• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Panduan Pencatatan dan Pelaporan i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Panduan Pencatatan dan Pelaporan i"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga Panduan Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga Tahun 2015 dapat terselesaikan. Semoga Panduan ini dapat dipergunakan sebagai acuan, seluruh pihak yang terkait Pendataan Keluarga 2015.

Sebagaimana diketahui Pelaksanaan Pendataan Keluarga yang dilaksanakan sejak tahun 1994 yang didasarkan pada UU No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, diperkuat dengan Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan PP 87 tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga yang merupakan bagian dari Sistem Informasi dan Manajemen Program KB Nasional, berkaitan dengan penyediaan informasi dan data keluarga untuk mendukung pelaksanaan operasional dan manajemen Program KKB Nasional. Data hasil Pendataan Keluarga sebagai sumber data dan informasi pelaksanaannya diharapkan benar-benar dapat menghasilkan data dan informasi yang berkualitas, akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya serta memberikan gambaran yang tepat dan menyeluruh tentang keadaan di lapangan.

Lebih lanjut perlu dipahami bahwa data dan informasi yang diperoleh dari hasil Pendataan Keluarga selama ini mempunyai ciri yang unik sebagai milik masyarakat, karena pengumpulan dan pemutakhirannya dilakukan oleh kader dari masyarakat sendiri, cukup rinci, merupakan bagian dari operasional program KB, dapat dipertanggungjawabkan dan saling melengkapi dengan data lain yang telah ada di tingkat RT/RW/Dusun atau wilayah lain yang setingkat. Oleh karena itu, data dan informasi hasil pendataan keluarga ini selain digunakan untuk keperluan operasional program KB nasional sendiri, juga telah banyak dimanfaatkan oleh sektor pembangunan lainnya, khususnya untuk menentukan sasaran program. Dengan adanya perubahan lingkungan

(6)

ii | Pendataan Keluarga Tahun 2015

strategis khususnya menyambut era Jaminan Kesehatan Nasional menuntut segera dilakukan penyesuaian/perubahan variabel.

Pada Panduan ini akan dijelaskan tentang tata cara pencatatan dan pelaporan Pendataan Keluarga yang disempurnakan meliputi Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup, Batasan dan Pengertian, Kebijakan dan Strategi, Langkah Kegiatan, dan Pokok-Pokok Kegiatan dengan harapan dapat membantu para petugas dan pengelola pencatatan dan pelaporan dalam melaksanakan tugas-tugas Pendataan Keluarga di lapangan.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan baik saran maupun koreksi terhadap terbitnya Panduan Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga Tahun 2015, kami ucapaan terima kasih.

Jakarta, 16 Maret 2015

Direktur Pelaporan dan Statistik,

Dra. Theodora Pandjaitan, M.Sc

(7)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | iii

SAMBUTAN

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga Panduan Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga Tahun 2015 dapat terselesaikan.

Terbitnya Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga, sebagai turunan dari Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, mengamanatkan kegiatan Pendataan Keluarga. Pendataan keluarga dimaksud bukanlah semata-mata sebagai kegiatan pengumpulan data dalam urusan ketersediaan data, kita memiliki berbagai sumber resmi seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) di bawah kewenangan Wakil Presiden yang secara khusus menyediakan data rumah tangga miskin meliputi 40% total penduduk Indonesia. Tugas pokok BKKBN sebagaimana tersebut pada Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah, pada lampiran N tentang Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana disebutkan antara lain:

1. Membuat perkiraan pengendalian penduduk;

2. Mengelola sistem informasi keluarga (khususnya penyediaan data KB);

3. Pembinaan ketahanan keluarga (sebagai upaya membangun terwujudnya 8 fungsi keluarga.

Selain tiga hal di atas ada sejumlah urusan yang semuanya mengharuskan bagi setiap petugas pengelola KB (PKB/PLKB) dan Kader KB ditingkat RT/RW/Lingkungan memiliki peta kerja, rencana intervensi program dan pemantauan kemajuan program. Oleh karena itu perlu dilakukan pendataan kepada seluruh 76 juta keluarga Indonesia tanpa membedakan strata apapun termasuk mampu atau tidak mampu/miskin.

(8)

iv | Pendataan Keluarga Tahun 2015

Hasil pendataan yang lebih dimaksudkan sebagai pemutakhiran capaian kinerja petugas pengelola KB (PKB/PLKB) secara kontinu di uji sahih melalui konsolidasi program di tingkat Kabupaten dan Kota, dan dipaparkan pada Sarasehan yang dipimpin oleh Pemerintah Daerah, sehingga diketahui gambaran nyata kemajuan upaya Pengendalian Penduduk melalui penyediaan Program KB yang merupakan perwujudan norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.

Pendataan Keluarga sangat penting karena dapat digunakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan perkembangan Kependudukan, Keluarga Berencana, Pembangunan Keluarga dan berbagai program pembangunan lainnya yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari RPJMN 2014-2019, serta menjadi bagian dari fondasi “Pembangunan Sumber Daya Manusia mandiri berkualitas” (cita ke 5 dari visi Nawacita Presiden RI).

Dengan memperhatikan berbagai tuntutan di atas dan perkembangan pemanfaatan teknologi informasi, perlu dilakukan pengembangan sistem pengumpulan serta pengelolaan data hasil Pendataan Keluarga secara desentralisasi. Pengembangan yang dilakukan tersebut adalah dengan membangun satu instrumen pengumpulan data keluarga terpadu yaitu satu lembar untuk satu keluarga, sehingga data keluarga ini dapat tercatat secara utuh dan mempermudah perekaman data keluarga ke dalam media komputer menjadi Basis Data Mikro Keluarga yang terangkum dalam Data Keluarga Indonesia.

Tahun 2015 pelaksanaan Pendataan Keluarga menjadi program prioritas BKKBN karena dilaksanakan pada awal RPJMN 2015 – 2019. Keunggulan Data Keluarga adalah dapat ditelusuri by name by address, sehingga memberikan kepastian terhadap sasaran program secara tepat, akurat, relevan sesuai dengan kondisi saat ini.

Pengendalian penduduk melalui peningkatan kesadaran dan peran aktif keluarga Indonesia dalam mengatur kuantitas dan kualitas keluarga, akan “mengamankan” pengendalian kinerja dan indikator pembangunan ekonomi dan sumber-sumber kesejahteraan lainnya yang diselenggarakan Pemerintah dan masyarakat, untuk mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kesejahteraan yang merupakan hakikat pencapaian tujuan proklamasi 17 Agustus 1945.

Oleh karena itu dengan diterbitkannya Panduan Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga Tahun 2015 ini, maka semua para pihak terkait, khususnya penyelenggara pendataan keluarga memiliki acuan yang jelas dan tegas untuk mencapai ketersediaan informasi yang akurat, berkualitas, terpercaya dan bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

(9)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | v Jakarta, 19 Maret 2015

Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi,

(10)
(11)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

SAMBUTAN iii

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR ix

SURAT EDARAN SESTAMA xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1

B. TUJUAN 3

C. RUANG LINGKUP 3

D. BATASAN DAN PENGERTIAN 8

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI 21

A. KEBIJAKAN 21

B. STRATEGI 21

BAB III LANGKAH KEGIATAN 23

A. PERSIAPAN 23

B. PELAKSANAAN 27

C. PEMANFAATAN & PENYEBARLUASAN INFORMASI 31

BAB IV POKOK-POKOK KEGIATAN 37

A. SARANA & PRASARANA 37

B. SUMBER DAYA MANUSIA PENDATAAN 39

C. PENGORGANISASIAN 41

D. PELATIHAN/ORIENTASI 44

E. OPERASIONAL PENDATAAN 46

F. PENGAMATAN DAN EVALUASI 49

BAB V PENUTUP 53

(12)
(13)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengorganisasian Pendataan Keluarga di Lini 43 Lapangan

Gambar 2 Pelatihan/Orientasi Tata Cara Pencatatan dan 45 Pelaporan Pendataan Keluarga Tahun 2015

Gambar 3 Pengumpulan dan Pelaporan Hasil Pendataan 48 Keluarga Tahun 2015

(14)
(15)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | xi Yth.

1.

Para Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi

2.

Kepala BPMPKB DKI Jakarta di

Tempat

SURAT EDARAN

NOMOR : 922/HK.015/G4/2015 TENTANG

PELAKSANAAN PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015

Penduduk merupakan modal dasar dan faktor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan. Memasuki era baru perkembangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang semakin luas cakupan misinya, memerlukan dukungan data dan informasi yang semakin lengkap secara terus menerus, cepat, tepat, dan akurat.

Penyediaan data dan informasi Program KKBPK harus dikelola secara terpadu, terkoordinasi, profesional, dan berkesinambungan. Penyediaan data dan informasi salah satunya diperoleh melalui pendataan keluarga. Pendataan Keluarga tahun 2015 merupakan tanggung jawab dan kegiatan strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Penyelenggaraan Pendataan Keluarga dimaksudkan untuk mengumpulkan cakupan data nasional dan daerah yang meliputi data Demografi, data Keluarga Berencana, data Keluarga Sejahtera dan data Anggota Keluarga. Data keluarga yang diperoleh harus akurat, valid, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan melalui proses pengumpulan, pengolahan, penyajian, penyimpanan, serta pemanfaatan data dan informasi kependudukan dan keluarga. Jangkauan pendataan keluarga tahun 2015 meliputi pengelola data tingkat Pusat hingga lini lapangan. Pelaksanaan Pendataan Keluarga tahun 2015 ini sesuai dengan amanat dari:

1. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 49, menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengumpulkan,

(16)

xii | Pendataan Keluarga Tahun 2015

mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga melalui sensus, survei, dan pendataan keluarga;

2. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Lampiran I huruf N, menetapkan pembagian urusan pemerintahan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Urusan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana terdiri atas Sub Urusan Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Standardisasi dan Sertifikasi. Sub Urusan Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera menjadi tugas Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota sesuai kewenangan. Sedangkan untuk Urusan Standardisasi dan Sertifikasi menjadi tugas Pemerintah Pusat.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga, Pasal 53 ayat (1) menyatakan Pendataan keluarga wajib dilaksanakan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota secara serentak setiap 5 (lima) tahun untuk mendapatkan data keluarga yang akurat, valid, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan melalui proses pengumpulan, pengolahan, penyajian, penyimpanan, serta pemanfaatan data dan informasi kependudukan dan keluarga.

4. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 470/7580/SJ tanggal 19 Desember 2014, perihal Dukungan Pelaksanaan Pendataan Keluarga Tahun 2015. Seluruh Pemerintah Daerah diminta untuk:

a. Memberikan dukungan untuk mensukseskan pelaksanaan pendataan keluarga tahun 2015 dimasing-masing daerah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Hal-hal yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan akan diberikan petunjuk oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

5. Surat Deputi bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi nomor 768/RC.001/G4/2015 tanggal 16 Maret 2015 perihal Pelaksanaan Pendataan Keluarga 2015.

Untuk kelancaran penyelenggaraan Pendataan Keluarga tahun 2015 agar dapat terlaksana dengan sukses dan menghasilkan data yang berkualitas, dengan ini menghimbau kepada Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi seluruh Indonesia:

(17)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | xiii 1. Mengerahkan seluruh sumber daya dan upaya untuk mensukseskan

Pendataan Keluarga tahun 2015 agar menghasilkan data mikro keluarga by name by address yang akurat, valid, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan, sebagai basis data keluarga nasional dalam rangka membangun Sistem Informasi Keluarga.

2. Menggalang komitmen bersama para pembina hubungan struktrural dan fungsional Pusat dan Provinsi untuk mengendalikan pelaksanaan Pendataan Keluarga tahun 2015 sesuai dengan rencana aksi yang telah dibuat, dan akan membentuk Pos Koordinasi (Posko) Pendataan Keluarga di setiap tingkatan wilayah serta melakukan monitoring secara berjenjang.

3. Membentuk Tim Pendataan Keluarga Provinsi yang terdiri dari unsur Perwakilan BKKBN Provinsi, Koalisi Kependudukan, Dinas Dukcapil / Biro Pemerintahan/Biro Tata Pemerintahan Pemprov, PKK, Karang Taruna, dan seluruh mitra kerja terkait lainnya sesuai kondisi dan situasi daerah masing-masing.

4. Menjalin komunikasi program lintas sektoral secara intensif dan berkesinambungan untuk mensukseskan Pendataan Keluarga tahun 2015, serta melakukan pendekatan substansial kepada seluruh SKPD KB Kabupaten dan Kota di wilayahnya.

5. Bekerjasama dengan Unit Layanan Pengadaan Perwakilan BKKBN Provinsi untuk melaksanakan pengadaan dan distribusi formulir, sarana dan prasarana Pendataan Keluarga serta memastikan seluruh kader pendata sudah menerima.

6. Menugaskan di jajaran Saudara untuk menjadi trainer yang akan mendapatkan Training of Trainer (TOT) Pendataan Keluarga tahun 2015. Orientasi dan pelatihan pendataan keluarga akan dilaksanakan secara berjenjang, hingga seluruh kader pendata yang akan terlibat dalam pendataan keluarga.

7. Menyiapkan media dan sarana advokasi, sosialisasi, promosi, dan KIE untuk mensukseskan Pendataan Keluarga tahun 2015 baik melalui media cetak, elektronik, media luar ruang, media kelompok, media jaringan sosial, dan media tradisional dengan pendekatan kearifan lokal.

8. Melakukan advokasi kepada gubernur, bupati dan walikota, anggota dewan serta kepala dinas/badan/kantor, budayawan, tokoh agama/adat/ masyarakat di wilayah kerja masing-masing untuk mensukseskan Pendataan Keluarga tahun 2015.

(18)

xiv | Pendataan Keluarga Tahun 2015

9. Mengupayakan cakupan data hasil Pendataan Keluarga dapat mencapai 100%, serta memastikan seluruh hasil Pendataan Keluarga dikumpulkan dan dilaporkan secara berjenjang sampai ke Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN Provinsi paling lambat 30 Juni 2015.

10. Pengolahan data hasil Pendataan Keluarga tahun 2015 dapat selesai paling lambat minggu ke-2 Agustus 2015.

11. Melaksanakan Sarasehan awal Pendataan Keluarga di tingkat Dusun/RW dan Desa/Kelurahan pada minggu ke-3 dan ke-4 Mei 2015.

12. Hasil Pendataan Keluarga tahun 2015 secara nasional akan dipublikasikan pada tanggal 17 Agustus 2015.

13. Melaksanakan Sarasehan lanjut Pendataan Keluarga di tingkat Dusun/RW dan Desa/Kelurahan pada minggu ke-3 Agustus 2015 serta Diseminasi Hasil Pendataan Keluarga mulai minggu ke-4 Agustus 2015.

14. Meningkatkan pemanfaatan data hasil Pendataan Keluarga dan pemetaan keluarga, tidak hanya oleh pemerintah pusat tapi juga oleh pemerintah daerah sebagai basis data perencanaan dan operasional program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK), serta program pembangunan lainnya.

15. Melakukan analisis kuadran menggunakan data hasil Pendataan Keluarga tahun 2015 sehingga dapat mengetahui sasaran kerja dan permasalahan spesifik yang ada di kabupaten/kota di wilayahnya masing-masing.

Berkenaan dengan pelaksanaan Pendataan Keluarga tahun 2015, diminta semua pihak yang terlibat untuk menggunakan Panduan Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga Tahun 2015 sebagaimana terlampir dalam Surat Edaran ini.

Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

(19)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | xv Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 31 Maret 2015 SEKRETARIS UTAMA

BADAN KEPENDUDUKAN DAN

KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

IR. AMBAR RAHAYU, MNS

Tembusan Yth:

1. Para Pejabat Eselon I 2. Para Pejabat Eselon II

(20)
(21)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 1 LAMPIRAN SURAT EDARAN SEKRETARIS UTAMA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

NOMOR : 922/HK.015/G4/2015 TANGGAL : 31 MARET 2015

TENTANG : PELAKSANAAN PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelaksanaan Pendataan Keluarga yang dilaksanakan sejak tahun 1994 yang didasarkan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera merupakan bagian dari Sistem Informasi dan Manajemen Program KB Nasional, berkaitan dengan penyediaan informasi dan data keluarga untuk mendukung pelaksanaan operasional dan manajemen Program Kependudukan dan KB Nasional. Data hasil Pendataan Keluarga sebagai sumber data dan informasi diharapkan pelaksanaannya benar-benar dapat menghasilkan data dan informasi yang berkualitas, akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya serta memberikan gambaran yang tepat dan menyeluruh tentang keadaan di lapangan.

Dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, mekanisme Pendataan Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi yang berkaitan dengan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga di semua tingkatan wilayah. Undang-Undang tersebut diperkuat dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga, sehingga kegiatan Pendataan Keluarga sangat penting untuk Program Kependudukan, Keluarga Berencana, Pembangunan Keluarga dan berbagai program bantuan bagi keluarga Indonesia. Dipertegas kembali dengan terbitnya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada Lampiran: I huruf N. Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Sub Urusan 2. Keluarga Berencana, poin d: Pengelolaan dan pengendalian sistem informasi keluarga.

(22)

2 |Pendataan Keluarga Tahun 2015

Pengembangan variabel dan indikator serta mekanisme pelaksanaan Pendataan Keluarga bersifat dinamis mengikuti perkembangan kelembagaan Program KB Nasional yang didasari oleh Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah berkali-kali dirubah terakhir Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2013. Perkembangan kelembagaan dan lingkungan strategis seperti desentralisasi, demokratisasi, debirokratisasi, globalisasi, hak asasi manusia, pengarusutamaan gender, dan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, menuntut perlu segera dilakukan penyesuaian/ perubahan variabel dan indikator Pendataan Keluarga, sehingga diperlukan penyempurnaan terhadap variabel-variabel dalam Pendataan Keluarga.

Tahun 2015 pelaksanaan Pendataan Keluarga menjadi program prioritas BKKBN karena dilaksanakan pada awal RPJMN 2015 – 2019. Selain itu, Pendataan Keluarga Tahun 2015 mendapatkan dukungan dengan diterbitkannya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 470/7580/SJ Tanggal 19 Desember 2014, yang dilanjutkan dengan Instruksi Gubernur serta Bupati dan Walikota tentang Dukungan Pelaksanaan Pendataan Keluarga Tahun 2015.

Memperhatikan berbagai tuntutan di atas dan perkembangan pemanfaatan teknologi informasi, perlu dilakukan pengembangan sistem pengumpulan serta pengelolaan data hasil Pendataan Keluarga secara desentralisasi. Pengembangan yang dilakukan adalah dengan membangun satu instrumen pengumpulan data keluarga terpadu yaitu satu lembar untuk satu keluarga, sehingga data keluarga ini dapat tercatat secara utuh dan mempermudah perekaman data keluarga ke dalam media komputer menjadi Basis Data Mikro Keluarga Indonesia. Hasil Pendataan Keluarga tahun 2015 harus menjadi primadona untuk menjawab kebutuhan data dan informasi pembangunan keluarga yang dibutuhkan oleh program intervensi Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2015 – 2019. Keunggulan hasil Pendataan Keluarga adalah dapat ditelusuri by name by address, sehingga memberikan kepastian terhadap sasaran program yang tepat, akurat, relevan sesuai dengan kondisi saat ini dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan data sektor lain.

(23)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 3

B. TUJUAN

1. Umum

Tersedianya Panduan Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga Tahun 2015 yang merupakan panduan umum dan acuan bagi pengelola data tingkat Pusat hingga lini lapangan dan setiap tingkatan wilayah dalam rangka penyelenggaraan Pendataan Keluarga sehingga terwujud basis data keluarga Indonesia.

2. Khusus

Panduan ini secara khusus menjelaskan langkah-langkah Pendataan Keluarga yang meliputi persiapan, pelaksanaan, penyebarluasan data dan informasi, pemantauan dan evaluasi hasil Pendataan Keluarga di setiap tingkatan wilayah dari tingkat RT, dusun/RW, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten dan kota, provinsi, dan nasional, agar:

a. Tersedia Basis Data Kependudukan termasuk di dalamnya basis data individu anggota keluarga;

b. Tersedia Basis Data Keluarga Berencana; c. Tersedia Basis Data Pembangunan Keluarga.

C. RUANG LINGKUP

1. Jangkauan

Adalah pengelola data tingkat Pusat hingga lini lapangan yang memanfaatkan panduan ini, dengan rincian sebagai berikut: a. Tingkat Pusat

1) Unit kerja di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

2) Mitra Kerja Terkait

 Pemerintah;

 Non Pemerintah. b. Tingkat Provinsi

1) Perwakilan BKKBN Provinsi. 2) Mitra Kerja Terkait

 Pemerintah;

(24)

4 |Pendataan Keluarga Tahun 2015 c. Tingkat Kabupaten dan Kota

1) SKPD-KB Kabupaten dan Kota. 2) Mitra Kerja Terkait

 Pemerintah;

 Non Pemerintah. d. Tingkat Lini Lapangan:

1) Kepala UPT/PPLKB/Koordinator PLKB; 2) PLKB/PKB;

3) PPKBD; 4) Sub PPKBD; 5) Kader Pendata; 6) Mitra Kerja Terkait.

2. Sasaran

Sasaran pada pendataan keluarga adalah keluarga, data yang dikumpulkan terdiri dari:

a. Data Kependudukan terdiri dari data wilayah dan data individu anggota keluarga :

1) Data Wilayah merupakan wilayah keluarga bertempat tinggal yang terdiri dari :

a) Kode Provinsi;

b) Kode Kabupaten dan Kota; c) Kode Kecamatan;

d) Kode Desa/Kelurahan;

e) Kode Dusun/Rukun Warga (RW); f) Kode Rukun Tetangga (RT); g) Nomor Rumah;

h) Nomor Urut Keluarga (diisi oleh kader sesuai dengan urutan Kepala Keluarga yang didata);

i) Nomor Kendali Referensi (diisi untuk jumlah anggota keluarga yang lebih dari 7 orang).

2) Data Individu Anggota Keluarga merupakan data per masing-masing individu keluarga terkait dengan :

a) Nomor Induk Kependudukan (NIK); b) Nama;

c) Tanggal, Bulan Dan Tahun Lahir; d) Umur;

e) Hubungan Dengan Kepala Keluarga; f) Jenis Kelamin;

g) Agama; h) Pendidikan; i) Pekerjaan;

(25)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 5

j) Status Perkawinan;

k) Kesertaan Dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

b. Data Keluarga Berencana

1) Usia kawin pertama suami dan istri;

2) Jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup dan masih hidup berdasarkan jenis kelamin;

3) Kesertaan dalam ber-KB;

4) Metode kontrasepsi yang sedang/pernah digunakan menurut jenisnya: a) IUD; b) MOW; c) MOP; d) Implant; e) Suntik; f) Pil; g) Kondom; h) Tradisional.

5) Bila sedang ber-KB, sudah berapa lama menggunakan metode kontrasepsi tersebut (tahun dan bulan);

6) Keinginan untuk memiliki anak; 7) Alasan tidak ber-KB:

a) Sedang hamil; b) Alasan fertilitas; a) Tidak menyetujui KB; b) Tidak tahu tentang KB; c) Takut efek samping; d) Pelayanan KB jauh; e) Tidak mampu/mahal; f) Lainnya. 8) Tempat pelayanan KB: a) RSUP/RSUD; b) RS TNI; c) RS POLRI; d) RS SWASTA; e) Klinik Utama; f) Puskesmas; g) Klinik Pratama; h) Praktek Dokter; i) RS Pratama; j) Pustu/Pusling/Bidan Desa; k) Poskesdes/Polindes; l) Praktek Bidan;

(26)

6 |Pendataan Keluarga Tahun 2015

m) Pelayanan Bergerak; n) Lainnya.

c. Data Pembangunan Keluarga

1) Keluarga membeli satu stel pakaian baru untuk seluruh anggota keluarga minimal setahun sekali;

2) Seluruh anggota keluarga makan minimal 2 kali sehari; 3) Seluruh anggota keluarga bila sakit berobat ke fasilitas

kesehatan;

4) Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian;

5) Seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/telur minimal seminggu sekali;

6) Seluruh anggota keluarga menjalankan ibadah agama sesuai ketentuan agama yang dianut;

7) Pasangan usia subur dengan dua anak atau lebih menjadi peserta KB;

8) Keluarga memiliki tabungan dalam bentuk uang/emas/tanah/hewan minimal senilai Rp 1.000.000,-; 9) Keluarga memiliki kebiasaan berkomunikasi dengan

seluruh anggota keluarga;

10) Keluarga ikut dalam kegiatan sosial di lingkungan RT; 11) Keluarga memiliki akses informasi dari surat

kabar/majalah/radio/tv/lainnya;

12) Keluarga memiliki anggota yang menjadi pengurus kegiatan sosial;

13) Keluarga mempunyai balita ikut kegiatan Posyandu; 14) Keluarga mempunyai balita ikut kegiatan BKB; 15) Keluarga mempunyai remaja ikut kegiatan BKR; 16) Ada anggota keluarga masih remaja ikut PIK-R/M;

17) Keluarga lansia atau mempunyai lansia ikut kegiatan BKL; 18) Keluarga mengikuti kegiatan UPPKS;

19) Jenis atap rumah terluas; 20) Jenis dinding rumah terluas; 21) Jenis lantai rumah terluas; 22) Sumber penerangan utama; 23) Sumber air minum;

(27)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 7

24) Bahan bakar utama untuk memasak; 25) Fasilitas tempat buang air besar;

26) Status kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal; 27) Luas rumah/bangunan keseluruhan (m2);

28) Jumlah orang yang tinggal dan menetap di rumah/bangunan.

3. Manfaat

Data Keluarga yang dikumpulkan melalui Pendataan Keluarga, bermanfaat untuk:

a. Pengolahan Data

1) Mempermudah dan mempercepat proses perekaman hasil Pendataan Keluarga menjadi basis data keluarga.

2) Mempercepat pengolahan data untuk lebih mudah dimanfaatkan dan didayagunakan.

3) Mempermudah pemeliharaan dan pemutakhiran basis data keluarga di lini lapangan.

b. Peta Sasaran

1) Penentuan sasaran yang lebih tajam berdasarkan kondisi, potensi dan kebutuhan aktual dari masing masing keluarga yang ada di setiap tingkatan wilayah.

2) Pembuatan peta keluarga berdasarkan tingkat kesertaan KB, dan tahapan Keluarga Sejahtera tiap keluarga di suatu wilayah tertentu.

c. Program Dukungan dan Sarana Motivasi

1) Penentuan program dukungan yang sesuai untuk setiap keluarga dan setiap wilayah tertentu.

2) Peningkatan kualitas kesertaan ber-KB untuk penggunaan metode kontrasepsi yang lebih efektif, aman, dan nyaman. 3) Sarana motivasi untuk mendorong setiap keluarga

meningkatkan tahapan keluarga sejahteranya.

d. Program lainnya

Pemanfaatan hasil pendataan keluarga untuk kepentingan pembangunan keluarga melalui keterlibatan sektor lain, antara lain seperti :

(28)

8 |Pendataan Keluarga Tahun 2015

1) Bidang Pendidikan; 2) Bidang Kesehatan Dasar; 3) Bidang Perumahan Rakyat; 4) Bidang Penyuluhan Agama;

5) Bidang Administrasi Kependudukan; 6) Bidang Sosial Kemasyarakatan;

7) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; 8) Bidang Perencanaan dan Pembangunan Daerah.

D. BATASAN DAN PENGERTIAN

Dalam pelaksanaan kegiatan Pendataan Keluarga diberikan pengertian/batasan terhadap beberapa istilah yang berkaitan dengan pelaksanaan Pendataan Keluarga, sebagai berikut:

1. Umum

a. Pendataan Keluarga

Adalah kegiatan pengumpulan data primer tentang data Kependudukan, data Keluarga Berencana, data Pembangunan keluarga dan data Anggota Keluarga yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah (BKKBN) secara serentak pada waktu yang telah ditentukan dan selanjutnya akan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali melalui kunjungan ke keluarga dari rumah ke rumah. Setiap tahun dilakukan pemutakhiran data Kependudukan, data Keluarga Berencana, data Pembangunan keluarga dan data Anggota Keluarga secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.

b. Basis Data Keluarga

Adalah kumpulan informasi dan data keluarga serta individu anggota keluarga hasil Pendataan Keluarga di setiap wilayah pendataan (RT, Dusun/RW) dan setiap tingkatan wilayah administrasi (desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten dan kota, provinsi, dan pusat) yang tersimpan dalam file elektronik dan file cetak.

c. Rumah Tangga

Adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang biasanya tinggal bersama dan makan dari satu dapur, atau seorang yang

(29)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 9 mendiami sebagian atau seluruh bangunan serta mengurus keperluan sendiri. Dalam pendataan ini, rumah tangga dapat disamakan dengan rumah.

d. Keluarga

Adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Diluar definisi di atas dianggap sebagai keluarga khusus.

e. Keluarga Khusus

Adalah keluarga yang tidak memenuhi definisi keluarga, namun memiliki hubungan keluarga sesama anggotanya, misalnya kakak dan adik tanpa orang tua, seorang kakek/nenek dan cucunya, atau seorang diri (sebatang kara).

f. Kepala Keluarga

Adalah laki laki atau perempuan yang berstatus kawin, atau janda, atau duda, atau tidak kawin, yang mengepalai suatu keluarga yang anggotanya terdiri dari istri/suaminya dan atau anak-anaknya.

g. Anak

Adalah anak kandung atau anak tiri atau anak angkat yang belum menikah, serta masih dalam pengasuhan dan tanggung jawab kepala keluarga.

h. Keluarga Sejahtera

Adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

i. Formulir Pendataan Keluarga (F/I/PK/15)

Adalah formulir yang digunakan untuk mencatat data keluarga yang dilakukan oleh kader pendata. Formulir ini mencatat secara lengkap data kepala keluarga beserta seluruh anggota keluarganya yang meliputi informasi tentang kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga.

(30)

10 |Pendataan Keluarga Tahun 2015 j. Formulir Data Keluarga Indonesia

Adalah formulir print out hasil pengolahan Basis Data Keluarga, yang dapat digunakan memutakhirkan data keluarga, karena terjadinya mutasi/perubahan dari data keluarga dan individu anggota keluarga tersebut.

k. Program Aplikasi Pendataan Keluarga

Adalah suatu program aplikasi komputer yang digunakan untuk melakukan perekaman dan pengolahan formulir Pendataan Keluarga (F/I/PK/15) menjadi basis data keluarga.

l. Sarasehan hasil Pendataan Keluarga

Adalah pertemuan yang dilakukan oleh pengelola/petugas KB dengan pimpinan wilayah/pihak-pihak yang berkepentingan setempat, untuk melakukan verifikasi dan validasi data keluarga, pada tingkat dusun/RW sampai desa/kelurahan untuk membahas dan menyepakati hasil Pendataan Keluarga.

m. Diseminasi hasil Pendataan Keluarga

Adalah suatu upaya kegiatan penyebarluasan hasil Pendataan Keluarga kepada pihak atau kelompok/individu yang berkepentingan dengan data informasi laporan hasil Pendataan Keluarga, agar mereka mengetahui, memahami dan memanfaatkan data informasi keluarga tersebut dalam penggarapan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga.

n. Sosialisasi hasil Pendataan Keluarga

Adalah suatu upaya memasyarakatkan data hasil Pendataan Keluarga, sehingga data tersebut dikenal, dipahami, dihayati oleh pihak-pihak tertentu yang berkepentingan atau masyarakat umum.

2. Kependudukan a. Agama

Adalah keyakinan yang dianut oleh masing masing keluarga/anggota keluarga, terdiri dari : Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, dan lainnya.

(31)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 11 b. Pendidikan

Adalah pendidikan formal (baik melalui sekolah umum, swasta, homeschooling, ataupun kejar paket).

c. Tidak/belum sekolah

Adalah status sekolah bagi mereka yang sama sekali belum pernah sekolah, termasuk mereka yang telah tamat atau belum tamat Taman Kanak-Kanak tetapi tidak/belum melanjutkan ke Sekolah Dasar. Selain itu juga, status sekolah bagi mereka yang pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal, tetapi pada saat pendataan tidak lagi terdaftar dan tidak lagi aktif.

d. Masih bersekolah

Adalah status sekolah bagi mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal. e. Pekerjaan

Adalah keadaan ketenagakerjaan yang meliputi kegiatan yang dilakukan selama seminggu yang lalu, bidang usaha/pekerjaan utama, dan status/kedudukan dalam pekerjaan utama.

f. Status Perkawinan

Adalah keadaan yang menyatakan ada atau tidaknya ikatan perkawinan pada lelaki dan perempuan, yang dinyatakan sah berdasarkan hukum/agama/adat.

g. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Adalah semua asuransi kesehatan yang terdapat di Indonesia yang memberikan jaminan kesehatan perorangan ataupun badan.

h. Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Penerima Bantuan Iuran (BPJS – PBI)

Adalah individu atau anggota keluarga yang menjadi peserta jaminan Kartu BPJS atau program jaminan kesehatan lainnya yang diterima melalui bantuan iuran pemerintah atau pemerintah daerah secara gratis, dan berlaku pada program BPJS.

i. Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Bukan Penerima Bantuan Iuran (BPJS – Non PBI)

(32)

12 |Pendataan Keluarga Tahun 2015

Adalah individu atau anggota keluarga yang menjadi peserta jaminan Kartu BPJS atau program jaminan kesehatan lainnya yang diterima dari mendaftarkan sendiri-sendiri ataupun kolektif dengan pembiayaan premi secara mandiri, dan berlaku pada program BPJS.

j. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional bukan Peserta BPJS (Non BPJS)

Adalah individu atau anggota keluarga yang menjadi peserta jaminan kartu asuransi kesehatan lainnya diluar program BPJS, yang diterima dari mendaftarkan sendiri-sendiri ataupun kolektif dengan pembiayaan premi secara mandiri. k. Tidak Punya Asuransi

Adalah individu atau anggota keluarga yang tidak memiliki jaminan kesehatan apapun, baik yang dimiliki secara gratis maupun dengan membayar/mendaftar secara mandiri. 3. Keluarga Berencana

a. Pasangan Usia Subur (PUS)

Adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 10 sampai dengan 49 tahun.

b. Usia Kawin Pertama

Adalah usia suami dan istri pada saat pertama kali menikah. Jika sudah menikah dua kali, maka yang dicatat adalah umur saat pertama kali kawin.

c. Jumlah Anak Yang Pernah Dilahirkan Hidup

Adalah banyaknya anak yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin, dalam kondisi hidup atau menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas, ada denyut jantung atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot. Jika anak pada saat dilahirkan dalam kondisi hidup kemudian meninggal pada waktu masih bayi tetap dikatakan anak lahir hidup (ALH).

d. Peserta Keluarga Berencana (KB)

Adalah pasangan usia subur yang suami atau istrinya sedang menggunakan/pernah menggunakan salah satu metode kontrasepsi modern/tradisional.

Metode Kontrasepsi Modern adalah IUD, MOP, MOW, Kondom, Implant, Suntik, dan Pil. Metode Kontrasepsi

(33)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 13 Tradisional adalah kalender, obat tradisional, senggama terputus dan MAL atau cara tradisional lainnya.

e. Bukan Peserta Keluarga Berencana (KB)

Adalah pasangan usia subur (suami ataupun istri) yang tidak sedang menggunakan salah satu metode kontrasepsi modern/tradisional atau karena alasan lainnya pada saat pendataan (sedang hamil; alasan fertilitas, tidak menyetujui KB; tidak tahu tentang KB; takut efek samping; pelayanan KB jauh; tidak mampu/mahal; dan lainnya).

Sedangkan, untuk alasan lainnya misalnya alasan agama, dilarang suami.

f. Tempat Pelayanan KB

Adalah tempat pelayanan KB milik pemerintah maupun swasta yang meliputi: RSUP/RSUD; RS TNI; RS POLRI; RS SWASTA; Klinik Utama; Puskesmas; Klinik Pratama; Praktek Dokter; RS Pratama; Pustu/Pusling/Bidan Desa; Poskesdes/Polindes; Praktek Bidan; Pelayanan Bergerak; dan lainnya.

g. RSUP/RSUD

Adalah rumah sakit yang berada dalam satuan kerja perangkat daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. h. Rumah Sakit TNI

Adalah rumah sakit yang dikelola oleh TNI. i. Rumah Sakit POLRI

Adalah rumah sakit yang dikelola oleh POLRI. j. Rumah Sakit Swasta

Adalah rumah sakit yang dikelola oleh swasta, baik pribadi ataupun lembaga.

k. Klinik Utama

Adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. l. Puskesmas

Adalah fasilitas kesehatan pemerintah di tingkat kecamatan maupun desa/kelurahan.

(34)

14 |Pendataan Keluarga Tahun 2015 m. Klinik Pratama

Adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar.

n. Praktek Dokter

Adalah dokter yang melaksanakan praktik secara mandiri/perorangan, termasuk didalamnya dokter umum maupun dokter spesialis.

o. Rumah Sakit Pratama

Adalah rumah sakit umum yang hanya menyediakan pelayanan perawatan kelas 3 (tiga) untuk peningkatan akses bagi masyarakat dalam rangka menjamin upaya pelayanan kesehatan perorangan yang memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, serta pelayanan penunjang lainnya.

p. Pustu/Pusling/Bidan Desa

Adalah layanan puskesmas pembantu, puskesmas keliling maupun bidan desa.

q. Poskesdes/Polindes

Adalah layanan pos kesehatan desa ataupun pos bersalin desa.

r. Praktek Bidan

Adalah bidan yang melaksanakan praktik secara mandiri/perorangan.

s. Pelayanan Bergerak

Adalah fasilitas kesehatan yang siap guna dan bersifat sementara dalam jangka waktu tertentu dan dapat dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain di daerah tertinggal, terpencil, kepulauan dan daerah perbatasan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang dilaksanakan selama 24 jam melalui pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat/pelayanan darurat.

4. Pembangunan Keluarga

a. Keluarga Membeli Minimal Satu Stel Pakaian Baru Untuk Seluruh Anggota Keluarga Setahun Sekali

Adalah keluarga yang mampu membeli pakaian baru untuk seluruh anggota keluarganya paling kurang satu kali dalam

(35)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 15 satu tahun. Pengertian pakaian baru adalah pakaian layak pakai (baru ataupun bekas).

b. Seluruh Anggota Keluarga Makan Minimal 2 (Dua) Kali Sehari

Pengertian makan adalah makan menurut kebiasaan keluarga atau masyarakat setempat. Keluarga mampu menyediakan makanan bersumber karbohidrat (misalnya makan nasi, sagu, singkong (ubi kayu), ubi (ubi jalar), jagung, dan sumber karbohidrat lainnya) dua kali sehari untuk seluruh anggota keluarganya. Dikatakan tidak berlaku bila terdapat anggota keluarga tidak makan minimal 2 kali sehari karena alasan lain, bukan karena alasan ekonomi, seperti sedang diet.

c. Seluruh Anggota Keluarga Bila Sakit Berobat Ke Fasilitas Kesehatan

Adalah keluarga mengakses fasilitas kesehatan dan pengobatan modern pada saat dibutuhkan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit.

d. Seluruh Anggota Keluarga Memiliki Pakaian Yang Berbeda Untuk Di Rumah, Bekerja/Sekolah dan Bepergian

Adalah pemilikan pakaian yang tidak hanya satu pasang, sehingga tidak terpaksa harus memakai pakaian yang sama dalam kegiatan hidup yang berbeda-beda. Misalnya pakaian untuk di rumah (untuk tidur atau beristirahat di rumah) lain dengan pakaian untuk ke sekolah atau untuk bekerja (ke sawah, ke kantor, berjualan dan sebagainya) dan lain pula dengan pakaian untuk bepergian (seperti menghadiri undangan perkawinan, piknik, ke rumah ibadah dan sebagainya).

e. Seluruh Anggota Keluarga Makan Daging/Ikan/Telur Minimal Seminggu Sekali

Adalah memakan daging yang berasal dari hewan ternak (hewan potong), ikan dan telur sebagai lauk pada waktu makan, dengan kata lain kebutuhan protein dan asupan gizi terpenuhi oleh seluruh anggota keluarga. Indikator ini tidak berlaku untuk keluarga vegetarian.

f. Seluruh anggota keluarga menjalankan ibadah agama sesuai ketentuan agama yang dianut

Adalah kegiatan seluruh anggota keluarga untuk melaksanakan ibadah, sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

(36)

16 |Pendataan Keluarga Tahun 2015

g. Pasangan usia subur dengan dua anak atau lebih menjadi peserta KB

Adalah pasangan suami istri, yang istrinya berumur 10 - 49 tahun dengan dua anak atau lebih dan pada saat pendataan suami atau istrinya menggunakan salah satu alat kontasepsi modern/tradisional.

h. Keluarga Memiliki Tabungan Dalam Bentuk Uang/Emas/Tanah/Hewan Minimal Senilai Rp.1.000.000,- Adalah untuk mengetahui apakah sebagian penghasilan keluarga disisihkan untuk ditabung baik berupa uang maupun berupa barang (misalnya dibelikan emas/barang perhiasan, hewan ternak, sawah, tanah, rumah sewaan dan sebagainya), dan jika diuangkan minimal senilai Rp.1.000.000,-

i. Keluarga Memiliki Kebiasaan Berkomunikasi Dengan Seluruh Anggota Keluarga

Adalah kebiasaan seluruh anggota keluarga untuk berkumpul dan bersama-sama membahas persoalan yang dihadapi dalam satu minggu atau untuk berkomunikasi dan bermusyawarah antar seluruh anggota keluarga paling kurang seminggu sekali.

j. Keluarga Ikut dalam Kegiatan Sosial Di Lingkungan RT Adalah keikutsertaan seluruh atau sebagian dari anggota keluarga dalam kegiatan masyarakat di lingkungan Rukun Tetangga (RT) di tempat tinggal sekitarnya yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti gotong royong, ronda malam, rapat RT, arisan, pengajian, kegiatan PKK, kegiatan kesenian, olah raga dan sebagainya.

k. Keluarga Memiliki Akses Informasi Dari Surat Kabar/Majalah/Radio/TV/Lainnya

Adalah tersedianya kesempatan bagi anggota keluarga untuk memperoleh informasi baik secara lokal, nasional, regional, maupun internasional, melalui media cetak (seperti surat kabar, majalah, bulletin) atau media elektronik (seperti radio, televisi). Media massa tersebut tidak perlu hanya yang dimiliki atau dibeli sendiri oleh keluarga yang bersangkutan, tetapi dapat juga yang dipinjamkan atau dimiliki oleh orang/keluarga lain, ataupun yang menjadi milik umum/milik bersama.

l. Keluarga Memiliki Anggota Yang Menjadi Pengurus Kegiatan Sosial

(37)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 17 Adalah adanya anggota keluarga yang menjadi pengurus pada berbagai organisasi/kepanitiaan di lingkungan tempat tinggal (seperti pengurus pada yayasan, organisasi adat, kesenian, olah raga, keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat, pengurus RT/RW, LKMD/LMD dan sebagainya). m. Keluarga Mempunyai Balita Ikut Kegiatan Posyandu

Adalah keluarga yang mempunyai anak balita yang berumur 1-5 tahun yang mengikuti kegiatan di Posyandu di lingkungan tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan Pendataan Keluarga. Anak lebih dari 5 tahun atau lebih dari 59 bulan tidak termasuk balita.

Posyandu adalah “pos tempat pelayanan terpadu” sebagai wahana mendekatkan pelayanan kesehatan dan KB oleh Puskesmas/Pustu setempat untuk memberikan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan dan KB bagi ibu dan anak balita di daerah setingkat desa/dusun/RW/RT.

n. Keluarga Mempunyai Balita Ikut Kegiatan BKB

Adalah keluarga yang mempunyai anak berusia di bawah lima tahun, yang aktif mengikuti kegiatan Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) di lingkungan tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan Pendataan Keluarga.

Bina Keluarga Balita (BKB) adalah upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang balitanya melalui rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, sosial, emosional serta moral yang berlangsung dalam proses interaksi antara ibu/anggota keluarga lainnya dengan anak balita.

o. Keluarga Mempunyai Remaja Ikut Kegiatan BKR

Adalah keluarga yang mempunyai anak remaja (anak usia 10- 24 tahun), yang aktif mengikuti kegiatan Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) di lingkungan tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan Pendataan Keluarga.

Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah upaya untuk peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran orang tua dalam mendidik anak remaja dengan benar, agar anak remaja terhindar dari perilaku seks bebas, HIV-AIDS, dan narkoba.

(38)

18 |Pendataan Keluarga Tahun 2015

p. Ada Anggota Keluarga Masih Remaja Ikut PIK R/M

Adalah anak remaja berusia 10-24 tahun yang ada di keluarga mengikuti kegiatan PIK-Remaja (Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja), baik PIK-Remaja di sekolahnya maupun PIK-Remaja di organisasi tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan Pendataan Keluarga.

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) adalah suatu wadah kegiatan Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja, guna memberikan informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta perencanaan kehidupan berkeluarga.

q. Keluarga Lansia atau Masih Mempunyai Lansia Ikut Kegiatan BKL

Adalah keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang berusia 60 tahun keatas (lansia), yang aktif mengikuti kegiatan Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) di lingkungan tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan Pendataan Keluarga.

Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah upaya untuk peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan anggota keluarga yang lansia. r. Keluarga Mengikuti Kegiatan UPPKS

Adalah keluarga yang aktif menjadi pengurus/anggota UPPKS di lingkungan tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan Pendataan Keluarga.

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) adalah kegiatan usaha ekonomi produktif keluarga, terutama kaum ibu para peserta KB dari Keluarga Pra Sejahtera serta keluarga tahapan lainnya, dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan keluarga.

s. Jenis Atap Rumah Terluas

Adalah digunakan untuk mengetahui jenis atap rumah terluas yang ditempati oleh seluruh anggota keluarga, apakah terbuat dari: daun/rumbia; seng/asbes; genteng/sirap; lainnya.

t. Jenis Dinding Rumah Terluas

Adalah digunakan untuk mengetahui jenis dinding rumah terluas yang ditempati oleh seluruh anggota keluarga, apakah terbuat dari: tembok; kayu/seng; bambu; lainnya.

(39)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 19 u. Jenis Lantai Rumah Terluas

Adalah digunakan untuk mengetahui jenis lantai rumah terluas yang ditempati oleh seluruh anggota keluarga, apakah terbuat dari: ubin/keramik/marmer; semen/papan; tanah; dan lainnya.

v. Sumber Penerangan Utama

Adalah keluarga yang memiliki sumber penerangan listrik dari PLN atau non PLN, diesel/genset (yang dimaksud adalah adalah diesel/genset pribadi), lampu minyak dan lainnya. w. Sumber Air Minum

Adalah sumber air minum yang digunakan oleh seluruh anggota keluarga apakah berasal dari: ledeng/kemasan; sumur terlindung/pompa/mata air; air hujan/air sungai; dan lainnya.

x. Bahan Bakar Utama Untuk Memasak

Adalah bahan bakar utama yang digunakan oleh anggota keluarga untuk memasak sehari-hari, apakah menggunakan: listrik/gas; minyak tanah; arang/kayu; lainnya.

y. Fasilitas Tempat Buang Air Besar

Adalah ketersediaan jamban/kakus yang dapat digunakan oleh seluruh anggota keluarga. Fasilitas tempat buang air besar dibedakan menjadi: jamban sendiri bila hanya digunakan oleh seluruh anggota saja; jamban bersama bila digunakan oleh seluruh anggota keluarga dengan beberapa orang lainnya diluar anggota keluarga; jamban umum bila fasilitas tempat buang air besar dapat digunakan oleh setiap orang; dan lainnya.

z. Status Kepemilikan Rumah/Bangunan Tempat Tinggal

Adalah status kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal yang ditempati oleh seluruh anggota keluarga, apakah milik sendiri/sewa/kontrak/lainnya. Jika rumah tempat tinggal adalah milik sendiri atau bukan menumpang tinggal dengan orang lain/sewa/mengontrak, harus dan dibuktikan menurut bukti kepemilikan tanah tempat tinggal.

aa. Luas Rumah/Bangunan Keseluruhan (m2)

Adalah keseluruhan luas bangunan, baik tingkat atas, maupun tingkat bawah, termasuk bagian dapur, kamar mandi, paviliun, garasi dan gudang yang ditempati oleh seluruh anggota keluarga dalam (m2).

(40)

20 |Pendataan Keluarga Tahun 2015

bb. Orang Yang Biasa Tinggal dan Menetap di Rumah/ Bangunan ini

Adalah keseluruhan jumlah orang yang biasa tinggal di rumah yang ditempati.

(41)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 21 BAB II

KEBIJAKAN & STRATEGI

Dalam pelaksanaan kegiatan Pendataan Keluarga diperlukan kebijakan dan strategi agar dapat mencapai sasaran sebagaimana yang telah di tetapkan, sebagai berikut:

A. KEBIJAKAN

Pendataan Keluarga Tahun 2015 diarahkan untuk mendapatkan data dan informasi tentang Kependudukan, Keluarga Berencana, Pembangunan keluarga, secara akurat, valid, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam mendukung kebijakan nasional Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga;

Pendataan Keluarga Tahun 2015 digunakan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada, secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

B. STRATEGI

a. Memanfaatkan teknologi informasi dalam pengelolaan Pendataan Keluarga;

b. Mendayagunakan sumber daya yang ada di lini lapangan;

c. Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia pelaksana Pendataan Keluarga;

d. Menggalang kemitraan dengan berbagai mitra kerja dan stakeholder Pendataan Keluarga;

e. Menyediakan sarana dan prasarana Pendataan Keluarga sesuai dengan kebutuhan;

(42)

22 |Pendataan Keluarga Tahun 2015

f. Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala;

(43)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 23 BAB III

LANGKAH KEGIATAN

Pendataan Keluarga adalah kegiatan mengumpulan data primer keluarga, tentang data kependudukan, data keluarga berencana dan pembangunan keluarga, dan data individu anggota keluarga, yang dilakukan oleh para kader pendata/masyarakat dan PLKB/PKB bersama pemerintah secara serentak pada waktu yang telah ditentukan (1-31 Mei) melalui kunjungan ke keluarga dari rumah ke rumah dan observasi.

Dalam proses pencatatan data keluarga, dikembangkan formulir yang lebih sederhana yang disebut F/I/PK/15, yaitu satu lembar formulir untuk mencatat data keluarga dan individu anggota keluarga, sehingga memudahkan para kader pendata.

A. PERSIAPAN

1. TINGKAT PUSAT

a. BKKBN (c.q. Direktorat Pelaporan dan Statistik) menyiapkan Panduan Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga Tahun 2015 yang berisi tentang mekanisme pelaksanaan pendataan di setiap tingkatan wilayah, serta mendistribusikan kepada Perwakilan BKKBN Provinsi.

b. BKKBN (c.q. Direktorat Pelaporan dan Statistik) menerbitkan Instruksi Kepala BKKBN dan dukungan surat dari Menteri Dalam Negeri tentang Pelaksanaan Kegiatan Pendataan Keluarga kepada Perwakilan BKKBN Provinsi dan Pemerintah Daerah Provinsi, serta SKPD-KB Kabupaten dan Kota dan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota.

c. Membentuk Pos Koordinasi (Posko) sebagai pusat rujukan yang diharapkan dapat memberikan dukungan dalam pelaksanaan Pendataan Keluarga, baik menyangkut pelaksanaan administrasi, sarana dan prasarana, kesiapan

(44)

24 |Pendataan Keluarga Tahun 2015

petugas pendata maupun pemecahan masalah yang terjadi di lapangan.

d. BKKBN (c.q. Direktorat Teknologi Informasi dan Dokumentasi) menyiapkan Data Center dan sistem aplikasi untuk kebutuhan monitoring dan operasional pengumpulan dan pengolahan data serta pemanfaatan data hasil Pendataan Keluarga secara online dan offline, terdiri dari:

1) Monitoring pelaksanaan kegiatan Pendataan Keluarga; 2) Monitoring posko pengumpulan formulir dan pengolahan

data;

3) Data entry offline;

4) Database keluarga indonesia online;

5) Manajemen wilayah.

e. BKKBN (cq. Pusdiklat Tenaga Program bekerja sama dengan Direktorat Pelaporan dan Statistik) menyelenggarakan pelatihan atau orientasi kepada petugas pengelola data dan informasi di tingkat pusat dan provinsi.

f. BKKBN (cq. Direktorat Advokasi dan KIE) melakukan sosialisasi kepada masyarakat dilakukan di tingkat nasional melalui media elektronik atau cetak yang mempunyai jangkauan jaringan nasional.

g. BKKBN (cq. Deputi Advokasi, Penggerakan dan Informasi bekerjasama dengan BPMPKB Provinsi DKI Jakarta) menyiapkan pencanangan perdana Pendataan Keluarga, dengan terlebih dahulu mendata keluarga pejabat pemerintah di tingkat nasional/tokoh nasional/tokoh masyarakat/tokoh agama.

2. TINGKAT PROVINSI

a. Perwakilan BKKBN Provinsi (cq. Bidang Advokasi, Pengge- rakan dan Informasi) menerbitkan Instruksi Gubernur berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tentang Pelaksanaan Pendataan Keluarga kepada bupati dan walikota di wilayahnya.

b. Perwakilan BKKBN Provinsi (cq. Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi) menyiapkan sarana dan prasarana pendataan keluarga berupa :

1) Formulir F/I/PK/15 dan Stiker Tanda Pendataan; 2) Blanko Peta Keluarga dan Kupon Keluarga;

(45)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 25 3) Formulir Rek.RT/F/I/PK/15; 4) Formulir Rek.Dus/F/I/PK/15; 5) Formulir Rek.Des/F/I/PK/15; 6) Formulir Rek.Kec/F/I/PK/15; 7) Formulir Rek.Kab/F/I/PK/15.

c. Perwakilan BKKBN Provinsi (cq. Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi) membentuk Tim Pos Koordinasi di tingkat provinsi serta penetapan sekretariatnya untuk memantau perkembangan pelaksanaan Pendataan Keluarga.

d. Perwakilan BKKBN Provinsi (c.q. Bidang Pelatihan dan Pengembangan bekerjasama dengan Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi) menyelenggarakan pelatihan atau orientasi kepada petugas pengelola data dan informasi di tingkat provinsi serta kabupaten dan kota.

e. Perwakilan BKKBN Provinsi (cq. Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi) melakukan sosialisasi kepada masyarakat dilakukan di tingkat nasional melalui media elektronik atau cetak yang mempunyai jangkauan jaringan provinsi.

f. Perwakilan BKKBN Provinsi (cq. Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi bekerjasama dengan SKPD-KB ibu kota provinsi) menyiapkan pencanangan perdana Pendataan Keluarga, dengan terlebih dahulu mendata keluarga pejabat pemerintah di tingkat provinsi/tokoh nasional/tokoh masyarakat/tokoh agama.

3. TINGKAT KABUPATEN DAN KOTA

a. SKPD-KB Kabupaten dan Kota meneruskan Instruksi Kepala BKKBN, Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Gubernur ini menjadi Instruksi Bupati/Walikota tentang pelaksanaan Pendataan Keluarga kepada Camat dan Lurah/Kepala Desa di wilayahnya.

b. SKPD-KB Kabupaten dan Kota melakukan sosialisasi atau orientasi kepada Manajer PK tingkat kecamatan dan Manajer PK tingkat desa di wilayahnya untuk pelaksanaan Pendataan Keluarga. Selain itu, SKPD-KB Kabupaten dan Kota melakukan sosialisasi kepada masyarakat, serta advokasi dan KIE melalui berbagai media, misalnya di radio, berita di surat kabar di wilayahnya.

c. SKPD-KB Kabupaten dan Kota melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk perhitungan kebutuhan tenaga pelaksana Pendataan Keluarga dengan sasaran/beban tugas.

(46)

26 |Pendataan Keluarga Tahun 2015

d. SKPD-KB Kabupaten dan Kota mendistribusikan formulir Pendataan Keluarga melalui para petugas manajer PK tingkat kecamatan kepada para manajer PK di tingkat desa untuk dibagikan kepada para supervisor dan kader pendata di wilayahnya.

e. Pembentukan Tim Pendataan dan Tim Pos Koordinasi serta penetapan sekretariatnya untuk memantau perkembangan pelaksanaan pendataan di wilayahnya.

f. Pencanangan perdana Pendataan Keluarga, dengan terlebih dahulu mendata keluarga pejabat pemerintah di tingkat kabupaten dan kota kepada tokoh masyarakat/tokoh agama, seperti Bupati, Walikota, Kapolres, dan lain-lain.

g. Meyiapkan daftar dan kode wilayah dari tingkat kecamatan, tingkat desa/kelurahan, tingkat dusun/RW, dan tingkat RT.

4. TINGKAT KECAMATAN dan DESA/KELURAHAN

a. Manajer PK tingkat kecamatan mengkoordinasikan penyiapan pelaksanaan Pendataan Keluarga dengan Camat dan Kepala Desa/Lurah beserta manajer PK tingkat desa/kelurahan.

b. Manajer PK tingkat desa/kelurahan membentuk Tim Pos Koordinasi di tingkat kecamatan dan Tim Pendata serta menetapkan sekretariat untuk memantau perkembangan pelaksanaan Pendataan Keluarga.

c. Menyiapkan daftar dan kode wilayah dari tingkat desa/ kelurahan, tingkat dusun/RW, dan tingkat RT.

d. Manajer PK tingkat kecamatan bersama manajer PK tingkat desa/kelurahan memberi pelatihan cara pengisian formulir Pendataan Keluarga kepada Tim Pendata.

e. Manajer PK tingkat kecamatan dan manajer PK tingkat desa/kelurahan mendistribusikan sarana dan prasarana pendataan keluarga kepada Tim Pendata.

f. Manajer PK tingkat kecamatan dan manajer PK tingkat desa/kelurahan bersama Tim Pendata menyusun jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data Pendataan Keluarga di wilayah kerjanya.

(47)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 27 5. TINGKAT DUSUN/RW dan TINGKAT RT

a. Tim Pendata yang terdiri dari Supervisor dan Kader Pendata, menerima sarana dan prasarana pendataan keluarga terdiri dari :

1) Formulir F/I/PK/15 dan Stiker Tanda Pendataan, sejumlah Kepala Keluarga yang ada;

2) Blanko Peta Keluarga dan Kupon Keluarga, sejumlah RT yang ada; 3) Formulir Rek.RT/F/I/PK/15, sejumlah RT yang ada;

4) Formulir Rek.Dus/F/I/PK/15, sejumlah dusun/RW yang ada.

b. Kader Pendata didampingi Supervisor membuat sket peta keluarga sesuai dengan lokasi dan posisi rumah tangga dan keluarga yang akan didata.

c. Setiap rumah tangga dan keluarga yang akan didata diberi nomor urut rumah tangga dan nomor urut keluarga pada sket peta keluarga.

B. PELAKSANAAN

1. KADER PENDATA TINGKAT RT

a. Berdasarkan sket peta keluarga, Kader Pendata melakukan kunjungan rumah ke rumah dengan melakukan wawancara dan observasi untuk mencatat data keluarga tersebut menggunakan Formulir Data Keluarga F/I/PK/15 selama bulan Mei 2015.

b. Kader pendata menempelkan stiker tanda pendataan keluarga pada setiap rumah tangga yang sudah dikunjungi untuk setiap keluarga yang sudah didata.

c. Kader Pendata menandai rumah tangga dan keluarga yang sudah didata pada sket peta keluarga hingga seluruh rumah tangga dan keluarga yang menjadi sasaran pendataan selesai didata seluruhnya.

d. Kader Pendata membuat dan menandatangani Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat RT menggunakan Formulir Rek.RT/F/I/PK/15, dengan melampirkan bendel seluruh F/I/PK/15.

e. Kader Pendata menyampaikan hasil Pendataan Keluarga kepada Ketua RT.

f. Ketua RT melakukan verifikasi dan validasi hasil Pendataan Keluarga di wilayahnya dan menandatangani pada Formulir Rek.RT/F/I/PK/15.

(48)

28 |Pendataan Keluarga Tahun 2015

g. Kader Pendata menyampaikan hasil Pendataan Keluarga yang sudah disetujui Ketua RT setempat kepada Supervisor Pendataan Keluarga.

h. Supervisor Pendataan Keluarga melakukan verifikasi dan validasi hasil Pendataan Keluarga di wilayahnya dengan melakukan pemeriksaan setiap lembar formulir data keluarga dengan mencentang (√) setiap butir pemeriksaan yang sudah benar dan memenuhi ketentuan yang berlaku.

i. Supervisor Pendataan Keluarga menandatangani pada Formulir Rek.RT/F/I/PK/15 dan menyerahkan lembar 2 dan lembar 3 kepada Kader Pendata dan Ketua RT.

2. SUPERVISOR PENDATAAN KELUARGA TINGKAT DUSUN/RW

a. Supervisor Pendataan Keluarga membuat dan menandatangani Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Dusun/RW menggunakan Formulir Rek.Dus/F/I/PK/15, dengan melampirkan seluruh Rek.RT/F/I/PK/15 beserta bendel F/I/PK/15.

b. Supervisor Pendataan Keluarga menyampaikan hasil Pendataan Keluarga kepada Kepala Dusun/Ketua RW setempat.

c. Kepala Dusun/Ketua RW bersama Tim Pendata melakukan sarasehan awal untuk memverifikasi dan memvalidasi hasil Pendataan Keluarga di wilayahnya dan menandatangani pada Formulir Rek.Dus/F/I/PK/15.

d. Supervisor Pendataan Keluarga menyampaikan hasil Pendataan Keluarga yang sudah disetujui Kepala Dusun/Ketua RW setempat kepada Manajer Pendataan Keluarga tingkat Desa/Kelurahan.

e. Manajer Pendataan Keluarga tingkat Desa/Kelurahan menandatangani pada Formulir Rek.Dus/F/I/PK/15 dan menyerahkan lembar 2 dan lembar 3 kepada Supervisor Pendataan Keluarga dan Kepala Dusun/Ketua RW.

(49)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 29 3. MANAJER PENDATAAN KELUARGA TINGKAT DESA/

KELURAHAN

a. Manajer Pendataan Keluarga tingkat Desa/Kelurahan membuat dan menandatangani Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Desa/Kelurahan menggunakan Formulir Rek.Des/F/I/PK/15, dengan melampirkan seluruh Rek.Dus/F/I/PK/15 beserta bendel F/I/PK/15 .

b. Manajer Pendataan Keluarga tingkat Desa/Kelurahan menyampaikan hasil Pendataan Keluarga kepada Kepala Desa/Lurah setempat.

c. Kepala Desa/Lurah bersama Manajer Pendataan Keluarga tingkat Desa/Kelurahan dan Tim Pendata melakukan sarasehan awal untuk memverifikasi dan memvalidasi hasil Pendataan Keluarga di wilayahnya dan menandatangani pada Formulir Rek.Des.F/I/PK/15.

d. Manajer Pendataan Keluarga tingkat Desa/Kelurahan menyampaikan hasil Pendataan Keluarga yang sudah disetujui Kepala Desa/Lurah setempat kepada Manajer Pendataan Keluarga tingkat Kecamatan.

e. Manajer Pendataan Keluarga tingkat Kecamatan menandatangani pada Formulir Rek.Des/F/I/PK/15 dan menyerahkan lembar 2 dan lembar 3 kepada Manajer Pendataan Keluarga tingkat Desa/Kelurahan dan Kepala Desa/Lurah.

4. MANAJER PENDATAAN KELUARGA TINGKAT KECAMATAN a. Manajer Pendataan Keluarga tingkat Kecamatan membuat

dan menandatangani Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Kecamatan menggunakan Formulir Rek.Kec/F/I/ PK/15, dengan melampirkan seluruh Rek.Des/F/I/PK/15 beserta bendel F/I/PK/15.

b. Manajer Pendataan Keluarga tingkat Kecamatan menyampaikan hasil Pendataan Keluarga kepada Camat setempat.

c. Camat melakukan verifikasi dan validasi hasil Pendataan Keluarga di wilayahnya dan menandatangani pada Formulir Rek.Kec/F/I/PK/15.

(50)

30 |Pendataan Keluarga Tahun 2015

d. Manajer Pendataan Keluarga tingkat Kecamatan menyampaikan hasil Pendataan Keluarga yang sudah disetujui Camat setempat kepada Kepala Unit Pengelola Data dan Informasi SKPD-KB Kabupaten dan Kota.

e. Kepala Unit Pengelola Data dan Informasi SKPD-KB Kabupaten dan Kota menandatangani pada Formulir Rek.Kec/F/I/PK/15 dan menyerahkan lembar 2 dan lembar 3 kepada Manajer Pendataan Keluarga tingkat Kecamatan dan Camat.

5. KEPALA UNIT PENGELOLA DATA DAN INFORMASI SKPD-KB TINGKAT KABUPATEN DAN KOTA

a. Kepala Unit Pengelola Data dan Informasi SKPD-KB Kabupaten dan Kota membuat dan menandatangani Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Kabupaten dan Kota menggunakan Formulir Rek.Kab/F/I/PK/15, dengan melampirkan seluruh Rek.Kec/F/I/PK/15 beserta bendel F/I/PK/15 .

b. Kepala Unit Pengelola Data dan Informasi SKPD-KB Kabupaten dan Kota menyampaikan hasil Pendataan Keluarga kepada Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota setempat.

c. Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota melakukan verifikasi dan validasi hasil Pendataan Keluarga di wilayahnya dan menandatangani pada Formulir Rek.Kab/F/I/PK/15.

d. Kepala Unit Pengelola Data dan Informasi SKPD-KB Kabupaten dan Kota menyampaikan hasil Pendataan Keluarga yang sudah disetujui Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota setempat kepada Kepala Bidang Adpin Perwakilan BKKBN Provinsi.

e. Kepala Bidang Adpin Perwakilan BKKBN Provinsi menandatangani pada Formulir Rek.Kab/F/I/PK/15 dan menyerahkan lembar 2 dan lembar 3 kepada Kepala Unit Pengelola Data dan Informasi SKPD-KB Kabupaten dan Kota dan Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota.

(51)

Panduan Pencatatan dan Pelaporan | 31 6. KEPALA BIDANG ADPIN PERWAKILAN BKKBN TINGKAT

PROVINSI

a. Kepala Bidang Adpin Perwakilan BKKBN Provinsi memproses klaim pembayaran untuk biaya operasional pendataan sesuai dengan Rek.Kab/F/I/PK/15 yang sudah ditandatangani Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota. b. Kepala Bidang Adpin Perwakilan BKKBN Provinsi

melaksanakan kegiatan perekaman dan pengolahan data keluarga dengan memanfaatkan jasa pihak ketiga dengan metode data capture atau data entry.

c. Kepala Bidang Adpin Perwakilan BKKBN Provinsi melaksanakan kegiatan pencetakan dan pendistribusian output data keluarga kepada seluruh Tim Pendata dengan memanfaatkan jasa pihak ketiga.

C. PEMANFAATAN & PENYEBARLUASAN INFORMASI

1. PEMANFAATAN

a. Pelayanan KB :

1) Ketersediaan Alkon Keluarga Pra Sejahtera 2) Menurunkan Unmet Need

3) Meningkatkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) 4) Daerah Sasaran Khusus

b. Perencanaan Program Ketahanan Keluarga

1) Bina Keluarga Balita 2) Bina Keluarga Remaja 3) Bina Keluarga Lansia 4) UPPKS

5) PIK-R/M

c. Berbagai program bantuan atau subsidi yang diperlukan Keluarga Pra Sejahtera

2. PENYEBARLUASAN INFORMASI

a. Sarasehan di tingkat Desa/Kelurahan

Rekapitulasi hasil Pendataan Keluarga digunakan untuk melaksanakan sarasehan di tingkat desa. Dalam sarasehan di tingkat desa ini membahas dan mendiskusikan

Gambar

Gambar 1: Pengorganisasian Pendataan Keluarga Di Lini Lapangan
Gambar 3 : Pengumpulan dan Pelaporan Hasil Pendataan Keluarga Tahun  2015

Referensi

Dokumen terkait

Pada situasi yang penuh dengan kompetisi dan tuntutan untuk lebih tanggap terhadap kebutuhan konsumen, klien ataupun pelanggan, membangun komitmen organisasi karyawan merupakan aspek

Pada gambar 23 pengujian dilakukan secara menyeluruh dimana lampu lalu lintas tersebut dapat berjalan sesuai dengan simulasi yang telah diuji se- belumnya,

pengendali hayati dalam bentuk sediaan tablet mempunyai daya hidup tinggi sampai 30 hari masa penyimpanan. Adanya bahan aktif

Selain itu, pada masing-masing gaya kognitif siswa, pendekatan PMR memberikan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik dibanding dengan pendekatan pembelajaran

"Hal ini perlu menjadi perhatian bagi kita bersama, jangan sampai masyarakat Kota Padang yang datang dari luar daerah menjadi klaster baru Covid-19 di Kota Padang.. Untuk itu

Variabel bebas meliputi: status guru antara guru yang WHODK WHUVHUWL¿NDVL GHQJDQ JXUX \DQJ EHOXP WHUVHUWL¿NDVL GDQ PDVD PHQJDMDU guru yang telah memiliki masa kerja 11

Namun fenomena yang terjadi di masyarakat terkadang berbicara lain, perkawinan yang diharapkan sakinah, mawaddah dan rahmah ternyata harus kandas di tengah jalan karena

Terdapat perbedaan kondisi sosial ekonomi antara pelaku mobilitas yang mengubah pola mobilitas dengan yang tidak mengubah pola mobilitas, yaitu pelaku mobilitas yang mengubah pola