• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

COVER HALAMAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat Penulisan D. Rumusan Masalah

BAB II TINJAUAN TEORI A. Anatomi Fisiologi B. Definisi

C. Etiologi D. Patofisiologi E. Pathway

F. Gejala Dan Tanda G. Klasifikasi

H. Komplikasi I. Penatalaksanaan J. Pencegahan

K. Pemeriksaan diagnostik L. Asuhan Keperawatan Teori

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul

HIPEREMESIS GRAVIDARUM“.

Makalah ini penulis susun dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Maternitas 2, dan merupakan salah satu tugas individu yang harus dipenuhi oleh mahasiswa.

Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah yakni ibu IKHA ARDIANTI,S.Kep, Ns dan Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Bojonegoro,30 September 2013

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih berat

Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)

Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah – muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum

4 : 1000 kehamilan. (Sastrawinata, 2004)

Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan. (Walsh, 2007)

(4)

Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atu defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps sering umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. (Lowdermilk, 2004)

B. TUJUAN

1. untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum 2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum 3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum 4. Untuk mengetahui pathway hiperemesis gravidarum

5. Untuk mengetahui gejala dan tanda hiperemesis gravidarum 6. Untuk mengetahui klasifikasi hiperemesis gravidarum 7. Untuk mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum 8. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum 9. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum

10. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik hiperemesis gravidarum 11. Untuk mengetahui asuhan keperawatan teori hiperemesis gravidarum

C. MANFAAT PENULISAN

Diharapkan kepada pembaca terutama mahasiswa/i kesehatan untuk dapat mengerti dan memahami hiperemesis gravidarum serta mengetahui tanda dan gejala sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan secara cepat dan tepat.

D. RUMUSAN MASALAH

(5)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Anatomi fisiologi

1) Alat kelamin luar (genetalia eksterna)

a) Monsveneris

Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari jaringan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.

b) Vulva

Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva dilingkari oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi satu dan membentuk kommisura posterior dan perineam. Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di mons veneris.

c) Labio mayora

Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membatasi vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasca. Saat pubertas tumbuh rambut di mons veneris dan pada sisi lateral.

d) Labio minora

Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio mayora, dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio minora adalah vestibulum.

e) Vestibulum

Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio minora), maka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum terdapat muara-muara dari liang senggama (introetus vagina uretra), kelenjar bartholimi dan kelenjar skene kiri dan kanan.

f) Himen (selaput darah)

Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.

(6)

g) Perineum

Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul yang ditutupi oleh kulit perineum.

2) Alat kelamin dalam (genetalia interna)

a) Vagina

Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris, khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 7½ cm. Merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae.

b) Uterus

Organ yang tebal, berotot berbentuk buah Pir, terletak di dalam pelvis antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium. Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang uterus 7½ cm, lebar  5 cm, tebal  2 cm. Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr. Uterus terdiri dari :

(1) Fundus uteri (dasar rahim)

Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada pemeriksaan kehamilan, perabaan fundus uteri dapat memperkirakan usia kehamilan.

(2) Korpus uteri

Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.

(3) Servix uteri

Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum.

Lapisan-lapisan uterus, meliputi :

(1) Endometrium (2) Myometrium (3) Parametrium

(7)

c) Ovarium

Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus dibawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.

d) Tuba Fallopi

Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum ke dalam uterus. Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang memberikan nutrisi pada ovum. Tuba fallopi disebut juga saluran telur terdapat 2 saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak berjalan lurus. Terus pada ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk memeluk ovum saat ovulasi agar masuk ke dalam tuba (Tambayong, 2002).

B. DEFINISI

Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing.

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).

Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)

Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112)

Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009).

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas sedang sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri Willson.2006.hal:1424)

(8)

C. Etiologi

Kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tetapi beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Faktor adaptasi dan hormonal

Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum. Dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, wanita primigravida dan over distensi rahim pada hamil ganda dan hamil mola hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan khorionik gonadrotropin, sedangkan pada hamil ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi hiperemesis gravidarum itu.

2. Faktor psikologis

Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum jelas. Besar kemungkin bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dan sebagainya, diduga dapat menjadi faktor kejadian

hiperemesis gravidarum.

(Manuaba,1998 : 209-210)

D. Patofisiologi

Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual muntah terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokeoremia, penurunan klorida urin selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbulnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna sehingga terjadi ketosis, hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal. Jantung atrofi, kecil di biasanya. Terdapat perdarahan pada otak, terdapat degenerasi lemak pada tubuh kontorfi serta ginjal tampak pucat

(9)

Dari otopsi wanita yang meninggal (menurut Manuaba, 1999. hal: 102) karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh sebagai berikut :

1. Hepar : Pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah teru-menerus.

2. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial, ini sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.

3. Otak : terdapat perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensefalopati wernicke dapat dijumpai (dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil didaerah korpora mamilaria ventrikel ketiga dan ke empat).

4. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.

(10)

E. PATHWAY

Peningkatan hormon estrogen Hormon HCG

Peningkatan pada HCL Mual Muntah Berlebih Lambung Kosong

Peristaltik

HCL ikut keluar Output Berlebih Peningkatan Sensitivas Pada Indra Pengecap HCL meningkat Nyeri di Gaster Gangguan Nyamar (Nyeri) Perubahan Psikologis Rasa pahit dimulut Nafsu makan menurun Ketidaksinambungan cairan & elektrolit Intake kurang BB turun Cairan Intrasell Intertitial Haus Dehidrasi Metabolisme Intrasel Menurun Otot Lemah Kelemahan Tubuh Intoleransi aktifitas Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Krisis Kurang Informasi Ancaman kehilangan janin Cemas Kurang Pengetahuan Kehamilan

(11)

F. Gejala dan Tanda

Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan.

Tingkat 1 : Ringan

Mual muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, tidak nafsu makan, berat badan turun dan rasa nyeri pada epigastrium, nadi sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah kering, mata cekung.

Tingkat 2 :Sedang

Penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan mata sedikit ikterik, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi acetonuria dan nafas bau aceton.

Tingkat 3 :Berat

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat kesadaran, suhu badan meningkat, tensi menurun, icterus, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati wernicks) dengan gejala : nistagmus, diplopia, perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

(12)

G. Klasifikasi

Tingkat Hiperemesis

Gravidarum

Tanda dan gejala

Tingkat Pertama

a. muntah yang terus menerus disertai dengan intoleransi terhadap makan dan minum.

b. penurunan berat badan

c. nyeri epigastrium karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagus

d. Pertama-tama isi muntahan adalah makanan, kemudian lendir beserta sedikit cairan empedu, dan kalau sudah lama bisa keluar darah.

e. Frekuensi nadi meningkat sampai 100 kali/menit pada pemeriksaan fisik :

 mata cekung  lidah kering

 turgor kulit menurun  urin sedikit berkurang.

 tekanan darah sistolik menurun

Tingkat Kedua

a. pasien memuntahkan segala yang dimakan dan diminum b. berat badan cepat menurun

c. ada rasa haus yang hebat

pemeriksaan Fisik :  Pasien terlihat apatis

 Pucat  lidah kotor

 kadang ikterus karena fungsi ginjal terganggu  ditemukan aseton dan bilirubin dalam urin.  Frekuensi nadi 100-140 x/i

(13)

Tingkat ketiga

a. berkurangnya muntah atau bahkan berhenti b. kesadaran menurun (delirium sampai koma)

Pemeriksaan Fisik :  Pasien mengalami ikterus

 Sianosis  Nistagmus

 gangguan jantung

 ditemukan bilirubin dan protein.

H. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain: a) Komplikasi ringan:

Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gagguan psikologis.

b) Komplikasi yang mengancam kehidupan:

Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.

(14)

I. Pencegahan

Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara :

1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik

2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

3. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering 4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, erlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.

5. makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan 6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin 7. Defekasi teratur

8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula

J. Penatalaksanaan

Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan pada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diet ibu hamil, makan dalam porsi kecil /sedikit namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur. (Ida Ayu C. Manuaba, 2008).

Terapi Obat

Terapi obat diberikan apabila cara di atas tidak mengurangi keluhan dan gejala. Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen.Dapat menggunakan sedativa (luminal, stesolid), vitamin (BI dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, acopreg, avomin, torecan) antasida dan anti mulas.Pada keadaan lebih berat diberikan anti emetic seperti disiklomin hidrokloride atau khlorpromasin.Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di Rumah Sakit. (Sarwono P, 2007 : 126).

(15)

Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara baik.Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang tanpa pengobatan. (Sarwono, 2007: 133).

Terapi Psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dengan menghilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, mengurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah atau konflik yang kiranya menjadi latar belakang penyakit ini.

(Sarwono, 2007 : 134).

Cairan Parenteral

Cairan parenteral yang diberikan cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glucose 5% dalam cairan garam fisiologissebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Dibuat daftar control caran yang masuk dan dikeluarkan. Dengan penanganan ini umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan bertambah baik.

(Sarwono, 2007 : 134). Hiperemesis Gravidarum Tingkat II dan III Harus Dirawat Inap di Rumah Sakit

1. Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di rumah sakit saja telah banyak mengurangi mual muntahnya

2. Isolasi

Jangan terlalu banyak tamu. Kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah

3. Terapi psikologis

Berikan pengertian bahwa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis. Jadi tidak perlu takut dan khawatir. Penambahan cairan

Berikan infus Dextrose / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter/24 jam. 4. Berikan obat-obatan seperti te1ah dikemukakan di atas.

Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan.

(Mochtar R.. 1998).

K. Pemeriksaan diagnostic

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar.Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan

(16)

umum.Tetapi harus difikirkan kemungkinan kehamilan muda dengan penyakit lain yang juga dapat menyebabkan muntah seperti ileus, appendicitis akuta, pielonefritis, ulkus ventrikulus, dan tumor serabi.

Pemeriksaan diagnostic: 1. labolatorium

darah : hb, haemotokrit, golongan darah, kadar estriol

urin : kemungkinan ditemui protein, aceton dan kadar estriol yang berkurang, reduksi. pada pemeriksaan hiperemesis gravidarum grade I yang dilakukan :

elektrolit darah dan urinalisis.

pada hiperemesis gravidarum urin terdapat aseton 2. USG

untuk mengetahui keadaan janin hidup, intrauterine, tunggal, cairan amnion berkurang, derajat kematangan plasenta

3. pemeriksaan cardiotokografi (CTG) untuk mengetahui DJJ yang abnormal 4. pemeriksaan Amnioskopi

untuk mengetahui air ketuban berkurang, bercampur mekonium dan mengandung sel-sel 5. pemeriksan sitosol vaginal

untuk mengetahui adanya tanda-tanda post-term

L. Asuhan keperawatan teori

I. Pengkajian

1. Data Subjektif

Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.

Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.

(17)

Data Objektif Pemeriksaan fisik

1. Keadaan Umum

Kesadaran : Pada kasus hiperemesis gravidarum umumnya lemah.Stabil,Menurun dari composmentis sampai koma,Untuk mengetahui Keadaan emosional yang dialami oleh ibu

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum tekanan darahnya turun.

Nadi : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum denyut nadinya meningkat > 100 x menit.(Prawirohardjo, 2002 : 278)

Suhu : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum suhu tubuhnya meningkat. 3. Muka

Kelopak mata : Cekung Konjungtiva : Pucat Sklera : Putih

Cloasma gravidarum : ada atau tidak ada. Oedem : ada atau tidak ada

4. Hidung

Polip : ada atau tidak ada Pendarahan : ada atau tidak ada Sekret : ada atau tidak ada Peradangan : ada atau tidak ada

5. Mulut dan Gigi

Caries : ada atau tidak ada

Gusi : ada pendarahan atau tidak ada Tonsil : ada pembengkakan atau tidak ada

6. Telinga

Serumen : ada/ tidak

7. Pembesaran kelenjar tiroid : ada/ tidak 8. Pembesaran kelenjar limfe : ada/ tidak

(18)

9. Dada

Jantung : ictus cordis regular/ tidak

Paru-paru : ada/ tidak ronchi dan wheezing Payudara

- Bentuk : simetris/ tidak - Kebersihan : bersih/tidak - Benjolan : ada/ tidak - Rasa Nyeri : ada/ tidak 10. Punggung dan pinggang

Posisi tulang belakang : lordosis/ tidak Pinggang nyeri : ada/ tidak nyeri ketuk

11. Ekstermitas atas dan bawah

Oedema kanan / kiri :ada/ tidak ada Kekakuan sendi dan otot :ada/ tidak ada varises kanan/kiri : ada/tidak ada

Reflek patella : kanan/kiri positif/ negatif 12. Abdomen

Linea : Tidak ada Striae : Tidak ada

Pembesaran : sesuai umur kehamilan atau tidak Benjolan : tidak ada

Konsistensi : lembek 13. TFU

Leopold I

a. Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil

b. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian dalam fundus c. Konsistensi uterus

Leopold II

a. Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri b. Menentukan letak punggung janin

(19)

Leopold III

a. Menentukan apa yang terdapat dibagian terbawah

b. Untuk menentukan bagian terbawah janin apakah bagian tersebut sudah masuk pintu atas panggul atau belum ( jika belum bagian terbawah tersebut dapat digoyangkan )

Leopold IV

a. Pemeriksaan menghadap kearah kiri ibu hamil

b. Seberapa jauh bagian terbawah janin masuk pintu atas panggul. ( Mochtar : 1990;92 )

12. Fetus DJJ : belum terdengar 13. Anogenital

Vagina : Terdapat tanda chadwick, elastisitas bertambah, tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini dan skene.

Anus : Tidak ada haemoroid

14.eliminasi :Pemeriksaan laboratorium

- Haemoglobin : Normalnya 11 gr%

Pada hyperemesis gravidarum tidak menutup kemungkinan lib ibu hamil kurang dari 11 gr% dikarenakan kurangnya asupan nutrisi yang

mengakibatkan terjadinya anemia.

- Urine : Untuk megetahui ada/tidaknya protein dan albumin dalam urine. Normalnya protein negatif.albumin urine (reduksi) negatif.

Kebutuhan Dasar Khusus

* Aktifitas istirahat

Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit). * Integritas ego

Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.

* Eliminasi

Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.

(20)

* Makanan/cairan

Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.

* Pernafasan

Frekuensi pernapasan meningkat. * Keamanan

Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma * Seksualitas

Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.

* Interaksi sosial

Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

Tes Laboratorium

* Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi. * Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.

(21)

I. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah

2. Devisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan terhadap mual muntah

3. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan 4. Intoleransi aktifitas b/d ketidak adekuatan sumber energi sekunder

5. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d keterbatasan informasi

II. Intervensi keperawatan

N o

Diagnosa keperawatan

Perencanaan

Tujuan Intervensi Rasional

1 . nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah

Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2x24jam diharapkan masalah dapat teraatasi dengan:

Kriteria Hasil ; 1. Klien akan

mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat gizi yang adequate 2. Klien tidak mengalami nausea dan vomitus 3. Klein akan mentoleransi diit yang telah di programkan 4. Klien akan 1. Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang

mengandung zat gizi yang adequate 2. Anjurkan untuk

menghindari makanan yang berlemak

3. anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur

4. Catat intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam

1. Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh

2. dapat menstimulus mual dan muntah

3. Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih

4. Untuk mempertahankan

keseimbangan nutrisi. 5. Untuk mengurangi rasa

(22)

mengalami peningkatanberat badan yang sesuai selama hamil

1.

periode tertentu. 5. Kolaborasi dengan tim

kesehatan lain : Terapi gizi :Diet makanan cukup dalam semua zat gizi kecuali kalium 2 . Devisit volume cairan b/d kehilangan cairan terhadap mual muntah

Setelah dilakukan tindakan keperawatn selama 2x24 ja,diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi dengan: Kriteria Hasil :

1. Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi

normal,yangterbukti dengan turgor kulit normal,membrane mukosa lembab, berat badan stabil ttv dalam batas normal;

elektrolit,serum,Hb, hematocrit,dan berat jenis urin akan berada dalam batas normal.

2. KLien tidak akan muntah lagi. 3. Klien akan

1. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.

2. Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis.

3. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD,

input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar. 4. Anjurkan peningkatan

asupan minuman berkarbonat.

1. Memberikan data

berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada kehamilan 2. Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi

3. Sebagai indikator dalam membantu

mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.

4. Membantu dalam

meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman

(23)

mengkonsumsi asupan dalam jumlah yang adequate.

5. Timbang Berat Badan setiap hari 6. Kolaborasi Pemberian obat :  Sedativa : phenobarbital  Vitamin : vitamin B1 atau B6- kompleks  Anti histamine: dramamin, avomin  Anti emetik: (pada

keadaan lebih berat): Disiklomin lambung. 5. Mendetaksi kehilangan cairan,penurunan 1kg BB sama dengan Kehilangan cairan 1lt. 6. Menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar seimbang.

(24)

3 . Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24

jam,diharapkan ketakutan klien teratasi dengan : Kriteria Hasil:

Klien memverbalisasi perasaan dan

kekhawatirannya tentang kesejahteraan janin

1. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung 2. Kaji tingkat fungsi

psikologis klie 3. Berikan support psikologis 4. Berikan penguatan positif 5. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal

 Untuk mencegah dan

mengurangi kecemasan

 Untuk menjaga

intergritas psikologis

 Untuk menurunkan

kecemasan dan membina rasa saling percaya  Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan  Penting untuk meningkatkan

(25)

4. Intoleransi aktifitas b/d ketidak adekuatan sumber energi sekunder Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan px. Dapat beraktifitas secara mandiri

dengan kriteria hasil : 1. Px. Dpat

memperlihatkan kemajuan

khususnya tingkat yang lebih tinggi 2. Px. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktifitas. Mandiri: 1. Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan yang tenang ; batasi pengunjung sesuai keperluan 2. Ubah posisi dengan sering,Berikan perawatan kulit yang baik 3. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi,bantu melakukan latijan rentang gerak sendi pasif/aktif 4. Dorong penggunaan tekhnik manajemen stress.contoh progresiv,visuali sasi, bimbingan imajinasi Kolaborasi 1. Meningkatkan istirahat dan ketenangan 2. Meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu u/

menurunkan resikokekurangan jaringan

3. Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan.ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang menunggu periode istirahat. 4. Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi,memutusk an kembali perhatian dapat meningkatkan koping

(26)

5. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d keterbatasan informasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,diharapkan klien tentang perubahan fisiologis dan

psikologis yang normal dan tanda-tanda bahaya

kehamilan dengan kriteria hasil: 1. Klien menjelaskan perubahan fisiologis dan psikologis normal berkaitan dengan kehamilan trimester pertama 2. Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri yang meningkatkan kesehatan 5. Pemberian obat sesuai indikasi: sedative,agen antiansietas,cont oh diazepam (valium);lorazep am (Ativan). Mandiri 1. Jelaskan Tentang Hiperemesis Gravidarum dan kaji pengetahuan px. 2. Berikan Pendidikan keseatan tentang Hiperemesis gravidarum 3. Buat hubungan perawat-px. Yang mendukung & terus menerus 4. Petahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien. 5. Membantu dalam manajemen kebutuhan tidur 1. U/ mengetahui seberapa dalam pengetahuan pasien tentang penyakitnya dan tentang penatalaksanaan di rumah. 2. U/ meningkatkan pengetahuan pasien tentang Hiperemesis Gravidarum 3. Peran penyuluh

atau konselor dapat memberikan bimbingan antisipasi dan meningkatkan tanggung jawab individu terhadap kesehatan 4. Penerimaan penting u/ menggambarkan dan mempertahankan hubungan.

(27)

3. Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehmilan 1 5. Evaluasi apengetahuan peubahan fisiologis/psikologi s yang normal pada kehamilan 5. Memberikan informasi u/ membantu mengidentifikasi kebutuhan-kebtuhan dan membuat rencana keperawatan

(28)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu hamil pun akan menjadi buruk.

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi kehamilan usia muda pada umur kehamilan trimester satu sampai dengan memasuki trimester ke dua, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum ibu yang sedang hamil dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya namun karena adanya ketidak normalan ibu dalam menjalani kehamilan ini. Oleh karena itu pada ibu hamil yang sedang mengalami mual munta pada kehamilannya jangan dianggap biasa, karena mual muntah yang berlebihan pada saat ibu hamil akan mengakibatkan keadaan ibu menjadi lemah dan perkembangan janin terganggu.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam mengenali mual muntah pada ibu hamil yang berlebihan dan dapat mengganggu kesehatan ibu dan perkembangan janin.

2. Petugas Kesehatan

Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dengan disertainya makalah mengenai hiperemesis gravidarum ini mampu memberikan referensi yang berguna untuk meningkatkan penanganan dan pengetahuan bagi petugas medis untuk merawat ibu hamil yang mengalami mual muntah berlebihan

(29)

DAFTAR PUSTAKA

1) Soetjiningsih.2010.Masalah yang dialami ibu hamil trimester satu . Jakarta: EGC 2) Dwana Estiwidani, DKK, “Konsep Kebidanan”, 2008

3) Ayu, Ida. 2008. Buku Ajar PatologiObstetri. Jakarta: EGC. Hlm 41-53

4) Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Hlm. 39-40 5) Farkas, G. and Farkas Jr., G.: The psychogenic etiology of hyperemesis gravidarum. Proc IIIrd

intern. Congr.

6) Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi. Cetakan ke-II. Jakarta : EGC.

7) Prawirohario. Sarwono, 2001. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. 8) Prawirohario. Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologisb.

Kejadian hiperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh primigravida daripada multigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat stres dan usia ibu saat mengalami

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu prpasienes yang

Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama masa hamil yang dapat menyebabkan pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi terganggu

Penyebab hiperemesis gravidarum hiperemesis gravidarum belum diketahui  belum diketahui secara pasti secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor

Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan

Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa secara umum partisipan mengalami hiperemesis gravidarum, dimana semua pertisipan mengalami mual-muntah lebih dari