• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENGAMATAN SOSIOLOGI PERUBAHAN S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENGAMATAN SOSIOLOGI PERUBAHAN S"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi yang penyusun sajikan berdasarkan pengumpulan bahan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan tentang “Perubahan Sosial dan Pendidikan”. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Terima kasih penyusun ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Guru Sosiologi yaitu Bapak jarek sumantoro,S.Pd yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana memahami konsep mata pelajaran dengan baik.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas bagi pembaca. Tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penyusun. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.

Wonosobo, 18 September 2016

(2)

DAFTAR ISI COVER

KATA PENGATAR... 1

DAFTAR ISI... 2

BAB I PENDAHULUAN... 3

A. LATAR BELAKANG... 3

B. RUMUSAN MASALAH... 3

C. TUJUAN PENULISAN METODE PENELITIAN... 4

D. METODE PENGUMPULAN DATA... 4

BAB II PEMBAHASAN... 5

A. ADVINIS PERUBAHAN SOSIAL... 5

B. PROSES PERUBAHAN SOSISAL... 6

C. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL... 7

D. FAKTOR PERUBAHAN SOSISAL 11 E. DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL 13 F. PERUBAHAN SOSIAL DALAM PENDIDIKAN... 17

G. FAKTOR PERUBAHAN SISTEM PENDIDIKAN DI SMA TAQ... 18

H. SISTEM PENDIDIKAN DI SMA TAQ SEBELUMNYA... 19

I. SISTEM PENDIDIKAN DI SMA TAQ SESUDAH PENDIDIKAN... 19

J. TANGGAPAN WARGA SMA TAQ TERHADAP PERUBAHAN... 21

K. PENGARUH PERUBAHAN TERHADAP WARGA SMA TAQ... 22

BAB III PENUTUP... 24

A. KESIMPULAN... 24

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan dan perubahan sosial, keduanya saling bertautan satu dengan yang lain. Keduanya saling mempengaruhi, sehingga berdampak luas di masyarakat. Pendidikan adalah lembaga yang dapat dijadikan sebagai agen pembaharu/perubahan sosial dan sekaligus menentukan arah perubahan sosial yang disebut dengan pembangunan masyarakat. Sedangkan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat setiap kalinya dapat direncanakan dengan arah perubahan yang ingin dicapai. Namun perubahan sosial juga dapat terjadi setiap saat tanpa harus direncanakan terlebih dahulu disebabkan pengaruh budaya dari luar.

Perubahan sosial merupakan gejala perubahan dari suatu keadaan sosial tertentu ke suatu keadaan sosial lain. Perubahan sosial pasti memiliki suatu arah dan tujuan tertentu. Pengaruh perubahan sosial hanya dapat diketahui seseorang yang sempat mengadakan penelitian susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada saat tertentu, yang kemudian dibandingkan dengan keadaan pada waktu yang lain.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penyusun dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari perubahan sosial ? 2. Bagaimanakah proses perubahan sosial ?

3. Bagaimanakah bentuk-bentuk dari perubahan sosial ? 4. Apa faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial ?

5. Bagaimana kaitannya antara perubahan sosial dengan pendidikan ? 6. Bagaimana dampak positif dan negative dari perubahan social ? 7. Bagaimana pendidikan dapat mengalami perubahan social?

(4)

9. Bagaimana system pendidikan di SMA TAKHASSUS AL-QUR’AN sesudah perubahan ?

10. Faktor apa saja yang mendorong perubahan social di SMA TAKHSSUS AL-QUR’AN ?

11. Bagaimana tannggapan siswa dan guru dengan perubahan ini ?

12. Apa saja pengaruh baik dan buruknya baikk bagi siswa maupun dewan guru ?

C. TUJUAN PENULISAN METODE PENELITIAN

 Tujuan khusus: untuk memenuhi tugas mata pelajaran sosiologi yang di ampu ole BPK. Jarek Sumantoro, serta untuk menambah nilai praktek sdan

menambah keaktifan dalam pembelajaran  Tujuan umum:

1. Untuk menambah pengetahuan 2. Guna meningkatkan keaktifan

3. Menambah minat dalam penelitian dan observasi

4. Meningkat kekreatifan mengolah kata dalam pembuatan laporan 5. Sebagai bahan pembelajaran tambahan

6. Untuk membandingkan teori dengan praktek

D. METODE PENGUMPULAN DATA 1. Observasi dan wawancara

Denga nlangsung mengobservasi lapangan dan mewawancari bagai perubahan social yang terjadi

2. Brosing

Mencari tambahan materi melalui internet 3. Kepustakaan

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEVINISI PERUBAHAN SOSIAL

Secara umum, perubahan sosial adalah situasi sosial yang di dalamnya terjadi ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial yang saling berbeda, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Perubahan sosial adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan lain.

Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami suatu perubahan. Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan yang tak terbatas. Perubahan-perubahan akan tampak setelah tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan masyarakat yang baru. Sebagai contoh kita lihat pada kehidupan masyarakat desa antara sebelum dan sesudah mengenal surat kabar, listrik dan televisi.

Beberapa pengertian perubahan sosial yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut :

1. Gillin dan Gillin, mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat tersebut.

2. Samuel Koening, mengatakan bahwa perubahan sosial menunjukan pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.

3. Kingsley Davis, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

(6)

5. Roucek dan Warren, mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan dalam proses sosial atau dalam struktur masyarakat.

6. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, berpendapat bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga masyakat di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perikelakuan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

7. Soedjono Dirdjosisworo, merumuskan definisi perubahan sosial sebagai perubahan fundamental yang terjadi dalam struktur sosial, sistem sosial dan organisasi sosial. Dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada segi struktural

masyarakat seperti pola-pola perilaku dan pola interaksi antar anggota masyarakat, perubahan pada segi kultural masyarakat seperti nilai-nilai, sikap-sikap, serta norma-norma sosial masyarakat, perubahan di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat individual, keluarga, masyarakat hingga ke tingkat masyarakat dunia, dimana perubahan dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam suatu sistem masyarakat.

B. PROSES PERUBAHAN SOSIAL

Dilihat dari proses terjadinya perubahan sosial, proses awal perubahan sosial adalah :

1. Komunikasi (Communication)

Perubahan sosial berawal melalui suatu proses kontak komunikasi, unsur-unsur baru dapat menyebar, baik berupa ide-ide, gagasan, keyakinan, maupun kebendaan. Dan proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu masyarakat kepada masyarakat lain disebut proses difusi. Proses berlangsungnya difusi akan mendorong terjadinya akulturasi dan asimilasi. Dalam proses difusi berlangsung ada banyak kejadian yang beragam masuk unsur-unsur kebudayaan baru dari satu kelompok masyarakat kepada kelompok masyarakat lainnya.

2. Akulturasi (Acculturation)

(7)

3. Asimilasi (Assimilation)

Berupa suatu proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru yang berbeda. Proses asimilasi akan berlangsung lancar dan cepat apabila ada faktor-faktor pendorong. contohnya adanya toleransi antar kebudayaan yang berbeda, adanya kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi, adanya sikap menghargai terhadap hadirnya orang asing dan kebudayaan yang dibawa, adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa, adanya unsur-unsur kebudayaan yang sama, terjadinya perkawinan campuran, adanya musuh bersama dari luar.

C. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan atas beberapa bentuk, yaitu perubahan evolusi dan perubahan revolusi, perubahan tak berencana dan perubahan berencana, serta perubahan kecil dan perubahan besar.

 Perubahan Evolusi dan Perubahan Revolusi a. Perubahan Evolusi

Yang dimaksud dengan perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses yang lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain, bahwa perubahan sosial itu terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat dalam rangka menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu.

(8)

Dalam tahap pertama dasarnya adalah kepercayaan, tahap kedua dasarnya adalah indera manusia, dan pada tahap ketiga dasarnya adalah kebenaran. Pada tahapan-tahapan perubahan sebagaimana dinyatakan oleh Sorokin sebenarnya menunjukan adanya proses yang tidak berlangsung secara cepat, melainkan cenderung bersifat evolusi.

Menurut prinsip-prinsip teori yang diuraikan oleh Herbert Spencer yang antara lain mengatakan bahwa kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi. Masyarakat itu merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen sifat dan susunannya. Perubahan semacam ini tidak pasti arahnya, karena arus perubahannya sama sekali tidak diatur atau direncanakan, mungkin perubahannya menuju pada bentuk kehidupan yang sempurna atau mungkin sebaliknya.

b. Perubahan Revolusi

Perubahan revolusi adalah perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi karena sudah ada perencanaan sebelumnya atau mungkin tidak sama sekali.

Perubahan revolusi seringkali diawali oleh ketegangan-ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan, ketegangan-ketegangan itu sulit untuk dihindari, bahkan banyak yang tidak bisa dikendalikan, sehingga kemudian menjelma menjadi tindakan revolusi. Menurut Soerjono, syarat-syarat terjadinya suatu revolusi adalah sebagai berikut :

 Adanya keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.

(9)

 Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.

 Pemimpin harus dapat menunjukan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya bahwa tujuan tersebut terutama sifatnya konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Di samping itu diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya perumusan suatu ideologi tersebut.

 Harus ada momentum untuk revolusi yaitu suatu saat dimana segala keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.  Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan

a. Perubahan Yang direncanakan

Perubahan yang direncakan adalah perubahan-perubahan terhadap lembaga-lembaga kemasyarakatan yang didasarkan pada perencanaan yang matang oleh pihak-pihak yang menghendaki perubahan-perubahan tersebut.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, perubahan yang direncakan adalah perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu sebelumnya oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Contoh dari perubahan yang direncanakan yaitu pembangunan nasional di segala bidang kehidupan.

b. Perubahan yang tidak direncanakan

(10)

pertentangan-pertentangan yang merugikan kehidupan masyarakat yang bersangkutan.

Dalam kondisi demikian anggota masyarakat pada umumnya lebih sulit diarahkan untuk melakukan perubahan-perubahan, sebab kekecewaan mereka yang mendalam. Mungkin karena pengalaman buruk mereka terhadap akibat perubahan yang terjadi sebelumnya yang tidak membuahkan kesejahteraan dan kepuasaan, atau mungkin karena mereka masih mempunyai kepercayaan yang sangat kuat terhadap kesucian dan keampuhan lembaga-lembaga sosial atau tradisi-tradisi sosial yang hidup dalam masyarakat yang bersangkutan. Contohnya perubahan Kerajaan Yogyakarta yang feodalistik menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang demokratis (direncanakan), mengakibatkan para pamong praja kehilangan wewenang atas pemerintahan desa, para bangsawan juga turun status sosialnya (ini peruhan yang tidak dikehendaki).

 Perubahan sosial besar dan perubahan sosial kecil

Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contohnya perubahan mode pakaian tak akan membawa pengaruh apa-apa bagi masyarakat dalam keseluruhannya, karena tidak mengakibatkan perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya, suatu proses industrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris misalnya, merupakan perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat. Berbagai lembaga kemasyarakatan akan ikut terpengaruh misalnya dalam hubungan kerja, sistem milik tanah, hubungan kekeluargaan, stratifikasi masyarakat dan seterusnya.

Secara umum para ahli sosiologi membedakan bentuk perubahan sosial menjadi dua, yaitu :

(11)

 Regress, yaitu perubahan sosial yang membawa ke arah kemunduran sehingga kurang menguntungkan bagi masyarakat. Contohnya ditemukannya fasilitas internet yang disalah gunakan untuk mengakses pornografi, pencurian dan pembobolan bank.

D. FAKTOR PERUBAHAN SOSIAL

 Faktor Pendorong

Ada tiga faktor utama pendorong perubahan sosial, yaitu sebagai berikut :

1. Timbunan Kebudayaan dan Penemuan Baru

Timbunan kebudayaan merupakan faktor pendorong perubahan sosial yang penting. Kebudayaan dalam kehidupan masyarakat senantiasa terjadi penimbunan, yaitu suatu kebudayaan semakin semakin lama semakin beragam dan bertambah secara akumulatif. Bertimbunnya kebudayaan ini oleh karena adanya penemuan baru dari anggota masyarakat pada umunya.

Koentjaraningrat berpendapat bahwa peribahan sosial terjadi karena adanya inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru , jalannya unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian dari masyarakat dan cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari dan akhirnya digunakan dalam masyarakat yang bersangkutan.

2. Perubahan Jumlah Penduduk

Perubahan jumlah penduduk juga merupakan penyebab terjadinya perubahan sosial, seperti pertambahan atau berkurangnya penduduk pada suatu daerah tertentu. Bertambahnya jumlah penduduk pada suatu daerah, dapat mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat terutama mengenai lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Sementara pada daerah yang lain terjadi kekosongan sebagai akibat perpindahan penduduk tadi.Kehidupan masyarakatpun akan berubah karena percampuran antara berbagai macam pola perilaku sosial dan kebudayaan, begitu juga ekonomi, politik dan keamanan 3. Pertentangan (Conflict)

(12)

ditandai kurang dekatnya hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain atau kelompok lain, individu cenderung mencari jalannya sendiri-sendiri.

Pada saat masyarakat dalam keadaan konflik, dapat timbul kekecewaan dan keresahan sosial, maka pada saat itu pula individu-individu pada umumnya sangat mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang baru.

Faktor-faktor Pendorong Perubahan Sosial Menurut soerjono soekanto, adalah sebagai berikut.

1. Kontak dengan kebudayaan lain, baik yang terbentuk difusi,akulturasi, maupunasimilasi. Unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk, seperti : Teknologi baru, Ide-ide, gagasan, dan pemikiran serta Perilaku gaya hidup. 2. Sistem pendidikan formal yang baru, Pendidikan memberi nilai nilai tertentu

bagi manusia, terutama dalam membuka pikiranya serta menerima hal –hal baru dan car berpikir secara ilmiah. Pendidikan memiliki faktor yang mendorong terjadinya perubahan.

3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju. Apabila sikap tersebut sudah melembaga dan memasyarakat, maka masyarakat merupakan pendorong bagi usaha –usaha penemuan baru.

4. Toleransi terhadap perbuatan perbuatan yang menyimpang (deviation) yang bukan merupakan delik. sikap toleransi akan menciptakan iklim yang kondusif dalam masyarakat. Hal ini akan mendorong terhadap perubahan sosial dalam masyarakat tersebut.

5. Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat ( open stratification ) sistem pelapisan yang terbuka memberikan kesempatan kepada individu untuk maju atas dasar kemampuan masing-masing.

6. Penduduk yang heterogen. Memudahkan terjadinya konflik sosial. Keadaan yang demikian mendorong terjadinya perubahan perubahan dalam masyarakat.

7. Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang bidang kehidupan tertentu ketidak puasan tersebut memungkinkan terjadinya revolusi.

8. Orientasi kemasa depan keinginan untuk hidup lebih baik merupakan motivasi yang dapat mempengaruhi keadaan.

(13)

 Faktor Penghambat Perubahan Sosial

Menurut soerjono soekanto Faktor Penghambat Perubahan Sosial, adalah sebagai berikut.

 Kurangnya hubungan dengan masyarakat masyarakat lain.

 Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.

 Sikap masyarakat yang tradisional.

 Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat sekali (Vested interest )

 Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada intregasi kebudayaan.

 Prasangka terhadap hal-hal yang baru/asing atau sikap yang tertutup

 Hambatan hambatan yang bersifat ideologis.

 Adat atau kebiasaan.

 Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.

E. DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL

Ada dua dampak yang mempengaruhi perubahan sosial, yaitu dampak positif dan dampak negatif.

 Dampak positif

Dampak positif mengarah pada kemajuan dengan menuju terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera. Hal inilah yang dijadikan harapan oleh masyarakat. Dampak sosial dari berlangsungnya perubahan sosial antara lain :

Munculnya Nilai dan Norma Baru

Adakalanya suatu nilai dan norma dirasa tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Dengan adanya perubahan sosial diharapkan mampu mendorong munculnya nilai maupun norma baru yang lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

Adanya Struktur dan Hubungan Sosial Baru

Struktur dan hubungan sosial baru ini biasanya lebih menekankan pada penghormatan terhadap hak asasi manusia.

(14)

Bentuk pemberdayaan perempuan harus diletakkan dalam kerangka gender related development yaitu dengan menambah anggaran kesehatan dan pendidikan. Memastikan bahwa perempuan sudah mendapatkan porsi yang layak, terutama terkait dengan peningkatan pelayanan kesehatan dan beasiswa bagi pelajar perempuan.

Kesetaraan yang harmonis diupayakan agar peranan perempuan sebagai pelaku kegiatan ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup. Perempuan diharapkan lebih leluasa menggali dan mengembangkan potensi ataupun sumber daya yang dimilikinya.

Terjadinya Diferensiasi Struktural

Diferensiasi struktural yaitu berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru, sehingga lebih memungkinkan anggota masyarakat untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan yang semakin kompleks. Dengan demikian, diharapkan fungsi pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilaksanakan dengan lebih baik.  Munculnya Budaya Ilmuwan

Setiap gejala sosial maupun non-sosial dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah. Itulah sebabnya, penalaran dan observasi harus dilakukan secara tepat agar dapat berfungsi sebagai sarana pencarian pengetahuan ilmiah.

Kesadaran Politik Semakin Tinggi

Tingginya kesadaran politik ditandai dengan meningkatnya partisipasi dalam politik praktis. Pendidikan politik mulai menyentuh lapisan bawah masyarakat, sehingga berkembang kesadaran tentang pentingnya penggunaan hak politik.

Meningkatnya Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Munculnya penelitian ilmiah semakin menyadarkan manusia terhadap pentingnya penguasaan Iptek dengan peningkatan taraf hidupnya.

Tingkat Pendidikan Formal Semakin Tinggi dan Merata

Perkembangan berbagai jenjang pendidikan formal, dengan jurusan dan biaya yang beragam akan semakin meningkatkan akses anggota masyarakat terhadap pendidikan.

(15)

Perkembangan ini memunculkan produktivitas dan nilai tambah yang signifikan, sehingga menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan peluan ekspor.

Terbukanya Peluang Mobilita.

Hambatan untuk melakukan mobilitas sosial kini semakin berkurang. Semakin terbukanya kesempatan untuk mengadakan mobilitas sosial pada semua strata.  Perlindungan dan Penghormatan terhadap Kebebasan dalam Kehidupan

Beragam.

Perlindungan dan penghormatan ini mencakup penanaman cara hidup saling menghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman agam yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat yang plural. Dengan demikian diharapkan akan tercipta kerukunan antar umat beragama yang bermuara pada terwujudnya kebebasan beragama secara hakiki.

Masyarakat Semakin Menghargai Waktu

Dalam orientasinya ke masa depan, anggota masyarakat berupaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai aktivitas.

 Dampak Negatif Perubahan Sosial

Dampak negatif mengarah pada kemunduran yang ditandai dengan adanya tindak kriminalitas, konflik sosial, deviasi sosial, serta berbagai masalah sosial lainnya. Hal inilah yang menjadi titik jenuh dari perubahan sosial dalam masyarakat. Adapun dampak yang bersifat negatif antara lain :

Adanya Disorientasi Nilai dan Norma

Norma dan nilai terkadang diabaikan seiring semakin tingginya kebutuhan akan kebebasan maupun independensi dari otoritas tradisional.

Perubahan Tingkah Laku

Perubahan tingkah laku yang mungkin menjurus pada perilaku menyimpang. Suatu perilaku dianggap manyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.

Budaya Konsumtif yang Semakin Besar

(16)

Saat ini, masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi, sehingga sering mengesampingkan kepentingan hukum. Hubungan antar manusia bersifat sekunder, serba terbatas pada bidang kehidupan tertentu saja.

Munculnya Konflik Sosial Vertikal maupun Horizontal

Konflik dan kekerasan muncul sebagai akibat adanya perbedaan sikap dan kepentingan dalam menghadapi perubahan sosial.

Lembaga-Lembaga Sosial yang ada Tidak Dapat Berfungsi Maksimal

Ketidakmampuan lembaga sosial berfungsi secara maksimal dikarenakan adanya konflik antara kelompok pendukung dan penentang perubahan sosial.  Banyak Pengangguran

Di masa industrialisasi seharusnya tercipta banyak peluang usaha dan kesempatan kerja. Namun, sebagian anggota masyarakat tidak siap untuk menyesuaikan diri dengan pola industrialisasi, sehingga dapat meningkatkan jumlah pengangguaran.

Adanya Kesenjangan Sosial

Anggota masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tentu akan mampu meningkatkan taraf hidupnya. Namun sebaliknya, apabila masyarakat tidak mampu melakukan penyesuaian, maka lama kelamaan akan semakin terbelakang dan mengalami penurunan kualitas hidup. Sehubungan bergulirnya perubahan, semakin lebar pula kesenjangan sosial yang tercipta dalam hubungan antara dua keadaan yang saling bertolak belakang ini.

Terjadinya Berbagai Bentuk Kerusakan Lingkungan dan Bencana Alam

(17)

 Akibat Perubahan Sosial

Akibat perubahan sosial dan budaya yang terjadi tidak jarang berdampak pada gejala sosial lainnya yang bisa diamati, misalnya sebagai berikut :

Anomie

Yaitu keadaan dimana seseorang sudah tidak mempunyai pegangan apapun dalam menjalani kehidupan. Nilai-nilai yang ada sudah mulai luntur bahkan hilang sama sekali.

Culture shock atau kegoncangan budaya

Kegoncangan budaya yaitu keadaan dimana seseorang atau masyarakat tidaksiap menerima kebudayaan baru yang sifatnya asing yang tiba-tiba datang.

Culture lag atau ketertinggalan budaya

Ketertinggalan budaya adalah kondisi dimana salah satu komponen budaya tidak bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan komponen budaya lainnya yang sudah mengalami perubahan terlebih dahulu.

F. PERUBAHAN SOSIAL DALAM PENDIDIKAN

Pendidikan dan perubahan sosial, keduanya saling bertautan satu dengan yang lain. Keduanya saling mempengaruhi, sehingga berdampak luas di masyarakat. Pendidikan adalah lembaga yang dapat dijadikan sebagai agen pembaharu/perubahan sosial dan sekaligus menentukan arah perubahan sosial yang disebut dengan pembangunan masyarakat. Sedangkan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat setiap kalinya dapat direncanakan dengan arah perubahan yang ingin dicapai. Namun perubahan sosial juga dapat terjadi setiap saat tanpa harus direncanakan terlebih dahulu disebabkan pengaruh budaya dari luar.

(18)

sempat mengadakan penelitian susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada saat tertentu, yang kemudian dibandingkan dengan keadaan pada waktu yang lain.

Perubahan sosial dapat berupa suatu kemajuan, atau sebaliknya dapat berupa suatu kemunduran. Perubahan sosial tidak hanya membawa pengaruh positif bagi kehidupan manusia, tetapi juga berdampak negatif. Bagi seorang pendidik/guru, pengetahuan tentang perubahan sosial dan pendidikan serta berbagai dinamika perubahan sosial, diperlukan sebagai upaya transformatif dan responsif terhadap perubahan tersebut yang diharapkan berdampak positif dalam proses pembelajaran.

Pendidikan ada dan hidup di dalam masyarakat, maka keduanya memiliki hubungan ketergantungan yang erat. Pendidikan mengabdi kepada masyarakat dan masyarakat menjadi semakin berkembang dan maju melalui pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses pematangan dan pendewasaan masyarakat. Maka lembaga-lembaga pendidikan harus memahami perannya tidak sekadar menjual jasa tetapi memiliki tugas mendasar memformat Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.

Perubahan yang terjadi di masyarakat tentunya sangat berpengaruh pada dunia pendidikan. Masalah-masalah sosial yang muncul di tengah masyarakat juga dialami dunia pendidikan. Sosiologi pendidikan memainkan perannya untuk ikut memformat pendidikan yang mampu berkiprah secara kontekstual. Sistem, muatan, proses dan arah pendidikan perlu ditata ulang dan diatur secara khusus sehingga mampu menjawab sekaligus bermain di arena perubahan sosial tersebut.

G. FAKTOR PERUBAHAN SISTEM PENDIDIKAN DI SMA TAQ

Faktor pendukung penyelenggaraan sistem kredit semester dalam meningkatkan prestasi akademik siswa kelas SCI di SMA Takhassus Al-Qur’an meliputi; kepemimpinan yang berwibawa, iklim pembelajaran yang kondusif, performance/kinerja Guru, dorongan belajar tuntas peserta didik, dukungan dari Stakeholders, orang tua dan Masyarakat.

(19)

H. SISTEM PENDIDIKAN SMA TAQ SEBELUM PERUBAHAN

System pendidikan di SMA TAQ sebelumnya adalah KTSP dan system regular. Kurikulum yang sudah lama berjalan sejak ditetapkan Standar isi oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sudah mengalami berbagai kritik dan masalah dalam penerapannya di sekolah-sekolah. KTSP yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang bersifat operasional dan dilaksanakan dimasing-masing tingkat satuan pendidikan. Landasan hukum kurikulum ini yaitu Undang-undang Sikdiknas No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun oleh masing-masing sekolah dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penyerahan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tiap sekolah dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan bertujuan agar kurikulum tersebut dapat disesuaikan dengan karakter dan tingkat kemampuan sekolah masing-masing. Karena itu peran muatan pengembangan pembelajaran berbasis kebutuan lokal sangat menjadi perhatian dalam penerapan kurikulum disekolah-sekolah.

Dalam KTSP secara eksplisit dan implisit, pedoman penilaian dan penentuan kelulusan peserta didik mengacu pada SKL yang meliputi kompetensi untuk kelompok mata pelajaran atau kompetensi untuk seluruh mata pelajaran yang dinilai berdasarkan kualifikasi kemampuan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

I. SISTEM PENDIDIKAN SMA TAQ SESUDAH PERUBAHAN

(20)

Sekolah bersistem SKS merupakan sebuah tren baru dalam dunia pendidikan sekolah di Indonesia. Selama ini mungkin yang kita kenal sistem SKS ada di perguruan tinggi, tetapi sekarang sistem SKS dikenal di sekolah, bahkan katanya sekolah RSBI wajib menggunakan sistem ini. Penerapan SKS di perguruan tinggi memungkinkan siswa masuk kuliah pagi, kemudian kosong di siang hari, dan kuliah lagi di sore hari, lantas bagaimana SKS di sekolah? kan siswanya harus masuk terus dari jam 7 sampai pulang, ga boleh ada jam kosong. Untuk hal ini ada program tersendiri untuk merumuskannya sehingga siswa ga ada yang kosong jamnya. Dari sisi pedagogis, SKS memungkinkan siswa memilih mata pelajaran yang disukainya, sesuai bakat minatnya. Tentu, hal yang bagus. Kemudian dengan sistem SKS ini siswa tidak akan ada yang tinggal kelas, karena mereka dapat mengulang mata pelajaran yang mendapat nilai jelek, dan juga dimungkinkan dilakukan di semester pendek. Siswa juga mendapat kesempatan untuk belajar lebih dalam, atau mendapatkan nilai yang lebih baik dengan cara mengulang, kesempatan belajar tidak ada habisnya dalam 3 tahun. Lantas apakah seorang siswa dapat menjadi siswa abadi? ini mungkin salah satu kelemahan sistem SKS di sekolah, karena pada akhirnya siswa kemungkinan akan diluluskan, walaupun melalui beberapa tahapan remedial atau mengulang kelas, dengan kata lain walaupun nilainya jelek yang kemudian menjadi bagus karena gurunya kasihan. Itu bisa terjadi. Kemudian yang menjadi masalah adalah tingkat kemandirian siswa yang belum setara dengan mahasiswa, padahal sistem SKS sangat menuntut kesadaran siswa yang tinggi untuk belajar dan berusaha. Untuk yang satu ini diperlukan guru yang dapat mendampingi dan memperhatikan siswa, seperti guru BK. Di lain pihak kemungkinan untuk lulus cepat menjadi salah satu keuntungan, siswa dimungkinkan lulus dalam dua tahun tidak tiga tahun. Berapa SKS yang diperbolehkan diambil tiap semesternya? Jika nilainya rendah hanya 10 SKS, tetapi jika nilainya bagus bisa belasan SKS. Oiya sistem SKS ini juga menganut konsep IPK untuk nilai. Untuk keseluruhan minimal sekitar 120an SKS untuk memenuhi kelulusan. Sistem SKS ini akan lebih bagus jika dilaksanakan dengan sistem kelas berpindah (moving class).

(21)

Program SKS di jenjang skeolah menunjuk pada pemberian fasilitas kepada siswa yang memiliki bakat dan kecerdasan di atas rata-rata agar mampu menguasai banyak isi pelajaran dalam rentang waktu yang relatif lebih singkat. Pelaksanaan program SKS bagi kelas SCI (Siswa Cerdas Istimewa) di SMA Takhassus Al-Qur’an Kalibeber Wonosobo memiliki tujuan untuk mengoptimalkan pengembangan potensi siswa dan mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di sekolah ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar di SMA Takhassus Al-Qur’an Kalibeber Wonosobo. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan atau observasi, wawancara, serta dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan, kemudian dari makna data tersebut penulis menarik kesimpulan. Implementasi SKS yang diterapkan di SMA Takhassus Al-Qur’an tampak pada beberapa kegiatan berikut ini: persyaratan penyelenggaraan pada kategori sekolah mandiri, penyelenggaraan pembelajaran on/off, beban belajar yang harus ditempuh peserta didik yaitu minimal 114 SKS dan maksimal 126 SKS, mekanisme penjurusan yang didasarkan pada panduan penyusunan laporan hasil belajar dari Dit. penilaian yang menyertakan indeks prestasi (IP), penentuan indeks prestasi yang didasarkan kemampuan siswa dalam menempuh semua mata pelajaran pada satu semester, penentuan kelulusan yang didasarkan pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan beban belajar 126 SKS, dan siswa cerdas istimewa yang diakomodasi dengan pembelajaran khusus oleh sekolah. (2) Hasil pencapaian dari penyelenggaraan pendidikan berbasis SKS dalam meningkatkan prestasi akademik siswa kelas SCI di SMA Takhassus Al- Qur’an, tercermin dari indikator prestasi belajar. Indikator prestasi belajar meliputi; aspek koqnitif, afektif, dan psikomotorik.

J. TANGGAPAN WARGA SMA TAQ TERHADAP PERUBAHAN

Tanggapan Guru

(22)

TAQ ini adalah semua dewan guru menyetujuinya dan beberapa ada yang berpendapat bahwa “system pendidikan dengan SKS dan MOVING CLASS ini dapat meningkatkan akreditasi sekolah. Mengapa demikian? Karena kebanyakan lembaga formal yang menggunakan system SKS dan MOVING kelas ini hanyalah perguruan tinggi. Di Indonesia yang menggunakan system SKS ini masih beberapa SMA. Dan salah satunya itu adalah SMA TAQ.” Selain itu, ada juga yang berpendapat “saya benar-benar menyukai system pendidikan di SMA TAQ ini, karena yang berperan aktif dalam pembelajaran adalah siswanya. Dan itu dapat membuat para siswa dapat aktif kembali untuk berlomba-lomba dalam belajar.”

Tanggapan siswa

Selain guru, siswa juga merupakan peran terpenting dalam sekolah. Bagaimana tidak? Apa kegunaannya sekolah apabila tidak ada siswanya. Pada awal perubahan system pendidikan di SMA TAQ membuat para siswa banyak mengeluh, seperti halnya mengeluh dalam mencari materi, mengeluh dalam presentasi dan lain sebagainya. Ada yang mengatakan bahwa system SKS ini bikin pusing karena terdapat mata pelajaran yang ON atau OF dalam semester tertentu. Hampir semua siswa berpendapat kalau kurikulum 2013 ini kurang efektif, karena banyak siswa yang kurang memahami materi. Seperti halnya pendapat Rosada Nur Chusna Yauni (Sosial 2 semester 5. 2016/2017) “saya belum bisa memahami dengan penuh penjelasan dari teman saya. Apalagi teman saya menjelaskannya menggunakan kalimat yang terlalu bertele-tele, itu membuat saya tambah muter-muter. Sebenarnya saya menyukai system pendidikan di SMA TAQ ini, karena saya merasa menjadi seorang pelajar SMA yang lebih modern dari tenab-teman saya dirumah”

K. PENGARUH PERUBAHAN TERHADAP WARGA SMA TAQ

(23)

Sekolah memiliki kendala seperti penyebaran jadwal pelajaran dan penyebaran materi pelajaran yang kurang sempurna masih terjadi di tahun pertama penerapan program SKS. Hal ini terjadi karena ada kesalahan program komputerisasi. Namun sekolah segera berusaha untuk memperbaiki segala bidang dan berusaha untuk meminimalisir kekurangan yang mungkin ada dalam pelaksanaan program SKS kedepannya.

Kesungguhan sekolah untuk meminimalisir masalah ini terbukti dengan semakin optimalnya persiapan dan pelaksanaan program SKS untuk tahun berikutnya, yaitu tahun kedua dan ketiga penerapan program SKS. Meskipun begitu tetap dibutuhkan perbaikan di segala bidang untuk meningkatkan efektivitas penerapan program SKS.

(24)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Program Sistem Kredit Semester (SKS) merupakan sistem penyelenggaraan program pendidikan yang membebaskan peserta didik untuk menentukan sendiri berapa banyak beban belajar yang akan diikuti pada tiap semester. Program SKS ini memfasilitasi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi dapat menyelesaikan masa belajarnya selama 2 tahun. Sedangkan bagi siswa yang standar dapat dimungkinkan akan lebih siap dalam menghadapi UNAS/PTN mengingat waktu tambahan jam belajar cukup banyak.

Siswa SMA Negeri 1 Probolinggo sudah mengerti dan setuju dengan adanya penerapan program SKS. Siswa juga mendukung dengan adanya program SKS meskipun masih ada kendala selama pembelajaran. Mereka berharap agar penerapan program SKS bisa lebih baik lagi kedepannya dan selalu melakukan perbaikan di segala bidang.

Berdasarkan dari kendala yang dihadapi siswa dan sekolah dalam penerapan program SKS serta solusi yang dilakukan baik dari pihak siswa maupun dari pihak sekolah dapat diketahui bahwa penerapan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo cukup efektif.

B. SARAN

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

 Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid, sebaiknya menggunakan jumlah responden yang lebih banyak.

 Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendetail tentang program SKS,

Referensi

Dokumen terkait

Waktu optimum dari biosorpsi ion logam Cu(II) oleh biomassa lamun Enhalus acroides ditentukan dengan menghitung efektifitas biosorpsi (q e ) sebagai fungsi waktu (t)..

Dalam pelatihan-pelatihan yang diadakan, Kem bangpala m engharapkan bahwa dari beberapa peserta pelatihan yang telah lulus seleksi – baik teori, praktek dan seleksi alam –

[r]

Judul : Pemberdayaan Alat Peraga matematika bagi Guru-guru Madrasah Ibtidaiyah di ecamatan Grobogan Kabupaten Purwodadi dalam rangka Meningkatkan Kualitas Pengajaran. Program : Rutin

Berdasarkan hasil isolasi dengan kromatografi kolom vakum dan hasil identifikasi dengan KLT, spektroskopi UV-Vis dan IR diketahui bahwa flavonoid yang terkandung dalam

Indikasi keberhasilan proses pembentukan komposit aluminium oksida pada lempung pada adsorben CC a-1 ditandai dengan munculnya puncak pada daerah 2 θ = 7,2000 0

[r]

Pendapat dari beberapa ahli seperti Schmid; Peper; & Wilson dalam buku yang ditulis Komarudin (2015,hlm 134) menjelaskan “ Konsentrasi adalah kemampuan untuk memusatkan