• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEMESTER I TAHUN 20152016 PADA BIDANG STUDI IPS MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA DENGAN MENERAPKAN METODE MIND MAPPING DI SDN 2 KARANGANOM KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEMESTER I TAHUN 20152016 PADA BIDANG STUDI IPS MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA DENGAN MENERAPKAN METODE MIND MAPPING DI SDN 2 KARANGANOM KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEMESTER I

TAHUN 2015/2016 PADA BIDANG STUDI IPS MATERI KERAGAMAN

SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA DENGAN

MENERAPKAN METODE

MIND MAPPING

DI SDN 2 KARANGANOM

KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

Oleh: Suwarji

SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui penerapan metode mind mapping

dalam pembelajaran IPS materi Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Di Indonesia di kelas V SDN 2 Karanganom; (2) Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas V pada pem-belajaran IPS materi Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Di Indonesia di SDN 2 Karanganom dengan diterapkannya metode mind mapping. Pada siklus I, guru mempersiapkan alat peraga be-rupa gambar rumah adat. Media gambar ini digunakan untuk menggali pengetaguabn siswa. Guru memberikan bacaan tentang keanekaragaman budaya Indonesia. Siswa diminta untuk mendis-kusikan bersama kelompok yang dipilih oleh siswa untuk mengidentifikasi keanekaragaman bu-daya Indonesia dalam sebuah peta pikiran atau mind mapping. Setelah selesai salah satu kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya, dan siswa lain memmberikan tanggapan. Setelah itu guru memberikan tugas mandiri. Pada siklus II, guru membuat media peraga berupa gambar suku bangsa. Siswa diberikan bacaan tentang sikap menghormati dan upaya melestarikan budaya bangsa. Siswa kembali berdiskusi bersama kelompoknya untuk mengidentifikasi sikap menghormati dan upaya pelestarian budaya bangsa, hanya saja pada siklus II ini anggota ke-lompok ditentukan oleh guru. Haisl identifikasi dituliskan dalam mind mapping. Penerapan mind mapping terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar IPS. Hal ini dapat dilihat pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 78,57 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 78,57% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85,71 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100,00%.

Kata kunci: Mind mapping, Prestasi Belajar, IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/ SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristi-wa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendeka-tan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas

dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan (Bambang Doroeso, 2010:88-89).

(2)

Pada hakikatnya belajar dalam aktifi-tas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar yang mana perubahan itu pada pokoknya diperoleh kemampuan yang baru dan berlaku dalam waktu yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena usaha perubahan tingkah laku tersebut (Poerwo-darminto, WJS. 2012:111).

Prestasi belajar siswa dicerminkan o-leh nilai yang diperoo-leh dalam evaluasi. Ca-ra penilaian pada umumnya dipergunakan dengan cara kuantitatif, artinya hasil evalu-asi itu diberikan dalam bentuk angka-angka (Surakhmad, Winarno. 2012:hal 112-113). Dalam kegiatan prestasi belajar dan me-ngajar tentu saja akan dipengaruhi oleh be-berapa hal dalam pencapaian tujuannya. Terlebih bagi seorang pelajar, banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil belajarnya tersebut. Menurut Sumadi Suryabrata, hasil prestasi belajar akan dipengaruhi oleh faktor luar yang terdiri dari lingkungan dan instru-mental, dan faktor dalam yang terdiri dari atas fisiologis dan psikologis.

Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode mind mapping. Mind mapping merupakan cara untuk menempat-kan informasi ke dalam otak dan mengam-bilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa membuat pan-dangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada. (Robert L. Cilstrap dan William R. Martin.2011:112-113).

Peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka kan memudahkan seserorang un-tuk mengatur dan mengingat segala benun-tuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudah-kan otak dalam menyerap informasi yang diterima.Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebab-kan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diper-oleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi pen-ciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam pro-ses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar sis-wa terutama dalam proses pembuatan mind mapping.( Hadi, Sutrisno. 2012).

(3)

METODE PENELITIAN

Pendekatan dalam penelitian ini ada-lah pendekatan kualitatif. Penelitian kuali-tatif adalah penelitian yang berusaha meng-ungkapkan gejala secara menyeluruh sesuai dengan konteks yang ada melalui pengum-pulan data berlatar alami (natural setting) dengan peneliti sebagai instrumen utama serta lebih menonjolkan proses dan makna dari sudut pandang subyek terteliti.

Penelitian kualitatif adalah suatu pro-sedur penelitian yang dihasilkan data dis-kriptif berupa kata-kata atau pernyataan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di-amati. Dengan ciri-ciri yaitu: (1) adanya la-tar alami karena data diambil langsung dari peristiwa, (2) bersifat diskriptif, (3) memen-tingkan proses daripada hasil, (4) analisis data bersifat induktif, (5) makna merupakan masalah yang esensial untuk penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif de-ngan menggunakan rancade-ngan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berupaya untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa.Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yang bersifat situasional ya-itu mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu.

Pada tahap ini kegiatan penelitian me-muat beberapa kegiatan pra tindakan dan ke-giatan tindakan pelaksanaan tindakan yaitu:

Kegiatan Pra Tindakan

Kegiatan pra tindakan dilakukan untuk mendata permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yaitu pada pembelajaran IPS, sekaligus melakukan stu-di dokumentasi. Stustu-di dokumentasi stu- dilaku-kan terhadap hasil nilai siswa pada mata

pelajaran IPS dari hasil ulangan harian siswa pada pembelajaran sebelumnya.

Kegiatan Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan, meliputi: (a) Perencanaan Tindakan; (b) Pelaksanaan Tin-dakan; (c) Pengamatan; (d) Refleksi

Peneliti sebagai instrument utama ber-peran sebagai pelaku pembelajaran, peren-cana tindakan, pengumpul data, penafsir data, pemakna data dan pelapor temuan nelitian dengan menggunakan instrumen pe-nelitian yaitu pedoman pengamatan, pedo-man wawancara, catatan lapangan, angket, dan tes tulis.

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 di SDN 2 Karanganom Kecamat-an DurenKecamat-an Kabupaten Trenggalek. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: (1) SDN 2 Karanganom merupakan tempat peneliti se-bagai kepala sekolah SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan; (2) Siswa kelas V me-ngalami kesulitan pada materi Pelaksanaan Pemilu Di Indonesia; (3) Pembelajaran ma-sih bersifat konvesional, guru lebih mengu-tamakan hasil daripada proses pembelajaran itu sendiri; (4) Belum pernah dilaksanakan pembelajaran mind mapping dalam meng-atasi permasalahan yang dihadapi siswa pada mata pelajaran IPS.

(4)

Teknik Pengumpulan Data yaitu de-ngan menggunakan: (1) Tes; (2) Observasi; (3) Angket; (4) Catatan Lapangan ( field-note). Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yaitu: (1) Silabus; (2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (3) Lem-bar Kegiatan Siswa; (4) LemLem-bar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar; (5) Tes formatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pra Tindakan

Sebelum melakukan kegiatan ini pene-liti melakukan kegiatan pembelajaran dan partisipan melakukan observasi. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa merosotnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh pene-rapan metode pembelajaran yang tidak tepat serta terkesan monoton. Untuk itu diperlu-kan perombadiperlu-kan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran di Ke-las V. Salah satu metode pembelajaran yang akan digunakan adalah pembelajaran mind mapping. Selanjutnya, peneliti akan menyu-sun rencana perbaikan pembelajaran IPS di Kelas V.

Siklus I

Perencanaan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi: (a) Guru menyi-apkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa; (b) Guru menyi-apkan alat tes; (c) Guru membuat perangkat system penilaian; (d) Menyusun jadwal penelitian.

Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti secara kolaboratif

dengan guru Kelas V. Berikut ini peneliti diskripsikan proses pembelajaran di Kelas V dengan menerapkan metode kooperatif:

Kegiatan awal, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama; (b) Guru mengeluar-kan gambar rumah adat-adat istiadat Indo-nesia; (c) Siswa diminta untuk menebak na-ma runa-mah adat yang ada di Indonesia. Ke-giatan inti, meliputi: (a) Siswa membaca tentang keanekaragaman budaya di Indo-nesia; (b) Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 4 atau 5 siswa; (c) Siswa berdiskusi mengidentifikasi keanekaragam-an budaya ykeanekaragam-ang ada di Indonesia dkeanekaragam-an menu-liskannya dalam sebuah peta pikiran; (d) Se-telah siswa selesai mengerjakan soal secara berkelompok, guru menunjuk salah satu kelompok maju didepan kelas mempre-sentasikan hasil kerja kelompok; (e) Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa; (f) Siswa mengerjakan tugas mandiri. Ke-giatan akhir, meliputi: (a) Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap jalannya pembelajaran; (b) Guru memberikan infor-masi ulangan pada pertemuan berikutnya.

Observasi

(5)

Sedangkan untuk aktivitas siswa da-lam pembelajaran IPS dengan menerima tindakan perbaikan pembelaajaran yang di-lakukan oleh guru mendapatkan apresiasi sebesar 69,64% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang cukup baik. Aktivitas siswa yang masih perlu ditingkatkan adalah keter-libatan siswa dalam kegiatan diskusi.

Dari aktivitas pembelajaran yang se-makin berkembang di Kelas V dalam pem-belajaran IPS menunjukkan perkembangan prestasi yang baik.

Refleksi

Dari hasil pengamatan dapat direflek-sikan bahwa pembelajaran IPS di Kelas V sudah mengalami peningkatan menuju ke arah yang baik. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas pembelajaran dan perolehan presta-si belajar presta-siswa pada presta-siklus I yang mening-kat. Akan tetapi dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif di Kelas V masih ditemui kendala sehingga prestasi belajar siswa tidak maksimal. Hal ini terlihat dari ketuntasan belajar siswa yang hanya men-capai 78,57% dari 85% yang ditentukan. Untuk itu diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Proses Pembelajaran Siklus II

Perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus II secara garis besar sama dengan siklus I, hanya saja pada siklus II ditambah dengan rencana perbaikan untuk mengatasi kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I. Penambahan rencana perbaikan tindakan adalah guru akan lebih meningkatkan peran sebagai motivator dalam pembelajaran. Selain itu guru membagi kelompok secara heterogen tidak seperti pada siklus I, siswa memilih kelompok sendiri sehingga siswa

yang berkemampuan tinggi berkumpul menjadi satu, pada siklus II siswa diberi keleluasaan untuk membuat model mind mapping.

Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II akan peneliti diskripsikan dalam uraian be-rikut ini: Kegiatan awal, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama; (b) Guru mengeluarkan gambar; (c) Siswa diminta untuk menebak. bahasa apa yang mereka gunakan sehari-hari dalam hidup bermasya-rakat. Kegiatan inti, meliputi: (a) Siswa membaca tentang sikap menghormati bu-daya Indonesia; (b) Siswa menempati posisi kelompoknya sesuai dengan petunjuk guru; (c) Siswa membentuk kelompok yang ber-anggotakan 4 atau 5 siswa; (d) Siswa berdis-kusi untuk mengidentifikasi sikap, dan upa-ya untuk menghormati budaupa-ya indonesia dan menuliskannya dalam sebuah peta pikir-an; (e) Setelah siswa selesai mengerjakan soal secara berkelompok, guru menunjuk sa-lah satu kelompok maju didepan kelas mem-presentasikan hasil kerja kelompok; (f) Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa; (g) Siswa mengerjakan tugas mandiri. Ke-giatan akhir, meliputi: (a) Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap jalannya pembelajaran; (b) Guru memberikan infor-masi ulangan pada pertemuan berikutnya.

Pengamatan

(6)

Un-tuk aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus II memperoleh persentase sebesar 85,00% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang sangat baik.

Sedangkan untuk aktivitas belajar sis-wa dalam pembelajaran IPS dalam mene-rima tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mendapatkan apresiasi sebesar 80,00% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik. Dalam kegiatan diskusi semua siswa mampu terlibat secara aktif dalam kegiatan, sehingga tidak lagi didominasi oleh siswa tertentu saja.

Refleksi

Dari hasil pengamatan pada siklus II dapat direfleksikan bahwa metode pembela-jaran dapat diterapkan secara optimal di Ke-las V. Hal ini dapat dilihat dari teratasinya kendala yang muncul pada siklus I sehingga persentase ketuntasan belajar siswa meng-alami peningkatan sebesar 100,00% pada akhir siklus II dapat tercapai sedangkan un-tuk nilai rata-rata pada siklus ke II mencapai 84,00 Untuk itu tidak diperlukan lagi perbaikan tindakan pada siklus selanjutnya.

Penerapan Metode Mind mapping pada Pembelajaran IPS di Kelas V

Pada siklus I, guru mempersiapkan alat peraga berupa gambar rumah adat. Media gambar ini digunakan untuk meng-gali pengetahuan siswa. Guru memberikan bacaan tentang keanekaragaman budaya Indonesia. Siswa diminta untuk mendiskusi-kan bersama kelompok yang dipilih oleh siswa untuk mengidentifikasi keanekara-gaman budaya Indonesia dalam sebuah peta pikiran atau mind mapping. Setelah selesai salah satu kelompok diminta untuk mempre-sentasikan hasil diskusinya, dan siswa lain memmberikan tanggapan. Setelah itu guru

memberikan tugas mandiri. Pada siklus II, guru membuat media peraga berupa gambar suku bangsa. Siswa diberikan bacaan ten-tang sikap menghormati dan upaya meles-tarikan budaya bangsa. Siswa kembali ber-diskusi bersama kelompoknya untuk meng-identifikasi sikap menghormati dan upaya pelestarian budaya bangsa, hanya saja pada siklus II ini anggota kelompok ditentukan oleh guru. Hasil identifikasi dituliskan dalam mind mapping.

Dari Tabel 1 tampak bahwa dengan diterapkannya metode belajar kooperatif tivitas belajar di kelas menjadi semakin ak-tif. Hal ini dapat dilihat dari perolehan per-sentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 70,00% meningkat menjadi 80,00%. Se-hingga rata-rata aktivitas guru adalah 75,00 % dan termasuk dalam kriteria yang baik.

Aktivitas guru

Tabel 1 Rekapitulasi Aktivitas Guru

No Indikator Aktivitas Siklus I

Siklus II

1 Melakukan kegiatan aprsepsi

dan motivasi 3 3

2 Penguasaan materi

pembelajaran 3 4

3

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran

3 3

4 Melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan alokasi waktu 3 3

5

Menggunakan dan

memanfaatkan media secara efektif

3 4

6 Menumbuhkan partisipasi aktif

siswa dalam pembelajaran 3 4

7

Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam pembelajaran

3 3

8 Menjadi fasilitator dan motivator

dalam pembelajaran 3 3

9 Melakukan penilaian secara

berkelanjutan 3 4

10 Melakukan kegiatan refleksi

(7)

Dari Tabel 2 tampak bahwa aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan persentase sebesar 69,64% meningkat menjadi 80,00% termasuk dalam kriteria yang baik. Hal ini

membuktikan bahwa metode mind mapping

mampu diterapkan dan diterima dengan baik di Kelas V dalam pembelajaran IPS.

Aktivitas siswa

Tabel 2 Rekapitulasi Aktivitas Siswa

No Nama Siswa Siklus I Siklus II

A B C D E NA A B C D E NA

1 David Surya Rahmanda 3 2 3 2 3 65 3 3 3 3 3 75 2 Rosada Samara Bilqis 3 3 3 2 3 70 3 3 3 3 3 75 3 Afi Akbar Hermansyah 3 2 3 3 2 65 3 3 3 3 3 75 4 Amalia Triasari 3 3 2 2 3 65 3 3 3 3 3 75 5 Anggi Astrikasari 3 3 3 3 2 70 3 3 3 3 3 75 6 David bagus mahendra 3 3 3 3 3 75 3 4 3 4 3 85 7 Hafidha Risqi Amalia 3 3 3 3 3 75 3 3 4 4 4 90 8 Hyundai Dwika Aditira 3 3 3 3 3 75 3 3 4 3 3 80 9 Najma yusuf Benafito 3 2 3 3 2 65 3 3 3 4 4 85 10 Rehanus Wadiningtyas 3 3 3 3 3 75 3 3 4 3 4 85 11 Viva Minkhatul Khusna 3 2 3 2 3 65 3 3 3 4 4 85 12 Yusnia Najwa S A z 3 3 3 3 3 75 3 3 4 4 3 85 13 Eka Apriliasari 3 3 3 3 2 70 3 3 3 3 3 75 14 Vita Puspitasari 3 2 3 2 3 65 3 3 3 3 3 75

975 1120

69,64 Rp80,00

(8)

Tabel 3 Prestasi Belajar Siswa

No Nama Siswa Nilai % Nilai %

T TT T TT

1 David Surya Rahmanda 70 T 80 T 2 Rosada Samara Bilqis 70 T 70 T 3 Afi Akbar Hermansyah 60 TT 70 T 4 Amalia Triasari 60 TT 70 T 5 Anggi Astrikasari 60 TT 70 T 6 David bagus mahendra 100 T 100 T 7 Hafidha Risqi Amalia 100 T 100 T 8 Hyundai Dwika Aditira 100 T 100 T 9 Najma yusuf Benafito 100 T 100 T 10 Rehanus Wadiningtyas 80 T 100 T 11 Viva Minkhatul Khusna 80 T 100 T 12 Yusnia Najwa Shela A z 80 T 100 T 13 Eka Apriliasari 70 T 70 T 14 Vita Puspitasari 70 T 70 T

Jumlah 1100 11 3 1200 14 0 Rata-rata 78,57 78,57 21,43 85,71 100,00 0,00

Gambar 2 Peningkatan Hasil Belajar

Dari hasil penelitian (Classroom Action Research) di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar bidang studi IPS pada siklus I diperoleh nilai ratarata: 78,57 de-ngan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 78,57% dan pada siklus II meng-alami peningkatan menjadi: 85,71 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar

(9)

Respon siswa terhadap pembelajaran

Dari hasil angket yang diberikan kepa-da siswa kepa-dapat diketahui seberapa jauh res-pon siswa terhadap pembelajaran. Setelah dilakukan verifikasi terhadap hasil angket, diketahui bahwa siswa merespon sangat po-sitif penerapan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode mind mapping. Untuk respon pembelajaran mendapatkan apresiasi sebesar 1,51% pada siklus I dan 1,81% pada siklus II.

PENUTUP

Kesimpulan

Pada siklus I, guru mempersiapkan alat peraga berupa gambar rumah adat. Me-dia gambar ini digunakan untuk menggali pengetaguabn siswa. Guru memberikan ba-caan tentang keanekaragaman budaya Indo-nesia. Siswa diminta untuk mendiskusikan bersama kelompok yang dipilih oleh siswa untuk mengidentifikasi keanekaragaman bu-daya Indonesia dalam sebuah peta pikiran atau mind mapping. Setelah selesai salah satu kelompok diminta untuk mempresenta-sikan hasil diskusinya, dan siswa lain berikan tanggapan. Setelah itu guru mem-berikan tugas mandiri. Pada siklus II, guru membuat media peraga berupa gambar suku bangsa. Siswa diberikan bacaan tentang sikap menghormati dan upaya melestarikan

budaya bangsa. Siswa kembali berdiskusi bersama kelompoknya untuk mengidentifi-kasi sikap menghormati dan upaya pelestari-an budaya bpelestari-angsa, hpelestari-anya saja pada siklus II ini anggota kelompok ditentukan oleh guru. Haisl identifikasi dituliskan dalam mind mapping.

Penerapan mind mapping terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar IPS. Hal ini dapat dilihat pada siklus I diperoleh nilai rata-rata: 78,57 dengan persentase ke-tuntasan belajar siswa sebesar 78,57% dan pada siklus II mengalami peningkatan men-jadi: 85,71 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100,00%.

Saran

Perlu dicoba melakukan kombinasi pola pembelajaran yang menggunakan strategi belajar mind mapping dengan model belajar yang lain. Pembelajaran yang meng-gunakan strategi belajar mind mapping perlu dikembangkan untuk mata pelajaran yang lain, agar dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Penggunaan model pembelajaran yang menggunakan strategi belajar mind mapping

perlu terus dilakukan karena pembelajaran ini lebih menyenangkan bagi siswa, men-dorong dan membiasakan siswa untuk bela-jar mandiri, tidak bergantung kepada guru dan berani mengungkapkan pendapat di dalam kelompok diskusi belajar.

DAFTAR RUJUKAN

Bambang Doroeso. 2010. Dasar Konsep IPS, Sejarah Nasional Indonesia dan Umum. Semarang. Aneka Ilmu.

Hadi, Sutrisno. 2012. Metodologi Research II dan III. Yogyakarta:

Jaya, Aziz. Tanpa tahun. Penentuan Trampil dalam Rapat dan Diskusi. Surabaya: CV. Karya Utama.

(10)

Poerwodarminto, WJS. 2012. Kamus Baha-sa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Yayasan Penerbit Fak Psikologi Uni-versitas Gajah Mada.

Robert L. Cilstrap dan William R. Martin,

Pengertian Kooperatif. Jakarta: Er-langga.

Gambar

Tabel 1 Rekapitulasi Aktivitas Guru  No  Indikator Aktivitas  Siklus
Tabel 2 Rekapitulasi Aktivitas Siswa
Tabel 3 Prestasi Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

saham LQ45 secara umum, disimpulkan bahwa dalam jangka pendek variabel pertumbuhan ekonomi dan harga minyak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap saham LQ45, tetapi tidak

• Harga pokok meliputi harga faktur ditambah semua beban yg dikeluarkan sampai barang tiba / ada di gudang pembeli / importir.. • Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak

Selain informan perempuan yang masuk ke dalam tipe pengguna serius, enam informan lainnya dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka merasa belum menemukan keintiman dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan panjang berat teripang kelas Holothuroidea yang diperoleh di Perairan Tanjung Tiram

Kualitas tidur yang baik akan mempengaruhi kadar testosteron tubuh dan akan mempengaruhi libido seksual yang dibutuhkan sebagai faktor pendukung dalam hubungan seksual..

• Virtual , because there is no real direct network connection between the two (or more) communication partners, but only a virtual connection provided by VPN Software ,

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :Peran Predominant Use Of Targets

Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Disfungsi Ereksi pada Karyawan Kantor di Kecamatan Grogol, Sukoharjo.. Correlation between Physical Activity and Erectile Dysfunction at Office