• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Dengan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua konsep pendidikan yang saling berkaitan yaitu belajar (Learning) dan pembelajaran (Instruction). Konsep belajar berakar pada pihak pendidik. Keberhasilan suatu pendidikan salah satunya ditentukan oleh bagaimana proses belajar mengajar itu berlangsung. Selain itu proses interaksi belajar pada prinsipnya tergantung pada guru dan siswa. Guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif. Sedangkan siswa dituntut adanya semangat dan dorongan untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Sehingga keberhasilan belajar dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik dapat tercapai.

(2)

kenyataan banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas berlangsung.

Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah.

Banyak sekali model pembelajaran yan dapat digunakan dalam proses pembelajran. Salah satunya model pembelajaran aktif tipe quiz team. Model pembelajaran tipe quiz tea merupakan salah satu pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Mel Silberman, dimana siswa dibagi kedalam empat tim. Setiap siswa dalam tim bertanggungjawab untuk menyiapkan kuis jawaban dan tim yang lain menggunakan waktu untuk memeriksa catatannya. Dengan adanya pertandingan akademis ini terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan.

Adapun alasan memilih model pembelajaran aktif tipe quiz team karena dipandang sebagai metode atau pendekatan paling tepat untuk meningkatkan tanggungjawab individu dalam kelompok belajar. Model pembelajaran aktif tipe quiz team ini cocok diterapkan kepada siswa kelas XI SMA untuk mata pelajaran Biologi mengenai sistem reproduksi.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah model pembelajaran aktif itu?

(3)

3. Bagimana Sintaks & Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk:

1. Mengetahui apa itu model pembelajaran aktif.

2. Mengetahui model pembelajaran aktif tipe quiz team.

3. Mengetahui Sintaks & Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team.

4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Menambah pengetahuan tentang model pembelajaran aktif

2. Menambah informasi mengenai contoh model pembelajaran aktif khususnya tipe quiz team.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. MODEL PEMBELAJARAN AKTIF

Pembelajaran aktif adalah belajar yang meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran (Silberman, 2007: 1). Pembelajaran aktif (active learning) merupakan salah satu pembelajaran yang melibatkan semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Active learning mulai digunakan dalam dunia pendidikan diawali oleh seorang filosofi Cina yang bernama Confucius yang menyatakan:

“ Apa yang saya dengar, saya lupa” “Apa yang saya lihat, saya ingat” “Apa yang saya lakukan saya paham” (Silbermen, 2007: 1)

Tiga peryataan diatas menjadi dasar dari munculnya belajar aktif, kemudian menurut Silbermen (2007: 2) belajar aktif itu memuat hal-hal berikut :

“Apa yang saya dengar, saya lupa”

(5)

“Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan dengan beberapa teman, saya mulai paham”

“Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan”

“Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya” Pernyataan di atas menyatakan dalam pembelajaran aktif siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi siswa melihat, mendengar, bertanya dengan guru atau teman, berdiskusi dengan teman, melakukan, dan mengajarkan pada siswa lainnya sehingga mereka menguasai materi pembelajaran. Di dalam pembelajaran aktif siswa mendapatkan tantangan-tantangan yang mengharuskan kerja keras karena harus lebih aktif dan mandiri untuk mengugkapakn, menjelaskan, dan bertanya tentang materi pelajaran yang diajarkan.

Menurut John Holt dalam Silberman (2007: 5) belajar semakin baik jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal berikut:

a. Mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri b. Memberikan contoh-contoh

c. Mengenalnya dalam berbagai samaran dan kondisi

d. Melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain e. Menggunakannya dengan berbagai cara

f. Memperkirakannya berapa konsekuensinya g. Mengungkapkan lawan atau kebalikannya

(6)

B. Model Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team

Salah satu upaya untuk membangkitkan siswa belajar aktif pada mata pelajaran biologi yaitu dengan penggunaan tipe belajar aktif tipe quiz team.

Dalvi (2006:53) menyatakan bahwa “Tipe quiz team dapat menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa untuk bertanya ataupun menjawab”.

Tipe quiz team ini diawali dengan menerangkan materi pelajaran secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut melalui lembaran kerja. Mereka mendiskusikan materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami materi tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan.

Apabila dalam proses pembelajaran biologi menggunakan metode belajar yang tepat maka proses belajar yang dilaksanakan dapat memperbaiki hasil belajar siswa.

Adapun Alternatif prosedur pembelajaran ”belajar aktif” untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas dapat dikembangkan ke dalam 8 tahap, sebagai berikut:

1. Orientasi: Guru mendeskripsikan ruang lingkup materi, mengemukakan tujuan, menyampaikan prosedur pembelajaran, dan menyampaikan alternatif bahan sumber belajar.

(7)

3. Penugasan: Guru menyampaikan kisi-kisi materi dan memberikan tugas (pertanyaan) sesuai dengan topik dan indikator kompetensi yang harus dikuasai siswa; menugaskan setiap kelompok siswa untuk mendiskusikan, mencari sumber guna menyelesaikan tugas (pertanyaan) yang diberikan sesuai dengan topik yang dibahas masing-masing kelompok dan menyusunnya dalam bentuk bahan presentasi. 4. Eksplorasi: Siswa bersama kelompoknya mencari bahan sumber,

mendiskusikan dan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan, mendukung dan membantu teman yang mengalami kesulitan.

5. Presentasi Materi dalam Kelas: Guru mengundi kelompok yang harus persentasi atau topik yang harus dipresentasikan, mengundi satu orang yang harus mewakili kelompok untuk presentasi, presentasi materi kelompok, menanyakan kepada seluruh siswa tentang kejelasan inti materi yang telah dipresentasikan, memberi kesempatan pada anggota lain dari kelompok penyaji untuk memperjelas penyajian materi. 6. Pengecekan Pemahaman dan Pendalaman Materi: Guru menunjuk 2

-4 orang secara acak di luar kelompok penyaji untuk mempresentasikan ulang materi sesuai pemahamannya dengan bergantian. Memonitor tingkat pemahaman siswa terhadap materi, memberi kesempatan setiap siswa untuk berpendapat atau bertanya kepada kelompok penyaji. 7. Refleksi dan Umpan Balik: Guru menjelaskan kembali beberapa

pertanyaan yang belum terjawab dengan benar dan jelas oleh kelompok penyaji, memberikan rangkuman materi untuk mempertegas pemahaman siswa, memberi kesempatan setiap siswa untuk bertanya, menjawab dan menanggapi pertanyaan siswa.

8. Evaluasi Formatif: Guru memberikan beberapa pertanyaan singkat untuk dikerjakan setiap siswa dengan cepat secara tertulis.

(8)

Silberman dalam Dalvi (2006:70) mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan menggunakan tipe Quiz Team adalah sebagai berikut: 1. Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen.

2. Siswa dibagi ke dalam tiga kelompok besar. 3. Guru menjelaskan skenario pembelajaran. 4. Guru menyajikan materi pelajaran.

5. Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B ,tim C menggunakan waktu untuk memeriksa catatan mereka.

6. Tim A memberikan kuis kepada tim B. jika tim B tidak dapat menjawab pertanyaan, tim C segera menjawabnya.

7. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C, dan mengulang proses tersebut.

8. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah tim B sebagai pemandu kuis.

9. Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengan segmen ketiga dari pelajaran dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.

Akan tetapi, dari kelompok kami melakukan sedikit modifikasi sebagai berikut:

1. Guru membuka pembelajaran.

2. Guru menyampaikan tujuan dan memberikan motivasi.

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa.

3. Guru menyampaikan materi.

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Materi yang diberikan juga bertujuan memberikan umpan kepada siswa untuk menggali informasi yang lebih mendalam. 4. Guru membagi siswa kedalam 3 kelompok.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Kelompok yang terbentuk adalah Kelompok A, B, C.

(9)

tersebut. Mereka mendiskusikan materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami materi tersebut.

5. Pertandingan Akademis

Guru meminta salah satu kelompok untuk menyiapkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan. Kelompok lain memperhatikan.

a. meminta kelompok A untuk memberikan pertanyaan kepada kelompok B. jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan, lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.

b. kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C. Jika kelompok C tidak bisa menjawab, pertanyaan dilempar ke kelompok B.

c. walaupun jawaban yang diberikan kelompok lain benar ataupun salah, kelompok A tetap mengulas jawaban yang benar

d. menunjuk kelompok B untuk memberi pertanyaan. Prosedur sama seperti pada point b, c dan d.

e. menunjuk kelompok C untuk memberi pertanyaan. Prosedur sama seperti pada point b, c dan d.

6. Akhiri pembelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.

7. Memberikan Penghargaan

Setiap jawaban yang benar nantinya akan diberikan tanda bintang, kemudian selanjutnya akan diakumulasi untuk mendapatkan kelompok yang memiliki score tertinggi.

(10)

D. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team

Dari pembahasan mengenai active learning di atas dapat ditemukan banyak kelebihan dari konsep active learning itu sendiri, diantaranya sebagai berikut:

1. Berpusat pada peserta didik

2. Penekanan pada menemukan pengetahuan bukan menerima pengetahuan 3. Sangat menyenangkan

4. Memberdayakan semua potensi dan indera peserta didik 5. Menggunakan metode yang bervariasi

6. Menggunakan banyak media

7. Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada

Namun tidak sedikit pula ditemukan beberapa kelemahan dari pembelajaran active learning diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Peserta didik sulit mengorientasikan pemikirannya, ketika tidak didampingi oleh pendidik

(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pembelajaran aktif adalah belajar yang meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran Model pembelajaran aktif tipe quiz team mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

2. Tipe quiz team dapat menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa untuk bertanya ataupun menjawab.

3. Sintak model pembelajaran aktif tipe quiz team :  Guru membuka pembelajaran.

 Guru menyampaikan tujuan dan memberikan motivasi.  Guru menyampaikan materi.

 Guru membagi siswa kedalam 3 kelompok.  Pertandingan Akademis

 Akhiri pembelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.

 Guru memberikan penghargaan  Guru menutup pembelajaran

4. Kelebihan model pembelajaran aktif tipe quiz team :  Berpusat pada peserta didik

 Penekanan pada menemukan pengetahuan bukan menerima pengetahuan

(12)

 Peserta didik sulit mengorientasikan pemikirannya, ketika tidak didampingi oleh pendidik

 Pembahasan terkesan ke segala arah atau tidak terfokus

B. Kritik dan Saran

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

Silberman, M.. 1996. Active Learning : 101 Strategies To Teach Any Subject. Toronto : Allyn Bacon

Zaini, H., Munthe, B., dan Aryani, S.A.. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : CTSD IAIN Sunan Kalijaga

http://www.psb-psma.org/content/blog/3479-penerapan-metode-belajar-aktif-tipe-quiz-team-kepada-siswa. tanggal akses : 3 Mei 2012, 16:10 WIB

(14)

Lembar Observasi

A. Sintaks

No Tahap Keterlaksanaan Nilai

1 2 3 4

1. Guru membuka pembelajaran.

2. Guru menyampaikan tujuan dan memberikan motivasi.

3. Guru membagi siswa minimal 3 kelompok.

4. Guru menyampaiakan materi.

5. Pertandingan akademik dalam Team Quiz

6. Guru menyimpulkan tanya jawab siswa 7. Guru memberi penghargaan

8. Guru menutup pembelajaran

B. Keterlaksanaan

No Aspek Nilai

0 1 2 3 4

1. Kesiapan Materi 2. Kesiapan Guru 3. Kesiapan Alat 4. Volume Suara Guru

(15)

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI

Simulasi Pembelajaran

Model Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team pada Mata Pelajaran

Biologi tentang Sistem Reproduksi di Kelas XI SMA

Disusun Oleh : Kelompok 6

1. Amytia Putri (K4310004) 2. Desi Widya Pangestika (K4310011) 3. Desy Ayu Saputri (K4310012) 4. Heni C.R. (K43100 ) 5. Linda Nur (K4310047) 6. Tri Wahyuni (K4310084) 7. Mulyani Rintiarno (K43 )

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

Referensi

Dokumen terkait

Dalam laporan akhir yang berjudul “Rancang Bangun Atap Jemuran Otomatis Berdasarkan Pencahayaan Dengan Logika Fuzzy Berbasis Mikrokontroler” yang bertujuan untuk

Citra Adipratama Sakti ingin memperoleh lebih banyak kesempatan untuk menjalin kerjasama dengan pihak-pihak instasi pemerintah, swasta dan perusahan kontraktor lain untuk

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyampaikan bahwa saat ini WHO menetapkan bahwa /virus flu babi yang menyerang dunia telah sampai pada fase klimaks dimana virus ini

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas IlmuPendidikan. © AnnisaNovitasari 2016 Universitas

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Efisiensi Operasional (BOPO), Non

Dari hasil penelitia lanjut usia yang memiliki pasangan hidup mengalami sebagian besar tingkat kesepiannya adalah tingkat kesepian rendah 24 orang (60%) dan pada lanjut

Kasus kerusakan lingkungan yang terjadi pada masyarakat pesisir Desa Bedono telah membuktikan bahwa upaya penyelesaian masalah lingkungan, dalam hal ini kesadaran masyarakat terhadap

Fungsi ini bertanggungjawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang, dan fungsi ini