• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK ETANOL KULIT Persea americana Mill. TERHADAP KADAR ALBUMIN PADA HATI TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi. Diajukan oleh : Ester Rina Dwi Astuti NIM : 118114067. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014. i.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Kebaikan yang kamu lakukan sepanjang hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang lain. Tetapi, bagaimanapun juga, berbuat baiklah. Berikanlah yang terbaik dari dirimu dan pada akhirnya, kamu akan tahu bahwa ini adalah urusan antara kamu dan Tuhan-mu. Ini bukan urusan antara kamu dan mereka (Mother Teresa). Kupersembahkan karya ini untuk … Tuhan Yesus Kristus yang selalu menopangku di saat ku terjatuh dan dan melimpahkan berkat dan kasih karunia kepadaku. Papa, Papa, mama, mama, koko, dan adikku yang selalu mendukungku dalam doa dan memberikan kasih sayang. TemanTeman-teman yang selalu mendukungku. mendukungku.. iv.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Serta almamaterku tercinta v.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Jangka Panjang Ekstrak Etanol Kulit Persea americana Mill. Terhadap KadarAlbumin Pada Hati Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida” ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan campur tangan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada : 1.. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 2.. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing skripsi ini atas segala kesabaran untuk selalu membimbing, memberikan masukan dan motivasi kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.. 3.. Bapak. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji skripsi atas. bantuan dan masukkan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 4.. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku Dosen Penguji skripsi atas bantuan dan masukkan kepada penulis selama penyusunan skripsi dan yang telah membantu dalam determinasi kulit Persea americana Mill.. 5.. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., sebagai Kepala Laboratorium Fakultas Farmasi terdahulu dan Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku Kepala. vii.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Laboratorium Fakultas Farmasi saat ini yang telah memberikan izin dalam penggunaan fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian ini. 6.. Pak Suparjiman selaku laboran Laboratorium Farmakologi-Toksikologi, Pak Heru selaku laboran Laboratorium Biofarmasetika-Farmakokinetika, Pak Kayatno selaku laboran Laboratorium Biokimia, Pak Wagiran selaku laboran Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, dan Pak Suparlan selaku laboran Laboratorium Kimia Organik, atas segala bantuan dan kerja sama selama di laboratorium.. 7.. Segenap dosen dan karyawan atas ilmu yang diberikan.. 8.. Kedua orang tua penulis yang memberikan doa, kasih sayang, semangat dan telah mendanai sebagian besar penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini.. 9.. Teman-teman seperjuangan “Tim Persea americana Mill.” Sisca, Evi, Gita, Angel, Sita, Uci, Vivo, Gemah, Mita, Puput, Novel, Rissa, Wina dan Jolin, atas kerja sama, bantuan, suka duka dan perjuangan dalam menyelesaikan skripsi sampai akhir.. 10. Sahabat terkasih Meli, Greta, Verni, Ingrid, Rita, Ko Heru, Ci Agnes, Ci Lidya, Kak Dian, Ci Angel, Kak Cila, Canly, Angky, dan Andre, atas bantuan, dukungan, perhatian dan motivasi dalam suka maupun duka selama ini. 11. Teman-teman FST A 2011, FSM B 2011 dan teman-teman Fakultas Farmasi Sanata Dharma 2011 yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan masukan terhadap penelitian maupun penyusunan skripsi ini.. viii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. Seluruh teman, baik di Fakultas Farmasi maupun teman-teman lain atas dukungannya dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan demi kemajuan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat sekecil apapun bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu kefarmasian, serta semua pihak, baik mahasiswa, maupun masyarakat.. Yogyakarta, September 2014. Penulis. ix.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………... ii. HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………... iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………. v. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………………….. vi. PRAKATA ……………………………………………………………… vii DAFTAR ISI ……………………………………………………………. x. DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xv DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….... xvi. DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. xvii. INTISARI ………………………………………………………………. xix ABSTRACT ……………………………………………………………... xx BAB 1. PENGANTAR …………………………………………………. 1 A. Latar Belakang ………………………………………………….. 1. 1. Rumusan masalah………….....…………………………. 3. 2. Keaslian penelitian …………………………………….... 4. 3. Manfaat penelitian ……………....…………………….... 5. a. Manfaat teoritis ……………………………...... 5. b. Manfaat praktis ………………………………... 5 B. Tujuan Penelitian ……………………………………………….. 5 1. Tujuan umum ………………………………………….... x. 5.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Tujuan khusus …………………………………………... 6. BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA …………………………………... 7. A. Persea americana Mill. ………………………………………… 7 1. Deskripsi tanaman ……………………………………… 7 2. Nama daerah ……………………………………………. 8. 3. Taksonomi tanaman …………………………………….. 8. 4. Kandungan fitokimia …………………………………… 8 5. Khasiat dan kegunaan …………………………………... 9. B. Hati ……………………………………………………………... 9 1. Anatomi hati ……………………………………………. 9 2. Fisiologi hati ……………………………………………. 11. 3. Kerusakan hati ………………………………………….. 12. C. Albumin ………….…………………………………………….. 14. D. Karbon Tetraklorida …………………………………………….. 14. E. Antioksidan ……………………………………………………... 15. F. Ekstraksi ………………………………………………………... 15 G. Landasan Teori ………………………………………………….. 16. H. Hipotesis ………………………………………………………... 17 BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………….. 18 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………….... 18. B. Variabel dan Definisi Operasional …………………………….... 18. 1. Variabel utama ………………………………………….. 18 2. Variabel pengacau ………………………………………. xi. 18.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. Definisi operasional …………………………………….. 19. C. Bahan Penelitian ………………………………………………... 20. 1. Bahan utama ……………………………………………. 20 2. Bahan kimia …………………………………………….. 20. D. Alat atau Instrumen Penelitian …………………………………. 21 1. Alat ekstraksi …………………………………………… 21 2. Alat uji perlakuan ………………………………………. 21 E. Tata Cara Penelitian …………………………………………….. 22. 1. Determinasi serbuk kulit Persea americana Mill. …….... 22. 2. Pengumpulan bahan …………………………………….. 22. 3. Pembuatan serbuk ………………………………………. 22. 4. Penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill. …………………………………………………………... 23 5. Pembuatan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.... 23. 6. Pembuatan CMC-Na 1% ……………………………….. 24 7. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak …………………… 25 8. Penetapan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. …………………………………………………….. 25 9. Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50% …………………………………………………………... 26. 10. Uji pendahuluan ……………………………………….... 26. 11. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji …………….. 26 12. Pembuatan serum ……………………………………….. xii. 28.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. Penetapan kadar serum albumin ………………………... 28. F. Tata Cara Analisis Hasil ……………………………………….... 28. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………….. 29. A. Penyiapan Bahan ……………………………………………….. 29 1. Pembuatan serbuk kering kulit Persea americana Mill. …………………………………………………………... 29 2. Hasil determinasi serbuk kering kulit Persea americana Mill. …………………………………………………….. 30 3. Penetapan kadar air serbuk kering kulit Persea americana Mill. ………………………………………. 31. 4. Pembuatan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. ………………………………………………………....... 31 B. Uji Pendahuluan ……………………………………………….... 33. 1. Penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida ……... 33 2. Penentuan pengambilan cuplikan darah ………………... 33 3. Penetapan lama pemejanan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. ………………………………………... 36 4. Penetapan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. …………………………………………………….. 37 C. Hasil Uji Efek Peningkatan Kadar Albumin Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Persea americana Mill. pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida …………………………………………….. 38. 1. Kontrol negatif olive oil dosis 2mL/KgBB ……………... 40. xiii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Kontrol. hepatotoksin. karbon. tetraklorida. dosis. 2mL/KgBB ………........................................................... 42 3. Kontrol ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dosis 1,40g/KgBB ………………………………………. 43. 4. Kelompok perlakuan jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea americana. Mill. dosis 0,35; 0,70; dan. 1,40g/KgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB ………………….. 44. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………... 48. A. Kesimpulan ……………………………………………………... 48. B. Saran ……………………………………………………………. 48 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 49. LAMPIRAN ……………………………………………………………. 53 BIOGRAFI PENULIS ………………………………………………….. xiv. 69.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel I.. Purata aktivitas serum ALT setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB pada waktu pencuplikan darah jam ke 0, 24, dan 48…………………............................................................................ Tabel II.. 34. Perbedaan kenaikan aktivitas ALT setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB pada waktu pencuplikan darah jam ke 0, 24, dan 48 ……………………………………......................... 36. Tabel III. Efek pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida ……………………………………... 40 Tabel IV. Hasil uji Scheffe kadar albumin tikus pada kelompok kontrol hepatotoksin, kontrol negatif, kontrol ekstrak dan perlakuan ekstrak kulit Persea americana Mill. …………………………….... xv. 41.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Tanaman Persea americana Mill. …………………....................... 7 Gambar 2. Hati dalam sistem pencernaan .….................................................. 10. Gambar 3. Struktur dasar lobulus hati …........................................................... 11. Gambar 4. Diagram batang aktivitas serum ALT pada tikus terinduksi karbon tetraklorida pada jam ke 0, 24 dan 48 ................................ Gambar 5. Diagram. batang. kadar. albumin. pada. kelompok. 35. kontrol. hepatotoksin, kontrol negatif, kontrol ekstrak, dan perlakuan ekstrak kulit Persea americana Mill. ……………………………... xvi. 39.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1.. Foto bagian kulit dan biji Persea americana Mill. ……………. 54. Lampiran 2.. Foto bagian dalam buah Persea americana Mill. …………….. 54. Lampiran 3.. Foto bagian luar buah Persea americana Mill. ……………….. 54. Lampiran 4.. Foto serbuk kulit Persea americana Mill. …………………...... 55. Lampiran 5.. Foto ekstrak kental etanol kulit Persea americana Mill. …....... 55. Lampiran 6.. Foto larutan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. …...... Lampiran 7.. Surat pengesahan determinasi kulit Persea americana Mill.. 55. ..................................................................................................... 56 Lampiran 8.. Surat penetapan kadar air serbuk Persea americana Mill. ……. 57. Lampiran 9.. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics Committee (MHREC) …………………………………………. 58. Lampiran 10. Analisis statistik aktivitas serum ALT pada uji pendahuluan penentuan waktu pencuplikan darah …………………………... 59. Lampiran 11. Analisis Statistik kadar albumin tikus pada kelompok kontrol hepatotoksin, kontrol negatif, kontrol ekstrak, dan perlakuan ekstrak kulit Persea americana Mill. …………………………. Lampiran 12. Hasil rendemen ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. …. 62 66. Lampiran 13. Data bobot pengeringan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. sampai terbentuk ekstrak kental ………………………… Lampiran 14. Perhitungan konversi dosis untuk manusia ……………………. xvii. 66 67.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Lampiran 15. Perhitungan penetapan peringkat dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. kelompok perlakuan …………………. 67. xviii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol jangka panjang kulit Persea americana Mill. terhadap peningkatan kadar albumin dan untuk mengetahui kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dengan peningkatan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Sebanyak tiga puluh ekor tikus jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan, dan berat ± 150-250 gram dibagi secara acak ke dalam enam kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol positif) diberi karbon tetraklorida dengan dosis 2,0 ml/kg BB secara intraperitoneal, kelompok II (kontrol negatif) diberi minyak zaitun sebanyak 2,0 ml/kg BB secara intraperitoneal, kelompok III (kontrol ekstrak) diberi ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dengan dosis 1,40 g/kgBB secara per oral, kelompok IV-VI (perlakuan) masing-masing kelompok perlakuan diberi ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dengan tiga peringkat dosis, yaitu 0,35; 0,70; 1,40 g/kgBB secara per oral sekali sehari selama enam hari berturut-turut, kemudian pada hari ke tujuh semua perlakuan diberi karbon tetraklorida dengan dosis 2,0 ml/kg BB secara intraperitoneal. Pada jam ke-24 setelah pemberian karbon tetraklorida, darah tikus diambil dari sinus orbitalis mata untuk penetapan kadar albumin, data dihitung menggunakan metode ANOVA satu arah, dan dilanjutkan dengan uji Schieffe dengan taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. tidak berpengaruh terhadap kadar albumin pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida. Tidak adanya kekerabatan dosis dengan kadar albumin yang muncul, ini terlihat dari semakin besar dosis praperlakuan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. yang diberikan, kadar albuminnya relatif sama. Kata kunci : kulit Persea americana Mill., etanol, karbon tetraklorida, albumin.. xix.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT The aim of study research were to prove long term the effect of ethanol extract of Persea americana Mill. peels to increased levels of albumin and to determine the relationship between increasing doses of ethanol extract of Persea americana Mill. peels with increased levels of albumin in male Wistar rats induced carbon tetrachloride. This researched purely experimental research with randomized complete direct sampling design. This research used thirty male Wistar rats, attain the age 2-3 months and 150-250 grams weight. The rats were divided into six treatment groups. Group I was carbon tetrachloride hepatotoxin control giving as much as 2 ml/KgBW intraperitoneally. Group II was olive oil control by giving as much as 2 ml/KgBW intraperitoneally. Group III was control treatment given 1,40 g/KgBW ethanol extract of Persea americana Mill. peels. Group IV-VI were the treatment group for ethanol extract of Persea americana Mill. peels with doses 0.35; 0.70; 1.40 g/kg body weight orally once a day for six days successively, then in the seventh day all treatments were given carbon tetrachloride at a dose of 2.0 ml/KgBW intraperitoneally. At the 24th hour after administration of carbon tetrachloride, all groups had blood drawn at the orbital sinus region for be measured of albumin. Data of albumin were analyzed using one-way ANOVA. Based of the research results, the long-term administration of ethanol extract of Persea americana Mill. peels have not effect for increasing albumin levels in rats induced by carbon tetrachloride. There was not a relationship between dose and response which were seen from the greater pre-experimental dose ethanol extract Persea americana Mill. peels given, thus the albumin almost the same level.. Keyword : Persea americana Mill. peels, ethanol, carbon tetrachloride, albumin.. xx.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Hati. berperan. penting. bagi. tubuh. untuk. mensekresi. empedu,. metabolisme, detoksifikasi zat-zat endogen dan eksogen serta penyimpanan mineral dan vitamin (Baradero, Dayrit, dan Siswadi, 2008). Apabila terjadi kerusakan pada hati maka akan sangat berbahaya bagi tubuh. Faktor-faktor penyebab kerusakan pada hati yaitu virus, efek toksik dari alkohol, obat-obatan, dan racun (Muchid, 2007). Adanya hepatotoksisitas akan menyebabkan penurunan produksi albumin di hati. Albumin merupakan protein penting yang berfungsi untuk proses metabolisme dalam tubuh (Hillyer, Shaz, Zimring, and Abshire, 2009). Adapun fungsi dari uji albumin, yaitu untuk mengukur kemampuan hati dalam sintesis protein (Singh, Bhat, and Sharma, 2011). Oleh sebab itu uji kadar albumin dapat digunakan sebagai salah satu parameter untuk mengetahui kerusakan yang terjadi di hati. Menurut WHO tahun 2013, 500 juta penduduk dunia terkena infeksi hepatitis B atau C dan setiap tahunnya membunuh 1,5 juta manusia. Melihat adanya prevalensi yang cukup tinggi terhadap penyakit hati ini maka kebutuhan akan hepatoprotektor semakin tinggi pula. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 4 miliar orang, 80% dari populasi dunia, saat ini menggunakan obat-obatan herbal untuk mengobati penyakit. Obat herbal sekarang ini telah banyak digunakan karena tingkat keamanannya yang tinggi dan berkualitas (Yasir, Das, dan Kharya, 2010).. 1.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Indonesia merupakan negara yang kaya akan flora dan faunanya. Sekitar 17% flora dan fauna yang ada di seluruh dunia, berada di wilayah Indonesia (Effendi, Hapsari, dan Nuraini, 2013). Oleh sebab itu, kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia perlu diteliti, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan maupun tujuan ekonomi, dengan tetap menjaga kelestariannya. Salah satu tanaman yang terdapat di Indonesia yang berguna dalam bidang kesehatan adalah tanaman alpukat (Persea americana Mill.). Selain buahnya untuk dimakan, biji dan kulit buah dari tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai obat. Dari hasil penelitian Vinha, Moreira dan Barreira (2013), kandungan antioksidan yang terdapat pada kulit buah alpukat (Persea americana Mill.) hampir sama dengan senyawa yang terkandung dalam biji Persea americana Mill., hanya berbeda jumlah kandungannya saja. Senyawa yang terkandung di dalam kulit Persea americana Mill., yaitu fenol, flavonoid, vitamin C dan vitamin E. Kandungan antioksidan yang tinggi berfungsi untuk menangkal radikal bebas yang merupakan salah satu penyebab dari kerusakan hati (Armansyah, Sutriana, Aliza, Vanda, dan Rahmi, 2010). Adanya kandungan antioksidan yang tinggi pada kulit alpukat (Persea americana Mill.), menunjukan kulit alpukat (Persea americana Mill.) memiliki potensi sebagai hepatoprotektor. Karbon tetraklorida merupakan senyawa hepatotoksin yang sering digunakan sebagai senyawa model dalam merusak hati. Karbon tetraklorida menyebabkan kerusakan seluler yang cepat karena adanya reaksi reduksi dehalogenasi di retikulum endoplasma pada hepatosit membentuk kompleks yang sangat reaktif dan tidak stabil yaitu radikal bebas triklorometil (CCl3•) (Awaad,.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. Soliman, El-Sayed, El-Gindi dan Alqasoumi, 2012). Radikal bebas triklorometil (CCl3•) dapat bereaksi dengan oksigen membentuk radikal triklorometilperoksi (•OOCCl3) yang sangat reaktif (Knockaert, Berson, Ribault, Prost, Fautrel, Pajaud, dkk., 2012). Karbon tetraklorida akan merusak retikulum endoplasma di hati. Apabila terjadi kerusakan pada retikulum endoplasma, maka prealbumin tidak dapat menempel pada RE dan albumin tidak akan terbentuk. Pada penelitian ini digunakan bentuk sediaan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. karena pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nopitasari (2013) menunjukkan bahwa pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji Persea americana Mill. mempunyai efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon tetraklorida. Kandungan senyawa antioksidan yang terdapat di dalam biji Persea americana Mill. hampir sama dengan yang terkandung di dalam kulit Persea americana Mill. (Vinha, dkk., 2013). Oleh karena itu, dengan penggunaan pelarut etanol untuk menyari kulit Persea americana Mill. pada penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh senyawa antioksidan. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida. 1.. Rumusan masalah a.. Apakah pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dalam penggunaan jangka panjang mampu memberikan efek peningkatan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida?.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. b.. 4. Apakah ada kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dalam penggunaan jangka panjang dengan peningkatan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida?. 2.. Keaslian penelitian Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh peneliti, penelitian biji buah Persea americana Mill. pernah dilakukan oleh Bertini, Brilhante, Brito, Cordeiro, Leile, Morais, et al. (2009), yang melaporkan bahwa pada ekstrak metanol biji Persea americana Mill. terdapat kandungan fitokimia berupa flavonoid, antosianin, tannin terkonsendasi, alkaloid dan triterpen. Penelitian Alhassan, Sule, Atiku, Wudil, Abubakar, dan Mohammed (2012) melaporkan kandungan antioksidan dan fenol yang terdapat dalam biji Persea americana Mill. adalah lebih dari 70%.. Penelitian kulit buah Persea. americana Mill. pernah dilakukan oleh Vinha, dkk. (2013), yang melaporkan bahwa kandungan fitokimia yang terdapat dalam kulit dan biji Persea americana Mill. adalah fenol, flavonoid, vitamin C dan vitamin E. Penelitian Mokodompit, Edy dan Wiyono (2013), menggunakan etanol sebagai cairan penyari untuk menyari senyawa flavonoid yang diketahui sebagai antioksidan kuat yang terkandung di dalam kulit Persea americana Mill. Nopitasari (2013) meneliti mengenai efek hepatoprotektif pemberian ekstrak etanol biji Persea americana Mill. jangka panjang terhadap aktivitas ALT dan AST pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida..

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. Sepanjang penelusuran pustaka yang dilakukan oleh peneliti, penelitian terkait dengan pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar serum albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida belum pernah dilakukan. 3.. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kefarmasian dalam penggunaan tanaman obat terutama penggunaannya sebagai hepatoprotektor pada organ hati tikus yang terinduksi karbon tetraklorida. b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat kulit Persea americana Mill. untuk meningkatkan kadar albumin pada pemberian jangka panjang dan dapat mengetahui hubungan kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dengan peningkatan kadar albumin. B. Tujuan Penelitian. 1.. Tujuan umum Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida berdasarkan kadar albumin dalam darah..

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.. 6. Tujuan khusus Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis peningkatan kadar albumin akibat pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui adanya kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dalam penggunaan jangka panjang dengan peningkatan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida..

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Persea americana Mill. 1. Deskripsi tanaman. Gambar 1. Tanaman Persea americana Mill. (USDA, 2014) Alpukat (Persea americana Mill.) merupakan tumbuhan berkayu yang memiliki siklus hidup mencapai puluhan tahun. Tanaman ini tumbuh liar di hutan dan banyak ditanam oleh orang di pekarangan. Tinggi pohon alpukat mencapai 20 meter. Tanaman alpukat memiliki daun yang berbentuk lonjong, lebar, agak tebal, dan berwarna hijau tua (Gambar 1). Buah bertipe buni, bulat lonjong serta memiliki kulit yang lembut berwarna hijau hingga ungu kecokelatan. Daging buahnya tebal berwarna hijau kekuningan. Bijinya berbentuk polong, keras dan ukurannya relatif besar. Bungannya tersembunyi, berukuran. 5-10. mm,. berwarna. hijau. 7. kekuningan. (Sunanto,. 2009)..

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. 2. Nama daerah Di Indonesia dikenal dengan alpukat, alpuket, dan apokat. Di Malaysia, tanaman ini dikenal dengan nama buah mentega, avokado, dan apukado. Orang Thailand menyebut tanaman ini luk noei, dan awokhado. Di China tanaman ini dikenal dengan nama yiu lie. Di Negara Inggris, tanaman ini dikenal dengan avocado (Sunanto, 2009). 3. Taksonomi tanaman Kerajaan. : Plantae (Tumbuhan). Sub kerajaan. : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh). Super divisi. : Spermatophyta (Tumbuhan berkulit). Divisi. : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga). Kelas. : Magnoliopsida (Berkeping dua atau dikotil). Sub kelas. : Magnoliidae. Bangsa. : Laurales. Keluarga. : Lauraceae. Genus. : Persea. Varietas. : Persea americana Mill. (USDA, 2014).. 4. Kandungan fitokimia Kandungan fitokimia yang terdapat di dalam daun Persea americana Mill. adalah saponin, tannin, flavonoid, alkaloid, fenol, steroid dan glikosida sianogen (Arukwe, Amadi, Duru, Agumuo, Adindu, Odika, et al., 2012). Kandungan fitokimia yang terdapat dalam biji alpukat adalah senyawa.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. golongan polifenol, tannin, flavonoid, triterpenoid, kuinon, monoterpenoid, dan saponin (Zuhrotun, 2007). Kandungan fitokimia yang terdapat pada kulit alpukat adalah fenol, flavonoid, vitamin C dan vitamin E (Vinha, dkk., 2013). Senyawa lain yang terkandung dalam kulit alpukat adalah lutein dan klorofil (Ashton, Wong, McGhie, Vather, Wang, Jackman, et al., 2006). 5. Khasiat dan kegunaan Berdasarkan penelitian Mokodompit, dkk. (2013), kulit alpukat (Persea americana Mill.) memiliki kandungan antioksidan yang berkhasiat untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Menurut penelitian Alhassan, dkk. (2012), biji alpukat berkhasiat untuk mengobati diare, disentri, intestinal parasit, sakit gigi, menurunkan berat badan dan menurunkan gula darah. Idris, Ndukwe dan Gimba (2009), melaporkan bahwa biji alpukat dapat berkhasiat sebagai antimikroba. Nopitasari (2013), melaporkan bahwa biji alpukat juga berkhasiat sebagai hepatoprotektor. B. Hati Hati atau hepar merupakan organ sentral dalam proses metabolisme di dalam tubuh (Sacher and McPherson, 2004). Struktur anatomi dan fisiologi dari hati yaitu : 1. Anatomi hati Hati merupakan kelenjar yang paling besar yang ada di dalam tubuh manusia. Berat dari hati manusia mencapai 1500 gram atau 1,5 kilogram. Letak hati dalam sistem pencernaan dapat dilihat pada gambar 2. Bagian.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. superior dari hati berbentuk cembung dan terletak di bagian bawah kubah kanan diafragma. Bagian inferior dari hati berbentuk cekung dan di bawahnya terdapat ginjal kanan, gaster, pankreas, dan usus (Baradero, dkk., 2008).. Gambar 2. Hati dalam Sistem Pencernaan (Baradero, dkk., 2008) Hati berwarna merah cokelat dan memiliki tekstur yang lunak. Hati berbentuk baji dengan dasarnya pada sisi kanan dan apeks pada sisi kirinya (Gibson, 2002). Hati menerima 1500 mL darah per menit, atau sekitar 28% dari curah jantung, agar dapat melaksanakan fungsinya (Sacher dan McPherson, 2004). Hati dibagi menjadi dua lobus, yaitu lobus kiri dan kanan. Lobus kanan lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri (Gibson, 2002). Setiap lobus hati dibagi ke dalam struktur-struktur unit fungsional yang disebut lobulus. Lobulus ini merupakan unit fungsional dari hati yang berbentuk segi enam atau heksagonal. Pada setiap sisi lobulus (Gambar 3) terdapat cabangcabang vena porta, arteria hepatika, dan kanalikuli empedu. Di dalam lobulus.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. terdapat sel-sel hati (hepatosit) yang tersusun seperti lapisan-lapisan plat dan berbentuk sinar dan mengelilingi hepatikum. Di antara hepatosit terdapat sinusoid yang membawa darah dari cabang-cabang vena porta dan arteria hepatika ke vena hepatika. Pada dinding sinusoid terdapat sel Kupffer yang bertugas untuk menelan eritrosit dan leukosit yang mati, mikroorganisme, dan benda-benda asing yang masuk ke hati (Baradero, dkk., 2008).. Gambar 3. Struktur Dasar Lobulus Hati (Baradero, dkk., 2008) Hati menerima dua macam darah yaitu darah yang kaya dengan oksigen melalui arteria hepatika dan darah yang mengandung lebih banyak kabon dioksida melalui vena porta. Darah yang berada di dalam vena porta juga mengandung makanan yang telah diabsorbsi vili dari usus halus (Baradero, dkk., 2008). 2. Fisiologi hati Hati melakukan fungsi yang sangat vital bagi tubuh manusia. Fungsi dari hati yaitu mensekresi empedu; metabolisme karbohidrat, protein, lemak,.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. dan bilirubin; detoksifikasi zat-zat endogen dan eksogen serta penyimpanan mineral dan vitamin (Baradero, dkk., 2008). 3. Kerusakan hati Hati rentan terhadap berbagai gangguan, seperti gangguan metabolik, toksik, mikroba, sirkulatorik, dan neoplastik. Penyakit primer utama pada hati adalah hepatitis, penyakit hati alkoholik, dan karsinoma hepatoselular (Kumar, 2009). Sebagian besar kerusakan hati disebabkan oleh virus yang menular secara fekal-oral, parenteral, seksual, perinatal, dan sebagainya. Penyebab lain dari kerusakan hati adalah akibat efek toksik dari alkohol, obat-obatan, racun, dan lain-lain (Muchid, 2007). Jenis kerusakan hati yang terjadi akibat dari efek toksikan, antara lain: a. Nekrosis Nekrosis merupakan kerusakan sel hati yang parah. Pada peristiwa nekrosis, terlihat inti sel yang lisis. Nekrosis sering terdistribusi pada daerah parenkim hati. Berdasarkan penyebarannya, nekrosis dibedakan menjadi dua yaitu nekrosis submasif bila hanya terdapat seluruh sel pada lobulus hati yang mengalami nekrosis dan nekrosis masif bila sebagian besar hati mengalami peristiwa nekrosis (Kumar, 2009). Pada daerah terjadinya kerusakan hati maka terjadi peningkatan neutrofil dan eosinofil di sitoplasma (Hodgson, 2010)..

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. b. Kolestatis Kolestasis yaitu berkurangnya aktivitas sekresi dari empedu yang disebabkan oleh faktor dari dalam atau dari luar hati (Hodgson dan Levi, 2004). c. Steatosis Steatosis atau perlemakan hati ditandai dengan timbunan lemak pada hati. Perlemakan hati disebabkan suplai asam lemak yang berlebih dari. jaringan. adiposa.. Perlemakan. hati. dapat. ditandai. dengan. meningkatnya enzim-enzim biokimia dalam darah seperti AST (Aspartate Transaminase) dan ALT (Alanine Transaminase) (Hodgson, 2010). d. Fibrosis Fibrosis merupakan peristiwa terbentuknya jaringan fibrosa akibat kerusakan toksik langsung maupun akibat peristiwa peradangan yang tidak terbalikan yang terjadi pada hati. Terbentuknya fibrosis pada hati akan menyebabkan hati terbagi-bagi menjadi nodul-nodul hepatosit yang dikelilingi oleh jaringan parut (Kumar, 2009). e. Sirosis Sirosis merupakan tahap kerusakan hati kronis dan merupakan bentuk kerusakan hati terakhir. Sirosis pada hati ditandai dengan akumulasi sejumlah jaringan parut, khususnya serabut-serabut kolagen di saluran hati. Penyebab umum dari sirosis hati adalah paparan berulang zat kimia beracun seperti alkohol. Paparan zat kimia secara kronis mengakibatkan terjadinya akumulasi di matriks ekstra seluler yang.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. menghambat aliran darah, metabolisme normal hati dan menghambat proses detoksifikasi (Hodgson, 2010). C. Albumin Albumin merupakan protein yang paling banyak ditemukan di dalam darah manusia. Albumin berfungsi sebagai sumber asam amino pada kasus malnutrisi dan berguna untuk transport protein seperti bilirubin, urobilin, asam lemak, hormon dan substansi asing seperti penisilin, sulfonamid dan merkuri (Atara and Lanza, 2002). Albumin diproduksi oleh hati dan mewakili 50% dari produksi protein hepatik. Konsentrasi serum albumin normal pada manusia yaitu diantar 3,5 – 5 g/dL (Belfort, Soade, Foley, Phelan, and Dildy, 2010). Konsentrasi serum albumin normal pada tikus yaitu 3.0 mg/ dL sampai 3.5 mg/dL (Triznarizki, 2007). Hipoalbuminemia terjadi karena produksi albumin menurun akibat penyakit di hati (Hillyer, dkk., 2009). D. Karbon Tetraklorida Karbon tetraklorida merupakan suatu senyawa berupa cairan jernih yang mudah menguap, tidak berwarna, memiliki bau khas, memiliki bobot molekul 153,82 dan sangat sukar larut dalam air (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995). Karbon tetraklorida merupakan senyawa hepatotoksin yang mampu merusak hati. Karbon tetraklorida menyebabkan kerusakan seluler yang cepat karena adanya reaksi reduksi dehalogenasi di retikulum endoplasma pada hepatosit membentuk kompleks yang sangat reaktif dan tidak stabil yaitu radikal.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. bebas triklorometil (CCl3•) (Awaad, dkk., 2012). Radikal bebas triklorometil (CCl3•) dapat bereaksi dengan oksigen membentuk radikal triklorometilperoksi (•OOCCl3) yang sangat reaktif (Knockaert, dkk., 2012). Jenis kerusakan pada hati yang timbul akibat pemberian karbon tetraklorida adalah pelemakan atau steatosis dan nektosis. Steatosis terjadi karena lipid yang terbentuk akan menghambat sintesis protein sehingga menurunkan produksi liporotein sehingga transport lipid terganggu dan terjadi akumulasi lipid di hati. Pemejanan karbon tetraklorida dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan terjadinya sirosis dan tumor hati serta kerusakan pada ginjal. (Timbrell, 2009). E. Antioksidan Dalam pengertian kimia, senyawa antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electrons donor). Pengertian secara biologis, antioksidan merupakan senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan di dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan mendonorkan satu elektron yang dimilikinya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat dihambat (Winarsi, 2007). F. Ekstraksi Ekstrak merupakan sediaan kental yang diperoleh dengan cara mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Ditjen POM, 1995)..

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. G. Landasan Teori Hati merupakan kelenjar yang paling besar yang ada di dalam tubuh manusia. Hati memiliki fungsi yang sangat vital bagi tubuh, seperti mensekresi empedu; metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan bilirubin; detoksifikasi zatzat endogen dan eksogen serta penyimpanan mineral dan vitamin (Baradero, dkk., 2008). Kerusakan hati dapat terjadi akibat efek toksik dari alkohol, obat-obatan, racun, virus dan lain-lain (Muchid, 2007). Karbon tetraklorida telah diketahui sebagai senyawa model yang dapat menimbulkan toksisitas di hati. Karbon tetraklorida menyebabkan kerusakan seluler yang cepat karena adanya reaksi reduksi dehalogenasi di retikulum endoplasma pada hepatosit membentuk kompleks yang sangat reaktif dan tidak stabil yaitu radikal bebas triklorometil (CCl3•). Radikal bebas triklorometil (CCl3•) dapat bereaksi dengan oksigen membentuk radikal triklorometilperoksi (•OOCCl3) yang sangat reaktif. Jenis kerusakan hati yang ditimbulkan akibat overdosis karbon tetraklorida adalah pelemakan, nektosis, sirosis dan tumor. Senyawa antioksidan bekerja dengan mendonorkan satu elektron yang dimilikinya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat dihambat (Winarsi, 2007). Berdasarkan penelitian Alhssan, dkk. (2012) melaporkan kandungan antioksidan dan fenol yang terdapat dalam biji Persea americana Mill. adalah lebih dari 70%. Menurut penelitian Vinha, dkk. (2013), diketahui bahwa senyawa yang terdapat di dalam kulit Persea americana Mill. hampir sama dengan biji Persea americana Mill., yaitu fenol, flavonoid, karotenoid, vitamin C dan vitamin E. Selain itu berdasarkan penelitian.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. Nopitasari (2013), ekstrak etanol biji Persea americana Mill. memiliki khasiat sebagai efek hepatoprotektif terhadap aktivitas ALT dan AST pada tikus yang terinduksi CCl4. Adanya hepatotoksisitas akan menyebabkan penurunan produksi albumin di hati (Hillyer, dkk., 2009). Adapun fungsi dari uji albumin, yaitu untuk mengukur kemampuan hati dalam sintesis protein (Singh, dkk., 2011). Oleh sebab itu uji kadar albumin dapat digunakan sebagai salah satu parameter untuk mengetahui kerusakan yang terjadi di hati. Melalui penelitian ini akan diketahui apakah pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dapat meningkatkan kadar albumin pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida. H. Hipotesis Pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.. dapat. memberikan pengaruh pada kadar albumin tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida..

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1.. Variabel Utama a.. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi dosis pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.. b.. Variabel tergantung Variabel tergantung pada penelitian ini adalah peningkatan kadar albumin.. 2.. Variabel Pengacau a.. Variabel pengacau terkendali Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi hewan uji, yaitu tikus jantan galur Wistar dengan berat badan 150-250 g dan umur 2-3 bulan, frekuensi pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. satu kali sehari selama enam hari berturutturut dengan waktu pemberian yang sama, cara pemberian senyawa karbon tetraklorida secara intraperitoneal dan ekstrak kulit alpukat. 18.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. pada tikus dilakukan secara per oral dan bahan uji yang digunakan berupa kulit Persea americana Mill. yang ditanam di Wonosari dan didapatkan dari depot Es Teler 77 di Plaza Ambarukmo Yogyakarta b.. Variabel pengacau tak terkendali Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi patologis dari tikus jantan galur Wistar yang digunakan.. 3.. Definisi operasional a.. Ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. Didefinisikan sebagai ekstrak kental dari serbuk kulit Persea americana Mill. yang dilarutkan dalam pelarut etanol 70% dan dimaserasi selama 5 hari dengan sesekali penggojogan. Kemudian disaring dengan corong Buchner yang telah dilapisi dengan kertas saring, dievaporasi, dan diuapkan di atas waterbath selama 12 jam pada suhu 80ºC, hingga bobot pengeringan tetap dengan susut pengeringan sebesar 0%.. b.. Efek peningkatan kadar albumin. Didefinisikan sebagai kemampuan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. pada dosis tertentu untuk meningkatkan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.. c.. Pemberian jangka panjang. Pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. satu kali selama enam hari berturut-turut dengan waktu pemberian yang sama..

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. C. Bahan Penelitian 1. Bahan utama a. Hewan uji yang digunakan berupa tikus jantan galur Wistar dengan umur 23 bulan dan berat badan 150-250 g yang diperoleh dari Laboratorium Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. b. Kulit Persea americana Mill. yang digunakan ditanam di Wonosari dan didapatkan dari depot Es Teler 77 di Plaza Ambarukmo Yogyakarta pada bulan Juni - Juli 2014. 2. Bahan kimia a. Bahan hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. b. Pelarut hepatotoksin adalah olive oil (Bertolli®). c. Kontrol negatif yang digunakan adalah olive oil (Bertolli®). d. Pelarut yang digunakan untuk pembuatan ekstrak kulit Persea americana Mill. adalah etanol 70% yang diperoleh dari General Labora, Yogyakarta. e. Blanko pengukuran kadar ALT adalah aqua bidestilata yang diperoleh dari laboratorium Kimia Analisis Instrumental Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. f. Reagen serum ALT. Komposisi dan konsentrasi dari reagen ALT Diasys yang digunakan adalah sebagai berikut..

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Komposisi. pH. Konsentrasi. R1 : TRIS. 7,15. 140 mmol/L. L-alanine. 21. 700 mmol/L. LDH ( lactate dehydrogenase). ≥ 2300 mmol/L. R2 : 2-oxogultarate. 85 mmol/L. NADH. 1 mmol/L. Pyridoxal-5-phosphate FS : 100 mmol/L. Good’s buffer 9,6. 13 mmol/L. Pyridoxal-5-phosphate. g. Reagen serum albumin. Komposisi dan konsentrasi dari reagen albumin Architect yang digunakan adalah sebagai berikut. Komposisi. Konsentrasi. Bromcresol green. 0,27 mmol/L. TRIS. 55 mmol/L. Succinic acid. 100 mmol/L. D. Alat atau Instrumen Penelitian 1. Alat ekstraksi Seperangkat alat gelas berupa beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, cawan porselen, corong Buchner, pipet tetes, batang pengaduk.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. (pyrex Iwaki Glass®), mesin penyerbuk Retsch®, ayakan no 40 Electric Sieve Shaker Indotest Multi Lab®, timbangan analitik Mettler Toledo®, moisture balance, orbital shaker Optima®, rotary vacuum evaporator IKAVAC®, oven Memmert®. 2. Alat uji perlakuan Microlab 200 Merck®, seperangkat alat gelas berupa beaker glass, gelas ukur, tabung reaksi, labu ukur, pipet tetes, stopwatch, batang pengaduk (Pyrex Iwaki Glass®), timbangan elektrik Mettler Toledo®, sentrifuge Centurion Scientific®, vortex Genie Wilten®, spuit per oral dan syringe 3 cc Terumo®, pipa kapiler, dan tabung Eppendorf. E. Tata Cara Penelitian 1. Determinasi serbuk kulit Persea americana Mill. Determinasi kulit Persea americana Mill. dilakukan dengan mencocokan buah Persea americana Mill. utuh yang berasal dari salah satu depot es di Yogyakarta berdasarkan ciri-ciri makroskopis menggunakan buku acuan Agrilink (2001). 2. Pengumpulan bahan Bahan uji yang digunakan adalah kulit Persea americana Mill. yang masih segar dan tidak busuk. 3. Pembuatan serbuk Kulit Persea americana Mill. dicuci bersih di bawah air mengalir dan bagian daging buah yang masih terdapat di dalam kulit alpukat tersebut dibuang. Setelah bersih kulit dipotong kecil-kecil dan diangin-anginkan.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. hingga. kulit tidak tampak basah. kemudian. 23. dilakukan pengeringan. menggunakan oven pada suhu 50 ˚C selama 24 jam. Setelah kering kulit dibuat serbuk dan diayak dengan ayakan nomor 40 mesh supaya kandungan fitokimia yang terkandung dalam kulit Persea americana Mill. lebih mudah terekstrak karena luas permukaan serbuk yang kontak dengan pelarut semakin besar. 4. Penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill. Penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill. bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam serbuk dan untuk memenuhi persyaratan serbuk yang baik, yaitu kurang dari 10% (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995). Penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill. dilakukan dengan menggunakan alat moisture balance menggunakan metode susut bobot pengeringan. 5 gram serbuk kulit Persea americana Mill. dipanaskan pada suhu 110˚C selama 15 menit. Kemudian serbuk ditimbang ulang dan dihitung sebagai bobot setelah pemanasan. Selisih bobot sebelum pemanasan dan sesudah pemanasan merupakan kadar air dari sampel yang diteliti. Proses penetapan kadar air dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 5. Pembuatan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi. Sebanyak 40 gram serbuk kulit Persea americana Mill. direndam dalam 200 mL dengan menggunakan pelarut etanol 70% dan didiamkan pada suhu kamar selama 5 hari dengan.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. sesekali penggojogan. Tujuan perendaman serbuk kulit Persea americana Mill. dalam pelarut etanol yaitu agar senyawa kimia yang terkandung dalam kulit Persea americana Mill. dapat terlarut dalam pelarut. Hasil perendaman disaring menggunakan corong Buchner, yang telah dilapisi kertas saring, sehingga diperoleh filtrat. Serbuk sisa perendaman diremaserasi kembali dengan 200 mL etanol 70% selama 2 hari dan didiamkan pada suhu kamar dengan sesekali penggojogan. Filtrat hasil saringan dipindahkan ke dalam labu alas bulat untuk dievaporasi menggunakan rotary evaporator. Hasil evaporasi dituang ke dalam cawan porselen yang telah ditimbang sebelumnya, agar mempermudah perhitungan rendemen ekstrak yang akan diperoleh. Cawan porselen yang berisi larutan hasil evaporasi dipanaskan di atas waterbath dengan suhu 80 ˚C untuk mendapatkan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. yang kental dengan bobot pengeringan ekstrak yang tetap. Menghitung rata-rata rendemen sepuluh replikasi ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. kental yang telah dibuat. Rendemen ekstrak = berat cawan ekstrak kental – berat cawan kosong       

(45)    . Rata-rata rendemen =. . 6. Pembuatan CMC-Na 1% CMC-Na 1% dibuat dengan cara mendispersikan lebih kurang 5,0 g CMC-Na yang telah ditimbang seksama, digerus, dan dikembangkan selama 24 jam dalam aquadest 300 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 500 mL dan di add dengan aquadest sampai batas tanda. CMC-Na yang telah.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. dibuat digunakan untuk melarutkan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. 7. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak Konsentrasi yang dapat digunakan adalah konsentrasi pekat yang dapat dibuat dimana pada konsentrasi tersebut ekstrak dapat dimasukkan serta dikeluarkan dari spuit oral. Cara pembuatannya adalah dengan melarutkan ekstrak per cawannya dengan pelarut yang sesuai, yaitu CMC Na 1% (Kurniawati, Adrianto, dan Hendra, 2011). Sebanyak 3,5 gram ekstrak dalam labu ukur 50 mL dengan pelarut yang sesuai yaitu CMC-Na 1% sehingga konsentrasi ekstrak dapat ditetapkan sebesar 7% b/v atau 0,07 g/mL atau 70 mg/mL. 8. Penetapan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. Penetapan peringkat dosis mengacu pada penelitian Nopitasari (2013) yang didasarkan pada perhitungan dengan bobot tikus paling besar yaitu 250 gram, konsentrasi ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan melalui spuit oral yaitu 7% atau 70mg/mL, serta volume maksimal pemberian oral yaitu 5 mL. Maka dosis tertinggi dapat ditentukan sebagai berikut : BB x D = C x V Berat badan (kg) x dosis (mg/kgBB) = konsentrasi (mg/mL) x volume pemberian (mL) 0,250 kg x D = 70mg/mL x 5 mL D =. 1400 mg/kgBB. Dosis tengah dan dosis rendah ditentukan dengan menurunkan dua kelipatan dari dosis tertinggi sehingga diperoleh dosis 700 dan 350 mg/kgBB..

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. Dosis yang akan digunakan dalam penelitian adalah 350, 700, dan 1400 mg/kgBB. 9. Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50% Karbon tetraklorida dibuat dalam konsentrasi 50% dengan cara melarutkan karbon tetraklorida ke dalam olive oil dengan perbandingan 1:1 (Janakat dan Al-Merie, 2002). 10. Uji pendahuluan a. Penetapan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida. Berdasarkan penelitian Janakat dan Al-Merie (2002), dosis karbon tetraklorida sebesar 2 mL/KgBB dapat menginduksi kerusakan hati pada tikus jantan galur Wistar. Dosis tersebut mampu merusak sel-sel hati pada tikus yang ditunjukkan melalui kenaikan aktivitas ALT tetapi tidak menimbulkan kematian pada hewan uji. b. Penetapan waktu pencuplikan darah. Untuk mendapatkan waktu pencuplikan darah dilakukan orientasi dengan satu kelompok. Dalam satu kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Pengambilan darah dilakukan melalui sinus orbitalis mata. Pada jam ke 0, 24, dan 48 jam setelah pemejanan karbon tetraklorida. Kemudian dilakukan pengukuran aktivitas ALT. 11. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji Sejumlah tiga puluh ekor tikus dibagi secara acak ke dalam enam kelompok perlakuan dengan masing-masing kelompok sejumlah lima ekor tikus..

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. a. Kelompok I (kontrol hepatotoksin) diberi karbon tetraklorida yang dilarutkan ke dalam olive oil dengan dosis 2 mL/kgBB secara intraperitoneal. b. Kelompok II (kontrol negatif) diberi olive oil sebanyak 2 mL/kgBB secara intraperitoneal. c. Kelompok III (kontrol ekstrak) diberi ekstrak etanol. kulit Persea. americana Mill. dosis 1,4 g/kgBB secara per oral sekali sehari selama enam hari berturut-turut. d. Kelompok IV (dosis rendah) diberi ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dosis 0,35 g/kgBB secara per oral sekali sehari selama enam hari berturut-turut. e. Kelompok V (dosis tengah) diberi ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dosis 0,7 g/kgBB secara per oral sekali sehari selama enam hari berturut-turut. f. Kelompok VI (dosis tinggi) diberi ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dosis 1,4 g/kgBB secara per oral sekali sehari selama enam hari berturut-turut. Pada hari ke tujuh kelompok IV-VI dipejani karbon tetraklorida dengan dosis 2,0 mL/KgBB secara intraperitoneal. Darah hewan uji diambil melalui sinus orbitalis mata setelah 24 jam pemberian karbon tetraklorida, yang selanjutnya dilakukan pengukuran kadar serum albumin..

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. 12. Pembuatan serum Darah diambil melalui bagian sinus orbitalis mata tikus lalu ditampung dalam tabung Eppendorf. Darah didiamkan selama kurang lebih 15 menit, kemudian disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 8000 rpm dan bagian supernatannya diambil. Bagian supernatan yang diperoleh disentrifugasi kembali dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit. 13. Penetapan kadar serum albumin Pengukuran kadar serum albumin dilakukan di Laboratorium Parahita, Yogyakarta. F. Tata Cara Analisis Hasil Data kadar serum albumin dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui normalitas data pada masing-masing kelompok perlakuan. Nilai normal suatu data ditunjukkan dengan nilai p>0,05. Apabila hasil analisis statistik Kolmogorov-Smirnov kadar serum albumin menunjukkan distribusi data normal (p>0,05), dilanjutkan dengan analisis One Way Anova dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelompok. Apabila hasil tersebut menunjukkan nilai signifikansi (p>0,05), berarti data tersebut homogen. Uji Scheffe dilakukan untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan antar kelompok. Jika diperoleh distribusi data yang tidak normal maka dilakukan analisis data menggunakan Kruskal-Wallis untuk melihat homogenitasnya, dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk melihat kebermaknaan perbedaan antar. kelompok..

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui adanya kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dalam penggunaan jangka panjang dengan peningkatan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang sudah menguji mengenai efek pemberian ekstrak etanol biji Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT dan AST pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida. Pengamatan hasil penelitian ini dapat tercapai dengan rangkaian penelitian meliputi determinasi buah Persea americana Mill., penetapan kadar air serbuk kering kulit Persea americana Mill., penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida, penentuan waktu pencuplikan darah, uji kontrol negatif dari olive oil, uji kontrol sediaan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill., dan uji efek ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dengan dosis 350; 700; dan 1400 mg/kgBB terhadap kadar albumin. A. Penyiapan Bahan 1. Pembuatan serbuk kering kulit Persea americana Mill. Penelitian mengenai efek hepatoprotektif ini menggunakan kulit Persea americana Mill. yang didapat dari depot es di Yogyakarta. Kulit Persea americana Mill. yang masih segar (tidak busuk) dibersihkan dan dicuci dengan air. 29.

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. mengalir. Kemudian kulit Persea americana Mill. tersebut dikeringkan dan diserbuk. Serbuk kering kulit Persea americana Mill. yang didapatkan di ayak dengan menggunakan ayakan nomor 40 mesh. Pengayakan ini dilakukan supaya kandungan fitokimia yang terkandung dalam kulit Persea americana Mill. lebih mudah terekstrak karena luas permukaan serbuk yang kontak dengan pelarut semakin besar. Apabila ukuran dari serbuk simplisia terlalu kecil maka pada saat dimungkinkan terdapat serbuk simplisia yang lolos saat penyaringan. 2. Hasil determinasi serbuk kering kulit Persea americana Mill. Penelitian mengenai efek antihepatotoksik ini menggunakan kulit Persea americana Mill. sebagai bahan yang diuji aktivitasnya. Untuk memastikan kebenaran serbuk yang digunakan dalam penelitian ini, maka dilakukan determinasi. Determinasi kulit buah Persea americana Mill. dilakukan dengan mencocokan buah Persea americana Mill. utuh yang diperoleh dari depot Es Teler di Plaza Ambarukmo Yogyakarta berdasarkan ciri-ciri makroskopis menggunakan buku acuan Agrilink (2001). Hasil determinasi menunjukan jenis buah Persea americana Mill. yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Endranol. Buah Persea americana Mill. jenis ini menyerupai buah pir, ujung buah tumpul sedang pangkal buahnya runcing, biji buahnya berbentuk jorong, daging buahnya tebal berwarna kuning, kulit buah berwarna hijau dan permukaan kulit buah licin berbintik kuning dengan tebal kulit 1,5 mm. Saat muda kulit buah berwarna hijau muda dan ketika setengah matang berwarna hijau tua kemerahan. Hasil determinasi ini menunjukan bahwa kulit.

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. buah yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah benar kulit buah Persea americana Mill. 3. Penetapan kadar air serbuk kering kulit Persea americana Mill. Penetapan kadar air ini bertujuan untuk mengetahui kandungan air yang terdapat di dalam serbuk kulit Persea americana Mill., sehingga dapat diketahui apakah kandungan air yang terdapat pada serbuk kulit buah Persea americana Mill. memenuhi persyaratan yang ditetapkan atau tidak. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (1995) menetapkan bahwa serbuk yang baik bila memiliki kandungan air kurang dari 10%. Proses penetapan kadar air pada serbuk kering kulit Persea americana Mill. dilakukan di LPPT Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hasil kandungan kadar air di dalam serbuk kulit Persea americana Mill. adalah 7,10 %. Kandungan air yang terdapat di dalam serbuk Persea americana Mill. memenuhi persyaratan yang ditetapkan. 4. Pembuatan ekstrak etanol kulit alpukat Persea americana Mill. Pembuatan ekstrak etanol kulit alpukat Persea americana Mill. menggunakan metode maserasi. Metode maserasi ini digunakan untuk menyari simplisia sehingga zat-zat aktif yang terdapat di dalam simplisia dapat berpindah ke dalam cairan penyari. Kelebihan dari metode ini yaitu proses pengerjaannya sederhana dan alat-alat yang digunakan sederhana. Cairan penyari yang digunakan untuk menyari zat aktif yang terdapat dalam kulit Persea americana Mill. adalah etanol. Menurut penelitian Vinha, dkk. (2013), diketahui bahwa senyawa yang terdapat di dalam kulit Persea americana Mill. hampir sama dengan biji Persea.

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 32. americana Mill., yaitu fenol, flavonoid, karotenoid, vitamin C dan vitamin E. Perbedaan senyawa antara biji dan kulit Persea americana Mill. terletak pada jumlah kandungan masing-masing senyawa. Penelitian Javier, David, Maria, Petri, dan Mario (2011), menyatakan bahwa senyawa golongan fenolik pada biji Persea americana Mill. diisolasi dengan menggunakan pelarut organik yang bersifat polar. Penelitian Zuhrotun (2007) menggunakan etanol sebagai cairan penyari untuk menyari senyawa yang terdapat di dalam biji Persea americana Mill. Selain itu, pada penelitian Nopitasari (2013) menggunakan cairan penyari etanol untuk mengambil senyawa yang terdapat dalam biji Persea americana Mill. Penelitian Mokodompit, dkk. (2013) menggunakan etanol sebagai cairan penyari untuk menyari senyawa flavonoid yang diketahui sebagai antioksidan kuat yang terkandung di dalam kulit Persea americana Mill. Parameter standarisasi ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dilihat dari bobot tetap pengeringan. Bobot tetap pengeringan yaitu selisih penimbangan < 0,5 mg tiap gram zat sisa dari 2 kali penimbangan berturut-turut. Selisih dari 2 bobot penimbangan pada penetapan bobot tetap sebesar 0% menunjukan ekstrak yang terdapat dalam cawan ditimbang 1 jam sekali selama 10 jam atau hingga bobot tetap. Penelitian ini menggunakan waktu pengeringan 15 jam untuk mendapatkan bobot tetap ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. Peneliti menggunakan 400 gram serbuk kering kulit Persea americana Mill. untuk mendapatkan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. Rata-rata hasil ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. yang diperoleh dari 10 cawan ekstrak kental.

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 33. adalah 4,48 gram. Pada pembuatan 400 gram serbuk kering kulit Persea americana Mill. menghasilkan rendemen sebesar 11,20%. B. Uji Pendahuluan 1. Penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida Penelitian ini menggunakan karbon tetraklorida sebagai senyawa model hepatotoksin. Hepatotoksin karbon tetraklorida pada dosis tertentu dapat menyebabkan perlemakan pada hati. Menurut Janakat dan Al-Merie (2002), dosis karbon tetraklorida sebesar 2 mL/kgBB dapat menginduksi kerusakan hati pada tikus jantan galur Wistar. Dosis tersebut mampu merusak sel-sel hati pada tikus yang ditunjukkan melalui kenaikan aktivitas ALT dan AST tetapi tidak menimbulkan kematian pada hewan uji. Menurut Sivakrishnan dan Kottaimuthu (2014), pada kenaikan aktivitas serum ALT 2-3 kali dari normal, kadar albumin di dalam darah ikut mengalami penurunan sebesar ± 0,95 mg/dL. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sivakrishnan dan Kottaimuthu (2014), terdapat keterkaitan antara kenaikan aktivitas serum ALT dengan penurunan kadar albumin. 2. Penentuan pengambilan cuplikan darah Penentuan pengambilan cuplikan darah pada hewan uji bertujuan untuk mengetahui waktu peningkatan aktivitas enzim ALT yang paling tinggi pada hewan uji setelah hewan uji diinduksi karbon tetraklorida dengan dosis 2 mL/KgBB. Cuplikan darah hewan uji diambil dari sinus orbitalis. Penentuan waktu pengambilan cuplikan darah pada hewan uji dilakukan pada jam ke 0, 24 dan 48 setelah hewan uji diinduksi dengan karbon tetraklorida. Peneliti.

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. melakukan uji pendahuluan penentuan pengambilan cuplikan darah berdasarkan peningkatan aktivitas serum ALT dalam darah tikus. Berdasarkan uji yang dilakukan, diperoleh data aktivitas serum ALT seperti yang tertera pada tabel I. Tabel I. Purata aktivitas serum ALT setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/KgBB pada waktu pencuplikan darah jam ke-0, 24, dan 48 Waktu pencuplikan jam ke0 24 48. Purata aktivitas ALT ±SE (U/l) 72,3 ± 5,8 217,3 ± 2,7 90,3 ± 3,8. Keterangan : SE = Standar error Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kenaikan aktivitas serum ALT yang paling tinggi terjadi pada jam ke- 24 (217,3 ± 2,7 U/l). Purata aktivitas serum ALT pada jam ke 24 lebih tinggi 2-3 kali dibandingkan dengan purata aktivitas serum ALT pada jam ke- 0 (72,3 ± 5,8 U/l). Purata aktivitas serum ALT pada jam ke 48 (90,3 ± 3,8 U/l) lebih rendah dibandingkan dengan purata aktivitas serum ALT pada jam ke-24. Hasil tersebut menandakan aktivitas serum ALT pada jam ke- 48 sudah mengalami penurunan. Berdasarkan hasil yang tercantum dalam tabel I dan gambar 4, menunjukkan bahwa pada jam ke- 24 terjadi kerusakan hati yang paling parah..

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. Gambar 4. Diagram batang aktivitas serum ALT pada tikus terinduksi karbon tetraklorida pada jam ke 0, 24, dan 48. Data aktivitas serum ALT diuji secara statistik dengan menggunakan analisis variansi satu arah. Hasil analisis uji statistik aktivitas serum ALT pada jam ke 0 dan 48 dengan jam ke 24 menunjukan nilai signifikansi 0,000 (<0,05). Nilai tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara aktivitas serum ALT pada jam ke 0 dan 48 dengan aktivitas serum ALT pada jam ke 24. Tahapan analisis statistik selanjutnya dilakukan dengan menggunakan uji Scheffe. Tujuan dilakukan uji Scheffe ini adalah untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan antar kelompok. Hasil analisis aktivitas serum ALT dari uji Scheffe dapat dilihat pada tabel II..

Referensi

Dokumen terkait

[r]

• Untuk mengerjakan boneka memerlukan waktu 1jam pekerjaan tukang kayu dan 2 jam tukang poles sedang untuk kereta api diperlukan 1jam pekerjaan tukang kayu dan 1 jam

The establishment of ground based automated flow recording system like (HKH-HYCOS), advancements in satellite and model based rainfall and flow estimations and flood

Kejadian komplikasi karena diabetes mellitus lebih tinggi pada wanita kemungkinan disebabkan karena diabetes mellitus pada wanita banyak yang disertai dengan faktor

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. Universitas Pembangunan

Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran kitab Hilyatu At-Tilawah dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur’an siswa pada muatan

Toksisitas akut Berdasarkan data yang tersedia, kriteria klasifikasi tidak terpenuhi.. Korosi kulit/iritasi Menyebabkan