• Tidak ada hasil yang ditemukan

TELAAH KURIKULUM 2013 UNTUK SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TELAAH KURIKULUM 2013 UNTUK SD"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

TELAAH KURIKULUM SD TAHUN 2015

I. Pendahuluan

Dalam rangka mengantisipasi perubahan-perubahan global dan persaingan pasar bebas, serta tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi yang semakin hari semakin canggih, menurut para pakar pendidikan diperlukan adanya perubahan yang cukup mendasar dalam sistem pendidikan nasional, yang dipandang oleh berbagai pihak sudah tidak efektif, bahkan dari segi mata pelajaran yang diberikan dianggap kelebihan muatan (overload) tetapi tidak mampu memberikan bekal, serta tidak dapat mempersiapkan peserta didik untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Oleh karena itu dipandang perlu adanya perubahan yang mendasar pada kurikulum pendidikan di negeri ini, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan teknologi.

Implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter harus melibatkan semua komponen, termasuk komponen-komponen yang ada dalam sistem pendidikan itu sendiri. Komponen-komponen tersebut antara lain kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajaran, mekanisme penilaian, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan sekolah/madrasah, pemberdayaan sarana prasarana dan yang tidak kalah penting adalah etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah/madrasah.

(2)

bertindak, kecermatan, ketelitian dan komitmen. Sebagai bagian dari pelaku pendidikan hendaknya senantiasa siap menghadapi segala perubahan, perubahan menuju perbaikan, perubahan kearah yang lebih baik, sesuai dengan tututan zaman.

Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar pendidikan adalah sekolah dasar. Di sekolah inilah anak didik mengalami proses pendidikan dan pembelajaran. Dan, secara umum pengertian sekolah dasar dapat katakan sebagai institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar dan mendasari proses pendidikan selanjutnya. Pendidikan ini diselenggarakan untuk anak-anak yang telah berusia tujuh tahun dengan asumsi bahwa anak seusia tersebut mempunyai tingkat pemahaman dan kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan dirinya. Pendidikan dasar memang diselenggarakan untuk memberikan dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi anak didik. Pendidikan dasar inilah yang selanjutnya dikembangkan untuk meningkatkan kualitas diri anak didik. Kita seharusnya memahami pengertian sekolah dasar sehingga dapat mengikuti setiap kegiatan yang diselenggarakan di tingkat ini. Walaupun, kita pengenal pendidikan anak usia dini (PAUD), tetapi setidaknya mereka lebih mengedepankan untuk melatih anak bersosialisasi dengan teman dan masyarakat, bukan untuk mengikuti pendidikan dan pembelajaran yang mengarah pada pemahaman pengetahuan.

II. Tujuan Pendidikan Dasar

Berkenaan dengan tujuan operasional pendidikan SD, dinyatakan di dalam Kurikulum Pendidikan Dasar yaitu memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar dapat diuraikan secara terperinci, seperti berikut :

(3)

2. Memberikan Pengetahuan dan Ketrampilan Dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya.

3. Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pendidikan di SLTP.

III. Sekolah Dasar Sebagai Pendidikan Dasar

Pengertian sekolah dasar dapat dikatakan sebagai kegiatan mendasari tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga aspek ini merupakan dasar atau landasan pendidikan yang paling utama. Hal ini karena ketiga aspek tersebut merupakan hal paling hakiki dalam kehidupan. Manusian membutuhkan sikap-sikap hidup yang positif agar kehidupan menjadi lancar dan juga membutuhkan dasar-dasar pengetahuan agar setiap kali berinteraksi tidak ketinggalan informasi. Serta, yang tidak kalah pentingnya adalah keterampilan. Di sekolah dasar, kegiatan pembekalan diberikan selama enam tahun berturut-turut. Pada saat inilah anak didik dikondisikan untuk dapat bersikap sebaik-baiknya. Pengertian sekolah dasar sebagai basis pendidikan harus benar-benar dapat dipahami oleh semua orang sehingga mereka dapat mengikuti pola pendidikannya. Tentunya, dalam hal ini, kegiatan pendidikan dan pembelajarannya mengedepankan landasan bagi kegiatan selanjutnya. Tanpa pendidikan dasar, tentunya sulit bagi kita untuk memahami konsep-konsep baru pada tingkatan lebih tinggi.

IV. Struktur Kurikulum 2013 SD/MI

Struktur Kurikulum SD/MI Dalam standar isi dinyatakan bahwa Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas I sampai dengan kelas VI.

A. Kompetensi Inti

(4)

kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai Kompetensi Dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.

Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual; 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial; 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 1: Kompetensi Inti SD/MI Kelas I, II, dan III

Kompetensi Inti

(5)

Kompetensi Inti

Tabel 2: Kompetensi Inti SD/MI Kelas IV, V, dan VI

(6)
(7)

Kompetensi Inti Kelas IV

Kompetensi Inti Kelas V

Kompetensi Inti Kelas VI mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masingmasing mata pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:

1. kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI1;

2. kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI2;

3. kelompok 3 : kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI3; dan

4. kelompok 4 : kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI4.

C. Mata Pelajaran

(8)

pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni. Khusus untuk MI, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama. Struktur kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut

Tabel 3: Struktur Kurikulum SD/MI

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU

I II III IV V VI

Kelompok A (Umum) 1. Pendidikan Agama dan

Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4

2. Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaran 5 5 6 5 5 5

3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7

4. Matematika 5 6 6 6 6 6

5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3

6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3 Kelompok B (Umum)

1. Seni Budaya dan

Prakarya 4 4 4 4 4 4

2. Pendidikan Jasmani,

Olahraga, dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4 Jumlah jam pelajaran per

minggu 30 32 34 36 36 36

Keterangan:

 Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.

 Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.

 Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri.

 Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah

(9)

 Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.

 Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.  Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan

pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.

 Khusus untuk Madrasah Ibtidaiyah struktur kurikulum dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.

 Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan.

 Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-Terpadu kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

D. Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.

1. Beban belajar di SD/MI dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per minggu.

a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pelajaran. b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pelajaran. c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pelajaran. d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam

(10)

2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18 minggu minggu efektif.

3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu minggu efektif.

4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu minggu efektif.

E. Muatan Pembelajaran

Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikecualikan untuk tidak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4: Daftar Tema Kelas I, II, dan III

KELAS I KELAS II KELAS III

1. Diriku 1. Hidup rukun 1. Perkembangbiakan

hewan dan

tumbuhan 2. Kegemaranku 2. Bermain di

lingkunganku

2. Perkembangan teknologi

3. Kegiatanku 3. Tugasku sehari-hari 3. Perubahan di alam 4. Keluargaku 4. Aku dan sekolahku 4. Peduli lingkungan 5. Pengalamanku 5. Hidup bersih dan

sehat

5. Permainan tradisional 6. Lingkungan bersih,

sehat, dan asri

6. Air, bumi, dan matahari

6. Indahnya persahabatan 7. Benda, hewan, dan

tanaman di

sekitarku

7. Merawat hewan dan tumbuhan

7. Energi dan perubahannya

(11)

KELAS I KELAS II KELAS III

rumah dan

perjalanan

semesta

Tabel 5: Daftar Tema Kelas IV, V, dan VI

KELAS IV KELAS V KELAS VI

1.Indahnya kebersamaan

1. Benda-benda di lingkungan sekitar

1.Selamatkan makhluk hidup

2.Selalu berhemat energi

2. Peristiwa dalam kehidupan

2.Persatuan dalam perbedaan

3.Peduli terhadap lingkungan hidup

3. Kerukunan dalam bermasyarakat

3.Tokoh dan penemu 4.Berbagai pekerjaan 4. Sehat itu penting 4.Globalisasi

5.Pahlawanku 5. Bangga sebagai bangsa indonesia

5.Wirausaha 6.Indahnya negeriku 6. Organ tubuh

manusia dan hewan

6.Kesehatan masyarakat 7.Cita-citaku 7. Sejarah peradaban

indonesia

7.Organisasi di sekitarku

8.Tempat tinggalku 8. Ekosistem 8.Bumiku 9.Makananku sehat

dan bergizi

9. Lingkungan sahabat kita

9.Menjelajah angkasa luar

Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan Kompetensi Dasar dari berbagai mata pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner.

(12)

Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki Kompetensi Dasarnya sendiri.

Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran yang ada dengan permasalahanpermasalahan yang dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Tematikterpadu disusun berdasarkan gabungan proses integrasi seperti dijelaskan di atas sehingga berbeda dengan pengertian tematik seperti yang diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya.

Selain itu, pembelajaran tematik terpadu ini juga diperkaya dengan penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai penghela mata pelajaran lain. Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat berbagai mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai pokok bahasannya, sehingga penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain menjadi sangat memungkinkan.Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh melalui penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik.

(13)

Dasar kedua mata pelajaran ini diintegrasikan ke mata pelajaran lain (integrasi interdisipliner).

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diintegrasikan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diintegrasikan ke Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika. Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masingmasing berdiri sendiri, sehingga pendekatan integrasinya adalah multidisipliner, walaupun pembelajarannya tetap menggunakan tematik terpadu. Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian Kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan, status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa, dan pratiotisme bela Negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab social, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan Teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan mandiri.

(14)

Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya, keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

(Sumber : PERMENDIKBUD NO.57 Tahun 2014)

Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran yang berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:

1) Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan local, dan pengembangan diri. Muatan local merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan local ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan muatan pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan social, belajar dan pengembangan karir peserta didik.

2) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA Terpadu dan IPS Terpadu.

3) Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

(15)

menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.

5) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

6) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2011-2014 Mohammad Nuh mengatakan bahwa pendekatan kurikulum untuk tingkat dasar harus dipersiapkan sebaik mungkin. Pasalnya, anak-anak mulai mengenal dan mengamati suatu hal pada tingkatan SD sehingga harus dibuat sedemikian rupa agar tidak salah konsep.

Seperti diketahui, jumlah mata pelajaran untuk jenjang SD dipadatkan menjadi enam mata pelajaran dari sebelumnya sebanyak 10 mata pelajaran. Berkurangnya jumlah mata pelajaran pada tingkat SD ini diakibatkan agar mata pelajaran IPA dan IPS tidak lagi berdiri sendiri, tetapi terintegrasi dengan mata pelajaran wajib lainnya. Ada dua alternatif yang mengemuka pada penerapan kurikulum baru untuk pendidikan dasar ini. Pertama, IPA dan IPS tidak berdiri sendiri sebagai mata pelajaran untuk kelas I hingga kelas VI. Kedua, IPA dan IPS akan berdiri sendiri sebagai mata pelajaran saat siswa masuk kelas IV hingga kelas VI.

Dengan pendekatan tematik integratif ini, anak-anak tingkat SD ini akan belajar sesuai dengan tema yang dipilih oleh gurunya secara teratur tiap minggu. Tema yang diangkat tersebut akan menjadi penggerak mata pelajaran yang lain. Pendekatan kurikulum yang akan dilakukan untuk pendidikan dasar ini juga membutuhkan guru yang kompeten dan kreatif. Nantinya guru akan diberi buku acuan untuk memilih tema dan mengembangkannya. Anak-anak juga sesekali akan diajak keluar kelas untuk observasi langsung terkait tema yang diangkat.

(16)

transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.

V. Kurikulum 2013 SD/MI

Menurut Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Musliar Kasim menilai kurikulum pendidikan nasional tidak akan pernah sempurna. Pasalnya, perkembangan pendidikan harus menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman. Kurikulum akan selalu dinamis sesuai dengan tuntunan zaman. Karena itu, kita akan mencoba tidak membebankan buku kepada siswa dengan pendidikan bersifat tematik akan dapat mengembangkan tindak kompetensi penting, yakni perilaku, keterampilan, dan pengetahuan. Selain itu, pendidikan karakter akan lebih ditenkan pada jenjang pendidikan dasar. Pendidikan karakter akan lebih besar ditekankan pada jenjang sekolah dasar untuk pembentukan sikap. Diharapkan karakter itu sudah melekat sejak usia dini. Dengan demikian, karakter dan keilmuan akan mudah menyatu pada setiap siswa. Kurikulum merupakan poin penting dalam dunia pendidikan. Intinya, bagaimana menciptakan kurikulum pendidikan yang tidak membosankan dan membebani murid dan pengajar.

Kurikulum SD/MI, K13 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.

(17)

merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya. Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.

Kurikulum baru SD menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portofolio yang saling melengkapi. Diharapkan dengan begitu siswa untuk mata pelajaran ke depannya sudah tidak lagi banyak menghafal, tapi lebih banyak kurikulum berbasis sains, Berikut adalah perubahan kurikulum pendidikan baru untuk tingkat SD:

1) Pelajaran berbasis tematik

Sebelumnya hanya pada kelas rendah saja pelaksanaan pembelajaran tematik, dan kelas tinggi setiap mata pelajaran terkesan terpisah atau berdiri sendiri. Untuk kurikulum baru, anak-anak SD tidak lagi mempelajari masing-masing mata pelajaran secara terpisah. Pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran yang ada.

(18)

(1) integrasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam proses pembelajaran; dan (2) integrasi berbagai konsep dasar yang terkait. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.

Dalam pembelajaran tematik terpadu (integratif), tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III keduanya (alam dan kehidupan manusia) merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmanai Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya.

2) Hanya ada 6 mata pelajaran

Untuk tingkat SD, saat ini ada 10 mata pelajaran yang diajarkan, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, serta Muatan lokal dan Pengembangan diri. Pada K 13, mata pelajaran untuk anak SD yang semula berjumlah 10 mata pelajaran dipadatkan menjadi 6 mata pelajaran, yaitu Agama, PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, serta Seni Budaya.

3) Pramuka menjadi ekskul wajib

(19)

4) Bahasa Inggris hanya sebagai kegiatan ekskul

Sebelumnya terjadi polemik mengenai bahasa Inggris di SD, yaitu bahasa Inggris akan dihapus dari kurikulum SD. Rencana penghapusan bahasa Inggris dari kurikulum SD ini didasari kekhawatiran akan membebani siswa dan memprioritaskan terhadap penguasaan Bahasa Indonesia. Ternyata untuk tingkat SD ini, di kurikulum baru 2013 Bahasa Inggris termasuk dalam kegiatan ekstra kurikuler bersama dengan Palang Merah Remaja (PMR), UKS, dan Pramuka.

5) Mapel IPA dan IPS diintegrasikan dengan 6 mapel lain

Empat mata pelajaran yang dulu berdiri sendiri, yaitu IPA, IPS, muatan lokal, dan pengembangan diri, di kurikulum baru SD akan diintegrasikan dengan enam mata pelajaran lainnya. Untuk mata pelajaran IPA akan menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Mata pelajaran IPS akan menjadi pembahasan materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Sedangkan mulok dan pengembangan diri itu kaitannya nanti dengan Seni Budaya

6) Belajar di sekolah lebih lama

(20)

menyesuaikannya sesuai kebutuhan siswa dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan (Poerwati, 2013).

Itulah isi perubahan kurikulum baru yang akan diterapkan untuk anak-anak SD. Sistem pembelajaran berbasis tematik integratif ini telah dijalankan di banyak negara, seperti Inggris, Jerman, Perancis, Finlandia, Skotlandia, Australia, Selandia Baru, sebagian Amerika Serikat, Korea Selatan, Singapura, Hongkong, dan Filipina. Penambahan jam belajar di sekolah dianggap masih sesuai karena dibandingkan negara lain, Indonesia terbilang masih singkat durasinya untuk anak usia 7-9 tahun. Dengan pemadatan mata pelajaran dan pembelajaran berbasis tema ini, anak-anak juga tidak akan lagi kerepotan membawa buku yang banyak dalam tasnya.

Perubahan kurikulum nantinya akan berimbas pada jumlah mata pelajaran yang selama ini diampu siswa.Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kerja guru yang bersifat kolaboratif. Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi siswa. Struktur Kurikulum 2013 terdiri dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia siswa pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik siswa, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

(21)

Paparan Wakil Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Implementasi Kurikulum 2013 Dan Relevansinya Dengan Kebutuhan Kualifikasi Kompetensi Lulusan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. http://pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Musliar-Kasim.pdf

Poerwati, L.E dan Amri S. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

PERMENDIKBUD NO.57 Tahun 2014

Dokumen Kurikulum 2013 yang di akses di:

http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-1

https://ulumjurnal.wordpress.com/2013/04/30/telaah-kurikulum-2013-bagian-3/

Gambar

Tabel 1:Kompetensi Inti SD/MI Kelas I, II, dan III
Tabel 2:Kompetensi Inti SD/MI Kelas IV, V, dan VI
Tabel 3:Struktur Kurikulum SD/MI
Tabel 4:Daftar Tema Kelas I, II, dan III
+2

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi guru mengenai implementasi pembelajaran tematik integratif kurikulum 2013 yaitu pembelajarannya sudah menarik, pembelajaran siswa diajak aktif berdiskusi,

Penelitian bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan persepsi guru dalam pembelajaran tematik integratif pada kurikulum 2013 di SD Negeri Kleco 1 Surakarta (2)

Prototipe Media Pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis ICT dan multiple intelligences untuk Kurikulum 2013 merupakan suatu perangkat pembelajaran berupa media

saintifik dalam merumuskan kegiatan pembelajaran.. 2) Perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan tematik integratif pada kegiatan pembelajaran yang mengacu Kurikulum

Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik

menyebutkan, bahwa “Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan model tematik terpadu dari kelas I sampai kelas VI.” Hal tersebut

Soal UAS Ganjil Tematik Integratif SD Kelas 5 Kurikulum 2013 tema Sehat itu Penting1. Isilah titik-titik pada soal berikut dengan jawaban

Hasil telaah buku teks Tematik Terpadu Kelas IV SD Kurikulum 2013, yaitu: a Kelayakan isi: buku ini sudah layak dan sesuai dengan kurikulum, KI dan KD sudah tersirat dalam materi