada bagan tancap. Dimana setiap jaraknya dibuat
dalam titik koordinat X,Y dan Z. Nilai estimasi intensitas cahaya selanjutnya
dibuat kontur distribusi cahaya yang masuk dalam perairan dan dianalisis dengan
counter map surfer v.10 untuk memperoleh gambaran distribusi iluminasi cahaya di bawah rangka bagan tancap.
Berikut ini gambar titik cara pengukuran dan alat pengukuran intensitas
cahaya lampu (luxmeter).
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PKL
3.1. Sejarah Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang
Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) merupakan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) bidang teknologi pengembangan penangkapan ikan di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia, berada di bawah Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Berdirinya BBPI
(Balai Besar Penangkapan Ikan) diawali sebagai Pangkalan Armada Survei dan
Eksplorasi Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian RI bertempat di
Semarang tahun 1975 dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian
Nomor : 190/Kpts/Org/5/1975, tanggal 2 Mei 1975. Seiring perkembangan dunia
perikanan di Indonesia, BPPI pada perkembangan selanjutnya ditetapkan sebagai
salah satu UPT (Unit Pelaksana Teknis) di bidang perikanan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 308/Kpts/Org/1978 Tahun 1978.
BPPI Semarang awalnya mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan
penerapan dan pengembangan teknik penangkapan dan pengawasan serta
kelestarian sumberdaya hayati perairan. Setelah berkiprah di dunia perikanan
Indonesia hampir selama 28 tahun, lembaga ini sempat berubah menjadi Balai
Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI). Perubahan tersebut,
berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor : Per.03/MEN/
2006, tanggal 12 Januari 2006, tentang Susunan Struktur Organisasi Balai Besar
Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) sudah mulai dibahas sejak tahun 2009
hingga sekarang, diawali dengan penyusunan Naskah Akademis yang dilanjutkan
dengan pembahasan yang cukup panjang.
Pada tanggal 24 Januari 2014, dilaksanakan rapat pleno dengan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(KemenPAN-RB) di ruang pertemuan KemenPAN-RB yang dihadiri oleh Unsur
KemenPAN-RB, BAPPENAS, Badan Kepegawaian Negara (BKN), Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP). Hasil Rapat Pleno tersebut menghasilkan
Penangkapan Ikan (BBPI). Perubahan nomenklatur berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:19/PERMEN-KP/2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penangkapan Ikan.
Balai Besar Penangkapan Ikan yang selanjutnya disingkat BBPI, adalah
Unit Pelaksanaan Teknis Direktorat Jendral Perikanan Tangkap di bidang uji terap
teknologi pemanfaatan sumberdaya ikan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jendral perikanan Tangkap. BBPI mempunyai tugas
melaksanakan uji terap, penyebarluasan teknologi pemanfaatan sumberdaya ikan,
pelayanan dan kerja sama teknis, pengujian dan sertifikasi, bimbingan teknis, dan
3.2. Batas-batas Wilayah Instansi Meliputi Utara : Jalan Kw. Cipta Raya
Barat : Pemukiman warga
Selatan : Pemukiman Warga
Timur : Jalan Yos Sudarso
Secara Geografis, Balai Besar Penangkapan Ikan, Kementrian Kelautan dan
Perikanan, Direktorat Jendral Perikanan Tangkap Semarang, berlokasi di Jl. Yos
Sudarso, Kalibaru Barat, Tanjung Emas, Bandarharjo Utara, Kota Semarang, Jawa
Tengah. Terletak di komplek Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, di atas tanah
seluas + 8500 m². Gedung perkantoran BBPI memiliki fasilitas ruangan yang
terdiri dari: gedung induk, workshop (perbengkelan), rumah jaga, gedung bangsal
ABK, tempat perangaan dan perbaikan jarring, tempat jemur jarring, dermaga,
taman dan lapangan parker, rumah ibadah, rumah gengset, rumah parker, bengkel
perawatan kendaraan, ground reservoir, sarana transfortasi, kapal-kapal survey
dan eksplorasi, guest house dan rumah jabatan kepala, ruang deseminasi dan alat
Gambar 4. Kantor BBPI Semarang
3.3. Disiplin Kerja Kantor BBPI KKP DJPT Semarang
Disiplin kerja di tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL), masuk pada pukul
08.00 dan istirahat siang pada pukul 12.00 kemudian masuk kembali pada pukul
13.00. Akhir jam kerja diakhiri pada pukul 16.00. Jam kerja karyawan dimulai
dari hari senin hingga jumat (lima hari kerja) setiap karyawan. Meniliki jadwal
yang telah diatur dalam manajemen Balai Besar Penangkapan Ikan. Dan apabila
ada karyawan yang tidak masuk kerja pada jam kerja dan tidak ada keterangan
sama sekali, maka karyawan tersebut dianggap alpa. Hari libur yaitu pada hari
sabtu dan minggu. Kembali kerja pada hari senin berikutnya sebagaimana
3.4. Sturktur Organisasi
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi, serta guna
menunjang pengelolaan sumberdaya ikan yang bertanggung jawab, perlu
mengatur organisasi dan tata kerja dalam struktur organisasi dibawah ini :
Susunan organisasi BBPI terdiri atas:
a. Bidang Uji Terap Teknik Pemanfaatan Sumber Daya Ikan
b. Bidang Dukungan dan Kerja Sama Teknik;
c. Bidang Pengujian dan Sertifikasi Produk;
d. Bagian Tata Usaha; dan
3.5. Tugas dan Fungsi BBPI
Tugas pokok dan fungsi BBPI adalah optimalisasi pelaksanaan tugas dan
fungsi, serta guna menunjang pengelolaan sumberdaya ikan yang bertanggung
jawab, perlu mengatur organisasi dan tata kerja Balai Besar Penangkapan Ikan.
Fungsi BBPI adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan rencana, program, dan anggaran di bidang penangkapan ikan. 2. Pelaksanaan kerjasama teknis di bidang penangkapan ikan.
3. Pelaksanaan dan penyebarluasan uji terap habitat sumber daya ikan. 4. Pelaksanaan pelayanan teknis di bidang penangkapan ikan.
5. Pelaksanaan penerapan dan penyebarluasan uji terap teknik sarana penangkapan ikan.
6. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang penangkapan ikan.
7. Pelaksanaan penyiapan bahan standardisasi dan sertifikasi di bidang penangkan ikan.
8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai besar.
3.6. Visi dan Misi BBPI
1. VISI
Terwujudnya Penangkapan Ikan yang Mandiri, Berdaya Saing dan
Berkelanjutan.
2. MISI
a. Meningkatkan pengelolaan organisasi, fasilitas, keuangan dan SDM yang
terintegrasi
c. Meningkatkan pelayanan jasa, sistem informasi dan kerjasama di bidang
teknologi perikanan tangkap
d. Mewujudkan pengujian, penyiapan bahan standar di bidang sarana
penangkapan dan habitat sumber daya ikan, serta sertifikasi pengelolaan
BAB IV
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG
4.1. Pembuatan lampu LED
Salah satu proses untuk menghasilkan prototype atau tiruan lampu LED yang digunakan sebagai alat bantu penangkapan ikan yang berfungsi sebagai
pengumpul ikan dan mengkonsentrasikan ikan di cathchable area bangan tancap. Merancang dan mengontruksi bentuk lampu LED dalam air sangat perlu
diperhatikan dalam menentukan bentuk dan bahan yang digunakan dalam
pembuatannya. Tahap-tahap yang dilakukan dalam merancang pembuatan lampu
LED dalam air adalah sebagai berikut:
4.1.1.Rancangan / Desain Gambar
Pada rancangan desain tabung yang digunakan sebagai wadah tempat lampu
LED saya menggunakan barang bekas seperti botol bekas. Thenu (2014)
menyatakan bahwa lampu tabung memancarkan cahayanya ke segala arah dengan
intensitas yang berbeda, bagian yang paling terang berada pada samping lampu
karena permukaan lampu bagian samping lebih luas dibandingkan dengan bagian
bawah lampu. Karakteristik sebaran cahaya yang demikian membuat lampu
tabung kurang efektif digunakan pada bagan. Desain dibuat dengan menggunakan
teknik gambar dengan program sofwer CorelDrow 2017. Adapun gambar desain
Gambar 6. Sketsa desain tabung lampu LED
Penutup yang digunakan pada tabung adalah sandal bekas yang kemudian
diberikan lem untuk merekatkan antara penutup dan mulut botol hingga
menempel sempurna. Sebelumnya pada bagian tutup atas diberikan besi
penggantung dan kabel untuk menghubungkan lampu di dalam tabung dan sumber
listrik (acci/aki).
Adapun rangkaian listrik yang dirancang terdiri dari bagian dalam tabung
dan bagian luar tabung. Rangkaian untuk bagian dalam tabung terdiri dari
rangkaian lampu dan kabel, dimana lampu yang digunakan adalah lampu LED
tipe SMD. Sedangkan rangkaian luar tabung terdiri dari kabel dan rangkaian panel
control lampu (accu/aki).
Lampu LED rancangan yang disusun berdasarkan sistem rangkaian yang
menghubnungkan 24 buah LED. Setiap LED dirangkai dengan rangkaian seri
yang masing-masing terdapat 3 LED. Rangkaian satu unit lampu LED yang
batang ballpoint. Setiap ragkaian LED terhubung dengan kotak control untuk
menyalakan atau memutuskan aliran listrik. Adapun gambar rangkaian system
lampu LED dapat di lihat pada gambar 10. Lampu yang telah dirangkai perlu
dilakukanuji coba menyala atau tidak. Lampu tidak menyala, maka perlu dicek
kembali rangkaian LED. Apabila lampu menyala, maka dianggap selesai dan
berhasil pada tahap pembuatan rangkaian lampu.
Gambar 7. Rangkaian system lampu LED tipe SMD yang dirancang
Lampu LED dinyalakan dengan menggunakan aki (accu)/power suplay 12
volt dengan kapasitas aki 7 Ah. Lampu akan dipasang pada tempat lampu yang
kita tentukan dan dengan ukuran yang tertentu.
4.1.2.Diagram Lampu LED
Hasil perhitungan yang digunakan untuk menentukan rancangan LED
adalah adaptor dengan tegangan sumber 12 volt dan tegangan LED 12 volt. Arus
yang bekerja sebesar 0,2 Ah pada rangkaian LED tersebut. Selanjutnya rangkaian
LED disusun secara parallel. Adapun lampu yang digunakan dalam 1 buah
Gambar 8. Diagram lampu LED
4.1.3.Pembuatan Rangkaian Lampu dan Kelistrikan
Rangkaian lampu merupakanbagian yang paling utama dan komponen
terpenting dalam kontruksi lampu LED dalam air, jadi memiliki banyak
pertimbangan pada saat pembuatan lampu berlangsung (Taufik, 2015). Lampu
LED yang dirancang terdiri dari rangkaian LED yang sudah memiliki bahan yang
dapat menyerap panas yang nantinya akan di lekatkan pada wadah yang telah kita
pilih. Spesifikasi rangkaian lampu dalam tabung dan luar tabung sebagai berikut.
1. Dalam Tabung
Berikut bentuk dalam tabung dengan spesifikasi, bentuk dan fungsinya
Tabel 3. Spesifikasi dan ukuran Lampu dalam Tabung
Berikut bentuk luar tabung dengan spesifikasi, bentuk dan fungsinya sebagai
berikut:
Tabel 4. Spesifikasi dan Ukuran Lampu Luar Tabung
Spesifikasi Kuantitas & Ukuran Fungsi Penghubung rangkaian lampu dengan power suplay
Wadah seluruh komponen listrik Mengukur dan mengatur tegangan listrik pada lampu
Sebagai pengatur potensial listrik dan intensitas cahaya lampu led
Setelah semua tersusun dalam satu rangkaian, masukkan rangkaian lampu
kedalam botol (sebagai wadah pengganti tabung) dan lihat apakah rangkaian
menyentuh sisi dalam pada botol serta apakah rangkaian sudah berdiri tegak, jika
msih ada yang menyentuh dan belum berdiri tegak cobalah lakukan peneyetelang
ulang sampai pada kondisi ideal yang diinginkan, setelah posisi ideal yang kita
ingikan sudah tepat maka tutuplah mulut botol dengan penutup yang sudah
ditentukan dan jangan lupa sebelum ditutup berikan sedikit lem pada kabel serta
mulut botol sehingga penutupnya lebih kuat dan air tidak bisa masuk ke dalam
botol.
Gambar 9. Pemasangan rangkaian lampu LED ke dalam botol.
4.3. Pelaksanaan Uji Coba
Pengujian lampu skala laboratorium dilakukan pada lampu LED tipe COB
(a) (b)
Gambar 10. (a) Lampu LED tipe SMD Hasil Rangkaian, (b) Lampu LED tipe COB sebagai bahan perbandingan
Pengujian dilaksanakan pada ruang gelap mendekati 90% dimana pada
ruang tersebut ditentukan titik lampu dan diberikan tali pandu pada setiap 25 cm
dengan model koordinat X,Y dan Z. pengukuran dibedakan menjadi 3 stasiun
sebagai perlakuan jarak pengukuran intensitas. Pengukuran kekutan lampu
dilakukan pada ruang gelap atau tertutup untuk mendapatkan data kekuatan lampu
serta di setiap titik pengambilan data dilakukan sebnyak 3 kali untuk mendapatkan
hasil yang sempurna. Pengamatan nilai lux dilakukan dengan menggunkan alat uji
Gambar 11. Luxmeter Model LX-105 Light Meter Merek Lutron
Gambar 12. Aktivitas Pengukuran Intensitas Cahaya Lampu.
4.4. Uji Sebaran Cahaya di Ruang Gelap Terbuka
Iluminasi merupakan intensitas cahaya atau kekuatan penerangan. Intensitas
penerangan adalah flux cahaya yang jatuh pada suatu permukaan atau kekuatan cahaya yang dipancarkan dari suatu sumber cahaya. Besarnya diukur dalam satuan
Iluminasi cahaya akan turun jika jarak sumber cahaya semakin jauh dan apabila
cahaya melewati air.
4.4.1.Uji sebaran cahaya lampu LED tipe SMD hasil rangkaian
Uji sebaran cahaya dilakukan untuk mengetahui tingkat iluminasi dan pola
sebaran cahaya lampu LED yang di buat. Pengukuran intensitas cahaya dilakukan
pada 8 jarak yang berbeda yaitu 25 cm, 50 cm, 75 cm, 100 cm, 125 cm, 150 cm,
175 cm dan 200 cm. Pengukuran ini dilakukan secara horizontal dan vertikal.
Pengukuran hanya dilakukan pada 1 sisi lampu dengan sudut yang di ambil
0° - 90° dan untuk sudut 90° - 360° dianggap sama nilainya, baik pengukuran
secara horizontal maupun vertikal. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk desain
konstruksi lampu yang berbentuk tabung atau silinder vertikal dan jenis maupun
jumlah lampu yang digunakan sama. Pola sebaran intensitas cahaya lampu LED
tipe SMD terdapat pada gambar 13.
X
Y
Pada saat pengukuran intensitas cahaya lampu LED tipe SMD hasil
rangkaian menunjukkan nilai iluminasi tertinggi terdapat pada titik koordinat
X,Y,Z (0,8,0) dengan nilai 5,3 lux dan nilai terendah pada titik koordinat (8,0,0)
dengan nilai 1 lux.
Berdasarkan pada diagram sebaran cahaya lampu LED tipe SMD hasil
rangkaian bahwa kekuatan cahaya lampu hanya sampai pada titik (1,5), secara
horizontal sebaran cahaya lampu rangkaian masih terlihat kuat pada jarak 25 cm
dan secara vertikal pada jarak 125 cm. Pada titik (3,3) yaitu berada pada jarak
secara vertikal 75 cm, secara horizontal 75 cm dan titik (3,7) yaitu berada pada
jarak secara horizontal 75 cm, secara vertikal 175 cm kemudian pada titik ini
kembali terjadi pengumpulan cahaya dengan nilai terdapat pada kisaran 1 lux -1,8
lux, kemudian pada titik selanjutnya sebaran cahaya lampu melemah dan tidak
merata sempurna kesemua ruanagan.
4.4.2. Uji sebaran cahaya lampu LED tipe COB warna biru
Pada saat pengukuran intensitas cahaya lampu LED tipe COB warna biru
menunjukkan nilai iluminasi tertinggi terdapat pada titik koordinat X,Y,Z (1,8,0)
dengan nilai 19,6 lux dan nilai terendah pada titik koordinat (8,8,0) dengan nilai 1
X
Y
Gambar 14. Diagram sebaran intensitas cahaya lampu LED warna biru
Berdasarkan pada diagram sebaran cahaya lampu LED tipe COB warna biru
bahwa kekuatan cahaya yang hanya sampai pada titik (3,4), secara horizontal
sebaran cahaya warna biru masih terlihat kuat pada jarak 75 cm dan secara
vertikal sebaran cahaya lampu LED warna biru masih terlihat kuat pada jarak 100
cm dengan nilai 4 lux. Lewat dari titik (3,4), secara horizontal pada jarak 75 cm
dan pada jarak vertikal pada jarak 100 cm menghasilkan sebaran cahaya lampu
menyebar merata kesemua ruangan dengan nilai 1 lux.
4.4.3.Uji sebaran cahaya lampu LED tipe COB warna hijau
Pada saat pengukuran intensitas cahaya lampu LED tipe COB warna hijau
menunjukkan nilai iluminasi tertinggi terdapat pada titik koordinat X,Y,Z (0,8,0)
dengan nilai 156,3 lux dan nilai terendah pada titik koordinat (8,8,0) dengan nilai
X
Y
Gambar 15. Diagram sebaran intensitas cahaya lampu LED warna hijau
Berdasarkan pada diagram sebaran cahaya lampu LED tipe COB warna
hijau bahwa kekuatan cahaya lampu hanya sampai pada titik (3,3), secara
horizontal sebaran cahaya warna hijau masih terlihat kuat pada jarak kurang lebih
75 cm dan secara vertikal pada jarak 75 cm dengan nilai 40 lux. Kemudian pada
titik seterusnya sebaran cahaya lampu menyebar merata kesemua ruangan dengan
nilai 10 lux.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Selama penulis mengikuti kegiatan praktek kerja lapang (PKL), penulis
dapat mengambil beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan tempat pelaksanaan
PKL, serta pengetahuan yang diperolaeh dari pengamatan khususnya di Balai
Besar Penangkapan Ikan, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jendral
Perikanan Tangkap Semarang, sebagai berikut:
1. Lampu LED tipe SMD hasil rangkaian memiliki tegangan 1,2 watt
sedangkan lampu LED tipe COB warna biru dan hijau yang digunakan
sebagai lampu perbandingan dalam pengukuran intensitas cahaya lampu
LED hasil rangkaian memiliki tegangan 2,4 watt.
2. Intensitas cahaya lampu LED tipe SMD memiliki nilai iluminasi
tertinggi terdapat pada titik koordinat X,Y,Z (0,8,0) dengan nilai 5,3 lux
dan nilai terendah pada titik koordinat (8,0,0) dengan nilai 1 lux.
3. Intensitas cahaya lampu LED tipe COB warna biru memiliki nilai
iluminasi tertinggi terdapat pada titik koordinat X,Y,Z (1,8,0) dengan
nilai 19,6 lux dan nilai terendah pada titik koordinat (8,8,0) dengan nilai
1 lux.
4. intensitas cahaya lampu LED tipe COB warna hijau memiliki nilai
iluminasi tertinggi terdapat pada titik koordinat X,Y,Z (0,8,0) dengan
nilai 156,3 lux dan nilai terendah pada titik koordinat (8,8,0) dengan
5. Sebaran cahaya lampu LED tipe SMD hasil rangkaian bahwa kekuatan
cahaya lampu hanya sampai pada titik (1,5), secara horizontal sebaran
cahaya lampu rangkaian masih terlihat kuat pada jarak 25 cm dan secara
vertikal pada jarak 125 cm. Pada titik (3,3) yaitu berada pada jarak
secara vertikal 75 cm, secara horizontal 75 cm dan titik (3,7) yaitu
berada pada jarak secara horizontal 75 cm, secara vertikal 175 cm
kemudian pada titik ini kembali terjadi pengumpulan cahaya dengan
nilai terdapat pada kisaran 1 lux -1,8 lux, kemudian pada titik
selanjutnya sebaran cahaya lampu melemah dan tidak merata sempurna
kesemua ruanagan.
6. Cahaya lampu LED tipe COB warna biru memiliki kekuatan cahaya
yang hanya sampai pada titik (3,4), secara horizontal sebaran cahaya
warna biru masih terlihat kuat pada jarak 75 cm dan secara vertikal
sebaran cahaya lampu LED warna biru masih terlihat kuat pada jarak
100 cm dengan nilai 4 lux. Lewat dari titik (3,4), secara horizontal pada
jarak 75 cm dan pada jarak vertikal pada jarak 100 cm menghasilkan
sebaran cahaya lampu menyebar merata kesemua ruangan dengan nilai 1
lux.
7. cahaya lampu LED tipe COB warna hijau bahwa kekuatan cahaya lampu
hanya sampai pada titik (3,3), secara horizontal sebaran cahaya warna
hijau masih terlihat kuat pada jarak kurang lebih 75 cm dan secara
seterusnya sebaran cahaya lampu menyebar merata kesemua ruangan
dengan nilai 10 lux
5.2. Saran
Adapun beberapa saran yang bersifat membangun Balai Besar
Penangkapan Ikan, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Perikanan
Tangkap Semarang serta saran yang dapat memaksimalkan rangakain lampu LED
dalam air yang saya rancang, sebagai berikut :
1. Perlu adanya penambahan koleksi buku di perpustakaan terutama
tentang buku perikanan tentang lampu sebagai alat bantu penangkapan
ikan.
2. Perlu adanya inovasi yang lebih baik pada tabung sehingga hasil yang
didapatkan mudah diterima oleh nelayan.
3. Perlu pengembangan lebih mendalam untuk merangkai lampu LED
sehingga alat dan bahan yang dipakai lebih murah.
4. Perlu pemanfaatan barang bekas dalam merangkai lampu LED sehingga
dapat menghemat pengeluaran.
Aditia, Felix Rizky. 2017. Skripsi–Me-141501 Perancangan Tenaga Surya Lampu Celup Bawah Air (Lacuba) Pada Bagan Apung: Surabaya. Departemen Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Gustaman G, Fauziyah, dan insani.2012. efektikitas perbedaan warna cahaya lampu terhadap hasil tangkapan bagan tancap di perairan sungsung sumatera selatan. Maspari journal. 4 (1). 92-a102.
Sasmita,Suparman dan Zaenal Wasahua. 2015. Laporan Kegiatan Pengembangan Teknologi Alat Bantu Penangkapan Ikan Pengumpul Ikan Menggunakan LED (Light Emitting Diode) Sebagai Inovasi Teknologi Hemat Energi: Semarang. Balai Besar Penangkapan ikan Semarang.
Taufik. 2015. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1 Mei 2015: 51-67 Rekayasa Lampu Led Celup Untuk Perikanan Bagan Apung Di Perairan Patek Kabupaten Aceh Jaya Propinsi Aceh: Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Yahya, Muhammad Rony. 2017. Lampu Atraktor (Lampu LED dan Lampu LHE) Sebagai Alat Bantu Penangkapan Ikan Pada Alat Tangkap Bangan: Tarakan. Universitas Borneo Tarakan