• Tidak ada hasil yang ditemukan

Satwa Rusa Ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Satwa Rusa Ppt"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

STAF PENGAJAR: Dr. Ir. Husmy Yurmiati, MS

(2)

1. POTENSI DAN KLASIFIKASI RUSA

2. REPRODUKSI DAN BUDIDAYA

3. PAKAN DAN PERKANDANGAN

4. PASCA PANEN

(3)

 Keberadaan rusa dalam kehidupan manusia sudah

lama berlangsung, diperkuat oleh seorang Arkeolog : bukti di zaman purba, digunakannya ujung ranggah keras sebagai mata ujung tombak untuk berburu dan alat pemotong.

 Kepala rusa digunakan sebagai lambang negara pada

kerajaan kecil.

 Zaman Belanda hingga sekarang. rusa merupakan

satwa liar yang dilindungi, yang menjadi sasaran perburuan tanpa terkendali, akibatnya terjadi

penurunan populasi terbatasnya ruang lingkup

hidupnya maupun kemampuan berkembang secara alami.

(4)

 Ditunjuknya beberapa areal konservasi di Indonesia

guna melindungi habitat

 Mencegah kepunahan, dari segi hukum ditetapkan

rusa sebagai satwa yang dilindungi oleh Undang-Undang

 Penangkaran:

Penangkaran adalah upaya memperbanyak populasi rusa melalui pengembangabiakan, dengan tetap

mempertahankan jenisnya, agar dapat dimanfaatkan secara lestari (1970 di kebun binatang Surabaya)

(5)

 UU Ordonansi dan Perlindungan Binatang Liar (1931)

No. 134 dan 266, yang dikeluarkan karena telah terjadi penurunan populasi yang dianggap kritis.

 UU No 5 (1990) tentang Konservasi Sumber Daya

Alam Hayati dan Ekosistemnya bahwa rusa

merupakan satwa langka yang perlu dilindungi

 Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 362/Kpts/TN,

120/5/1990 tanggal 20 Mei 1990 bahwa rusa dimasukkan kedalam aneka ternak yang dapat dibudidayakan sebagaimana ternak lainnya , termasuk didalammnya pengaturan izin usaha.

(6)

 Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.

362/Kpts/TN, 120/5/1990 tanggal 20 Mei 1990 bahwa:

- rusa dimasukkan kedalam aneka ternak yang dapat

dibudidayakan sebagaimana ternak lainnya ,

termasuk didalammnya pengaturan izin usaha.

- Surat keputusan diperbaharui melalui surat

keputusan Menteri Pertanian

No.404/Kpts/OT.210/6/2002 dimana dalam ketentuan tersebut memasukkan rusa sebagai kelompok “ternak” yang potensial dikembangkan

sebagai hewan ternak dan dapat dijadikan dasar bagi seseorang yang ingin mengembangkan rusa sebagai hewan ternak.

(7)

 Untuk pengembangan rusa berdasarkan

peraturan perundang-undangan :

ternyata pengembangan rusa dapat dilakukan hanya pada generasi kedua dan seterusnya” , sedangkan generasi pertama tetap menjadi

satwa yang dilindungi, sehingga dengan azas kelestarian rusa sebagai plasma nuftah asli

tetap terjaga dan rusa sebagai satwa liar Indonesia terhindar dari kepunahan.

(8)

 Indonesia sebagai Negara tropis memiliki jenis satwa rusa

asli dan dilindungi :

-rusa Bawean (Axis Kuhlii), satwa ini menurut CITES

(Convention on International Trade in Endangered Spesies of Wild Flora and Fauna)

-husus untuk rusa tersebut tercatat dalam data

International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) sebagai satwa liar yang berada dalam

kondisi genting (endangered) kelompok D1

- Ketiga jenis lainnya rusa Sambar (Cervus unicolor), rusa Timorensis (Cervus timorensis), Muntjak (Muntiancus

muntjac) dan rusa Semeru (rusa gunung yang berasal dari daerah Gunung Semeru.

(9)

 Rusa Sambar tersebar luas dihutan Sumatera dan

Kalimantan.

 Rusa Timor tersebar di hutan belantara Papua

(populasi rusa liar di terbesar di dunia), Nusa Tenggara, Jawa dan Sulawesi.

 Rusa Bawean adalah rusa endemic dan berada di

pulau Bawean, yang populasinya sangat sedikit.

 Muncak tersebar di pulau Jawa Bali Lombok dan

(10)

Pada saat ini di Indonesia belum ada kegiatan peternakan dan penangkaran rusa secara

komersil dan mengarah pada pemanfaatan produknya

 Secara resmi sudah ada pilot project peternakan

rusa di Kalimantan Timur.

 Beberapa sumber bahwa kepemilikan rusa sudah

tersebar di pulau Timor, Flores, Lombok, Jawa, dengan kepemilikan 1 – 5 ekor, meskipun ada beberapa yang mempunyai kepemilikan 35-100 ekor (Maharani R, 2008)

(11)

 kepemilikan rusa hanya sebatas sebagai hewan

hias, meskipun beberapa ada yang melakukan penjualan hewan hidup.

 Dari uraian tersebut dan dengan memperhatikan

Undang-undang serta peraturan-peraturan yang berlaku dan keputusan dari yang berwewenang serta perizinannya maka harapan besar bahwa rusa sebagai satwa harapan dapat dimanfaatkan sebagai ternak guna menunjang pemenuhan

kebutuhan protein hewani yang sampai saat ini masih dipenuhi dari sapi kambing dan domba (50 – 60 %) tanpa mengabaikan azas kelestarian.

(12)

 Mempunyai daya adaptasi yang tinggi pada berbagai habitat  Efisien dalam penggunaan pakan (4-5 kali) dari pada sapi dan

domba

 Daging rusa (Venison) berwarna merah, serat halus tetapi

kandungan kolesterolnya rendah

 Memiliki ranggah muda ( Antler) yang dapat digunakan sebagai

obat (China dan Korea, 168 SM) dan ranggah sempurna untuk hiasan.

 Penghasil velvet (lapisan beludru yang menenpel pada ranggah

(13)

 Penghasil velvet (lapisan beludru yang

menenpel pada ranggah muda) sebagai obat oleh ahli farmakologi dan Organ tubuh

lainnya (Testis, penis, ekor, otot kaki belakang) sebagai obat kuat.

 Mempunyai indra pencium dan pendengaran

yang tajam

 Hidup bergerombol dan soliter tergantung

(14)

 Sebagai gambaran harga standar daging rusa

:

dapat mencapai 2 – 2,5 kali lebih besar dari harga daging sapi

contoh survey marketing dan produksi di Australia (Ossy P, 2008) dilaporkan bahwa harga daging sapi (rump steak $7.99

sedangkan daging rusa (venison steak) $16.99. dan di Mataram dendeng per kg sebesar Rp. 100.000.

(15)

 Potensi rusa sebagai penghasil daging (Venison) :

- ternyata mempunyai keistimewaan karena termasuk katagori daging merah,dari ternak berkaki empat tetapi mempunyai serat halus, lemak dan kandungan kolesterolnya rendah.

- Haigh dan Hudson (1993) bahwa karkas pada rusa lebih tinggi yaitu berkisar antara 56-62%

sedangkan karkas sapi 51-55% dan domba 44-50%.

(16)

 Energi dari lemak daging rusa 22 % (sapi 33

% dan domba 35-47 %) ,Protein daging 21 % (tetap dengan bertambahnya umur)

 dan 40 % dari bagian karkas belakang (3/4

bagian karkas belakang mempunyai harga tinggi), kalori daging 628 jouls / 100 g.

(17)

 Potensi lain yang dihasilkan oleh rusa adalah ranggah tua, muda (velvet antler), dan velvet .

Ranggah muda ( Antler) dapat digunakan

sebagai obat (China dan Korea, 168 SM) untuk meningkatkan volume darah ,vitalitas yang lebih baik ,menyembuhkan masalah ginjal

gastrointestinal ,tekanan darah rendah ,anemia ,mental dan athletic ability (Russian), anti

allergenic (tinggkat kadar penyembuhan) ,mengurangi asma dan tingkat fertility dan ranggah sempurna untuk hiasan.

(18)

 Velvet (lapisan beludru yang menempel pada

ranggah muda) digunakan sebagai obat-obatan oleh ahli farmakologi dan

 Organ tubuh lainnya (Testis, penis, ekor, otot

kaki belakang) sebagai obat kuat dan peningkatan sumber devisa Negara.

 Harga velvet antler di Malaysia RM 50.00 –

(19)

 Di Luar negeri terutama di Selandia Baru, rusa

telah dikembangkan untuk tujuan komersial, dan dapat menjadi sumber devisa Negara yang cukup tinggi, diantaranya rusa timor (cervus timorensis) yang berasal dari rusa Indonesia asli.

 Negara lain yang telah pula mengembangkannya

diantaranya Negara Australia, Kaledonia baru, Malaysia.

 Jenis rusa lain yang telah mengarah untuk

dikembangkan oleh Malaysia, Taiwan dan

(20)

 Prospek budidaya dari ternak rusa di Indonesia

harus segera dilakukan mengingat rusa yang dikembangkan di luar negeri adalah rusa asli Indonesia., sehingga perlu dilakukan upaya terobosan dengan menggalakkan usaha

penangkaran untuk mendomestikasi status hewan liar menjadi ternak dengan ketentuan tidak terbatas pada kalangan instansi

pemerintah, tetapi dapat dilakukan oleh

masyarakat/perorangan/pengusaha /swasta yang berminat dalam usaha pengembangan budidatya rusa secara agribisnis maupun agriindustri dan agrowisata.

(21)

 yang disertai komitmendari berbagai pihak

dan semua pihak harus dapat menerapkan

konsep-konsep konservasi, pemanfaatan dan pengembangannya agar rusa dapat

dibudidayakan sekaligus dilestarikan

dengan memperhatikan rusa jenis apa yang akan dibudidayakan, pengawasan dalam

usaha peternakan rusa, baik dalam pelepasan bibit, penerapan teknologi reproduksi,

produksi maupunpengolahan produk hasil dan kesehatan masyarakat veteriner.

(22)

 meningkatkan kesejahtraan masyarakat, ketrampilan budi daya

dan meningkatkan nilai tambah pada masyarakat

 peningkatan sumber devisa Negara

 meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya

pemanfaatan yang selaras dengan azas pelestarian

 Meningkatnya minat masyarakat dalam budidaya penangkaran

rusa dibutuhkan pembinaan secara intensif dan terarah

sehingga dapat menunjang produktifitas dan mempermudah cara pemanfaatannya.

 Akibatnya perlu dipikirkan dan dikaji Aspek penyediaan bibit,

pakan, kesehatan, reproduksi, manajemen, penanganan pasca panen dan pemasarannya.

(23)

 Dalam pengembangan rusa awalnya dimulai

dari system penangkaran (meningkatkan populasi dan keuntungan materi).

 Pemerintah wajib untuk menggalakkan dan

mengembangkan kegiatan penangkaran rusa sebaik-baiknya,

 Penangkaran dapat merupakan jembatan

kearah usaha-usaha budidaya rusa, seperti halnya ternak lain.

(24)

 Pengembangan rusa diharapkan dapat meningkatkan :

(1) kesejahtraan masyarakat,

(2) ketrampilan dalam pemeliharaan rusa,

(3) nilai tambah, pengadaan sumber devisa Negara (4) kesadaran masyarakat terhadap upaya

pemanfaatan rusa yang selaras dengan memperhatikan azas kelestarian.

(5) minat masyarakat dalam budidaya penangkaran rusa

dibutuhkan pembinaan secara intensif dan terarah sehingga dapat menunjang produktifitas dan mempermudah cara pemanfaatannya. --- perlu dipikirkan dan dikaji Aspek penyediaan

bibit,

pakan, kesehatan, reproduksi, manajemen, penanganan pasca panen dan pemasarannya.

(25)

 Phyllum : Vertebrata  Sub phylum : Chordata  Class : Mammalia  Ordo : Artiodactyla  Subordo : Ruminansia  Family : Cervidae

 Subfamily :

Cervinae, Muntiacinae,

(26)

 Di Indonesia ada 4 jenis Rusa dari 2 genus

yaitu Cervus dan Axis

1.

Cervus

: Cervus timorensis dan

Cervus unicolor

2.

Axis

: Axis kuhli

Axis-axis

( introduksi

dari India pada jaman Belanda , dapat beradaptasi dengan alam lingkungan Indonesia.

(27)

 Populasi 1,5 juta di Irian Jaya (Fraser-Stewart, 1988)  Berwarna coklat keabu-abuan sampai coklat gelap

 Rambut kasar dan tebal, bulu bagian perut berwarna terang dari

pada bagian punggung

 Berat badan dewasa 40 – 50 kg, panjang badan 195 cm , tinggi

badan 100 – 110 cm

 Hidup berkelompok dan mempunyai daerah territorial  Aktif mencari makan pada siang dan malam hari

(28)

 Pakan rumput, daun muda dan buah-buahan  Daerah penyebaran Jawa, Sulawesi, Maluku,

Nusa tenggara

 Dewasa kelamin 7 – 9 bulan  Lama bunting 250 – 285 hari

 Jumlah anak per kelahiran 2 ekor  Interval kelahiran 1 – 2 tahun

 Lama menyusui/ umur sapih 4 bulan  Life spen 15 -18 tahun

(29)

 Berwarna hitam kecoklat-coklatan

 Berambut panjang dan lebat, hidung berwarna gelap, tebal

dan basah

 Berat badan dewasa 40 – 50 kg, panjang badan 150 – 200

cm, tinggi badan 140 – 160 cm

 Hidup soliter, kecuali pada musim kawin

 Aktif pada malam hari, dan bersembunyi pada siang hari  Habitat daerah padang alang-alang, dekat air dan dapat

(30)

 Pakan rumput berair dan daun muda  Daerah penyebaran Sumatera dan

Kalimantan

 Siklus hidup : dewasa kelamin 8 bulan  Lama bunting 7 bulan

 Jumlah anak per kelahiran 1 ekor  Interval kelahiran 1,5 tahun

 Lama menyusui/ umur sapih 3 - 4 bulan  Life spen 11 tahun

(31)

 Berwarna coklat terang sekitar mata dan bagian leher

berwarna putih, pada anak rusa yang baru lahir terdapat totol putih dengan warna dasar coklat

 Berat badan dewasa 45 kg, panjang badan 140 cm,

tinggi badan 65 cm

 Hidup jarang sekali bergerombol, biasanya hanya 2 –

3 ekor

 Aktif mencari makan pada siang dan malam hari  Habitat padang rumput dan hutan sekunder yang

(32)

 Pakan rumput dan daun-daunan  Daerah penyebaran pulau Bawean

 Siklus hidup : dewasa kelamin 2 tahun  Lama bunting 8 bulan

 Jumlah anak per kelahiran 1- 3 ekor  Interval kelahiran 1,5 tahun

 Lama menyusui/ umur sapih 8 bulan  Life spen 10 - 15 tahun

(33)

 Axis-axis (Rusa Tutul/Chital)

 Tersebar luas dari daerah India dan Ceylon

 Bulunya halus berwarna coklat sawo matang dan

bermotif totol putih

 Berat badan dewasa 75 – 100 kg  Berat lahir 3 – 3,5 kg

 Panjang badan 150 cm

 Tinggi badan 110 – 140 cm

 Hidup berkelompok (2-6 ekor/kelompok) dan

aktif pada siang hari

 Habitat padang rumput, semak, pada batas hutan

(34)

 Pakannya rumput dan daun-daunan

 Ditemukan pada ketinggian 1000 – 1200

meter diatas permukaan laut

 Siklus hidup : dewasa kelamin 1,5 - 2 tahun  Lama bunting 7 – 7,5 bulan

 Jumlah anak per kelahiran 1 ekor  Interval kelahiran 1 tahun

(35)

 Ranggah hanya dimiliki oleh rusa jantan, yang mempunyai

tingkat pertumbuhan sebagai berikut :

- Pedicle : tempat tumbuhnya tunas ranggah

- Velvet : ranggah muda yang diselimuti oleh bulu halus

- Casting : Ranggah keras sampai lepas

 Rataan lamanya tahap pertumbuhan ranggah :

- Ranggah velvet 148,8 +/- 11,44 hari - Ranggah keras 208,8 +/- 3,44 hari - Tanpa ranggah 373, 6 +/- 11,52 hari

(36)

 Periode terlama dari tahap pertumbuhan

ranggah dalam satu siklus berada pada tahap ranggah keras (rusa jantan berada pada masa aktif reproduksi ) pada bulan JUNI-FEBRUARI

 Grade Velvet Antler :

- Soft developing antler (Grade A) umur 55 – 60 hari

- Fully matured (5 tahun- 6 tahun dengan berat 2 -2,5 kg)

(37)

 untuk meninggikan kandungan volume darah  vitalitas yang lebih baik

 menyembuhkan masalah ginjal  gastrointestinal

 tekanan darah rendah  anemia

 anti allergenic (tinggkat kadar penyembuhan)  mengurangi asma dan tingkat fertility

HARGA VELVET ANTLER BASAH :

(38)

 Januari : Ranggah lepas

 Maret – Mei : tumbuh bungkul baru  Juni : tumbuh ranggah baru  Agustus- September : ranggah

tumbuh sempurna

(39)

Grade Diameter (cm) Panjang (cm) A > = 16 > = 40 B > = 14 > = 40 C > = 13 > = 40 D > = 11 > = 30 E > = 11 < 30

(40)

 Nilai kandungan mineral ranggah muda

bervariasi tergantung tingkat penulangan yang terjadi;

 Contoh pada rusa merah: (mg/kg BK)

- abu 34 - lemak 2,5 - nitrogen 8,4 - Ca 12,1; P 5,8 ; S 0,43 ; Mg 0,25 - Na 0,83 ; Kalium 0,42 ; Mn 3,4 - Zn 69 ; Fe 319 ; Se 0,18

(41)

 Persentase karkas 56 - 58 % (sapi 41 % dan domba 43 %)  Kualitas daging baik karena rendah kolesterol, (66 mg/100g)

Energi yang dihasilkan dari lemak daging pada rusa 22 % (sapi 33 % dan domba 35-47 %)

 Kandungan gizi daging (Protein daging 24,7 % (tetap dengan

bertambahnya umur), lemak 3,3% , Energi daging 628 jouls / 100 g

 Dagingnya empuk dan seratnya halus

 40 % dari bagian karkas belakang (3/4 bagian karkas belakang

(42)

 Sapi (beef) : ME 891 kg/100g, lemak 6,5 %,

protein 22 %, Kolesterol 67 mg/100g

 Domba (Lamb) : ME 969 kg/100g, lemak

18,2%, protein 17,4 %, kolesterol 72 mg/100 gr

(43)

MUNTJAK (

Muntiacus muntjak)

- M. m muntjak

(P.Jawa)

-

M.m. montanus

(P.Sumatera)

-

M.m.pleiharicus

( Kalimantan Selatan) -

M.m.bancanus

(P.Bangka, P. Beliton)

-

M.m.rubidus

(P. Kalimantan Utara) -

M.m. nainggolani

(P. Bali, Lombok )

(44)

Tubuh paling kecil

Posture tubuh agak berbeda dengan

posture tubuh rusa lainnya

Bukan type rusa yang senang dipegang

Panjang tubuh 90 – 110 cm

Tinggi gumba 50 cm

Berat tubuh 12 kg

Bulu halus, warna coklat kemerahan dan

keemasandibagian punggung, hingga

berwarna putih dibagian perut, pada yang jantan relatif lebih gelap.

(45)

Ukuran ranggah kecil 7 – 13 cm

Lama bunting 210 – 215 hari

Jumlah anak 1 ekor

Ciri khas adalah teriakan suaranya saat

tercekam (barking deer)

Rusa yang mudah stress, perlu naungan

untuk sembunyi

Lincah

(46)

 FAKTOR YG BERPENGARUH :

1. Natalitas (1,6 atau 160 anak rusa tiap 100

induk), jika induk boleh diburu meningkat (1,9). Untuk Indonesia belum diketahui

Tingkat keberhasilan tergantung : - daya dukung lingkungan

- kesehatan hewan - sifat genetik

- umur

- jumlah satwa - Sex ratio

(47)

2. Mortalitas :

Faktor yang berpengaruh :

- faktor perburuan, penyakit, predator, bencana, perusakan habitat

- kesejahtraan ternak (pakan, tempat berlindung dan air)

3. Migrasi :

- kebutuhan pakan dan air - curah hujan

- persediaan vegetasi

- predator maupun perburuan

(48)

 Teknik pembiakan :

- Induk terpilih, dimasukkan kedalam

kandang pembiakan (1 jantan : 3-5 induk) luas kandang pembiakan (100 m2/set induk)

atau 1 UT/0,05 ha/tahun

- siklus birahi : 1 bulan, lama birahi : 1- 2 hari

- Tanda berahi : alat kemaluan bengkak dan memerah

dan keluar lendir

- Musim kawin : Juli – September, musim melahirkan Desember- April

(49)

-Perkawinan :

betina dan jantan disatukan pada musim

kawin, pengaturan perkawinan dapat idividu atau kelompok

• Kebuntingan : menghindar dari pejantan, dan

mengatupkan ekornya, pada 2 bulan pertama nafsu makan meningkat, kel susu mulai aktif dan susu membesar

• Saat melahirkan : - kurang gerak, tiduran

tempat teduh, nafsu makan berkurang, alat

(50)

Kelahiran :

- Anak rusa termasuk prekosial (lahir mata

terbuka, rambut sempurna, 2-3 jam setelah dilahirkan dapat berdiri dan berjalan.

Penyapihan :

- lama penyapihan tergantung spesies (4-6 bulan)

(51)

 Sistem Pengelompokan :

umur dan jenis kelamin serta species

 Pengelompokan berdasarkan Umur :

1. Rusa baru sapih sampai 1 tahun 2. Rusa remaja (umur 1-2 tahun)

3. Rusa dewasa/induk umur di atas 2 tahun 4. Stag (jantan unggul)

(52)

 Bentuk fisik ramping  Kaki kuat

 Leher panjang

 Bulu utuh dan mengkilat

 Lincah dengan banyak gerakan  Nafsu makan tinggi

 Banyak beristirahat

 Pertumbuhan dan pelepasan ranggah normal  Siklus berahi normal

(53)

 Dilakukan setiap 3 bulan sekali

 Pertumbuhan ternak rusa (tinggi tubuh,

panjang tubuh, panjang kepala, leher, badan, ekor, kaki dan kuping

 Lingkar dada dan lingkar perut  Kesehatan fisik

(54)

 Umur mulai dewasa  Musim lepas ranggah  Musim kawin

 Siklus birahi dan lama birahi  Kebuntingan

 Kelahiran (berat anak, jumlah, jenis kelamin,

dan periode beranak

 Penyapihan

 Perilaku induk  Masa produktif

(55)

I. DIIKAT

II. DIKANDANGKAN III. CARA PEDOK

I. Pemeliharaan cara Diikat :

- Tidak umum , dilakukan dipedasaan - Tujuan untuk kesayangan

- Cara pemeliharaan : pagi hari dibawa ke

ladang pengembalaan sambil diikat, sore hari dibawa ke kandang bermalam

- Panjang tali minimal 3 m, terbuat plastik dan

agak besar, agar leher tidak luka tali diselubungi pipa plastik

(56)

Cara ini sulit untuk diterapkan pada

semua rusa

Diikat sejak kecil agar terbiasa, saat

mendekati masa lepas sapih

Pada cara ini rusa akan lebih jinak

Rusa kecil tidak dapat dipelihara secara

diikat (bawean dan kijang)

Pengikatan pada pejantan dengan

(57)

II . CARA DIKANDANGKAN :

- Kandang = sebuah bangunan, dengan dinding

rapat atau area terbuka dibatasi pagar dan tidak terlalu luas

- Pakan/hijauan diberikan setiap hari

- Pagar (papan, batu, bahan potong, bambu,

kawat harmonika/ bronjong ) diameter lubang 5 cm, terali besi

- Tinggi atap 2 m

- Kandang panggung tidak disarankan

- Pada kandang terbuka, sebagian sisi lantai

tanah ditinggikan 0,5 – 1,0 m ( berlindung dari genangan air)

(58)

Ukuran kandang rusa : Rusa timor dewasa

(p x l x t = 1,8 x 1,2 x 1,9), di NTT (20 x 112 m2), 2,75 x 12,5 m2/ekor.

Luas kandang (Korea) pada skala kecil 965

– 2.216 m2, jumlak kandang 5,6 buah (2,8 per peternak)

Pakan tambahan rata-rata 2,2 kg

BK/ekor/hari (kisaran 1,0-3,2 kg) Imbangan Hijauan :konsentrat (89 :11 pada musim

panas, dan 29 :71 musim dingin

(59)

Rusa Timor :

umur 3 – 12 bulan ……… 1,00 – 1,50 m2/ekor betina dewasa……….1,75 - 2,25 m2/ekor jantan dewasa……….2,00 - 2,75 m2/ekor Rusa Sambar :

umur 3 – 12 bulan ……… 1,00 – 1,80 m2/ekor betina dewasa……… 2,00 - 2,50 m2/ekor jantan dewasa……… 2,75 - 3,25 m2/ekor

(60)

III. Pemeliharaan cara PADOCK : - Usaha peternakan komersil

- Kesediaan rumput cukup, sumber air, naungan

- Faktor penting dalam sistem paddock

adalah :

a. akses tempat tinggal pegawai/peternak b. akses lalu lintas kegiatan

c. topografi

d. Naungan (pohon jarak 3-5/ 5-7 m) e. sumber air

(61)

Paddock :

a. Bentuk (memanjang, persegi)

b. Penetapan Luasan paddock (jumlah

paddock, kemudahan pengeluaran rusa, pemisahan kelompok)

c. Luas paddock yang ideal (1,5 – 2,0 Ha),

ukuran sedang (0,3 – 1,0 Ha), kecil (50 – 200 m2)

d. Tingkat kepadatan pada padang rumput

(12 – 15 ekor/ha untuk dewasa , untuk rusa<2 tahun 15-20 ekor

(62)

e. Pintu pedock berada pada salah satu sudut padock, hindari pintu ditengah (2,0 – 2,5 m) dengan engsel 180 derajat, gang

(raceaway) (2-2,5 m) bentuknya menyerupai huruf V

f. Pagar pemisah padock dengan luar padock 2 m, dan antar padock 1,75 – 2 m. Bahan

pagar kawat dengan ukuran diameter

2,5mm, bentuk persegi, kualitas HT (high tensile) Tinggi alas pagar dari tanah 0,4 m g. Kandang Kerja : nyaman bagi pekerja,

dilengkapi kandang penjepit, ruang

timbang, warna cat kandang agak gelap, letaknya ditengah atau sudut padock.

(63)

a. Kandang kerja : langit-langit tinggi, ventilasi baik, ukuran (10 x 3 m)---

lorong (2,0 -2,5 m)--- kandang kerja yang lebih kecil (3 x 3 m/ 2 x 3 m). Tinggi

dinding 2,4 m

b. Ruang penanganan (2-3 m) --- ruang penjepit, ruang timbang, ruang angkut

c. Ruang penimbangan, cukup untuk berdiri,

dari kotak kayu

d. Ruang penjepit (Khas untuk rusa),

fungsinya pemeriksaan rusa, pemotongan ranggah,vaksinasi, penomoran telinga,

(64)

ALAT PENJEPIT : ada 2 model

1. Model

Squeeze (sifatnya menjepit

rusa)---

rusa masuk suatu kotakan alat

penjepit, setelah tubuh rusa masuk,

maka dinding yang dilapisi busa akan

menjepit badan rusa, dengan sistem

hidrolik

2. Model

drop floor (prinsipnya rusa

masuk dalam suatu kotakan yang

menjepit bagian kaki (berbentuk Y),

(65)

Ruang pengangkutan meruncing ( 9 m2

--- lebar =0,6 m, panjang 2-3 m,

tinggi dinding 2,5 m

Lantai berupa tanah kering dan padat,

(66)

Mampu beradaptasi dengan berbagai

perubahan pakan

Pemberian pakan disesuaikan dengan

kelompok:

a. induk bunting b. induk menyusui

c. jantan dewasa tumbuh ranggah muda d. jantan dan betina dewasa siap kawin e.Umur lepas sapih hinggga umur potong

(67)

 Jenis pakan rusa (pemamah biak) : rumput,

hijauan, dedaunan, dan buah buahan

 konsentrat, garam dan vitamin, dan urea (1 :

300kg rumput)

 Pemberian pakan rusa sapih, hijauan

dipotong potong, sayuran, rumput muda

(68)

- Air : 1,0 – 2,5 liter/hari - Protein : 15-19 % BK - Energi : Pertumbuhan : 24 – 32 Mj/kg BB Maintenance : 0,51 – 0,53 Mj/kg.0,75/hari

- Mineral : Ca, P, Mg, K, Na dan S

(mineral blok)

(69)

Kebutuhan Hijauan :

- 1,2 – 1,6 kg BK ( 2,2 -3,8 kg segar) untuk

rusa muda

- 2,2 kg BK (4,3 kg segar) untuk dewasa

- Kebutuhan Konsentrat :

(70)

Eksternal Parasit :

- Lalat hijau (Chrsomia bezziana), - lalat lekat (Hippobosca maculata), - lalat pitak (Tabanus rubidus),

- lalat kerbau (Stomoxys calsitrans)

- Caplak

Internal Parasit :

- Cacing paru (Dictyocaulus spp) Penyakit lainnya :

- Pneumonia, Malignant Catarhal Fever, Brucellosis, Tuberkulosis, Capture

(71)

Penyakit lainnya pada rusa :

- Pneumonia

-

Malignant Catarhal Fever

- Brucellosis

- Tuberkulosis

- Capture myopathy

(72)

1.Bagaimana menurut pemikiran saudara tentang prospek pengembangan rusa ,

ditinjau dari undang undang dan peraturan lainnya serta kendala yang dihadapi.

2. Apakah semua jenis rusa mempunyai

potensi produksi dan reproduksi yang sama? Jika ya atau tidak jelaskan dan berikan contoh satu jenis rusa dengan ciri-cirinya.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perilaku dan Aspek Pakan Rusa Timor ( Rusa timorensis Blainville 1822) Remaja Pada Kandang dan Jenis Pakan yang Berbeda

Jenis satwaliar yang dapat diamati di padang penggembalaan itu diantaranya banteng (Bos javanicus), rusa timor (Cervus timorensis),. merak hijau (Pavo muticus) dan

Topik yang dipilih dalam penelitian ini adalah ekologi kuantitatif dengan judul Penentuan Ukuran Populasi Minimum dan Optimum Lestari Rusa Timor (Rusa timorensis)

Profil Leukosit Rusa Timor (Rusa timorensis) Betina pada Tiap Fase Berahi yang Disuplementasi Magnesium, Zinc dan Selenium.. (Pembimbing: DAUD SAMSUDEWA dan YON SOEPRI

Hal inkonsisten dalam menerapkan peraturan dalam pengelolaan TNW oleh pemerintah adalah dengan memasukan satwa eksotik, yaitu rusa timor (Cervus timorensis) sebagai

Jika dibandingkan dengan rusa tropis Indonesia lainnya, Rusa Jawa memiliki banyak anak jenis, sebagai rusa dengan nama daerah cukup beragam dan sebagai rusa

dalam pemberian jenis pakan yang paling disukai (preferensi) Rusa timor (Rusa timorensis) di stasiun penelitian Buat adalah Rumput gajah (Pennisetum purpureum) dengan

Hal inkonsisten dalam menerapkan peraturan dalam pengelolaan TNW oleh pemerintah adalah dengan memasukan satwa eksotik, yaitu rusa timor (Cervus timorensis) sebagai