STAF PENGAJAR: Dr. Ir. Husmy Yurmiati, MS
1. POTENSI DAN KLASIFIKASI RUSA
2. REPRODUKSI DAN BUDIDAYA
3. PAKAN DAN PERKANDANGAN
4. PASCA PANEN
Keberadaan rusa dalam kehidupan manusia sudah
lama berlangsung, diperkuat oleh seorang Arkeolog : bukti di zaman purba, digunakannya ujung ranggah keras sebagai mata ujung tombak untuk berburu dan alat pemotong.
Kepala rusa digunakan sebagai lambang negara pada
kerajaan kecil.
Zaman Belanda hingga sekarang. rusa merupakan
satwa liar yang dilindungi, yang menjadi sasaran perburuan tanpa terkendali, akibatnya terjadi
penurunan populasi terbatasnya ruang lingkup
hidupnya maupun kemampuan berkembang secara alami.
Ditunjuknya beberapa areal konservasi di Indonesia
guna melindungi habitat
Mencegah kepunahan, dari segi hukum ditetapkan
rusa sebagai satwa yang dilindungi oleh Undang-Undang
Penangkaran:
Penangkaran adalah upaya memperbanyak populasi rusa melalui pengembangabiakan, dengan tetap
mempertahankan jenisnya, agar dapat dimanfaatkan secara lestari (1970 di kebun binatang Surabaya)
UU Ordonansi dan Perlindungan Binatang Liar (1931)
No. 134 dan 266, yang dikeluarkan karena telah terjadi penurunan populasi yang dianggap kritis.
UU No 5 (1990) tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya bahwa rusa
merupakan satwa langka yang perlu dilindungi
Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 362/Kpts/TN,
120/5/1990 tanggal 20 Mei 1990 bahwa rusa dimasukkan kedalam aneka ternak yang dapat dibudidayakan sebagaimana ternak lainnya , termasuk didalammnya pengaturan izin usaha.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
362/Kpts/TN, 120/5/1990 tanggal 20 Mei 1990 bahwa:
- rusa dimasukkan kedalam aneka ternak yang dapat
dibudidayakan sebagaimana ternak lainnya ,
termasuk didalammnya pengaturan izin usaha.
- Surat keputusan diperbaharui melalui surat
keputusan Menteri Pertanian
No.404/Kpts/OT.210/6/2002 dimana dalam ketentuan tersebut memasukkan rusa sebagai kelompok “ternak” yang potensial dikembangkan
sebagai hewan ternak dan dapat dijadikan dasar bagi seseorang yang ingin mengembangkan rusa sebagai hewan ternak.
Untuk pengembangan rusa berdasarkan
peraturan perundang-undangan :
ternyata pengembangan rusa dapat dilakukan hanya pada generasi kedua dan seterusnya” , sedangkan generasi pertama tetap menjadi
satwa yang dilindungi, sehingga dengan azas kelestarian rusa sebagai plasma nuftah asli
tetap terjaga dan rusa sebagai satwa liar Indonesia terhindar dari kepunahan.
Indonesia sebagai Negara tropis memiliki jenis satwa rusa
asli dan dilindungi :
-rusa Bawean (Axis Kuhlii), satwa ini menurut CITES
(Convention on International Trade in Endangered Spesies of Wild Flora and Fauna)
-husus untuk rusa tersebut tercatat dalam data
International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) sebagai satwa liar yang berada dalam
kondisi genting (endangered) kelompok D1
- Ketiga jenis lainnya rusa Sambar (Cervus unicolor), rusa Timorensis (Cervus timorensis), Muntjak (Muntiancus
muntjac) dan rusa Semeru (rusa gunung yang berasal dari daerah Gunung Semeru.
Rusa Sambar tersebar luas dihutan Sumatera dan
Kalimantan.
Rusa Timor tersebar di hutan belantara Papua
(populasi rusa liar di terbesar di dunia), Nusa Tenggara, Jawa dan Sulawesi.
Rusa Bawean adalah rusa endemic dan berada di
pulau Bawean, yang populasinya sangat sedikit.
Muncak tersebar di pulau Jawa Bali Lombok dan
Pada saat ini di Indonesia belum ada kegiatan peternakan dan penangkaran rusa secara
komersil dan mengarah pada pemanfaatan produknya
Secara resmi sudah ada pilot project peternakan
rusa di Kalimantan Timur.
Beberapa sumber bahwa kepemilikan rusa sudah
tersebar di pulau Timor, Flores, Lombok, Jawa, dengan kepemilikan 1 – 5 ekor, meskipun ada beberapa yang mempunyai kepemilikan 35-100 ekor (Maharani R, 2008)
kepemilikan rusa hanya sebatas sebagai hewan
hias, meskipun beberapa ada yang melakukan penjualan hewan hidup.
Dari uraian tersebut dan dengan memperhatikan
Undang-undang serta peraturan-peraturan yang berlaku dan keputusan dari yang berwewenang serta perizinannya maka harapan besar bahwa rusa sebagai satwa harapan dapat dimanfaatkan sebagai ternak guna menunjang pemenuhan
kebutuhan protein hewani yang sampai saat ini masih dipenuhi dari sapi kambing dan domba (50 – 60 %) tanpa mengabaikan azas kelestarian.
Mempunyai daya adaptasi yang tinggi pada berbagai habitat Efisien dalam penggunaan pakan (4-5 kali) dari pada sapi dan
domba
Daging rusa (Venison) berwarna merah, serat halus tetapi
kandungan kolesterolnya rendah
Memiliki ranggah muda ( Antler) yang dapat digunakan sebagai
obat (China dan Korea, 168 SM) dan ranggah sempurna untuk hiasan.
Penghasil velvet (lapisan beludru yang menenpel pada ranggah
Penghasil velvet (lapisan beludru yang
menenpel pada ranggah muda) sebagai obat oleh ahli farmakologi dan Organ tubuh
lainnya (Testis, penis, ekor, otot kaki belakang) sebagai obat kuat.
Mempunyai indra pencium dan pendengaran
yang tajam
Hidup bergerombol dan soliter tergantung
Sebagai gambaran harga standar daging rusa
:
dapat mencapai 2 – 2,5 kali lebih besar dari harga daging sapi
contoh survey marketing dan produksi di Australia (Ossy P, 2008) dilaporkan bahwa harga daging sapi (rump steak $7.99
sedangkan daging rusa (venison steak) $16.99. dan di Mataram dendeng per kg sebesar Rp. 100.000.
Potensi rusa sebagai penghasil daging (Venison) :
- ternyata mempunyai keistimewaan karena termasuk katagori daging merah,dari ternak berkaki empat tetapi mempunyai serat halus, lemak dan kandungan kolesterolnya rendah.
- Haigh dan Hudson (1993) bahwa karkas pada rusa lebih tinggi yaitu berkisar antara 56-62%
sedangkan karkas sapi 51-55% dan domba 44-50%.
Energi dari lemak daging rusa 22 % (sapi 33
% dan domba 35-47 %) ,Protein daging 21 % (tetap dengan bertambahnya umur)
dan 40 % dari bagian karkas belakang (3/4
bagian karkas belakang mempunyai harga tinggi), kalori daging 628 jouls / 100 g.
Potensi lain yang dihasilkan oleh rusa adalah ranggah tua, muda (velvet antler), dan velvet .
Ranggah muda ( Antler) dapat digunakan
sebagai obat (China dan Korea, 168 SM) untuk meningkatkan volume darah ,vitalitas yang lebih baik ,menyembuhkan masalah ginjal
gastrointestinal ,tekanan darah rendah ,anemia ,mental dan athletic ability (Russian), anti
allergenic (tinggkat kadar penyembuhan) ,mengurangi asma dan tingkat fertility dan ranggah sempurna untuk hiasan.
Velvet (lapisan beludru yang menempel pada
ranggah muda) digunakan sebagai obat-obatan oleh ahli farmakologi dan
Organ tubuh lainnya (Testis, penis, ekor, otot
kaki belakang) sebagai obat kuat dan peningkatan sumber devisa Negara.
Harga velvet antler di Malaysia RM 50.00 –
Di Luar negeri terutama di Selandia Baru, rusa
telah dikembangkan untuk tujuan komersial, dan dapat menjadi sumber devisa Negara yang cukup tinggi, diantaranya rusa timor (cervus timorensis) yang berasal dari rusa Indonesia asli.
Negara lain yang telah pula mengembangkannya
diantaranya Negara Australia, Kaledonia baru, Malaysia.
Jenis rusa lain yang telah mengarah untuk
dikembangkan oleh Malaysia, Taiwan dan
Prospek budidaya dari ternak rusa di Indonesia
harus segera dilakukan mengingat rusa yang dikembangkan di luar negeri adalah rusa asli Indonesia., sehingga perlu dilakukan upaya terobosan dengan menggalakkan usaha
penangkaran untuk mendomestikasi status hewan liar menjadi ternak dengan ketentuan tidak terbatas pada kalangan instansi
pemerintah, tetapi dapat dilakukan oleh
masyarakat/perorangan/pengusaha /swasta yang berminat dalam usaha pengembangan budidatya rusa secara agribisnis maupun agriindustri dan agrowisata.
yang disertai komitmendari berbagai pihak
dan semua pihak harus dapat menerapkan
konsep-konsep konservasi, pemanfaatan dan pengembangannya agar rusa dapat
dibudidayakan sekaligus dilestarikan
dengan memperhatikan rusa jenis apa yang akan dibudidayakan, pengawasan dalam
usaha peternakan rusa, baik dalam pelepasan bibit, penerapan teknologi reproduksi,
produksi maupunpengolahan produk hasil dan kesehatan masyarakat veteriner.
meningkatkan kesejahtraan masyarakat, ketrampilan budi daya
dan meningkatkan nilai tambah pada masyarakat
peningkatan sumber devisa Negara
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya
pemanfaatan yang selaras dengan azas pelestarian
Meningkatnya minat masyarakat dalam budidaya penangkaran
rusa dibutuhkan pembinaan secara intensif dan terarah
sehingga dapat menunjang produktifitas dan mempermudah cara pemanfaatannya.
Akibatnya perlu dipikirkan dan dikaji Aspek penyediaan bibit,
pakan, kesehatan, reproduksi, manajemen, penanganan pasca panen dan pemasarannya.
Dalam pengembangan rusa awalnya dimulai
dari system penangkaran (meningkatkan populasi dan keuntungan materi).
Pemerintah wajib untuk menggalakkan dan
mengembangkan kegiatan penangkaran rusa sebaik-baiknya,
Penangkaran dapat merupakan jembatan
kearah usaha-usaha budidaya rusa, seperti halnya ternak lain.
Pengembangan rusa diharapkan dapat meningkatkan :
(1) kesejahtraan masyarakat,
(2) ketrampilan dalam pemeliharaan rusa,
(3) nilai tambah, pengadaan sumber devisa Negara (4) kesadaran masyarakat terhadap upaya
pemanfaatan rusa yang selaras dengan memperhatikan azas kelestarian.
(5) minat masyarakat dalam budidaya penangkaran rusa
dibutuhkan pembinaan secara intensif dan terarah sehingga dapat menunjang produktifitas dan mempermudah cara pemanfaatannya. --- perlu dipikirkan dan dikaji Aspek penyediaan
bibit,
pakan, kesehatan, reproduksi, manajemen, penanganan pasca panen dan pemasarannya.
Phyllum : Vertebrata Sub phylum : Chordata Class : Mammalia Ordo : Artiodactyla Subordo : Ruminansia Family : Cervidae
Subfamily :
Cervinae, Muntiacinae,
Di Indonesia ada 4 jenis Rusa dari 2 genus
yaitu Cervus dan Axis
1.
Cervus
: Cervus timorensis dan
Cervus unicolor
2.
Axis
: Axis kuhli
Axis-axis
( introduksidari India pada jaman Belanda , dapat beradaptasi dengan alam lingkungan Indonesia.
Populasi 1,5 juta di Irian Jaya (Fraser-Stewart, 1988) Berwarna coklat keabu-abuan sampai coklat gelap
Rambut kasar dan tebal, bulu bagian perut berwarna terang dari
pada bagian punggung
Berat badan dewasa 40 – 50 kg, panjang badan 195 cm , tinggi
badan 100 – 110 cm
Hidup berkelompok dan mempunyai daerah territorial Aktif mencari makan pada siang dan malam hari
Pakan rumput, daun muda dan buah-buahan Daerah penyebaran Jawa, Sulawesi, Maluku,
Nusa tenggara
Dewasa kelamin 7 – 9 bulan Lama bunting 250 – 285 hari
Jumlah anak per kelahiran 2 ekor Interval kelahiran 1 – 2 tahun
Lama menyusui/ umur sapih 4 bulan Life spen 15 -18 tahun
Berwarna hitam kecoklat-coklatan
Berambut panjang dan lebat, hidung berwarna gelap, tebal
dan basah
Berat badan dewasa 40 – 50 kg, panjang badan 150 – 200
cm, tinggi badan 140 – 160 cm
Hidup soliter, kecuali pada musim kawin
Aktif pada malam hari, dan bersembunyi pada siang hari Habitat daerah padang alang-alang, dekat air dan dapat
Pakan rumput berair dan daun muda Daerah penyebaran Sumatera dan
Kalimantan
Siklus hidup : dewasa kelamin 8 bulan Lama bunting 7 bulan
Jumlah anak per kelahiran 1 ekor Interval kelahiran 1,5 tahun
Lama menyusui/ umur sapih 3 - 4 bulan Life spen 11 tahun
Berwarna coklat terang sekitar mata dan bagian leher
berwarna putih, pada anak rusa yang baru lahir terdapat totol putih dengan warna dasar coklat
Berat badan dewasa 45 kg, panjang badan 140 cm,
tinggi badan 65 cm
Hidup jarang sekali bergerombol, biasanya hanya 2 –
3 ekor
Aktif mencari makan pada siang dan malam hari Habitat padang rumput dan hutan sekunder yang
Pakan rumput dan daun-daunan Daerah penyebaran pulau Bawean
Siklus hidup : dewasa kelamin 2 tahun Lama bunting 8 bulan
Jumlah anak per kelahiran 1- 3 ekor Interval kelahiran 1,5 tahun
Lama menyusui/ umur sapih 8 bulan Life spen 10 - 15 tahun
Axis-axis (Rusa Tutul/Chital)
Tersebar luas dari daerah India dan Ceylon
Bulunya halus berwarna coklat sawo matang dan
bermotif totol putih
Berat badan dewasa 75 – 100 kg Berat lahir 3 – 3,5 kg
Panjang badan 150 cm
Tinggi badan 110 – 140 cm
Hidup berkelompok (2-6 ekor/kelompok) dan
aktif pada siang hari
Habitat padang rumput, semak, pada batas hutan
Pakannya rumput dan daun-daunan
Ditemukan pada ketinggian 1000 – 1200
meter diatas permukaan laut
Siklus hidup : dewasa kelamin 1,5 - 2 tahun Lama bunting 7 – 7,5 bulan
Jumlah anak per kelahiran 1 ekor Interval kelahiran 1 tahun
Ranggah hanya dimiliki oleh rusa jantan, yang mempunyai
tingkat pertumbuhan sebagai berikut :
- Pedicle : tempat tumbuhnya tunas ranggah
- Velvet : ranggah muda yang diselimuti oleh bulu halus
- Casting : Ranggah keras sampai lepas
Rataan lamanya tahap pertumbuhan ranggah :
- Ranggah velvet 148,8 +/- 11,44 hari - Ranggah keras 208,8 +/- 3,44 hari - Tanpa ranggah 373, 6 +/- 11,52 hari
Periode terlama dari tahap pertumbuhan
ranggah dalam satu siklus berada pada tahap ranggah keras (rusa jantan berada pada masa aktif reproduksi ) pada bulan JUNI-FEBRUARI
Grade Velvet Antler :
- Soft developing antler (Grade A) umur 55 – 60 hari
- Fully matured (5 tahun- 6 tahun dengan berat 2 -2,5 kg)
untuk meninggikan kandungan volume darah vitalitas yang lebih baik
menyembuhkan masalah ginjal gastrointestinal
tekanan darah rendah anemia
anti allergenic (tinggkat kadar penyembuhan) mengurangi asma dan tingkat fertility
HARGA VELVET ANTLER BASAH :
Januari : Ranggah lepas
Maret – Mei : tumbuh bungkul baru Juni : tumbuh ranggah baru Agustus- September : ranggah
tumbuh sempurna
Grade Diameter (cm) Panjang (cm) A > = 16 > = 40 B > = 14 > = 40 C > = 13 > = 40 D > = 11 > = 30 E > = 11 < 30
Nilai kandungan mineral ranggah muda
bervariasi tergantung tingkat penulangan yang terjadi;
Contoh pada rusa merah: (mg/kg BK)
- abu 34 - lemak 2,5 - nitrogen 8,4 - Ca 12,1; P 5,8 ; S 0,43 ; Mg 0,25 - Na 0,83 ; Kalium 0,42 ; Mn 3,4 - Zn 69 ; Fe 319 ; Se 0,18
Persentase karkas 56 - 58 % (sapi 41 % dan domba 43 %) Kualitas daging baik karena rendah kolesterol, (66 mg/100g)
Energi yang dihasilkan dari lemak daging pada rusa 22 % (sapi 33 % dan domba 35-47 %)
Kandungan gizi daging (Protein daging 24,7 % (tetap dengan
bertambahnya umur), lemak 3,3% , Energi daging 628 jouls / 100 g
Dagingnya empuk dan seratnya halus
40 % dari bagian karkas belakang (3/4 bagian karkas belakang
Sapi (beef) : ME 891 kg/100g, lemak 6,5 %,
protein 22 %, Kolesterol 67 mg/100g
Domba (Lamb) : ME 969 kg/100g, lemak
18,2%, protein 17,4 %, kolesterol 72 mg/100 gr
MUNTJAK (
Muntiacus muntjak)
- M. m muntjak
(P.Jawa)-
M.m. montanus
(P.Sumatera)-
M.m.pleiharicus
( Kalimantan Selatan) -M.m.bancanus
(P.Bangka, P. Beliton)-
M.m.rubidus
(P. Kalimantan Utara) -M.m. nainggolani
(P. Bali, Lombok ) Tubuh paling kecil
Posture tubuh agak berbeda dengan
posture tubuh rusa lainnya
Bukan type rusa yang senang dipegang
Panjang tubuh 90 – 110 cm
Tinggi gumba 50 cm
Berat tubuh 12 kg
Bulu halus, warna coklat kemerahan dan
keemasandibagian punggung, hingga
berwarna putih dibagian perut, pada yang jantan relatif lebih gelap.
Ukuran ranggah kecil 7 – 13 cm
Lama bunting 210 – 215 hari
Jumlah anak 1 ekor
Ciri khas adalah teriakan suaranya saat
tercekam (barking deer)
Rusa yang mudah stress, perlu naungan
untuk sembunyi
Lincah
FAKTOR YG BERPENGARUH :
1. Natalitas (1,6 atau 160 anak rusa tiap 100
induk), jika induk boleh diburu meningkat (1,9). Untuk Indonesia belum diketahui
Tingkat keberhasilan tergantung : - daya dukung lingkungan
- kesehatan hewan - sifat genetik
- umur
- jumlah satwa - Sex ratio
2. Mortalitas :
Faktor yang berpengaruh :
- faktor perburuan, penyakit, predator, bencana, perusakan habitat
- kesejahtraan ternak (pakan, tempat berlindung dan air)
3. Migrasi :
- kebutuhan pakan dan air - curah hujan
- persediaan vegetasi
- predator maupun perburuan
Teknik pembiakan :
- Induk terpilih, dimasukkan kedalam
kandang pembiakan (1 jantan : 3-5 induk) luas kandang pembiakan (100 m2/set induk)
atau 1 UT/0,05 ha/tahun
- siklus birahi : 1 bulan, lama birahi : 1- 2 hari
- Tanda berahi : alat kemaluan bengkak dan memerah
dan keluar lendir
- Musim kawin : Juli – September, musim melahirkan Desember- April
-Perkawinan :
betina dan jantan disatukan pada musim
kawin, pengaturan perkawinan dapat idividu atau kelompok
• Kebuntingan : menghindar dari pejantan, dan
mengatupkan ekornya, pada 2 bulan pertama nafsu makan meningkat, kel susu mulai aktif dan susu membesar
• Saat melahirkan : - kurang gerak, tiduran
tempat teduh, nafsu makan berkurang, alat
Kelahiran :
- Anak rusa termasuk prekosial (lahir mata
terbuka, rambut sempurna, 2-3 jam setelah dilahirkan dapat berdiri dan berjalan.
Penyapihan :
- lama penyapihan tergantung spesies (4-6 bulan)
Sistem Pengelompokan :
umur dan jenis kelamin serta species
Pengelompokan berdasarkan Umur :
1. Rusa baru sapih sampai 1 tahun 2. Rusa remaja (umur 1-2 tahun)
3. Rusa dewasa/induk umur di atas 2 tahun 4. Stag (jantan unggul)
Bentuk fisik ramping Kaki kuat
Leher panjang
Bulu utuh dan mengkilat
Lincah dengan banyak gerakan Nafsu makan tinggi
Banyak beristirahat
Pertumbuhan dan pelepasan ranggah normal Siklus berahi normal
Dilakukan setiap 3 bulan sekali
Pertumbuhan ternak rusa (tinggi tubuh,
panjang tubuh, panjang kepala, leher, badan, ekor, kaki dan kuping
Lingkar dada dan lingkar perut Kesehatan fisik
Umur mulai dewasa Musim lepas ranggah Musim kawin
Siklus birahi dan lama birahi Kebuntingan
Kelahiran (berat anak, jumlah, jenis kelamin,
dan periode beranak
Penyapihan
Perilaku induk Masa produktif
I. DIIKAT
II. DIKANDANGKAN III. CARA PEDOK
I. Pemeliharaan cara Diikat :
- Tidak umum , dilakukan dipedasaan - Tujuan untuk kesayangan
- Cara pemeliharaan : pagi hari dibawa ke
ladang pengembalaan sambil diikat, sore hari dibawa ke kandang bermalam
- Panjang tali minimal 3 m, terbuat plastik dan
agak besar, agar leher tidak luka tali diselubungi pipa plastik
Cara ini sulit untuk diterapkan pada
semua rusa
Diikat sejak kecil agar terbiasa, saat
mendekati masa lepas sapih
Pada cara ini rusa akan lebih jinak
Rusa kecil tidak dapat dipelihara secara
diikat (bawean dan kijang)
Pengikatan pada pejantan dengan
II . CARA DIKANDANGKAN :
- Kandang = sebuah bangunan, dengan dinding
rapat atau area terbuka dibatasi pagar dan tidak terlalu luas
- Pakan/hijauan diberikan setiap hari
- Pagar (papan, batu, bahan potong, bambu,
kawat harmonika/ bronjong ) diameter lubang 5 cm, terali besi
- Tinggi atap 2 m
- Kandang panggung tidak disarankan
- Pada kandang terbuka, sebagian sisi lantai
tanah ditinggikan 0,5 – 1,0 m ( berlindung dari genangan air)
Ukuran kandang rusa : Rusa timor dewasa
(p x l x t = 1,8 x 1,2 x 1,9), di NTT (20 x 112 m2), 2,75 x 12,5 m2/ekor.
Luas kandang (Korea) pada skala kecil 965
– 2.216 m2, jumlak kandang 5,6 buah (2,8 per peternak)
Pakan tambahan rata-rata 2,2 kg
BK/ekor/hari (kisaran 1,0-3,2 kg) Imbangan Hijauan :konsentrat (89 :11 pada musim
panas, dan 29 :71 musim dingin
Rusa Timor :
umur 3 – 12 bulan ……… 1,00 – 1,50 m2/ekor betina dewasa……….1,75 - 2,25 m2/ekor jantan dewasa……….2,00 - 2,75 m2/ekor Rusa Sambar :
umur 3 – 12 bulan ……… 1,00 – 1,80 m2/ekor betina dewasa……… 2,00 - 2,50 m2/ekor jantan dewasa……… 2,75 - 3,25 m2/ekor
III. Pemeliharaan cara PADOCK : - Usaha peternakan komersil
- Kesediaan rumput cukup, sumber air, naungan
- Faktor penting dalam sistem paddock
adalah :
a. akses tempat tinggal pegawai/peternak b. akses lalu lintas kegiatan
c. topografi
d. Naungan (pohon jarak 3-5/ 5-7 m) e. sumber air
Paddock :
a. Bentuk (memanjang, persegi)
b. Penetapan Luasan paddock (jumlah
paddock, kemudahan pengeluaran rusa, pemisahan kelompok)
c. Luas paddock yang ideal (1,5 – 2,0 Ha),
ukuran sedang (0,3 – 1,0 Ha), kecil (50 – 200 m2)
d. Tingkat kepadatan pada padang rumput
(12 – 15 ekor/ha untuk dewasa , untuk rusa<2 tahun 15-20 ekor
e. Pintu pedock berada pada salah satu sudut padock, hindari pintu ditengah (2,0 – 2,5 m) dengan engsel 180 derajat, gang
(raceaway) (2-2,5 m) bentuknya menyerupai huruf V
f. Pagar pemisah padock dengan luar padock 2 m, dan antar padock 1,75 – 2 m. Bahan
pagar kawat dengan ukuran diameter
2,5mm, bentuk persegi, kualitas HT (high tensile) Tinggi alas pagar dari tanah 0,4 m g. Kandang Kerja : nyaman bagi pekerja,
dilengkapi kandang penjepit, ruang
timbang, warna cat kandang agak gelap, letaknya ditengah atau sudut padock.
a. Kandang kerja : langit-langit tinggi, ventilasi baik, ukuran (10 x 3 m)---
lorong (2,0 -2,5 m)--- kandang kerja yang lebih kecil (3 x 3 m/ 2 x 3 m). Tinggi
dinding 2,4 m
b. Ruang penanganan (2-3 m) --- ruang penjepit, ruang timbang, ruang angkut
c. Ruang penimbangan, cukup untuk berdiri,
dari kotak kayu
d. Ruang penjepit (Khas untuk rusa),
fungsinya pemeriksaan rusa, pemotongan ranggah,vaksinasi, penomoran telinga,
ALAT PENJEPIT : ada 2 model
1. Model
Squeeze (sifatnya menjepit
rusa)---
rusa masuk suatu kotakan alat
penjepit, setelah tubuh rusa masuk,
maka dinding yang dilapisi busa akan
menjepit badan rusa, dengan sistem
hidrolik
2. Model
drop floor (prinsipnya rusa
masuk dalam suatu kotakan yang
menjepit bagian kaki (berbentuk Y),
Ruang pengangkutan meruncing ( 9 m2
--- lebar =0,6 m, panjang 2-3 m,
tinggi dinding 2,5 m
Lantai berupa tanah kering dan padat,
Mampu beradaptasi dengan berbagai
perubahan pakan
Pemberian pakan disesuaikan dengan
kelompok:
a. induk bunting b. induk menyusui
c. jantan dewasa tumbuh ranggah muda d. jantan dan betina dewasa siap kawin e.Umur lepas sapih hinggga umur potong
Jenis pakan rusa (pemamah biak) : rumput,
hijauan, dedaunan, dan buah buahan
konsentrat, garam dan vitamin, dan urea (1 :
300kg rumput)
Pemberian pakan rusa sapih, hijauan
dipotong potong, sayuran, rumput muda
- Air : 1,0 – 2,5 liter/hari - Protein : 15-19 % BK - Energi : Pertumbuhan : 24 – 32 Mj/kg BB Maintenance : 0,51 – 0,53 Mj/kg.0,75/hari
- Mineral : Ca, P, Mg, K, Na dan S
(mineral blok)
Kebutuhan Hijauan :
- 1,2 – 1,6 kg BK ( 2,2 -3,8 kg segar) untuk
rusa muda
- 2,2 kg BK (4,3 kg segar) untuk dewasa
- Kebutuhan Konsentrat :
Eksternal Parasit :
- Lalat hijau (Chrsomia bezziana), - lalat lekat (Hippobosca maculata), - lalat pitak (Tabanus rubidus),
- lalat kerbau (Stomoxys calsitrans)
- Caplak
Internal Parasit :
- Cacing paru (Dictyocaulus spp) Penyakit lainnya :
- Pneumonia, Malignant Catarhal Fever, Brucellosis, Tuberkulosis, Capture
Penyakit lainnya pada rusa :
- Pneumonia
-
Malignant Catarhal Fever
- Brucellosis
- Tuberkulosis
- Capture myopathy
1.Bagaimana menurut pemikiran saudara tentang prospek pengembangan rusa ,
ditinjau dari undang undang dan peraturan lainnya serta kendala yang dihadapi.
2. Apakah semua jenis rusa mempunyai
potensi produksi dan reproduksi yang sama? Jika ya atau tidak jelaskan dan berikan contoh satu jenis rusa dengan ciri-cirinya.