BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Terdapat dua penelitian terdahulu tengtang adopsi e-banking yang diminati
dan dijadikan rujukan dalam penelitian ini. Adanya tinjauan terhadap beberapa
penelitian terdahulu ini bertujuan agar dapat memberikan perspektif umum yang
memberikan manfaat bagi pelaksanaan penelitian. Berikut akan diuraikan
beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini:
2.1.1 Saroj K. Datta. 2010. Acceptance of E-banking Among Adult Customers: An Empirical Investigation in India
Dalam penelitian ini peneliti bermaksud menguji hasil penelitian tersebut jika
diterapkan subjek dan objek yang berbeda. Tujuan penelitian ini untuk
memperoleh pemahaman tentang penerimaan secara online perbankan di pasar
India dimana penduduk 70% tinggal di daerah pedesaan dan 30% populasi berada
di daerah perkotaan Negara (Gerrard dan Cunningham, 2003) dalam Datta,
(2011:3). Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu security and privacy,
trust, innovativeness, familiarity, awareness. Sampel diambil sebanyak 200
nasabah yang terdiri dari 59% responden laki laki dan 41% responden wanita.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan seluruh variabel bebas memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap adopsi e-banking.
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini adalah peneliti saat
ini sama sama menggunakan variabel keamanan, kepercayaan, dan kesadaran.
Sedangkan perbedaan dari penelitiaan ini adalah peneliti tidak menggunakan
variabel familiarity karena variabel tersebut dianggap tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap adopsi.
Gambar 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN
Sumber: Saroj K.Datta, dengan judul “Acceptance of e-banking among adult customers: An empirical investigation in
india”. (2010).
2.1.2 Wadie Nasri. 2011. Factor Influencing the Adoption of Internet Banking inTunisia
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi niat
adopsi e-banking oleh nasabah di tunisia. Sampel diambil sebanyak 253
responden di antaranya 95 orang pengguna e-banking dan 158 bukan pengguna
e-banking. Variabel bebas yang digunakan adalah convenience, prior internet
knowledge, security perception, perceived risk, information on online banking,
demograpichs characteristic. Model penelitian yang digunakan oleh Nasri (2011)
adalah sebagai berikut: Security and privacy
trust
innovativeness
Adopsi internet banking
Gambar 2.2
KERANGKA PEMIKIRAN
Sumber: Wadie Nasri dengan judul “Factor Influencing the Adoption of Internet Banking in Tunisia”. (2011).
Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa penggunaan e-banking di tunisia sebagian
besar dipengaruhi kuat oleh faktor kenyamanan, risiko, keamanan dan
pengetahuan internet sebelumnya.
Perbedaan dalam penelitian ini yaitu tempat dilakukannya penelitian.
Dimana Nasri (2011) mengambil tempat di Tunisia sedangkan peneliti saat ini
dilakukan di Surabaya. Sedangkan persamaan dari penelitian ini adalah sama
sama bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penerimaan nasabah
Tabel 2.1
PERBANDINGAN PENELITIAN SAAT INI DENGAN PENELITIAN TERDAHULU
Keterangan Saroj K.Datta (2010)
Wadie Nasri (2011) Moh. Faqih Afghani (2014) Judul Acceptance of
e-banking among Hasil Seluruh variabel
bebas memiliki
Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yang menjadi landasan
teori, variabel-variabel terkait dengan penelitian ini dirujuk dari jurnal penelitian
pakai peneliti terdahulu di gunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini
hanya menggunakan variabel Kepercayaan, Keamanan, Persepsi risiko dan
Kesadaran, alasan menggunakan variabel ini, semata-mata karena ingin lebih
mengetahui pengaruh secara langsung antara Kepercayaan, Keamanan, Persepsi
risiko dan Kesadaran, terhadap adopsi e-banking.
2.2.1 Electronic Banking
E-Banking merupakan layanan perbankan yang meliputi Internet Banking, Mobile
Banking, SMS Banking dan Phone Banking (www.bi.go.id). Menurut Maryanto
Supriyono (2010 : 65) kemajuan pesat teknologi komputer baik perangkat keras,
perangkat lunak, sistem host to host, sistem jaringan dan komunikasi data
memberikan dampak yang luar biasa kepada jasa perbankan secara elektronik.
Perkembangan E-Banking mengalami lompatan besar, transaksi bank menjadi
mudah, cepat dan real time tanpa ada batasan waktu dan tempat.
Bank menyediakan layanan Electronic Banking atau e-banking untuk
memenuhi tuntutan dan kebutuhan nasabah sebagai alternatif media untuk
melakukan transaksi perbankan, tanpa nasabah datang ke bank atau ke ATM.
Kecuali untuk transaksi setoran dan tarikan uang tunai. Transaksi E-Banking
dapat dilakukan di mana saja, di belahan bumi manapun, selama ada jaringan
layanan data dan dapat berakses. Transaksi dapat dilakukan 24 jam serta real time.
a. Jenis Transaksi E- Banking :
1. Transfer dana atau pemindahan dana
2. Pengecekan informasi (saldo,transaksi,dll.)
3. Melakukan transaksi pembayaran (listrik,kartu kredit, dll.)
b. Produk – produk E- Banking :
1. Internet banking ( via internet/computer)
2. Mobile banking (via Handphone)
3. SMS banking (via SMS)
4. ATM
2.2.1.1 Internet Banking
Internet banking merupakan salah satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan
nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan
transaksi perbankan melalui jaringan internet dan bukan merupakan bank yang
hanya menyelenggarakan layanan perbankan melalui internet. Nasabah dapat
melakukan transaksi perbankan (financial dan non financial) melalui komputer
yang terhubung dengan jaringan internetbank (Maryanto Supriyono 2010 : 67).
Pada era baru transaksi perbankan ini nasabah dapat melakukan transaksi
secara online dengan internet melalui PC atau laptop kapan saja nasabah dapat
menginginkan tanpa harus terikat dengan jam operasional bank. Dengan
menggunakan electronic banking nasabah paling tidak berharap dapat melakukan
beberapa aktifitas perbankan dari mana saja.
Internet banking memberikan peluang bagi bank BRI untuk dapat
menurunkan biaya pengeluaran, yang dimana besar biaya yang dikeluarkan dapat
diperkecil dan memperluas fasilitas dari segi layanan transaksi. Dengan
kemudahan yang ada pada fasilitas internet banking, diharapkan kedepannya bank
BRI dapat melayani nasabah, kapan dan dimana saja melalui layanan internet
2.2.1.2 Internet banking di Indonesia
Berdasar data Bank Indonesia, nasabah yang bertransaksi melalui internet banking
pada tahun 2009 mencapai 2,5 juta, jauh lebih besar dari nasabah pada tahun 2008
yang hanya berjumlah 1,5 juta nasabah. pertambahan nasabah itu otomatis
meningkatkan nilai transaksi dari internet banking.
Berikut tabel menunjukkan bank-bank di Indonesia yang memiliki fasilitas
internet banking beserta tahun pertama kali memiliki layanan tersebut dan alamat
situs:
Tabel 2.2
BANK PENYEDIA LAYANAN INTERNET BANKING
Tahun Bank Situs
1998 BII https://www.bankbii.com/
2000 CIMB Niaga https://ibank.cimbniaga.com/
2001 Bukopin https://secure.bank2home.com/appbukopin/
2001 BCA https://ibank.klikbca.com/
2003 Mandiri https://ib.bankmandiri.co.id/
2004 Ekonomi http://www.ekonominet.com/
2004 HSBCA http://www.hsbc.co.id
2005 Permata https://www.permatanet.com/
2006 Panin https://www.bankpanin.com/
2007 BNI https://ibank.bni.co.id/
2008 Mega https://ibank.bankmega.com/
2008 Standard Chartered https://id.online.standardchartered.com/
2009 Danamon https://www.danamonline.com/
2009 BRI https://ib.bri.co.id/
2.2.2 Adopsi
Niat adopsi adalah keinginan sesorang untuk melakukan suatu perilaku. Niat
dapat berubah dengan berjalannya waktu (Jogiyanto, 2008) dalam Abu Nizarudin
dan Karmawan (2014:5). Dalam konteks e-banking akan mempengaruhi
keputusan nasabah apakah akan terus menggunakan layanan e-banking atau
memutuskan untuk tidak memakainya lagi. Faktor faktor yang mempengaruhi
adopsi e-banking dapat dilihat melalui 3 pendekatan yaitu TAM, TRA dan TPB.
Dalam TRA (Fishbein dan Ajzen, 1975) dalam Ari Mubiyantoro dan
Syaefullah, (2013:4) niatan dipengaruhi dua penentu dasar, yang pertama
berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior) dan yang lain
berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu norma subyektif (subjuectives norms).
attitude towards behavior didefinisikan sebagai perasaan positif atau negatif
individu (efek evaluatif) tentang melakukan perilaku yang lebih mengarah kepada
perilakunya. Sedangkan subjuectives norms didefinisikan sikap terhadap obyek
obyek yang merupakan perasaan seseorang terhadap benda benda atau obyek.
Metode yang kedua yaitu Technology Acceptance Model (TAM). TAM
merupakan perilaku yang pada umumnya digunakan untuk menjelaskan
penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi (Hamzah,
2009) dalam Ari Mubiyantoro dan Syaefullah, (2013:3). Technology Acceptance
Model (TAM) dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989, sebagai model
penerimaan pengguna pada suatu sistem informasi. Dalam Technology
Acceptance Model (TAM), manfaat dan kemudahan penggunaan dipercaya akan
mempengaruhi sikap yang pada akhirnya berdampak pada minat perilaku untuk
Niatan untuk menggunakan e-banking akan muncul ketika seorang
nasabah memiliki sikap positif berupa penerimaan terhadap e-banking. Variabel
ini diukur melalui niatan untuk terus menggunakan e-banking dalam
menyelesaikan transaksi keuangan. Kemauan untuk menggunakan e-banking
diukur dengan 3 pernyataan seperti dalam penelitian Datta (2010) yaitu tentang
intensitas dalam penggunakan mobile banking, kepercayaan dalam menggunakan,
dan peningkatan penggunaan untuk waktu yang akan datang. Berikut beberapa
item pernyataan dari adopsi :
(Al-Somali, et al., 2008)
a. Berniat untuk terus menggunakan e-banking
b. Akan menyarankan orang lain untuk menggunakan e-banking
c. Akan menggunakan e-banking untuk menangani transaksi keuangan di masa
yang akan datang
2.2.3 Kepercayaan
Kepercayaan dalam konteks ini adalah persepsi nasabah bahwa teknologi
e-banking ini aman untuk digunakan. Kepercayaan menjadi lebih penting dalam
dunia online jika dibandingkan dengan offline banking karena transaksi dalam
onlinebanking mengandung informasi yang sensitif dan pihak yang terlibat dalam
transaksi keuangan mengkhawatirkan akses terhadap file penting dan informasi
yang dikirim melalui internet.
Keyakinan atau kepercayaan adalah suatu faktor penting yang dapat
mengatasi krisis dan kesulitan antara rekan bisnis selain itu juga merupakan aset
penting dalam mengembangkan hubungan jangka panjang antar organisasi. Suatu
organisasi harus mampu mengenali faktor-faktor yang dapat membentuk
dan mempertinggi tingkat hubungan dengan pelanggan. Dalam konteks
Relationship Marketing untuk menentukan sejauh mana apa yang dirasakan suatu
pihak integritas dan janji yang ditawarkan pihak lain. Variabel ini diukur melalui
tingkat kepercayaan nasabah, komitmen dari penyedia layanan, dan keputusan
yang yang diambil oleh nasabah. Berikut beberapa item pernyataan dari
kepercayaan :
(Datta, 2010)
a. Bank sangat peduli dengan keamanan untuk transaksi.
b. Bank menjanjikan kinerja yang dapat dihandalkan.
c. Bank konsisten dalam memberikan layanan yang berkualitas.
2.2.4 Keamanan
Keamanan adalah suatu upaya untuk mengamankan aset informasi terhadap
ancaman yang mungkin timbul. Sehingga keamanan secara tidak langsung dapat
menjamin kontinuitas bisnis, mengurangi risiko-risiko yang terjadi.
Tingkat keamanan bertransaksi secara online adalah permasalahan penting
yang sering dipertimbangkan nasabah sebelum memutuskan untuk mengadopsi
e-banking. Beberapa nasabah menghindari penggunaan e-banking karena memiliki
persepsi bahwa bertransaksi secara online melalui e-banking mudah terjadi
penyalahgunaan. Persepsi ini dapat merusak kepercayaan nasabah terhadap sistem
online secara keseluruhan. Nasabah tidak akan siap merubah kebiasaan dari
transaksi konvensional menjadi transaksi online jika kebutuhan spesifik mereka
tentang keamanan belum terpenuhi, Variabel ini digunakan empat pernyataan
melalui kuesioner. Berikut beberapa item pernyataan dari keamanan:
a. Website Bank memberikan keamanan financial
b. Website Bank aman untuk melakukan transaksi
c. Bank tidak akan menyalahgunakan informasi keuangan
2.2.5 Persepsi Risiko (perceived risiko)
Persepsi risiko adalah suatu persep-persepsi pelanggan tentang ktidakpastian dan
konsekuensi-konsekuensi tidak diinginkan dalam melakukan suatu kegiatan
(Jogiyanto, 2007) dalam Hadyan Farizi dan Syaefullah, (2014:6). Bila
diadaptasikan dengan konteks penelitian persepsi risiko adalah persepsi pengguna
internet terhadap ketidakpastian dan konsekuensi yang dihadapi saat
menggunakan transaksi online karena penggunaan transaksi online tidak terlepas
dari risiko. Risiko yang dapat dihadapi oleh pengguna transaksi online adalah
risiko keamanan bertransaksi dan kepastian terhadap barang yang dipesannya.
Salah satu risiko terbesar penggunaan e-banking adalah ancaman hacker
dan penyalahgunaan rekening nasabah. Jika tidak dilindungi dengan system
proteksi yang memadai dan berlapis maka hal ini akan ancaman serius bagi pihak
perbankan, karena nasabah akan enggan melakukan transaksi melalui e-banking.
Akan tetapi risiko penggunaan e-banking juga semakin mudah dipahami dengan
adanya kemudahan akses informasi melalui internet tentang penyalahgunaan
layanan perbankan seperti cracking, skimming, dan hacking melalui ATM, kartu
kredit, dan e-banking. Berikut beberapa item pernyataan dari persepsi risiko :
(Nasri, 2011)
a. Risiko penipuan kartu kredit untuk transaksi online dan pembayaran rendah
b. Merasa bebas untuk mengirimkan informasi pribadi secara online
2.2.6 Kesadaran
Kesadaran merupakan tingkat kesadaran nasabah akan adanya layanan e-banking
yang disediakan oleh bank. Berdasarkan informasi yang diterima maka akan
meningkatkan kesadaran (awareness) dari nasabah tentang manfaat menggunakan
layanan e-banking. Respon dan kesadaran konsumen untuk menggunakan e-
banking merupakan kunci bagi bank untuk menyediakan layanan e-banking.
Variable ini diukur melalui kecukupan informasi yang diterima oleh
nasabah tentang keberadaan layanan e-banking, manfaat, dan cara
penggunaannya. Berikut beberapa item pernyataan dari kesadaran :
(Datta, 2010)
a. Website Bank menyimpan semua perjanjian
b. Bank meningkatkan kesadaran tentang keamanan data
c. Bank selalu mendorong untuk mentransfer dana melalui online
2.2.7 Pengaruh kepercayaan terhadap adopsi e-banking
Sikap nasabah terhadap e-banking didorong oleh rasa kepercayaan yang berperan
penting untuk meningkatkan kegunaan dalam lingkungan e-banking. Kepercayaan
menjadi lebih penting dalam dunia online jika dibandingkan dengan offline
banking karena transaksi dalam online banking mengandung informasi yang
sensitif dan pihak yang terlibat dalam transaksi keuangan mengkhawatirkan akses
terhadap file penting dan informasi yang dikirim melalui internet.
Al-Somali et al., (2008), penelitian yang dilakukan di Arab Saudi dengan
tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi
dari internet banking pada nasabah bank di Arab Saudi menyebutkan bahwa
2.2.8 Pengaruh keamanan terhadap adopsi e-banking
Aplikasi e-banking harus memadukan sejumlah unsur penting yang bersumber
kepada keamanan (Eriksson, et al., 2008) dalam Sujadi dan Edy, (2010:305). Tiga
faktor keamanan yang harus mendapat perlindungan sistem keamanan e-banking
yaitu: (1) aspek kerahasiaan (security), (2) aspek integritas (integrity) dan (3)
aspek ketersediaan (availability). Tujuan sistem keamanan ini harus
diimplementasikan pada pengembangan sistem aplikasi perbankan dan yang
terpenting yaitu bagaimana agar sistem aplikasi itu bersifat: easy to use dan easy
to operate. Oleh karena itu langkah awalnya yaitu mengidentifikasi risiko yang
potensial terjadi pada saat penggunaan teknologi komputer - informasi untuk
aplikasi teknologi perbankan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Datta (2010) yang dilakukan di
india dengan menggunakan lima variabel salah satunya yaitu trust. Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa trust merupakan faktor yang kuat dan positif
mempengaruhi pelanggan dalam mengadopsi e-banking.
2.2.9 Pengaruh persepsi risiko terhadap adopsi e-banking
Persepsi risiko adalah suatu persep-persepsi pelanggan tentang ktidakpastian dan
konsekuensi-konsekuensi tidak diinginkan dalam melakukan suatu kegiatan
(Jogiyanto, 2007) dalam Hadyan Farizi dan Syaefullah, (2014:6). Persepsi risiko
sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan. Semakin kecil persepsi risiko dari
suatu individu maka semakin besar tingkat kepercayaannya, begitupun sebaliknya.
Jika risiko itu meningkat dari sekedar informasi sampai pada keputusan pembelian
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Safeena, et al. (2009) dalam
Hadyan Farizi dan Syaefullah, (2014:6) yang dilakukan di india dengan
menggunakan empat variabel yaitu persepsi kegunaan, persepsi kemudahan,
persepsi risiko dan kesadaran. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ke empat
variabel tersebut merupakan faktor-faktor yang kuat dan positif mempengaruhi
pelanggan dalam mengadopsi e-banking.
Polatoglu dan Ekin (2001) dalam Hadyan Farizi dan Syaefullah, (2014:6)
juga menemukan bahwa risiko dianggap merupakan salah satu faktor utama yang
mempengaruhi adopsi konsumen , serta kepuasan pelanggan layanan e-banking.
Risiko yang dirasakan biasanya timbul dari ketidakpastian. Penelitian yang
dilakukan oleh Widyarini dan Putro (2008) juga dengan hasil penelitian diperoleh
bahwa persepsi risiko berpengaruh signifikan terhadap niat menggunakan
e-banking.
2.2.10 Pengaruh kesadaran terhadap adopsi e-banking
Kesadaran layanan merupakan tingkat kesadaran nasabah akan adanya layanan
e-banking yang disediakan oleh bank. Semakin tinggi tingkat kesadaran yang
dimiliki oleh nasabah maka nasabah akan semakin memahami kegunaan dari
layanan e-banking.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Datta (2010) yang dilakukan di
india dengan menggunakan lima variabel salah satunya yaitu kesadaran
(awareness). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kesadaran merupakan faktor
1.3 Kerangka Pemikiran H1
H2
H3
H4
Gambar 2.3 KERANGKA PEMIKIRAN
Sumber: Moh. Faqih Afghani (2015) dengan judul “Pengaruh kepercayaan, keamanan, persepsi risiko, serta kesadaran
nasabah terhadap adopsi e-banking di Bank BRI Surabaya”
2.4 Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan dan akan diuji adalah
sebagai berikut :
H1: Kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap adopsi e-banking nasabah BRI
di Surabaya
H2: Keamanan berpengaruh signifikan terhadap adopsi e-banking nasabah BRI di
Surabaya
H3: Persepsi risiko berpengaruh signifikan terhadap adopsi e-banking nasabah
BRI di Surabaya
H4: Kesadaran berpengaruh signifikan terhadap adopsi e-banking nasabah BRI di
Surabaya
Adopsi e-banking (Y) Kepercayaan
(X1)
Keamanan (X2)
Persepsi risiko (X3)