• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS ICT D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROSES PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS ICT D"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS ICT DI SMA N KAB. AGAM SUMATERA BARAT

1Erman Har, 2Ashabul Khairi, 3Welya Roza

1. Biology Departement, Education and Training Faculty, Bung Hatta University 2. Information and Technology Departement, Education and Training faculty, Bung

Hatta University

3. English Departement, Education and Training Faculty, Bung Hatta University,

ABSTRAK

Penelitian berfokus pada tahap pengetahuan guru, keterampilan, dan penggunaan ICT dalam proses pembelajaran kab. Agam di Sumatera Barat, membandingkan tahap pengetahuan guru tentang ICT berdasarkan gender, dan melihat sumbangan pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap penggunaan ICT. Sebanyak 45 orang guru sains Kab.Agam di Sumatera Barat, yang ditentukan secara random telah menentukan pilihan terhadap terhadap instrument yang disampaikan kepada mereka, Reliabelitas instrumen berada antara 0.79 sampai dengan 0.87. Analisis data dilakukan secara deskriptif (min dan standar deviasi) dan inferensi (Ujian-t, Regresi berganda). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan ICT guru Sumatera Barat berada pada tahap sedang, pengetahuan guru berada pada tahap rendah, manakala sikap dan penggunaan ICT ada pada tahap tinggi. Hasil Ujian-t menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan ICT guru berdasarkan gender (lelaki dan perempuan), Analisis Regresi berganda menunjukkan terdapat sumbangan tiga variabel pengetahuan dan keterampilan terhadap penggunaan ICT. Implikasi kajian, pengetahuan ICT sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi sesuai kepentingan akademik, untuk itu perlu di lakukan revisi kurikulum terhadap perguruan tinggi yang menghasilkan guru tentang bagaimana pengetahuan ICT, mereka diwajibkan mengikuti kurikulum bermuatan ICT yang mewajibkan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan setelah mereka menyelesaikan pendidikan di Perguruan tinggi

Kata kunci: Pembudayaan, penggunaan , keterampilan, pengetahuan ICT

ABSTRACT

(2)

studies, knowledge of ICT is needed to obtain information according to academic interests, for that need to do curriculum revision of universities that produce teachers about how knowledge of ICT, they are required to follow a ICT-charged curriculum that requires them to have the knowledge and skills that can be used after they finish their education at the College

Keywords: Culture, use, skills, ICT knowledge

Pendahuluan

(3)

pemanfaatan jaringan global ini sebagai sarana pengajaran telah melahirkan banyak hal, yang semula hanya berupa CBT (Computer-Based Training) menjadi WBT (Web-Based Training)(Horton, 2000).

Oetomo, (2004) mengatakan bahwa pada dasarnya pendidikan adalah suatu proses penyampaian materi ajar melalui komunikasi informasi dari guru kepada siswa tentang informasi pendidikan, informasi tersebut mempunyai muatan pendidikan sebagai sumber informasi, sarana penyajian ide adalah dari media, materi dan gagasan pendidikan terhadap siswa itu sendiri. Guru-guru sains dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang ICT, Permasalahannya apakah para guru sains mempunyai pengetahuan tersebut. Ada beberapa unsur yang mendapat sentuhan media teknologi informasi, sehingga lahir ide tentang e-learning (Oetomo, 2001). Jasa bantuan perangkat elektronika khususnya perangkat komputer dapat membantu E-Learning (Soekartawi, 2003). Karena itu e-learning sering juga disebut on-line course. Dalam berbagai literature e-learning tidak dapat dilepaskan dari jaringan Internet, karena media ini yang dijadikan sarana untuk penyajian ide dan gagasan pembelajaran. Namun dalam perkembangannya masih dijumpai kendala dan hambatan untuk mengaplikasikan sistem e-learning, antara lain : (a) Kurangnya keterampilan menggunakan internet sebagai sumber pembelajaran oleh siswa; (b) Relative mahalnya biaya yang diperlukan untuk tahap-tahap awal; (c) Berbagai pihak belum memberikan perhatian yang memadai terhadap proses pembelajaran melalui internet dan (d) infrastruktur pendukung belum memadai untuk daerah-daerah tertentu (Soekartawi, 2003). Selain itu kendala dan hambatan dan , kelemahan yang dimiliki oleh sistem e-learning ini yaitu hilangnya nuansa pendidikan antara guru dengan siswa, karena yang menjadi unsur utama dalam e-learning adalah proses pembelajaran itu. Victor Jeurissen (2004) dari IBM, telah mendefinisikan e-Pembelajaran sebagai penggunaan teknologi berinovasi dan model pembelajaran yang dapat menggantikan cara seseorang dan juga organisasi memperoleh keterampilan dan menambah pengetahuan yang baru. Permasalahannya adalah sejauhmana guru di Sumatera Barat Indonesia dapat menggunakan ICT dalam proses pembelajarannya.

(4)

dan meningkatkan kemajuan pembelajaran di kalangan guru. Jung et al. (2002) mengatakan bahwa mereka telah mengkaji hubungan antara bidang akademik, semangat kolaboratif dan interaksi sosial terhadap kepuasan pembelajaran, penyertaan dan sikap terhadap lingkungan pengajaran dan pembelajaran berasaskan web. Interaksi akademik yang dimaksudkan meliputi interaksi di antara guru dan sumber pembelajaran atas e-learning, di samping itu interaksi guru dan guru, manakala interaksi kolaboratif dalam kalangan guru dapat terjadi apabila sekelompok guru bekerjasama dalam menyelesaikan sesuatu topik atau menyatukan ide dan bahan-bahan untuk menyelesaikan masalah yang diberi. Law et al. (2002) juga mengatakan bahwa guru bersikap lebih positif, mereka berupaya mengajarkan keterampilan literasi informasi dengan menggunakan internet, mereka bentuk laman web untuk menayangkan kerja mereka. Di samping itu, mereka juga berupaya untuk berfikir secara kritis, belajar dari berbagai sumber, serta berupaya belajar dari komunitas mereka dengan saling hormat menghormati ide antara satu sama lain.

Melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), seseorang itu dapat menikmati kelebihan dan faedah-faedahnya dalam semua bidang, baik pendidikan, sosial dan ekonomi serta sains dan teknologi. Justeru itu, wajarlah masyarakat khususnya guru-guru sewajarnya dapat menguasai penggunaan ICT untuk bersaing dalam era globalisasi (Asma 2002). Sehubungan dengan fasilitas dan penggunaan internet semakin meluas, pengenalan kepada metoda pengajaran dan pembelajaran berasaskan web di harapkan dapat memberikan metoda pengajaran dan pembelajaran yang lebih baik. Menurut Norazah (2006), dalam penelitiannya pengajaran dan pembelajaran berasaskan web yang bertujuan untuk memberi fasilitas kepada para guru untuk mendesains bahan ajar, menghasilkan lingkungan pembelajaran yang efektif, serta melibatkan guru dalam proses P&P sangat cocok sebagai metoda alternatif dalam proses pengajaran berbasis ICT.

(5)

(1981) mendapati bahwa guru yang bersikap positif terhadap komputer dapat menguasai kemahiran komputer dengan cepat. Manakala, Tan (1987) mendapati bahwa sikap seorang guru terhadap komputer dapat memberi kesan kepada tahap literasi dan tahap kemahiran komputer.

Sekiranya para guru dapat berfikiran positif dan siap menerima hambatan-hambatan dan dugaan IT & ICT, ianya boleh memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan dan masa mendatang. Pendapat ini turut disokong oleh seorang pengkaji dalam bidang IT (Zoraini, 1997) yang menjelaskan bahwa : “Kini kita tidak boleh menoleh ke belakang. Jalan ke hadepan akan menuju ke dunia teknologi informasi. Mereka yang senantiasa memperbaharui pengetahuan dan keterampilan mereka akan maju dalam masyarakat di masa depan.”

Pendekatan pembelajaran secara simulasi amat bersesuaian bagi menerapkan keterampilan secara bertanggungjawab. Quinn (1993) dan Magnusson & Palincsar (1995) misalnya telah mendapati bahwa penggunaan simulasi komputer di dalam proses pembelajaran mampu meningkatkan keterampilan guru untuk menyelesaikan sesuatu masalah yang diberikan dengan efektif. Simulasi berkomputer juga mampu meningkatkan motivasi, mengurangkan berlakunya salah konsep dalam pembelajaran, mengintegrasikan informasi dengan efektif serta meningkatkan peluang berlakunya pembelajaran yang lebih bermakna (Mayes, 1992 & Gokhale, 1996).

TUJUAN DAN OBJEKTIF

Kajian ini bertujuan untuk mengukur tahap keterampilan, pengetahuan, sikap dan penggunaan ICT dasar guru sains di Kab.Agam Sumatera Barat, membandingkan tahap pengetahuan guru guru sains di Kab.Agam Sumatera Barat tentang ICT berdasarkan gender, dan melihat sumbangan pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap penggunaan ICT. Dalam penelitian ini sebagai objektif adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari tahap pengetahuan, keterampilan, dan sikap guru Indonesia tentang ICT

2. Membandingkan tahap pengetahuan guru tentang ICT berdasarkan demografi (Jantina)

(6)

METODOLOGI

Penelitian ini merupakan kajian tinjauan, dengan menggunakan instrumen sebagai alat pengumpulan data utama, populasi kajian guru Indonesia pengambilan sampel secara acak dan penentuan jumlah sampel secara proporsional sampling. Sejumlah 45 orang guru sains Kab.Agam di Sumatera Barat - Indonesia telah memberi respons. Analisis data secara deskriptif dan inferensi ujian-t, ANOVA sehala dan Regresi berganda untuk menjawab persoalan kajian. Reliabelitas item-item yang di sampaikan kepada guru didapatkan Alfa Cronbach, yaitu antara α = 0.79 hingga α = 0.87. Analisis data adalah mengikuti objektif penelitian kajian, dua peringkat analisis deskriptif (mean dan SDi), dan analisis inferensi yaitu ujian- t, ANOVA searah dan Regresi berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Responden

Bagian ini menjelaskan latar belakang responden mengikut umur, Jenis kelamin, SSE. Kajian ini melibatkan 45 orang guru sains di Kab.Agam Sumatera Barat, dengan pengambilan responden secara acak yang menunjukkan bahwa: 62.2 % perempuan dan 37.8 % lelaki, status sosial ekonomi (SSE) didominasi oleh SSE sedang 60.0 %, 24.4 % SSE tinggi dan hanya 15.6 % SSE rendah seperti tabel 1.1

Tabel 1.1

Profil Responden, Frekuensi, Persentase, Berdasarkan Demografi dan Kategori

(7)

Objektif penelitian: 1) Apakah tahap pengetahuan, keterampilan, dan sikap guru sains Sumatera Barat - Indonesia tentang ICT

Hasil kajian menunjukkan bahwa tahap pengetahuan guru sains Kab,Sumatera Barat -Indonesia tentang ICT pada tahap yang sedang, keterampilan tentang ICT berada pada tahap rendah, manakala sikap dan penggunaan ICT berada pada tahap yang tinggi, bagaimanapun rata-rata pengetahuan, keterampilan, sikap dan penggunaan ICT guru berada pada tahap sedang seperti tabel 1.2

Tabel 1.2

Skor Min Pengetahuan, Keterampilan, Sikap dan Penggunaan ICT Guru sains Kab.Agam Sumatera Barat -Indonesia.

Kategori tentang ICT

Skor Min (N=45) Standard Deviasi Interpretasi

Pengetahuan 3.62 0.73 Sedang

Keterampilan 2.07 0.82 Rendah

Sikap 3.85 0.64 Tinggi

Penggunaan 3.73 0.71 Tinggi

Rata-rata 3.32 0.72 Sedang

Objektif penelitian 2) .Membandingkan tahap pengetahuan guru sains tentang ICT berdasarkan gender di Kab.Agam Sumatera Barat

Perbedaan pengetahuan ICT guru sains Kab.Agam Sumatera Barat Indonesia berdasarkan gender seperti pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3

Hasil Ujian-t Perbedaan Pengetahuan ICT Guru Sumatera Barat- Indonesia Berdasarkan gender

Ujian independent sample t test

Gender N Min t Sig

Pengetahuan ICT

Lelaki 17 4.11 -2.351 .019

Perempuan 28 4.27

*Sig. Aras 0.05

t sig H0. ditolak 0.019< 0.05

(8)

berbanding skor min guru sains perempuan (skor min=4.27, SD=0.49) dengan lain perkataan, pengetahuan ICT guru sains perempuan lebih tinggi berbanding dengan pengetahuan ICT guru sains lelaki.

Objektif penelitian 3. Sejauhmanakah terdapat sumbangan pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap penggunaan ICT

Sumbangan pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap penggunaan ICT, Analisis regresi berganda dengan menggunakan metoda stepwise memperlihatkan sembangan yang signifikan seperti tabel 1.4

Tabel 1.4

Analisis regresi berganda bagi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang menyumbang kepada penggunaan ICT

ICT 0.157 0.043 0.170 3.655 0.000 0.180(a) 0.030

3.0%

Ketrampilan

ICT 0.128 0.062 0.096 2.071 0.039 0.204(b) 0.037

0.7%

(9)

penggunaan ICT yaitu pengetahuan ICT (3.0 persen) dan keterampilan ICT (0.7 persen).Keputusan kajian menunjukkan korelasi antara variabel bersandar penggunaan ICT dan keseluruhan kumpulan variabel bebas adalah 0.042 (R Berganda). Kadar varians pada variabel yang bersekutu secara signifikan dengan semua variabel bebas dapat dijelaskan melalui kuasa yang menerangkan model regresi dengan nilai R2

adalah 3.7 peratus. Sumbangan utama dan tertinggi bagi penggunaan ICT guru ialah pengetahuan ICT (Beta = 0.170, t =-3.655 dan Sig. p= 0.000) dan memberi sumbangan sebanyak 3.0 persen. Keadaan ini boleh ditunjukkan apabila skor pengetahuan ICT bertambah sebanyak satu unit menyebabkan penggunaan ICT juga bertambah sebanyak 0.170 unit. Manakala variabel kedua terpenting yang memberi sumbangan sebanyak 0.7 persen terhadap penggunaan ICT ialah keterampilan ICT guru (Beta = -0.096, t = -2.071 dan sig. p = 0.039). Dalam ertikata lain apabila skor keterampilan ICT bertambah satu unit turut memberi kesan kepada penambahan terhadap penggunaan ICT guru sebanyak 0.096 unit.

Melalui tabel 1.4 (a) analisis varians mendapati nilai F = 9.678 (DK=2, 446) dan signifikan pada paras p (Sig.p = 0.000 <0.001). Sebagai penjelasan, nilai R2 =

0.037 persen merujuk kepada sumbangan keseluruhan dua (2) variabel yang diamati yaitu pengetahuan ICT = 3.0 peratus dan keterampilan ICT = 0.7 peratus. Secara keseluruhan kedua-dua variabel bebas yang memberi sumbangan secara signifikan terhadap penggunaan ICT guru sains di Kab.Agam Sumatera Barat -Indonesia dapat dibentuk berasaskan persamaan regresi seperti berikut:

Y = 2.162 + 0.170 X1 + 0.096 X2 + 0.326 Dimana:

Y = Penggunaan ICT X1 = Pengetahuan ICT X2 = Keterampilan ICT Konstan = 2.162 Ralat = 0.299

KESIMPULAN

(10)

kajian ini turut juga disokong oleh kajian Zoraini (1997) Sekiranya para guru dapat berfikiran positif dan siap menerima hambatan-hambatan dan dugaan IT & ICT, ianya boleh memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan dan masa mendatang. Pendapat ini turut disokong oleh seorang pengkaji dalam bidang IT yang menjelaskan bahwa : “Kini kita tidak boleh menoleh ke belakang. Jalan ke hadepan akan menuju ke dunia teknologi informasi. Mereka yang senantiasa memperbaharui pengetahuan dan keterampilan mereka akan dapat mengikuti perkembangan terkini dalam masyarakat di masa depan.”

DAFTAR PUSTAKA

Annonymous (2002). Information and Comunication Technologies in Teacher Education (A Planning Guide) UNESCO, Paris

Chang, Chi-Cheng. 2001. A study on the evaluation and effectiveness analysis of webbased learning portfolio (WBLP). British Journal of Educational Technology; 32(4): 435-459.

Clement F.J., (1981). Computerphobia: What to do about it? Education Technology.

Horton, William, 2000 Designing Web Based Training, John Wiley & Son Inc. USA, 2000.

Gokhale, A. A. (1996). Effectiveness of computer simulation for enhancing higher order thinking. Journal of Industrial Teacher Education, 33(4), 36-46.

Jung, Insung Choi & Seonghee Lim, Cheolil. 2002. Effects of Different Types of Interaction on Learning Achievement, Satisfaction and Participation in Web-Based Instruction. Source: Innovations in Education & Teaching International; 39(2): 153-163.

Law. N., Y. Lee & A. Chow. 2002. Practice characteristics that lead to 21st century learning outcomes. Journal of Computer Assisted Learning. 18: 415-426 Blackwell Science Ltd.

Lechner, F. J. & Boli, J. 2000. The globalization reader. Oxford: Blackwell Publisher

Utomo, Junaidi. 2001. Dampak Internet Terhadap Pendidikan : Transformasi atau Evolusi,

Seminar Nasional Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 7 April 2001.

(11)

Norazah, M,.N,. & Ngau, N,.H 2009. Pembangunan dan Penilaian Bahan Pengajaran dan Pembelajaran Berasaskan Web – Webquest bagi Mata Guruan ICT. Jurnal Pendidikan Malaysia 34(1)(2009): 111 - 129

Magnusson, S. J., & Palincsar, A. (1995). The learning environment as a site of science education reform. Theory into Practice, 34(1), 43-50.

Mayes, R. L. (1992). The effects of using software tools on mathematical problem solving in secondary schools. School Science and Mathematics, 92(5), 243-248.

Mohd Yusof Othman (2000). Globalisasi: Imperialisme Baru Abad Ini, Muhadharah Pemikiran Islam, siri 1, Percetakan Yayasan Islam, Terengganu.

Soekartawi, 2002 Prospek Pembelajaran Melalui Internet, Bahan Ceramah/Makalah disampaikan pada Seminar yang diselenggarakan oleh Balitbang Depdiknas, Jakarta, 18 Desember 2002.

Victor Jeurissen 2004 IBM tackles learning in the workplace(Nov 8, 2004);

Tan Keng Hee (1987). Keberkesanan aktiviti-aktiviti kesedaran dan kenal faham komputer di kalangan sekumpulan guru sekolah mnenengah. Tesis Sarjana:Universiti Sains Malaysia.

Quinn, C. N. (1993). Cognitive skills and computers: "Framing" the link. Proceedings of the Fifth International Conference on Thinking, Townsville, Australia.

Gambar

Tabel 1.3Hasil Ujian-t Perbedaan  Pengetahuan ICT Guru Sumatera Barat- Indonesia
Tabel 1.4(a)  Analisis Varians

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen Koran Sindo sebaiknya menggunakan metode variable costing untuk pengambilan keputusan jangka pendek karena hanya menghitung biaya variabel saja dan

Projek ini dimotivasikan melalui penemuan beberapa kelemahan di dalam beberapa kalkulator berasaskan web yang wujud Kelemahan utama yang dikenalpasti adalah tidak

Pada hari kiamat kelak, tiada tempat mengadu, tiada batang tempat bersandar, tiada pohon tempat berteduh, dan tiada payung guna bernaung kecuali Allah ta’ala

Hasil dari penelitian ini ialah layanan informasi online yang dapat memvisualisasikan rute sesuai dengan keberangkatan dan tujuan pengguna Trans Padang.. Selain itu, terdapat

Metode penjadwalan produksi yang digunakan di perusahaan menghasilkan makespan sebesar 194,4 jam atau 25 hari kerja (1 hari terdapat 8 jam kerja), sedangkan usulan penjadwalan

Setelah pengujian kuat tekan beton pada umur 28 hari, kemudian dilanjutkan dengan pengujian kuat tekan beton normal dan beton abu vulkanik Gamalama pada masing-masing

dankonsistensaatpenelitikembalikelapanganmengumpulkan data, makakesimpulan yang dikemukakanmerupakankesimpulan yang kredibel. Analisis data kuantitatif. Data